You are on page 1of 6

Selulosa

Komponen utama penyusun jaringan dinding sel tumbuhtumbuhan pada umumnya adalah
selulosa. Selulosa mendominasi pembentukan unsur utama tumbuhan sekitar 45,80 %, kemudian
pentosan 25,90% dan lignin 22,60%. Ketiga unsur inilah yang merupakan sumber serat tumbuhan.
Selulosa ini juga dijumpai dalam: paku, lumut, ganggang, dan jamur. Selulosa pertama kali
diisolasi dari kayu pada tahun 1885 oleh Charles F. Cross dan Edward Bevan
Selulosa merupakan polimer alam berupa zat karbohidrat (polisakarida) yang mempunyai
serat dengan warna putih, dan susah mengalami degradasi. Selulosa mempunyai rumus molekul
2(C6H10O5)n, dengan n adalah derajat polimerisasi. Panjang suatu rangkaian selulosa
tergantung pada derajat polimerisasinya. Semakin panjang suatu rangkaian selulosa, maka
rangkaian selulosa tersebut mempunyai serat yang lebih kuat, lebih tahan terhadap pengaruh
bahan kimia, cahaya, dan mikroorganisme.
Seperti juga amilosa, selulosa adalah polimer rantai lurus dari -glukosa dengan ikatan -
1-4 antara unit-unit glukosa. Perbedaan selulosa dengan amilosa adalah pada jenis ikatan
glukosidanya. Selulosa oleh enzim selobiose, yang cara kerjanya serupa dengan -amilase, akan
menghasilkan dua molekul glukosa dari ujung rantai.

Sifat-sifat Selulosa

Sifat-sifat selulosa terdiri dari sifat fisika dan sifat kimia. Selulosa dengan rantai panjang
mempunyai sifat fisik yang lebih kuat, lebih tahan lama terhadap degradasi yang disebabkan oleh
pengaruh panas, bahan kimia maupun pengaruh biologis. Sifat fisika dari selulosa yang penting
adalah panjang, lebar dan tebal molekulnya. Sifat fisik lain dari selulosa adalah:
1. Cukup sulit dihidrolisis.
Selulosa tidak dapat dihidrolisis oleh sistem pencernaan manusia. Namun selulosa
bereperan dalam memperlancar system pencernaan yang terdapat dalam sayur dan
buah-buahan.
Hidrolisis selulosa hanya dapat dilakukan oleh hewan memamah biak dengan bantuan
enzim yang terdapat dalam air liurnya.
Hidrolisis parsial selulosa menghasilkan selobiosa yang akan menghasilkan beta-D-
glukosa apabila dihidrolisis lebih lanjut.
2. Tidak larut dalam air maupun pelarut organik, tetapi sebagian larut dalam larutan alkali
3. Dalam keadaan kering, selulosa bersifat higroskopis, keras dan rapuh. Bila selulosa
cukup banyak mengandung air maka akan bersifat lunak. Jadi fungsi air disini adalah
sebagai pelunak.
4. Selulosa dalam kristal mempunyai kekuatan lebih baik jika dibandingkan dengan bentuk
amorfnya

