You are on page 1of 26

I.

PENGERTIAN
Bronkhopneumonia atau pneumonia lobularis adalah inflamasi parenkim
paru yang terjadi pada ujung akhir bronkhiolus yang tersumbat oleh eksudat
mukopurulen untuk membentuk bercak konsolidasi dalam lobus yang berada di
dekatnya. Atau radang pada paru-paru yang mengenai satu atau beberapa lobus
yang ditandai dengan adanya bercak-bercak infiltrasi.
Inflamasi parenkim paru merupakan hal yang umum selama masa kanakkanak tetapi lebih sering terjadi pada masa bayi dan masa kanak-kanak awal. Secra
klinis, dapat terjadi sebagai penyakit primer atau komplikasi.
II.

ETIOLOGI
Streptokok, stafilokok, pneumokok, hemovirus influensa, pseudomonas,
fungus, basil colli masuk ke dalam jaringan paru melalui saluran pernapasan
bagian atas, kuman masuk ke bronkhiolus kemudian alveolus menyebabkan
infeksi kuman pada jaringan paru.

III. GAMBARAN KLINIK


Bronkhopneumonia biasanya di dahului oleh infeksi traktus respiratorius
bagian atas selama beberapa hari. Suhu tubuh dapat naik sangat mendadak 3940C dan kadang disertai kejang karena demam yang tinggi. Anak sangat gelisah,
dispnes, pernapasan cepat dan dangkal disertai pernapasan cuping hidung serta
sianosis di sekitar hidung dan mulut, kadang-kadang disertai muntah dan diare.
Batuk biasanya tidak ditemukan pada permulaan penyakit, tetapi setelah beberapa
hari mula-mula kering kemudian menjadi produktif. Bila sarang bronkopneumonia
menjadi satu (konfluens) mungkin pada perkusi terdengar keredupan dan suara
pernapasan pada auskultasi terdengar mengeras.
IV. KOMPLIKASI
Komplikasi tidak terjadi jika diberi antibiotik dengan tepat :
a. Empiema
b. Otitis media akut
c. Atelektasis
d. Emfisema
1

Program profesi Ners

e. Meningitis
V.

PROGNOSIS
Dengan pemberian antibiotik yang tepat dan adekuat, mortalitas dapat
diturunkan sampai kurang dari 1%. Bila disertai malnutrisi energi protein (MEP)
dan pasien yang datang terlambat angka mortalitasnya dapat masih tinggi.

VI. PEMERIKSAN DIAGNOSTIK

Foto thorax : terdapat bercak-bercak infiltrat pada satu atau beberapa lobus
Laboratorium : gambaran darah tepi menunjukkan leukositosis dapat
mencapai 15.000-40.000/mm dengan pergeseran ke kiri. Kuman penyebab
dapat di buat dari usapan tenggorok, dan mingkin juga dari darah. Urin
biasanya berwarna lebih tua, mungkin terdapat albuminuria ringan karena
suhu yang naik dan sedikit torak hialin. Analisa gas darah arteri dapat
menunjukkan asidosis metabolik dengan atau tanpa retensi CO.

VII. PENATALAKSANAAN
1. MEDIK
Pengobatan diberikan berdasarkan etiologi dan uji resistensi. Tetaoi karena
hal itu perlu waktu, dan pasien perlu terapi secepatnya maka biasnya diberikan
penisilin 50.000 u/kgBB/hari ditambah dengan kloramfenikol 50-70 mg/kgBB/hari
atau diberikan antibiotik yang mempunyai spektrum luas seperti ampisilin.
Pengobtan ini diberikan sampai bebas demam 4-5 hari
Pembrian oksigen dan cairan intravena, biasanya diberikan campuran
glukosa 5 % dan NaCl 0,9% dalam perbandingan 3: 1 ditambah larutan KCL 10
mEq/500 mL/botol infus.
Karena sebagian besar pasien jatuh ke asidosis metabolik akibat kurang
makan dan hipoxia, maka dapat diberikan koreksi sesuai dengan hasil analisa gas
darah arteri.

