You are on page 1of 30

1

LBM 3
Sering pusing, tidak bisa santai


Step 1
Cemas: respon thdp suatu ancaman yg sumbernya tdk diketahui. Biasanya dr dalam diri sendiri
biasanya menimbulkan konflik.
Takut: respon thdp suatu ancaman yg sumbernya diketahui biasanya dari luar dan tdk menimbulkan
konflik
Hiperaktivitas otonom: akt berlebih dari sistem saraf otonom saat panca indera menerima ancaman
Ketegangan motorik: kompensasi tubuh karena adanya rasa cemas terjadi peningkatan aktivitas
otot yg berlebihan.
Step 2
1. Mengapa pasien sering berdebar2, kepala pusing disertai keringat dingin(hiperaktivitas
otonom)?
2. Knp keluhan muncul terutama saat penderita dikeramaian atau tempat umum?
3. Bagaimana cemas yg normal dan patologis?
4. mekanisme terjadi ketegangan motorik?
5. Macam2 gangguan cemas?
6. Bgmn pf dan penunjang pada pasien ini?
7. Kenapa sering merasa cemas, takut, khawatir sering disertai badan sakit semua, kencang
ditengkuk,gemetar?
8. Kriteria diagnosis ggn cemas?
9. Penatalaksanaan?
10. DD?


Step 3
1. Bagaimana cemas yg normal dan patologis?
Fisiologis: dapat mengatasi dari kecemasan. Contoh: cemas mau ujian belajar.
Untuk acuan mengatasi masalah.

Ada sinyal utk merubah seseorang utk segera mengambil tindakan utk mengatasi ancaman
dari kecemasan. Ada alasan yg jelas
Patologis: Ancaman yg tdk ada objek dan berpotensi mengancam jiwa, berlebihan, tdk
ada usaha utk menyelesaikan, disertai gejala ssomatik.
Lebih sering, lebih lama (bisa sampai 6 bulan berturut2), sulit dihilangkan.
2




2. Macam2 gangguan cemas?
Ringan: Masih fisiologis.
Sedang: memusatkan pd yg penting mengesampingkan yg lain.
Berat: memusatkan pd sesuatu yg terinci dan spesifik.
Panik: ketakutan, merasa diteror, kehilangan kendali fungsi global menurun, sehingga
jadi takut.

Menurut DSM IV
Ggn panik dg atau tanpa agorapobia
Agorapobia tanpa riwayat ggn panik
Pobia spesifik dan sosial: sosial takut thd sesuatu yg menyebabkan malu.
Ggn obsesiv konvulsif.
Ggn stress pasca trauma
Ggn ansietas menyeluruh: cemas patologis, cemas thd semua hal
Ggn ansietas akibat keadaan medis umum
Ggn ansietas diinduksi zat
Ggn ansieatas yg tak tergolongkan


3. Mengapa pasien sering berdebar2, kepala pusing disertai keringat dingin(hiperaktivitas
otonom)?
Ada ancaman ditangkap panca indera sinyal dibawa ke korteks serebri sist limbik dan
RAS hipotalamus dan hipofisis kelenjar adrenal utk skresi katekolamin stimulasi sist
saraf otonom peningkat akt otot yg tdk disadari persepsi nyeri meningkat kencang
didaerah tengkuk.

hipotalamus CRf hipofisis acth kel adrenal mensekresi kortisol beredar di
sirkulasi darah peningkatan renin plasma, angitensin 2 dan kepekaan PD thd katekolamin
TD naik.

Gejala:
cardiovarcular: takikardi
Muscular: nyeri kepala
GIT: diare
3


Respi: nafas cepat.
Sering kencing.


4. Knp keluhan muncul terutama saat penderita dikeramaian atau tempat umum?
Panik sifatnya tdk terduga, segera atau sebelum saat menghadapi situasi yg menimbulkan
cemas.
Agorafobia: takut karena dikeramaian. Gejala timbul tiba2.

Takut pada keramaian/bising, biasanya kecil dididik dengan... menarik diri dari keramaian.
Punya pengalaman buruk dg masa lalu. Atau terbiasa dengan sendiri tdk biasa dengan
keramaian.

Merasa di keramaian bahwa dirinya tdk cukup baik dalm hal fisik dan psikis nya.

Teori psikososial:
stimul berbahaya dan stimulus netral(keramaian) menolak stimulus netral.
Agorafobia bisa ditempat ramai tp harus ditemani.

Saat kecil sering dipermalukan oleh temannya ditempat umum / dikeramaian pernah merasa
malu.

Fobia sosial: takut saat berinteraksi spt pidato.

Diagnosis agorafobia:
Ada waham/ pikiran obsesif

2dari 4 gejala:
Tempat umum
Pergi sendiri
Pergi keluar rumah
Keramaian

Situasi pobia nya menonjol

Dx fobia sosial:
Menarik diri dari lingkungan sosial.

5. mekanisme terjadi ketegangan motorik?
Hiperaktivitas otonom ketgangan otot mudah lelah.

Simpatis dan parasimpatis.
Kolinergik meningkat Asetil kolin meningkat tegang.


4


6. Bgmn pf dan penunjang pada pasien ini?
Pf umum.
Penunjang: MRI dan PETscan. ekg

7. Kriteria diagnosis ggn cemas
Ada cemas berlebih
Subjektif
Berfikir tdk realistis
Gejala: ketegangan motorik (kedutan, kaku, pegal), hiperaktivitas otonom (berdebar, telapak
tangn basah, mual, muntah), kelainan organik bisa juga tanpa kelainan organ, kewaspadaan
berlebih dan daya tangkap kurang (sulit konsentrasi, sensitif, mudah tersinggung)

Ggn panik
4dari 13 gejala

Pening, takut mati, takut gila, gemetar, nausea, palpitasi, berkeringat,
depersonalisasi/derealisasi, kesemutan, menggigil, rasa tdk enak didada, nafas pendek.

Cemas umum
6dari 18 gejala
Ketegangan motorik(gemetar, nyeri ditengkuk, gelisah, mudah lelah), kewaspadaan dan
perhatian (perasaan was2, sulit konsen, iritabilitas,tercengang berlebihan),
hiperaktivitas otonom (nafas pendek, palpitasi/takikardi, tangan dingin, mulut kering,
nausea, distres abdomen, menggigil, sering kencing, perasan mengganjal ditenggorokan.

8. DD?
Kelainan organik: lesi di hipotalamus

Ansietas fobik
Agorafobia:
Hiperaktivitas otonom menonjol.
Tdpt 2gejala dari 4: byk orang atau keramaian, tempat umum, pergi keluar rumah, pergi
sendiri



Fobia sosial:
Mendominasi pd satu keadaan sosial.

Fobia khas
Ggn ansietas fobik lainnya
Ggn ansietas fobik Ytt


5




9. Penatalaksanaan?
Farmakologi: ditambah indikasi dan kontra indikasi sesuai dengan DD.
Agorafobia : golongan SSRI
Agar stabil dlm darah ditambah alprazolam 4-6mgg diturunkan bertahap sampai
dihentikan.
Benzodiazepin: diazepam, alprazolam, lorazepam, propanolol, amitriptilin(gol TCA).
Benzodiazepin utk jangka pendek

Psikoterapi :
penyuluhan terapi psikiatrik: komunisai efektif secara terus mnerus
Religi: share dengan ahli religi yang dipercaya
Distraksi agar tdk memusatkan ke cemas terus

Agorafobia: Propanolol: dosis terbagi,
Cemas: tranilsipromin sediaan 10mg pagi hari

Klasifikasi diutamakan dari PPDGJ
STEP 7
1. Bagaimana cemas yg normal dan patologis?
KECEMASAN NORMAL
Kecemasan normal. Sering dialamai oleh semua manusia. Perasaa tsb ditandai dnegan rasa
ketakutan yang difus, tidak menyenangkan dan samar-samar, seringkali disertai gejala
otonom seperti nyeri kepala, berkeringat, palpitasi, kekakuan pada dada, dan gangguan
lambung ringan. Seseorang yg cemas mungkin juga merasa gelisah. Kumpulan gejala
tertentu yg ditemukan selama kecemasan cenderung bervariasi dari orang ke orang.
Kecemasan ialah respon terhadap suatu ancaman yang sumbernya tidak diketahui,
internal, samar-samar atau konfliktual. Sedang ketakutan ialah respon dari ancaman yang
sumbernya diketahui, eksternal, jelas atau bukan bersifat konfliktual.
6


Kecemasan memperingatkan adanya ancaman eksternal dan internal dan memiliki kualitas
menyelamatkan hidup. Pada tingkat yang lebih rendah kecemasan memperingatkan
ancaman cedera pada tubuh, rasa takut, keputusasaan, kemungkinan hukuman, atau
frustasi dari kebutuhan tubuh dan social, perpisahan dari orang yang dicintai, gangguan
pada keberhasilan dan status seseorang dan akhirnya ancaman pada keutuhan dan kesatuan
seseorang. Kecemasan segera mengarahkan seseorang untuk mengambil langkah yang
diperlukan untuk mecegah ancaman atau meringankan akibatnya, contoh orang yang
cemas akan nilai ujiannya maka ia akan belajar dengan giat. Jadi
kecemasan mencegah kerusakan dengan cara menyadarkan seseorang untuk melakukan
tindakan tertentu yang mencegah bahaya.

