You are on page 1of 8

Modul 11

Bedah KL TRAKEOSTOMI
(ICOPIM 5-311)
1. TUJUAN
1.1. Tuua! "e#$elaa%a! u#u#
Setelah mengikuti sesi ini peserta didik memahami dan mengerti tentang anatomi, tofografi, fisiologi dari
jalan nafas bagian atas, menegakkan diagnosis dan pengelolaan obstruksi jalan nafas bagian atas, melakukan
work-up penderita obstruksi jalan nafas bagian atas dan melakukan tindakan operatif serta perawatan pasca
operasinya.
1.&. Tuua! "e#$elaa%a! 'hu(u(
Setelah mengikuti sesi ini peserta didik akan memiliki kemampuan untuk :
1. Mampu menjelaskan anatomi, topografi, fisiologi jalan nafas bagian atas (tingkat kompetensi K,!"#
ak $,,%,&
$. Mampu menjelaskan etiologi dan macam obstruksi jalan nafas bagian atas (tingkat kompetensi
K,!"# ak $,,%,&
. Mampu menjelaskan patofisiologi, gambaran klinis, terapi obtruksi nafas bagian atas (tingkat
kompetensi K,! "# ak $,,%,&
'. Mampu menjelaskan teknik operasi obstruksi jalan nafas bagian atas dan komplikasinya (tingkat
kompetensi K,! "# ak $,,',(,%,&,),1*,1$
(. Mampu menjelaskan penanganan komplikasi operasi trakeostomi (tingkat kompetensi K,! "# ak
$,,',(,%,&,),1*,1$
%. Mampu melakukan work-up penderita obstruksi jalan nafas bagian atas yang meliputi anamnesa,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang (tingkat kompetensi K,+(,! " ak 1,1$
&. Mampu melakukan tindakan pembedahan pada obstruksi jalan nafas bagian atas (tingkat kompetensi
K,+(,!" ak 1, 1$
). Mampu merawat penderita obstruksi jalan nafas bagian atas pra operatif dan pasca operasi serta
mampu mengatasi komplikasi yang terjadi (tingkat kompetensi K,+(,!" ak 1 , 1$
&. POKOK BA)ASAN * SUB POKOK BA)ASAN
1.!natomi, topografi, fisiologi jalan nafas bagian atas
$.-tiologi, macam, diagnosis dan rencana pengelolaan obstruksi jalan nafas bagian atas
..eknik operasi obstruksi jalan nafas bagian atas dan komplikasinya
'.Work-up penderita obstruksi jalan nafas bagian atas
(.+erawatan penderita obstruksi jalan nafas bagian atas pra operatif dan pasca operasi
3. +AKTU
METO,E !. +roses pembelajaran dilaksanakan melalui metode:
1) small group discussion
2) peer assisted learning (+!/"
3) bedside teaching
4) task-based medical education
0. +eserta didik paling tidak sudah harus mempelajari:
1) bahan acuan (references"
2) ilmu dasar yang berkaitan dengan topik pembelajaran
3) ilmu klinis dasar
1. +enuntun belajar (learning guide" terlampir
2. .empat belajar (training setting): bangsal bedah, kamar
operasi, bangsal perawatan pasca operasi.
-. ME,IA 1. Workshop # +elatihan
2. 0elajar mandiri
3. Kuliah
4. 3roup diskusi
5. 4isite, bed site teaching
1
. 0imbingan 5perasi dan asistensi
!. Kasus morbiditas dan mortalitas
". #ontinuing $rofesional %e&elopment ($2'2)
5. ALAT BANTU PEMBELAJARAN
(nternet) telekonferens) dll.
.. E/ALUASI
1. +ada awal pertemuan dilaksanakan pre-test dalam bentuk *#+) essa, dan oral sesuai dengan
tingkat masa pendidikan, yang bertujuan untuk menilai kinerja awal yang dimiliki peserta didik
dan untuk mengidentifikasi kekurangan yang ada. Materi pre-test terdiri atas:
!natomi, topografi dan fisiologi jalan nafas bagian atas
+enegakan diagnosis obstruksi jalan nafas bagian atas
.erapi (teknik operasi" trakeostomi
Komplikasi trakeostomi dan penanganannya
-ollow up
$. Selanjutnya dilakukan .small group discussion/ bersama dengan fasilitator untuk membahas
kekurangan yang teridentifikasi, membahas isi dan hal,hal yang berkenaan dengan penuntun
belajar, kesempatan yang akan diperoleh pada saat bedside teaching dan proses penilaian.
