You are on page 1of 56

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT., shalawat dan salam yang senantiasa
tercurah kepada junjungan dan tauladan, Muhammad Rasulullah, keluarga dan para sahabatnya.
Alhamdulillah atas segala rahmat dan karuniaNya sehingga pada kesempatan kali ini, saya dapat
menyelesaikan Modul SPSS 17.0.
Modul SPSS 17.0 dibuat sebagai panduan belajar mengenai salah satu perhitungan statistik
yang pada umumnya kerap dihadapi oleh mahasiswa dalam mengerjakan tugas. Modul ini memuat
tentang cara meregresikan data dalam jumlah banyak dengan langkah-langkah yang mudah untuk
dipahami dan dipelajari.
Saya menyadari bahwa modul ini masih jauh dari kata sempurna karena keterbatasan yang
saya miliki, karena itu saya mengucapkan terima kasih untuk saran dan kritik yang telah terima
maupun yang akan diterima. saya juga menyadari bahwasanya di dalam penyusunan modul ini tidak
dapat berjalan dengan baik tanpa bantuan berbagai pihak, untuk itu saya mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan modul ini. Dan juga kepada pembaca
yang telah menggunakan modul ini sebagai salah satu sumber pembelajaran .
Semoga modul ini dapat bermanfaat bagi

para pembaca untuk memberikan tambahan

pengetahuan, dan wawasan mengenai salah satu program statistik khususnya SPSS 17.0

Ayu Zuriah

Dilarang menggandakan seijin tim penyusun

BAB I
PENDAHULUAN
SPSS (Statistical Package for the Social Sciences) adalah sebuah program pada komputer
yang digunakan untuk membuat analisis statistika. SPSS (pertama dirilis pada tahun 1968, dan
diciptakan oleh Norman Nie, seorang lulusan Fakultas Ilmu Politik dari Stanford University, yang
sekarang menjadi Profesor Peneliti Fakultas Ilmu Politik di Stanford dan Profesor Emeritus Ilmu
Politik di University of Chicago.
Sekarang ini SPSS yang berkembang sudah berbasis Windows sehingga di kenal dengan
SPSS for windows. Petama kali muncul versi windows adalah SPSS for Windows versi 6.00, hingga
kini SPSS yang paling terbaru adalah SPSS 19. SPSS memilik banyak kegunaan bagi pengguna
seperti peneliti pasar, peneliti kesehatan, perusahaan survei, pemerintah, peneliti pendidikan,
organisasi pemasaran, dan sebagainya.
Pada dasarnya pengoperasian SPSS memiliki kesamaan dalam berbagai versi, perbedaan
hanya pada fasilitas tambahan yang ditawarkan. Selain itu, SPSS merupakan software statistik yang
paling populer, fasilitasnya sangat lengkap dibandingkan dengan software lainnya. Oleh karena itu,
diharapkan dengan penggunaan SPSS dapat memberikan kemudahan dan ketepatan dalam mengolah
data.
Ada beberapa teknik statistik yang dapat digunakan untuk menganalisis data. Tujuan dari
analisis data adalah untuk mendapatkan informasi yang relevan yang terdapat dalam data tersebut
dan menggunakan hasilnya untuk memecahkan suatu masalah. Dalam bab pendahuluan ini, sebelum
mengolah data, diperlukan pengelompokkan data terlebih dahulu agar dapat menghasilkan penelitian
dengan hasil yang baik.

DATA PENELITIAN

Data metriks atau data kuantitatif yaitu data yang berupa angka menunjukkan jumlah atau
banyaknya sesuatu unit.

Data nonmetrik atau data kualitatif yaitu data yang berupa huruf, data yang dikategorisasi
tetapi tidak dapat dikuantitatifkan atau dioperasikan dalam hitungan. misalnya jenis kelamin.

Dilarang menggandakan seijin tim penyusun

TIPE SKALA PENGUKURAN

Skala Nominal yaitu skala pengukuran yang menyatakan kategori interistik atau klasifikasi
dari konstruksi yang diukur dalam bentuk variabel dan merupakan data nonparametik atau
data kualitatif (data bukan angka). Contohnya jenis kelamin.

Skala Ordinal yaitu skala pengukuran yang tidak hanya menyatakan kategori tapi juga
menyatakan peringkat konstruksi yang diukur dan data nonparametik atau data kualitatif.

Skala Internal (Jarak) yaitu skala pengukuran yang menyatakan kategori, peringkat dan jarak
konstruksi. Skala interval mempunyai karakteristik seperti yang dimiliki oleh skala nominal
dan ordinal dan ditambah ada interval yang tetap dan menggunakan data parametik atau data
kuantitatif (data yang berupa angka).

Skala Ratio yaitu skala perbandingan yang menunjukkan kategori, peringkat, jarak dan
perbandingan konstruksi yang diukur. Skala ratio memiliki semua karakteristik yang
dipunyai oleh skala nominal, ordinal, dan interval dan merupakan data parametik atau
kuantitatif (data yang berupa angka). Pengukuran rasio biasanya dalam bentuk perbandingan
antara satu individu dengan objek lainnya.

Dilarang menggandakan seijin tim penyusun

BAB II
PENGENALAN SPSS
MEMBUKA FILE BARU
Untuk file baru dapat dibuat dengan mengaktifkan SPSS 17.0 dilakukan dengan cara yaitu :
1) Klik menu Start
2) Klik All Programs
3) Klik SPSS for inc

Gambar 2.1 Tampilan Menu Start

4) Klik SPSS Statistics 17.0, maka akan muncul tampilan seperti di bawah ini :

Dilarang menggandakan seijin tim penyusun

Gambar 2.2 SPSS 17.0

1
2
3
4
5

Gambar 2.3 Memulai SPSS 17.0

Dilarang menggandakan seijin tim penyusun

Keterangan

 Run the tutorial merupakan pilihan apabila akan menjalankan tutorial SPSS..
Memiliki tampilan seperti yang ada di bawah ini :

Gambar 2.4 Submenu Run the tutorial


Ada 14 macam tutorial yang disajikan dalam SPSS 17.0 dan apabila ingin
memilih salah satu di anataranya, arahkan kursor dan klik bagian tutorial yang
ingin dituju. Selanjutnya untuk menjalankan tutorial dengan meng-klik tanda
yang terletak di bawah kanan tutorial.
 Type in data. Apabila akan memasukkan data baru dengan pilihan perintah Type
in data, maka secara otomatis SPSS akan memunculkan pada data view dan
variabel view.
 Run an existing query. Pilihan ini memuat menu Open atau membuka file
dengan tipe file *.spq.
 Create new query using Database Wizard merupakan pilihan untuk
mengekstrak data non-SPSS. Biasanya default SPSS adalah data source Dbase
Files, Excel Files, MS Access Database, dan Visio Database Simples. Untuk
Dilarang menggandakan seijin tim penyusun

mengambil data selain default ini, klik Add ODBC Data Source seperti tampilan
di bawah ini :

Gambar 2.5 Tampilan Database Wizard


 Open an existing data source merupakan pilihan apabila akan membuka file
yang baru dibuka atau dengan tipe file *.sav

Gambar 2.6 Tampilan SPSS 17.0

Dilarang menggandakan seijin tim penyusun

 Open another type or file merupakan pilihan untuk membuka file dengan tipe
file selain *.sav.
5) Setelah memilih salah satu dari cara membuka file maka klik OK.

