You are on page 1of 11

LKM RESPIRASI

1.
a. Jelaskan arti dan proses ventilasi serta bagannya
b. Jelaskan proses respirasi eksternal (respirasi paru), serta bagan pertukaran
gas dan faktor-faktor-faktor yang mempengaruhi.
c. Jelaskan bagaimana dan dalam bentuk apa O2 dan CO2 diangkut dalam
darah dan bagaimana proses pertukaran jaringan dan alveoli ? penjlasan
sertai skema dan reaksi
2. a. Efek Bohr : afinitas Hb terhadap O2 dipengaruhi oleh pH, CO2, suhu, dan
2,3 difosfogliserat (DPG). Hal ini malah memebantu terjadinya pertukaran O2
dan CO2 di jaringan. Jelaskan .
b. apa yang dimaksud dengan hipoksia, sebut dan jelaskan beberapa macam
hipoksia
3. pusat kendali pernapasan terdiri : 1. Medullary rhymicity 2. Pneumithaxic area dan
3 apneustic area. Jelaskan fungsi dan kerjanya
4. selama respirasi volume paru-paru berubah-ubah. Jelaskan apa yang disebut dan
beberapa volumenya : a. Udara tidal, b. Udara cadangan inspirasi, 3. Udara cadangan
ekspiratori, 4. Udara residu, 5 udara minimal, 6. Kapasitas inspiratori, 7. Kapaistas
residu fungsional, 8. Kapasitas vital, 9. Kapasitas total paru2.

Jawab
1.

a. proses ventilasi adalah proses pertukaran gas antara atmosfer dan paru. Proses
ini terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara di dalam paru-paru dan
atmosfer. Kita menghirup napas bila tekanan di dalam paru-paru lebih rendah
daripada tekanan udara di atmosfer. Kita menghembus napas bila tekanan di
dalam paru-paru lebih besar daripada di atmosfer.

Ekspirasi

Inspirasi

Bagan Inspirasi:
diapraghma dan muskulus intercostalis eksternal kontraksi

rongga dada membesar dan paru-paru meluas

tekanan intra pulmonik turun menjadi 758 mmHg

inspirasi berlangsung

Bagan Ekspirasi:
diapraghma dan muskulus intercostalis eksternal relaksasi

rongga dada membesar dan paru-paru mengecil

tekanan intra pulmonik bertambah menjadi 763 mmHg

Ekspirasi berlangsung

b. proses respirasi eksternal (respirasi paru) adalah proses pertukaran oksigen dan
karbondioksida antara paru-paru dan kapiler darah paru-paru. Akibat perubahan
darah yang terdeoksigenasi (CO2 lebih banyak daripada O2) dari jantung
menjadi darah teroksigenasi (O2 lebih banyak daripada CO2) kembali menuju
jantung. Selama inspirasi, udara atmosfer mengandung oksigen memasuki
elveoli. Darah terdeoksigenasi dipompa dari ventrikel kanan

melalui arteri

pulmonalis menuju kapiler pulmonalis yang menyelubungi alveoli. PO2 alveolar


105 mmHg, PO2 darah terdeoksigenasi yang memasuki kapiler pulmonalis hanya
40 mmHg. Sebagai akibat perbedaan tekanan ini, oksigen berdifusi dari alveoli
ke dalam darah terdeoksigenasi sampai keseimbangan tercapai, dan pO2 darah
teroksigenasi sekarang 105 mmHg. Ketika oksigen difusi dari alveoli ke dalam
darah terdeoksigenasi, karbondioksida difusi dengan arah yang berlawanan.
Sesampai di paru-paru, pO2 darah terdeoksigenasi paru-paru 45 mmHg, sedang
di alveoli 40 mmHg. Karena perbedaan pCO2 ini, karbondioksida difusi dari
darah terdeoksigenasi paru-paru ke alveoli sampai pCO2 darah teroksigenasi
paru-paru. Dengan demikian, pO2 dan pCO2 darah teroksigenasi yang
meninggalkan paru-paru sama dengan udara dalam alveolar. Karbondioksida
yang difusi ke dalam alveoli dihembuskan keluar dari paru-paru selama ekspirasi.

bagan pertukaran gas

faktor- faktor yang mempengaruhi kecepatan respirasi eksternal


1.

perbedaan tekanan parsial. Sepanjang pO2 dalam alveoli lebih tinggi daripada
dalam vena sistemik, oksigen difusi dari alveoli ke dalam darah. bila seseorang
naik ke dataran tinggi dimana pO2 atmosfernya turun, maka pO2 yang turun ini
berakibat oksigen yang berdifusi ke dalam darah berkurang.