. Setelah mempelajari penuntun belajar ini, peserta didik diwajibkan untuk mengaplikasikan
langkah,langkah yang tertera dalam penuntun belajar dalam bentuk role-pla, dengan teman,
temannya (peer assisted learning" atau kepada S+ (standardi0ed patient". +ada saat tersebut,
yang bersangkutan tidak diperkenankan membawa penuntun belajar, penuntun belajar dipegang
oleh teman,temannya untuk melakukan e6aluasi (peer assisted e&aluation". Setelah dianggap
memadai, melalui metoda bedside teaching di bawah pengawasan fasilitator, peserta didik
mengaplikasikan penuntun belajar kepada nodel anatomik dan setelah kompetensi tercapai
peserta didik akan diberikan kesempatan untuk melakukannya pada pasien sesungguhnya. +ada
saat pelaksanaan, e6aluator melakukan pengawasan langsung (direct obser&ation", dan mengisi
formulir penilaian sebagai berikut:
Pe%lu "e%$a0'a!1 pelaksanaan belum benar atau sebagian langkah tidak dilaksanakan
Cu'u"1 pelaksanaan sudah benar tetapi tidak efisien, misal pemeriksaan terlalu lama atau
kurang memberi kenyamanan kepada pasien
Ba0'1 pelaksanaan benar dan baik (efisien"
'. Setelah selesai bedside teaching, dilakukan kembali diskusi untuk mendapatkan penjelasan dari
berbagai hal yang tidak memungkinkan dibicarakan di depan pasien, dan memberi masukan
untuk memperbaiki kekurangan yang ditemukan.
(. 1elf assessment dan $eer 2ssisted 3&aluation dengan mempergunakan penuntun belajar
%. +endidik#fasilitas:
+engamatan langsung dengan memakai e&aluation checklist form # daftar tilik (terlampir"
+enjelasan lisan dari peserta didik# diskusi
Kriteria penilaian keseluruhan: cakap# tidak cakap# lalai.
&. 2i akhir penilaian peserta didik diberi masukan dan bila diperlukan diberi tugas yang dapat
memperbaiki kinerja (task-based medical education"
). +encapaian pembelajaran:
$re test
7si pre test
!natomi, topografi dan fisiologi jalan nafas bagian atas
+enegakan diagnosis obstruksi jalan nafas bagian atas
.erapi (teknik operasi" trakeostomi
Komplikasi trakeostomi dan penanganannya
-ollow up
0entuk pre test
*#+) 3ssa, dan oral sesuai dengan tingkat masa pendidikan
$
0uku acuan untuk pre test
1. 0uku teks 7lmu 0edah (diagnosis"8amilton 0ailey
$. 0uku teks 7lmu 0edah Schwar9t
. 0uku .eks 7lmu 0edah :orton
'. !tlas .ehnik operasi 8ugh 2udley
(. 0uku ajar 7lmu 0edah 7ndonesia
0entuk ;jian # test latihan
;jian 5S1! (K, +, !", dilakukan pada tahapan bedah dasar oleh Kolegium 7.
0edah.
;jian akhir stase, setiap di6isi# unit kerja oleh masing,masing senter pendidikan.
;jian akhir kognitif nasional, dilakukan pada akhir tahapan bedah lanjut (jaga 77"
oleh Kolegium 7. 0edah.
