You are on page 1of 13

SELULITIS

PENDAHULUAN
Penyakit kulit yang disebabkan oleh Staphylococcus, Streptococcus, atau
oleh keduanya disebut pioderma. Penyebab utamanya ialah Staphylococcus
aureus dan Streptococcus B hemolyticus, sedangkana Staphylococcus
epidermidis merupakan penghuni normal di kulit dan jarang menyerang infeksi.
Faktor predisposisi pioderma adalah higiene yang kurang, menurunnya daya
tahan tubuh, dan telah ada penyakit lain di kulit. Salah satu bentuk pioderma
adalah selulitis yang akan dibahas pada referat ini.
1
Selulitis adalah peradangan akut terutama menyerang jaringan dermis dan
subkutis. Faktor risiko untuk terjadinya infeksi ini adalah trauma lokal (robekan
kulit), luka terbuka di kulit atau gangguan pembuluh vena maupun pembuluh
getah bening.
2
ebih dari !"# penderita selulitis memiliki penyakit sistemik.
$
Penyakit ini biasanya didahului trauma, karena itu tempat predileksinya di
tungkai ba%ah.
1
&ejala prodormal selulitis adalah demam dan malaise,
kemudian diikuti tanda'tanda peradangan yaitu bengkak (tumor), nyeri (dolor),
kemerahan (rubor), dan teraba hangat (kalor) pada area tersebut.
1
Sebagian besar kasus selulitis dapat sembuh dengan pengobatan
antibiotik. (nfeksi dapat menjadi berat dan menyebabkan infeksi seluruh tubuh
jika terlambat dalam memberikan pengobatan.
)
EPIDEMIOLOGI
Selulitis dapat terjadi di semua usia, tersering pada usia di ba%ah $ tahun
dan usia dekade keempat dan kelima.
2
(nsidensi pada laki'laki lebih besar
daripada perempuan dalam beberapa studi epidemiologi. (nsidensi selulitis
ekstremitas masih menduduki peringkat pertama. *erjadi peningkatan resiko
selulitis seiring meningkatnya usia, tetapi tidak ada hubungan dengan jenis
kelamin
)
.
Prevalensi selulitis di seluruh dunia tidak diketahui se+ara pasti. Sebuah
studi tahun 2"", melaporkan insidensi selulitis di -tah, .S, sebesar 2!,, kasus
per 1""" penduduk per tahun dengan insidensi terbesar pada pasien laki'laki
dan usia !)',! tahun. Se+ara garis besar, terjadi peningkatan kunjungan ke
pusat kesehatan di .merika Serikat akibat penyakit infeksi kulit dan jaringan
lunak kulit yaitu dari $2,1 menjadi !/,1 kasus per 1""" populasi dari 1001'2"")
dan pada tahun 2"") men+apai 1!,2 juta kasus.
)
2ata rumah sakit di (nggris
melaporkan kejadian selulitis sebanyak ,0.)1, kasus pada tahun 2""!'2""),
selulitis di tungkai menduduki peringkat pertama dengan jumlah )/./2! kasus.
$
2ata rumah sakit di .ustralia melaporkan insidensi selulitis sebanyak 11,) per
1".""" populasi pada tahun 2""1'2""2. 2i Spanyol dilaporkan /,,# (122
pasien) dalam periode ) tahun menderita erysepelas dan selulitis. 3anyak
penelitian yang melaporkan kasus terbanyak terjadi pada laki'laki, usia dekade
keempat hingga dekade kelima, dan lokasi tersering di ekstremitas ba%ah.
$
ETIOLOGI
Penyebab selulitis paling sering pada orang de%asa adalah
Staphylococcus aureus dan Streptokokus beta hemolitikus grup A sedangkan
penyebab selulitis pada anak adalah Haemophilus influenza tipe b (4ib),
Streptokokus beta hemolitikus grup A, dan Staphylococcus aureus.
