You are on page 1of 14

KARSINOMA SEL BASAL

OLEH
IMAM BUDI PUTRA





DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN
FAKULTAS KEDOKTERAN USU
RSUP. H. ADAM MALIK
MEDAN
2008

Imam Budi Putra : Karsinoma Sel Basal, 2008
USU e-Repository 2008
KARSINOMA SEL BASAL
Epitelioma Sel Basal, Basalioma, Ulkus Rodens, Ulkus Jacob,
Tumor Komprecher, Basal Cell Ca (BSC), Epitetioma Non Matpigi
1-7



Pendahuluan
Kanker kulit merupakan satu keganasan yang timbul pada permukaan
kulit dan berasal dari sel epitel, sel pluripotensial atau dari sel melanin.
Secara umum tumor ganas kulit dibagi atas tiga golongan besar yakni:
1. Melanoma Malignum.
2. Non Melanoma Malignum yang terdiri dari:
a. Karsinoma sel basal (KSB).
b. Karsinoma sel Skuamosa(KSS).
3. Tumor Ganas Kulit lainnya (jarang)
Karsinoma sel basal adalah suatu tumor kulit yang bersifat ganas, berasal
dari sel-sel basal epidermis dan apendiknya. Tumor ini berkembang lambat
dan tidak/jarang bermetastase. Keganasan pada karsinoma ini ialah
keganasan lokal (lozalized malignant) yaitu invasi ke tumor ke jaringan
dibawah kulit (sub kulit), fasia, otot dan tulang, umumnya tidak menyebabkan
kematian.
l-4


Epidemiologi
Karsinoma sel basal lebih sering dijumpai pada orang kulit putih dari
pada kulit berwarna dan paparan sinar matahari yang lama dan kuat
berperan dalam perkembangannya. Lebih sering dijumpai pada pria dan
wanita dan biasanya timbul setelah usia lebih dari 40 tahun. Karsinoma sel
basal dapat juga dijumpai pada anak-anak dan remaja walaupun jarang.
1,3
Predileksi kanker ini adalah di daerah muka yang terpajan sinar
matahari (sinar UV). Daerah muka yang paling sering terkena ialah daerah
antara dahi dan sudut bibir, dari daerah ini 2/3 atas yang paling sering
Imam Budi Putra : Karsinoma Sel Basal, 2008
USU e-Repository 2008
terkena. Dari penyelidikan yang dilakukan di Indonesia ternyata terdapat
predileksi sebagai berikut : pipi dan dahi 50% ; Hidung dan lipatan hidung
28% ; Mata dan sekitarnya 17 % ; Bibir 5%.
1,4,6


Etiologi
Sampai saat ini masih belum diketahui pasti penyebabnya. Dari
beberapa penelitian menyatakan bahwa faktor predisposisi yang memegang
peranan penting perkembangan karsinoma sel basal. Faktor predisposisi
yang diduga sebagai penyebab yaitu : Faktor internal : umur, ras, genetik,
dan jenis kelamin. Faktor eksternal : radiasi ultraviolet (UV B 290- 320 nm),
radiasi ionisasi, bahan-bahan karsinogenik, mis : arsen, inorganik, zat-zat
kimia, hidrokarbon polisiklik, trauma mekanis kulit mis : bekas vaksin, bekas
luka bakar, iritasi kronis, dll.
1,6


Patogenesis
Karsinoma sel basal dari epidermis dan adneksa struktur (folikel
rambut, kelenjar ekstrin). Terjadinya didahului dengan regenerasi dari
kolagen yang sering dijumpai pada orang yang sedikit pigmentnya dan sering
mendapat paparan sinar matahari, sehingga nutrisi pada epidermis
terganggu dan merupakan prediksi terjadinya suatu kelainan kulit. Melanin
berfungsi sebagai energi yang dapat menyerap energi yang berbeda jenisnya
dan menghilang dalam bentuk panas. J ika energi masih terlalu besar dapat
merusak sel dan mematikan sel atau mengalami mutasi untuk selanjutnya
menjadi sel kanker.
Beberapa peneliti mengatakan terjadinya karsinoma sel basal
merupakan gabungan pengaruh sinar matahari, tipe kulit, warna kulit dan
faktor predisposisi lainnya. Peningkatan radiasi ultraviolet dapat menginduksi
terjadinya keganasan kulit pada manusia melalui efek imunologi dan efek
karsinogenik. Transformasi sel menjadi ganas akibat radiasi ultraviolet
diperkirakan berhubungan dengan terjadinya perubahan pada DNA yaitu
Imam Budi Putra : Karsinoma Sel Basal, 2008
USU e-Repository 2008
terbentuknya photo product yang disebut dimer pirimidin yang diduga
berperan pada pembentukan tumor. Reaksi sinar ultraviolet menyebabkan
efek terhadap proses karsinogenik pada kulit antara lain : lnduksi timbulnya
menjadi sel kanker, menghambat immunosurveillance dengan menginduksi
limfosit T yang spesifik untuk tumor tertentu.
7,8


