Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Gas-turbine engine adalah suatu alat yang memanfaatkan gas sebagai fluida untuk
memutar turbin dengan pembakaran internal. Didalam turbin gas energi kinetik dikonversikan
menjadi energi mekanik melalui udara bertekanan yang memutar roda turbin sehingga
menghasilkan daya. Sistem turbin gas yang paling sederhana terdiri dari tiga komponen yaitu
kompresor, ruang bakar dan turbin gas.
Pada mesin Gas Turbine Engine pada umumnya memiliki kompresor radial tahapan tunggal dan turbin, recuperator, serta foil bearings.
Adanya gesekan fluida yang menyebabkan terjadinya kerugian tekanan (pressure losses)
di ruang bakar.
Adanya kerja yang berlebih waktu proses kompresi yang menyebabkan terjadinya
gesekan antara bantalan turbin dengan angin.
Berubahnya nilai Cp dari fluida kerja akibat terjadinya perubahan temperatur dan
perubahan komposisi kimia dari fluida kerja.
Hampir seluruh sistim turbin gas yang tersedia saat ini, pada berbagai sektor
penggunaan, beroperasi pada siklus Brayton terbuka (juga dikenal dengan siklus Joule
bila ketidak dapat baliknya diabaikan) dimana komp resor mengambil udara dari
atmosfir dan membawanya pada tekanan yang lebih tinggi ke pembakar. Suhu udara
juga meningkat karena kompresi. Unit yang lebih tua dan lebih kecil beroperasi pada
perbandingan tekanan sekitar 15:1, sementara unit yang lebih baru dan lebih besar
beroperasi pada perbandingan tekan mendekati 30:1.
Udara dikirimkan melalui sebuah diffuser ke ruang pembakaran yang
bertekanan konstan, dimana bahan bakar diinjeksi dan dibakar. Diffuser menurunkan
kecepatan udara ke nilai yang dapat diterima dalam pembakar. Terdapat penurunan
tekanan/ pressure drop di dalam pembakar sekitar 1,2%. Pembakaran berlangsung
dengan udara berlebih. Gas buang keluar pembakar pada suhu tinggi dengan
konsentrasi oksigen sampai 15-16%. Semakin tinggi suhu pada siklus ini, akan
semakin tinggi efisiensi siklusnya. Batas atasnya ditentukan daya tahan material
turbin terhadap suhu, juga oleh efisiensi sudu-sudu pendingin. Batasan suhu pada
teknologi terbaru adalah sekitar 1300C.
Gas buang yang bersuhu dan bertekanan tinggi ini menuju turbin gas
menghasilkan kerja mekanis untuk menggerakan kompresor dan beban (generator
listrik). Gas buang meninggalkan turbin pada suhu yang cukup besar (450-600 C),
yang ideal untuk dimanfaatkan kembali panas yang bersuhu tinggi. Untuk
pemanfaatan yang lebih efisien, dipengaruhi oleh boiler pemanfat kembali panas yang
bertekanan tunggal atau ganda.
Steam yang dihasilkan dapat memiliki tekanan dan suhu yang tinggi, yang
menjadikannya cocok tidak hanya untuk proses termal saja namun juga untuk
menggerakkan turbin uap sehingga menghasilkan energi tambahan.
Merupakan siklus mesin kalor dapat balik, yang terdiri dari dua proses isotermis dapat
balik (isotermal reversible) dengan volume tetap (isokhorik). Efisiensi termalnya
sama dengan efisiensi termal pada siklus Ericson.
3. Siklus Brayton
Siklus ini sering dikembangkan pada aplikasi turbin gas. Dan prosesnya yang paling
sederhana dan ideal menggunakan udara ideal, dimodelkan oleh seorang ilmuwan
bernama Brayton pada tahun 1873.
Dengan melibatkan kompresi dan ekspansi pada entropi konstan, disertai penambahan
dan pembuangan kalor pada tekanan konstan. Berbeda dengan siklus bolak-balik lain,
seperti siklus diesel, otto, stirling atau siklus lain yang mengkombinasikan isentropi,
isobarik, isotermal dan/atau isokorik.
BAB II
PEMBAHASAN
2. 1 Siklus Brayton
Siklus ini merupakan siklus daya termodinamika ideal untuk turbin gas, sehingga saat
ini siklus ini yang sangat populer digunakan oleh pembuat mesin turbine atau manufacturer
dalam analisa untuk performance upgrading. Siklus Brayton ini terdiri dari proses kompresi
isentropik yang diakhiri dengan proses pelepasan panas pada tekanan konstan. Dimana
sebuah mesin tipe brayton terdiri dari tiga komponen yaitu :
Suatu Expander
Mesin yang menerapkan prinsip kerja Siklus Brayton pada umumnya akan menarik
udara ambient ke piston kompresor, di mana terjadi proses kompresi; secara idealnya
merupakan sebuah Proses Isentropic. Udara terkompresi kemudian berjalan melalui ruang
pencampuran bahan bakar pada tekanan konstan, yang secara idealnya merupakan sebuah
Proses Isobarik. Kemudian campuran udara bertekanan dan bahan bakar kemudian
dinyalakan dalam sebuah ekspansi silinder dan energi dilepaskan, yang akan menghasilkan
udara panas dan produk pembakaran dimana nantinya udara panas yang dihasilkan digunakan
untuk menggerakkan turbin dan menggerakkan kompresor itu sendiri.
Pada siklus Bryton tiap-tiap keadaan proses dapat dianalisa secara berikut:
Dimana :
Proses 1 ke 2 (kompresi isentropik), Kerja yang dibutuhkan oleh kompresor dimana
udara ambient ditarik kedalam kompresor sehingga menjadi udara bertekanan.