Streptococcuss beta hemolitikus group B adalah penyebab yang jarang pada
selulitis.
,
Selulitis pada orang de%asa imunokompeten banyak disebabkan oleh
Streptococcus pyogenes dan Staphylococcus aureus sedangkan pada ulkus
diabetikum dan ulkus dekubitus biasanya disebabkan oleh organisme +ampuran
antara kokus gram positif dan gram negatif aerob maupun anaerob. 3akteri
men+apai dermis melalui jalur eksternal maupun hematogen. Pada
imunokompeten perlu ada kerusakan barrier kulit, sedangkan pada
imunokopromais lebih sering melalui aliran darah. 5nset timbulnya penyakit ini
pada semua usia.
,
Faktor predisposisi erisepelas dan selulitis adalah6 kaheksia, diabetes
melitus, malnutrisi, disgamaglobulinemia, alkoholisme, dan keadaan yang dapat
menurunkan daya tahan tubuh terutama bila diseratai higiene yang jelek. Selulitis
umumnya terjadi akibat komplikasi suatu luka atau ulkus atau lesi kulit yang lain,
namun dapat terjadi se+ara mendadak pada kulit yang normal terutama pada
pasien dengan kondisi edema limfatik, penyakit ginjal kronik atau hipostatik.
,
*abel 16 7tiologi Soft Tissue Infection (STIs)
Sumber : Eron LJ. Cellulitis and Soft-Tissue Infections. American College o P!"#ician#.
$%%&.
Gambar ': Specific Anatomical Variants of Cellulitis and Causes of Predisposition to the
Condition.
Sumber : Eron LJ. Cellulitis and Soft-Tissue Infections. American College o P!"#ician#.
$%%&.
PATOGENESIS
3akteri patogen yang menembus lapisan luar menimbulkan infeksi pada
permukaan kulit atau menimbulkan peradangan. Penyakit infeksi sering
berjangkit pada orang gemuk, rendah gi8i, kejemuan atau orang tua pikun dan
pada orang yang menderita diabetes mellitus yang pengobatannya tidak
adekuat.
/
Setelah menembus lapisan luar kulit, infeksi akan menyebar ke jaringan'
jaringan dan menghan+urkannya, hyaluronidase meme+ah substansi
polisakarida, fibrinolysin men+erna barrier fibrin, dan le+ithinase menghan+urkan
membran sel.
2
&ambar 2. Skema Patogenesis
Bakteri patogen (streptokokus piogenes, streptokokus grup A, stapilokokus aureus)
Menyerang kulit dan jaringan subkutan
Meluas ke jaringan yang lebih dalam
Menyebar secara sistemik
Terjadi peradangan akut
Eritema lokal pada kulit
Edema kemerahan
Lesi
Nyeri tekan
erusakan integritas kulit
!angguan rasa nyaman dan nyeri
Sumber :.
GEJALA (LINIS
&ambaran klinis tergantung akut atau tidaknya infeksi. -mumnya semua
bentuk ditandai dengan kemerahan dengan batas jelas, nyeri tekan dan
bengkak. Penyebaran perluasan kemerahan dapat timbul se+ara +epat di sekitar
luka atau ulkus disertai dengan demam dan lesu. Pada keadaan akut, kadang'
kadang timbul bula. 2apat dijumpai limfadenopati limfangitis. *anpa pengobatan
yang efektif dapat terjadi supurasi lokal (flegmon, nekrosis atau gangren).
,
Selulitis biasanya didahului oleh gejala sistemik seperti demam, menggigil,
dan malaise. 2aerah yang terkena terdapat ! kardinal peradangan yaitu rubor
(eritema), +olor (hangat), dolor (nyeri) dan tumor (pembengkakan). esi tampak
merah gelap, tidak berbatas tegas pada tepi lesi tidak dapat diraba atau tidak
meninggi. Pada infeksi yang berat dapat ditemukan pula vesikel, bula, pustul,
atau jaringan neurotik. 2itemukan pembesaran kelenjar getah bening regional
dan limfangitis as+enden. Pada pemeriksaan darah tepi ditemukan leukositosis.