DATA EDITOR
Ada 2 macam data editor di dalam SPSS yaitu :
1. Data view
Data view adalah tempat di mana data statistik yang akan diolah (sudah dalam bentuk angka
skala). Data view memiliki tampilan seperti di bawah ini :
A
B
C

Gambar 2.7 Tampilan Data View

Dilarang menggandakan seijin tim penyusun

Keterangan :
a) Title bar merupakan nama dari judul SPSS yang sedang dibuka. Pada umumnya, nama
yang diberikan oleh SPSS pada saat membuka pertama kali yaitu Untitled1[DataSet0]SPSS Statistics Data Editor.
b) Menu berisi perintah mengenai menu di mana di dalamnya terdapat Submenu yang
digunakan untuk memproses data yang akan diolah.
o File, pada menu utama File memuat 20 pilihan sub-menu.

Gambar 2.8 Tampilan menu File


Pada menu utama File memuat sub-submenu tentang file, di antaranya membuat file
baru (New), membuka (Open), menutup (Close), dan menyimpan file (Save-Save
As).
o Edit merupakan submenu untuk melakukan pengeditan data yang telah
dimasukkan pada SPSS Data Editor. Beberapa kegunaan dari submenu dari menu
utama Edit adalah melakukan undo atau mengembalikan action terakhir yang
dilakukan, sedangkan redo sebaliknya, cut clear untuk menghapus data, copy

Dilarang menggandakan seijin tim penyusun

paste untuk menggandakan dan duplikasi data, find untuk mencari data, dan copy
paste variable untuk mengganti variabel data.

Gambar 2.9 Tampilan menu Edit


o View, merupakan menu yang menampilkan submenu untuk menampilkan status
toolbar yang sedang aktif (Status Bar), toolbar dan font huruf yang digunakan.
Pilihan submenu dari menu utama View seperti berikut :

Gambar 2.10 Tampilan menu Edit


Dilarang menggandakan seijin tim penyusun

10

o Data, merupakan menu yang menampilkan submenu untuk melakukan perubahanperubahan terhadap data SPSS, seperti mendefinisikan nilai label data (define
variable properties), mendefinisikan waktu (define dates), mengurutkan data
(sort cases), dan memisah isi file dengan riteria tertentu (split file).

Gambar 2.11 Tampilan menu Data


o Transform, merupakan pilihan menu utama yang melakukan operasi transformasi
data, seperti menghitung variabel data (compute variable), mengubah data (recode
into same variables- recode into different variables) ataupun me-ranking data
(rank cases).

Dilarang menggandakan seijin tim penyusun

11

Gambar 2.12 Tampilan menu Transform


o Analyze, merupakan menu utama yang menjadi pusat pengolahan data SPSS,
menampilkan 21 submenu.

Gambar 2.13 Tampilan menu analyze


Dilarang menggandakan seijin tim penyusun

12

o Graphs, dikelompokkan hanya menjadi 4 submenu, yang menampilkan berbagai


bentuk grafik dan chart.

Gambar 2.14 Tampilan menu Graphs


o Utilities, menu utama yang merupakan pelengkap pada pengoperasian SPSS ini
menyajikan 9 submenu. Beberapa kegunaansubmenu dari menu utama Utilities
adalah

menampilkan

informasivariabel

(variables),

mendefinisikan,

dan

menampilkan variabel data (define-use variabel sets).

Gambar 2.15 Tampilan menu Utilities

Dilarang menggandakan seijin tim penyusun

13

o Add-ons, merupakan menu utama yang menawarkan pelayanan SPSS lewat


website.

Gambar 2.16 Tampilan menu Add-ons


o Window, menu ini memberikan informasi window yang sedang aktif.

Gambar 2.17 Tampilam menu Window


o Help, menu yang memuat 9 submenu ini memberikan bantuan informasi tentang
topik-topik SPSS (topics) ataupun dalam bentuk tutorial (tutorial).
Dilarang menggandakan seijin tim penyusun

14

Gambar 2.18 Tampilan menu Help


c) Toolbar berisi icons yang membantu dan mempermudah mengelola data dengan cepat.
Berikut beberapa icons yang terdapat pada toolbar :
merupakan icon untuk membuka file.
merupakan icon untuk menyimpan file.
merupakan icon untuk mencetak data.
icon untuk mengembalikan action terakhir.
icon untuk mengulang action yang baru saja dilakukan.
d) Baris Nama Variabel merupakan tempat yang menunjukkan nama dari suatu variabel.
Untuk pertama kali baris nama variabel diberi nama Var. Untuk mengganti nama
variabel dapat melalui variabel view dan mengganti dengan cara double klik kotak
variabel tersebut.
e) Baris data
Merupakan barisan yang berisi data-data dalam jumlah banyak yang merupakan data
daripada varibel tersebut.
Dilarang menggandakan seijin tim penyusun

15

2. Variabel view
Variabel view merupakan bagian yang digunakan untuk mendefinisikan variabel data
yang akan dimasukkan. Untuk mengaktifkan kotak Variabel View lakukan dengan klik Variabel
View (bagian yang diberi kotak). Variabel view memiliki gambar seperti di bawah ini :

10

Gambar 2.19 Tampilan Variabel

Di dalam Variabel View di atas memiliki keterangan sebagai berikut:

Name : berisi nama variabel. Misal dengan memberikan nama variabel data pertama,
maka klik kolom Name pada baris pertama, misalnya Jenis Kelamin.

Type : merupakan tipe data, berbagai macam type yang ada memiliki fungsi yang
berbeda yaitu :
a. numeric untuk data angka dengan lebar 8 digit dan 2 angka desimal di belakang
koma
b. string untuk data teks, biasanya data berupa nama. Contoh : nama perusahaan.
Dilarang menggandakan seijin tim penyusun

16

c. Date adalah data yang dimasukkan berupa tanggal dst.

Gambar 2.20 Tampilan


Type

Width : diisikan sejumlah karakter (lebar kolom) yang akan diinput dalam Data View.
Untuk tipe data numerik, lebar maksimal 40 digit, sedangkan tipe data string lebar
maksimal 32767digit. Apabila menginginkan menambah lebar ditambah, klik tanda
panah ke atas, sebaliknya untuk mengurangi digit lebar, klik panah ke bawah.

Decimal : diisi jumlah desimal karakter maksimal yang akan diinput dalam Data View.
SPSS memberikan default 2 angka desimal di belakang koma. Jika jumlah desimal ingin
ditambah, klik tanda panah ke atas dan sebaliknya untuk mengurangi digit lebar, klik
panah ke bawah.

