Professional Documents
Culture Documents
PENGERTIAN
Bronkhopneumonia atau pneumonia lobularis adalah inflamasi parenkim
paru yang terjadi pada ujung akhir bronkhiolus yang tersumbat oleh eksudat
mukopurulen untuk membentuk bercak konsolidasi dalam lobus yang berada di
dekatnya. Atau radang pada paru-paru yang mengenai satu atau beberapa lobus
yang ditandai dengan adanya bercak-bercak infiltrasi.
Inflamasi parenkim paru merupakan hal yang umum selama masa kanakkanak tetapi lebih sering terjadi pada masa bayi dan masa kanak-kanak awal. Secra
klinis, dapat terjadi sebagai penyakit primer atau komplikasi.
II.
ETIOLOGI
Streptokok, stafilokok, pneumokok, hemovirus influensa, pseudomonas,
fungus, basil colli masuk ke dalam jaringan paru melalui saluran pernapasan
bagian atas, kuman masuk ke bronkhiolus kemudian alveolus menyebabkan
infeksi kuman pada jaringan paru.
e. Meningitis
V.
PROGNOSIS
Dengan pemberian antibiotik yang tepat dan adekuat, mortalitas dapat
diturunkan sampai kurang dari 1%. Bila disertai malnutrisi energi protein (MEP)
dan pasien yang datang terlambat angka mortalitasnya dapat masih tinggi.
Foto thorax : terdapat bercak-bercak infiltrat pada satu atau beberapa lobus
Laboratorium : gambaran darah tepi menunjukkan leukositosis dapat
mencapai 15.000-40.000/mm dengan pergeseran ke kiri. Kuman penyebab
dapat di buat dari usapan tenggorok, dan mingkin juga dari darah. Urin
biasanya berwarna lebih tua, mungkin terdapat albuminuria ringan karena
suhu yang naik dan sedikit torak hialin. Analisa gas darah arteri dapat
menunjukkan asidosis metabolik dengan atau tanpa retensi CO.
VII. PENATALAKSANAAN
1. MEDIK
Pengobatan diberikan berdasarkan etiologi dan uji resistensi. Tetaoi karena
hal itu perlu waktu, dan pasien perlu terapi secepatnya maka biasnya diberikan
penisilin 50.000 u/kgBB/hari ditambah dengan kloramfenikol 50-70 mg/kgBB/hari
atau diberikan antibiotik yang mempunyai spektrum luas seperti ampisilin.
Pengobtan ini diberikan sampai bebas demam 4-5 hari
Pembrian oksigen dan cairan intravena, biasanya diberikan campuran
glukosa 5 % dan NaCl 0,9% dalam perbandingan 3: 1 ditambah larutan KCL 10
mEq/500 mL/botol infus.
Karena sebagian besar pasien jatuh ke asidosis metabolik akibat kurang
makan dan hipoxia, maka dapat diberikan koreksi sesuai dengan hasil analisa gas
darah arteri.
2. KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
a. Riwayat kesehatan
- Adanya riwayat infeksi saluran pernapasan sebelumnya/batuk, pilek, takipnea,
demam.
- Anoreksia , sukar menelan, muntah,
- Riwayat penyakit yang berhubungan dengan imunitas seperti morbili,pertusis,
malnutrisi, imunosupresi
- Anggota keluarga yang lain yang mengalami sakit pernapasan
- Batuk produktif, pernapasan cuping hidung, cepat dangkal, gelisah, sianosis
b. Pemeriksaan fisik
- Demam, takhipnea, sianosis, cuping hidung
- Auskultasi paru (ronkhi basah, stridor)
- Laboratorium (leukositosis, AGD abnormal, LED meningkat)
- Rontgen dada (abnormal/barcak)
c. Faktor psikososial/perkembangan
- Usia/tingkat perkembangan
- Toleransi/kemampuan memahami tindakan
- Koping
- Pengalaman berpisah dengan keluarga/ orang tua
- Penglaman infeksi saluran pernapasan sebelumnya
d. Pengetahuan keluarga, psikososial :
- Tingkat pemngetahuan keluarga tentang penyakit bronkopneumonia
- Pengalaman keluarga dalam menangani penyakit menular pernapasan
- Kesiapan/kemauan keluarga untuk belajar merawat anaknya
- Koping keluarga
Intervensi/Rasional :
1. Posisikan untuk ventilasi maksimum
R/ Memungkinkan ekspansi paru yang maksimum
2. Beri posisi yang nyaman
R/Memudahkan bernapas
3. Periksa posisi anak dengan sering
R/ Menghindari penekanan diagfragma
4. Hindari pakaian atau bedong yang ketat
R/memudahkan jalan napas
5. Gunakan bantal sebagai bantalan
R/Mempertahanakan jalan napas agar tetap terbuka
6. Beri peningkatan kelembaban dan oksigen suplemen dengan menempatakan
anak di dalam tent kecil atau hood (bayi) atau melalui kanula nasalis atau
masker.