Histogenesis
Komprecher (1903) menyatakan bahwa karsinoma sel basal berasal
dari sel basal epidermis. Adamson (1914) mengajukan teori bahwa
karsinoma sel basal dari fokus embrionik laten yang timbul dari keadaan
hormon pada usia lanjut. Lever (1948) mengemukakan bahwa karsinoma sel
basal bukan karsinoma dan tidak berasal dari sel basal tetapi adalah tumor
nevoid dan hamartama yang berasal dari sel germinativum epitel primer
(primary epithelial germ cell) yaitu sel-sel yang belum matang.
Sedangkan Pinkus mengatakan bahwa karsinoma sel basal dari sel
pluri potensial epidermal sel yang terbentuk secara kontinu sepanjang hidup
menjadi aktif pada usia tua dan mempunyai potensi untuk berdiffrensiasi
menjadi epitel gepeng belapis, membentuk rambut, kelenjar sebasea dan
kelenjar ekskrin atau apokrin.
1,2,11,12


Gambaran Histopatologis
Sifat-sifat histopatologis dari karsinoma sel basal bervariasi, namun
pada umumnya mempunyai inti yang besar, oval atau memanjang dengan
sedikis sitoplasma. Sel pada karsinoma sel basal mirip dengan sel basal
pada stratum basal epidermis hanya rasio antara inti dengan sitoplasma lebih
besar atau tidak tampak adanya jembatan antar sel. Inti dari sel karsinoma
sel basal lebih seragam (tidak banyak berbeda dalam ukuran dan intensitas
perwarnaan) dan tidak tampak gambaran anaplastik.
Parenkim tumor pada karsinoma sel basal selalu dikelilingi oleh stroma
yang sering tampak sebagai jaringan dengan banyak fibroblast muda. Oleh
Imam Budi Putra : Karsinoma Sel Basal, 2008
USU e-Repository 2008
karena parenkim tumor berasal dari sel epitelial, dan stroma berasal dari
mesoderm, yang berperan dalam pembentukan adneksa kulit.
Berdasarkan gambaran histopatologis Lever (1993) membagi
Karsinoma Sel Basal dalam 2 golongan :