2.

Luas permukaan bagi permukaan gas. Semakin luas permukaan, semakin


besar terjadinya difusi. Setiap kerusakan paru yang mengurangi luas permukaan
yang dibentuk oleh membran alveolar-kapiler, menurunkan kecepatan respirasi
eksternal.

3.

Jarak difusi. Tebal keseluruhan membran alveolar-kapiler hanya 0,5 m.


Membran yang lebih tebal akan memperlamban kecepatan difusi. Demikian pula
kapiler yang terlalu sempit akan menyebabkan eritrosit harus melaluinya satu
demi satu. Ini berarti makin kecilnya jarak difusi dari ruang udara alveolar
menuju hemoglobin yang ada di dalam eritrosit.

4.

Kecepatan bernapas. Respirasi eksternal juga bergantung pada kecepatan ratarata aliran udara masuk dan keluar paru-paru.

1c. Jumlah O2 yang larut dalam plasma sangat sedikit, yaitu 3%, sisanya O2 diangkut
dalam darah dalam bentuk gabungan kimia dengan hemoglobin dalam eritrosit.
Oksigen dan hemoglobin bergabung dalam suatu reaksi bolak-balik yang dengan
mudah untuk membentuk oksihemoglobin.
Hb + O2

HbO2 (oksihemoglobin)

Sedangkan CO2 diangkut dalam darah dalam beberapa bentuk. Kira-kira 7%


CO2 larut dalam plasma setelah mencapai paru ia divusi ke alveoli. Kira-kira
23% bergabung dengan hemoglobin untuk mebentuk karbominohemoglobin.
Kira-kira 70% CO2 diangkut dalam plasma sebagai ion bikarbonat.
Hb + CO2

HbCO2 (karbominohemoglobin)

proses pertukaran jaringan dan alveoli


pertukaran oksigen dan karbondioksida antara kapiler darah jaringan dan sel
jaringan disebut respirasi internal. Darah teroksigenasi dalam kapiler jaringan
mempunyai pO2 105 mmHg, sedangkan sel jaringan mempunyai pO2 40 mmHg.
Karena perbedaan pO2 ini, oksigen berdifusi dari darah teroksigenasi melalui
cairan interstisial menuju sel-sel jaringan sampai pO2 darah turun 40 mmHg,
yang merupakan pO2 darah terdeoksigenasi kapiler jaringan
ketika oksigen difusi dari kapiler darah jaringan menuju sel-sel jaringan,
karbondioksida difusi pada arah berlawanan. Tekanan CO2 di dalam sel jaringan
45 mmHg, sementara darah teroksigenasi di dalam kapiler jaringan 40 mmHg.
Akibatnya, karbondioksida berdifusi dari sel-sel jaringan melalui cairan
interstisial menuju darah dalam kapiler jaringan sampai pCO2 dalam darah naik

menjadi 45 mmHg, yang merupakan pCO2 darah terdeoksigenasi dalam kapiler


jaringan
Skema dan reaksinya

Skema pertukaran antara kapiler dan alveoli


terjadi perbedaan tekanan antara kapiler dan sel jaringan. Darah teroksigenasi
dalam kapiler jaringan mempunyai pO2 105 mmHg, sedangkan sel jaringan
mempunyai pO2 40 mmHg

perbedaan pO2 ini, oksigen berdifusi dari darah teroksigenasi melalui cairan
interstisial menuju sel-sel jaringan sampai pO2 darah turun 40 mmHg

ketika oksigen difusi dari kapiler darah jaringan menuju sel-sel jaringan,
karbondioksida difusi pada arah berlawanan

ketika oksigen difusi dari kapiler darah jaringan menuju sel-sel


jaringan, karbondioksida difusi pada arah berlawanan

karbondioksida berdifusi dari sel-sel jaringan melalui cairan


interstisial menuju darah dalam kapiler jaringan sampai pCO2 dalam
darah naik menjadi 45 mmHg, yang merupakan pCO2 darah
terdeoksigenasi dalam kapiler jaringan

2.

