You are on page 1of 8

USAHA TANI

TUGAS PEMBELAJARAN MODUL II (Kegiatan Belajar 1) ;


1. Dalam kegiatan berusahatani, petani dan keluarganya melakukan proses sosialisasi
dan interaksi sosial. Dalam kegiatan berusahatani apakah, petani membutuhkan
interaksi sosial dan komunikasi dengan petani lain, penyuluh, keluarga ataupun
lembaga lainnya? Jelaskan.
2. Apa pengaruh interaksi dan proses sosialiasi terhadap perkembangan petani dan
masyarakat desa ?Bisakah petani mengalami proses desosialisasi? Apakah ada
dampak komunikasi sosial budaya terhadap aktifitas berusahatani?
3. Strategi komunikasi apakah yang dilakukan penyuluh atau peneliti agar materi yang
disampaikan tercapai tujuannya.
4. Ringkaslah penelitian (boleh skripsi ataupun jurnal penelitian )yang berhubungan
dengan proses interaksi sosial ataupun komunikasi di tingkat petani.

PENYELESAIAN
1. Interaksi sosial dan komunikasi dengan petani lain, penyuluh, keluarga ataupun
lembaga lainnya
Dalam kegiatan berusahatani, tentu saja petani membutuhkan interaksi sosial dan
komunikasi dengan petani lain, penyuluh, keluarga ataupun lembaga lainnya. Interaksi sosial
merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial, dan merupakan bentuk yang
paling umum dari proses sosial. Bentuk lain dari proses sosial hanya merupakan bentukbentuk khusus dari interaksi sosial. Apabila dua orang bertemu, interaksi sosial dimulai pada
saat itu. Mereka saling menegur, berjabat tangan, saling berbicara, atau bahkan mungkin
berkelahi. Aktivitas semacam itu merupakan bentuk-bentuk aktivitas sosial. Walaupun orangorang yang bertemu muka tersebut tidak saling berbicara atau tidak saling menukar tandatanda, interaksi sosial telah terjadi, oleh karena masing-masing sadar akan adanya pihak lain
yang menyebabkan perubahan-perubahan dalam perasaan maupun syaraf orang-orang yang
bersangkutan, yang disebabkan oleh misalnya bau keringat, minyak wangi, suara berjalan,
dan sebagainya. Kesemuanya itu menimbulkan kesan di dalam pikiran seseorang, yang
kemudian menentukan tindakan apa yang akan dilakukannya (Soekanto, 1990).

Salah satu tujuan utama dalam sistem usahatani adalah pengambilan keputusan
di dalam rumah tangga tentang corak usahatani, bagaimana petani memilih kombinasi
pembudayaan tanaman dengan ternak, teknik dan strategi apa yang harus diterapkan.
Jadi petani membutuhkan interaksi sosial terhadap petani lain.
Dengan adanya interaksi sosial, petani bisa mendapatkan pengetahuan dan
keterampilan tentang cara bertani dari petani lain. Hal ini tentu saja menjadi pelajaran
terpenting bagi petani karena dengan adanya interaksi antar sesama petani, diharapkan
nantinya petani bisa mendapatkan informasi dan pengetahuan tentang cara bertani
yang baik dan benar sehingga petani dapat mengkaji dan menerapkannya dalam
sistem pertanian mereka agar didapatkan produktivitas hasil pertanian mereka yang
maksimal.
Dengan penyuluh pertanian yang merupakan suatu lembaga sosial yang
bergerak dalam bidang pertanian dimana penyuluh pertanian ini bertugas memberikan
informasi dan keterampilan tentang pertanian kepada para petani. Selain itu, Penyuluh
disini bertugas menampung seluruh aspirasi dan permasalahan yang ada pada petani
tentang pertanian mereka. Mulai dari permasalahan dalam bercocok tanam, serangan
hama dan penyakit, serta permasalahan dalam pemilihan bibit unggul. Jika petani
tidak dapat memecahkan masalahnya maka produktivitas hasil pertanian mereka tidak
dapat menghasilkan secara maksimal.
Dengan adanya berbagai permasalahan tersebut, interaksi sosial dan
komunikasi para petani dengan penyuluh pertanian sangat penting adanya agar
berbagai permasalahan tentang pertanian dapat terpecahkan sehingga produktivitas
hasil pertanian para petani dapat maksimal dan kesejahteraan petani dapat terwujud.
Sedangkan dengan keluarga dimana interaksi sosial akan terlebih dahulu
terjadi, keluarga disini menjadi tampat keluh kesah petani dalam kehidupannya. Mulai
dari masalah dari segi psikis, ekonomi, dll keluargalah yang membantu petani dalam
menyelesaikan masalahnya.
Dan dengan lembaga social lainnya dimana lembaga menjadi wadah untuk
menjalankan satu atau lebih kelembagaan, memiliki struktur yang tegas dan
diformalkan. Adanya lembaga disini berfungsi untuk memberi pedoman pada
msyarakat bagaimana harus berbuat dalam menghadapi permasalahan di masyarakat
terutama yang menyangkut kebutuhan pokok manusia, menjaga keutuhan masyarakat,
memberikan pegangan pada masyarakat untuk mengadakan sistem pengendalian