I. Differensiasi yaitu :
1. J enis keratotik
Disebut juga tipe pilar karena berdifferensiasi ke arah rambut
menunjukkan sel-sel para keratotik dengan gambaran inti yang
memanjang dan sitoplasma agak eosinafilik dan dijumpai horn cyst
(kista keratin). Sel parakeratonic dapat membentuk susunan
konsentris atau mengelilingi kista keratin.
2. J enis differensiasi sebasea
Dulu disebut bentuk kistik, merupakan bentukbsolidbyang mengalami
nekrobiosis. Tetapi tidak terbukti secara histokimia bahwa bentuk
tersebut adalah di fferensiasi kelenjar sebasea.
3. J enis Adenoid
Adanya gambaran struktur mirip kelenjar yang dibatasi jaringan ikat.
Kadang-kadang ditemukan lumen yang dikelilingi sel-sel bersekresi.
Sel tersusun berhadapan, melingkari pulau-pulau jaringan ikat
sehingga tumor berbentuk seperti renda.
Dalam lumen dapat ditemukan semacam substansi koloid atau
materi granuler yang amorph. Akan tetapi belum ada bukti aktivitas
sel yang bersifat sekretoris pada tepi lumen.
II. Tidak berdifferensiasi
4. J enis solid
Merupakan gambaran histopalogik yang banyak ditemukan. Berupa
pulau-pulau sel dengan bentuk dan ukuran bermacam-macam, terdiri
dari sel-sel basaloid, dengan inti basofilik yang bulat atau lonjong,
stioplasma sedikit, sel-sel pada tepi massa tumor tersusun palisade.
Imam Budi Putra : Karsinoma Sel Basal, 2008
USU e-Repository 2008
Bentuk solid ini juga dibagi 2 sub kelompok
1. Sirkumskrip
- Tampak parenkim tumor dengan berbagai bentuk dan ukuran pada
dermis lebih dari 90% parenkim tumor berhubungan dengan
epidermis.
- Batas tepi tumor terdiri dari sel yang tersusun palisade (seperti pagar),
sedangkan sel didalam tumor tidak beraturan.
- Kadang-kadang terjadi disintegrasi sel pada pusat tumor sehingga
terbentuk kista.
2. lnfiltrative
- Disebut sebagai karsinoma sel basal yang agresif
- Terdiri dari sel basaloid yang tersusun memanjang dengan ketebalan
hanya beberapa lapis dengan atau tanpa susunan palisade pada
tepinya.
Tumor ini dapat mengadakan invansi dalam batas tumor tidak jelas,
sel dan inti sel bentuk dan ukurannya bervariasi.
Beberapa pembagian jenis berdasarkan diferensiasi yang lain adalah:
1. J enis adamontionoid, keratotik, kistik, adenoid, plexiform,dan
pigmented (seldan +Helwing 1974).
2. J enis superfisial dan morphealike.
Menurut Sloan (1974) mengemukakan bahwa pembagian jenis
karsinoma sel basal menurut diferensiasi kurang mempunyai arti
prognostik.
Berdasarkan sifat pertumbuhan merupakan hal yang lebih penting antara
lain bentuk:
a. Noduler, kelompok sel tumor secara keseluruhan memberi kesan
berbatas tegas dengan jaringan sekitar.
b. Noduler infiltratif, pada bagian tengah tampak tonjolan tumor d engan
tepi menunjukkan pertumbuhan infiltratif kecil.
Imam Budi Putra : Karsinoma Sel Basal, 2008
USU e-Repository 2008
c. Infiltratif, jaringan tumor menunjukkan pertumbuhan infiltratif tidak
teratur.
- Selerosing, stroma menunjukkan jaringan ikat padat terdiri dari
serabut kolagen dan elastis.
- Non selerosing, kelompok sel tumor besar dengan jaringan ikat
stroma tidak begitu padat.
d. Multifokal, jaringan tumor berasal dari beberapat empat pada
epidermis.
2,10-12

Walaupun dengan pewarnaan dopa 75 % KSB mengandung
melanosit, akan tetapi hanya 25 % saja yang mengandun pigmen melanin,
KSB yang banyak mengandung pigmen disebut KSB berpigmen. Bentuk
morfea-like atau fibrosing merupakan varian KSB dimana tumor terdiri dari sel
Yang tersusun memanjang dan terkadang hanya satu lapis di dalam stroma
yang tebal.
1


Gambaran Klinis
Karsinoma sel basal umumnya mudah didiagnosis secara klinis. Ruam
dari karsinoma sel basal terdiri dari satu atau beberapa nodul kecil seperti lilin
(waxy), semitranslusen berbentuk bundar dengan bagian tengah lesi cekung
(central depresion) dan bisa mengalami ulserasi dan pendarahan, sedangkan
bagian tepi maninggi seperti mutiara yang merupakan tanda khas yang pada
pinggiran tumor ini.
Pada kulit sering dijumpai tanda-tanda kerusakan seperti telngektase
dan atropi. Lesi tumor ini tidak menimbulkan rasa sakit. Adanya ulkus
menandakan suatu proses kronis yang berlangsung berbulan-bulan sampai
bertahun-tahun dan ulkus ini secara perahan-lahan dapat bertambah besar.
Gambaran klinik karsinoma sel basal bervariasi. Terdapat 5 tipe dan 3
sindroma klinik yaitu :