Label : kolom yang menunjukkan tambahan informasi dengan memberikan label


variabel data.

Value : untuk memberi kodefikasi, misalnya Motor=1, Mobil=2, 3=Jalan kaki.

Gambar 2.21 Tampilan


Value
Dilarang menggandakan seijin tim penyusun

17

Missing : untuk merupakan kolom yang menunjukkan data yang hilang) Namun, jika
data lengkap (tidak ada data yang hilang) maka kolom ini dapat diabaikan.

Gambar 2.22 Tampilan Missing

Columns : Memiliki fungsi mengubah jumlah karakter yang dapat dimasukkan pada
suatu variabel tertentu. Bila kita mengisi coloumns dengan angka 2, maka hanya dua
digit data saja yang dapat dimasukkan pada variabel tersebut.

Align : untuk pengaturan tampilan perataan kata dalam Data View, seperti left, centre,
right.

Gambar 2.23 Tampilan Submenu Align

Measure : merupakan tipe variabel yang akan menentukan jenis analisis yang akan
digunakan. Maka secara default akan terpilih Nominal atau ordinal , jika variabel bertipe
Dilarang menggandakan seijin tim penyusun

18

string. Scale digunakan apabila data yang ingin kita olah akan dibuat skala pengukuran
(range).

Gambar 2.24 Tampilan Measure

MEMINDAHKAN DATA
Di bawah ini adalah Tabel 1.1 yang merupakan contoh data yang akan diolah ke dalam SPSS
di mana jumlah data ada 84 buah dengan variabel DER(Hutang), NPM(Net Profit Margin), STKTR
AKTV(Struktur Aktiva), GROWTH(pertumbuhan), CR (Current Rasio) :
Tabel 2.1
Data Penelitian SPSS

NAMA
AALI
ANTM
ASII
INCO
INDF
INKP
ISAT
PTBA

OBS
1
2
3
4
5
6
7
8

DER
0,19
1,11
1,81
0,29
2,33
1,57
1,28
0,38

NPM
23,45
26,37
9,3
30,25
1,34
10,41
14,25
16,27

STKTR
AKTV
0,41
0,6
0,19
0,72
0,41
0,68
0,66
0,16

Dilarang menggandakan seijin tim penyusun

GROWTH
-0,06
0,06
0,56
0,15
-0,06
0,03
0,18
0,19

CR
1,68
2,68
0,74
3,65
1,47
3,09
1,39
4,51
19

SMCB
TLKM
UNTR
BLTA
PGAS
UNSP
AALI
ANTM
ASII
INCO
INDF
INKP
ISAT
PTBA
SMCB
TLKM
UNTR
BLTA
PGAS
UNSP
AALI
ANTM
ASII
INCO
INDF
INKP
ISAT
PTBA
SMCB
TLKM
UNTR
BLTA
PGAS
UNSP
AALI
ANTM
ASII
INCO
INDF
INKP

9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48

2,98
1,4
1,58
2,94
1,83
1,54
0,24
0,7
1,41
0,26
2,13
0,02
1,24
0,35
2,37
1,39
1,44
1,62
1,61
1,78
0,28
0,37
1,17
0,36
2,62
0,02
1,72
0,4
2,19
1,16
1,26
2,2
2,11
0,81
0,23
0,26
1,21
0,21
3,11
0

7,67
10,36
8,32
25,41
16,72
13,5
20,95
27,58
6,69
38,38
3,01
28,44
11,52
13,74
5,88
21,46
6,78
39,21
28,54
14,64
33,11
42,74
9,29
50,43
3,52
25,81
12,38
18,43
4,51
21,63
8,22
20,84
17,87
10,6
32,24
14,26
9,47
27,38
2,67
21,88

0,83
0,74
0,41
0,66
0,57
0,22
0,44
0,46
0,22
0,57
0,4
0,25
0,73
0,13
0,84
0,74
0,46
0,72
0,86
0,19
0,33
0,25
0,22
0,66
0,27
0,36
0,67
0,09
0,79
0,75
0,43
0,76
0,81
0,17
0,31
0,28
0,01
0,73
0,24
0,41

Dilarang menggandakan seijin tim penyusun

-0,03
0,1
0,57
0,81
0,14
0,11
0,1
0,14
-0,05
0,18
0,09
-0,99
0,04
0,09
-0,04
0,21
0,06
0,04
0,2
0,43
0,53
0,65
0,1
-0,07
0,83
0,05
0,32
0,26
0,02
0,09
0,16
1
0,35
1
0,22
-0,15
0,27
0,14
0,34
0,01

1,68
0,76
1,55
1,46
3,59
2,09
0,87
0,46
0,78
4,6
1
1,51
0,83
5,44
1,23
0,68
1,34
1,53
1,45
3,55
1,6
0,67
0,91
2
0,92
8,44
0,93
4,43
1,33
0,77
1,34
0,7
1,17
3,17
1,94
0,57
1,32
4,89
0,9
3,96
20

ISAT
PTBA
SMCB
TLKM
UNTR
BLTA
PGAS
UNSP
AALI
ANTM
ASII
INCO
INDF
INKP
ISAT
PTBA
SMCB
TLKM
UNTR
BLTA
PGAS
UNSP
AALI
ANTM
ASII
INCO
INDF
INKP
ISAT
PTBA
SMCB
TLKM
UNTR
BLTA
PGAS
UNSP

49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84

1,95
0,51
2,02
1,38
1,05
3,24
2,47
0,9
0,18
0,21
1
0,29
2,45
0,01
2,05
0,4
1,19
1,22
0,76
3,04
1,35
0,9
0,23
0,2
1,07
0,44
2,2
0,01
2,16
0,37
0,86
1,09
0,77
2,65
1,38
0,92

10,07
23,67
5,88
17,5
9,54
22,24
4,95
5,92
22,37
6,94
10,19
22,4
5,59
-33,67
8,15
30,48
15,07
17,54
13,06
-46,23
34,56
10,87
21,47
16,59
10,9
34,68
7,94
-6,05
3,58
23,55
14,45
17,14
10,64
7,43
32,18
12,94

0,74
0,06
0,73
0,78
0,42
0,83
0,69
0,16
0,32
0,29
0,25
0,68
0,27
0,4
0,81
0,05
0,75
0,78
0,48
0,78
0,6
0,14
0,32
0,26
0,22
0,63
0,27
0,4
0,77
0,05
0,73
0,76
0,47
0,79
0,56
0,2

0,14
0,55
0,06
0,11
0,76
0,21
0,26
0,09
0,16
-0,03
0,1
-0,05
0,02
-0,01
0,06
0,32
-0,05
0,07
0,07
-0,06
0,12
0,08
0,12
0,06
0,21
0,05
0,06
-0,01
0,02
0,02
0,01
0,03
0,14
0,02
0,06
1,97

0,9
3,66
1,68
0,54
1,64
0,71
2,18
1,49
1,83
0,55
1,37
7,24
1,16
8,86
0,55
4,91
1,27
0,61
1,66
0,76
2,48
1,01
1,32
0,57
1,26
6,84
0,12
1,03
0,79
5,97
1,49
0,79
1,59
1,1
2,94
1,38

Kemudian langkah yang dilakukan untuk memindahkan data ke dalam SPSS dengan :

Klik Start All Programs  SPSS Inc  SPSS Stasistic 17.0


Dilarang menggandakan seijin tim penyusun

21

Pilih Type in data, Copy data di atas dan Paste di Data View seperti gambar di bawah
ini :

Gambar 2.25 Tampilan Data pada Data View

MENGGANTI NAMA VARIABLE


Untuk mengganti nama variabel pada data view, dengan cara :

Membuka Variabel View

Gambar 2.26 Tampilan Variable View


Dilarang menggandakan seijin tim penyusun

22

Double klik variabel pada Tab Nama untuk mengganti sesuai dengan variabel yang
dihendaki.