!
Periode inkubasi sekitar beberapa hari, tidak terlalu lama. &ejala prodormal
berupa6 malaise anoreksia9 demam, menggigil dan berkembang dengan +epat,
sebelum menimbulkan gejala'gejala khasnya. Pasien imunokompromais rentan
mengalami infeksi %alau dengan patogen yang patogenisitas rendah. *erdapat
gejala berupa nyeri yang terlokalisasi dan nyeri tekan. :ika tidak diobati, gejala
akan menjalar ke sekitar lesi terutama ke proksimal. ;alau sering residif di
tempat yang sama dapat terjadi elefantiasis.
1
okasi selulitis pada anak biasanya di kepala dan leher, sedangkan pada
orang de%asa paling sering di ekstremitas karena berhubungan dengan ri%ayat
seringnya trauma di ekstremitas. Pada penggunaan salah obat, sering berlokasi
di lengan atas. ;omplikasi jarang ditemukan, tetapi termasuk glomerulonefritis
akut (jika disebabkan oleh strain nefritogenik strepto+o++us, limfadenitis,
endokarditis bakterial subakut). ;erusakan pembuluh limfe dapat menyebabkan
selulitis rekurens.
,
Gambar ). Seluli*i# Seluli*i# berulang +i,a,i-e+ema*ou#- eri*!ema*ou# +engan bula
Sumber: .ol (- Jo!n#on /A- Fitspatricks: color atlas and synopsis of clinically
dermatology. Ne0 1or,: McGra0Hill. $%%&.
PEME/I(SAAN PENUNJANG
Pada selulitis bakteriemia tidak terlalu ada dan hasil positif pada
pemeriksaan kultur darah hanya !# dari angka kejadian. 5leh karena itu kultur
daeah rutin tidak menjadi pemeriksaan rutin yang efektif pada pasien
imunokompeten. :ika selulitis dengan komplikasi dengan lymphedema,
pemeriksaan kultur darah meningkat menjadi $"# dibutuhkan untuk diagnosti+.
2engan tambahan, demam tinggi, menggigil, bu+al dan periorbital selulitis atau
terkena air laut atau air ta%ar, merupakan indikasi untuk dilakukannya
pemeriksaan kultur darah. (dentifikasi bakteri penyebab merupakan gold standart
pada terapi antimi+roba untuk infeksi kulit.
2
*able 2. Laboratory and ther Studies for !"aluating #ellulitis and Soft$Tissue
Infection
*est <otes
=3=, differential, and platelet +ount 7levated leuko+yte +ount %ith marked
left shift suggests deep'seated or
systemi+ infe+tion. 2e+reased platelet
+ount suggests ba+teremia, the to>i+
sho+k syndrome, or gas gangrene.
eukemoid rea+tion (?)" """) and
emo+on+entration (rising hemato+rit,
fre@uently ?,") suggests #lostridium
sordellii infe+tion. o% hemato+rit,
in+reased 24, and intravas+ular
hemolysis suggest #% perfringens
infe+tion.
Serum +reatinine 7levated +reatinine +on+entration
suggests group . strepto+o++al or
+lostridial myone+rosis or the to>i+ sho+k
syndrome.
Serum glu+ose 7levated glu+ose level suggests
underlying diabetes mellitus.
Serum =P; 7levated =P; +on+entration suggests
rhabdomyolysis, +lostridial or
strepto+o++al myone+rosis, or ne+roti8ing
fas+iitis.
Serum bi+arbonate o% serum bi+arbonate +on+entration
suggests metaboli+ a+idosis and septi+
sho+k. .lternatively, in a patient %ith
diabetes, metaboli+ a+idosis asso+iated
%ith any soft'tissue infe+tion suggests an
aggressive pro+ess.
