You are on page 1of 5

~ 1 ~

TANAH ANDOSOL
Ghefira Rahimah Riony
1
, Mohammad Iqbal
2
, Mia Nur Aida
3
, Nibras Hanif
M.
4
, dan Trixie Almira Ulimaz
5

Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran
Jl. Raya Bandung Sumedang KM 21 Jatinangor 45363
Abstract: Tanah Andisol merupakan tanah yang terbentuk dengan adanya bahan
induk abu volkan dan bahan organik yang tinggi. Pada tanah andosol terdapat
koloid mineral amorphous yang menunjukkan sebagai mineral alofan. Mineral
alofan merupakan mineral yang dominan.Tanah Andisol mempunyai sifat fisik
yang baik dan retensi air yang tinggi. Tanah andoso memiliki unsur hara yang
tinggi
Kata Kunci: tanah andosol

PENDAHULUAN
Tanah adalah bahan mineral tidak
padat (unconsolidated) yang terletak
di permukaan bumi dan dipengaruhi
oleh faktor-faktor genetik serta
lingkungan yang meliputi bahan
induk, iklim (termasuk kelembapan
dan suhu), organisme (makro dan
mikro), dan topografi pada suatu
periode tertentu (Hanafiah 2005).
Menurut Young (1976) Andosol
secara genetik diartikan sebagai
tanah yang berasal dari abu vulkanik
yang mengandung proporsi yang
tinggi bahan vitrik (glassy). Andosol
adalah tanah yang berkembang dari
bahan vulkanik seperti abu vulkan,
batu apung, silinder, lava dan
sebagainya, dan atau bahan volkanik
lastik yang fraksi koloidnya
didominasi oleh mineral short range
order (alofan, imogolit, ferihidrit)
atau kompleks Al-humus. Dalam
keadaan lingkungan tertentu,
pelapukan alumino silikat primer
dalam bahan induk non-vulkanik
dapat menghasilkan mineral short
range order, sebagian tanah seperti
ini yang termasuk dalam Andosol
(Hardjowigeno, 1993).
Tanah Andosol adalah tanah yang
berwarna hitam kelam, sangat porous,
mengandung bahan organik dan
lempung tipe amorf, terutama alofan
serta sedikit silika, alumina atau
hodroxida-besi. Tanah yang
terbentuk dari abu vulkanik ini
umumnya ditemukan didaerah
dataran tinggi (>400 m di atas
permukaan laut). (Darmawijaya,
1990).
Aktivitas gunug api menghasilkan
bahan piroklastik yang merupakan
sumber bahan induk tanah vulkanis,
yang dalam Sistem Taksonomi
Tanah diklasifikasikan sebagai
Andosol (Soil Survey Staff, 1990).
Luas Andosol di Indonesia mencapai
NPM:
1
150510120128