KECEMASAN PATOLOGIS
Kecemasan yang didasari tanpa sebab yang jelas dan tidak berpotensi untuk mengancam
jiwanya. Mungkin disertai dnegan gejala otonom seperti kecemasan normal. Kecemasan
yang patologis adalah kecemasan yang berlebihan terhadap stimuli internal atau eksternal,
dan tidak berfungsi untuk menyelamatkan keutuhan jiwanya.
Gangguan Panik
Ada dua kriterla Gangguan panik : gangguan panik tanpa agorafobia dan
gangguan panik dengan agorofobia kedua gangguan panik ini harus ada
serangan panik.
Teori psikologis
- Teori psikoanalitik
Freud menyatakan bahwa kecemasan sebagai sinyal, kecemasan menyadarkan ego
untuk mengambil tindakan defensif terhadap tekanan dari dalam diri. Misal dengan
menggunakan mekanisme represi, bila berhasil maka terjadi pemulihan keseimbangan
psikologis tanpa adanya gejala anxietas. Jika represi tidak berhasil sebagai suatu
pertahanan, maka dipakai mekanisme pertahanan yang lain misalnya konvensi, regresi,
ini menimbulkan gejala.
- Teori perilaku
Teori perilaku menyatakan bahwa kecemasan adalah suatu respon yang dibiasakan
terhadap stimuli lingkungan spesifik. Contoh : seorang dapat belajar untuk memiliki
respon kecemasan internal dengan meniru respon kecemasan orang tuanya.
- Teori eksistensial
Konsep dan teori ini adalah, bahwa seseorang menjadi menyadari adanya kehampaan
yang menonjol di dalam dirinya. Perasaan ini lebih mengganggu daripada penerimaan
tentang kenyataan kehilangan/ kematian seseorang yang tidak dapat dihindari.
Kecemasan adalah respon seseorang terhadap kehampaan eksistensi tersebut.

Teori biologis
- System saraf otonom
7


Stimulasi Sistem saraf otonom menyebabkan gejala tertentu kardiovaskuler,
gastrointestinal, dan pernapasan. Manifestasi kecemasan perifer tersebut tidak khusus
terhadap kecemasan maupun tidak selalu berhubungan dengan pengalaman kecemasan
subyektif.
- Neurotransmitter
NE agonis adrenergic beta (isoproterenol) dan antagonis alfa 2 (co :
yohimbin) mencetuskan serangan panic. Agonis alfa 2 (clonidin) menurunkan
gejala cemas
Serotonin antidepresan serotonergik (clomipramine) punya efek terapetik
gangguan obsesif kompulsif, busprione untuk obat gangguan cemas,
fonfluromine menyebabkan pelepasan serotonin sehingga menyebabkan
peningkatan kecemasan pd pasien dgn gangguan kecemasan.
GABA dalam gangguan kecemasan didukung paling kuat oleh manfaat
benzodiazepine yang tidak dapat dipungkiri, yang meningkatkan aktivitas GABA
pd reseptor GABAa di dalam pengobatan beberapa jenis gangguan kecemasan.
- Pencitraan otak
Contoh: pada gangguan anxietas didapati kelainan di korteks frontalis, oksipital,
temporalis. Pada gangguan panik didapati kelainan pada girus para hipokampus.
- Penelitian genetic
Penelitian ini mendapatkan, hampir separuh dan semua pasien dengan gangguan panik
memiliki sekurangnya satu sanak saudara yang juga menderita gangguan.
- Neuroanatomis
Tiga neurotrasmiter utama yang berhubungan dengan kecemasan berdasarkan
penelitian pada binatang dan respon terhadap terapi obat yaitu : norepinefrin, serotonin
dan gamma-aminobutyric acid.
(Kaplan)


2. Macam2 gangguan cemas?
Menurut DSM-IV
TIPE-TIPE GANGGUAN KECEMASAN
Anxiety disorder memiliki beberapa pembagian yang lebih spesifik. diantaranya:

1. Fobia
Fobia adalah ketakutan yang berlebihan yang disebabkan oleh benda, binatang ataupun peristiwa
tertentu. sifatnya biasanya tidak rasional, dan timbul akibat peristiwa traumatik yang pernah
dialami individu. Fobia juga merupakan penolakan berdasar ketakutan terhadap benda atau situasi
yang dihadapi, yang sebetulnya tidak berbahaya dan penderita mengakui bahwa ketakutan itu tidak
ada dasarnya.

Fobia simpel: sumber binatang, ketinggian, tempat tertutup, darah. Yang menderita kebanyakan
wanita, dimulai semenjak kecil. Agorafobia: kata yunani, agora=tempat berkumpul, pasar.
Sekelompok ketakutan yang berpusat pada tempat-tempat publik: takut berbelanja, takut
kerumunan, takut bepergian. Banyak wanita yang menderita ini dimulai pada masa remaja dan
8


permulaan dewasa. Simtom: ketegangan, pusing, kompulsi, merenung, depresi, ketakutan menjadi
gila. 90% dari suatu sampel: takut tempat tinggi, tempat tertutup, elevator.

Fobia dibedakan menjadi dua jenis,yaitu:

a. Fobia Spesifik
Ketakutan berlebih yang disebabkan oleh benda, atau peristiwa traumatik tertentu, misalnya:
ketakutan terhadap kucing (ailurfobia), ketakutan terhadap ketinggian (acrofobia), ketakutan
terhadap tempat tertutup (agorafobia), fobia terhadap kancing baju, dsb.

b. Fobia Sosial
Ketakutan berlebih pada kerumunan atau tempat umum. ketakutan ini disebabkan akibat adanya
pengalaman yang traumatik bagi individu pada saat ada dalam kerumunan atau tempat umum.
misalnya dipermalukan didepan umum, ataupun suatu kejadian yang mengancam dirinya pada saat
diluar rumah.

Penyebab:
Teori Psikoanalitik: pertahanan melawan kecemasan hasil dorongan id yang direpres. Kecemasan:
pindahan impuls id yang ditakuti ke objek/situasi, yang mempunyai hubungan simbolik dengan hal
tersebut, Menghindari konflik yang direpres. Cara ego untuk menghadapi masalah yang
sesungguhnya konflik pada masa kanak-kanak yang depresi. Teori Behavioral: hasil belajar
kondisioning kfasik, kondisioning operan, modeling.

2. Obsesif Kompulsif

Seperti contoh Kasus dibawah ini:
X adalah seorang remaja madya yang saat ini sedang sekolah disuatu SMA Negeri. Sudah beberapa
hari ini ia mempunyai kebiasaan aneh yang tidak bisa ia hentikan. Kebiasannya adalah mencuci
tangannya lebih dari 10x dalam satu hari. Teman-temannya juga heran mengapa ia berperilaku
seperti itu. Ketika ia berkonsultasi kepada psikolog sekolahnya ia baru tahu apa yang terjadi
padanya. Psikolog menanyainya apa yang menyebabkannya seperti itu, lalu X mulai menceritakan
kejadian apa yang sebenarnya ia lakukan. X adalah kakak dari A. Saat kecil keduanya pernah
bertengkar, X tanpa sengaja mengambil gunting dan menorehkannya ke lengan adiknya,A.
akibatnya lengan A terluka dan menyebabkannya cacat. peristiwa ini membuatnya bersalah dan ia
terus menerus memikirkan kesalahannya ini (obsesif), dan tiap kali ia mengingatnya ia akan mencuci
tangannya berulang-ulang.