R/Melembakan udara pernapasan.
7. tingkatkan i9stirahat dana tidur dengan penjadwalan yang tepat.
R/agar dapat tidur dengan tenang
8. dorong tehnik relaksasi.
R/Menurunkan stress pernapasan.
9. Ajarkan pada anak dan keluarga tentang tindakan yang mempermudah
upaya pernapasan.(pemberian posisi tepat).
R/Memudahkan upaya pernapasan.
10. Gunakan oksimetri nadi dan beri O2 sesuai kebutuhan.
R/memantau saturasi O2 dan memenuhi O2 klien.
2) Cemas b.d kesulitan bernapas,prosedur lingkungan yang tidak dikenal (RS)
Sasaran :
-
Intervensi/Rasional :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
jalan
napas
tidak
efektif
b.d
obstruksi
mekanis,
Intervensi/Rasional:
1.
pemeriksaan
dan
kultur
tenggorok
dengan
kecurigaan epiglotis
R/Menyebabkan obstruksi jalan napas.
5. Pastikan masukan caiaran adekuat
R/Mengencerkan sekresi
6. Beri atmosfir yang dilembabkan
R/Mencegah pengerasan ekskresi nasal dan pengeringan
membran mukosa.
7. Lakukan fisoterapi dada.
R/Mempermudah drainase sekresi
8. Bantu dengan pembebatan.
R/Meminimumkan ketidaknyamanan.
9. Jelaskan pentingnya ekspektorasi
R/Memberikan pemahaman manfaat ekspektoran.
4) Risiko infeksi b.d organisme infektif.
Sasaran :
-
Intervensi/Rasional:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Intervensi/Rasional :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
anak tidak mengalami nyeri atau tingkat nyeri dapat diterima dengan
baik.
Intervensi/rasional:
1.
Anjurkan
tehnik
pengalihan
sesuai
usia,
kondisi,
kemampuan.
R/Agar nyeri tidak dipersepsikan.
3.
4.
Intervensi/Rasional:
1.
2.
3.
4.
5.
kemampuan
koping
efektif
dalam
perawatan anak.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ngastiyah (1997), Perawatan anak Sakit Penerbit Buku Kedokteran EGC.
2. Wong, Donna L (2003),Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik Edisi IV, Penerbit
Buku Kedokteran EGC jakarta.
3. Guyton & Hall (2000), Fisiologi Kedokteran, Penerbit Buku Kedokteran Jakarta.
10
FORMAT PENGKAJIAN
RUANG PERAWATAN ANAK
I. Biodata
A. Identitas Klien
1. Nama/Nama panggilan
: By. M.A
3. Jenis kelamin
: Perempuan
4. A g a m a
: Islam
5. Pendidikan
:-
6. Alamat
7. Tgl masuk
: 25 Juni 2004
8. Tgl pengkajian
: 26 Juni 2004
9. Diagnosa medik
: Bronkhopneumonia
: Foto Thorax PA
: Tn.M.A
b. U s i a
: 32 Tahun
c. Pendidikan
: SMA
: Islam
f. Alamat
2. Ibu
a. N a m a
: Ny.N
b. U s i a
: 28 tahun
c. Pendidikan
: SMA
: Islam
f. Alamat
11
JENIS KELAMIN
Wanita
USIA
STATUS
KESEHATAN
HUBUNGAN
8 tahun
Saudara
sehat
kandung
Imunisasi TT : ibu mengatakan tidak tahu tapi beliau penah disuntik 2 kali
selama hamil dan tidak mengetahui obat apa yang disuntikkan.
12
c.
Klien anak kedua dari dua bersaudara. Menurut bapak klien tidak ada keluarga klien yang
pernah menderita penyakit batuk atau sesak napas. Kakak klien sehat-sehat saja dan
terkadang hanya flu biasa.
13
Jenis immunisasi
BCG
Waktu pemberian
1 kali
DPT (I,II,III)
Polio (I,II,III,IV)
Campak
Hepatitis
_
_
_
-
: belum
2. Duduk
: belum
3. Merangkap : belum
4. Berdiri
: belum
5. berjalan
: belum
C, Pola perubahan nutrisi tiap tahap usia sampai nutrisi saat ini
Usia
Jenis Nutrisi
14
Lama Pemberian
1. 0 4 Bulan
ASI
Sampai sekarang
2. 4 12 Bulan
ASI
sampai sekarang
3. Saat ini
VII. Riwayat Psikososial
Anak tinggal di rumah sendiri yang berada di lingkungan sekitar pantai. Tidak ada
sekolah dekat rumah, tidak ada tempat bermain, klien belum punya kamar sendiri
hanya tidur dengan orang tua, tidak ada tangga yang bisa berbahaya, dan tidak ada
ruangan khusus untuk bermain di rumah. Hubungan antar anggota keluarga harmonis.
