You are on page 1of 6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi dan Prinsip Isolasi Mikroba
Isolasi adalah mengambil mikroorganisme

yang terdapat di alam kemudian

menumbuhkannya dalam media kultur buatan sehingga biakan murni mikroorganisme yang
terpilih tersebut dapat dihasilkan. Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis
mikroba dengan mikroba lainnya yang berasal dari campuran mikroba. Menurut Sandjaja,
1992, Isolasi dapat dilakukan dengan menumbuhkannya pada media padat karena dalam
media padat sel-sel mikroba akan membentuk suatu koloni sel yang tetap pada tempatnya.
Isolasi dengan menggunakan media cair akan sulit karena sel-sel mikroba tersebut sulit
dipisahkan dan tidak diam di satu tempat.
Mikroorganisme dibiakkan di laboratorium pada medium yang terdiri dari bahan nutrient.
Biasanya pemilihan medium yang dipakai bergantung kepada banyak faktor seperti seperti
apa jenis mikroorganisme yang akan ditumbuhkan.
Perbenihan untuk pertumbuhan bakteri agar dapat tetap dipertahankan harus mengandung
semua zat makanan yang diperlukan oleh organisme tersebut. Faktor lain seperti PH, suhu,
dan pendinginan harus dikendalikan dengan baik (Buckle, 2007).
Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam mengisolasi mikroba antara lain :
a. Sifat dan jenis mikroba.
Sifat dan jenis mikroba perlu diperhatikan dalam mengisolasi mikroba karena tanpa
mengetahui sifat dan jenis mikroba yang akan diisolasi maka akan sulit untuk
memisahkan mikroba tersebut dengan mikroba lainnya.
b. Habitat mikroba
Habitat mikroba perlu diperhatikan agar kondisi media kultur buatan dapat disesuaikan
dengan habitat mikroba tersebut.
c. Medium pertumbuhan
Medium pertumbuhan harus menunjang kehidupan mikroba yang ingin diisolasi tersebut.
d. Cara menginokulasi dan menginkubasi
Inokulasi dan inkubasi merupakan tahapan yang dilakukan sebelum isolasi. Keberhasilan
isolasi dipengaruhi oleh inokulasi yang steril dan inkubasi dengan suhu yang sesuai.

e. Cara mengidentifikasi
Mengidentifikasi mikroba yang diisolasi berdasarkan sifat fisik, kimiawi, dan
biologisnya.
f. Cara pemeliharaan mikroba
Pemeliharaan mikroba penting agar biakan murni yang didapat tidak mati.

2.2 Metode untuk Memperoleh Biakan Murni


Menurut Hadioetomo (1993), ada dua metode yang dilakukan untuk memperoleh biakan
murni yaitu :
1. Metode Cawan Gores
Metode cawan gores dilakukan dengan cara mengambil mikroba yang ingin diisolasi
dengan menggunakan jarum ose, kemudian menggoreskan ujung jarum ose yang
telah mengandung mikroba ke permukaan agar secara zig zag. Metode ini mempunyai
dua keuntungan, yaitu menghemat bahan dan waktu tetapi membutuhkan
keterampilam yang tinggi.
2. Metode Cawan Tuang
Metode cawan tuang dilakukan dengan cara mengambil sampel campuran mikroba
yang telah diencerkan dan sampel tersebut kemudian disebarkan di dalam suatu
medium. Karena konsentrasi sel-sel mikroba di dalam spesimen pada umunya tidak
diketahui sebelumnya, maka pengenceran perlu dilakukan beberapa tahap sehingga
sekurang-kurangnya satu di antara cawan tersebut mengandung koloni terpisah di atas
permukaan ataupun di dalam agar.

2.3 Cara Isolasi Mikroba


Menurut Nuniek, 2001 ada dua cara isolasi mikroba, yaitu dengan penggoresan dan
penaburan.
a. Penggoresan
Cara ini dapat menghemat waktu dan biaya tetapi memerlukan keterampilan yang
tinggi. Ada beberapa teknik goresan, antara lain :
1. Goresan T
2. Goresan kuadran

3. Goresan radian
4. Goresan sinambung (Nuniek, 2001)

Gambar 1. Teknik Goresan dalam Isolasi Mikroba


Sumber : belajarbiokimia.wordpress.com
b. Penaburan
Cara penaburan (pour plate) merupakan cara yang kedua di samping penggoresan
untuk memperoleh biakan murni dari biakan campuran mikroba. Cara ini berbeda dari
carapenggoresan dimana media agar diinokulasi dalam keadaan tetap cair yaitu pada
suhu45C, dan demikian pula koloni-koloni akan berkembang di seluruh media, tidak
hanya pada permukaan.