Berdasarkan cerita diatas, kita bisa melihat bahwa obsesif adalah pemikiran yang berulang dan
terus-menerus. Sedangkan kompulsif adalah pelaksanaan dari pemikirannya tersebut. Perilaku ini
merupakan ritual pembebasan dari dosa pada orang tersebut. dengan mencuci tangan ia
berharap bisa membersihkan dari dosa yang telah ia perbuat. obsesif kompulsif ini biasanya
cenderung pada perilaku bersih-bersih. Perilaku seperti ini sebenarnya banyak terjadi pada
lingkungan kita tetapi, kita kadang malah menganggap perilaku ini wajar.

Obsesi pikiran yang berkali-kali datang yang mengganggu - tampak tidak rasional - tidak dapat
dikontrol mengganggu hidup. dapat berbentuk keragu-raguan yang ekstrim, penangguhan tidak
dapat membuat keputusan.pasien tidak dapat mengambil kesimpulan.

Kompulsi impuls yang tidak dapat ditolak mengulangi tingkah laku ritualistik berkali-kali.
Kompulsi sering berhubungan dengan kebersihan dan keteraturan. Penderita merasa apa yang
dilakukannya asing.
9



Ada 5 bentuk obsesi:
1. Kebimbangan yang obsesif: pikiran bahwa suatu tugas yang telah selesai tidak secara baik (75%
dari pasien).
2. Pikiran yang obsesif: pikiran berantai yang tidak ada akhirnya. Biasanya fokus pada kejadian yang
akan datang (34% dari pasien).
3. Impuls yang obsesif; dorongan untuk melakukan suatu perbuatan (17%).
4. Ketakutan yang obsesi: kecemasan untuk kehilangan kontrol dan melakukan sesuatu yang
memalukan (26%)
5. Bayangan obsesif: bayangan terus menerus mengenai sesuatu yang dilihat (7%).

Ada 2 macam Kompulsif
1. Dorongan kompulsif yang memaksa suatu perbuatan: melihat pintu berkali-kali (61%).
2. Kompulsi mengontrol: mengontrol dorongan kompulsi (tidak menuruti dorongan tersebut):
mengontrol dorongan dengan berkali-kali menghitung sampai 10.
Penyebab:
Psikoanalitik: fiksasi masa anal. Adler: anak terhalang mengembangkan kompetensinya rendah
diri secara tidak sadar mengembangkan ritual yang kompulsif untuk membuat daerah yang
dapat dikontrol dan merasa mampu membuat orang tersebut merasa menguasai cara menguasai
sesuatu.
Teori Belajar: Kondisioning operan. Tingkah laku yang dipelajari yang dikuatkan akibat-akibatnya.
Terapi sama dengan fobia dan GAD.

3. Post Traumatik-Stress Disorder (PTSD/ Gangguan Stress Pasca Trauma)
PTSD merupakan kecemasan akibat peristiwa traumatik yang biasanya dialami oleh veteran perang
atau orang-orang yang mengalami bencana alam. PTSD biasnya muncul beberapa tahun setelah
kejadian dan biasanya diawali dengan ASD, jika lebih dari 6 bulan maka orang tersebut dapat
mengembangkan PTSD.

Simtom dan diagnosis: Akibat kejadian traumatik atau bencana yang tingkatnya sangat buruk:
perkosaan, peperangan, bencana alam, ancaman yang serius terhadap orang yang sangat dicintai,
melihat orang lain disakiti atau dibunuh. Akan berakibat tidak dapat konsentrasi, mengingat, tidak
dapat santai, impulsif, mudah terkejut, gangguan tidur, cemas, depresi, mati rasa; hal-hal yang
menyenangkan tidak menarik lagi, ada perasaan asing terhadap orang-lain dan yang lampau. Kalau
trauma dialami bersama orang lain, dan yang lain mati: ada rasa bersalah, sering terjadi mimpi
buruk atau gangguan tidur.

Gangguan pasca trauma dapat akut, kronis atau lambat, trauma akibat orang, perang, serangan
fisik atau penganiayaan berlangsung lebih lama daripada trauma setelah bencana alam. Simtom
memburuk jika dihadapkan kepada situasi yang mirip. Dapat terjadi pada anak dan orang dewasa.
Simtom pada anak: mimpi tentang monster atau perubahan tingkah laku. Riwayat psikopatologi
pada keluarga memegang peranan penting

Perlakuan: Dapat melalui terapi kelompok. Dengan cara ini penderita mendapatkan support dari
teman-temannya.

4. GAD (Generalized Anxiety Desease: Gangguan Kecemasan Tergeneralisasikan)
Tanda-tanda: kecemasan kronis terus menerus rnencakup situasi hidup (cemas akan terjadi
kecelakaan, kesulitan finansial). Ada keluhan somatik: berpeluh, merasa panas, jantung berdetak
keras, perut tidak enak, diare, sering buang air kecil, dingin, tangan basah, mulut kering,
tenggorokan terasa tersumbat, sesak nafas, hiperaktivitas sistem saraf otonomik. Merasa ada
10


gangguan otot: ketegangan atau rasa sakit pada otot terutama pada leher dan bahu, pelupuk mata
berkedip terus, bcrgetar, mudah lelah, tidak mampu untuk santai, mudah terkejut, gelisah, sering
berkeluh. Cemas akan terjadinya bahaya, cemas kehilangan kontrol, cemas akan
mendapatkan.serangan jantung, cemas akan mati. Sering penderita tidak sabar, mudah marah,
tidak dapat tidur, tidak dapat konsentrasi.

Penyebab: Psikoanalitik: konflik antara impuls id dan ego yang tidak disadari. Impuls itu seksual atau
agresif ingin keluar, dihalangi tidak disadari cemas. Teori belajar: kondisioning klasik dari
rangsang luar. Kognitif behavioral: memfokus kontrol dan ketidakberdayaan.

Terapi: psikomatis sama dengan fobia.

5. Gangguan Panik
Tanda-tanda: sekonyong-sekonyong sesak nafas, detak jantung
keras, sakit di dada, merasa tercekik, pusing, berpeluh, bergetar,
ketakutan yang sangat akan teror, ketakutan akan ada hukuman.

Depersonalisasi (merasa terpisah dari dirinya) dan
derealisasi(merasa sekelilingnya tidak nyata): perasaan ada di luar
badan, merasa dunia tidak nyata, ketakutan kehilangan kontrol,
ketakutan menjadi gila, takut akan mati.
Terjadinya: sering, sekali seminggu atau lebih sering. Beberapa
menit. Dihubungkan dengan situasi khusus, misalnya mengendarai
mobil. Laki-laki 0,7 %, wanita 1%. 4 kali serangan panik dalam 4
minggu, Satu serangan diikuti ketakutan terjadinya serangan lagi
paling sedikit 1 bulan. Serangan panik dapat diikuti agorafobia, 80%
penderita panik juga menderita gangguan kccemasan yang lain.
Sering juga ada depresi. Sering penyebabnya gangguan fisiologis,
misalnya gangguan jantung.

11


Penderita panik sering merasa bahwa penyakitnya parah
menyebabkan panik.
Anxietas
Peplau (1963) mengidentifikasi ansietas (cemas) dalam 4 tingkatan, setiap tingkatan memiliki
karakteristik dalam persepsi yang berbeda, tergantung kemampuan individu yang ada dan
dari dalam dan luarnya maupun dari lingkungannya, tingkat kecemasan atau pun ansietas
yaitu :
a. Cemas Ringan
o cemas yang normal menjadi bagian sehari-hari menyebabkan seseorang menjadi
waspada dan meningkatkan lahan persepsinya. Ansietas ini dapat memotivasi
belajar dan menghasilkan pertumbuhan dan kreatifitas.
b. Cemas sedang
o cemas yang memungkinkan sesorang untuk memusatkan pada hal yang penting
dan mengesampingkan yang tidak penting.
c. Cemas berat
o cemas ini sangat mengurangi lahan persepsi individu cenderung untuk
memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik dan tidak dapat berfikir
padahal yang lain. Semua prilaku ditunjukkan untuk mengurangi tegangan
individu memerlukan banyak pengesahan untuk dapat memusatkan pada suatu
area lain.
d. Panik
o Tingkat panik dari suatu ansietas berhubungan dengan ketakutan dan terror,
karena mengalami kehilangan kendali. Orang yang mengalami panik tidak
mampu melakukan suatu walaupun dengan pengarahan, panik mengakibatkan
disorganisasi kepribadian, dengan panik terjadi peningkatan aktivitas motorik,
menurunnya kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, persepsi yang
menyimpang dan kehilangan pemikiran yang rasional. Tingkat ansietas ini tidak
sejalan dengan kehidupan dan jika berlangsung terus dalam waktu yang lama
dapat terjadi kelelahan yang sangat bahkan kematian (Stuart & Sundent, 2000).

