Professional Documents
Culture Documents
I.DEFINISI
Gastroenteritis atau diare adalah penyakit yang ditandai
dengan bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari biasanya (> 3
kali/hari)
disertai
perubahan
konsistensi
tinja
(menjadi
cair),
secara
berlebihan yang terjadi karena frekuensi satu kali atau lebih buang
air
besar
dengan
bentuk
tinja
yang
yang
encer
atau
cair.
(suriadi,2001 ).
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja
yang lebih banyak dari biasanya (normal 100 - 200 ml per jam tinja),
dengan tinja berbentuk cairan atau setengah cair (setengah padat),
dapat pula disertai frekuensi defekasi yang meningkat (Mansjoer,
Arif., et all. 2000).
Diare akut adalah diare yang terjadi secara mendadak dan
berlangsung < 7hari pada bayi, anak atau dewasa yang sebelumnya
sehat. (kapita selekta kedokteran, 2000 )
Menurut WHO (1980), diare adalah buang air besar encer atau
cair lebih dari tiga kali sehari.
Dapat disimpulkan bahwa gastroenteritis atau diare adalah
inflamasi
lambung
dan
usus
yang
disebabkan
oleh
berbagai
II. KLASIFIKASI
Diare dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1.
Ditinjau dari ada atau tidaknya infeksi, diare dibagi menjadi dua
golongan:
a.
3.
yaitu:
a. Diare akut
Diare yang terjadi karena infeksi usus yang bersifat
mendadak, berlangsung cepat dan berakhir dalam waktu 3
sampai 5 hari. Hanya 25% sampai 30% pasien yang berakhir
melebihi waktu 1 minggu dan hanya 5 sampai 15% yang
berakhir dalam 14 hari.
b. Diare kronik, dalah diare yang berlangsung 2 minggu
atau lebih (Sunoto, 1990).
III. MANIFESTASI KLINIS
Menurut Suriadi (2001), tanda dan gejala / manifestasi klinis
gastroenteritis / diare adalah sebagai berikut:
1. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau
encer
2. Kram perut
3. Demam
4. Mual
5. Muntah
6. Kembung
7. Anoreksia
8. Lemah
9. Pucat
10.
Urin out put menurun (oliguria,anuria)
11.
Turgor kulit munurun sampai jelek
12.
Ubun-ubun / fontanela cekung (untuk bayi)
13.
Kelopak mata cekung
14.
Membran mukosa kering (suriadi, 2001)
IV.ETIOLOGI
1. Infeksi virus (rota virus, adeno virus), bakteri (E. Colli,
Salmonella, Shigella, Vibrio dll) parasit (protozoa:E. hystolitica ,
G. lamblia; cacing: Askaris, trikurus; Jamur :kandida ) melalui
fecal oral :makanan , minuman ,yang tercemar tinja atau kontak
langsung dengan tinja penderita.
2. Malabsorbsi :karbohidrat (intoleransi laktosa ), lemak atau
3.
4.
5.
6.
protein
Makanan : alergi makanan , basi atau keracunan makanan
Imunodefisiensi / imunosupresi ( kekebalan menurun ) : aids dll
Factor lingkungan dan perilaku
Psikologi : rasa takut dan cemas
( kapita selekta kedokteran, 2000)
V. PATOFISIOLOGI
Spesies
menggangu
bakteri
absorbsi
tertentu
usus
menghasilkan
dan
dapat
eksotoksin
menimbulkan
yang
sekreasi
mikroskopis,
muntah
dan
diare
dapat
menyusul
ekstravakuler
dan
ketidakseimbangan
elektrolit.
memproduksi
enterotoksin,
memproduksi
sitotoksin
dan
menyebabkan
sekresi
elektrolit
dan
air
dengan
giklopeotein
pada
tepi
bersilia
dan
menggganggu
VI.
PATHWAY
VII.
KOMPLIKASI
Komplikasi yang bisa terjadi jika gastroenteritis akut tidak
usus
halus.
Tetapi
ditemukan
pada
penderita
IX.
PENATALAKSANAAN
diare
akut
yang
ringan
dapat
diberikan
oralit.
Kebutuhan cairan
Ringan
( X kg BB)
5%
Sedang
8%
Berat
10 %
jam
pertama.
Selanjutnya
dilakukan
penilaian
XI.
N
o
1.
Diare
2.
Mual
3.
Nyeri akut
4.
5.
6.
Hipertermi
7.
Insomnia
RENCANA KEPERAWATAN
Diagnosa
Keperawatan
Intervensi
NIC
1.
