You are on page 1of 5

Fistula Preaurikular Kongenital, Lubang kecil di Dekat

Telinga
Beberapa orangtua sempat bertanya-tanya dan sedikit
cemas ketika pada kepala anaknya dijumpai lubang di sebelah samping atas kedua telinga,
berbentuk bulat, seukuran ujung pensil. Gangguan ini sering disebut Fistula
preaurikular yang meruupakan penyakit kongenital atau kelainan bawaan dimana suatu
traktus yang di dasari oleh epitel skuamos yang bermula di depan daun telinga. Kelainan
ini disebabkan oleh kegagalan untuk bersatu dari tuberkulum arkus pertama ke
tuberkulum tuberkulum lainnya. Muara fistel ini sering mengeluarkan sekret atau
cairan yang berasal dari kelenjar sebasea. Gangguan tersebut sebenarnya tidak berbahaya
tetapi kadang bisa terjadi infeksi fistel ini yang mengakibatkan bengkak dan nyeri di
lubang tersebut. Keberadaan fistula inilah yang menyebabkan kadang bisa terjadi infeksi,
karena menjadi media berkembangnya bakteri Staphyloccocus epidermidis, S. Aurens, S.
Viridans, Peptoccocus species dan Proteus species. Terapi yang dibutuhkan yaitu Pencegahan
terjadinya infeksi yaitu menghindari manipulasi dan membersihkan muara dari sumbatan
dengan alcohol atau cairan antiseptic lainnya secara rutin. Pada kasus dengan infeksi
biasanya dapat diberikan antibiotic dan kompres hangat. Penelitian lebih lanjut mengenai
kelainan ini, bahwa lokus untuk fistula preaurikular kongenita ini ada pada kromosom
8q11.1-q13.3
Fistula preaurikular congenital adalah suatu kanal atau lubang atau traktus yang didasari oleh
epitel skuamos yang bermula di depan daun telinga. Ini disebabkan oleh kegagalan untuk bersatu
dari tuberkulum arkus pertama ke tuberkulum-tuberkulum lainnya. Apabila tidak dijumpai
adanya gejala maka pengobatan tidak diperlukan.
Fistula preaurikular adalah penyakit kongenital atau kelainan bawaan dimana suatu traktus yang
di dasari oleh epitel skuamos yang bermula di depan daun telinga. Ini disebabkan oleh kegagalan
untuk bersatu dari tuberkulum arkus pertama ke tuberkulum tuberkulum lainnya.
Fistula preaurikular kongenital pada umumnya terjadi akibat kegagalan penyatuan atau
penutupan dari tonjolan tonjolan (hilokz) pada masing masing arkus brankialis pertama dan
kedua yang akan membentuk daun telinga pada masa pembentukkan embrional. Biasanya
terdapat di bagian anterior tragus atau crus helicis, tetapi jarang ditemukan di bagian superior
atau inferior perlekatan telinga. Kelainan ini pertama kali diperkenalkan oleh Heusinger pada
tahun 1864. Sering ditemukan pada suku bangsa di asia afrika, merupakan kelainan herediter
yang dominan.
Kelainan ini pertama kali oleh Heusinger pada tahun 1864. Insiden gangguan ini banyak
dijumpai di beerapa negara seperti Amerika Serikat, Taiwan, Skotlandia, Hungaria dan beberapa
negara Asia dan Afrika. Hanya saja persentase kejadian di Asia dan Afrika cukup tinggi,
diperkirakan 4-10%.
Penyebab
Kelainan ini disebabkan oleh kegagalan dari penutupan hillocks of His (tonjolan) pada arkus
branchialis pertama dan kedua yang akan membentuk daun telinga, pada tahapan embrionik.
Pada waktu janin berusia 4 minggu, arkus branchialis ini ada dipermukaan janin, kemudian
ketika usia janin 6 minggu arkus hioid dan arkus mandibular ini menyatu di bawah
kedudukan kanalis aurikularis eskterna dan tertutup. Gangguan penutupan inilah yang
menyebabkan fistula preaurikular kongenital
Embriologi Pengembangan lengkungan branchial daun telinga terbentuk selama minggu
keenam kehamilan. Lengkungan branchial pertama dan kedua menimbulkan serangkaian 9
proliferations mesenchymal dikenal sebagai hillocks, untuk membentuk daun telinga
definitif. Lengkungan pertama menimbulkan ke 3 hillocks pertama, yang membentuk tragus,
heliks crus, dan helix. Lengkungan kedua menimbulkan ke 3 hillocks kedua, yang
membentuk antihelix, scapha, dan lobulus tersebut. Cacat atau tidak lengkap penggabungan
selama pembentukan aurikularis dianggap sebagai sumber sinus preauricular. Teori lain
menunjukkan bahwa lipat lokal dari ektoderm selama aurikularis pembangunan adalah
penyebab pembentukan sinus preauricular. Ke tiga hillocks pertama yang paling sering
dikaitkan dengan hillocks supernumerary, yang menyebabkan terbentuknya tag preauricular.