;jian akhir profesi nasional (kasus bedah", dilakukan pada akhir pendidikan oleh
Kolegium 7. 0edah
2. RE3ERENSI
1.0odenham !, <hiteley S. =espiratory emergencies. 7n -llis 0<, 0rown S+ eds. 8amilton 0ailey>s
-mergency surgery 1
th
ed. 4arghese 1o.$***, ','(
$.Shires 3., .hal -=, ?ones =1. .rauma 7n +rinciple of Surgery Schwart9 )
th
ed. Mc 3raw 8ill 7nc. $**(,
),@
.1obb ?+. 1ritical care: a system A oriented approach. 7n :orton ed. Surgery 0asic Science and 1linical
-6idence. Springer, $**1, $)$
'.!tlas of Surgical .echniBue Collinger )
th
ed. $**, &',&(
(.2e ?ong <, Sjamsuhidayat 0uku ajar 7lmu 0edah 7ndonesia, $
nd
ed. -31, $**(, &(
4. URAIAN1 TRAKEOSTOMI
4.1. I!5%odu'(0
a. 2efinisi
.rakeostomi adalah prosedur operasi membuka trakea dan memasang kanula di dalam lumen trakea.
b. =uang lingkup
.rakeostomi adalah tindakan pembedahan yang bertujuan untuk b,pass jalan nafas pada penderita
yang mengalami obstruksi jalan nafas bagian atas, untuk melakukan tracheobronchial toilet pada
penderita dengan kesadaran menurun, atau untuk keperluan pemasangan respirator.
c. 7ndikasi operasi:
.rauma kepala dengan gangguan kesadaran, batuk tidak efektif.
Keradangan hebat pada muka leher dan faring.
.rakeobronkitis dengan edema dan sekret yang banyak.
+erlukaan trakea.
+rosedur operasi kepala leher yang berat.
.umor saluran nafas bagian atas.
5perasi tiroid, dengan komplikasi perdarahan atau paralise n. rekurent bilateral.
=adioterapi pada leher.
.rauma thoraks dengan pernafasan yang tidak efektif.
+aska pembedahan dengan batuk tidak adekuat.
+enggunaan respirator jangka panjang setelah intubasi D ') jam.
.rauma muka dengan fraktur multipel.
d. Kontra indikasi :
.idak ada kontra indikasi terutama pada kasus darurat
e. 2iagnosis 0anding untuk obstruksi jalan nafas bagian atas
, +neumonia
, !sidosis

f. +emeriksaan penunjang
E,foto leher !+# lateral
Setelah memahami, menguasai dan mengerjakan modul ini maka diharapkan seorang dokter ahli bedah
mempunyai kompetensi operasi trakeostomi serta penerapannya di =S +endidikan dan =S jaringan
pendidikan.
4.&. Ko#"e5e!(0 5e%'a05 de!6a! #odul* list of skill
.ahapan 0edah 2asar ( semester 7 A 777 "
+ersiapan pra operasi :
o !namnesis.
o +emeriksaan Fisik.
o +emeriksaan penunjang.
o (nformed consent.
!ssisten $, assisten 1 pada saat operasi.
-ollow up dan rehabilitasi.
.ahapan bedah lanjut (Semester. 74,477" dan 1hief residen (Semester 4777,7E "
+ersiapan pra operasi :
o !namnesis.
o +emeriksaan Fisik.
o +emeriksaan penunjang.
o (nformed consent
Melakukan 5perasi ( 0imbingan, Mandiri ".
o +enanganan komplikasi.
o -ollow up dan rehabilitasi.
4.3. Al6o%05#a da! P%o(edu%
Al6o%05#a
Sesak nafas
5bstruksi +neumonia !sidosis
jalan nafas atas
chin lift, jaw thrust, pipa orofaring# nasofaring
berhasil tidak berhasil
alat belum siap alat siap
Krikotiroidektomi trakeostmi
4.-. Te'!0' O"e%a(0
Menjelang operasi1
+ersetujuan operasi yang ditanda tangani pasien atau keluarga (informed consent". +enjelasan tentang
prosedur operasi, hilangnya suara selama terpasang kanul trakeostomi, komplikasi operasi, perawatan
paska bedah. 2ikerjakan di kamar operasi, dengan penerangan yang baik, alat penghisap yang memadai,
'
ada asisten.
.rakeostomi set.
+ersiapan kanula logam atau plastik, diameter dan kelengkungan.
!ntibiotika profilaksis, 1efa9olin atau kombinasi 1lindamycin dan 3aramycin.
+ersiapan pembiusan, dapat dilakukan anestesi lokal maupun general. +ada pembiusan lokal diperlukan
lidokain dengan dosis maksimal & mg # kg 00.