2
150510120129

3
150510120131

4
150510120132

5
150510120133


~ 2 ~

6,5 juta ha atau sekitar 3,4% dari luas
daratan dan merupakan areal
pertanian yang penting, terutama
untuk tanaman hortikultura dan
perkebunan (Lembaga Penelitian
tanah, 1972).
PEMBENTUKAN TANAH
ANDOSOL
Tanah vulkanis atau tanah andosol
adalah tanah yang terjadi dari
pelapukan batu-batuan vulkanis, baik
dari batu yang telah membeku,
maupun dari abu gunung api. Tanah
tuff terjadi dari abu gunung api dan
bersifat sangat subur. Salah satu ciri
tanah andosol adalah warna merah
kecoklatan hingga hitam kelam.
Tanah andosol sangat cocok untuk
daerah pertanian dan perkebunan.
Tanah Vulkanis merata di wilayah
Indonesia, sesuai dengan persebaran
gunung api, sperti di Jawa dan
Sumatera). (Amir dan Kun).
Proses pembentukan tanah yang
utama pada Andosol adalah
pelapukan dan transformasi
(perubahan bentuk). Proses
pemindahan bahan (translokasi) dan
penimbunan bahan-bahan tersebut di
dalam solum sangat sedikit.
Akumulasi bahan organik dan
terjadinya kompleks bahan organik
dengan Al merupakan sifat khas pada
beberapa Andosol (Hardjowigeno,
1993).
Tanah andosol terbentuk di
wilayah dataran tinggi lebih dari
1000 mdpl yang memiliki curah
hujan antara 2.500-7000 mm/tahun.
Sifat tanah andosol umumnya peka
terhadap erosi. Produktivitas tanah
ini sedang hingga tinggi.
Penggunaannya terutama untuk
tanaman sayuran, kopi, buah-buahan,
teh, kina dan pinus. (Sri dan dkk,
2007)
SIFAT TANAH ANDOSOL
Menurut Young (1976) tanah
andosol mempinyai ketebalan kurang
lebih 50 cm, berwarna coklat keabu-
abuan gelap sampai hitam.
Kandunagn debu tinggi, namun
profil dapat didominasi oleh pasir
halus, porositas tanah tinggi dan
sering adanya bulk density (BD)
rendah dapat terjadi adanya horison
(B) transisi yang berwarna
kecoklatan, tapi translokasi liat tidak
banyak.
Karakteristik tanah andodol
adalah memiliki ketebalan solum
tanah agak tebal (100-225 cm),
berwarna hitam, kelabu sampai
coklat tua, teksturnya debu, lempung
berdebu sampai lempung, dan
strukturnya remah, serta tanahnya
asam sampai netral (pH 5-7). Sifak
fisik dan kimia tanah andososl cukup
baik, sehingga produktivitasnyapun
cukup baik, yaitu antara sedang
sampai tinggi. (Rahmat, 2009).
Tanah Andisol mengandung unsur
hara yang cukup tinggi. Unsur hara
tersebut berasal dari abu letusan
gunung. Sehingga tanah jenis ini
sangat baik untuk ditanami. Tidak
jarang daerah yang terkena musibah
gunung meletus, justru tanahnya
akan lebih subur daripada
sebelumnya.
Selain unsur hara, zat lain yang
terkandung dalam tanah Andisol ini
adalah zat-zat organik. Zat yang
terkandung didalamnya sebagian
besar adalah abu vulkanik dari
letusan gunung. Zat organik banyak
terkandung pada lapisan tengah dan
~ 3 ~

atas, sedangkan pada tanah yang
berada di lapisan bawah, kandungan
organik maupun unsur hara
cenderung sedikit. Tanah Andisol
mampu mengikat air dalam jumlah
yang cukup tinggi, zat karbon yang
terkandung juga lebih tinggi
dibandingkan dengan tanah jenis lain.
Sifat kimia dari tanah andisol
ditandai dengan reaksi tanah agak
masam sampai netral (pH 5,06,5),
kejenuhan basa sekitar 20-40%,
kapasitas tukar kation sekitar 20-30
me/100g, kandungan C dan N tinggi
tetapi rasio C/N rendah, kandungan
kalium (K) sedang, kandungan fosfor
(P) rendah, berat jenis < 0.85% dan
pada kapasitas lapang kelembaban
tanah > 15% dan kandungan bahan
organik pada lapisan atas 5-20 %.
(Tan, 1991).

KLASIFIKASI TANAH
ANDOSOL
Menurut Hardjowigeno (2003)
dalam Djoni (2008) Andisol adalah
tanah, baik tertimbun atau tidak yang
mempunyai horison dengan sifat
tanah andik setebal 36cm atau lebih
(kumulatif) pada kedalama 60 cm
teratas dari tanah mineral atau dari
permukaan lapisan ytanah organik
yang memenuhi syarat sifat tanah
andik,dipilih yang lebih dangkal.
Kalau ada kontak litik pada
kedalaman <60 cm,horison dengan
sifat tanah andik harus setebal >60%
x tebal tanah sampai kontak litik
(USDA, 2006).
Sub ordo tanah andosol sebagai
berikut:
1. Aquands yaitu tanah yang
dicirikan oleh adanya epipedon
histik atau lapisan di atas
densik, litik atau kontak
paralitik atau suatu lapisan
pada kedalaman 40cm-50cm
dari permukaan tanah mineral
atau dari batas tanah andik
manapun yang lebih dangkal
sering mengalami kondisi
akuik yang dicirikan satu atau
lebih sifat.
2. Gelands yaitu tanah yang di
cirikan oleh adanya
temperatur tanah rata-rata
setiap tahun 0C atau lebih
dingin dari temperatur tanah
summer rata-rata (a) 8C atau
lebih dingin jika tidak ada
horison O atau (b) 5C atau
lebih dingin jika ada horison
O.
3. Cryands yaitu tanah yang
mempunyai regim temperatur
tanah kriik.
4. Torrands yaitu tanah yang
mempunyai regim
kelembaban (moisture) aridik.
5. Xerands yaitu tanah yang
mempunyai regim
kelembaban (moisture) xerik.
6. Vitrands yaitu tanah yang
mempunyai retensi air 1500
kPa kurang 15% pada sampel
tidak kering udara yang
keseluruhnannya 60 % atau
lebih dari ketebalannya.
7. Ustands yaitu tanah yang
mempunyai regim
kelembaban (moisture) ustik.
8. Udands yaitu tanah andisol
yang tidak masuk kategori sub
ordo di atas.

