You are on page 1of 21

CASE REPORT

SKIZOAFEKTIF TIPE MANIK

Oleh :
IZZA AYUDIA HAKIM
1102009150
Pembimbing :
dr. Desmiarti, Sp.KJ

KEPANITRAAN KLINIK BAGIAN ILMU KESEHATAN JIWA


RS JIWA Dr. SOEHARTO HERDJAAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
PERIODE 26 MEI 2014 28 JUNI 2014

KEPANITERAAN KLINIK
1

STATUS ILMU JIWA


FAKULTAS KEDOKTERAN YARSI
SMF ILMU JIWA
RUMAH SAKIT JIWA SOEHARTO HEERDJAN

Nama
: Izza Ayudia Hakim
Tanda Tangan
___________________________________________________________________________
Nim
: 110-2009-150
___

.
Dr. Pembimbing
: dr.Desmiarti Sp.KJ
.......................
....
.
Nomor rekam medis

: 004383

Nama pasien

: Ny.I

Nama dokter muda

: Izza Ayudia Hakim

Masuk RS pada tanggal

: 12 Juni 2014

Rujukan / datang sendiri / keluarga : Diantar oleh keluarga pasien


I. IDENTITAS PASIEN
Nama

: Ny.I

Tempat/Tanggal lahir

: Jakarta, 29 Januari 1976

Jenis kelamin

: Perempuan

Suku bangsa

: Banten

Agama

: Islam

Pendidikan

: SMEA

Pekerjaan

: Ibu rumah tangga

Status Perkawinan

: Kawin

Alamat

: Bogor

Masuk RSJSH

: 30 Mei 2014

II. RIWAYAT PSIKIATRIK


Data diperoleh dari :
2

Autoanamnesis dengan pasien pada tanggal 12 s/d 16 Juni 2014 di ruang cempaka

Alloanamnesis dengan adik dari ibu pasien pada tanggal 16 Juni 2014

Rekam medis pasien

A. KELUHAN UTAMA
Pasien dibawa oleh keluarga karena mengamuk beberapa jam sebelum masuk Rumah
Sakit
B. RIWAYAT GANGGUAN SEKARANG
Pernyataan dari pasien : Ny. I adalah seorang wanita berusia 38 tahun, sudah menikah,
tinggal di Bogor bersama dengan suami serta anaknya, 1 bulan yang lalu pasien baru saja
melahirkan putri ke dua. Awalnya 5 hari sebelum masuk RS pasien sering berbicara kacau,
berbicara terus, sering marah-marah. Emosi pasien juga tidak bisa dikendalikan. Sehingga
pihak keluarga dan tetangga di lingkungan pasien merasa terganggu. Pasien mengatakan
bahwa dia mengamuk karena suaminya yang jarang pulang dan hanya memberikan uang
dalam jumlah sedikit kepada pasien untuk kebutuhan sehari-hari yang menurut pasien jumlah
tersebut sangat kurang dan pasien mendengar suara bisikan yang wujudnya tidak ada yang
menyuruh pasien untuk memukul. Selain itu pasien juga melihat setan botak yang mana orang
lain tidak dapat melihat apa yang pasien lihat.
Pasien mengatakan sering merasa cemburu dengan suaminya, pasien meyakini bahwa
suaminya berselingkuh, hal tersebut muncul karena pasien mengatakan ia sering melihat
wanita mengirim sms kepada suaminya, seperti meminta suaminya menjemput wanita
tersebut di gang. Meskipun hal tersebut sudah pernah jelaskan oleh suaminya bahwa
suaminya tidak berselingkuh atau memiliki hubungan dengan wanita lain, namun pasien tetap
meyakini bahwa suaminya berselingkuh.
Pernyataan dari keluarga : Tante pasien mengatakan bahwa pasien dibawa ke rumah
sakit jiwa karena pada hari itu pasien mangamuk. Beberapa hari sebelum pasien mengamuk
pasien menunjukkan gejala berbicara ngaco dan ngomong sendiri. Keluarga mengatakan
pasien marah di dalam dan diluar rumah,karena menganggu tetangga akhirnya pasien
dipasung 2 jam lalu oleh pasien dilepas ketika keluarga pasien menjemput untuk membawa
pasien ke RS Jiwa.
Kata adik sepupu pasien dua minggu sebelum masuk rumah sakit pasien sudah
menunjukkan sering mengoceh sendiri tentang masalah suami dan anaknya. Pasien sering
3