3. Mengapa pasien sering berdebar2, kepala pusing disertai keringat
dingin(hiperaktivitas otonom)?
12



Mekanisme kecemasan menyebabkan hiperaktivitas otonom:
Kecemasan atau anxietas akan merangsang respon hormonal dari hipotalamus.
hipotalamus juga berfungsi sebagi pusat dari system saraf otonom(15,29). Sistem ini terbagi
atas system simpatis dan system parasimpatis(23,30). Menurut Salan (26) pada anxietas
sedang terjadi sekresi adrenalin berlebihan yang menyebabkan peningkatan tekanan darah,
sedanngkan pada anxietas yang sangat berat dapat terjadi reaksi yang dipengaruhi oleh
komponen parasimpatis sehingga akan mengakibatkan penurunan tekanan darah dan
frekuensi denyut jantung. Pada kecemasan yang kronis kadar adrenalin terus meninggi,
sehingga kepekaan terhadap rangsangan yang lain berkurang dan akan terlihat tekanan
darah meninggi.
Rasa takut, cemas, nyeri yang berat aktivasi hipotalamus pelepasan impuls
massal (mass discharge) dimana semua bagian saraf simpatis melepaskan impuls sebagai
suatu unit yang sempurna reaksi menyebar ke seluruh tubuh disebut respon stress atau
tanda bahaya (alarm) dan meningkatkan kemampuan tubuh untuk melakukan aktivitas otot
yang besar.
Guyton. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed 11. Jakarta: EGC, 2007
Faktor paling penting yang dikenadalikan oleh batang otak adalah tekanan arteri, frekuensi
denyut jantung, dan frekuensi pernafasan.


GEJALA MEKANISME

PALPITASI TAKIKARDIA
SESAK NAFAS TAKIPNEA
NYERI DADA Keteganagan otot interkostal
NYERI KEPALA Ketegangan otot frontal
13


PARASTESIA HIPERVENTILASI
GEMETAR Tremor meningkat
LESU Ketegangan otot yang meningkat
BERKERINGAT Peningkatan aktivitas kelenjar keringat
SEMU MERAH Ketidakstabilan vasomotor
MULUT KERING Salivasi berkurang
SERING KENCING Peningkatran tonus kandung kemih

4. Knp keluhan muncul terutama saat penderita dikeramaian atau tempat
umum?
Karena gangguan panik muncul secara tiba2 dan mendadak
biasanya disertai pada situasi yang dianggap tidak
menyenangkan atau dianggap stressor oleh pasien seperti di
tmpt ramai pada org dg agorafobia. Mekanisme pertahanan
jiwa (MPJ) ada 2 yaitu:
Represi: individu secara tidak sadar terjadi MPJ terhadap
hal2 yg tidak disenanginya
Supresi: secara sadar ingin melupakan segala sesuatu yg
tdk diinginkan dg logika/ secara rasional.

dr.Novi. Ilmu Kejiwaan Psikiatri FK Undip
5. mekanisme terjadi ketegangan motorik?
Penderita yang mengalami kecemasan biasanya memiliki gejala-gejala yang khas dan terbagi dalam
beberapa fase, yaitu :
Fase 1
Keadan fisik sebagaimana pada fase reaksi peringatan, maka tubuh mempersiapkan diri untuk fight
(berjuang), atau flight (lari secepat-cepatnya). Pada fase ini tubuh merasakan tidak enak sebagai
akibat dari peningkatan sekresi hormon adrenalin dan nor adrenalin.
Oleh karena itu, maka gejala adanya kecemasan dapat berupa rasa tegang di otot dan kelelahan,
terutama di otot-otot dada, leher dan punggung. Dalam persiapannya untuk berjuang, menyebabkan
otot akan menjadi lebih kaku dan akibatnya akan menimbulkan nyeri dan spasme di otot dada, leher
dan punggung. Ketegangan dari kelompok agonis dan antagonis akan menimbulkan tremor dan
gemetar yang dengan mudah dapat dilihat pada jari-jari tangan (Wilkie, 1985). Pada fase ini
kecemasan merupakan mekanisme peningkatan dari sistem syaraf yang mengingatkan kita bahwa
system syaraf fungsinya mulai gagal mengolah informasi yang ada secara benar (Asdie, 1988).
Fase 2
14


Disamping gejala klinis seperti pada fase satu, seperti gelisah, ketegangan otot, gangguan tidur dan
keluhan perut, penderita juga mulai tidak bisa mengontrol emosinya dan tidak ada motivasi diri
(Wilkie, 1985). Labilitas emosi dapat bermanifestasi mudah menangis tanpa sebab, yang beberapa
saat kemudian menjadi tertawa. Mudah menangis yang berkaitan dengan stres mudah diketahui.
Akan tetapi kadang-kadang dari cara tertawa yang agak keras dapat menunjukkan tanda adanya
gangguan kecemasan fase dua (Asdie, 1988). Kehilangan motivasi diri bisa terlihat pada keadaan
seperti seseorang yang menjatuhkan barang ke tanah, kemudian ia berdiam diri saja beberapa lama
dengan hanya melihat barang yang jatuh tanpa berbuat sesuatu (Asdie, 1988).
Fase 3
Keadaan kecemasan fase satu dan dua yang tidak teratasi sedangkan stresor tetap saja berlanjut,
penderita akan jatuh kedalam kecemasan fase tiga. Berbeda dengan gejala-gejala yang terlihat pada
fase satu dan dua yang mudah di identifikasi kaitannya dengan stres, gejala kecemasan pada fase
tiga umumnya berupa perubahan dalam tingkah laku dan umumnya tidak mudah terlihat kaitannya
dengan stres. Pada fase tiga ini dapat terlihat gejala seperti. intoleransi dengan rangsang sensoris,
kehilangan kemampuan toleransi terhadap sesuatu yang sebelumnya telah mampu ia tolerir,
gangguan reaksi terhadap sesuatu yang sepintas terlihat sebagai gangguan kepribadian (Asdie,
1988).

6. Bgmn pf dan penunjang pada pasien ini?
Skala HARS Menurut Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) yang dikutip Nursalam (2003)
penilaian kecemasan terdiri dan 14 item, meliputi:
1. Perasaan Cemas firasat buruk, takut akan pikiran sendiri, mudah tensinggung.
2. Ketegangan merasa tegang, gelisah, gemetar, mudah terganggu dan lesu.
3. Ketakutan : takut terhadap gelap, terhadap orang asing, bila tinggal sendiri dan takut
pada binatang besar.
4. Gangguan tidur sukar memulai tidur, terbangun pada malam hari, tidur tidak pulas
dan mimpi buruk.
5. Gangguan kecerdasan : penurunan daya ingat, mudah lupa dan sulit konsentrasi.
6. Perasaan depresi : hilangnya minat, berkurangnya kesenangan pada hoby, sedih,
perasaan tidak menyenangkan sepanjang hari.
7. Gejala somatik: nyeni path otot-otot dan kaku, gertakan gigi, suara tidak stabil dan
kedutan otot.
8. Gejala sensorik: perasaan ditusuk-tusuk, penglihatan kabur, muka merah dan pucat
serta merasa lemah.
9. Gejala kardiovaskuler : takikardi, nyeri di dada, denyut nadi mengeras dan detak
jantung hilang sekejap.
15


10. Gejala pemapasan : rasa tertekan di dada, perasaan tercekik, sering menarik napas
panjang dan merasa napas pendek.
11. Gejala gastrointestinal: sulit menelan, obstipasi, berat badan menurun, mual dan
muntah, nyeri lambung sebelum dan sesudah makan, perasaan panas di perut.
12. Gejala urogenital : sering keneing, tidak dapat menahan keneing, aminorea, ereksi
lemah atau impotensi.
13. Gejala vegetatif : mulut kering, mudah berkeringat, muka merah, bulu roma berdiri,
pusing atau sakit kepala.
14. Perilaku sewaktu wawancara : gelisah, jari-jari gemetar, mengkerutkan dahi atau
kening, muka tegang, tonus otot meningkat dan napas pendek dan cepat.