Diare
berhubungan
dengan
- factor
psikologis
(tingkat stress
dan cemas
tinggi)
- faktor fisiologis
(inflamasi,
malabsorbsi,
proses infeksi,
iritasi, parasit)
NOC :
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
Eliminasi BAB normal
dengan kriteria hasil:
- Pola eliminasi dalam
batas normal (5)
- Mampu mengontrol
eliminasi BAB(5)
- Diare tidak
muncul(5)
- Keseimbangan cairan
:Intake dan output
dalam 24 jam
seimbang(5)
- BB stabil(5)
NIC :
Manajemen Diare
- Instruksikan pasien/keluarga
untuk mencatat warna,
jumlah, frekuensi dan
konsistensi dari feses
- Evaluasi intake makanan
yang masuk
- Identifikasi faktor penyebab
dari diare
- Observasi turgor kulit secara
rutin
- Hubungi dokter jika ada
kenaikan bising usus
- Instruksikan untuk
menghindari laksative
Perawatan Diare
- Tentukan faktor fisik atau
psikis yang menyebabkan
diare
- Cuci area perianal dengan
sabun dan air dan keringkan
setiap setelah habis BAB,
- Gunakan cream di area
perianal
Mual
berhubungan
dengan gangguan
biokimia
NOC
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
status nutrisi : intake
makanan dan cairan
terpenuhi dengan
kriteria hasil sebagai
berikut :
- Intake makanan oral
(5)
- Intake minuman
oral(5)
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
hidrasi terpenuhi
dengan kriteria hasil
sebagai berikut :
- Hidrasi kulit (5)
- Kelembapan
membran mukosa(5)
- Tekanan dasarh
dalam batas normal
(110-120mmHg) (5)
NIC
Manajemen mual :
- Anjurkan pasien untuk
mengkontrol mualnya
- Kaji mual pasien meliputi :
frekuensi, durasi keparahan
dan faktor penyebab
- Kaji riwayat diet pasien
meliputi : pilihan makanan
kesukaan dan yang tidak
disukai
- Identifikasi riwayat
penggunaan medikasi
sebelumnya
- Kolaborasi pemberian obat
antiemetik
- Kaji efektivitas pemberian
obat antiemetik
- Ajarkan pasien untuk
menggunakan terapi
nonfarmakologi : relaksasi
dan distraksi.
- Anjurkan pasien untuk
istirahat dan tidur yang
adekuat
- Monitor kefektifitasan
Nyeri akut
berhubungan
dengan agen
cedera biologis
(peradangan pada
mukosa lambung)
NOC :
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
Pain Control dengan
kriteria hasil :
1. Mengenali faktor
penyebab (5)
2. Mengenali onset
(lamanya sakit) (5)
3. Menggunakan metode
pencegahan untuk
mengurangi nyeri(5)
4. Menggunakan metode
nonanalgetik untuk
mengurangi nyeri (5)
5. Mengunakan
analgesik sesuai
dengan kebutuhan(5)
6. Mencari bantuan
tenaga kesehatan(5)
7. Melaporkan gejala
pada petugas
kesehatan(5)
8. Mengenali gejala
gejala nyeri(5)
9. Melaporkan nyeri
yang sudah terkontrol
(5)
4.
Ketidakseimban
gan nutrisi
kurang dari
NOC
Setelah dilakukan
kebutuhan
tubuh
berhubungan
dengan factor
biologis
1.
2.
3.
4.
5.
tindakan
keperawatan
Nutritional Status
adekuat dengan
kriteria hasil :
Intake nutrisi baik(5)
Intake makanan
baik(5)
Asupan cairan
cukup(5)
Peristaltic usus
normal(5)
Berat badan
meningkat(5)
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
5.
Kekurangan
NOC
volume
cairan Setelah dilakukan
berhubungan
tindakan
dengan
keperawatan
kehilangan cairan
tercapai
aktif
(muntah),
keseimbangan
intake
tidak
cairan dengan
adekuat
kriteria hasil :
1. Tekanan daran
rentang normal(5)
NIC
Pengelolaan cairan (Fluid
Management)
1. Timbang berat badan tiap
hari
2. Jaga keakuratan catatan
intake dan output
3. Monitor status hidrasi
(kelembapan mukosa
membran, denyut nadi,
tekanan darah ortostatikl)
4.
5.
6.
7.
6.
Hipertermi
berhubungan
dengan penyakit
NOC
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
Thermoregulation
dalam batas normal
dengan kriteria hasil :
1. Tidak menggigil(5)
2. Nadi dbn ( 60-100 x/
menit) (5)
3. RR dbn ( 16-24 x/
menit) (5)
4. Suhu dbn (36-37C)
(5)
NIC
Pengelolaan temperatur
(Temperature regulation)
1. Monitor suhu min tiap 2 jam
2. Rencanakan monitoring suhu
secara kontinyu
3. Monitor TD nadi dan RR
4. Monitor tanda tanda
hipertermi
5. Tingkatkan intake cairan dan
nutrisi
6. Berikan anti piretik bila perlu
7. Diskusikan tentang
pentingnya pengaturan suhu
8. Berikan kompres hangat
9. Monitor TTV
7.
Insomnia
berhubungan
dengan
ketidaknyamanan
fisik
NOC
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan klien
bisa tidur dengan
adekuat dengan
kriteria hasil :
1. Jam tidur labih cepat.
(5)
2. Kebiasan tidur
kembali seperti
semula. (5)
3. Kualitas tidur 7 8
jam. (5)
4. Tidur nyenyak. (5)
5. Tidak gelisah (5)
6. Tidur teratur setiap
malam secara
konsisten. (5)
DAFTAR PUSTAKA
Jhonson,
Marion.,
Meridean
Maas.
(2012).
Nursing
Outcomes
Joanne
C.,
Bullechek,
Gloria
M.
(2012).
Nursing