melempar kaca rumah tetangga karena pasien menganggap tetangga sirik dengan pasien
dengan apa yang dia punya, dengan tanah sambil tidak berbusana dan memukul tetangganya.
Lima jam sebelum masuk rumah sakit pasien mengamuk kepada suaminya karena suaminya
tidak pulang selama 3 hari. Pasien meyakini bahwa suaminya sedang berjalan dengan wanita
lain. Sehingga pasien mengamuk dan melempar TV dirumah menggunakan batu.
RIWAYAT GANGGUAN SEBELUMNYA:
1.

Gangguan psikiatrik.
Pasien sakit pertama kali 11 tahun yang lalu, yaitu pada bulan Maret tahun
2003. Saat itu pasien mengamuk, berbicara ngaco, suka bernyanyi-nyanyi dan teriakteriak sendiri. Pasien mengamuk kemudian di bawa ke RS Jiwa lalu dirawat. Selain itu
pasien mengeluhkan mendengar ada nya bisikan-bisikan. Pasien menyatakan saat itu
ia merasa sangat sedih karena tidak bisa seperti orang lain yang merupakan anak
orang berada, sedang ia adalah anak orang miskin. Pasien dibawa berobat ke alternatif,
setelah 1 bulan akhirnya membaik.
Pada tahun 2005 berdasarkan rekam medis pasien dibawa ke rumah sakit jiwa
oleh keluarganya karena pasien mengamuk lagi. Pasien selalu mengamuk ketika ada
salah satu keluarganya menikah, pasien seperti itu karena pasien belum menikah dan
pernah mempunyai riwayat ketika 1 minggu mau menikah, datang polisi dan seorang
bapak ke rumah pasien karena calon suami pasien menghamili anak bapak tersebut
kemudian ditangkap dan pasien tidak jadi menikah. Setelah keluar dari RS pada tahun
2005 pasien jarang kontrol dan tidak teratur minum obat. Pasien hanya meminum obat
ketika ada gejala seperti kepala pusing. Dari tahun 2005 sampai dengan 2009 tidak ada
keluhan mengamuk,berbicara ngaco. Hingga puncaknya 2minggu sebelum
melahirkan pasien sudah mulai menunjukkan gejala seperti ngomong ngaco,tetapi
tidak parah. Lima hari sebelum masuk RS keluhan pasien semaki bertambah yaitu
berbicara ngaco, berbicara terus dan marah-marah. Sampai dengan beberapa jam
sebelum masuk RS pasin mengamuk dan melempar kaca tetangga dan menganggu
kenyamanan tetangga.
Riwayat masuk RSJ.Soeharto Heerdjan:
-

6 Maret 2003

1 Mei 2005
4

29 Mei 2005

30 Mei 2014

2. Riwayat gangguan medik.

OS tidak memiliki penyakit sitemik lainnya.

3. Riwayat penggunaan zat psikoaktif.

Pasien tidak ada riwayat penggunaan rokok, alkohol/minuman keras, dan juga
NAPZA.

Riwayat Perjalanan Penyakit

2003

2005

2014

Tahun 2003, pasien seperti


orang bingung , sulit tidur,
dan sering marah-marah tanpa alasan yang jelas. Saat itu sosialisasi pasien
dengan lingkungan sekitar masih baik. Pasien juga dapat bekerja sebagai
seorang pedagang (berjualan dirumah).

Tahun 2005, pasien sering marah marah dirumah, berbicara terus,


bicaranya kacau, suka tertawa sendiri, suka keluyuran.

Tahun 2014, pasien sering mengamuk dan marah marah dirumah,


berbicara terus, bicaranya kacau, suka tertawa sendiri, mendengar bisikan,
suka keluyuran dan memukul suami serta tetangganya.

D. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI :


1. Riwayat perkembangan fisik :

Selama masa kehamilan, ibu OS tidak pernah mengalami gangguan kesehatan. OS lahir
cukup bulan, dalam keadaan normal dan ditolong oleh bidan. Selama kelahiran tidak ada
trauma lahir dan cacat bawaan. Pertumbuhan dan perkembangan OS sewaktu bayi sesuai
dengan usianya. Tidak pernah ada riwayat demam kuning, demam campak maupun kejang
demam. OS merupakan anak kelima dari lima bersaudara.
Riwayat perkembangan kepribadian :
A) Masa kanak-kanak (0-11 tahun):
Pasien tumbuh dan berkembang sehat seperti anak lain. Pasien merupakan anak yang
suka bermain dengan teman- temannya. Pasien pun bermain dengan saudara- saudaranya.
Pada usia 10 tahun Pasien di asuh dengan bibinya, selama pindah ke lingkungan rumah
bibinya, Pandai merupakan anak yang pandai bergaul, pasien mengenali orang- orang
yang berada dilingkungannya. Pada umur pasien 9 bulan ayah pasien meniggal dan pada
saat usia 9 tahun ibu pasien meninggal karena sakit jantung. Pasien terbiasa dengan
kehidupan yang mewah dan di manja oleh keluarga.
B) Masa remaja (12-18 tahun) :
Pasien mempunyai banyak teman, suka bermain dan tidak suka berkelahi dengan
temannya. Pada saat di sekolah SMP pasien senang dengan kegiatan tataboga seperti
diajarkan membuat nasi goreng, omelet. Saat SMEA sering menjadi petugas saat
upacara disekolahnya. Pasien terbiasa di manja oleh keluarga. Pasien setiap malam
minggu sering pergi pesta bersama teman-temannya, keluarga pasien tidak
mengizinkan dia untuk pergi,tetapi pasien mencari cara agar diizinkan untuk pergi
sehingga pasien berbohong dengan alasan mau belajar kelompok dengan temantemannya.
C) Masa dewasa (> 18 tahun):
Setelah lulus SMEA dengan tidak pernah tinggal kelas dan nilai rata-rata, lalu
pasien melanjutkan mencari pekerjaan kerja 2 tahun di pabrik sepatu. Pada tanggal 9
februari 2012 ketika berumur 36 tahun pasien menikah dengan pria yang dipilih oleh
pasien sendiri walaupun sebenarnya semua keluarga pasien tidak setuju pasien dengan
pria tersebut karena pria tersebut dinilai oleh keluarga sebagai orang pemalas dalam
hal bekerja. Tetapi pasien tetap menikah dengan pria tersebut. Ketika pasien sedang
hamil usia kandungan 3 bulan,hamil anak pertama datang seorang wanita dengan
6

membawa 2 orang anak ke rumahnya dan wanita tersebut ingin minta pertanggung
jawaban dari suami pasien . Wanita tersebut adalah istri yang ditinggal oleh suami
pasien sebelum dia menikah dengan pasien. Kemudian suami menyuruh pasien untuk
menggugurkan kandungan yang kedua nya ,kemudian pasien menceritakan hal
tersebut kepada mami dan mami melarang keras untuk menggugurkan
kandungannya dan pasien mendengarkan. Pasien juga sering dipukul oleh suaminya.

2. Riwayat pendidikan :

SD

: Pasien menyelesaikan pendidikannya di SD tanpa pernah tinggal kelas.

Prestasi sekolahnya rata-rata .

SMP : Pasien menyelesaikan pendidikannya di SMP tanpa pernah tinggal kelas.


Prestasi sekolahnya rata-rata.

SMEA : Pasien menyelesaikan pendidikannya di SMEA dengan jurusan akuntansi


tanpa pernah tinggal kelas. Prestasi sekolahnya rata-rata.

3.

Riwayat pekerjaan :

Pasien mengaku pertama kali bekerja di sebuah pabrik sepatu di daerah


Jakarta. Pada tahun 1995 dan sempat bekerja selama kurang lebih 2 tahun. Lalu
OS keluar dari tempat pekerjaan karena lelah terlalu sering lembur.

Pasien bekerja di pabrik pembuatan obat-obatan herbal di daerah Jakarta. Pada


tahun 2009 OS bekerja kurang lebih selama 2 tahun. Lalu OS keluar dari
tempat pekerjaan karena lelah terlalu sering lembur

Pasien bekerja di pabrik kerupuk di daerah serang Banten pada tahun 2012

4. Kehidupan beragama :
Pasien seorang penganut agama Islam. Pasien termasuk rajin sholat dan mengaji. Dan
keluarga mengatakan kalau dalam hal mengaji pasien sering tamat membaca Al-Quran
beberapa kali. Sebelum dirawat pasien rajin menjalankan sholat dan juga pasien mengikuti
pengajian di dekat rumahnya.

