You are on page 1of 59

HAK DOKTER BEDAH

DAN DOKTER ANESTESI


No. Dokumen :
01/PRW/A/11/2014
STANDART
PROSEDUR
OPERASIONAL

Revisi :
01

Halaman :
1/2

Ditetapkan
Tanggal Terbit :
01 Nopember 2014

Pengertian

dr. Dedy Soedjahjono


Direktur
Suatu ketentuan yang mengatur hak dari Dokter bedah dan Dokter
Anestesi yang bekerja di kamar bedah Rumah Sakit Aisyiyah Siti
Fatimah.

Tujuan

Sebagai pedoman tatalaksana kerja Dokter Bedah dan Dokter Anestesi di


kamar bedah Rumah Sakit Aisyiyah Siti Fatimah.

Kebijakan

Semua Dokter Bedah dan Dokter Anestesi harus mengetahui haknya


dalam melaksanakan tugasnya di kamar bedah.

Prosedur

1. Setiap dokter / dokter ahli berhak atas kemudian didalam menjalankan


tugasnya didalam kamar bedah demi kelancaran pekerjaannya.
2. Berhak mendapatkan perlakuan yang sama dam adil tanpa melihat
dari bagian mana dokter / dokter ahli yang bersangkutan.
3. Berhak untuk melakukan tugas khusus yang telah disepakati bersama
dengan Kepala Rumah Sakit.
4. Berhak memeberikan suara untuk pemilihan calon (misalnya calon

HAK DOKTER BEDAH


DAN DOKTER ANESTESI
No. Dokumen :
01/PRW/A/11/2014
STANDART
PROSEDUR
OPERASIONAL

Revisi :
01

Halaman :
2/2
Ditetapkan

Tanggal Terbit :
01 Nopember 2014
dr. Dedy Soedjahjono
Direktur
Ketua Komite Medik, Kepala Klinik).
5. Berhak menjadi anggota (jika terpilih) di Komite Medik, klinik,
ataupun Sub Komite.
6. Staf medis kontrak dan keluarganya, apabila sakit berhak dirawat di
Rumah Sakit Aisyiyah Siti Fatimah, dimana kemudahan-kemudahan
tercantum pada surat pesetujuan kerja antara yang bersangkutan
dengan pihak Rumah Sakit Aisyiyah Siti Fatimah.
7. Berhak mengusulkan kepada Direktur Rumah Sakit Aisyiyah Siti
Fatimah untuk peningkatan mutu pelayanan medis.
8. Berhak mendapatkan Profesional Fee dari pekerjaannnya di kamar
bedah.

Unit Terkait

Semua Dokter Bedah dan Dokter Anestesi.

Komite Medis

INFORMED CONCENT

No. Dokumen :
STANDART
PROSEDUR
OPERASIONAL

01/PRW/A/11/2014

Revisi :

Halaman :

01

1/5

Ditetapkan
Tanggal Terbit :
01 Nopember 2014
dr. Dedy Soedjahjono

Pengertian

Direktur
Informed Concent ialah formulir untuk menyatakan persetujuan tindakan
medik.

Tujuan

Sebagai pedoman dalam upaya menghilangkan efek emosional yang


ditimbulkan karena tindakan operasi dan memberi rasa aman pada pasien.

Kebijakan

Direktur Rumah Sakit Aisyiyah Siti Fatimah menetapkan kebijakan dan


prosedur pelaksanaan pembuatan Informed Concent.

Prosedur

1. Setelah pasien diperiksa status kesehatannya oleh dokter bila


diperlukan suatu tindakan medik maka dokter

harus memberikan

informasi selengkap-lengkapnya kecuali bila dokter menilai bahwa


informasi tersebut dapat merugikan kepentingan kesehatan pasien.
2. Pada saat dokter memberikan penjelasan kepada pasien maka dokter
harus menjelaskan mengenai :
a.
b.

Tujuan dan prospek keberhasilan tindakan medik yang akan


dilakukan.
Tata cara tindakan medik yang akan dilakukan.

INFORMED CONCENT

STANDART
PROSEDUR
OPERASION
AL

No. Dokumen :
01/PRW/A/1
1/2014

Revisi :

Halaman :

01

2/5

Ditetapkan
Tanggal Terbit : 01
Nopember
2014

dr. Dedy Soedjahjono


Direktur

c. Risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi.


d. Alternatif tindakan medik lain yang tersedia dan risikonya
e.

masing-masing
Prognosis penyakit apabila tindakan medik tersebut dilakukan
atau tidak dilakukan.

Pelaksanaan Informed Concent tersebut dianggap benar bila


persetujuan atau penolakan tindakan medik:
a. Diberikan tanpa paksaan.
b. Diberikan setelah mendapat informasi dan penjelasan yang
diperlukan.
c. Dilakukan oleh pasien dewasa yang sehat mental (lebih dari 21
tahun).
d. Bagi pasien dewasa yang mengalami gangguan mental, tidak
sadar, persetujuan diberikan oleh orang tua / wali / curator.

4.