PENGGUNAAN TANAH
ANDOSOL
Tanah Andisols merupakan tanah
yang cukup subur. Di Indonesia,
tanah utama yang banyak
dimanfaatkan untuk perkebunan teh
dan kopi, untuk tanaman holtikultura.
~ 4 ~

Tanah andisols ini juga berpotensi
untuk tanaman semusim maupun
tahunan selain itu dapat untuk
tanaman palawija dan padi ataupun
untuk hutan lindung. Hal ini
dikarenakan Andisols merupakan
tanah yang mengandung bahan
organik cukup tinggi sehingga tanah
tersebut cukup baik dalam
penyediaan nitrogen bagi tanaman.
Andisols pada hakikatnya merupakan
tanah subur khususnya yang
mempunyai kejenuhan basa agak
rendah sampai tinggi, Tanah andisols
mempunyai aerasi dan porositas
tinggi sehingga tanaman mudah
berpenetrasi ke dalam tanah dan
unsur-unsur hara berupa kation-
kation basa dan nitrogen cukup
tersedia bagi tanaman. Andisols pada
umumnya tersusun dari bahan-bahan
atau partikel lepas sehingga
mempunyai permeabilitas dan aerasi
cukup tinggi, ketahanan penetrasinya
cukup rendah maka seharusnya
pengolahan tanah untuk budidaya
pertanian tidak diperlukan lagi.

KESIMPULAN


DAFTAR PUSTAKA

Amir Koshim dan Kun Marlina
Lubis. ____. Geografi SMA/MA
Kls X (Diknas). Jakarta: Grasindo.
http://google.com diakses 26 Mei
2013
Anonim. ___. Tanah Andosol.
disadur dari
http://repository.usu.ac.id diakses
26 Mei 2013
Anonim.-. Tinjauan Pustaka
Bahan Induk Andisol. Disadur
dari
http//:www.repository.usu.ac.id/
diakses 25 Mei 2013
Darmawijaya. 1990. Klasifikasi
Tanah. Yogjakarta: Gajah Mada
University Pr.
Dr. Sri HAyati, M.Pd., Dra. Enok
Maryani, M.S., Dra. Murnaria
Manalu, M.M.. 2007. Ilmu
Pengetahuan Sosial SMP/MTS
kelas VIII. Jakarta: Esis.
http://google.com diakses 25 Mei
2013
Hanafiah KA. 2005. Dasar-Dasar
Ilmu Tanah. Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada.
Hardjowigeno, Sarwono. 2003. Ilmu
Tanah. Jakarta: Akademika
Pressindo.
Hardjowigeno, Sarwono. 2003.
Klasifikasi Tanah dan
Pedogenesis. Jakarta: Akademika
Pressindo.
Hidayat, Anggi Tresnawati. 2009.
Potensi Pelepasan N-NH
4
+
dan N-
NO
3
-
Tanah Andisol yang
ditanami Sayuran di daerah
Dataran Tinggi [skripsi]. Bogor:
Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, IPB.
http://repository.ipb.ac.id diakses
26 Mei 2013
Ir. H. Rahmat Rukmana, MBA.,
M.Sc.. 2009. Budidaya Bawang
Putih.Yogyakarta: Kanisius.
http://google.com diakses 25 Mei
2013
Kaunang, Djoni. 2008. Tanah
Andisol. Disadur dari
http//:www.jurnal.pdii.lipi.go.id/
diakses 25 Mei 2013
Miller, Raymond W. 1990. Soils: An
Introduction to Soils and Plant
Growth / Raymond W. Miller, Roy
L. Donahue: editorial assistant,
Joyce U. Miller. _6 th ed. disadur
dari Kaunang Dj. 2008. Andisols
~ 5 ~

(Andosol). Soil Environment 6
(2): 109~113
Tan KH. 1991. Dasar-dasar Kimia
Tanah. Gumadi DH, penerjemah.
Yogyakarta: Gajah Mada
University Pr.
USDA. 2006. Key to Soil
Taxonomy,Tenth Edition,United
States Department of Agriculture.
Natural Resources Conservation
Service
Young Anthony. 1976. Tropical Soil
and Soil. Cambridge University
Press. disadur dari Kaunang Dj.
2008. Andisols (Andosol). Soil
Environment 6 (2): 109~113

You might also like