5. Kehidupan sosial dan perkawinan :


7

Pasien memiliki seorang suami dan 2 orang anak perempuan yang berusia 1 tahun 7 bulan
dan anak kedua 1 bulan. Pasien mengaku memiliki hubungan yang sudah tidak baik
dengan suaminya dikarenakan suami pasien berselingkuh dengan seorang wanita yang
memiliki 1 anak yang bertempat tinggal di bandung. Pasien juga mengeluhkan bila tidak
bisa tidur ia memikirkan suaminya yang berselingkuh. Pasien juga mengatakan bahwa
suami pasien sering memukul diri pasien.

E. RIWAYAT KELUARGA :
OS adalah anak ke-5 dari lima bersaudara
Pohon keluarga:

Keterangan:
= Laki-laki
= Gangguan jiwa

= Perempuan
atau

D. SITUASI KEHIDUPAN SOSIAL SEKARANG :


8

= Pasien
= Meninggal

Pasien tinggal di Bogor bersama suaminya. Anak-anak pasien tinggal bersama pasien
yang rumahnya dan kadang-kadan tinggal di rumah saudaranya yang tidak jauh dari rumah
pasien. Kegiatan pasien sehari-hari di rumah yakni mencuci piring, mencuci baju, mengepel
lantai dan kegiatan rumah tangga lainnya. Pasien memiliki hobby yaitu membuat masakan
dan kue-kue.

III.STATUS MENTAL
A. DESKRIPSI UMUM
1. Penampilan :
OS perempuan berusia 38 tahun dengan penampilan fisik yang sesuai dengan usianya.
OS bersikap ramah,tenang namun terlihat bersemangat. Penampilan sesuai dengan
usia, kulit sawo matang, rambut berwarna hitam pendek, menggunakan anting. Pada
saat wawancara, OS berpakaian santai, memakai kaos berwarna pink tangan panjang,
celana panjang pink dengan menggunakan alas kaki, kebersihan diri OS cukup terjaga.

2.

Kesadaran: Compos mentis

3. Perilaku dan aktivitas psikomotor


a. Sebelum wawancara : Pasien sedang bercanda bersama temannya di ruang
cempaka. Pasien tampak tenang berbicara dengan temannya.
b. Selama wawancara : Pasien tenang, bersemangat, dapat menjawab pertanyaan
dengan baik, konsentrasi tidak terganggu, banyak bicara.
c. Sesudah wawancara : Pasien masih tampak ramah, tenang dan baik dan
bersalaman.

4.

Sikap terhadap pemeriksa : Kooperatif (menjawab pertanyaan dengan baik) dan


artikulasi jelas.
9

5. Pembicaraan :
a. Cara berbicara : Jelas, dan lancar.
b. Gangguan berbicara : tidak ada
B. ALAM PERASAAN (EMOSI)
1. Suasana perasaan (mood) : iritabel
2. Afek ekspresi : luas
3. Keserasian : serasi
C. GANGGUAN PERSEPSI
1. Halusinasi :
a. Halusinasi auditorik : ada, pasien mendengar ada suara bisikan yang mengatakan
suruh memukul.
b. Halusinasi visual : ada, melihat bayangan laki-laki botak.
2. Ilusi : Tidak ada
3. Depersonalisasi : Tidak ada
4. Derealisasi : Tidak ada
D. SENSORIUM DAN KOGNITIF (FUNGSI INTELEKTUAL)
1. Taraf pendidikan : SMEA
2. Pengetahuan umum : cukup baik
3. Kecerdasan : Baik
4. Konsentrasi : Baik
5. Orientasi :
10

a. Waktu : Baik (pasien dapat menyebutkan pemeriksaan pada siang hari dan pasien
menyebutkan tanggal wawancara (12 Juni 2013))
b. Tempat : Baik (pasien tahu sekarang sedang berada di RSJSH)
c. Orang : Baik (pasien dapat membedakan dokter, suster, laki-laki, perempuan.)
d. Situasi : Baik (pasien tahu dokter muda sedang wawancara untuk mencari tahu
kondisi penyakitnya)