A. Efek Bohr : afinitas Hb terhadap O2 dipengaruhi oleh pH, CO2, suhu, dan
2,3 difosfogliserat (DPG). Hal ini malah membantu terjadinya pertukaran O2 dan
CO2 di jaringan.
Efek Bohr didasarkan pada pendapat bahwa bila ion hidrogen mengikat
hemoglobin, ia mengubah struktur hemoglobin, sehingga menurunkan kapasitas
angkut oksigen. Darah dengan pH rendah akibat dari adanya asam laktat, suatu
hasil kontraksi otot, dan tingginya pCO2. Karena CO2 diambil dalam darah,
banyak CO2 diubah sementara menjadi asam askorbat. Perubahan ini dikatalisis
oleh suatu enzim dalam eritrosit yang disebut karbonat anhidrase.
CO2 + H2O

H2CO3

H+ + HCO3-

Asam karbonat yang terbentuk dalam sel darah merah terurai memnjadi ion
hidrogen dan ion bikarbonat. Karena konsentrasi ion hidrogen meningkat, maka
pH menurun. Sehingga peningkatan pCO2 menghasilkan lingkungan asam lebih
besar yang membantu memisahkan oksigen dari hemoglobin. Pada bats tertentu,
karena suhu bertambah, maka banyak oksigen yang dilepas dari hemoglobin.
Selanjutnya, asam dan panas merangsang oksihemoglobin untuk melepas
oksigen.
DPG mempengaruhi afinitas Hb terhadap O2

karena DPG mempunyai

kemampuan untuk bergabung dengan hemoglobin secara reversibel, dan

karenanya dapat mengubah strukturnya untuk melepas oksigen. Semakin besar


derajad DPG, semakin banyak oksigen yang dilepas dari hemoglobin
B. Hipoksia adalah suatu derajad kerendahan oksigen yang tersedia. Secara
fisiologis, hipoksia adalah defisiensi oksigen di dalam darah.
Macam-macam hipoksia:
a. Hipoksik hipoksia adalah hipoksia yang disebabkan oleh rendahnya
pO2 dalam darah arteri. Kondisi ini dapat diakibatkan oleh ketinggian
tempat (altitude), rusaknya saluran udara pernapasan, atau cairan dalam
paru.
b. Anemik hipoksia adalah kondisi dimana fungsi hemoglobin terlalu kecil
dalam darah. Diantara sebabnya adalah hemorrhage, anemia, atau
kegagalan hemoglobin mengangkut komplemen oksigen normalnya,
seperti keracunan karbonmonoksida.
c. Stagnan hipoksia adalah kondisi akibat ketidakmampuan darah
mengangkut oksigen ke jaringan dengan cepat untuk menopang
kebutuhannya. Mungkin disebabkan karena kegagalan hati atau kejutan
sirkulasi, keduanya menghambat penyaluran oksigen ke jaringan yang
memadai.
d. Histotoksik hipoksia adalah kondisi dimana darah mengalirkan oksigen
ke jaringan cukup memadai , tetapi jaringan tidak mampu menggunakan
fungsinya. Secara umum dikatakan karena keracunan sianida, dalam hal
ini sianida menghalangi proses metabolik sel-sel yang berhubungan
dengan penggunaan oksigen.
3.

fungsi dan kerja : 1. Medullary rhymicity 2. Pneumithaxic area dan 3 apneustic


area.
a. Medullary rhymicity
Fungsi: untuk mengendalikan irama dasar respirasi. Di dalam medullary
rhymicity terdapat dua neuron, yaitu neuron inspiratori dan neuron
ekspiratori yang terdiri dari arean inspiratori dan arean ekspiratori.