Serum albumin . lo% or de+reasing albumin level
suggests a diffuse +apillary leak
syndrome. Subse@uent soft'tissue
s%elling, third spa+ing, and pulmonary
edema may result.
Serum +al+ium . lo% serum +al+ium level suggests
staphylo+o++al or strepto+o++al to>i+
sho+k syndrome or ne+roti8ing fas+iitis.
Aadiography -seful to dete+t gas in tissue and may
also sho% underlying fra+ture,
osteomyelitis, or foreign body.
=* or BA( Bay be useful to lo+ali8e the site, dis+ern
the e>tent of disease, and provide for
early diagnosis of ne+roti8ing infe+tions.
-ltrasonography Cith ne+roti8ing fas+iitis +aused by group
. strepto+o++us, distortion or thi+kening
of the fas+ia %ith fluid a++umulation +an
o++ur in +hildren. (n adults, =* is better
than ultrasonography at defining the
e>tent of disease.
=ulture and sensitivity *he definitive test for identifi+ation of the
+ause of nfe+tion.
*esting
#B# & complete blood count' #() & creatine phosphokinase' #T & computed
tomography' L*H & lactic dehydrogenase' +,I & magnetic resonance imaging%
Sumber : Eron LJ. Cellulitis and Soft-Tissue Infections. American College o P!"#ician#.
$%%&.
DIAGNOSIS
2iagnosis selulitis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
klinis. Pada pemeriksaan klinis selulitis ditemukan makula eritematous, tepi tidak
meninggi, batas tidak jelas, edema, infiltrat dan teraba panas, dapat disertai
limfangitis dan limfadenitis. Penderita biasanya demam dan dapat menjadi
septikemia.
1,1"'1)
Selulitis yang disebabkan oleh 4. (nfluen8a tampak sakit berat, toksik dan
sering disertai gejala infeksi traktus respiratorius bagian atas bakteriemia dan
septikemia.
,
esi kulit ber%arna merah keabu'abuan, merah kebiru'biruan atau
merah keunguan. esi kebiru'biruan dapat juga ditemukan pada selulitis yang
disebabkan oleh Streptokokus pneumonia Pada pemeriksaan darah tepi selulitis
terdapat leukositosis (1)."""'!"".""") dengan hitung jenis bergeser ke kiri.
,
DIAGNOSIS 2ANDING
!rysipelas
7rysipelas adalah infeksi pada dermis dan jaringan subkutis bagian atas
yang hampir selalu disebabkan oleh Strepto+o++us pygogenes ( D Strepto+o++us
beta hemolyti+us grup .). 2apat karena Strepto+o++us grup 3, grup =, grup &,
Strepto+o++us pneumonia dan Staphylo+o++us aureus, menimbulkan bentuk
klinis yang tidak khas terutama pada penderita yang keadaan immunologisnya
abnornal. 2engan gejala klinis6 Panas badan +ukup tinggi (anak'anak dapat
dengan konvulsi), sakit kepala, malaise dan muntah'muntahEmual. esi di kulit
berupa Bakula eritematus yang meninggi dengan batas jelas, dapat ada vesikule
di atasnya. 2irasakan panas dan nyeri. okalisasi biasanya pada bayi didinding
perut, pada anak'anak di muka, kepala dan tungkai ba%ah, pada de%asa 6
tungkai ba%ah, muka, telinga. 2an pada pemeriksaan 2arah didapatkan
eu+o+ytosis.3ila memungkinkan Periksa *iter .S5 dapat meningkat seminggu
seelah infeksi dan Ben+ari Strepto+o++us dengan kultur dari tenggorokan, hidup
atau mata.
2ermatitis kontak .lergi akut
2ermatitis merupakan epido'dermitis dengan gejala subyektif pruritus.
5byektif tampak inflamasi eritema, vesikulsi, eksudasi dn pembentukan sisik.