Cara Penilaian kecemasan adalah dengan memberikan nilai dengan kategori:
0 = tidak ada gejala sama sekali
1 = Satu dari gejala yang ada
2 = Sedang/ separuh dari gejala yang ada
3 = berat/lebih dari gejala yang ada
4 = sangat berat semua gejala ada

Penentuan derajat kecemasan dengan cara menjumlah nilai skor dan item 1-14 dengan hasil:
1. Skor kurang dari 6 = tidak ada kecemasan.
2. Skor 7 14 = kecemasan ringan.
3. Skur 15 27 = kecemasan sedang.
4. Skor lebih dari 27 = kecemasan berat.


16




7. Kriteria diagnosis ggn cemas
Ciri-ciri kecemasan (Nevid, 2003) adalah berupa:
1. Secara fisik meliputi kegelisahan, kegugupan, tangan dan anggota tubuh yang
bergetar atau gemetar, banyak berkeringat, mulut atau kerongkongan terasa kering,
sulit berbicara, sulit bernafas, jantung berdebar keras atau bertak kencang, pusing
,merasa lemas atau mati rasa,sering buang air kecil, merasa sensitif, atau mudah
marah.
2. Cara behavioral meliputi perilaku menghindar, perilaku melekat dan dependent,
perilaku terguncang.
3. Secara kognitif meliputi khawatir tentang sesuatu, perasaan terganggu ata
ketakutanatau aphensi terhadap sesuatu yang terjadi dimasa depan, keyakinan
bahwa sesuatu yang mengerikan akan segera terjadi tanpa penjelasan yang jelas,
ketakutan akan kehilangan control, ketakutan akan ketidakmampuan untuk
mengatasi masalah, berpikir bahwa semuanya tidak bisa lagi dikendalikan, merasa
sulit memfokuskan pikiran dan berkonsentrasi.
Menurut Heber dan Runyon (1984), kecemasan dimanifestasikan dalam empat hal:
1. Kognitif (dalam pikiran individu)
17


2. Motorik (dalam tindakan)
3. Somatik (dalam reaksi fisik/biologis)
4. Afektif (dalam emosi individu)
Kecemasan (anxiety) sangat berkaitan dengan perasaan yang tidak pasti dan tidak
berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang jelas. Terkadang, seseorang
menghadapi kecemasan sebagai sebuah tantangan sehingga mempersiapkan sesuatu untuk
menghadapinya. Hal ini yang akan memberikan hasil yang positif. Tetapi terkadang pula,
kecemasan membuat seseorang tidak berdaya, dan merasa tidak mampu menghadapi
kecemasan itu sehingga ingin lari dari masalahnya dengan mengembangkan defend
mechanism (mechanism pertahanan diri/ego).
SUMBER : Nevid, J.S, Rathus, S.A & Green, B. 2003. Psikologi Abnormal Jilid 1. Jakarta:
Erlangga
PANIK
Gangguan panik mencangkup munculnya serangan panik yang berulang dan tidak terduga.
Serangan-serangan panik melibatkan reaksi kecemasan yang intens disertai dengan simtom-
simtom fisik seperti jantung berdebar-debar, nafas cepat, nafas tersenggal atau kesulitan
bernafas, berkeringat banyak dan rasa lemas serta pusing tujuh keliling (Glass, 2000).
Serangan-serangan ini disertai dengan perasaan teror yang luar biasa dan perasaan akan
adanya bahaya yang akan segera menyerang atau malapetaka yang akan segera menimpa
serta juga disertai dengan suatu dorongan untuk melarikan diri dari situasi ini. Orang yang
mengalami serangan panikcenderung sangat menyadari adanya perubahan pada degub
jantung mereka (Ricard, Edgar, & Gibbon, 1996).
Serangan panik terjadi secara tiba-tiba dan mencapai puncak intensitas dalam 10-15 menit.
Serangan biasanya berlangsung selama beberapa menit, tetapi dapat berlanjut sampai
berjam-jam, dan diasosiasikan dengan dorongan yang kuat untuk melarikan diri dari situasi
dimana serangan itu terjadi. Beberapa orang dengan serangan panik, takut untuk pergi
keluar sendiri. Serangan panik yang berulang kemungkinan menjadi sulit untuk dihadapi
sehingga penderitanya mempunyai keinginan untuk bunuh diri.
SUMBER : Nevid, S. Jeffrey; Spencer A Rathus; Beverley Greene. Abnormal psycology in a
changing world : fifth edition. 2003. Pearson education, inc. New Jersey

Tanda dan gejala cemas
a. Diare
b. Pusing, melayang
c. Hiperhidrosis
d. Hiperreflexia
e. Hipertensi
f. Palpitasi
g. Midriasis pupil
h. Gelisah (mondar-mandir)
i. Sinkop
j. Takikardia
18


k. Rasa gatal pd anggota gerak
l. Tremor
m. Gangguan lambung
n. Frekuensi urin, hesitansi, urgensi
Sinopsis Psikiatri, Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinik, edisi 7 Jilid 2, Kaplan dan
Sadock
TERDIRI dari 3 komponen :
1. Reaksi fisiologis : bisa bermacam-macam , anak berkeringat, sulit bernapas, merasa dingin
atau kepanasan, pusing dan sakit kepala, mau muntah serta sakit di dada dsb.
2. Merasa menderita (cognitive & subjective distress) : anak yg kecil merasa tak bisa berpikir,
biasanya punya tanggapan negatif mengenai objek yg ditakuti, ada kalanya bersifat obsesif
yg tidak realistik
3. Perilaku merupakan tanda pertama bahwa anak merasa takut yaitu : anak menangis,
menempel pada orangtua, bisa juga marah-marah & temper tantrum, mungkin juga
sikapnya melawan orangtua terutama kalau berhubungan dgn objek yg ditakuti, menghindar
dari objek yg ditakuti dsb.
Tidak ada pembagian khusus untuk Gg.cemas pada anak, yg khas hanya : Gg.Cemas
Perpisahan
Gangguan Cemas pada Anak dengan Minat Khusus pada Fobia, Prof. DR.dr.
Willy Edith Humris Pleyte Sp.KJ (K)

8. DD?
F 40 GANGGUAN ANXIETAS FOBIK
F40.0 Agorafobia
Criteria diagnosis:
Semua kriteria dibawah ini harus dipenuhi untuk diagnosis pasti :
Gejala psikologik, perilaku atau otonomik yang timbul harus merupakan
manifestasi primer dari anxietasnya dan bukan sekunder dari gejala-gejala lain
seperti misalnya waham atau pikiran obsesif
Anxietas yang timbul harus terbatas pada (terutama terjadi dalam hubngan
dengan) setidaknya dua dari situasi berikut : banyak orang/ keramaian, tempat
umum, bepergian keluar rumah, dan bepergian sendiri, dan
Menghindari situasi fobik harus atau sudah merupakan gejala yang menonjol
(penderita mejadi house bound)
F40.00 = tanpa gangguan panik
F40.01 = Dengan gangguan panik
Sumber:Buku Saku Diagnosis gangguan Jiwa,dr.Rusdi Muslim

F40.1 Fobia sosial
Criteria diagnosis
Semua kriteria dibawah ini harus dipenuhi untuk diagnosis pasti :
19


Gejala psikologik, perilaku atau otonomik yang timbul harus merupakan
manifestasi primer dari anxietasnya dan bukan sekunder dari gejala-gejala
lain seperti misalnya waham atau pikiran obsesif
Anxietas harus mendominasi atau terbatas pada situasi tertentu (outside
the family circle); dan
Menghindari situasi fobik harus atau sudah merupakan gejala yang
menonjol (penderita mejadi house bound)
Bila terlalu sulit membedakan antara fobia sosial dengan agorafobia, hendaknya
diutamakan diagnosis agorafobia (F40.0)
Sumber:Buku Saku Diagnosis gangguan Jiwa,dr.Rusdi Muslim