Proses 2 ke 3, Pemasukan bahan bakar pada tekanan konstan dimana udara yang
dikompresi kemudian bergerak menuju ruang pembakaran, dimana bahan bakar akan
dibakar, dimana proses ini terjadi pada tekanan konstan, karena ruangan ini hanya
terbuka untuk aliran masuk dan keluar.
Proses 3 ke 4, Ekspansi isentropik didalam turbin dimana pencampuran udara
bertekanan dan bahan bakar akan melepaskan energy yang akan menggerakkan turbin
dan menggerakkan kompresor.
Proses 4 ke 1, Pembuangan panas pada tekanan konstan ke udara ( Pelepasan Panas ).
Sehingga secara aktualnya Siklus Brayton memiliki 4 tahapan proses yaitu :
Proses adiabatik Compression
Proses isobarik Penambahan panas
Proses adiabatik Ekspansi
Proses isobarik Pelepasan panas
Dalam Siklus Brayton , effisiensi proses pada umumnya dapat mempengaruhi rasio dari
tekanan dan perubahan output daya yang spesifik dapat mempengaruhi kenaikan temperature
masuk turbin gas. Dimana hal ini diperlihatkan dari grafik berikut:
Proses 3 -> 4 merupakan Ekspansi isotermal. Dimana Ruang Silinder dipanaskan secara
eksternal dan gas mengalami ekspansi isothermal.
Proses 4 -> 1 merupakan Pelepasan Panas Secara Isobarik. Sebelum udara sisa
dilepaskan maka akan melewati kembali pemicu regenerasi, sehingga pendinginan gas
pada tekanan konstan rendah, dan memanaskan pemicu regenerasi untuk siklus
berikutnya.
Compression
Expansion
adiabatic
isothermal
Heat
Addition
isobaric
isobaric
adiabatic
isothermal
Heat
Rejection
isobaric
isobaric
adiabatic
isobaric
adiabatic
isobaric
Dari diagram P V dan T S diatas, maka daya keluaran Gas Generator dapat ditunjukkan
dengan luasan diagram, yang dapat diperbesar dengan beberapa cara :
1. Memperbesar tekanan ( P ) keluaran kompresor.
2. Menurunkan temperatur ( T ) masuk kompresor.
3. Meningkatkan temperatur pembakaran.
Selain itu, penurunan daya keluaran ( MW ) GTG dapat berasal dari beberapa hal berikut ini :
a. Inefisiensi kompresi
b. Inefisiensi ekspansi
c. Inefisiensi pembakaran akan mengurangi panas yang dibebaskan
I. I NEFISIENSI KOMPRESI
Inefisiensi kompresi pada umumnya terjadi di kompresor. Hal ini kemungkinan
disebabkan oleh :
o Temperatur udara luar naik dan kualitas udara yang buruk berpengaruh pada turunnya
CPD.
o Sudu - sudu kompresor kotor berpengaruh pada turunnya flow udara masuk.
o Adanya clearance loss (kebocoran udara).
o Adanya cacat pada sudu kompresor.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 KESIMPULAN
1. Siklus Brayton merupakan siklus daya termodinamika ideal untuk turbin gas. Dimana
Siklus Brayton ini terdiri dari proses kompresi isentropik yang diakhiri dengan proses
pelepasan panas pada tekanan konstan.
2. Siklus Brayton pada umumnya terdiri atas 3 komponen penting yakni :
Gas Kompresor
Ruang Pembakaran
Expander
3. Siklus Brayton secara memiliki 4 tahapan proses yakni :
Proses adiabatik Compression
Proses isobarik Penambahan panas
Proses adiabatik Ekspansi
Proses isobarik Pelepasan panas
4. Siklus Ericson merupakan siklus daya termodinamika dengan mengguanakan
pembakaran eksternal dimana Siklus Ericson terdiri dari proses kompresi isothermal
dan diakhiri dengan proses pelepasan panas pada tekanan konstan.
5. Siklus Brayton pada umumnya terdiri atas 3 komponen penting yakni :
Gas Kompresor
Ruang Pembakaran
Regenarator
Expander
6. Siklus Brayton secara memiliki 4 tahapan proses yakni :
Proses Isotermal Compression
Proses isobarik Penambahan panas
Proses Isotermal Ekspansi
Proses isobarik Pelepasan panas
7. Siklus Ericson umumnya akan menghasilkan kerja yang lebih bersih dibandingkan
Siklus Brayton dan juga penggunaan regenerasi dalam siklus Ericsson yang dapat
meningkatkan efisiensi dengan mengurangi panas masukan yang diperlukan.
8. Dalam operasinya Gas Turbin Generator banyak mengalami penyimpangan penyimpangan sehingga dapat mengubah siklus idealnya. Dimana Penyimpangan
siklus Brayton pada GTG akan mempengaruhi daya keluaran yang dihasilkan.
Sehingga untuk mengatur daya keluaran dapat dilakukan dengan :
o Memperbesar tekanan ( P ) keluaran kompresor.
o Menurunkan temperatur ( T ) masuk kompresor.
o Meningkatkan temperatur pembakaran.
3.2
Saran
Siklus Ericson merupakan suatu siklus yang baik secara teoritis karena dapat
menghasilkan effisiensi yang ideal ( Tertinggi ) dari Hukum Kedua Thermodinamika
dan kerja yang lebih bersih daripada Siklus Brayton sehingga sangat cocok diterapkan
dalam Gas Turbine.
DAFTAR PUSTAKA
Smith, J.M , H. C. Van Ness and M.M Abbott. Intoduction to Chemical Engineering
Thermodynamics Sixth Edition. Mc Graw Hill.
Wahyudi
Slamet
Deny
Widhiyanuriyaman
&
Mega
Nursasongko.
www.wikipedia.org
2003.