.erlentang dengan hiperekstensi kepala, bahu diberi bantalan sehingga trakea lebih tampak ke anterior,
kepala diberi bantalan GdoughnutG.
.ahapan operasi
2esinfeksi dengan +o6idone A iodine 1*H atau dengan hibitane A alkohol &*H pada lapangan operasi
yaitu mulai bibir bawah,dagu,leher sampai 71S ,$ dan kanan A kirinya sampai tepi anterior m.
.rapesius.
/apangan operasi dipersempit dengan linen steril.
7dentifikasi trakea dengan palpasi mulai dari kartilago tiroid kearah jugulum
/akukan lokal anestesi dengan injeksi lidokain 1H atau $H infiltrasi subkutan.
7nsisi 6ertikal sepanjang ,' cm (kasus gawat darurat", atau insisi horisontal# collar (untuk kasus
elektif", insisi diperdalam dengan memotong subkutis, fasia colli superfisialis di insisi pada garis
tengah, mm pretrakealis disisihkan kelateral kanan dan kiri.
=awat perdarahan yang terjadi
/angenbeck dipasang kanan,kiri, tarikan seimbang supaya trakea tetap ditengah.
0ila terhalang ismus tiroid, ismus tiroid sisihkan kekaudal pertahankan dengan pengait (haak" tumpul.
7dentifikasi trakea, kait gigi satu tajam dipasang diantara krikoid dan cincin trakeal 7.
1incin trakea disayat 6ertikal gunakan pisau no. 11 dengan bagian tajam pisau menghadap keatas dan
arah sayatan ke kranial (cincin $, pada trakeotomi tinggiI cincin ',( pada trakeotomi rendah".
.rakea dipertahankan terbuka dengan kait gigi satu tumpul kanan,kiri, bersihkan sekret yang ada dengan
menggunakan kanula penghisap dan bergantian dengan oksigenasi.
Sekret diambil untuk kultur dan test sensitifitas kuman (pada penderita infeksi, difteri".
Masukkan kanula trakeostomi hati,hati, pada waktu memasukkan ujungnya posisi sumbu kanula tegak
lurus terhadap trakea, setelah pasti masuk putar arah sumbu sejajar trakea dan lanjutkan dorong sesuai
lengkung kanula trakeostomi kedalam lumen trakea.
1ek kanula masuk dalam lumen trakea, rasakan hembusan nafas dari lubang kanula trakeostomi, atau
gunakan ujung benang yang bergetar karena hembusan nafas.
Seluruh kait dilepas, asisten menahan kanula, kanula difiksir dengan menjahit cuping kanula kanan A kiri
kekulit leher dan memasang tali pita melingkari leher. 0ila sayatan terlalu lebar kulit dijahit situasi saja
(jangan terlalu rapatI supaya tidak terjadi emtisema kutis".
!ntara cuping kanula dan kulit diberi bantalan kasa steril.
4.5. Ko#"l0'a(0 o"e%a(0
Komplikasi intra operatif
+erdarahan.
.rauma n laringeal rekurren resiko terkena kecil, e6aluasi corda 6okalis setelah pemasangan
trakeostomi. 0ila dicurigai terkena tapi tidak yakin ditunggu hingga neuropraJinya membaik.
0ila tidak jelas dapat diberikan injeksi gel foam paste pada corda 6okalis yang lemah, ulang tiap
$, bulan.
+neumothoraks, dijadikan open pneumothoraks, dilanjutkan pemasangan tube thoraks.
.rauma kartilago cricoid, segera pindahkan tube ke sisi lebih rendah (caudal"
+erforasi esophagus
Fistel trakheoesophageal
.rauma corda 6okalis
Komplikasi paska operatif
7. Komplikasi dini
Kuf trakeostomi dapat mengganggu fungsi menelan.
+erdarahan, dapat diatasi dengan cauterisasi atau ligasi. -6aluasi beberapa saat setelah pasang tube,
perdarahan dapat terjadi setelah batuk.
(
7nfeksi luka operasi dapat diatasi dengan penggantian kanul, ganti kasa sesering mungkin,
antibiotika lokal.