Gambar 2.27 Mengganti nama

MENYIMPAN FILE
Untuk menyimpan data dalam SPSS, hal yang perlu kita lakukan :

Pada file yang sedang di buka pada SPSS, klik menu File
Pilih Submenu Save As

Gambar 2.28 Tampilan Save As


Dilarang menggandakan seijin tim penyusun

23

Maka akan mucul kotak seperti d bawah ini, dan pada kotak File name berisi nama
file yang akan kita simpan misalnya SPSS.REGRESI dan pada kotak Save as type
berisi SPSS Statistics (*sav)

Gambar 2.29 Tampilan Save Data As

Pilih Save, maka data akan tersimpan dengan nama file SPSS.REGRESI.sav.

Dilarang menggandakan seijin tim penyusun

24

BAB III
DATA SCREENING DAN TRANSFORMASI
Untuk melakukan uji statistik langkah awal yang harus dilakukan adalah dengan screening
terhadap data yang akan diolah. Salah satu asumsi penggunaan statistika parametik adalah asumsi
multivariate normality. Multivariate normality merupakan asumsi bahwa setiap variabel dan semua
kombinasi linear dari variabel distribusi normal. Asumsi multivariate normality ini dapat diuji
dengan melihat normalitas suatu variabel.
Screening terhadap normalitas data merupakan langkah awal yang harus dilakukan untuk
setiap multivariate. Dengan demikian, data yang berdistribusi normal akan menghasilkan model
regresi yang baik. Ada beberapa cara yang dapat digunakan dalam mendekteksi normalitas data,
namun pada modul ini akan menjelaskan mengenai uji statitik Kolmogorov-Smirnov.
Langkah analisis :

Buka file SPSS.REGRESI.SAV

Dari menu utama SPSS, pilih menu Analyze, lalu pilih Non-parametic test,
kemudian pilih submenu 1-sample K-S.

Gambar 3.1 Tampilan 1-Sample K-S


Dilarang menggandakan seijin tim penyusun

25

Maka akan muncul tampilan seperti di bawah ini :

Gambar 3.2 Tampilan One-Sample Kolmogorov-Smirnov


Pada layar One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test, isi variabel DER, NPM,

NET_SLS, STR_AKT, GROW dan CURRENT RATIO pada kotak Test


Variable List.

Untuk Test Distribution klik pada bagian Normal.

Kemudian OK.

Maka akan menghasilkan output :


TABEL 3.1
HASIL ONE-SAMPLE KOLMOGOROV-SMIRNOV TEST

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


CURRENT
DER
N
Normal Parameters

Most Extreme
Differences

84
a,,b

NPM
84

NET_SLS

STR_AKT GROW

RATIO

84

84

84

84

15.3839 18041991.23

.4786

.1805

2.0456

.24758 .33427

1.83172

Mean

1.2190

Std. Deviation

.87445 13.74536

2.300E7

Absolute

.123

.130

.237

.144

.229

.269

Positive

.123

.059

.237

.098

.229

.269

Negative

-.082

-.130

-.217

-.144

-.203

-.182

Dilarang menggandakan seijin tim penyusun

26

Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)

1.129

1.190

2.176

1.316

2.100

2.464

.156

.118

.000

.063

.000

.000

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Untuk probabilitas berdasarkan tabel di atas bahwa untuk variabel DER 0.156 , NPM 0.118,
STR_AKT 0.063 memiliki nilai di atas = 0.05 yang artinya bahwa variabel-variabel tersebut
terdistribusi dengan normal sedangkan untuk variabel NET_SLS 0.000 , GROW 0.000 dan
CURRENT RASIO 0,000 berada di bawah batas = 0.05 yang demikian variabel tersebut tidak
terdistribusi secara normal.
Kemudian apabila data tidak terdistribusi secara normal maka data perlu ditransformasi agar
menjadi normal. Untuk menormalkan data sebelumnya harus mengetahui terlebih dahulu bagaimana
bentuk grafik histrogram dari data yang ada di mana bentuk dari grafik itu sendiri ada bermacammacam seperti moderate positive skewness, severe positive skewness. Berikut ini cara untuk melihat
grafik histogram yaitu :
Buka file SPSS.REGRESI.sav melalui perintah File  Open  Data.
Dari menu utama SPSS pilih menu Graph, lalu Legacy Dialogs kemudian pilih
Histogram.

Gambar 3.3 Tampilan Submenu Histogram


Dilarang menggandakan seijin tim penyusun

27

Kemudian akan muncul layar Histogram. Karena ada 3 variabel yang berdistribusi
secara tidak normal maka perlu melakukan 3 kali membuat grafik histogram. Setelah itu
pada kotak variabel diisikan dengan variabel NET_SALES. Seperti tampilan di bawah
ini :

Gambar 3.4 Tampilan kotak Histogram


Kemudian beri checklist pada kotak display normal curve
Klik OK. Maka akan menghasilkan output seperti di bawah ini :
GRAFIK 3.2
NET SALES

Dilarang menggandakan seijin tim penyusun

28

Lakukan hal yang sama pada variabel GROW dan CURRENT RASIO untuk sehingga
menghasilkan grafik histogram seperti yang ada di bawah ini :
GRAFIK 3.3
GROW

GRAFIK 3.4
CURRENT RASIO

Dilarang menggandakan seijin tim penyusun

29

Dengan melihat grafik Histogram seprti gambar di atas maka kita dapat melakukan
trasformasi data. Untuk mengetahui jenis transformasi yang akan dilakukan, maka kita harus
mengetahui termaksud jenis grafik histogram yang mana variabel-variabel tersebut. Berikut ini
bentuk transformasi yang dapat dilakukan sesuai dengan grafik Histogram :
1. Moderate Positive Skewness : SQRT(x) atau bentuk kuadrat.
2. Subtansial Positive Skewness : LG10(x) atau logaritma 10 atau LN
3. Severe Positive Skewness dengan bentuk L : 1/x atau inverse
4. Subtansial Negative Skewness : LG10(k-x)
5. Severe Negative Skewness dengan bentuk J : 1/(k-x)
Melihat bentuk Grafik yang terjadi pada Net_Sls dan Current rasio merupakan bentuk grafik
Moderate Positive Skewness sehingga untuk melakukan transformasi data dengan cara :

