Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
Gitta Nourma Puspita
P.17420112096
yang
menyerang
saluran
pencernaan
disebabkan
oleh
B. ETIOLOGI
Salmonella typhi sama dengan salmonella yang lain adalah bakteri
gram- negatif, mempunyai flagella , tidak berkapsul , tidak mempunyai
spora, fakultatif anaerob. Memiliki antigen somatic (O)yang terdiri dari
oligosakarida , flagelar antigen (H) yang terdiri dari protein dan envelope
antigen (K) yang terdiri dari polisakarida. Mempunyai makromokuler
lipopolisakarida kompleks yang membentuk lapis luar dari dinding sel
C. PATOFISIOLOGI
Mengemukakan bahwa kuman salmonella typhi masuk ke dalam tubuh
manusia melalui mulut dengan makanan dan air yang tercemar. Sebagian
kuman dimusnahkan oleh asam lambung dan sebagian lagi masuk ke usus
halus dan mencapai jaringan limfoid plaque pleyeri di liteum terminalis
yang mengalami hipertropi. Ditempat ini komplikasi perdarahan dan
perforasi intestinal dapat
terjadi.
Kuman salmonella
typhi kemudian
limfe
mesentrial
yang
juga
mengalami
hipertropi.
darah
melalui
duktus
toracicus.
Kuman-kuman salmonella
demam
typhoid.
Endotoksin salmonella
typhi salmonella
typhi berkembang
biak.
Demam
pada
typhoid
disebabkan
D. PATHWAYS
Lampiran
E. MANIFESTASI KLINIS
1
Gejala pada anak : inkubasi antara 5-40 hari dengan rata-rata 10-14
hari
Nyeri kepala
Nyeri perut
Kembung
Mual , muntah
Diare
10 Konstipasi
11 Pusing
12 Nyeri otot
13 Batuk
14 Epistaksis
15 Bradikardi
16 Lidah yang berselaput (kotor ditengah, tepi dan ujung merah serta
tremor)
17 Hepatomegali
18 Spenomegali
19 Meterosimus
Keluhan
Gejala
Patologi
Minggu
Panas
Gangguan
Bakteremia
Pertama
berlangsung
saluran cerna
insidious, tipe
panas
stepladder
yang mencapai
39-40oC
menggigil,
nyeri kepala
Minggu
Rash,
nyeri Rose
sport, Vaskulitis,
kedua
hiperplasi pada
peyers
delirium
patches, nodul
typhoid
pada
Komplikasi,
ketiga
peradangan
ketegangan
peyers
, patches, nodul
typoid
pada
Minggu
Keluhan
Tampak
keempat
menurun,
berat, kakeksia
relaps
sakit Koletiasis
carrier kronik.
penurunan
berat badan
(penyakit infeksi di Indonesia hal 197)
F. PENATALAKSANAAN
1
Secara Fisik
Obat-obatan Antipiretik
Pengobatan
upaya
yang
diberikan
penyembuhan.
untuk
pasien
febris
typoid
Tiamfenikol, dosis dewasa 3 x 500 mg/hari, dosis anak: 3050 mg/kg berat badan/hari.
Ampisilin, dosis dewasa 4 x 500 mg, dosis anak 4 x 500100 mg/kg berat badan/hari.
yang
masih
panas
sehingga
menjamin
G. PROSES KEPERAWATAN
1
Pengkajian
Data dasar pengkajian pasien dengan febris typhoid adalah :
a. Aktivitas atau istirahat
b. Sirkulasi
Hygiene
Pasien akan mengalami ketidakmampuan mempertahankan
perawatan diri dan bau badan.
Diagnosa keperawatan
(NANDA (2001-2002))
Menentukan
intervensi
selanjutnya
untuk
komplikasi
yang
berhubungan
dengan
mempermudah
proses
keperawatan
dan
mencegah
kulit
menggambarkan
berat
ringannya
kekurangan cairan.
b. Monitor tanda-tanda vital
Rasional: Perubahan tanda vital dapat menggambarkan
keadaan umum klien.
c. Monitor masukan makanan/ cairan dan hitung intake kalori
harian.
Rasional:
cairan.
d. Dorong keluarga untuk membantu pasien makan.
Rasional:
Keluarga
sebagai
pendorong
pemenuhan
Pemberian
kebutuhan cairan.
cairan
IV
untuk
memenuhi
4) Ketidakseimbangan
nutrisi
kurang
dari
kebutuhan
tubuh
nutrisi
untuk
mempercepat
proses
penyembuhan.
f. Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin
C.
Rasional:
kebutuhan nutrisi.
g. Berikan makanan yang terpilih.
Rasional:
kebutuhan nutrisi.
h. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien.
Rasional: Membantu dalam proses penyembuhan.
dilakukan.
b) Identifikasi faktor penyebab diare.
Rasional: Mengetahui penyebab diare sehingga dapat
menentukan intervensi selanjutnya.
c) Observasi turgor kulit secara rutin.
Rasional:
keadaan klien.
d) Ajarkan pasien untuk menggunakan obat antidiare.
Rasional: Untuk membantu dalam proses penyembuhan.
e) Anjurkan pasien untuk makan makanan rendah serat, tinggi
protein dan tinggi kalori jika memungkinkan.
Rasional: Makanan rendah serat dan tinggi protein dapat
membantu mengatasi diare.
f) Evaluasi
efek
samping
pengobatan
terhadap
gastrointestinal.
Rasional: Untuk melanjutkan intervensi dan pemberian
obat berikutnya.
g) Evaluasi intake makanan yang masuk.
Rasional: Untuk mengetahui tingkat perkembangan klien.
h) Kolaborasi dengan tim medis lain dalam pemberian cairan
IV.
Rasional:
Untuk
penyembuhan.
membantu
mempercepat
proses
ulang
faktor
yang
meningkatkan
nyeri
dan
menurunkan nyeri.
Rasional: Dapat menunjukkan dengan tepat pencetus atau
faktor yang memperberat (seperti stress, tidak toleran
terhadap
makanan)
atau
mengidentifikasi
terjadinya
7) Kurang
pengetahuan
tentang
kondisi
penyakit,
kebutuhan
penyakit tersebut.
Evaluasi keperawatan
H. REFERENSI
Corwin, 2000, Hand Book Of Pathofisiologi, EGC, Jakarta.
Doenges,
M.E.
Geisler,
A.C.
Moorhouse,
M.F.,
2000, Rencana
Peredaran darah
(bakteremia primer)
Empedu
Endotoksin
Pembesaran hati
Pembesaran limfa
Hepatomegali
Spennomegali
Merangsang melepas
zat epirogen oleh
leukosit
Mempengaruhi pusat
thermoregulator di
hipotalamus
Penurunan/peningkatan
mobilitas usus
Ketidakefektifan
thermoregulasi
Penurunan/peningkatan
peristaltik usus
Resiko kekurangan
volume cairan
Erosi
nyeri
Perdarahan
masif
Konstipasi
atau diare
Komplikasi perforasi
dan perdarahan usus