sosial (sosial control) yang merupakan pengawasan masyarakat terhadap perilaku


anggotanya.
Dengan adanya fungsi dari lembaga tersebut, interaksi sosial dan komunikasi
para petani dengan lembaga tersebut perlu adanya. Misalnya, Lembaga sosial seperti
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Lembaga masyarakat ini bertujuan untuk
menampung seluruh aspirasi masyarakat yang nantinya berbagai permasalah yang ada
dapat terpecahkan.

2. Proses desosialisasi dan dampak komunikasi sosial budaya terhadap aktifitas


berusahatani
Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang menyangkut
hubungan antar individu, individu (seseorang) dengan kelompok, dan kelompok dengan
kelompok. Tanpa adanya interkasi sosial maka tidak akan mungkin ada kehidupan
bersama. Proses sosial adalah suatu interaksi atau hubungan timbal balik atau saling
mempengaruhi antar manusia yang berlangsung sepanjang hidupnya didalam
amasyarakat. Menurut Soerjono Soekanto, proses sosial diartikan sebagai cara-cara
berhubungan yang dapat dilihat jika individu dan kelompok-kelompok sosial saling
bertemu serta menentukan sistem dan bentuk hubungan sosial.
Sedangkan Homans ( dalam Ali, 2004: 87) mendefinisikan interaksi sebagai suatu
kejadian ketika suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang terhadap individu lain
diberi ganjaran atau hukuman dengan menggunakan suatu tindakan oleh individu lain
yang menjadi pasangannya. Konsep yang dikemukakan oleh Homans ini mengandung
pengertian bahwa interaksi adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam
interaksi merupakan suatu stimulus bagi tindakan individu lain yang menjadi
pasangannya.
Pada interaksi sosial terjalin hubungan erat yang akan menciptakan keselarasan
sosial. Oleh karena itu, interaksi social berpengaruh besar terhadap terbentuknya
keselarasan social masyarakat yang bersangkutan. Melalui interaksi sosial, manusia
saling bekerja sama, menghargai, menghormati, hidup rukun, dan gotong royong. Sikapsikap tersebut mampu menciptakan keteraturan dan ketertiban dalam kehidupan
bermasyarakat yang mendorong munculnya keselarasan sosial.
Keteraturan

sosial

merupakan

suatu

kondisi

yang

sendi-sendi

kehidupan

bermasyarakatnya berjalan tertib dan teratur sehingga tujuan kehidupan bermasyarakat


dapat tercapai

Berikut beberapa pengaruh akibat adanya interaksi dan proses sosialisasi terhadap
perkembangan petani dan masyarakat
-