F40.2 Fobia Khas ( terisolasi )
Criteria diagnosis:
Semua kriteria dibawah ini harus dipenuhi untuk diagnosis pasti:
Gejala psikologik, perilaku atau otonomik yang timbul harus merupakan
manifestasi primer dari anxietasnya dan bukan sekunder dari gejala-gejala lain
seperti misalnya waham atau pikiran obsesif
Anxietas harus terbatas pada adanya objek atau situasi fobik tertentu (highly
spesific situations) dan
Situasi fobik tersebut sedapat mungkin dihindarinya
Pada fobia khas ini umumnya tidak ada gejala psikiatrik lain, tidak seperti halnya
agorafobia dan fobia sosial
Sumber:Buku Saku Diagnosis gangguan Jiwa,dr.Rusdi Muslim

F40.8 Gangguan anxietas fobik lainnya
F40.9 Gangguan anxietas fobik YTT

Gangguan Anxietas Fobik Gejala Khas/Mencolok
Agorafobia Anxietas yang timbul terbatas pada 2 dari situasi: banyak
orang/keramaian,tempat umum, bepergian keluar rumah &
bepergian sendiri.
Fobia Sosial Anxietas harus mendominasi atau terbatas pada situasi
sosial tertentu (outside the family circle)
Fobia Khas (Terisolasi) Anxietas harus mendominasi /terbatas pada adanya objek
/situasi fobik tertentu (highly spesific situation)


F 41 GANGGUAN ANXIETAS LAINNYA
F 41.0 Gangguan panik ( anxietas paroksismal episodek )
F41.1 Gangguan anxietas menyeluruh
F41.2 Gangguan campuran anxietas dan depresif
20


F41.3 Gangguan anxietas campuran lainnya
F41.8 Ganggua anxietas lainnya YDT
F41.9 Gangguananxietas YTT

Gangguan Anxietas Fobik Gejala/Manfes
Gangguan Panic Adanya beberapa kali serangan anxietas
berat dlm masa kira-kira 1 bulan;pd
keadaan yg sebenarnya scr objektif tdk
membahayakan,tdk terbatas pd situasi
yg tlah diketahui/diduga sebelumnya,
dpt terjadipula anxietas antisipatorik
(timbul setelah membayangkan sesuatu
yg menghawatirkan terjadi.
Gangguan Cemas Menyeluruh Menunjukkan anxietas sbg gjala primer
yang berlangsung hamper tiap hari
untuk beberapa minggu-bulan yg tdk
terbatas/harus menonjol pd situasi
khusus saja
Gjalanya biasanya mencakup
unsur2:kecemasan(kawatir nasip
buruk,sulit konsentrasi),ketegangan
motorik (gelisah,sakit
kepala,gemetaran,tdk dpt
santai),overaktivitas otonomik(kpla trasa
ringan,berkeringat,jntung
berdebar2,sesak nafas,mulut kering)
Gangguan Campuran Anxietas &
Depresi
Terdapat gjala2 anxietas maupun depresi
dimana masing2 tdk menunjukkan rangkaina
gjala yg cukup berat untuk menegakkan
diagnosis tersendiri
Gangguan Anxietas Campuran
Lainnya
Memenuhi criteria gangguan anxietas
menyeluruh dan juga menunjukkan cirri-ciri yg
menonjol dari kategori gangguan F40-F49 tp tdk
memenuhi kriterianya scr lengkap
Sumber:Buku Saku Diagnosis gangguan Jiwa,dr.Rusdi Muslim

F45 GANGGUAN SOMATOFORM
1. Gangguan kecemasan karena kondisi medis umum
a. Etiologi
Gangguan yang berhubungan dengan kecemasan
21


Gangguan neurologis
Neoplasma serebral
Trauma serebral dan sindroma pasca
gegar
Penyakit serebrovaskular
Perdarahan subarachnoid
Migrain
Ensefalitis
Sifilis serebral
Sklerosis multipel
Penyakit wilson
Penyakit huntington
Epilepsi
Kondisi sistemik
Hipoksia
Penyakit kardiovaskular
Aritmia jantung
Insufisiensi pulmonal
Anemia
Gangguan endokrin
Disfungsi hipofisis
Disfungsi tiroid
Disfungsi paratiroid
Disfungsi adrenal
Feokromositoma
Gangguan virilisasi pada wanita
Gangguan peradangan
Kondisi lain
Hipoglikemia
Sindroma karsinoid
Keganasan sistemik
Sindroma pramenstruasi
Penyakit febril dan infeksi kronis
Porfiria
Mononukleosis infeksiosa
Sindroma pascaensefalitis
Uremia
Kondisi toksik
Putus alkohol dan obat
Amfetamin
Obat simpatomimetik
Obat vasopresor
Kafein dan putus kafein
Penicilin
Sulfonamide
Kanabis
Raksa
Arsenik
Fosfor
Organofosfat
Karbon disulfida
Benzene
Intoleransi aspirin
Gangguan psikiatrik idiopatik
22


Lupus eritematosus
Artritis reumatoid
Poliarteritis nodosa
Arteritis temporal
Keadaan defisiensi
Deisiensi vitamin B12
Pelagra
Depresi
Mania
Skizofrenia
Gangguan kecemasan
Kecemasan umum
Serangan panik
Gangguan fobik
Gangguan stres pascatraumatik
(Kaplan, H.I., Sadock, B.J., Grebb, J.A., 1997, Kaplan dan Sadock, Sinopsis Psikiatri, Ilmu
Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis, Edisi 7 jilid 1, Jakarta)
b. Diagnosis
Kriteria diagnostik untuk gangguan kecemasan karena KMU :
A. Kecemasan yang menonjol, serangan panik, obsesi / kompulsi yang menguasai
gambaran klinis
B. Terdapat bukti-bukti dari riwayat penyakit, PF atau temuan laboratorium bahwa
gangguan adalah akibat fisiologis langsung dari KMU
C. Gangguan tidak dapat diterangkan lebih baik oleh gangguan mental lain (misal ;
gangguan penyesuaian dengan kecemasan, dimana stresor adalah suatu KMU
yang serius)
D. Gangguan tidak terjadi semata-mata selama perjalanan suatu delirium
E. Gangguan menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis / gangguan
dalam fungsi sosial, pekerjaan atau fungsi penting lain.
Sebutkan jika :
Dengan kecemasan umum : jika kecemasan atau rasa khawatir yang berlebihan
tentang sejumlah kejadian / aktivasi menguasai gambaran klinis
Dengan serangan panik : jika serangan panik menguasai gambaran klinis
Dengan gejala obsesif-kompulsif : jika obsesif / kompulsi menguasai gambaran
klinis.
(Kaplan, H.I., Sadock, B.J., Grebb, J.A., 1997, Kaplan dan Sadock, Sinopsis Psikiatri, Ilmu
Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis, Edisi 7 jilid 1, Jakarta)



9. Penatalaksanaan?
23


TERAPI GANGGUAN KECEMASAN

Pendekatan-pendekatan psikologis berbeda satu sama lain dalam tekhnik dan tujuan penanganan
kecemasan. Tetapi pada dasarnya berbagai tekhnik tersebut sama-sama mendorong klien untuk
menghadapi dan tidak menghindari sumber-sumber kecemasan mereka. Dalam menangani
gangguan kecemasan dapat melalui beberapa pendekatan:

1. Pendekatan-Pendekatan Psikodinamika
Dari perspektif psikodinamika, kecemasan merefleksikan energi yang dilekatkan kepada konflik-
konflik tak sadar dan usaha ego untuk membiarkannya tetap terepresi. Psikoanalisis tradisional
menyadarkan bahwa kecemasan klien merupakan simbolisasi dari konflik dalam diri mereka. Dengan
adanya simbolisasi ini ego dapat dibebaskan dari menghabiskan energi untuk melakukan represi.
Dengan demikian ego dapat memberi perhatian lebih terhadap tugas-tugas yang lebih kreatif dan
memberi peningkatan. Begitu juga dengan yang modern, akan tetapi yang modern lebih menjajaki
sumber kecemasan yang berasal dari keadaaan hubungan sekarang daripada hubungan masa
lampau. Selain itu mereka mendorong klien untuk mengembangkan tingkah laku yang lebih adaptif.

2. Pendekatan-Pendekatan Humanistik
Para tokoh humanistik percaya bahwa kecemasan itu berasal dari represi sosial diri kita yang
sesungguhnya. Kecemasan terjadi bila ketidaksadaran antara inner self seseorang yang
sesungguhnya dan kedok sosialnya mendekat ke taraf kesadaran. Oleh sebab itu terapis-terapis
humanistik bertujuan membantu orang untuk memahami dan mengekspresikan bakat-bakat serta
perasaan-perasaan mereka yang sesungguhnya. Sebagai akibatnya, klien menjadi bebas untuk
menemukan dan menerima diri mereka yang sesunggguhnya dan tidak bereaksi dengan kecemasan
bila perasaan-perasaan mereka yang sesungguhnya dan kebutuhan-kebutuhan mereka mulai
muncul ke permukaan.