Cara kerja: pada saat awal ekspirasi, area inspirasi tidak aktif, tetapi setelah 3
detik, tiba-tiba aktif secara otomatis. Impuls saraf dari area inspiratori aktif
berlangsung selama kira-kira dua detik dan terus ke otot-otot inspirasi.
Impuls mencapai diaphragmamelalui saraf fernikus dan otot-otot interkostalis
eksternal melalui melalui saraf interkostalis. Bila impuls saraf mencapaiotot
inspiratori, otot berkontraksi dan terjadilah inspirasi. Pada akhir dua detik,
otot inspiratori menjadi tidak aktif lagi, dan siklus berulang dengan
sendirinya terus menerus.
b. Pneumothaxic area
Fungsi: membantu mengkoordinasikan transisi antarainspirasi dan ekspirasi.
Kerja: pneumotaxic area yang berada di bagian atas pons mentransmisi
impuls penghambat ke area inspiratori. impuls penghambat menutup area
inspiratori sebelum paru-paru terlalu penuh oleh udara. Dengan kata lain
impuls membatasi inspirasi sehingga memudahkan ekspirasi.
c. Apneustic area
Fungsi: mengkoordinasi transisi antarainspirasi dan ekspirasi.
Kerja: Apneustic area yang berada di bagian bawah pons menyampaikan
impuls ke area inspiratori yang menggiatkannya dan memperpanjang
inspirasi, sehingga menghambat ekspirasi. Ini terjadi bila Pneumothaxic area
tidak aktif. Jika Pneumothaxic area aktif, maka pengaruh Apneustic area
diabaikan.

4. Jelaskan apa yang disebut dan beberapa volumenya : a. Udara tidal, b. Udara
cadangan inspirasi, 3. Udara cadangan ekspiratori, 4. Udara residu, 5 udara
minimal, 6. Kapasitas inspiratori, 7. Kapaistas residu fungsional, 8. Kapasitas
vital, 9. Kapasitas total paru2.

a. Udara tidal adalah volume udara inspirasi atau ekspirasi pada saat pernapasan
normal, jumlahnya 500 mL pada orang dewasa. Namun hanya kira-kira 350
mL volume tidal yang benar-benar mencapai alveoli, sedangkan yang 150 mL
tetap berada di hidung, faring, trakhea, dan bronkioli, yang disebut sebagai
volume udara mati.
b. Udara cadangan

inspiratori , didapatkan dari

volume udara yang dapat

diinspirasi kekuat-kuatnya dan menghasilkan volume ekstra udara. Besarnya


3100 mL.
c. Udara cadangan ekspiratori didapatkan dari volume udara ekstra maksimum
yang dapat diekspirasi dengan ekspirasi sekuat-kuatnya setelah akhir ekspirasi
udara tidal normal. Besarnya 1200 mL.
d. Udara residu adalah volume udara yang masih tinggal di paru-paru karena
tekanan intrapleural lebih rendah sehingga udara yang tinggal ini dipakai
untuk mempertahankan alveoli agar alveoli tetap sedikit menggembung juga
beberapa udara masih tetap berada

atau saluran udara pernapasan. Besarnya

1200 mL.
e. Udara minimal adalah udara yang masih tinggal dalam paru-paru setelah
membuka rongga dada yang memungkinkan tekanan intrapleural seimbang
dengan tekanan atmosfer, yang memaksa keluarnya beberapa volume udara
residu.
f. Kapasitas inspiratori adalah keseluruhan kemampuan inspiratori paru-paru,
yaitu jumlah volume udara tidal dan volume udara cadangan inspiratori (500
ml + 3100 ml = 3600 ml).
g. Kapasitas residu fungsional adalah jumlah volume udara residu dan volume
udara cadangan ekspiratori. Besarnya 2400 ml,
h. Kapasitas vital adalah jumlah volume udara cadangan inspiratori + volume
udara tidal + volume udara cadangan ekspiratori. Besarnya 4800 ml.
i. Kapasitas total paru-paru adalah jumlah semua volume udara. Besarnya 6000
ml.

You might also like