-mphisema subcutan, dapat diatasi dengan mengambil jahitan luka yang terlalu rapat
77. Komplikasi lambat
3ranuloma yang akan menjadi jaringan fibrousI sebelum menjadi keras dilakukan scraping.
Fistel trakeoesophageal, yang diketahui saat operasi segera re6isi, pasang drain, nasogastrik
tube.
Fistel trakeokutaneous re6isi satu tahap, fistel dieksisi, kulit dilakukan undermined, dan otot
dipertemukan sisi kanan dan kiri.
Stenosis laringotracheal bila pendek dilakukan eksisi, interposing bone graft dari hyoid, bila
panjang dilakukan reseksi, end to end anastomose
4... Mo%5al05a(
Mortalitas rendah
4.2. Pe%a7a5a! Pa('a $edah
+aska bedah obser6asi terlebih dahulu hingga $' jam pertama
+erawatan# pengobatan terhadap penyakit primer
+erawatan kanula trakeostomi :
a. Sekret dihisap tiap jam
Masukkan kateter tanpa penghisapan hingga terasa ada tahanan, akhir inspirasi, penghisap
dihidupkan sampai kateter ditarik keluar dengan gerakan memutar. 0asuh kateter, ulangi
hingga jalan nafas bersih
b. +embersihan anak kanula tiap % jam
c. +emberian uap air hangat (nebuli9er#stoom" tiap % jam selama 1( menit
d. +erawatan luka trakeostomi dengan kasa diganti tiap perawatan trakeostomi.
4.4. Follow-Up
.iap hari sampai kanula dilepas
4.8. Ka5a 'u!901 4bstruksi 5alan nafas) trakeostomi
8. ,A3TAR CEK PENUNTUN BELAJAR PROSE,UR OPERASI
:o 2aftar cek penuntun belajar prosedur operasi
Sudah
dikerjakan
0elum
dikerjakan
PERSIAPAN PRE OPERASI
1 (nformed consent
$ /aboratorium
+emeriksaan tambahan
' !ntibiotik propilaksis
( 1airan dan 2arah
% +eralatan dan instrumen operasi khusus
ANASTESI
1 :arcose dengan general anesthesia, regional, lokal
PERSIAPAN LOKAL ,AERA) OPERASI
1 +enderita diatur dalam posisi terlentang, pundak diganjal
dengan bantal (hiperekstensi"
$ /akukan desinfeksi dan tindakan asepsis # antisepsis pada
daerah operasi.
/apangan pembedahan dipersempit dengan linen steril.
TIN,AKAN OPERASI
1 7nsisi sesuai dengan indikasi operasi
$ Selanjutnya irisan diperdalam menurut jenis operasi tersebut
diatas
+rosedur operasi sesuai kaidah bedah
PERA+ATAN PASCA BE,A)
%
1 Komplikasi dan penanganannya
$ +engawasan terhadap !01
+erawatan luka operasi
1atatan: Sudah # 0elum dikerjakan beri tanda
1:. ,A3TAR TILIK
0erikan tanda dalam kotak yang tersedia bila keterampilan#tugas telah dikerjakan dengan
memuaskan (1"I tidak memuaskan ($" dan tidak diamati ("
1. Me#ua('a! /angkah# tugas dikerjakan sesuai dengan prosedur standar atau penuntun
&. T0da'
#e#ua('a!
.idak mampu untuk mengerjakan langkah# tugas sesuai dengan prosedur
standar atau penuntun
3. T0da' d0a#a50 /angkah, tugas atau ketrampilan tidak dilakukan oleh peserta latih selama
penilaian oleh pelatih
:ama peserta didik .anggal
:ama pasien :o =ekam Medis
,A3TAR TILIK
No Ke60a5a! * la!6'ah 'l0!0'
Pe!0la0a!
1 & 3
1 +ersiapan +re,5perasi
$ !nestesi
.indakan Medik# 5perasi
' +erawaran +asca 5perasi K -ollow-up
+eserta dinyatakan :
/ayak
.idak layak
melakukan prosedur
.anda tangan pelatih
&

.anda tangan dan nama terang


)

You might also like