Cara Memperoleh Selulosa
Karakteristik selulosa antara lain muncul karena adanya struktur kristalin dan amorf serta
pembentukan micro fibril dan fibril yang pada akhirnya menjadi serat selulosa. Sifat selulosa
sebagai polimer tercermin dari bobot molekul rata-rata, polidispersitas dan konfigurasi rantainya.
Dalam praktek, parameter yang banyak diukur untuk menentukan kualitas selulosa berupa
derajat polimerisasi (DP) dan kekentalan (viscositas)
Pemisahan selulosa dari tumbuhan dapat dilakukan dengan cara hidrolisis melalui
prosedur HoloselulosaTappi Standard Tgm (Useful method 249, ASTM Standard D 1104 dan
Sll) atau penentuan selulosa Cross dan Sevan dan selulosa Kursner. Bagian dari selulosa yang
tahan dan tidak larut oleh larutan basa kuat disebut selulosa ( -cellulose). Bagian yang terlarut
tetapi dapat mengendap apabila ekstrak dinetralkan dikenal sebagai selulosa (Betha Cellulosa).
Sedangkan bagian yang tinggal dalam larutan walaupun sudah dinetralkan dikenal sebagai
selulosa .
Kemurnian selulosa sering dinyatakan melaui parameter selulosa . Biasanya semakin
tinggi kadar selulosa , maka semakin baik mutu bahannya. Selulosa dapat
diesterkan(esterifikasi) dengan asam anorganik seperti asam nitrat, asam sulfat dan asam fosfat.
Hasilnya berturut-turut adalah selulosa nitrat, selulosa sulfat dan selulosa fosfat. Secara niaga
selulosa nitrat/NC adalah yang terpenting yang banyak digunakan untuk bahan dasar pembuatan
bahan peledak atau propelan. Selulosa nitrat tersebut dibuat berdasarkan reaksi alkohol dan asam
nitrat dengan katalis asam sulfat pekat terhadap selulosa yang sebelumnya dibuat menjadi
selulosa alkali.
Di Indonesia jenis selulosa yang berkualitas baik untuk serat panjang adalah tanaman
keras seperti pinus, aghatis, bambu, kenaf, abaca, kapas dan rami serta untuk serat pendek adalah
albasia, acasia dan eucalyptus. Pengaruh panjang serat, untuk kasus tertentu ada korelasi antara
panjang serat dengan kadar selulosa, sebagai contoh : serat kapas mempunyai kadar selulosa
yang tinggi dibanding selulosa kayu.
Kegunaan Selulosa
Penggunaan terbesar selulosa terdapat pada pemanfaatan kayu yang akan dijadikan bahan
baku untuk pembuatan kertas. Kertas dibuat dari pulp atau bahan setengah jadi, apabila diolah lebih
lanjut akan menghabiskan kertas, serat rayon dan derivat cellulose lainnya. Bahan baku utama untuk
pembuatan pulp ini adalah selulosa. Selulosa dapat diperoleh dari tumbuh-tumbuhan berserat.
Cara memperoleh kertas:
1. Kayu dipotong kecil-kecil dan dimasak dalam kalsium bisulfit untuk melarutkan
ligninnya.
2. Selanjutnya selulosa diambil dengan penyaringan.
Salah satu polimer selulosa lainnya yang penting bagi dunia kefarmasian adalah kapas.
Kapas merupakan rambut-rambut biji kapas dari tumbuhan Gossypium hirsutum, yang
merupakan family Malvaceae.
Cara memperoleh kapas:
1. Lemak dihilangkan.
2. Diputihkan dengan pemutih.
3. Disterilkan (untuk kapas steril)
Derivat selulosa seperti carboxy methyl cellulose (CMC) digunakan pada industri makanan dan
industri memproduksi selulosa asetat dan selulosa nitrat sebagai bahan plastik dan tekstil (rayon).
Secara niaga selulosa nitrat/NC adalah yang terpenting yang banyak digunakan untuk bahan
dasar pembuatan bahan peledak atau propelan
Simplisia yang mengandung selulosa
Biji pinang (Arecae semen)
Tanaman asal : Areca catechu
Famillia : Arecaceae
Kegunaan : Memperkecil pupil mata dan antelmitikum
Daun seledri (Apii graveolentis folium)
Tanaman asal : Apium graveolens
Famillia : Aplaceae
Kegunaan : Memacu enzim pencernaan
(stomakik,diuretik)
Traxaci radix
Tanaman asal : Taraxacum officinales
Famillia : Asteraceae
Kegunaan : Amara dan sebagai laksativa.
Derivat Selulosa
1. Metil selulosa (tylosa):
Suatu metileter dari selulosa yang mengandung gugus metoksi (CH
3
) tidak kurang dari 26% dan
tidak lebih dari 33%.
Diperoleh dari reaksi selulosa dengan caustic soda (NaOH) dan pelarut organik CH
3
Cl.
Kegunaan: pencahar dan bahan pensuspensi/emulgator.
2. Etil selulosa:
Mengandung gugus etoksi (OC
2
H
5
) 45-50%.
Kegunaan: sebagai bahan pengikat (bahan pengikat tablet).
Fungsi: emulgator dan pencahar.
3. Sodium karboksimetil selulosa:
Garam natrium dari polycarboxyl metil eter dari selulosa.
4. Hidroksi propil metil selulosa:
Propilen glikol eter dari metil selulosa.
Kegunaannya: sebagai suspending agent.
5. Selulosa oksida:
Selulosa steril yang berupa kapas atau kapas steril yang mengandung gugus karboksil (COOH)
16-25%.
Sifat: larut dalam alkali encer, tapi tidak larut dalam asam dan air.
Fungsi: sebagai homeostatik lokal.


Referensi
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25801/5/Chapter%20I.pdf
http://perpustakaancyber.blogspot.com/2013/10/pengertian-polisakarida-struktur-contoh-
kegunaan-fungsi.html
https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=8&cad=rja&uact=
8&ved=0CFIQFjAH&url=http%3A%2F%2Fdeerakusuma.files.wordpress.com%2F2012
%2F11%2Flaporan-
biopolimer.docx&ei=1b0eVNycC4XIuAT9woDgDw&usg=AFQjCNE52hUYI95RHWZ6yV
E3wBA5v2gu4w&sig2=kySDbSXD3ydclyIvef8R2A&bvm=bv.75775273,d.c2E
http://digilib.its.ac.id/public/ITS-NonDegree-12799-Chapter1.pdf
http://arimjie.blogspot.com/2012/05/farmakognosi-lanjutan-karbohidrat.html



Zahra Meilia Nisa
1306403503

You might also like