Buka file SPSS.REGRESI.sav

Pada menu utama SPSS, menu Transform  submenu Compute

Gambar 3.5 Tampilan Compute Variable

Dilarang menggandakan seijin tim penyusun

30

Maka akan muncul layar Compute Variable, untuk kotak Function group pilih All
dan untuk kotak Functions dan Special variables pilih Sqrt kemudian klik tombol
maka pada kotak numeric Expression muncul Sqrt(x) untuk (x) akan diganti
dengan meng-klik

variabel NET_SLS lalu tombol

sehingga menjadi

SQRT(NET_SALES). Kemudian pada Target variable diberi nama lain misal


NET_SLS1. Perhatikan gambar di bawah ini :

Gambar 3.6 Tampilan Compute Variable




Pilih OK

Lakukan juga untuk variabel CURRENT RASIO dan variabel GROW dengan menggunakan
langkah seperti di atas tetapi pada kotak Funtions and Special Variables menggunakan LG10. Dan
pada Target Variable diberi nama GROW1 dan CR1. Untuk hasilnya kita dapat membuka data
editor. Akan muncul tab variabel yang baru sesuai dengan variabel yang kita beri nama tersebut.
Setelah melakukan transformasi data maka data tersebut diharapkan dapat terdistribusi
secara normal. Untuk memastikannya perlu adanya pengecekan data agar data tersebut dapat
dinyatakan normal yaitu dengan menggunakan menu utama SPSS, analyze  Analyze  NonDilarang menggandakan seijin tim penyusun

31

parametic test 1-sample K-S. masukkan semua variabel yang sudah kita transformasikan
kemudian klik OK. Maka kita dapat melihat bahwa data yang kita punya sudah normal dimana
probabilitas data itu lebih dari = 0.05. untuk lebih jelasnya kita dapat melihat hasil output di
bawah ini :
TABEL 3.5
ONE-SAMPLE KOLMOGOROV-SMIRNOV TEST
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
net_sls1
N
Normal Parameters

a,,b

Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)

CR1

84

70

84

3546.9244

-.8866

.1781

2350.98220

.49099

.33463

Absolute

.141

.052

.133

Positive

.141

.052

.133

Negative

-.083

-.051

-.068

1.293

.435

1.222

.071

.992

.101

Mean
Std. Deviation

Most Extreme Differences

GROW1

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.

Dari hasil dapat disimpulkan bahwa untuk variabel net sales 0.71, grow 0.992, dan current
rasio 0.101 merupakan data yang berditribusi secara normal dengan nilai signifikan lebih dari 0.05.

Dilarang menggandakan seijin tim penyusun

32

BAB IV
KOLERASI
Uji kolerasi digunakan untuk menguji tentang ada tidaknya hubungan antar variabel satu
dengan variabel yang lainnya. Uji kolerasi belum dapat diketahui variabel penyebab dan variabel
akibat. Dalam analisis kolerasi yang diperhatiakan adalah arah (positif atau negative) dan besatnya
hubungna (kekuatan). Koefisien kolerasi mempunyai harga -1 atau +1 (bergerak dari nol hingga 1
maka semakin besar atau kuat hubungan variabel atau sempurna = 1). Sebaliknya semakin
mendekati 0 maka semakin lemah atau kecil hubungannya.

BIVARIATE COLLELATION
Sering juga disebut dengan Product Moment Person berguna untuk menguji kolerasi antar
dua variabel di dalam melakukan uji kolerasi perlu memperhatikan Test of Significant yaitu meliputi
Two-Tailed (uji dua sisi) digunakan dalam kondisi belum diketahui bentuk hubungan antar variabel
dan One-tailed (uji satu sisi) digunakan untuk menguji test of significant dari 2 variabel, tetapi telah
diketahui adanya arah kecenderungan hubungan negative atau positif di antara 2 variabel yang
berhubungan. Cara menganalisanya adalah
Buka file SPSS.REGRESI.sav
Pilih menu Analyze, pilih Correlate dan klik Bivariate

Gambar 4.1 Tampilan Analyze


Dilarang menggandakan seijin tim penyusun

33

Maka akan muncul layar Bivariate Correlations. Masukkan variabel DER dan NPM
dalam kotak Variables.

Gambar 4.2 Tampilan Bivariate Correlations

Pilih Correlation Coefficient Pearson dan Test Of Significance dengan two tailed
karena belum ditentukan arah hubungan dari variabel DER dan NPM.

Gambar 4.3 Tampilan Bivariate Correlations Options

Dilarang menggandakan seijin tim penyusun

34

Klik menu Option, lalu Continue akhiri dengan OK. Maka akan menghasilkan Output
seperti di bawah ini :
TABEL 4.1
CORRELATIONS
Correlations
DER
DER

STR_AKT

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

.000

N
STR_AKT

Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)

**

.412

84

84

**

.412

.000

84

84

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Terdapat hubungan antara DER dengan STR_AKT sebesar 0.412. sifat kolerasi positif
menunjukkan semakin tinggi hutang akan semakin tinggi juga struktuk aktiva. Nilai signifikasi
sebesar 0.000 berarti hubungan tersebut signifikan atau diterima pada probabilitas 5%.

PARTIAL CORRELATION
kolerasi parsial digunakan untuk menguji kolerasi dengan memperhitungkan efek dari variabel
lain atau dengan kata lain kolerasi partial mengukur kolerasi antar dua variabel dengan
mengeluarkan pengaruh dari satu atau lebih variabel lain yang sering disebut dengan variabel
control. Cara pengolahan data yaitu


Buka file SPSS.REGRESI.sav

Klik Analyze  Correlate  Partial.

Dilarang menggandakan seijin tim penyusun

35

Gambar 4. 4 Tampilan Analyze

Masukkan variabel NPM dan NET_SLS1 ke dalam kotak Variables. Masukkan variabel
CR1 ke Controlling for

Gambar 4.5 Tampilan Partial Correlation


Dilarang menggandakan seijin tim penyusun

36

Kemudian klik Options dan pilih zero-order correlations dan exclude cases listwise,
tekan continue lalu OK

Gambar 4.6 Tampilan Partial Correlation Options

Maka akan menghasilkan tabel seperti di bawah ini :


TABEL 4.2
CORRELATIONS

Correlations
Control Variables
a

-none-

NPM

NET_SLS1

NPM
Correlation

CR1

1.000

-.047

.207

Significance (2-tailed)

.671

.059

Df

82

82

-.047

1.000

-.414

.671

.000

82

82

Correlation

.207

-.414

1.000

Significance (2-tailed)

.059

.000

Correlation
Significance (2-tailed)
Df

CR1

NET_SLS1

Dilarang menggandakan seijin tim penyusun

37

Df
CR1

NPM

NET_SLS1

82

82

1.000

.043

Significance (2-tailed)

.697

Df

81

Correlation

.043

1.000

Significance (2-tailed)

.697

81

Correlation

Df

a. Cells contain zero-order (Pearson) correlations.