*anda'tanda polimorfi tersebut tidak selalu timbul pada saat yang sama.
Penyakit bertendensi resisif dan menjadi kronis
2ermatitis kontak alergi adalah suatu dermatitis atau peradangan kulit yang
timbul setelah kontak dengan alergen melalui proses sensitasi. 2ermatitis kontak
alergi merupakan dermatitis kontak karena sensitasi alergi terhadap substansi
yang beraneka ragam yang menyebabakan reaksi peradangan pada kulit bagi
mereka yang mengalami hipersensivitas terhadap alergen sebagai suatu akibat
dari pajanan sebelumnya Pertanyaan mengenai kontaktan yang di+urigai
didasarkan kelainan kulit yang ditemukan. ;elainan kulit berupa lesi numularis
disekitar umbilikus berupa hiperpigmentasi, likenifiksi, dengan papul dan erosi .
2ata yang berasal dari anamnesis juga meliputi ri%ayat pekerjaan, hobi, obat
topikal yang pernah digunakan, obat sistemik, kosmetika, bahan'bahan yang
diketahui dapat menimbulkan alergi, penyakit kulit yang pernah dialami, serta
penyakit kulit pada keluarganya (misalnya dermatitis atopik, psoriasis).
,
PENATALA(SANAAN
Selulitis karena streptokokus diberi penisilin prokain & ,""."""'2."""."""
(- (B selama , hari atau dengan pengobatan se+ara oral dengan penisilin F )""
mg setiap , jam, selama 1"'1! hari.
2
Pada selulitis karena 4. (nfluen8a diberikan
.mpi+ilin untuk anak ($ bulan sampai 12 tahun) ".2)G".) g peroral atau 1)"G
2""mgEkgEd intra vena ,?12 tahun seperti dosis de%asa.
,
Pada selulitis yang ternyata penyebabnya bukan staphylo+o++us aureus
penghasil penisilinase (non S.PP) dapat diberi penisilin. Pada yang alergi
terhadap penisilin, sebagai alternatif digunakan eritromisin (de%asa6 2)"')""
gram peroral9 anak'anak6 $"')" mgEkgbbEhari) tiap , jam selama 1" hari. 2apat
juga digunakan klindamisin (de%asa $""'!)" mgEhari P59 anak'anak 1,'2"
mgEkgbbEhari). Pada yang penyebabnya S.PP selain eritromisin dan klindamisin,
juga dapat diberikan dikloksasilin )"" mgEhari se+ara oral selama 1'1" hari.
,
P/OGNOSIS
Sebagian besar kasus selulitis dapat sembuh dengan pengobatan
antibiotik. (nfeksi dapat menjadi berat dan menyebabkan infeksi seluruh tubuh
jika terlambat dalam memberikan pengobatan.
)
Pada anak dan orang de%asa yang immuno+ompromised, penyulit pada
selulitis dapat berupa gangren, metastasis, abses dan sepsis yang berat.
Selulitis pada %ajah merupakan indikator dini terjadinya bakteriemia stafilokokus
beta hemollitikus grup ., dapat berakibat fatal karena mengakibatkan trombosis
sinus +avernpsum yang septik. Selulitis pada %ajah dapat menyebabkan penyulit
intrakranial berupa meningitis.
,
(ESIMPULAN
Selulitis merupakan penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri
Streptoccocus dan S% aureus, yang menyerang jaringan subkutis dan daerah
superfisial. Faktor resiko untuk terjadinya infeksi ini adalah trauma lokal (robekan
kulit), luka terbuka di kulit atau gangguan pada pembuluh balik (vena) maupun
pembuluh getah bening. 2aerah predileksi yang sering terkena yaitu %ajah,
badan, genitalia, dan ekstremitas atas dan ekstremitas ba%ah. Pada
pemeriksaan klinis selulitis6 adanya makula erimatous, tepi tidak meninggi, batas
tidak jelas, edema, infiltrat dan teraba panas. 2iagnosis penyakit ini dapat
ditegakkan berdasarkan anamnesis dan gambaran klinis. Penanganan perlu
memperhatikan faktor predisposisi dan komplikasi yang ada.