Genetika Aktivasi gen yang benar sekuensial diperlukan untuk telinga normal dan
perkembangan wajah. Mengganggu urutan aktivasi gen pada hewan laboratorium
pengembangan mengganggu telinga. Studi hubungan genetik analisis menunjukkan bahwa
bawaan preauricular sinus untuk melokalisasi kromosom 8q11.1-q13.3
Bagian aparat neurologis, koklea, saraf pendengaran dan bentuk dalam hubungannya dengan
struktur telinga luar selama tahap awal perkembangan. Kelainan eksternal mungkin
berhubungan dengan kelainan neurologis dalam dan, karenanya, menyarankan tuli mungkin.
Gangguan Sinrom Yang berhubungan
Sindromik ekspresi lubang, tag, dan fisura terjadi pada frekuensi jauh lebih tinggi di
dysmorphisms kraniofasial tertentu. Anomali kecil dari kepala dan leher dapat membantu
dokter dalam mengembangkan diagnosis dugaan selama pemeriksaan awal. Anomali telinga
tambahan mencakup kelainan kali lipat heliks, asimetri, angulasi posterior, ukuran kecil,
tragus tidak ada, dan sempit meatus auditori eksternal. Beberapa sindrom dengan anomali
telinga karakteristik adalah sebagai berikut:
Branchiootorenal syndrome (BOR) Preauricular sinus
Beckwith-Wiedemann sindrom Preauricular sinus dengan telinga asimetris
Mandibulofacial dysostosis lubang aurikularis / fistulaOculoauriculovertebral displasia
tag Preauricular. Beberapa pada anak dengan displasia oculoauriculovertebral. Perhatikan
atrofi spasm, retrognathia, dan telinga set yang lebih rendah.
Kromosom lengan 11q duplikasi sindrom tag Preauricular atau lubang
Kromosom lengan 4p penghapusan sindrom lesung Preauricular atau tag kulit
Kromosom lengan 5p penghapusan sindrom tag Preauricular
Keadaan ini sering kurang mendapat perhatian dari penderita karena pada umumnya tidak
menimbulkan gejala dank arena ukuran lubangnya yang kecil (lebih kecil dari 1mm). Pada
keadaan t nang, tampak muara fistel berbentuk bulat atau lonjong, berukuran seujung pensil, dari
muara fistel sering keluar secret yang berasal dari kelenjar sebase dan bila infeksi dapat
mengeluarkan secret yang berbau busuk. Penderita sering dating pertama kali ke dokter karena
obsruksi dan infeksi fistel ini sehingga terjadi pioderma atau selulitis facial. Kelainan ini dapat
terjadi unilateral atau bilateral.
Bila terjadi infeksi biasanya menyebabkan daerah di depan daun telinga bengkak dan sakit yang
mungkin pecah serta bernanah. Eksisi yang sempurna dari traktus dilakukan setelah infeksi akut
sudah reda. Traktus sering berjalan diantara cabang-cabang nervus fasialis dan harus berhati-hati
sewaktu melakukan eksplorasi.
Infeksi ini dapat mengakibatkan terjadinya rasa gatal atau keluarnya sekret. Padahal tanda ini
adalah bentuk manipulasi karena perkembangan bakteri di dalam fistel. Jadi, untuk menghindari
terjadinya infeksi ini adalah membersihkan muara dari sumbatan tersebut menggunakan alkohol
atau cairan antiseptik lainnya secara rutin. Tetapi kalau sudah terjadi infeksi dapat dilakukan
dengan mengkompresnya dengan air hangat. Pada tingkatan yang lebih parah, akan mengalami
pembengkakan karena abses di depan telinga disertai demam. Ini yang terjadi pada saya, hari ini,
sekaligus menanyakan kemungkinan dilakukan pembedahan di rumah sakit tersebut.
Diagnosis
Untuk mengakkan diagnosis Fistula preaurikular didapat berdasarkan anamnesa dan
pemeriksaan fisik. Dari anamnesa didapatkan keluhan terdapat lubang di daun telinga dan
kadang terdapat rasa gatal dan keluarnya secret Pemeriksaan fisik diperoleh muara fistula di
depan telinga yang terdapat sejak lahir Diagnosis fistula preaurikular kongenital dapat
ditegakkan dengan ditemukannya muara fistula di sekitar telinga yang terdapat sejak lahir.
Dalam beberapa kasus, fistula ini ada yang pendek ada juga yang panjang. Untuk melihat
panjang dan pendeknya, ada beberapa cara, yaitu:
Bisa diuji dengan larutan methyline blue ke dalam saluran. Jaringan yang berwarna inilah
yang dijadikan petunjuk luas dan dalamnya jaringan. Penyuntikan ini pun tentu akan
mengorbankan jaringan yang sehat. Dan tidak semua jaringan bisa dimasuki oleh pewarna
ini. Sehingga petunjuk yang dihasilkan bisa keliru.