6. Daya ingat :
a. Tingkat :

Jangka panjang : Baik (Pasien dapat mengingat tanggal lahir)

Jangka pendek : Baik (Pasien ingat menu makan paginya )

Segera

: Baik (OS dapat menyebutkan seseorang yang baru lewat

dan juga nama dokter muda yang sedang mewawancarai)


b. Gangguan : Tidak ada
7. Pikiran abstraktif :Baik (OS dapat mengerti arti kata tangan panjang, ringan tangan,
dan membedakan buah jeruk dengan tomat)
8. Visuospasial : Baik (OS dapat menggambarkan jam dan waktu sesuai diminta, Jam 10
dan jam 1 ) dilampirkan
Gambar. Jam 1

11

Gambar Jam 10

9. Bakat kreatif : Baik (OS dapat menggambar rumah) di lampirkan

12

10. Kemampuan menolong diri sendiri : Baik (OS dapat makan, mandi sendiri)

E. PROSES PIKIR
1. Arus pikir :
o Produktifitas

: Baik

o Kontinuitas

: Flight of idea

o Hendaya bahasa : Tidak ada


2. Isi pikir :
o Preokupasi : Tidak ada
o Waham : Cemburu
o Obsesi : Tidak ada
o Fobia : Tidak ada
o Gagasan rujukan : Tidak ada
o Gagasan pengaruh : Tidak ada

F. PENGENDALIAN IMPULS

13

Baik, selama wawancara OS dapat berlaku dengan tenang dan tidak menunjukkan gejala
yang agresif dan tidak marah.

G. DAYA NILAI
1. Daya nilai sosial

: Baik (OS mau bekerja sama pada masa perwatan)

2. Uji daya nilai

: Baik (OS mengatakan bahwa bunuh diri adalah hal yang tidak

baik)
3. Daya nilai realita : Terganggu

H. TILIKAN
Derajat 3, OS tahu bahwa dirinya sakit dan sedang berobat di RSJSH.
I. RELIABILITAS
Secara umum dapat dipercaya.
1. PEMERIKSAAN FISIK
A. Status Internus
a) Keadaaan Umum

: Baik

b) Kesadaran

: Compos Mentis

c) Frekuensi nafas

: 20 x/menit

d) Nadi

: 84 x/menit

e) Sistem kardiovaskular : BJ I-II reguler murni, murmur (-), gallop (-)


f) Sistem Respiratorius

: Vesikuler, Rhonki-/-, Wheezing-/-

g) Sistem Gastrointestinal : Bising usus normal, melemah.


h) Sistem muskuloskeletal: Tidak tampak adanya kontraktur, ataupun tremor.
B. Status Neurologik

Tanda Rangsang Meningeal : Tidak ada

Refleks Fisiologis

: Positif normal

Refleks Patologis

: Tidak ada
14

2. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Terakhir dilakukan pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan foto rontgen thorax
pada tahun 2005 dan tidak ditemukan kelainan.
VI.IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Pasien seorang perempuan berusia 38 tahun. Penampilan fisik sesuai usianya
dengan kebersihan dan kerapian yang cukup baik. Pendidikan terakhir SMEA. Pasien
duduk dengan tenang dihadapan pewawancara dengan kontak mata dan merespon
semua pertanyaan dengan cepat dan jelas.
Pasien datang ke RS Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan pada tanggal 30 Mei 2014
diantar oleh tante dan kakak sepupu karena pasien sering marah marah dirumah,
berbicara terus, bicaranya kacau, suka tertawa sendiri, sejak 2 minggu sebelum masuk
RS tapi gejala bertambah sejak 5 hari yang lalu. Emosi pasien juga tidak bisa
dikendalikan. Sehingga pihak keluarga dan tetangga di lingkungan pasien merasa
terganggu.
Menurut keterangan pasien, pasien dibawa ke RSJSH karena marah - marah
dan membanting tv dikarenakan suaminya tidak pulang ke rumah. Selain itu pasien
juga mendengarkan adanya bisikan yang menyuruh dia memukul. Awalnya pasien
mengaku melihat SMS yang dikirim oleh perempuan yang tidak dikenali di hp
suaminya. Pasien sering bertengkar dengan suami gara-gara curiga suaminya
selingkuh. Pasien menikah pada 9 Februari tahun 2012 dan mempunyai 2 orang anak.
Lalu pasien mengaku suaminya selingkuh dengan orang lain, sehingga dia
merasa sedih dan merasa terpukul. Pasien mengatakan suaminya jarang memberikan
uang hasil dari dia bekerja suaminya hanya meberikan uang kepada pasien paling
besar Rp.50.000. Pasien juga mengeluh sulit tidur sejak usia remaja. Selain itu pasien
mengaku sejak umur 27 tahun ke panti untuk berobat akibat susah tidur. Pasien
mengeluh mendengar bisikan-bisikan ditelinganya tapi dia tidak melihat orangnya.
Bisikan-bisikan dirasakan pasien semakin lama semakin sering muncul dan dirasakan
mengganggu oleh pasien.
15

