A. Pemberian resep dan instruksi; obat yang digunakan berupa analgetik dan antibiotik B. Kontrol I: - 1 minggu pasca operasi: pembukaan periodontal pack dan pengambilan jahitan, irigasi dengan antiseptik, dan instruksi untuk perawatan di rumah. C. Kontrol II: - 2-3 minggu pasca operasi: penyembuhan terjadi sekitar 2 minggu pasca operasi, irigasi, dan instruksi untuk perawatan di rumah. 2. Pasca bedah jaringan keras A. Pemberian obat-obatan Setelah pembedahan pasti akan terjadi rasa sakit, sangat penting bagi dokter gigiuntuk menjelaskan mengenai hal ini kepada pasien. Pemberian obat-obatan yang penting setelah pembedahan adalah pemberian analgesik dan antibiotik. Analgesik untuk mengurangi rasa nyeri dan antibiotik untuk mencegah terjadinya inflamasi pada daerah operasi (Peterson LJ, 1998) B. Menjaga kebersihan rongga mulut Kontrol perawatan dilakukan setiap hari dengan irigasi salin steril atau antiseptik (obat kumur). Pasien disarankan untuk menjaga OH terutama pada daerah pembedahan, pada hari pertama setelah pembedahan pasien disarankan menyikat gigi dengan perlaha di dekat daerah pembedahan untuk mencegah terjadinya pendarahan dan rasa sakit. Pasien dianjurkan untuk makan makanan lunak untuk mencegah adanya penekanan pada daerah pembedahan pada saat penyunyahan. Jahitan dapat dibuka dalam waktu sekitar 7-10 hari (Pedersen GW, 1996; Starshak TJ, 1980). 3. Prosedur torektomi (tambahan) - Blok anastesi untuk nervus palatinus anterior dan nervus insisivum dengan penambahan submukous infiltrasi anastesi. - Penggunaan mouth prop atau bite block digunakan untuk mengurangi kelelahan apabila proses pembedahan membutuhkan waktu yang lama, namun terkadang penggunaannya dapat menghalangi instrument pembedahan. - Teknik pengambilan torus palatinus bisa dilakukan dengan 2 cara: a. Insisi pada garis tengah palatum dengan bentuk Y pada kedua ujung sisi. Pada sisi posterior jangan sampai insisinya memotong arteri palatina mayor. b. Insisi semiluner berbentuk huruf U, dimana mukoperiosteal flap yang menutupu torus dapat dibuka seluruhnya. (Pedersen GW, 1996; Starshak TJ, 1980; Hopkins R, 1989)
4. Komplikasi a. Perdarahan - Untuk penangan perdarahan dapat dilakukan elektrokoagulasi yang dapat membantu proses pembentukan pembekuan darah. perdarahan juga bisa dikontrol dengan menggunakan bahan hemostatik lokal seperti gelatin absorble sponge (Starshak TJ, 1980; Soames JV, 1993) b. Perforasi dasar hidung (bisa terjadi pada torektomi)P terjadi maka dilakukan penutupan baik secara konservatif atau pembedahan (Starshak TJ, 1980; Soames JV, 1993)
5. Dental management pasien PJK Bahan yang ini aku baca dari bahannya riria um T.T Intinya sebelum perawatan dokter gigi perlu mengetahui terlebih dahulu tipe PJK seperti apa yang diderita oleh pasien karena PJK itu ada yang stabil dan ada yang tidak stabil.
DAFTAR PUSTAKA 1. Peterson LJ. Oral and Maxillofacial Surgery: 3 rd ed. St.Louis: CV.Mosby Company. 1998: 253. 2. Pederson GW. Buku Ajar Praktis Bedah Mulut. Alih bahasa: Purwanto, Basoeseno. Jakarta: EGC. 1996; 122-3. 3. Starshak TJ, Sanders B. Preprosthetic Oral and Maxillofacial Surgery. St.Louis: CV.Mosby Company. 1980; 105-3. 4. Hopkins R. Atlas Berwarna Bedah Mulut Preprostetik. Alih bahasa: Yuwono L. Jakarta: EGC. 1989; 58-65.