Program profesi Ners

2. KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
a. Riwayat kesehatan
- Adanya riwayat infeksi saluran pernapasan sebelumnya/batuk, pilek, takipnea,
demam.
- Anoreksia , sukar menelan, muntah,
- Riwayat penyakit yang berhubungan dengan imunitas seperti morbili,pertusis,
malnutrisi, imunosupresi
- Anggota keluarga yang lain yang mengalami sakit pernapasan
- Batuk produktif, pernapasan cuping hidung, cepat dangkal, gelisah, sianosis
b. Pemeriksaan fisik
- Demam, takhipnea, sianosis, cuping hidung
- Auskultasi paru (ronkhi basah, stridor)
- Laboratorium (leukositosis, AGD abnormal, LED meningkat)
- Rontgen dada (abnormal/barcak)
c. Faktor psikososial/perkembangan
- Usia/tingkat perkembangan
- Toleransi/kemampuan memahami tindakan
- Koping
- Pengalaman berpisah dengan keluarga/ orang tua
- Penglaman infeksi saluran pernapasan sebelumnya
d. Pengetahuan keluarga, psikososial :
- Tingkat pemngetahuan keluarga tentang penyakit bronkopneumonia
- Pengalaman keluarga dalam menangani penyakit menular pernapasan
- Kesiapan/kemauan keluarga untuk belajar merawat anaknya
- Koping keluarga

DIAGNOSA /SASARAN/INTERVENSI/ RASIONAL


1) Pola napas tidak efektif b.d proses inflamasi,penumpukan sekret.
Sasaran :
-

Pasien menunjukkan fungsi pernapasan normal

Pasien mendapat suplai oksigen yang optimal

Program profesi Ners

Hasil yang diharapkan :


-

Pernapasan tetap dalam batas normal

Pernapasan tidak sulit (mudah)

Anak tidur dan istirahat dengan tenang.

Saturasi oksigen 95%

Intervensi/Rasional :
1. Posisikan untuk ventilasi maksimum
R/ Memungkinkan ekspansi paru yang maksimum
2. Beri posisi yang nyaman
R/Memudahkan bernapas
3. Periksa posisi anak dengan sering
R/ Menghindari penekanan diagfragma
4. Hindari pakaian atau bedong yang ketat
R/memudahkan jalan napas
5. Gunakan bantal sebagai bantalan
R/Mempertahanakan jalan napas agar tetap terbuka
6. Beri peningkatan kelembaban dan oksigen suplemen dengan menempatakan
anak di dalam tent kecil atau hood (bayi) atau melalui kanula nasalis atau
masker.
R/Melembakan udara pernapasan.
7. tingkatkan i9stirahat dana tidur dengan penjadwalan yang tepat.
R/agar dapat tidur dengan tenang
8. dorong tehnik relaksasi.
R/Menurunkan stress pernapasan.
9. Ajarkan pada anak dan keluarga tentang tindakan yang mempermudah
upaya pernapasan.(pemberian posisi tepat).
R/Memudahkan upaya pernapasan.
10. Gunakan oksimetri nadi dan beri O2 sesuai kebutuhan.
R/memantau saturasi O2 dan memenuhi O2 klien.
2) Cemas b.d kesulitan bernapas,prosedur lingkungan yang tidak dikenal (RS)
Sasaran :
-

Pasien mengalami penurunan rasa cemas.

Hasil yang diharapkan :


4

Program profesi Ners

Anak tidak menunjukkan tanda-tanda distress pernapasan atau


ketidaknyamanan fisik.

Orang tua tetap bersama anak dan memberikan rasa nyaman.

Anak melakukan aktivitas tenang yang sesuai usia, minat, kondisi,


dan tindakan kognitif.

Intervensi/Rasional :
1.

Jelaskan prosedur dan peralatan yang tidak dikenal pada


anak dengan istilah yang sesuai tahap perkembangan
R/ Menciptakan suasana yang tidak asing..

2.

Ciptakan hubungan anak dan orang tua


R/Hubungan anak dan orang tua harus selalu terjalin.

3.

Tetap bersama anaka selama prosedur


R/Mendampingi agar cemasnya berkurang.

4.

Gunakan cara yang tenang dan meyakinkan


R/Tidak ada keragu-raguan dalam tindakan.

5.

Beri kehadiran yang sering selama fase akut


R/Agar tidak merasa sendiri

6.

Beri tindakan kenyamanan yang diinginkan anak.


R/Mengayun,membelai menurunkan kecemasan

7.

Beri objek kedekatan


R/Selimut dan mainan memebuat anak tenang

8.

Anjurkan perawatan yang berpusat pada keluarga.


R/Agar perawatan melibatkan keluarga.

9.

Beri aktivitas pengalihan yang tepat.


R/Agar tidak berpusat kecemasannya.

10. Beri obat-obatan yang meningkatkan perbaikan ventilasi.


R/Ventilasi adekuat
3) Bersihan

jalan

napas

tidak

efektif

b.d

obstruksi

mekanis,

inflamasi,peningkatan sekresi, nyeri.


Sasaran :
-

Pasien mempertahankan jalan napas yang paten

Pasien mengeluarkan sekresi yang adekuat


5

Program profesi Ners

Hasil yang diharapkan :


-

Jalan napas tetap bersih.

Anak bernapas dengan mudah, bernapas dalam batas normal.

Anak yang besar mengeluarkan sekresi tanpa stress dan keletihan,


dan anak kecil mampu batuk produktif.