Amalgamasi
Dengan adanya penyatuan kelompok buruh tani yang terjadi di desa
menimbulkan kebudayaan masyarakat baru, yaitu masyarakat yang lebih
peduli terhadap inovasi-inovasi baru yang mendorong majunya pertanian
mereka sehingga memungkinkan terpecahnya berbagai masalah pertanian
seperti: hama dan penyakit tanaman melalui obat-obat kimia modern yang
dapat meningkatkan hasil panen mereka. Jadi perbedaan kebudayaan di desa
ringinanyar yang terjadi akibat heterogennya daerah asal penduduk,
menimbulkan inovasi-inovasi baru dari saling bertukarnya pengalaman
diantara mereka. Kemudian timbulah kebudayaan baru diantara mereka
sebagai usaha meningkatkan hasil pertanian di desanya.

Asimilasi
Dari kelompok buruh tani yang beranggotakan masyarakat dari
berbagai desa dengan kebudayaan dan kebiasaan yang berbeda-beda, petani
ini berusaha untuk mengurangi perbedaan dengan saling toleransi dan
menghormati sehingga terbentuklah suatu kelompok sosial yang dinamis.
Demi tercapainya tujuan bersama, yaitu memajukan pertanian di desa mereka.

Konflik
Tidak jarang kelompok sosial buruh tani di berbagai desa mengalami
suatu konflik baik yang bersifat individual maupun kelompok. Konflik yang
bersifat individu biasanya terjadi karena adanya perselisihan personal diantara
mereka. Sebagai contoh yaitu perebutan pengairan diladang sawah mereka
yang biasanya terjadi di musim kemarau, masalah ini biasanya dapat
menimbulkan konflik diantara petani yang juga dapat terbawa di dalam
kelompok sosial mereka. Di dalam kelompok biasanya mereka saling
menjatuhkan dan mencari kawan dalam kelompok yang bisa mengakibatkan
konflik yang lebih besar yaitu konflik kelompok di dalam kelompok sosial
mereka.Itulah dampak negativ yang bisa timbul dari adanya kelompok sosial.
Tidak jarang juga konflik tersebut diakibatkan karena adanya
desosialisasi antar petani desa maupun masyarakat desa. Proses desosialisasi
mengakibatkan antar petani saling acuh tak acuh.

3. Strategi komunikasi yang dilakukan penyuluh atau peneliti agar materi yang
disampaikan tercapai tujuannya.
a.

Tingkat kemampuan penyuluh


Penyuluh sebaiknya mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang baik dalam
memberikan

informasi

penyuluhan.Sehingga

ketika

mereka

memberikan

penyuluhan kepada petani, kemampuan dari penyuluh tersebut tidak diragukan lagi
kebenarannya.
b. Ketersediaan alat bantu pada saat penyuluhan
Dalam memberikan penyuluhan, penyuluh sebaiknya menggunakan media yang
dapat membantu dalam penyampaian materi supaya petani dapat menerima materi
tersebut dengan mudah. Media-media yang bisa digunakan antara lain yaitu:
Media lisan, baik yang disampaikan secara langsung (melalui percakapan tatap
muka atau lewat telepon), maupun secara tak langsung (lewat radio, televisi,
kaset, CD dll).
Media cetak, baik berupa gambar (foto, poster) dan atau tulisan (majalah,
selebaran, bener, dll), yang dibagi-bagikan, disebarkan, atau dipasang di
tempat-tempat strategis yang mudah dijumpai oleh penerima manfaat (di jalan,
pasar, dll).
Media terproyeksi, berupa gambar dan atau tulisan melalui: slide, pertunjukan
film, film strip, VCD/DVD, dll.
c. Kesesuaian waktu dan tempat penyuluhan yaitu kesesuaian dan ketepatan waktu
pertemuan dan tempat pelaksanaannya.
d. Materi penyuluhan
Sebelum penyuluh melakukan penyuluhan haendaknya penyuluh atau peneliti
melakukan observasi masalah yang dialami oleh petani tentang keadaan
pertaniannya, sehingga mereka nantinya bisa membantu petani dalam memberikan
jalan keluar tentang masalah tersebut.Oleh karena itu ketepatan dan kesesuaian
materi penyuluhan dengan masalah yang dihadapi oleh petani sangat dibutuhkan
agar tujuan dari penyuluhan tersebut dapat tercapai.Contohnya : Di suatu desa
mengalami masalah irigasi yang sulit, peran penyuluh dan penelit disini adalah
memberikan penyuluhan kepada petani tentang inovasi-inovasi dalam mengatasi
masalah irigasi tersebut.