Menggunakan fistulografi, yaitu dengan memasukan zat kontras ke dalam muara fistel,
kemudian di periksa dengan radiologik.
Selama ukurannya pendek, pembedahan bisa dilakukan. Tetapi dari kedua cara tersebut, hal
terpenting adalah menentukan kelenjar parotis atau saraf fasialis.
Penanganan
Pencegahan terjadinya infeksi yaitu menghindari manipulasi dan membersihkan muara dari
sumbatan dengan alcohol atau cairan antiseptic lainnya secara rutin. Pada kasus dengan
infeksi biasanya dapat diberikan antibiotic dan kompres hangat. Pembedahan fistula adalah
dengan diseksi dan eksisi komplit dari fistula dan salurannya, hanya dilakukan pada infeksi
yang berulang oleh karena sulitnya mengeluarkan fistula secara lengkap.
Terapi diperlukan bila timbul infeksi pada fistula. Hal ini diterapi dengan antibiotika dan
dilakukan pengangkatan fistel itu seluruhnya oleh karena bila tidak bersih dapat
menimbulkan kekambuhan.
Penatalaksanaan fistula preaurikular kongenital ini tidak diperlukan kecuali pencegahan
terjadinya infeksi yaitu menghindari manipulasi dan membersihkan muara dari sumbatan
dengan alcohol atau cairan antiseptic lainnya secara rutin. Pada kasus dengan infeksi
biasanya dapat diberikan antibiotic dan kompres hangat.
Pembedahan dapat dilakukan, tetapi ini sulit dilakukan, karena percabangan dan salurannya
yang berkelok-kelok di subkutaneus. Cabang-cabang ini harus diangkat seluruhnya, jika ada
yang tersisa maka akan butuh pengangkatan yang lebih sulit, dan berbahaya karena di
dalamnya ada juga saluran cabang-cabang nervus fasialis yang tidak boleh terpotong.
Pembedahan fistula adalah dengan diseksi dan eksisi komplit dari fistula dan salurannya,
hanya dilakukan pada infeksi yang berulang oleh karena sulitnya mengeluarkan fistula secara
lengkap. Kesukaran pembedahan disebabkan oleh adanya percabangan fistula sehingga sulit
untuk menentukan luas keseluruhan saluran tersebut. Selama eksisi pembedahan, harus
diingat bahwa salurannya dapat berkelok kelok dengan cabang cabangnya di
subkutaneus. Diseksi sampai ke periosteum dari tulang temporal biasanya dibutuhkan, dan
semua cabang cabang dari salurannya harus diangkat untuk mencegah infeksi yang
berulang. Pengangkatan yang tidak lengkap menimbulkan sinus yang mengeluarkan cairan
sehingga membutuhkan pengangkatan yang lebih sulit dan lebih radikal. Untuk membantu
pembedahan dapat disuntikkan larutan methylene blue ke dalam saluran sebelum operasi
sehingga jaringan yang berwarna bisa digunakan sebagai petunjuk panjang dan luasnya
fistula, harus diingat bahwa zat warna itu mungkin tidak memasuki seluruh cabang cabang
yang lebih kecil sehingga diperlukan ketelitian selama diseksi untuk mencari saluran
saluran kecil yang tidak berwarna, beberapa ahli bedah yang berpengalaman dalam
menangani penyakit ini merasa bahwa penyuntikkan zat warna harus ditinggalkan karena
penyebaran zat warna ke sekitarnya akan mengorbankan jaringan sehat dengan sia sia.
Cara lain ialah dengan fistulografi, yaitu dengan cara memasukkan zat kontras ke dalam
muara fistula lalu dilakukan pemeriksaan radiologis, pada pemeriksaan fistulografi tidak
dapat menggambarkan jalur traktus yang sebenarnya karena infeksi yang berulang
menimbulkan tersumbatnya traktus oleh jaringan fibrosis. Pembedahan dilakukan apabila
inflamasi sudah sembuh.
Referensi:
Samuel T Ostrower, Arlen D Meyers. Preauricular Cysts, Pits, and
Fissures.http://emedicine.medscape.com/article/845288-overview
Zou F, ed all. A locus for Congenital Preauricular Fistulae maps to Chromosome 8q11.1-
q13.3 http://www.ncbi.nlm.nih.gov/entrez/query.fcgi
Baarsma EA. Surgical treatment of the infected preauricular sinus. Arch Otorhinolaryngol.
1979;222(2):97-102.
Coatesworth AP, Patmore H, Jose J. Management of an infected preauricular sinus, using a
lacrimal probe. J Laryngol Otol. Dec 2003;117(12):983-4.
Currie AR, King WW, Vlantis AC, Li AK. Pitfalls in the management of preauricular
sinuses. Br J Surg. Dec 1996;83(12):1722-4.

You might also like