Intervensi/Rasional:
1.

Posisikan anak pada kesejajaran tubuh yang tepat.


R/Memungkinkan ekspansi paru yang lebih baik dan
perbaikan pertukaran gas seta mencegah aspirasi sekresi
(telungkup,semi telungkup, dan miring).

2. Hisap sekresi jalan napas sesuai kebutuhan.


R/Lakukan selama 5 detik dengan selang waktu yang cukup
untuk memungkinkan reoksigenasi.
3. Puasakan anak (takipnea hebat)
R/mencegah aspirasi cairan
4. Hindari

pemeriksaan

dan

kultur

tenggorok

dengan

kecurigaan epiglotis
R/Menyebabkan obstruksi jalan napas.
5. Pastikan masukan caiaran adekuat
R/Mengencerkan sekresi
6. Beri atmosfir yang dilembabkan
R/Mencegah pengerasan ekskresi nasal dan pengeringan
membran mukosa.
7. Lakukan fisoterapi dada.
R/Mempermudah drainase sekresi
8. Bantu dengan pembebatan.
R/Meminimumkan ketidaknyamanan.
9. Jelaskan pentingnya ekspektorasi
R/Memberikan pemahaman manfaat ekspektoran.
4) Risiko infeksi b.d organisme infektif.
Sasaran :
-

Pasien tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi sekunder.

Pasien tidak menyebarkan infeksi pada orang lain.


6

Program profesi Ners

Hasil yang diharapkan:


-

Anak menunjukkan penurunan gejala infeksi.

Orang lain tetap bebas dari infeksi.

Intervensi/Rasional:
1.

Pertahankan lingkungan aseptik dengan menggunakan


kateter penghisap steril dan tehnik mencuci tangan yang
baik.
R/Menghindari infeksi silang

2.

Isolasi anak sesuai indikasi.


R/mencegah penyebaran infeksi nasokomial.

3.

Beri antibiotik sesuai indikasi


R/Mencegah atau mengatasi infeksi.

4.

beri diet bergizi sesuai kesukaan anak.


R/Mendukung pertahanan tubuh alami.

5.

Ajarkan anka dan keluarga tentang manifestasi penyakit.


R/Memberi pemahaman yang benar.

6.

Gunakan kewaspadaan universal


R/Mencegah dan mengurangi infeksi.

7.

Ajarkan pada anak untuk metode perlindungan (cuci tangan,


membuang tisu kotor).
R/Mencegah penyebaran infeksi.

8.

Batasi jumlah pengunjung.


R/Meminimalkan infeksi nasokomial.

5) Intoleransi aktivitas b.d proses iflamasi, ketidakseimbangan, antara suplai


dan kebutuhan oksigen.
Sasaran :
-

Pasien mempertahankan tingkat energi yang adekuat.

Pasien mendapatkan istirahat yang optimal.

Hasil yang diharapakan :


-

Anak bermain dan beristirahat dengan tenang serta melakukan


aktivitas yang sesuai dengan usia.

Anak tidak menunjukkan bukti-bukti distress pernapasan.

Anak mentoleransi peningkatan aktivitas.


7

Program profesi Ners

Anak tetap tenang, diam, dan rileks

Anak beristirahat dengan cukup.

Intervensi/Rasional :
1.

Kaji tingkat toleransi fisik anak.


R/Untuk menentukan ketepatan tindakan.

2.

Bantu anak dalam aktivitas hidup sehari-hari yang


memingkinkan melebihi toleransi.
R/Menyeimbangkan suplai dan kebutuhan O2

3.

Beri aktivitas bermain pengalihan yang meningkatkan


istirahat dan ketenangan tapi mencegah kebosanan dan
menarik diri.
R/Anak tidak bosan tapi O2 tetap terpenuhi

4.

Beri periode istirahat dan tidur sesuai dengan usia dan


kondisi.
R/Kebutuhan istirahat terpenuhi, keletihan diminimalkan.

5.

Instruksikan anak beristirahat bila lelah.


R/Agar suplai O2 tetap terpenuhi.

6.

Beri lingkungan yang tenang


R/Menstimulasi untuk istirahat.

7.

Beri sedatif dan analgesik sesuai kebutuhan.


R/Mengurangi kegelisahan dan nyeri.

8.

Ikuti rutinitas waktu tidur dan istirahat anak.


R/Anak beristirahat dengan cukup dan terpola.

6) Nyeri b.d proses inflamasi, inisiasi pembedahan.


Sasaran :
-

Pasien tidak mengalami nyeri atau penurunan nyeri sampai tingkat


yang diterima oleh anak.

Hasil yang diharapkan :


-

anak tidak mengalami nyeri atau tingkat nyeri dapat diterima dengan
baik.