3. Pendekatan-Pendekatan Biologis
Pendekatan ini biasanya menggunakan variasi obat-obatan untuk mengobati gangguan kecemasan.
Diantaranya golongan benzodiazepine, Valium dan Xanax (alprazolam). Meskipun benzodiazepine
mempunyai efek menenangkan, tetapi dapat mengakibatkan depensi fisik.
Obat antidepresi mempunyai efek antikecemasan dan antipanik selain juga mempunyai efek
antidepresi.

4. Pendekatan-Pendekatan Belajar
Efektifitas penanganan kecemasan dengan pendekatan belajar telah banyak dibenarkan oleh
beberapa riset. Inti dari pendekatan belajar adalah usaha untuk membantu individu menjadi lebih
efektif dalam menghadapi situasi yang menjadi penyebab munculnya kecemasan tersebut. Ada
beberapa macam model terapi dalam pendekatan belajar, diantaranya:

a. Pemaparan Gradual
Metode ini membantu mengatasi fobia ataupun kecemasan melalui pendekatan setapak demi
setapak dari pemaparan aktual terhadap stimulus fobik. Efektifitas terapi pemaparan sudah sangat
terbukti, membuat terapi ini sebagai terapi pilihan untuk menangani fobia spesifik. Pemaparan
gradual juga banyak dipakai pada penanganan agorafobia. Terapi bersifat bertahap menghadapkan
individu yang agorafobik kepada situasi stimulus yang makin menakutkan, sasaran akhirnya adalah
kesuksesan individu ketika dihadapkan pada tahap terakhir yang merupakan tahap terberat tanpa
ada perasaan tidak nyaman dan tanpa suatu dorongan untuk menghindar. Keuntungan dari
pemaparan gradual adalah hasilnya yang dapat bertahan lama. Cara Menanggulangi ataupun cara
membantu memperkecil kecemasan:

24


b. Rekonstruksi Pikiran
Yaitu membantu individu untuk berpikir secara logis apa yang terjadi sebenarnya. biasanya
digunakan pada seorang psikolog terhadap penderita fobia.

c. Flooding
Yaitu individu dibantu dengan memberikan stimulus yang paling membuatnya takut dan
dikondisikan sedemikan rupa serta memaksa individu yang menderita anxiety untuk menghadapinya
sendiri.

d. Terapi Kognitif
Terapi yang dilakukan adalah melalui pendekatan terapi perilaku rasional-emotif, terapi kognitif
menunjukkan kepada individu dengan fobia sosial bahwa kebutuhan-kebutuhan irrasional untuk
penerimaan-penerimaan sosial dan perfeksionisme melahirkan kecemasan yang tidak perlu dalam
interaksi sosial. Kunci terapeutik adalah menghilangkan kebutuhan berlebih dalam penerimaan
sosial. Terapi kognitif berusaha mengoreksi keyakinan-keyakinan yang disfungsional. Misalnya,
orang dengan fobia sosial mungkin berpikir bahwa tidak ada seorangpun dalam suatu pesta yang
ingin bercakap-cakap dengannya dan bahwa mereka akhirnya akan kesepian dan terisolasi
sepanjang sisa hidup mereka. Terapi kognitif membantu mereka untuk mengenali cacat-cacat logis
dalam pikiran mereka dan membantu mereka untuk melihat situasi secara rasional. Salah satu
contoh tekhnik kognitif adalah restrukturisasi kognitif, suatu proses dimana terapis membantu klien
mencari pikiran-pikiran dan mencari alternatif rasional sehingga mereka bisa belajar menghadapi
situasi pembangkit kecemasan.

e. Terapi Kognitif Behavioral (CBT)
Terapi ini memadukan tehnik-tehnik behavioral seperti pemaparan dan tehnik-tehnik kognitif seperti
restrukturisasi kognitif. Beberapa gangguan kecemasan yang mungkin dapat dikaji dengan
penggunaan CBT antara lain : fobia sosial, gangguan stres pasca trauma, gangguan kecemasan
menyeluruh, gangguan obsesif kompulsif dan gangguan panik.
Pada fobia sosial, terapis membantu membimbing mereka selama percobaan pada pemaparan dan
secara bertahap menarik dukungan langsung sehingga klien mampu menghadapi sendiri situasi
tersebut.
Panggabean, L. (2003). Pengembangan Kesehatan Perkotaan ditinjau dari Aspek Psikososial.
(makalah). Direktorat Kesehatan Jiwa Masyarakat DepKes. Rs. Tidak dipublikasikan

Terapi pada ansietas pada umumnya dapat dilakukan dengan 2 cara yakni
Terapi psikologis (psikoterapi)
terapi dengan obat-obatan (farmakoterapi).
1. Terapi Psikologis
Penyuluhan psikiatrik atau psikologis dan manipulasi lingkungan tidak jarang pula
dibutuhkan. Biasanya terapi-terapi psikologis pada ansietas tersebut merupakan
bagian dari manajemen untuk mengatasi kebanyakan kondisi medis. Namun untuk
melakukan psikoterapi semacam itu tidak selalu mungkin dapat dilakukan,
khususnya yang ada dalam rumah sakit. Jangkauan dari ketersediaan pelayanan
seringkali terbatas, dan tidak semua pasien siap untuk menyetujui sebuah skenario
tertentu.
25


Terapi pada ansietas tidak harus dilakukan oleh seorang psikiatri, namun
seharusnya dapat diterapkan oleh semua dokter yang berkompeten, sehingga
keterbatasan pelayanan dapat diatasi(House cit Stark, 2002). Memberikan informasi
selalu menjadi langkah awal dalam menolong pasien ansietas, yang mana informasi
yang diberikan harus sesuai dengan kadarnya dan selalu memberikan harapan yang
besar bagi setiap individu untuk sembuh. Kebanyakan pasien menginginkan sebuah
kejelasan dan informasi mengenai kondisi yang sedang ia alami, dengan melakukan
tindakan tadi, menunjukkan kepada pasien bahwa mereka benar-benar diperdulikan
dan dirawat.
Komunikasi yang efektif adalah esensial dalam pemberian informasi, dokter-
dokter terlatih dalam menghadapi pertanyaan-pertanyaan terbuka dari pasien,
mampu memahami kondisi psikis, dan kemampuan memberikan nasehat-nasehat
yang baik sangat dibutuhkan, sehingga akan tercipta komunikasi yang efektif. Yang
mana akan mampu membantu pasien dalam mengurangi beban psikisnya(House cit
Stark, 2002)
2. Terapi Religi
Terapi ini sering digolongkan sebagai sebuah terapi psikis, namun sayangnya tidak
semua dokter berkompeten mampu melakukannya, dan terapi ini biasanya hanya
dapat dilakukan oleh seorang yang memang ahli dalam bidang spiritual. Terapi religi
biasanya membantu pasien untuk lebih tenang dan memberi waktu pasien untuk
memahami dirinya sendiri, sehingga menciptakan sebuah kesadaran dalam diri
sendiri. Hal ini cenderung lebih efektif karena kesadaran tersebut muncul dari diri
sang pasien sendiri.
Terapi ini dilakukan melalui sharing kepada ahli religi yang dipercaya oleh
penderita, dan kemudian ahli religi tersebut memberi nasehat-nasehat untuk lebih
mendekatkan diri kepada Tuhan, namun tak jarang juga terapi semacam ini
dilakukan secara invidual tanpa seorang agamawan yang membimbing. Terapi
semacam ini terkadang pada akhirnya juga membentuk sebuah karakteristik atau
watak yang baru dari penderita.
3. Terapi farmakologi
Beberapa jenis obat-obatan biasanya dapat digunakan untuk mengatasi dan
mengurangi ansietas, dan masing-masing obat memiliki keuntungan dan kekurangan
masing-masing. Penggunaan suatu zat dalam jangka waktu yang lama pun tidak akan
membuahkan hasil yang baik untuk kesehatan fisik sang pasien sendiri
Obat-obatan yang paling sering digunakan dalam mengatasi ansietas adalah
benzodiazepine(BDPs)(Fracchione, 2004). Adapun beberapa jenis obat yang lazim
digunakan adalah :
Diazepam
Lorazepam
Alprazolam
Propanolol
26