Menurut keterangan kakak sepupunya, pasien sering marah marah dengan


suami dan tetangga di sekitar rumah pasien. Pasien juga pernah memukul suami dan
tetangganya. Kakak sepupu pasien juga mengaku pasien menderita sakit gangguan
jiwa sejak usia 27 tahun dan pernah dirawat di RS. Dr. Soeharto Heerdjan pada tahun
2003. Kakak pasien juga mengaku, bahwasanya pasien tidak rutin minum obat yang
diberikan oleh dokter,pasien hanya minum obat ketika pusing seangkan ketika pasien
dalam keadaan tenang pasien tidak meminum obat dan jarang kontrol. Kakak pasien
mengaku, pasien tinggal dengan pamannya sejak kecil karena kedua orang tua pasien
meninggal sejak usianya masih kecil.
Pada saat diwawancara, pasien suka tiba-tiba tertawa. Pasien juga banyak
ngomong saat diwawancara, lalu tiba-tiba pasien terdiam dan menunjukan muka sedih
sampai mau menangis. Lalu setelah itu pasien tertawa lagi sampai terbahak-bahak.
Saat diwawancara pasien suka bicaranya tidak fokus atau bicaranya suka loncat-loncat
(flight of idea).
Menurut kakak pasien, pasien pertama kali menunjukkan perilaku yang tidak
biasa pada tahun 2003 (usia 27 tahun). Saat itu pasien seperti orang bingung , sulit
tidur, dan sering marah-marah tanpa alasan yang jelas. Saat itu sosialisasi pasien
dengan lingkungan sekitar masih baik. Pasien juga dapat bekerja sebagai buruh pabrik
Selanjutnya pihak keluarga dan orang tua pasien merasa sangat khawatir
terhadap kondisi pasien, lalu mengajak pasien untuk berobat jalan ke RS.Jiwa dr
Soeharto Heerdjan untuk pertama kalinya pada awal tahun 2003, selama pengobatan
prilaku pasien membaik. Pasien rutin tiap bulan untuk kontrol ke poliklinik RSJ dr.
Soeharto Heerdjan untuk berobat dan rajin meminum obat yang diberikan oleh dokter.
Pada tanggal 1 Mei 2005 pasien dibawa oleh paman dan kakak kandung pasien
ke RS. Jiwa dr. Soeharto Heerdjan untuk dirawat inap dan masuk ke bangsal PICU
perempuan. Setelah lebih kurang satu minggu dirawat pasien diperbolehkan pulang
oleh dokter yang merawatnya. Namun setelah beberapa minggu pulang kerumah,
pasien dibawa lagi oleh paman dan kakak kandung pasien ke RSJ dr. Soeharto
Heerdjan. Dokter memutuskan agar pasien dirawat inap dan masuk bangsal PICU
perempuan. Pasien dirawat selama 1 bulan dan sudah tidak pernah kambuh sampai
saat ini. Selama wawancara pasien cukup kooperatif. Kontak mata pasien terlihat
16