Intervensi/rasional:
1.

Gunakan tindakan lokal (berkumur, menghisap,kompres


hangat/dingin).
8

Program profesi Ners

R/Mengurangi sakit tenggorok


2.

Anjurkan

tehnik

pengalihan

sesuai

usia,

kondisi,

kemampuan.
R/Agar nyeri tidak dipersepsikan.
3.

Kaji respon terhadap tindakan pengendalian nyeri,


R/Untuk intervensi selanjutnya.

4.

Beri analgetik sesuai indikasi.


R/Mengurangi nyeri.

7) Perubahan proses Keluarga b.d penyakit dan atau hospitalisasi.


Sasaran pasien (Keluarga):
-

Pasien (keluarga) mengalami penurunan ansietas dan peningkatan


kemampuan untuk melakukan koping.

Hasil yang diharapkan :


-

Orang tua mengajukan pertanyaan yang tepat, mendiskusikan


kondisi dan perawatan anak dengan tenang, serta terlibat secara
positif dalam perawatan anak.

Intervensi/Rasional:
1.

Kenali kekhawatiran dan kebutuhan orang tua untuk


informasi dan dukungan .
R/Mendapatkan informasi untuk intervensi selanjutnya.

2.

Gali perasaan keluarga dan masalah sekitar hospitalisasi


dan penyakit anak.
R/Mendapatkan penyebab ansietas keluarga.

3.

Jelaskan tentang terapi dan perilaku anak


R/Memberikan pemahaman yang tepat dapat memperbaiki
koping keluarga

4.

Beri dukungan sesuai kebutuhan


R/Meningkatkan koping yang efektif.

5.

Anjurkan keluarga terlibat dalam perawatan anak.


R/Meningkatkan

kemampuan

koping

efektif

dalam

perawatan anak.

Program profesi Ners

DAFTAR PUSTAKA
1. Ngastiyah (1997), Perawatan anak Sakit Penerbit Buku Kedokteran EGC.
2. Wong, Donna L (2003),Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik Edisi IV, Penerbit
Buku Kedokteran EGC jakarta.
3. Guyton & Hall (2000), Fisiologi Kedokteran, Penerbit Buku Kedokteran Jakarta.

10

Program profesi Ners

FORMAT PENGKAJIAN
RUANG PERAWATAN ANAK
I. Biodata
A. Identitas Klien
1. Nama/Nama panggilan

: By. M.A

2. Tempat tgl lahir/usia

: Takalar 23 April 2004 / 2 bulan 4 hari

3. Jenis kelamin

: Perempuan

4. A g a m a

: Islam

5. Pendidikan

:-

6. Alamat

: Desa Aeng-Aeng Batu-batu Galut Takalar

7. Tgl masuk

: 25 Juni 2004

8. Tgl pengkajian

: 26 Juni 2004

9. Diagnosa medik

: Bronkhopneumonia

10. Rencana terapi

: Foto Thorax PA

B. Identitas Orang tua


1. Ayah
a. N a m a

: Tn.M.A

b. U s i a

: 32 Tahun

c. Pendidikan

: SMA

d. Pekerjaan/sumber penghasilan : Nelayan


e. A g a m a

: Islam

f. Alamat

: Desa Aeng-Aeng Batu-Batu Galut Takalar

2. Ibu
a. N a m a

: Ny.N

b. U s i a

: 28 tahun

c. Pendidikan

: SMA

d. Pekerjaan/Sumber penghasilan: IRT


e. Agama

: Islam

f. Alamat

: Desa Aeng-Aeng Batu-Batu Galut Takalar

11

Program profesi Ners

C. Identitas Saudara Kandung


No
1.

JENIS KELAMIN
Wanita

USIA

STATUS
KESEHATAN

HUBUNGAN

8 tahun

Saudara

sehat

kandung

II. Keluhan Utama/Alasan Masuk Rumah Sakit:


Batuk berlendir dan demam
III. Riwayat Kesehatan
A. Riwayat Kesehatan Sekarang :
Batuk keras berlendir dialamai sudah sejak kurang lebih satu bulan yang lalu,.
Disertai demam. Klien juga kadang mengalami sesak napas.
B. Riwayat Kesehatan Lalu (khusus untuk anak usia 0 5 tahun)
1. Prenatal care
a. Pemeriksaan kehamilan :

Ibu klien mengatakan selama hamil dia

memeriksakan kehamilan sebanyak 5 kali di puskesmas kampungnya


b. Keluhan selama hamil :

Ibu mengatakan ngidam berat selama hamil

sampai bulan ketiga, muntah-muntah sering dan banyak, tidak ada


perdarahan, tidak ada penyakit infeksi, tidak ada PHS, ibu mengatakan tidak
ada perawatan khusus selama hamil hanya periksa kehamilan di puskesmas
c. Riwayat terkena sinar : tidak pernah
d. Kenaikan BB selama hamil

: Ibu mengatakan sebelum hamil berat

badannya = 70 kg, hamil sampai melahirkan berat badannya = 60 kg, ibu


mengatakan malas makan selama hamil, dan dulunya gemuk tapi menjadi
kurus saat hamil sampai melahirkan.
e.