Amitriptilin

Farmakoterapi (1) : gol. benzodiazepin
Diazepam (Valium

, Stesolid

) : dosis anjuran 10-30 mg/hari


Klordiazepoksida (Cetabrium

Tensinyl

) : dosis anjuran 15-30 mg/hari
Lorazepam (Ativan

Renaquil

) : 2-3 x 1 mg/hari

Farmakoterapi (2) : gol. benzodiazepin
Clobazam (Frisium

Clobazam DM

) : 2-3 x 10 mg/ hari


Bromazepam (Lexotan

) : 3 x 1,5 mg/hari
Oxazolam (Serenal-10

) : 2-3 x 10 mg/hari
Chlorazepate (Tranxene 5-10

) : 2-3 x 5 mg/hari

Farmakoterapi (3) : gol. benzodiazepin
Alprazolam (Xanax

Alganax

Frixitas

) : 3 x 0.25 0,5 mg/hari


Prazepam (Equipax

) : 2-3 x 5 mg/hari

Farmakoterapi (4) : non-benzodiazepin
Sulpiride (Dogmatil

) : 100 200 mg/hari
Buspirone (Buspar

Tran-Q

) : 15 30 mg/hari
Hydroxyzine (Iterax

) : 3 x 25 mg/hari



Gangguan Panik
TERAPI
Konseling dan medikasi.
Konseling: ajari pasien untuk diam ditempat sampai serangan panik berlalu,
konsentrasikan diri untuk mengatasi anxietas bukan pada gejala fisik, rileks, latihan
pernafasan. Identifikasikan rasa takut selama serangan. Diskusikan cara menghadapi rasa
takut saya tidak mengalami serangan jantung, hanya panik, akan berlalu.
Medikasi : banyak pasien tertolong melalui konseling dan tidak membutuhkan medikasi.
Bila serangan sering dan berat, atau secara bermakna dalam keadaan depresi beri
antidepresan (imipramin 25 mg malam hari, dosis bisa sampai 100-150 mg malam selama
2 minggu ). Bila serangan jarang dan terbatas beri anti anxietas, jangka pendek (lorazepam
0,5 1 mg 3 dd 1 atau alprazolam 0,25 1 mg 3 dd 1) hindari pemberian jangka panjang dan
pemberian medikasi yang tidak perlu.

Gangguan Fobik
27


TERAPI
Konseling dan medikasi: dorong pasien untuk dapat mengatur pernafasan, membuat
daftar situasi yang ditakuti atau dihindari, diskusikan cara-cara menghadapi rasa takut
tersebut. Dengan konseling banyak pasien tidak membutuhkan medikasi. Bila ada depresi
bisa diberi antidepresan lmipramin 50 150 mg/ hari. Bila ada anxietas beri antianxietas
dalam waktu singkat, karena bisa menimbulkan ketergantungan. Beta blokerdapat
mengurangi gejala fisik. Konsultasi spesialistik bila rasa takut menetap

Bila anak menderita Gg. Fobia maka orangtua diharapkan untuk ikut membantu anak
mengatasi perasaan takutnya
Terapi dgn psikofarmaka hanya diberikan dalam keadaan tertentu saja, misalnya : terdapat
gejala insomnia
Teknik DESENTISASI untuk anak yang menderita Fobia terhadap Lebah
Sesi di rumah sakit :
1. Melihat gambar lebah
2. Menyentuh dengan jari gambar lebah
3. Melihat lebah hidup di TV
4. Menyentuh lebah yang sudah mati
5. Duduk di ruangan dgn lebah yg hidup dalam botol
6. Mendengarkan bunyi lebah
7. Memegang botol dengan lebah yg hidup didalamnya
8. Berada diluar dimana terdapat lebah
Sesi di rumah didampingi orangtua :
1. Melihat gambar lebah
2. Melakukan riset lebah dgn komputer
3. Melihat lebah di TV
4. Mendengarkan bunyi lebah
5. Membawa-bawa lebah mati dalam kantong plastik sepanjang hari
6. Menaruh lebah mati dalam botol di kamar
7. Memelihara lebah hidup dalam botol di kamar

Terapi Modelling
Modeling adalah melihat orang lain (model) berinterakasi dengan objek yg ditakuti tanpa
rasa takut pada diri model
Terdapat beberapa cara antara lain :
1. Live / Filmed modeling
2. Observation modeling
3. Participant modeling
4. Single / multiple modeling
28



Terapi Modifikasi Perilaku
Dgn terapi ini diusahakan untuk mengubah persepsi / tanggapan negatif anak menjadi
persepsi / tanggapan yang positif bahkan kalau bisa menjadi menyenangkan.
Yang juga termasuk CBT adalah : pelatihan relaksasi, membayangkan adegan yg
menyenangkan, mengucapkan hal=hal yg menunjukkan keberanian (saya pasti bisa,
saya berani dsb)
Contohnya adalah perasaan takut terhadap gelap. Anak diminta untuk membayangkan
betapa senangnya malam hari : ayah ibu sudah pulang dari kerja, makan sama-sama,
kalau mau tidur ibu bersenanjung dan membacakan ceritera

Gangguan Cemas pada Anak dengan Minat Khusus pada Fobia, Prof. DR.dr. Willy
Edith Humris Pleyte Sp.KJ (K)

GangguanObsesif-kompulsif
TERAPI
Konseling dan medikasi : mengenali, menghadapi, menantang pikiran yang berulang dapat
mengurangi gejala obsesd, yang pada akhirnya mengurangi perilaku kompulsif. Latihan
pernafasan. Bicarakan apa yang akan dilakukan pasien untuk mengatasi situasi, kenali dari
perkuat hal yang berhasil mengatasi situasi. Bila diperlukan bisa diberi Klomipramin 100 -
150 mg, atau golongan Selected Serotonin Reuptake Inhibitors.
Konsultasi spesialistik bila kondisi tidak berkurang atau menetap.


PSIKOTERAPI
Adalah intervensi psikologis yg digunakan u/ merubah perilaku agar
fungsi jiwa mjd lebih optimal.

Teknik Psikoterapi
29


Persuasi
Desensitisasi: diajari terapis saat datang pertamalalu bisa
dilanjutkan di rumah dg jadwal yg diberikan. E.g: menarik nafas
panjang 10x lalu hembuskan perlahan 10x lama kelamaan
waktunya semakin perlahan. Berguna u/ mengurangi
kecemasan.
Konseling
Modelling: pasien meniru dg mengamati yg telah dicontohkan.
Empati
Reward + punishment
Semua tujuannya u/ mengendalikan kecemasan, mengatasi depresi,
menghadapi psikosis.
Jenis-jenis Psikoterapi
Psikoterapi
1) Psikoterapi diberikan tergantung dari kebutuhan individu, antara lain : Psikoterapi suportif,
untuk memberikan motivasi, semangat dan dorongan agar pasien yang bersangkutan tidak merasa
putus asa dan diberi keyakinan serta percaya diri.
2) Psikoterapi re-edukatif, memberikan pendidikan ulang dan koreksi bila dinilai bahwa
ketidakmampuan mengatsi kecemasan.
3) Psikoterapi re-konstruktif, untuk dimaksudkan memperbaiki kembali (re-konstruksi)
kepribadian yang telah mengalami goncangan akibat stressor.
4) Psikoterapi kognitif, untuk memulihkan fungsi kognitif pasien, yaitu kemampuan untuk berpikir
secara rasional, konsentrasi dan daya ingat.
5) Psikoterapi psiko-dinamik, untuk menganalisa dan menguraikan proses dinamika kejiwaan yang
dapat menjelaskan mengapa seseorang tidak mampu menghadapi stressor psikososial sehingga
mengalami kecemasan.
6) Psikoterapi keluarga, untuk memperbaiki hubungan kekeluargaan, agar faktor keluarga tidak
lagi menjadi faktor penyebab dan faktor keluarga dapat dijadikan sebagai faktor pendukung.
e. Terapi psikoreligius
Untuk meningkatkan keimanan seseorang yang erat hubungannya dengan kekebalan dan daya tahan
dalam menghadapi berbagai problem kehidupan yang merupakan stressor psikososial.
30









Kaplan

You might also like