Imam Budi Putra : Karsinoma Sel Basal, 2008
USU e-Repository 2008
1. Tipe Nodula-ulseratif (Ulkus Rodens)
J enis ini dimulai dengan nodus kecil 2 - 4 mm, translusen, warna pucat
seperti lilin (waxy-nodulo). Dengan inspeksi yang teliti, dapat dilihat
perubahan pembuluh darah superficial melebar (telangiektasi).
Permukaan nodus mula-mula rata tetapi kalau lesi membesar, terjadi
cekungan ditengahnya dan pinggir lesi menyerupai bintil-bintil seperti
mutiara (pearly border). Nodus mudah berdarah pada trauma ringan dan
mengadakan erosi spontan yang kemudian menjadi ulkus yang terlihat di
bagian sentral lesi.
Kalau telah terjadi ulkus, bentuk ulkus seperti kawah, berbatas tegas,
dasar irreguler dan ditutupi oleh krusta. Pada palpasi teraba adanya
indurasi disekitar lesi terutama pada lesi yang mencapai ukuran lebih dari
1 cm, biasanya berbatas tegas, tidak sakit atau gatal. Dengan trauma
ringan atau bila krusta diatasnya diangkat, mudah berdarah.
2. Tipe pigmented
Gambaran klinisnya sama dengan nodula-ulseratif, ad nya pada jenis ini
berwarna coklat atau berbintik-bintik atau homogen (hitam merata)
kadang- kadang menyerupai Melanoma. Banyak dijumpai pada orang
dengan kulit gelap yang tinggal pada daerah tropis.
3. Tipe morphea-like atau fibrosing
Merupakan jenis yang agak jarang ditemukan. Lesinya berbentuk plakat
yang berwarna kekuningan dengan tepi yang tidak jelas, kadang-kadang
tepinya meninggi. Pada permukaannya tampak beberapa folikel rambut
yang mencekung sehingga memberikan gambaran seperti sikatriks.
Kadang-kadang tertutup krusta yang melekat erat. J arang mangalami
ulserasi. Tepi ini cenderung invasif kearah dalam.Tepi ini menyerupai
penyakit morphea atau skleroderma.
4. Tipe superfisial
Berupa bercak kemerahan dengan skuama halus dan tepi yang meninggi.
Lesi dapat meluas secara lambat, tanpa mengalami ulserasi. Umumnya
Imam Budi Putra : Karsinoma Sel Basal, 2008
USU e-Repository 2008
multipel, terutama dijumpai pada badan, kadang-kadang pada leher dan
kepala.
5. Tipe fibroepitelial
Berupa satu atau beberapa nodul yang keras dan sering bertangkai
pendek, permukaannya halus dan sedikit kemerahan. Terutama dijumpai
dipunggung. Tipe ini sangat jarang ditemukan.
Sindroma klinik yang merupakan bagian penting dari karsinomasel
basal yaitu.
1. Sindroma karsinoma sel basal nevoid.
Dikenal sebagai sindroma Gorlin-Goltz Merupakan suatu sindroma
yang diturunkan secara autosomal dan terdiri dari :
- Kelainan kulit ; berupa nodul kecil yang multipel yang terdapat pada
masa kanak-kanak atau akhir pubertas, terutama dijumpai pada muka
dan badan.
- Selama stadium nevoid, ukuran dan jumlah nodur bertambah. Sering
setelah umur dewasa, lesinya mengalami ulserasi dan ke dalam
stadium neoplastik dimana terjadi invasi, destruksi dan multilasi.
Kematian dapat terjadi karena invasi ke otak terdapat cekungan (pit's)
pada telapak tangan dan kaki
- Kelainan tulang : berupa kista pada rahang, kelainan pada tulang iga
dan tulang belakang (skoliosis, spina bifida).
- Kelainan sistem saraf : berupa perubahan menonjol dan retardasi
mental
- Kelainan mata : berupa katarak, buta congenital.

2. Sindroma linear and generalized folicular basal cell nevi. Merupakan jenis
yang sangat jarang ditemui pada lesi yang linier, berupa nodul disertai
komedo dan kista epidermal, tersusun seperti garis dan unilateral.
Biasanya teradapa sejak lahir.