Imunisasi TT : ibu mengatakan tidak tahu tapi beliau penah disuntik 2 kali
selama hamil dan tidak mengetahui obat apa yang disuntikkan.

f. Golongan darah ibu tidak tahu. Golongan darah ayah AB


2. Natal
a, Tempat melahirkan : Rumah Sakit di Takalar
b. Lama dan jenis persalinan : spontan

12

Program profesi Ners

c.

Penolong persalinan : Ibu mengatakan tidak tahu siapa yang menolong,


bidan atau dokter.

d. Cara untuk memudahkan persalinan : Tidak menggunakan obat perangsang,


drips
e. Komplikasi waktu melahirkan : Robek perineum dan jumlah jahitan tidak
diingat lagi, tidak ada infeksi nifas
3. Post natal
a. Kondisi bayi : BB lahir

3500 gram, PB = tidak tahu

b. pada saat lahir anak tidak mengalami kelainan.


Problem menyusui
BB tidak stabil karena anak akan kurus jika di rawata di RS
(Untuk semua Usia)
Penyakit yang pernah dialami : Batuk , demam, diare
Kecelakaan yang dialami : jatuh dari tempat tidur.
Perkembangan anak dibanding saudara-saudaranya : sama cepat
Pernah dirawat di RS ketika berusia 2 bulan dan telah ke tiga kalinya masuk RS
Alergi dingin, debu dan emosi
C. Riwayat Kesehatan Keluarga
Penyakit anggota keluarga : tidak ada
Genogram

Klien anak kedua dari dua bersaudara. Menurut bapak klien tidak ada keluarga klien yang
pernah menderita penyakit batuk atau sesak napas. Kakak klien sehat-sehat saja dan
terkadang hanya flu biasa.
13

Program profesi Ners

IV. Riwayat Immunisasi


NO
1.
2.
3.
4.
5.

Jenis immunisasi
BCG

Waktu pemberian
1 kali

Reaksi setelah pemberian


Batuk-batuk,
beringus,
demam

DPT (I,II,III)
Polio (I,II,III,IV)
Campak
Hepatitis

_
_
_
-

V. Riwayat Tumbuh Kembang


A. Pertumbuhan Fisik
1. Berat badan lahir : 3500 gr, BB sekarang = 4,5 kg
2. Tinggi badan lahir : lupa, TB sekarang = 50 cm
3. Waktu tumbuh gigi : gigi belum tumbuh
B.

Perkembangan Tiap tahap


Usia anak saat
1. Berguling

: belum

2. Duduk

: belum

3. Merangkap : belum
4. Berdiri

: belum

5. berjalan

: belum

6. Senyum kepada orang lain pertama kali :belum


7. bicara pertama kali: belum
8. Berpakaian tanpa bantuan : belum
VI. Riwayat Nutrisi
A. Pemberian ASI
1. Pertama kali disusui : sejak lahir
2. Cara pemberian : setiap kali menangis
3. Lama pemberian : sampai sekarang
B. Pemberian susu formula : -

C, Pola perubahan nutrisi tiap tahap usia sampai nutrisi saat ini
Usia

Jenis Nutrisi

14

Lama Pemberian

Program profesi Ners

1. 0 4 Bulan

ASI

Sampai sekarang

2. 4 12 Bulan

ASI

sampai sekarang

3. Saat ini
VII. Riwayat Psikososial

Anak tinggal di rumah sendiri yang berada di lingkungan sekitar pantai. Tidak ada
sekolah dekat rumah, tidak ada tempat bermain, klien belum punya kamar sendiri
hanya tidur dengan orang tua, tidak ada tangga yang bisa berbahaya, dan tidak ada
ruangan khusus untuk bermain di rumah. Hubungan antar anggota keluarga harmonis.
Dan yang mengasuh anak adalah orang tua sendiri.
VIII. Riwayat Spiritual
Anggota keluarga taat melaksanakan ibadah, tetapi keluarga jarang mengikuti
kegiatan keagamaan.
IX. Reaksi Hospitalisasi
A. Pengalaman keluarga tentang sakit dan rawat inap
Orang tua membawa anaknya ke rumah sakit karena anaknya demam dan nampak
batuk keras. Dokter mengatakan bahwa klien menderita sakit batuk dan lendir yang
sudah lama sehingga harus diopname di rumah sakit. Orang tua mengatakan bahwa
saat ini dia cemas dengan kondisi anaknya dan sangat khawatir, orang tua juga
selalu menanyakan tentang batuk yang diderita oleh anaknya sampai kapan akan
sembuh. Orang tua akan selalu berkunjung dan yang menjaga anak selama sakit
adalah ibu.
B. Pemahaman anak tentang sakit dan rawat inap
Anak saat di kaji belum bisa berbicara.