1'1,
DA3TA/ PUSTA(A
2juanda .. (lmu Penyakit ;ulit dan ;elamin9 7disi ketujuh. :akarta6
Fakultas ;edokteran -niversitas (ndonesia, 2""/6 ,1.
Saavedra ., Ceinberg .<, S%art8 B<, et al. Soft Tissue Infection. 2alam
Fit8patri+k *3. 7isen .H, Colff ;, et al. *ermatology in -eneral +edicine9
se"enth edition. <e% Iork. B+&ra%4ill, 2""/6 11!1'!$.
S%art8 B<. -ram$/egati"e #ocal and Bacillary Infection. 2alam
Fit8patri+k *3. 7isen .H, Colff ;, et al. *ermatology in -eneral +edicine9
se"enth edition. <e% Iork. B+&ra%4ill, 2""/6 112"'$1.
Siregar AS. .tlas 3er%arna Saripati Penyakit ;ulit9 7disi kedua. :akarta6
Penerbit 3uku ;edokteran 7&=, 2"")6 )0',".
4arahap Bur%adi. (lmu Penyakit ;ulit. :akarta6 Penerbit 4ipokrates, 100/6
)1.
=on+heiro : , oureiro B, &on8Jle8'Filas 2, et al. 2""0. !rysipelas and
cellulitis. a retrospecti"e study of 011 cases. 1""(1")6 ///'0!.
7ron :. #ellulitis and Soft$Tissue Infections. .meri+an =ollege of
Physi+ians. 2""/.
5rbin B, Baiba+h 4(. 2ahl BFF. *ermatology a LA/-! medical book.
First 7dition. -S.6 3y .ppleton and ange, 10016 10'21.
Colff ;, :ohnson A.. 2itspatricks. color atlas and synopsis of clinically
dermatology. <e% Iork6 B+&ra%4ill. 2""/.
S%art8 B<. #ellulitis. <e% 7ngland :ournal of Bedi+ine. 2""!. $)"60"!'
12.
&ardian'3ro%n A, 3urns *. Lecture /otes *ermatologi9 7disi kedelapan.
:akarta6 Penerbit 7rlangga 7BS, 2""26 /!'/).
4ad8ovi+'=engi+ B, Sejtarija'Bemisevi+ ., ;oluder'=imi+ <, ukova+ 7,
Behani+ S, 4ad8i+ ., 4asimbegovi+'(brahimovi+ S. =ellulitis G
7pidemiologi+al and =lini+al =hara+teristi+s . Bed .rh. (2"12), K+ited
Bar+h 11, 2"1!L9 ,,(Suplement 1)6 )1')$.
doi61".)!))Emedarh.2"12.,,.s)1's)$
4er+hline *7, 3ron8e BS. =ellulitis. 7medi+ine Beds+ape. 2"1! Feb 2,.
.vailable from http6EEemedi+ine.meds+ape.+omEarti+leE21!222'
overvie%Msho%all.
Stoppler B=, Shiel C=. =ellulitis. Bedi+inet. 2"1$ :an $". .vailable from
http6EE%%%.medi+inenet.+omE+ellulitisEpatient'+omments'12.htm.
3erman ;, Hieve 2. =ellulitis. <ational ibrary of Bedi+ine. 2"1$ Bay ).
.vailable from
http6EE%%%.nlm.nih.govEmedlineplusEen+yEarti+leE"""/)).htm.
4ealth%is%. =ellulitis. Cebmed. 2"1! Feb 1!. .vailable from
http6EE%%%.%ebmd.+omEskin'problems'and'treatmentsEguideE+ellulitis.

You might also like