berani dalam menjawab pertanyaan pewawancara. Perhatian pasien terhadap apa yang
dibicarakan oleh pewawancara cukup baik.
Pasien menjawab semua pertanyaan yang diajukan dengan cukup baik. Sikap
terhadap pemeriksa Kooperatif, pasien menjawab semua pertanyaan pewawancara
dengan jelas dan singkat. Cara berbicara pasien jelas dan singkat. Tidak ada gangguan
bicara. Pembicaraan pasien normal, jelas. Keadaan perasaan (mood) pasien iritebel,
Afek pasien luas. Pada fungsi Intelektual (Sensorium dan Kognitif) taraf pendidikan
pasien sekolah SMA tapi hanya sampai kelas SMA, taraf pengetahuan Umum cukup
Baik, Taraf kecerdasan pasien sesuai dengan pendidikannya, Daya konsentrasi pasien
baik, Daya ingat jangka panjang pasien baik, daya ingat jangka pendek pasien baik,
Daya ingat sesaat pasien baik, daya orientasi waktu baik (pasien dapat mengetahui
waktu wawancara pada siang hari), daya orientasi tempat pasien baik (pasien sadar
bahwa pasien sekarang sedang berada di RSJSH), Daya orientasi personal pasien baik
(pasien mengetahui sedang diwawancarai oleh dokter muda), Daya orientasi situasi
pasien baik (pasien tahu bahwa situasi sekeliling saat wawancara), Pikiran abstrak
pasien kurang, Kemampuan menolong diri pasien baik (pasien dapat mandi, makan,
minum,memakai atau mengganti pakain sendiri). Kemampuan Visouspatial pasien
cukup baik, Bakat dan Kreatif pasien cukup baik.
Mempunyai Gangguan Persepsi berupa halusinasi auditorik dan visual.
Produktivitas pasien cukup, continuitas pikiran pasien flight of ideas, hendaya
berbahasa tidak ada, tidak ada gangguan isi pikir. Kemampuan mengendalikan impuls
cukup baik (Pasien tidak marah bila pada saat sesi wawancara ada pasien lain yang
bertanya kepada pewawancara), daya nilai sosial pasien Cukup baik (pasien
mengetahui bahwa mengkonsumsi ganja dan alkohol itu tidak baik), Uji daya nilai,
daya nilai realita pasien terganggu. Derajat tilikan pasien derajat 3 (sadar akan
penyakitnya tetapi menyalahkan orang lain, faktor luar atau faktor organik), Taraf
dapat dipercaya pasien dapat dipercaya. Pasien menyangkal pernah merokok, minum
minuman beralkohol dan obat-obatan terlarang.

17

VII. FORMULA DIAGNOSTIK


1. Berdasarkan keluhan yang dirasakan oleh pasien ini termasuk gangguan jiwa karena
adanya distress yaitu pasien marah-marah dan mendengar bisikan. Adanya disabilitas
yaitu pasien menjadi tidak dapat bekerja sperti biasanya yaitu mengurus rumah.
2. Pasien ini tidak termasuk gangguan mental organik karena pasien pada saat di periksa
dalam keadaan sadar. (F0)
3. Pasien ini tidak termasuk dalam gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat
karena tidak ada riwayat dalam penggunaan zat.(F1)
4. Pasien ini termasuk gangguan skizoafektif karena didapatkan gangguan mood
(manik) disertai dengan adanya gejala halusinasi audiotorik dan visual yang timbul
secara bersamaan. (F2)
Susunan formulasi diagnostik ini berdasarkan dengan penemuan bermakna dengan urutan
untuk evaluasi multiaksial, seperti berikut:
Aksis I : F25.0 Gangguan Skizoafektif Tipe Manik
1. Pada pasien ini gejala yaitu gangguan mood berupa sering marah-marah, susah
tidur,hiperaktif.
2. Pasien ini juga ada halusinasi audiotorik yaitu mendengar bisikan yang menyuruh
untuk memukul ketika lagi marah dan halusinasi visual yaitu melihat setan botak yang
mana gejala ini timbul bersamaan kurang lebih 2 minggu SMRS.
3. Pasien ini juga terdapat kriteria Skizofrenia tipe c yaitu adanya halusinasi audiotorik
menurut PPDGJ III.
4. Pada pasien ini terdapat halusinasi yang lamanya 2 minggu tanpa gejala mood yang
menonjol menurut DSM IV-TR.
5. Pada pasien ini gangguan bukan karena efek fisiologi langsung dari zat(penggunaan
zat) menurut DSM IV-TR.
Aksis II : Pada pasien ini tipe kepribadiaannya adalah emosional tak stabil karena terdapat
kecendrungan mencolok bertindak secara impulsif tanpa mempertimangkan konsekuensinya
dan tidak stabil emosionalnya
Aksis III : Tidak ada diagnosis