X. Aktivitas sehari-hari
A. Nutrisi

15

Program profesi Ners

Kondisi

Sebelum Sakit

Saat Sakit

1. Selera makan

Baik

baik

2. Menu makan

ASI

ASI

3. Frekuensi makan

setiap kali menangis.

Tidak,

intake

oral

dihentikan karena klien


sesak
4. Makanan pantangan
5. Pembatasan

Selain ASI

Selain ASI

Dibatasi karena sesak

disusui

disusui

Sebelum Sakit
ASI

Saat Sakit
ASI

pola

makan
6. Cara makan
7. Ritual saat makan

B. Cairan
Kondisi
1. Jenis minuman
2. Frekuensi minum

Tidak teratur (setiap kali Dihentikan

3. Cara pemenuhan

untuk

menangis)

sementara karena sesak

Disusui

Disusui

C. Eliminasi (BAB&BAK)
Kondisi
1. Tempat
pembuangan
2. Frekuensi
(waktu)
3. Konsistensi

Sebelum
B AB :

Sakit
B AB :

Sebelum
BAK :

Sakit
BAK :

popok

popok

popok

popok

Tidak

Tidak teratur

Tidak teratur

Tidak teratur

Kuning jernih

Kuning jernih

teratur
keras

keras

4. Kesulitan

Ta

Ta

Ta

Ta

5. Obat pencahar

Ta

Ta

Ta

ta

D. Istirahat tidur
Kondisi
1. Jam tidur

Sebelum Sakit

16

Saat Sakit

Program profesi Ners

Siang

Lebih banyak tidur

Malam

Jumlah jam tidur


berkurang

2. Pola tidur

Tidak teratur

Tidak teratur

Menetek

menetek

Biasanya bangun karena

biasanya bangunkarena

lapar dan batuk

lapar dan batuk

Kondisi
1. Mandi

Sebelum Sakit

Saat Sakit

- Cara

Di lap basah

Dilap basah

- Frekuensi

2 kali sehari

2 kali sehari

3. Kebiasaan

sebelum

tidur
4. Kesulitan tidur

A. Olah Raga(tidak ada karena bayi)


B. Personal Hygiene

- Alat mandi

Pakai sabun dan air hangat handuk, air hangat,bedak

2. Cuci rambut
- Frekuensi

Setiap mandi

tidak pernah

- Cara

Dilap basah

di lap basah

Saat panjang

belum pernah

Dengan gunting kuku

3. Gunting kuku
- Frekuensi
- Cara
4. Gosok gigi(belum)
- Frekuensi
- Cara
C. Aktifitas/Mobilitas Fisik (belum, klien kebanyakan tidur dan menghabiskan hari
dengan menetek dan tidur )
A. Rekreasi (belum karena klien belum belum bersekolah)

17

Program profesi Ners

XI. Pemeriksaan Fisik


A. Keadaan umum : baik, klien menangis terus karena lapar dan haus tapi intake oral
stop karena sesak.
B. Tanda-tanda vital
=Suhu

: 38,69 C

=Nadi

: 124 kali/menit

= Respirasi

: 48 kali/menit

= Tekanan darah

:-

C. Antropometri

Tinggi Badan

: 50 cm

Berat Badan

: 4500 gram

Lingkar lengan atas

Lingkar kepala

: 37 cm

Lingkar dada

: 41 cm

Lingkar perut

: 38 cm

Skin fold

: ---

: 12,5 cm

D. Sistem pernapasan

Hidung : simetris

, pernapasan cuping hidung tidak ada

Leher : peningkatamn vena jugularis (-), tumor t.a

Dada
o Bentuk dada normal
o Perbandingan ukuran diameter AP dengan transfersal 13 : 9
o Gerakan dada terdapat retraksi substernal, supraklavukula, trakea
o Suara napas tambahan Rales bagian kanan paru, Ronkhi difus pada
kedua lapang paru
o Tidak ada Clubbing finger

E. Sistem Cardio Vaskuler

Conjungtiva tidak anemia, arteri karotis kuat, tekanan vena jegularis tidak
meninggi Ukuran jantung : normal

Suara jantung : S1 kesan normal, S2 kesan normal, tidak ditemukan adanya


galop, bising sistolik (-), murmur.(-)

Capillary Refilling Time 2 detik,

18

Program profesi Ners

F. Sistem Pencernaan

Sklera : tidak ikterus , bibir kering

Mulut : kemampuan menelan baik, tidak ada stomatitis.