Dari hasil koefisien antara NPM dan NET_SLS1 sebelum menghilangkan pengaruh variabel
CR1 adalah -0.047 dan signifikan pada alpha 0.05. dan setelah menghilangkan pengaruh variabel
CR1 adalah 0.043 dan signifikan pada alpha 0.05.

Dilarang menggandakan seijin tim penyusun

38

BAB V
REGRESI
Regresi digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih, juga
menunjukkan arah hubungan antara variabel. Variabel adalah simbol yang melekat pada bilangan
atau angka. Dalam proses aplikasi SPSS, maka data-data selalu dikelompokkan ke dalam kelompok
variabel-variabel yang sangat menentukan dalam proses penarikan kesimpulan hasil uji statistik.
Ada 2 jenis variabel di dalam SPSS yaitu :
1. Variabel

bebas

(independen

variabel)

yaitu

suatu

variabel

yang

menerangkan

(mempengaruhi) terhadap variabel lainnya. Variabel ini dalam notasinya seringkali diberi notasi X
(X1,X2,X3,dst)
2. Variabel terikat (dependent variabel) yakni suatu variabel yang dipengaruhi (diterangkan)
oleh variabel lain. Variabel ini dalam notasinya sering ditulis dengan Y.
Kemudian Regresi Linear ada 2 macam yaitu


Regresi Linear Sederhana


Regresi sederhana, bertujuan untuk mempelajari hubungan antara dua variabel. Regresi

Linear digunakan apabila variabel dependent dipengaruhi hanya satu variabel independen.
Bentuk Umum Regresi Linear Sederhana :
Y = a + bX
Keterangan :
Y : peubah tak bebas
X : peubah bebas
a : konstanta
b : kemiringan


Regresi Linear Berganda


Analisis regresi ganda merupakan pengembangan dari analisis regresi sederhana.

Kegunaannya yaitu untuk meramalkan nilai variabel terikat (Y) apabila variabel bebasnya (X) dua
atau lebih.
Analisis regresi ganda adalah alat untuk meramalkan nilai pengaruh dua variabel bebas atau
lebih terhadap satu variabel terikat (untuk membuktikan ada tidaknya hubungan fungsional atau
hubungan kausal antara dua atau lebih variabel bebas X1, X2, ., Xi terhadap suatu variabel terikat
Y.
Dilarang menggandakan seijin tim penyusun

39

Bentuk Umum Regresi Linier Berganda :


Y = a + b X + b X + ...+ b X
1

Keterangan :
Y : peubah takbebas
a : konstanta
X : peubah bebas ke-1
1

b : kemiringan ke-1
1

X : peubah bebas ke-2


2

b : kemiringan ke-2
2

X : peubah bebas ke-n


n

b : kemiringan ke-n
n

Sebagai contoh dalam regresi linear dengan menguji pengaruh net profit margin (NPM),
struktur aktiva (STR_AKT), net sales (NET_SLS1), pertumbuhan perusahaan (GROW1), dan
current rasio (CR1) terhadap hutang perusahaaan (Y). Proses pengelohan data :

Buka file SPSS.REGRESI.sav.

Klik Analyze  pilih Regression klik Linear.

Gambar 5.1 Tampilan Analyze


Dilarang menggandakan seijin tim penyusun

40

Maka akan muncul kotak Linear Regression seperti gambar di bawah ini :

Gambar 5.2 Tampilan Linear Regression


Klik variabel DER dan masukkan ke kotak dependen, dan klik variabel NPM,
STR_AKT, GROW1, NET_SLS1, dan CR1 ke dalam kotak independen.

Abaikan semua pilihan dan pilih OK.

KOEFISIEN DETERMINASI
Koefisien determasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam
variasi variabel dependen. Bila nilai R2 kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen
dalam menjelaskan variasi variabel sangat terbatas. Kelemahan mendasar penggunaan koefisien
determasi adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model.
Setiap tambahan satu variabel independen, maka nilai R2 akan meningkat tidak peduli apakah
variabel tersebut berpengaruh secarasignifikan terhadapo variabel dependen.
TABEL 5.1
MODEL SUMMARY
Model Summary

Model
1

R
.716

R Square
a

.512

Adjusted R

Std. Error of the

Square

Estimate
.474

.58837

a. Predictors: (Constant), CR1, GROW1, NPM, STR_AKT, NET_SLS1

Dilarang menggandakan seijin tim penyusun

41

Dari tampilan output SPSS di atas besar dari Adjusted R2 adalah 0.474 atau hanya sebesar
47,7% DER dapat dijelaskan oleh keempat variabel independen CR1, GROW1, NPM, STR_AKT,
NET_SLS1 dan sisanya dijelaskan oleh variabel lainnya. SEE (Standart Error of estimate) sebesar
0.58837. semakin kecil nilai SEE akan membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi
variabel dependen.

UJI STATISTIK F
Pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang
dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen
atau terikat.
TABEL 5.2
ANOVA
b

ANOVA
Model
1

Sum of Squares

df

Mean Square

Regression

23.258

4.652

Residual

22.155

64

.346

Total

45.413

69

F
13.437

Sig.
.000

a. Predictors: (Constant), CR1, GROW1, NPM, STR_AKT, NET_SLS1


b. Dependent Variable: DER

Dari uji ANOVA atau F test didapatkan nilai F hitung sebesar 13.437 dengan probabilitas
0.000. karena probabilitas jauh lebih kecil dari = 0.05 maka model regresi dapat digunakan untuk
memprediksi nilai DER atau yang artinya variabel CR1, GROW1, NPM, STR_AKT, NET_SLS1
secara bersama-sama mampu menerangkan variabel DER.

UJI STATISTIK T
Uji ini untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen
secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Untuk menginterprestasikan
koefisien variabel bebas (independen) dapat menggunakan unstandardized coefficients maupun
standardized coefficients yaitu dengan melihat nilai signifikasi masing-masing variabel independen
dari tabel di bawah ini bahwa nilai NET_SLS1 0.480 dan CR1 0.61 memiliki niali jauh di atas 0.05
sedangkan NPM 0.000 , STR_AKT 0.000 , dan GROW1 0.013 memiliki nilai yang signifikan pada
0.05
Dilarang menggandakan seijin tim penyusun

42

TABEL 5.3
COEFFICIENTS

Coefficients

Standardized
Unstandardized Coefficients
Model
1

Std. Error

(Constant)

1.803

.281

NPM

-.041

.008

STR_AKT

1.434

NET_SLS1
GROW1
CR1

Coefficients
Beta

Sig.
6.420

.000

-.501

-5.177

.000

.315

.446

4.557

.000

-2.395E-5

.000

-.070

-.710

.480

.393

.154

.238

2.548

.013

-.498

.261

-.204

-1.906

.061

a. Dependent Variable: DER

Dilarang menggandakan seijin tim penyusun

43

BAB VI
UJI ASUMSI KLASIK

UJI MULTIKOLONIERITAS
Uji Multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya
kolerasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik sebagiknya tidak terjadi kolerasi di antara
variabel terikat. Untuk mendektesi adanya atau tidaknya multikolonieritas dalam model regresi
dapat dengan cara :


Nilai R2 yang dihasilkan oleh oleh suatu estimasi model empiris sangat tinggi, tetapi
biasanya variabel-variabel independen banyak yang tidak signifikan terhadap variabel
dependentnya.

