Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
Nama
NIM
Rombongan
Kelompok
Asisten
: Ajie Wicaksono AT
: B1J010186
: II
:6
: Devi Olivia Muliawati
I.
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui efek perangsangan elektrik
terhadap besarnya repon kontraksi otot gastroknemus dan efek perangsangan kimia
terhadapa kontraksi otot jantung katak.
II.
II.1 Materi
Bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini ialah Katak hijau (Fejervarya
cancrivora), larutan ringer katak, larutan Asetilkolin 3 5 %. Alat yang digunakan
ialah Universal Kimograf, baki, pinset, gunting bedah, benang, jarum.
II.2 Metode
A. Kontraksi Otot Gastroknemus
1. Universal Kimograf disiapkan kemudian Katak (Fejervarya cancrivora)
dimatikan.
2. Katak diletakkan pada bak preparat lalu buat irisan melingkar pada daerah
pergelangan kaki katak.
3. Tepi kulit dipegang lalu dipotong dan disingkap hingga terbuka ke bagian
lutut.
4. Otot gastroknemus dipisahkan.
5. Tendon diikat dengan benang, lalu tendon achilles digunting dan setelah itu
otot gastroknemus dibasahi dengan larutan ringer.
6. Katak diletakkan pada keimograf kemudaian diberi rangsangan elektrik dairi
mulai 0, 5, 10, 15, 20, 25 volt
7. Hasil dicatat dan dibuat tabel dan grafik.
B. Kontraksi Otot Jantung
1. Katak dimatikan.
2. Bagian dada dibedah mulai dari perut hingga jantung katak terlihat,
perikardiumnya disobek.
3. Kontraksi otot jantung diamati selama 15 detik.
4. Asetilkolin diteteskan 1 -2 tetes lalu kontraksi otot jantung diamati kembali
selama 15 detik.
5. Kontraksi otot jantung sebelum dan sesudah ditetesi Asetilkoli 3-5 %
dibandingkan.
6. Hasil dicatat dalam tabel.
III.
III.1 Hasil
Tabel 1. Kontraksi Otot Gastroknemus
Voltase
Amplitudo (mm)
0,2
10
0,9
15
1,2
20
1,3
25
1,1
3.2 Pembahasan
Hasil pengamatan yang dilakukan pada percobaan menggunakan katak
menunjukkan bahwa otot gastroknemus yang diberi stimulus sebesar 0 volt,5 volt,
10 Volt, 15 volt, 20 Volt dan 25 Volt, dengan pemberian voltase yang berbeda akan
menunjukkan
hasil
yang
berbeda
pula
antara
masing-masing
besaran
tegangan/rangsangan yang diberikan. Hasil yang didapatkan yaitu 0 mm; 0,2 mm;
0,9; 1,2 mm; 1,3 mm dan 1,1 mm. Ini sesuai dengan pernyataan Storer (1961) yang
menyatakan bahwa semakin tinggi rangsangan yang diberikan maka amplitudo
yang terukurpun akan semakin besar. Hal ini terjadi karena daya rangsangan akan
memberikan stimulus pada reseptor yang kemudian akan dijawab dengan kontraksi
otot gastroknemus yang masih berfungsi dengan bantuan larutan ringer katak, mesti
katak telah mati.
Struktur untuk melakukan aksi pada hewan baik dari dalam maupun dari
lingkungan luar disebut efektor. Efektor yang paling penting adalah yang
menyekresikan zat-zat kelenjar dan yang melakukan gerak. Vertebrata, efektor yang
paling penting untuk menciptakan gerak adalah otot. Jadi, otot adalah sistem
biokontraksi dimana sel-sel atau bagian sel mengalami pemanjangan dan
dikhususkan untuk menimbulkan gerakan (kontraksi pada sumbu yang memanjang).
Karakteristik dari otot antara lain : membangun otot rangka, dapat berkontraksi dan
berkonduksi, terdiri dari sel bentuk memanjang, pipih myofibril dan berasal dari
lapisan mesoderm. Otot pada vertebrata dibedakan menjadi tiga jenis :
1. Otot rangka, dijumpai pada sosok otot yang bersambungan dengan kerangka
tubuh dan berkaitan dengan gerak badan,
2. Otot jantung, terlibat dalam pemompaan darah, dan
3. Otot polos, ditemukan sebagai bagian dari dinding alat viscera (Bevelander et
al., 1979).