Gaster : kembung, gerakan peristaltik redup hampir tak terdengar

Abdomen : hati, lien dan ginjal tidak teraba, faeses keras, tidak ada distensi
abdomen, anus : tidak ada lecet dan kemerah-merahan, tidak ada haemoroid

G. Sistem indra
1. Mata
Kelopak mata tidak odema, bulu mata nampak merata, alis tipis dan

merata
Visus : tidak dikaji dengan menggunakan kartu snellen chard tetapi bayi

sudah mampu melihat dengan baik.


Lapang pandang : baik

2. Hidung

Penciuman : baik, tidak ada perih di hidung dan tidak mimisan.

3. Telinga
Keadaan daun telinga simetris , kanal aoditorius bersih,tidak ada

serumen diliang telinga


Fungsi pendengaran : baik

H. Sistem saraf

1. Fungsi cerebral
-

Status mental : belum bisa dikaji

Kesadaran : Eyes 4, Motorik 6, Verbal 5 , dengan GCS 15

Bicara : belum dapat berbicara

2. Fungsi cranial
- N I : baik
- N II

: Visus : baik
Lapang pandang: bayi dapat menggerakkan bola mata

- N III, IV, VI: Gerakan bola mata baik ( dapat digerakkan kiri kanan, atas
bawah ). Pupil isokor 3 mm.
- NV

: Sensorik : baik merasakan jika disentuh


motorik : dapat terlihat gerakan otot ototnya ketika bergerak

- N VII : Sensorik : bayi merasa pipinya disentuh

19

Program profesi Ners

Otonom : Pada wajah , pipi kiri dan kanan simetris


Motorik : tidak ada kelumpuhan diwajah
- N VIII :Pendengaran baik,
Keseimbangan : tidak dilakukan
- NX

: Gerakan uvula tidak dikaji.


Rangsangan muntah/ menelan : baik, klien dapat menelan makanan

- N XI

: tidak dikaji

- N XII : Lidah dapat digerakan kekiri dan kekanan


3. Fungsi motorik :
-

Massa otot normal

Tonus otot normal terdapat tahanan pasif yang ringan minimal dan halus

Kekuatan otot , 5 (kekuatan kontraksi penuh


5

4. Fungsi sensorik : suhu, dapat membedakan suhu panas dan dingin, dapat merasakan
nyeri.
5. Fungsi cerebellum : Koordinasi, keseimbangan tidak dapat dilakukan
6. Refleks : tidak dapat dilakukan bayi selalu menangis
7. Iritasi meningen : Kaku kuduk ( - )
I. Sistem Muskulo Skeletal
1. Kepala : Bentuk kepala mesosefal, gerakan ke segala arah
2. Vertebrae : tidak terdapat skoliosis, kifosis, lordosis, fungsi gerak baik dapat
melakukan rentang gerak terbatas
3. Pelvis : Gaya jalan tidak dilakukan (belum dapat berjalan), Thomas test
(tungkai dan pinggul kesan normal), Trandeleburg tes normal dan ROM normal
(tidak dilakukan)
4. Lutut : Mc Murry test kesan normal (rotasi lateral dan medial meniscus dapat
dilakukan), Balotemen test normal (tidak ada tonjolan), ROM dapat dilakukan,
bentuk normal
5. Kaki : ROM dapat dilakukan dan pemeriksaan ligamentum dalam keadaan
utuh, bentuk normal
6. Bahu ; simetris kiri kanan, sendi acromio clavicular selama fleksi dan abduksi
pada saat dipalpasi
7. Tangan : gerakan dan ROM dapat dilakukan, bentuk normal,
20

Program profesi Ners

J. Sistem Integumen
-

Rambut : warna hitam, tidak mudah dicabut

Kulit : Warna sawo, bibir lembab, kadang keluar keringat, tekstur kulit tidak
kasar dan kering

Kuku : Warna merah muda, permukaan rata, tidak mudah patah dan nampak
kotor

K. Sistem Endokrin

Kelenjar thyroid : tidak ada pembesaran

Tidak ada polidipsi dan polifagia

Suhu tubuh fluktuasi , tidak ada keringat berlebihan

Tidak ada riwayat bekas air seni dikelilingi semut

L. Sistem Perkemihan

Tidak terdapat oedema palpebra

Keadaan kandung kemih : normal

Tidak ada nocturia, dysuria, kencing batu

M. Sistem Reproduksi
1. Laki-laki
- Keadaan glans penis : uretra tidak nampak tanda-tanda kelainan.
- Kebersihan genitalia baik.
N. Sistem imun