Dan yang mengasuh anak adalah orang tua sendiri.
VIII. Riwayat Spiritual
Anggota keluarga taat melaksanakan ibadah, tetapi keluarga jarang mengikuti
kegiatan keagamaan.
IX. Reaksi Hospitalisasi
A. Pengalaman keluarga tentang sakit dan rawat inap
Orang tua membawa anaknya ke rumah sakit karena anaknya demam dan nampak
batuk keras. Dokter mengatakan bahwa klien menderita sakit batuk dan lendir yang
sudah lama sehingga harus diopname di rumah sakit. Orang tua mengatakan bahwa
saat ini dia cemas dengan kondisi anaknya dan sangat khawatir, orang tua juga
selalu menanyakan tentang batuk yang diderita oleh anaknya sampai kapan akan
sembuh. Orang tua akan selalu berkunjung dan yang menjaga anak selama sakit
adalah ibu.
B. Pemahaman anak tentang sakit dan rawat inap
Anak saat di kaji belum bisa berbicara.
X. Aktivitas sehari-hari
A. Nutrisi
15
Kondisi
Sebelum Sakit
Saat Sakit
1. Selera makan
Baik
baik
2. Menu makan
ASI
ASI
3. Frekuensi makan
Tidak,
intake
oral
Selain ASI
Selain ASI
disusui
disusui
Sebelum Sakit
ASI
Saat Sakit
ASI
pola
makan
6. Cara makan
7. Ritual saat makan
B. Cairan
Kondisi
1. Jenis minuman
2. Frekuensi minum
3. Cara pemenuhan
untuk
menangis)
Disusui
Disusui
C. Eliminasi (BAB&BAK)
Kondisi
1. Tempat
pembuangan
2. Frekuensi
(waktu)
3. Konsistensi
Sebelum
B AB :
Sakit
B AB :
Sebelum
BAK :
Sakit
BAK :
popok
popok
popok
popok
Tidak
Tidak teratur
Tidak teratur
Tidak teratur
Kuning jernih
Kuning jernih
teratur
keras
keras
4. Kesulitan
Ta
Ta
Ta
Ta
5. Obat pencahar
Ta
Ta
Ta
ta
D. Istirahat tidur
Kondisi
1. Jam tidur
Sebelum Sakit
16
Saat Sakit
Siang
Malam
2. Pola tidur
Tidak teratur
Tidak teratur
Menetek
menetek
biasanya bangunkarena
Kondisi
1. Mandi
Sebelum Sakit
Saat Sakit
- Cara
Di lap basah
Dilap basah
- Frekuensi
2 kali sehari
2 kali sehari
3. Kebiasaan
sebelum
tidur
4. Kesulitan tidur
- Alat mandi
2. Cuci rambut
- Frekuensi
Setiap mandi
tidak pernah
- Cara
Dilap basah
di lap basah
Saat panjang
belum pernah
3. Gunting kuku
- Frekuensi
- Cara
4. Gosok gigi(belum)
- Frekuensi
- Cara
C. Aktifitas/Mobilitas Fisik (belum, klien kebanyakan tidur dan menghabiskan hari
dengan menetek dan tidur )
A. Rekreasi (belum karena klien belum belum bersekolah)
17
: 38,69 C
=Nadi
: 124 kali/menit
= Respirasi
: 48 kali/menit
= Tekanan darah
:-
C. Antropometri
Tinggi Badan
: 50 cm
Berat Badan
: 4500 gram
Lingkar kepala
: 37 cm
Lingkar dada
: 41 cm
Lingkar perut
: 38 cm
Skin fold
: ---
: 12,5 cm
D. Sistem pernapasan
Hidung : simetris
Dada
o Bentuk dada normal
o Perbandingan ukuran diameter AP dengan transfersal 13 : 9
o Gerakan dada terdapat retraksi substernal, supraklavukula, trakea
o Suara napas tambahan Rales bagian kanan paru, Ronkhi difus pada
kedua lapang paru
o Tidak ada Clubbing finger
Conjungtiva tidak anemia, arteri karotis kuat, tekanan vena jegularis tidak
meninggi Ukuran jantung : normal
18
F. Sistem Pencernaan
Abdomen : hati, lien dan ginjal tidak teraba, faeses keras, tidak ada distensi
abdomen, anus : tidak ada lecet dan kemerah-merahan, tidak ada haemoroid
G. Sistem indra
1. Mata
Kelopak mata tidak odema, bulu mata nampak merata, alis tipis dan
merata
Visus : tidak dikaji dengan menggunakan kartu snellen chard tetapi bayi
2. Hidung
3. Telinga
Keadaan daun telinga simetris , kanal aoditorius bersih,tidak ada
H. Sistem saraf
1. Fungsi cerebral
-
2. Fungsi cranial
- N I : baik
- N II
: Visus : baik
Lapang pandang: bayi dapat menggerakkan bola mata
- N III, IV, VI: Gerakan bola mata baik ( dapat digerakkan kiri kanan, atas
bawah ). Pupil isokor 3 mm.