4. Ringkasan Jurnal tentang Proses Interaksi Sosial


Petani merupakan pemilik modal yang utama dalam memproduksi suatu
komoditas pertanian, namun justru petani yang seringkali menanggung resiko paling
besar.Ketika musim panen tiba, produksi melimpah, sehingga menyebabkan harga
komoditas turun, petani tidak mampu menjual hasil produksi dengan harga yang lebih
tinggi.Kelemahan daya tawar petani menyebabkan usaha tani tidak memberikan
keuntungan yang memadai, terlebih lagi luas areal usaha tani yang sempit menyebabkan
usaha tani kurang efisien.
Salah satu kebutuhan petani dalam mengembangkan usahataninya yang masih
rendah tingkat pemenuhannya adalah kebutuhan informasi pertanian untuk mendukung
keberhasilan

usahatani.Globalisasi

informasi

mulai

terjadi

sejalan

dengan

berkembangnya tingkat pendidikan, perkembangan sarana dan prasarana fisik. Namun,


perubahan yang terjadi pada petani tidak merata, terdapat perbedaan dalam hal jumlah
dan kualitas, teknologi aksesibilitas dan perkembangan kelembagaan serta produktivitas
petani.
Ada lima indikator dari karakteristik pribadi petani yang berpengaruh terhadap
tuntutan kebutuhan akan berbagai informasi pertanian, yaitu: status sosial ekonomi
petani, tingkat kesadaran akan pentingnya informasi, kemampuan mengakses
informasi,tingkat motivasi dan tingkat keinovatifan petani.
Kondisi sosial ekonomi petani sangat penting diketahui untuk memahami hal-hal
yang menyebabkan ketidakmampuan petani dalam memenuhi kebutuhannya, termasuk
kemampuan untuk mengakses informasi. Status sosial ekonomi petani maju lebih tinggi
dari petani berkembang khususnya untuk indikator pendidikan formal dan pendapatan
usahatani , karena antara faktor pendidikan dan pendapatan berhubungan dengan status
sosial ekonomi petani. Petani maju lebih dapat akses terhadap pendidikan karena mereka
umumnya berasal dari keluarga mampu dan tokoh masyarakat.Rendahnya pendapatan
keluarga petani berkembang mengakibatkan tingkat pendidikan mereka rendah.
Baik petani maju maupun petani berkembang sama-sama membutuhkan berbagai
informasi pertanian seperti informasi tentang peningkatan produksi dan mutu komoditas;
ketersediaan sarana produksi dan permodalan; lokasi pemasaran dan harga komoditas;
teknologi pengolahan hasil pertanian, dan metode analisis usahatani. Perbedaannya
hanya dalam hal tingkat kebutuhan untuk masing-masing jenis informasi pertanian,
karena tingkat kesadaran akan pentingnya informasi dan tingkat motivasi petani maju
dalam berusahatani lebih tinggi daripada petani berkembang. Jenis informasi yang paling