2.4 Teknik Isolasi Mikroba


Berikut adalah teknik isolasi mikroba, antara lain :

a. Metode isolasi tunggal


Metode ini dilakukan dengan cara meneteskan bahan yang mengandung mikroba pada
suatu kaca penutup dengan menggunakan mikropipet kemudian mengamatinya dengan
bantuan mikroskop.
b. Metode gores
Metode cawan gores dilakukan dengan cara mengambil mikroba yang ingin diisolasi
dengan menggunakan jarum ose, kemudian menggoreskan ujung jarum ose yang telah
mengandung mikroba ke permukaan agar secara zig zag.
c. Metode isolasi tuang
Metode cawan tuang dilakukan dengan cara mengambil sampel campuran mikroba yang
telah diencerkan dan sampel tersebut kemudian disebarkan di dalam suatu medium.
Karena konsentrasi sel-sel mikroba di dalam spesimen pada umunya tidak diketahui
sebelumnya, maka pengenceran perlu dilakukan beberapa tahap sehingga sekurangkurangnya satu di antara cawan tersebut mengandung koloni terpisah di atas permukaan
ataupun di dalam agar
d. Metode isolasi tebar
Metode isolasi dengan cara menyebarkan mikroba pada permukaan medium yang
digunakan.
e. Metode Micromanipulator
Mengambil satu bakteri dengan mikropipet yang ditempatkan dalam mikro manupulator,
kemudian ditempatkan dalam mikromanupulator. Kemudian ditempatkan dalam medium
encer untuk dibiakkan ( Trianda, 2011).

2.5 Sifat-sifat Koloni


Menurut Dwidjoseputro (1980), sifat-sifat koloni yang tumbuh pada agar-agar
lempengan, pada agar-agar miring dan pada tusukan gelatin adalah sebagai berikut :
1. Sifat-sifat koloni pada agar-agar lempengan mengenai bentuk, permukaan dan tepi.
Bentuk koloni dilukiskan sebagai titik-titik, bulat berbenang, tak teratur, serupa akar,
serum kumparan. Permukaan koloni dapat datar, timbul mendatar, timbul
melengkung, timbul mencembung, timbul membukit dan timbul berkawah. Tepi

koloni ada yang utuh, ada yang berombak, ada yang berbelah-belah, ada yang
bergerigi, ada yang berbenang-benang dan ada yang keriting.
2. Sifat-sifat koloni pada agar-agar miring. Sifat ini berkisar pada bentuk dan tepi koloni
dan sifat itu dinyatakan dengan kata-kata seperti : serupa pedang, serupa duri, serupa
tasbih, serupa titik-titik, serupa batang dan serupa akar.
3. Sifat koloni tusukan dalam gelatin. Ada bakteri yang dapat mengencerkan gelatin.
Karena itu, maka bentuk-bentuk koloninya juga berbeda-beda. Lagipula bentuk koloni
yang tidak dapat mengencerkan gelatin. Bila dilihat dari samping koloni yang tidak
mengencerkan gelatin dapat serupa pedang, tasbih, bertonjol-tonjol dan berjonjot. Jika
bakteri mampu mengencerkan gelatin, maka bentuk koloninya dapat serupa kawah,
serupa mangkuk, serupa corong, pundi-pundi dan berlapis.

Gambar 2. Bentuk Koloni Bakteri


Sumber : sakamboy.wordpress.com

Anindita, Faradisa. 2012. Laporan Mikrobiologi Teknik Isolasi Mikroba. Diambil dari
http://disachem.blogspot.com/2012/04/laporan-mikrobiologi-teknik-isolasi.html

diakses

tanggal 22 November 2014 pukul 08.06 WIB


Dwidjoseputro, D. 1998. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan : Malang
Mulianingtias. Novi. 2013. Laporan Mikrobiologi - Isolasi dan Identifikasi Dasar Mikroba.
Diambil dari http://anandanovimulianingtias.blogspot.com/2013/07/laporan-mikrobiologiisolasi-dan_8937.html diakses tanggal 22 November 2014 pukul 08.04 WIB
Nuniek, T. 2001. Diktat Kuliah Mikrobiologi Industri. Teknik Kimia FTI-ITS : Surabaya

You might also like