18

Aksis IV : Masalah dalam rumah tangga yaitu suami pasien yang selingkuh dan ekonomi
yang rendah. Serta pasien jarang kontrol dan jarang minum obat ketika gejala nya sudah tidak
ada
Aksis V :
Global Assement Functioning Scale (GAF)
Skala GAF 1 tahun terakhir : 61-70 (Beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas
ringan dalam fungsi, secara umum masih baik) : 69
Skala GAF saat sekarang

: 71-80 (Gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas

ringan dalam sosial, pekerjaan, sekolah dan lain-lain) : 75


VIII.EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I : Gangguan skizoafektif tipe manik (F25.0)
Aksis II : Gangguan kepribadian emosional tidak stabil.
Aksis III : Tidak ada diagnosis
Aksis IV : Masalah rumah tangga,ekonomi. Dan pasien jarang kontrol dan minum obat.
Aksis V : Skala GAF 1 tahun terakhir : 69
Skala GAF saat sekarang: 75
IX. PROGNOSIS
Quo ad vitam

: Ad bonam

Quo ad functionam

: Dubia ad bonam

Quo ad sanactionam : Dubia ad bonam


Indikator prognosis baik:

Faktor pencetus yang jelas

Hubungan emosional dalam keluarga dari pihak pasien yang baik

Indikator prognosis buruk:

Ada faktor herediter

Onset pada usia muda

Perjalanan kronis

19

Riwayat sosial ekonomi rendah

Jarang kontrol dan jarang minum obat

Riwayat kehidupan sosial, rumah tangga yang tidak baik

X. DAFTAR PROBLEM
a. Organobiologik

: Tidak ditemukan kelainan organik dan ada faktor herediter

b. Psikologis

: Halusinasi auditorik dan visual

c. Sosial/Keluarga

: Masalah rumah tangga dan ekonomi.

XI. TERAPI
a) Rawat inap, dengan indikasi mengganggu dan membahayakan masyarakat sekitar
b) Farmakoterapi
a. Risperidon diberikan 2 kali sehari 2 mg per oral. Dosis risperidon dapat
diturunkan sampai gejala pada pasien hilang.
b. Trihexiphenidil 2 mg 2 kali sehari diberikan selama pasien masih
mendapatkan terapi antipsikotik untuk mencegah efek ekstrapiramidal.
c. Lithium Carbonat 2x200 mg
c) Psikoterapi
Dilakukan melalui :
a. Psikoterapi suportif
Psikoterapi ini dapat dilakukan dengan bimbingan serta terapi kelompok. Hal
ini dilakukan mengingat kemampuan pasien menghadapi stress rendah. Selain
itu pasien mudah marah. Perlu diadakannya terapi untuk meningkatkan
kemampuan pengendalian diri dalam menghadapi masalah. Pada terapi
kelompok adalah kesempatan untuk menilai dan mengamati respon pasien
dalam menghadapi berbagai sifat, perilaku orang lain dan masalah yang
timbul.
20

b. Psikoterapi reedukatif
Pada pasien :

Memberikan kesempatan kepada pasien untuk menceritakan masalahnya dan


meyakinkan pasien bahwa ia sanggup mengatasi masalah yang dihadapinya

Memotivasi pasien agar selalu berpikir positif

Menganjurkan pasien untuk bersikap baik dengan teman-temannya


Pada keluarga :

Melibatkan keluarga dalam pemulihan, dengan memberikan pengarahan


kepada keluarga agar tetap memberi dukungan untuk pulih dan tidak
mengkritik setiap kegiatan pasien yang kurang tepat

Meredukasi keluarga tentang pentingnya mengawasi dan ikut serta dalam


mendisplinkan pasien untuk mengkonsumsi obat yang diberi dan kontrol rutin
setelah pulang dari RSJSH guna perbaikan kualitas hidup pasien

1. Sosioterapi

Melibatkan pasien dalam kegiatan aktivitas kelompok di RSJSH agar pasien


bisa bersosialisasi kembali dengan sekitarnya.

Mengasah keterampilan

pasien

dalam

bernyanyi

agar

pasien

dapat

menyalurkan bakat seninya.

Melibatkan pasien dalam kegiatan keagamaan di RSJSH agar pasien


mempunyai kegiatan yang positif dan mengetahui nilai-nilai agama mana yang
boleh dan mana yang dilarang

21

You might also like