tinggi tingkat kebutuhannya adalah informasi tentang metode analisis usahatani dimana
informasi ini sangat dibutuhkan pada tahap perencanaan usahatani.
Sempitnya lahan sawah yang dikuasai oleh petani, seringkali menyebabkan
kurang efisien dalam berusaha tani, dengan demikian berkelompok merupakan alternatif
untuk mengatasi kurang efisien dalam usaha tani.Untuk itu diperlukan dukungan
sumberdaya manusia yang berkualitas melalui penyuluhan pertanian dengan pendekatan
kelompok tani yang dapat mendukung sistem agribisnis berbasis pertanian.Melalui
kelompok, kelompok tani dapat difungsikan sebagai unit belajar, unit kerjasama, unit
produksi, dan unit usaha bisnis.Sumberdaya manusia (SDM) petani anggota kelompok
tani perlu ditingkatkan kemampuannya. Upaya peningkatan kemampuan para petani
sebagai anggota kelompok tani meliputi :
a. Menciptakan iklim yang kondusif agar petani mampu untuk membentuk dan
menumbuh kembangkan kelompoknya secara partisipatif ( dari, oleh, dan untuk
petani).
b. Menumbuhkembangkan kreativitas dan prakarsa anggota kelompok tani untuk
memanfaatkan setiap peluang usaha, informasi, dan akses permodalan yang
tersedia.
c. Membantu memperlancar proses dalam mengidentifikasi kebutuhan dan masalah
serta menyusun rencana dan memecahkan masalah yang dihadapi dalam usaha
taninya.
d. Meningkatkan kemampuan dalam menganalisis potensi pasar dan peluang usaha
serta menganalisis potensi wilayah dan sumber daya yang dimiliki untuk
mengembangkan komoditas yang dikembangkan / diusahakan guna memberikan
keuntungan usaha yang lebih besar.
e. Meningkatkan kemampuan untuk dapat mengelola usaha tani secara komersial,
berkelanjutan, dan akrab lingkungan.
f. Meningkatkan kemampuan dalam menganalisis potensi usaha masing-masing
anggota untuk dijadikan satu unit usaha yang menjamin pada permintaan pasar
dilihat dari kuantitas, kualitas, serta kontinuitas.
g. Mengembangkan kemampuan untuk menciptakan teknologi lokal spesifik.
h. Mendorong dan mengadvokasi agar para petani mau dan mampu melaksanakan
kegiatan simpan pinjam guna memfasilitasi pengembangan modal usaha.
Kelompok Tani dipimpin oleh seorang ketua yang disebut dengan Kontak Tani.
Beberapa kelompok tani bergabung membentuk Gapoktan( Gabungan Kelompok Tani)

dan bekerja sama untuk meningkatkan skala ekonomi dan efisiensi usaha. Penggabungan
kelompok tani dalam Gapoktan terutama dapat dilakukan oleh kelompok tani yang
berada dalam satu wilayah administrasi pemerintahan untuk menggalang kepentingan
bersama secara kooperatif namun sebaiknya tidak melewati batas wilayah kabupaten/
kota.
Melalui Gapoktan, skala usaha ekonomi dapat diperbesar, diharapkan petani
melalui Gapoktan mampu berperan dalam bisnis hasil pertanian maupun industri hasil
pertanian, memiliki daya tawar yang memadai dalam berbisnis.
Kemampuan Gapoktan harus terus ditingkatkan agar dapat berfungsi sebagai unit
usaha tani, unit usaha pengolahan, unit usaha sarana dan prasarana produksi, unit usaha
pemasaran, dan unit usaha keuangan mikro, serta unit jasa penunjang lainnya, sehingga
menjadi organisasi petani yang kuat dan mandiri.
Semakin kuat keyakinan diri kelompok mampu berhasil maka semakin tinggi
keberhasilan kelompok sebagai unit bisnis.Semakin kuat interaksi anggota kelompok
maka semakin tinggi keberhasilan kelompok sebagai unit bisnis, dan semakin baik
kepemimpinan kelompok maka semakin tinggi tingkat keberhasilan kelompok sebagai
unit usaha bisnis.
Maka ketika mengembangkan kelompok tani menjadi Gapoktan yang mampu
mengembangkan bisnis, diperlukan kepemimpinan kelompok yang baik yang mampu
menggerakkan anggotanya, diperlukan interaksi anggota yang kuat, diperlukan self
efficacyanggota kelompok yang tinggi, yakni keyakinan anggota kelompok mampu
berhasil dalam usaha bisnis.

You might also like