Ada gejala alergi , cuaca, debu, emosi

Nampak penyakit yang berhubungan dengan perubahan cuaca : flu,


urticaria,kemerahan, lain-lain

XI. Pemeriksaan Tingkat Perkembangan


A. 0 6 Tahun
1. Motorik kasar : Anak belum mampu berjalan, tetapi tangan masih menggenggam
2. Motorik halus : belum mampu memegang cangkir
3. Bahasa : Belum mampu mengucapkan ma/pa
4. Personal Sosial : Anak belum mengenal siapa-siapa

XII. Test Diagnostik

Laboratorium:

21

Program profesi Ners

Foto Rotgen

: --

CT Scan

: --

Belum ada hasil LAB

MRI, USG, EEG, ECG dll


XIII. Terapi saat ini (ditulis dengan rinci)
-

Ampisilin IV 3x 1,5 cc

Kloramfenikol IV 3x 1,5 cc

Dexa IV 3x 1,5 cc

IVFD Dextrose 5 % 12 tetes/menit

O2 1 liter/menit

DATA FOKUS

DATA SUBJEKTIF
Ibu klien mengatakan bahwa klien

22

DATA OBJEKTIF
TTV: N = 124 X/mnt, R = 48

Program profesi Ners

batuk-batuk dan berlendir. Batuknya


keras

X/ mnt, S= 38,69C

Pernapasan retraksi pada area

Ibu mengatakan anaknya demam

substernal, supraklavikula, dan

Ibu mengatakan anaknya kadang

suprasternal

susah bernapas

Ayah dan ibu selalu menanyakan

pada paru kanan, Ronkhi difus

kenapa anaknya dipasang selang di

pada kedua lapang paru

hidungnya dan sampai kapan

Hasil auskultasi napas: Rales

Ayah dan ibu mengatakan dokter di


Takalar tidak mengatakan apa-apa

Nampak terpasang O2 1
liter/menit

tentang penyakit anaknya, hanya

Ayah dan ibu klien nampak


cemas, ekspresi wajah tegang

dikatakan anaknya batuk keras dan


harus diberi Bantu pernapasan karena

Nampak anak batuk keras dan


berlendir

lendirnya juga sudah lama.

Ibu mengatakan: saya cemas dengan


kondisi anak saya. Anak yang
pertama tidak pernah sakit seperti ini,
hanya anak yang kedua

ANALISA DATA
DATA
DS:

ETIOLOGI
Streptokok, pneumokok, dll

23

MASALAH
Pola napas tidak efektif

Program profesi Ners

Ibu

mengatakan

anaknya

susah

Masuk melalui napas atas

bernapas, batuk keras


dan berlendir

Alveoli

DO:

R= 48 X/mnt

Pernapasan

RX inflamasi pada alveolus


retraksi

dan parenkim

pada area substernal,


supraklavikula

dan

suprasternal

Menstimulasi sel goblet


untuk mensekresi mucus

Hasil auskultasi : Rales


pada paru kana, ronkhi

Akumulasi secret

difus pada kedua lapang


paru

Nampak

Obstruksi jalan napas


klien

batuk

dan berlendir

Gangguan ventilasi

Nampak terpasang O2 1
ltr/mnt

Bersihan jalan napas tidak


efektif
Peningkatan upaya
pernapasan (cepat dan
dangkal)

DS:

Reaksi inflamasi
Ibu

mengatakan

anaknya demam

Leukosit, makrofag,

DO:

limfosit, memfagositosis

S = 38,69C

Badan

klien

hangat

Hipertermi

terasa

IL-1 dilepaskan(pirogen
endogen)

N = 124 X/mnt
Di hipotalamus menginduksi
E2
24

Program profesi Ners

Meningkatkan set point


termostat
8-10 terjadi demam
DS:

perubahan status kesehatan

Kecemasan orang tua

Orang tua mengatakan


cemas dengan kondisi

krisis situasi

anaknya
DO:

koping tidak efektif


Ayah dan ibu klien
nampak cemas, ekspresi
wajah tegang

DS:

kurang sumber informasi

kurang pengetahuan

Ayah dan ibu selalu


menanyakan
anaknya

kenapa

kurang terpajan informasi

dipasang

selang di hidung dan

kurang pengetahuan

sampai kapan

Ayah dan ibu klien


mengatakan

dokter

tidak menjelaskan apaapa padanya

DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS


DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
Pola napas tidak efektif
2.

TGL DITEMUKAN
26 juni 2004

Hipertermi

TGL TERATASI

26 juni 2004

25

Program profesi Ners

3.

Kecemasan orang tua

26 juni 2004

4.

Kurang pengetahuan

26 juni 2004

26

Program profesi Ners

You might also like