Mekanisme kontraksi otot dapat dijelaskan dengan model pergeseran
filamen (filamen-filamen tebal dan tipis yang saling bergeser saat proses kontraksi).
Menurut Hickman (1972), menyatakan model pergeseran filamen (filamen sliding).
Model ini menyatakan bahwa gaya berkontraksi otot dihasilkan oleh suatu proses
yang membuat beberapa set filamen tebal dan tipis dapat bergeser antar
sesamanya. Guyton (1995) menyatakan pada saat kontraksi filamen aktin tidak
tertarik ke dalam filamen myosin sehingga overlap satu sama lainnya secara luas.
Discus Z ditarik oleh filamen aktin sampai ke ujung filamen myosin. Jadi kontraksi
otot terjadi karena mekanisme pergeseran filamen yang disebabkan oleh kekuatan
IV.
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat diambil beberapa kesimpulan
sebagai berikut: :
1. Otot gastroknemus dapat berkontraksi dengan adanya rangsangan dari
tegangan listrik.
2. Semakin besar voltase listrik yang diberikan akan semakin besar pula amplitudo
yang dihasilkan. Besarnya amplitudo menunjukan besar kecilnya kontraksi otot
yang dihasilkan.
3. Voltase yang diberikan terhadap otot akan mempengaruhi besarnya respon
dalam bentuk amplitudo.
4.2 Saran
Praktikum kali ini seharusnya lebih diajarkan lagi terkait pemasangan benang
pada bagian otot gastroknemus. Praktikum kali ini menggunakan alat kimograf yng
tintanya kurang jelas sehingga sulit dilihat gelombangnya
DAFTAR REFERENSI
Agung, R. 2005. Realisasi Elektrokardiograf Berbasis Komputer Personal untuk
Akuisisi Data Isyarat Elektris Jantung. Fakultas Teknik UNUD, Bali
Azizi, E, G. M. Halenda and T. J. Roberts. 2009. Mechanical Properties of The
Gastrocnemius Aponeurosis in Wild Turkeys. Integrative and Comparative
Biology, vol 49 (1) : 51-58.
Bevelander and J. A Ramaley. 1979. Essentials of History. CV. Moss by Company,
sant Louis.
E. Purbowati, C.I. Sutrisno, E. Baliarti, S.P.S. Budhi dan W. Lestariana.2006.
Karakteristik Fisik Otot Longissimus Dorsi dan Biceps Femoris Domba.
Vol.13.No.2.Th.2006 : 147-153.
Galambos, R. 1962. Nerve and Muscles. Anchar Book, New York.
Gordon, M. S. 1981. Animal Physiology. Mc Millan Publishing Inc, New York
Gunawan, A.M.S. 2001. Mekanisme dan Mekanika Pergerakan Otot. Integral Vol. 6
(2): 58-62.
Hickman,C.P. 1972. Biology of Animal. The C.V. Mos by Company, Sant Louis.
James, R.S, J.Tallis, A.Herrel and C.Bonneaud. 2011. Warmer is better: thermal
sensitivity of both maximal and sustained power output in the iliotibialis
muscle isolated from adult Xenopus tropicali. The Journal of Experimental
Biology 215, 552-558.
Kimball, J.W. 1988. Biologi Jilid II. Erlangga, Jakarta.
Prosser, C.T. 1961. Comparative Animal Physiology. W.B. Saunders Company,
London.
Richard L. Moss and Daniel P. Fitzsimons. 2010. Department of Physiology and
Cardiovascular Research Center, University of Wisconsin School of Medicine
and Public Health, Madison, WI 53706. Regulation of contraction in
mammalian striated musclesthe plot thick-ens, Vol. 136(1): 21-27.
Storer, T. I. 1961. Element of Zoology. McGraw-Hill, New York.
Ville, C. A., F. W. Warren, and R. D. Barnes. 1988. General Biology. W. B. Saunders
Co., New York.