Dengan melihat batas tolerance yang memiliki nilaki kurang dari 0.10 yang berarti tidak ada
kolerasi antar variabel independen. Kemudian dari nilai VIF (Variance Inflation Factor) juga
menunjukkan hal yang sama yaitu tidak adanya penyakit multikolonieritas dengan nilai dari
VIF lebih dari 10.

Selain itu dari Ouput SPSS juga bisa dilihat nilai CI (Condition Index). Jika nilai CI > 30
maka dalam model terdapat penyimpangan Asumsi Klasik Multicolinierity.
Langkah untuk menganalisis penyakit multikolonieritas yaitu :
1. Buka file SPSS.REGRESI.sav
2. Pilih menu Analyze, submenu Regresi lalu pilih Linear Regression.

Gambar 6.1 Tampilan menu Analyze


Dilarang menggandakan seijin tim penyusun

44

3. Maka akan muncul layar windows Linear Regression.

Gambar 6.2 Layar Linear Regression


Pada kotak Dependent isikan variabel DER dan pada kotak Independen isikan NPM,
NET_SLS1, STR_AKT, GROW1 dan CR1.
4. Untuk menampilkan matrik kolerasi dan nilai Tolernace serta VIF pilih Statistics
maka akan muncul layar tampilan windows Linear Regression Statistics. Akifkan
pilihan Covariance matrix dan Collinierity Diagnostics.

Gambar 6.3 Tampilan Linear Regression Statistics


Dilarang menggandakan seijin tim penyusun

45

5. Tekan Continue, abaikan yang lain dan tekan OK


6. Maka akan muncul tampilan SPSS :
TABEL 6.1
COEFFICIENT CORRELATIONS
a

Coefficient Correlations
Model
1

CR1
Correlations

CR1

NPM

STR_AKT

NET_SLS1

1.000

.127

-.314

.334

.395

.127

1.000

-.182

.331

-.043

-.314

-.182

1.000

-.220

.114

STR_AKT

.334

.331

-.220

1.000

.089

NET_SLS1

.395

-.043

.114

.089

1.000

CR1

.068

.005

.000

.027

3.481E-6

GROW1

.005

.024

.000

.016

-2.212E-7

NPM

.000

.000

6.240E-5

.000

3.040E-8

STR_AKT

.027

.016

.000

.099

9.467E-7

3.481E-6

-2.212E-7

3.040E-8

9.467E-7

1.137E-9

GROW1
NPM

Covariances

GROW1

NET_SLS1
a. Dependent Variable: DER

Melihat besaran kolerasi antar variabel independen tampak bahwa variabel NET_SLS1
1.000 , variabel CR1 0.395 , NPM 0.114

memiliki kolerasi yang cukup tinggi

, sedangkan

STR_AKT 0.089 dan GROW1 -0.043 atau sekitar 43%. Oleh karena itu kolerasi ini masih di bawah
95%, maka dapat dikatakan tidak terjadi multikolonieritas serius.
Kemudian dari hasil tabel 4.2 di bawah ini, nilai Tolerance untuk NET_SLS1 0.778 , NPM
0.815 , STR_AKT 0.797 , GROW1 0.874 , CR1 0.664 menunjukkan nilai kurang dari 0.10 yang
berarti tidak ada kolerasi antar variabel independen yang nilainya lebih dari 95%. Hasil perhitungan
nilai Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan hal yang sama, bahwa variabel NET_SLS1
1.286 , NPM 1.228 , STR_AKT 1.254 , GROW1 1.144, CR1 1.506 tidak ada satu variabel
independent yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi tidak ada multikolonieritas antar variabel
independen dalam model regresi.

Dilarang menggandakan seijin tim penyusun

46

TABEL 6.2
COEFFICIENTS
Coefficients

Standardized
Unstandardized Coefficients
Model
1

B
1.803

.281

NPM

-.041

.008

STR_AKT

1.434

NET_SLS1

Coefficients

Std. Error

(Constant)

Collinearity Statistics

Beta

Sig.

Tolerance

VIF

6.420

.000

-.501

-5.177

.000

.815

1.228

.315

.446

4.557

.000

.797

1.254

-2.395E-5

.000

-.070

-.710

.480

.778

1.286

.393

.154

.238

2.548

.013

.874

1.144

-.498

.261

-.204

-1.906

.061

.664

1.506

GROW1
CR1
a. Dependent Variable: DER

TABEL 6.3
DIAGNOSTIC COLLINEARITY
Collinearity Diagnostics
Dimen

Eigenvalue

Variance Proportions

Model sion
1

Condition Index (Constant)

NPM

STR_AKT

NET_SLS1

GROW1

CR1

4.426

1.000

.00

.01

.01

.01

.01

.01

.890

2.230

.00

.01

.01

.04

.00

.44

.272

4.031

.00

.00

.14

.43

.15

.06

.240

4.290

.00

.47

.02

.04

.26

.14

.122

6.021

.00

.30

.71

.02

.42

.25

.049

9.546

.99

.21

.11

.46

.15

.10

a. Dependent Variable: DER

Nilai CI yang dihasilkan untuk masing-masing variabel independen adalah kurang dari 30
maka dapat disimpulkan bahwa variabel independen tidak terjangkit penyakit multikolonieritas.

Dilarang menggandakan seijin tim penyusun

47

UJI AUTOKOLERASI
Uji autokolerasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada kolerasi antara
kesalahan penggangguan pada perioade t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1
(sebelumnya). Jika adanya kolerasi maka adanya penyakit autokolerasi. Masalah ini disebabkan
karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya.
Apabila pada salah satu terdapat gangguan maka cenderung mempengaruhi gangguan untuk periode
berikutnya. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendekteksi ada atau tidaknya
autokolerasi, pada modul ini akan menjelaskan dengan Uji Durbin Watson (DW test)
Digunakan untuk autokolerasi tingkat satu dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta)
dalam model regresi. Hipotesis yang akan diuji adalah :
H0 : tidak adanya autokolerasi.
H1 : adanya autokolerasi.
Pengambilan keputusan autokolerasi :

Hipotesis nol
Tidak

Keputusan

Jika

ada

autokolerasi Tolak

0 < d < dl

ada

autokolerasi No desicion

dl d du

ada

autokolerasi Tolak

4-dl < d <4

ada

autokolerasi No desicion

4-du d 4-dl

ada

autokolerasi, Diterima

du < d < 4-dl

positif
Tidak
positif
Tidak
negatif
Tidak
negatif
Tidak

positif atau negatif

Dilarang menggandakan seijin tim penyusun

48

Langkah yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya autokolerasi :


1. Buka file SPSS.REGRESI.sav
2. Menu Analyze  Regression  Linear

Gambar 6.4 Tampilan menu Analyze


Kemudian Pada kotak Dependent isikan variabel DER dan pada kotak Independen isikan
NPM, NET_SLS1, STR_AKT, GROW1 dan CR1.