Imam Budi Putra : Karsinoma Sel Basal, 2008
USU e-Repository 2008
Pada jenis generalized folicular ditemukan adanya kerontokan rambut
yang bertahap, akibat kerusakan folikel rambut akibat pertumbuhaun
tumor.
3. Sindorma Bazex : atrophoderma dengan multipel kasinoma sel basal.
Disamping itu ada juga tipe-tipe klinis yang jarang dijumpai yaitu : fibro
epitelioma, giant pore BCC, wild fire BCC, angiomatous BCC, lipoma like
BCC, giant exophytic BCC, hiperkreatotic BCC dan intra oral BCC.
1,8,11,12


Diagnosis Banding
1. Karsinoma sel skuamosa
2. Melanocytyc naevi (Nevus Pigmentosus)
3. Melanoma Malignan
4. Trichoepitelioma
5. Hiperplassia sebaceus.
6. Keratosis seboroik (Keratosis senelis)
1,2-4,7


Diagnosis
Ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik (gejala klinis),
dan pemeriksaan histopatologis. Dari anamnesis terdapat kelainan kulit
terutama dimuka yang sudah berlangsung lama berupa benjolan kecil, tahi
lalat, luka yang sukar sembuh, lambat menjadi besar dan mudah berdarah.
Tidak ada rasa gatal / sakit. Pada pemeriksaan fisik terlihat papul / ulkus
dapat berwarna seperti warna kulit atau hiperpigmentasi. Pada palpasi teraba
indurasi. Tidak terdapat pembesaran kelenjar getah bening regional.
Pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan histopatologi yaitu dengan
dilakukan biopsi. Pada setiap kelainan kulit yang tersangka KSB harus
dilakukan biopsi.
1




Imam Budi Putra : Karsinoma Sel Basal, 2008
USU e-Repository 2008
Penatalaksanaan
Tujuan karsinoma sel basal yaitu kesembuhan dengan hasil kosmetik
yang baik karena umumnya karsinoma sel basal terdapat pada wajah. Terapi
dapat bersifat preventif dan kuratif. Banyak metode pengobatan karsinoma
sel basal yaitu :
- Preventatif:
Oleh karena sinar matahari predisposisi utama untuk terjadi kanker kulit
maka perlu diketahui perlindungan kulit terhadap sinar matahari, terutama
bagi orang-orang yang sering melakukan aktifitas diluar rumah dengan cara
memakai sunscreens (tabir surya) selama terpajan sinar matahari.
Penggunaan tabir surya untuk kegiatan diluar rumah diperlukan tabir surya
dengan SPM yang lebih tinggi (>15-30).
Adanya hubungan antara terbentuknya berbagai radikal bebas antara lain
akibat sinar UV pada beberapa jenis kanker kulit, telah banyak dilaporkan.
Pemakaian antioksidan dapat berfungsi untuk menetralkan kerusakan atau
mempertahankan fungsi dari serangan radikal bebas. Telah banyak bukti
bahwa terpaparnya jaringan dengan radikal bebas dapat mengakibatkan
berbagai gejala klinik atau penyakit yang cukup serius.
Akibat reaksi oksidatif radikal bebas di DNA menimbulkan mutasi yang
akhirnya menyebabkan kanker. Diantara antioksidan tersebut adalah ;
betakaroten, vitamin E, dan vitamin C.
1

- Kuratif
1. Bedah eksisi
Bedah eksisi atau bedah skalpel pada KSB dini memberikan tingkat
sembuhan yang tinggi.
1

2. Radiotera(pria diasiio nisasi)
Penyinaran lokal diberikan lapangan radiasi meliputi tumor dengan 1 -
2 cm jaringan sehat disekelilingnya. Pe nyinaran dilakukan dengan
dosis 200 cGy per fraksi, 5 fraksi dalam 1 minggu dengan total dosis
4000 cGy.
1

Imam Budi Putra : Karsinoma Sel Basal, 2008
USU e-Repository 2008
3. Kuretasi dan elektrodesikasi
Dilakukan pada tingkat yang dini, cara yang terbaik dengan cara
cutting dan koagulasi dibantu dengan curettage. J ika hendak
mengambil spesimen jaringan untuk pemeriksaan histopatologi,
dilakukan dengan electro section (pure cutting). Terlebih dahulu diberi
marker 3 - 5 mm di luar tumor.
1

4. Bedah beku (cryosurgery)
Bedah beku adalah suatu metode pengobatan dengan menggunakan
bahan yang dapat menurunkan suhu jaringan tubuh dari puluhan
sampai ratusan derajat Celcius di bawah nol (subzero). Efek yang
ingin dicapai :
a. Perubahan sel epidermal dan epidermolisis dengan pembekuan
ringan dimana terjadi vesikulasi (tampak vesikel atau bula),
kemudian diikuti krustasi dan proses wound healing tanpa jaringan
parut dan kemungkinan hipopigmentasi.
b. Cryonecrosis, destruksi serta nekrosis sel dalam jaringan dermis
dan jaringan dibawahnya dengan cara pembentukan kristal es intra
dan ekstra sel, akibatnya terjadi kerusakan membran sel dan
perubahan konsentrasi elektrolit, iskemik, respon immunologik
selama masa pencarian kristal es (thaw period).
1