- NV
19
- N XI
: tidak dikaji
Tonus otot normal terdapat tahanan pasif yang ringan minimal dan halus
4. Fungsi sensorik : suhu, dapat membedakan suhu panas dan dingin, dapat merasakan
nyeri.
5. Fungsi cerebellum : Koordinasi, keseimbangan tidak dapat dilakukan
6. Refleks : tidak dapat dilakukan bayi selalu menangis
7. Iritasi meningen : Kaku kuduk ( - )
I. Sistem Muskulo Skeletal
1. Kepala : Bentuk kepala mesosefal, gerakan ke segala arah
2. Vertebrae : tidak terdapat skoliosis, kifosis, lordosis, fungsi gerak baik dapat
melakukan rentang gerak terbatas
3. Pelvis : Gaya jalan tidak dilakukan (belum dapat berjalan), Thomas test
(tungkai dan pinggul kesan normal), Trandeleburg tes normal dan ROM normal
(tidak dilakukan)
4. Lutut : Mc Murry test kesan normal (rotasi lateral dan medial meniscus dapat
dilakukan), Balotemen test normal (tidak ada tonjolan), ROM dapat dilakukan,
bentuk normal
5. Kaki : ROM dapat dilakukan dan pemeriksaan ligamentum dalam keadaan
utuh, bentuk normal
6. Bahu ; simetris kiri kanan, sendi acromio clavicular selama fleksi dan abduksi
pada saat dipalpasi
7. Tangan : gerakan dan ROM dapat dilakukan, bentuk normal,
20
J. Sistem Integumen
-
Kulit : Warna sawo, bibir lembab, kadang keluar keringat, tekstur kulit tidak
kasar dan kering
Kuku : Warna merah muda, permukaan rata, tidak mudah patah dan nampak
kotor
K. Sistem Endokrin
L. Sistem Perkemihan
M. Sistem Reproduksi
1. Laki-laki
- Keadaan glans penis : uretra tidak nampak tanda-tanda kelainan.
- Kebersihan genitalia baik.
N. Sistem imun
Laboratorium:
21
Foto Rotgen
: --
CT Scan
: --
Ampisilin IV 3x 1,5 cc
Kloramfenikol IV 3x 1,5 cc
Dexa IV 3x 1,5 cc
O2 1 liter/menit
DATA FOKUS
DATA SUBJEKTIF
Ibu klien mengatakan bahwa klien
22
DATA OBJEKTIF
TTV: N = 124 X/mnt, R = 48
X/ mnt, S= 38,69C
suprasternal
susah bernapas
Nampak terpasang O2 1
liter/menit
ANALISA DATA
DATA
DS:
ETIOLOGI
Streptokok, pneumokok, dll
23
MASALAH
Pola napas tidak efektif
Ibu
mengatakan
anaknya
susah
Alveoli
DO:
R= 48 X/mnt
Pernapasan
dan parenkim
dan
suprasternal
Akumulasi secret
Nampak
batuk
dan berlendir
Gangguan ventilasi
Nampak terpasang O2 1
ltr/mnt
DS:
Reaksi inflamasi
Ibu
mengatakan
anaknya demam
Leukosit, makrofag,
DO:
limfosit, memfagositosis
S = 38,69C
Badan
klien
hangat
Hipertermi
terasa
IL-1 dilepaskan(pirogen
endogen)
N = 124 X/mnt
Di hipotalamus menginduksi
E2
24
krisis situasi
anaknya
DO:
DS:
kurang pengetahuan
kenapa
dipasang
kurang pengetahuan
sampai kapan
dokter
TGL DITEMUKAN
26 juni 2004
Hipertermi
TGL TERATASI
26 juni 2004
25
3.
26 juni 2004
4.
Kurang pengetahuan
26 juni 2004
26