Gambar 6.5 Layar Linear Regression


Dilarang menggandakan seijin tim penyusun

49

3. Pilih Statistics maka akan muncul layar tampilan windows Linear Regression Statistics.
Kemudian cheklist bagian Residuals Durbin-Watson.

Gambar 6.6 Tampilan Linear Regression


Statistics
4. Pilih Continue kemudian OK.
5. akan muncul output :
TABEL 6.4
MODEL SUMMARY
b

Model Summary

Model
1

R
.716

R Square
a

.512

Adjusted R

Std. Error of the

Square

Estimate
.474

.58837

Durbin-Watson
2.096

a. Predictors: (Constant), CR1, GROW1, NPM, STR_AKT, NET_SLS1


b. Dependent Variable: DER

Nilai DW sebesar 2.096, nilai ini akan kita bandingkan dengan nilai table dengan
menggunakan signifikasi 5%, jumlah sampel 84 (n) dan jumlah variabel independen 5 (k=5) maka di
table Durbin Waston akan didapatkan nilai du sebesar1.386 dan nilai dl = 1.630. Oleh karena nilai
DW lebih besar dari (du) 1.386 dan kurang dari 4-dl(4-1.630=3.370), maka dapat disimpulkan
bahwa H0 diterima yaitu tidak adanya atau tidak terdapat autokolerasi. (untuk angka du dan dl dapat
dilihat di tabel).
Dilarang menggandakan seijin tim penyusun

50

UJI HETEROSKEDASTISITAS
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance
dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan
ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
Heteroskedastisitas.

Model

regresi

yang

baik

adalaha

Homoskedastisitas

atau

tidak

Heteroskedetisitas. Dalam modul ini, akan menerangkan menguji ada tidaknya Heteroskedastisitas
dengan Uji Park.
.

Cara melakukan Uji Park dengan SPSS :


1. Buka file SPSS.REGRESI.sav
2. Meregresikan semua variable bebas (NPM, NET_SLS1, STR_AKT, GROW1 dan
CR1) terhadap variable terikat (DER)
3. Untuk mendapatkan variabel residual dengan cara pilih Save pada Layar Linear
Regression sehingga muncul kotak Linear Regression Save, checklist unstandardized
residual.

Gambar 6.7 Linear Regression Save


Dilarang menggandakan seijin tim penyusun

51

4. Pilih Continue lalu OK. Maka pada Variable Data akan muncul 1 Variabel baru dengan
nama Res_1 yang merupakan nilai residual.
5. Kuadratkan nilai residual (Res_1*Res_1) tersebut dengan cara menu Transform 
Compute Variable kemudian beri nama Res_2 dan klik OK.

Gambar 6.8 Tampilan Compute Variable


6. Kemudian Logaritmakan Res_2 dengan menu Transform dan Compute.

Gambar 6.9 Tampilan Compute Variable


Dilarang menggandakan seijin tim penyusun

52

7. Regresikan LNRes_2 sebagai variabel dependen dan variabel NPM, NET_SLS1,


STR_AKT, GROW1 dan CR1.

Gambar 6.10 Tampilan Linear Regression

Maka akan menghasilkan output sebagai berikut :


TABEL 6.5
COEFFICIENTS
Coefficients

Standardized
Unstandardized Coefficients
Model
1

B
(Constant)

Std. Error
-1.623

.997

-.001

.028

STR_AKT

.255

NET_SLS1

Coefficients

Collinearity Statistics

Beta

Sig.

Tolerance

VIF

-1.628

.109

-.007

-.050

.960

.815

1.228

1.117

.031

.228

.820

.797

1.254

.000

.000

-.230

-1.662

.101

.778

1.286

GROW1

-.024

.548

-.006

-.045

.964

.874

1.144

CR1

-.586

.928

-.095

-.632

.530

.664

1.506

NPM

a. Dependent Variable: LNRes_2

Dilarang menggandakan seijin tim penyusun

53

HasiL output SPSS memberikan koefisien variabel independen tidak ada yang signifikan,
maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak terdapat Heteroskedasititas.

Dilarang menggandakan seijin tim penyusun

54

Latihan :

Jelaskan perbedaan antara input data pada spss dengan input data copy-paste dari excel?

Apakah keuntungannya?

Dari data yang ada di bawah ini :


Tahun
1960
1961
1962
1963
1964
1965
1966
1967
1968
1969
1970
1971
1972
1973
1974
1975
1976
1977
1978
1979
1980

Y
27.80
29.90
29.80
30.80
31.20
33.30
35.60
36.40
36.70
38.40
40.40
40.30
41.80
40.40
40.70
40.10
42.70
44.10
46.70
50.60
50.10

X1
397.50
413.30
439.20
459.70
492.90
582.60
560.30
624.60
666.40
717.80
768.20
843.30
911.60
931.10
1021.50
1165.90
1349.60
1449.40
1575.50
1759.10
1994.20

X2
42.20
38.10
40.30
39.50
37.30
38.10
39.30
37.80
38.40
40.10
38.60
39.80
39.70
52.10
48.90
58.30
57.90
56.50
63.70
61.60
58.90

X3
50.70
52.00
54.00
55.30
54.70
63.70
69.80
65.90
64.50
70.00
73.20
67.80
79.10
95.40
94.20
123.50
129.90
117.60
130.90
129.80
128.00

X4
78.30
79.20
79.20
79.20
77.40
80.20
80.40
83.90
85.50
93.70
106.10
104.80
114.00
124.10
127.60
142.90
143.60
139.20
165.50
203.30
219.60

a) Bagaimana cara mengidentifikasi data di atas sudah terdistribusi dengan normal?


b) Bagaimana cara melakukan regresi data dan kolerasi data di atas?

Dilarang menggandakan seijin tim penyusun

55

Sumber :
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS . Semarang :
Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Juliandi, Azuar. 2007 . Pengolahan Data Penelitian Menggunakan Spss Korelasi Dan
Regresi. http://www.azuarjuliandi.com
Oswari, Teddy. SPSS for Psychology. http://staffsite.gunadarma.ac.id/toswari/.
Wijaya, Tony. 2009. Analisis data Penelitian Menggunakan SPSS. Yogyakarta : Penerbit
Universitas Atma Jaya.

Dilarang menggandakan seijin tim penyusun

56

You might also like