5. Bedah kimia
6. Teraplia ser
Pengamatan lebih lanjut setelah pengobatan perlu dilakukan, untuk
mengawasi kemungkinan terjadinya kekambuhan dan kemungkinan adanya
tumor baru yang mungkin timbul. Kemungkinan kambuh berulang dilaporkan
11%-49%.
1,2,4


Rekurensi
Imam Budi Putra : Karsinoma Sel Basal, 2008
USU e-Repository 2008
Karsinoma sel basal mempunyai rekurensi tinggi, terutama bila
pengobatan tidak adekuat. Biasanya rekurensi terjadi 4 bulan pertama
sampai 12 bulan setelah pengobatan.
2


Prognosis
Prognosis umumnya baik dengan five year survival rate mencapai
99%.
2


Kesimpulan
1. Karsinoma sel basal merupakan tumor kulit malignat yang berasal dari
sel-sel basal epidermis dan appendiknya, berkembang lambat dan
tidak/jarang bermetastase, serta tidak mengakibatkan kematian.
2. Faktor predisposisi dan pajanan sinar matahari sangat berperan dalam
perkembangan karsinoma sel basal.
3. Diagnosa karsinoma sel basla ditegakkan berdasarkan gambaran klinis
dan pemeriksaan histopatologis.
4. Pengobatan karsinoma sel basal bertujuan untuk kesembuhan dengan
hasil kosmetik yang baik.
5. Prognosis karsinoma sel basal umumnya baik apabila dapat ditegakkan
diagnosis dini dan pengobatan segera.











Imam Budi Putra : Karsinoma Sel Basal, 2008
USU e-Repository 2008
Imam Budi Putra : Karsinoma Sel Basal, 2008
USU e-Repository 2008
DAFTAR PUSTAKA

1. Cipto H, Pratomo U.S et al : Deteksi dan Penatalaksanaan Kanker Kulit
Dini, FKUl J akarta 2001 : 15-24, 30-40, 73-85.
2. Harahap M : llmu penyakit kulit cetakan I, Hipokrates, J akarta 2000, 222-
226.
3. Tambunan GW : Diagnosis dan Tata Laksana Sepuluh J enis Kanker
Terbanyak di Indonesia, Edisi l, EGC, J akarta 1991: 52-58.
4. Arinold HL, et al : Andrew's Disesases of the skin, 9
th
edition, WB
Soundeos Co 2000 : 820-829.
5. Moschella SL, Hurley Hj : Dermatology 3
rd
edition, WB Sounders Co 1995.
Bol2 : 1746-1749.
6. Habib TB : Clinical Dermatology, 3
rd
edition, mosty missaouri 1996:649-
659.
7. Fitzpatrick TB et al : Dermatology in General Medicine, 4
rd
edition, Mc.
Graw Hill Inc 1993, Vol : 840-846.
8. J ayanta K, Widjaya Hakim R dkk : penanganan Karsinoma Sel Basal
Dalam : Perkembangan Orkologi dan Bedah Kulit di Indonesia, Kumpulan
Makalah Lengakap PTT V Perdoski Semarang November 2000.
9. Farmer ER, Hood AF : Pathology of Skin, Prentice Hall International 1990
: 568-579.
10. Murphy F,G : Dermathology in General Medicine, 4
rd
edition, Mc. Graw Hill
Inc 1993, Vol : 840-846.
11. Kanoko M : Beberapa Aspek Patologik Tumor Ganas Kulit Melanom dan
Non Melanoma. Dalam : Perkembangan Onkologi dan Bedan Kulit di
Indonesia, Pada Kumpulan Makalah Lengkap Pertemuan Ilmiah Tahunan
V Perdoski Tahun 2000 : Penerbit : Badan Penerbit Universitas
Dipenogoro, Semarang, 2000 : 24-25.
12. Lever WF : Histopatology of The Skin, 6
rd
edition, J B Lippincot Company,
1983: 562-574.

You might also like