Persetujuan tindakan medik ini diperlukan untuk tindakan medik


bedah yang menggunakan narkose umum, tindakan medik yang
berisiko tinggi, tindakan medik pada pasien gawat darurat yang tidak

INFORMED CONCENT

No. Dokumen :
01/PRW/A/1
1/2014

Revisi :

Halaman :

01

3/5

STANDART
PROSEDUR
OPERASION
AL

Ditetapkan
Tanggal Terbit :
01 Nopember 2014

dr. Dedy Soedjahjono


Direktur

sadar.
5. Bila pasien menolak dilakukan tindakan medik terhadapnya setelah
diberi penjelasan yang cukup mengenai hal tersebut maka pasien
harus menandatangani surat penolakan. tindakan medik.
6. Pada tindakan berisiko tinggi dan tindakan medik bedah, Infomed
Concent harus ditandatangani oleh pasien itu sendiri, dokter yang
bertanggung jawab dan dua orang saksi.
7.

Perluasan tindakan medik / operasi selain tindakan medik yang telah


disetujui tidak dibenarkan dilakukan dengan alasan apapun juga
kecuali apabila perluasan tindakan medik tersebut terpaksa dilakukan

8.

untuk menyelamatkan jiwa pasien.


Setelah perluasan tindakan medik / operasi sebagaimana dimaksud
dalam butir 7 dilakukan, dokter harus memberikan informasi
kepadapasien atau keluarganya.

INFORMED CONCENT

No.
STANDART
PROSEDUR
OPERASIONAL

Dokumen

01/PRW/A/11/2014

Revisi :

Halaman :

01

4/5

Ditetapkan
Tanggal Terbit :
01 Nopember 2014
dr. Dedy Soedjahjono

9.

Direktur
bertanggung jawab dan dua orang saksi.
Perluasan tindakan medik / operasi selain tindakan medik yang telah
disetujui tidak dibenarkan dilakukan dengan alasan apapun juga
kecuali apabila perluasan tindakan medik tersebut terpaksa dilakukan

untuk menyelamatkan jiwa pasien.


10. Setelah perluasan tindakan medik / operasi sebagaimana dimaksud
dalam butir 7 dilakukan, dokter harus memberikan informasi
kepadapasien atau keluarganya.
11. Dokter yang akan melakukan tindakan medik mempunyai tanggung
jawab untuk memberikan informasi dan penjelasan yang diperlukan
apabila berhalangan informasi dan penjelasan yang harus diberikan
dapat diwakilkan kepada dokter lain dengan sepengetahuan dokter
yang bersangkutan
12. Dalam hal tindakan medik yang bukan bedah (operasi) dan tindakan
medik yang invasive lainnya, informasi dapat diberikan oleh dokter
lain atau perawat dengan pengetahuan atau petunjuk dokter yang
bertanggung jawab.

INFORMED CONCENT

No.
STANDART
PROSEDUR
OPERASIONAL

Dokumen

01/PRW/A/11/2014

Revisi :

Halaman :

01

5/5

Ditetapkan
Tanggal Terbit :
01 Nopember 2014
dr. Dedy Soedjahjono
Direktur

Unit Terkait

1. Unit Rawat Inap.


2. Unit Gawat Darurat.
3. Unit Rawat Jalan.

KEWAJIBAN DOKTER BEDAH


DAN DOKTER ANESTESI
No. Dokumen :
01/PRW/A/11/2014
STANDART
PROSEDUR
OPERASIONAL

Revisi :
01

Halaman :
1/3

Ditetapkan
Tanggal Terbit :
01 Nopember 2014

Pengertian

dr. Dedy Soedjahjono


Direktur
Suatu ketentuan yang mengatur kewajiban dari Dokter bedah dan Dokter
anestesi yang bekerja di kamar bedah Rumah Sakit Aisyiyah Siti

Tujuan

Fatimah.
Sebagai pedoman Dokter bedah dan Dokter Anestesi di Kamar Bedah.

Kebijakan

Semua Dokter Bedah dan Dokter Anestesi harus mengetahui


kewajibannya dalam melaksanakan tugasnya di kamar bedah.

Prosedur

1. Setiap dokter / dokter ahli mempunyai kewajiban mengikuti rapat,


dimana yang bersangkutan menjadi anggota rapat.
2. Berperan aktif dalam memberikan masukan dan saran untuk
kemajuan pelayanan di kamar bedah.
3. Bertanggung jawab atas jabatan / posisi yang dimiliki.
4. Perngertian apa itu kamar bedah sudah harus dipunyai oleh setiap
dokter/dokter ahli yang bekerja di kamar bedah.
5. Mematuhi segala peraturan yang ada di kamar bedah.
6. Bertanggung jawab terhadap keselamatan penderita. Tanggung
jawab ini dipikul bersama dengan bagian lain, seperti bagian

KEWAJIBAN DOKTER BEDAH


DAN DOKTER ANESTESI
No. Dokumen :
01/PRW/A/11/2014

Revisi :
01

STANDART
PROSEDUR
OPERASIONAL

Halaman :
2/3

Ditetapkan
Tanggal Terbit :
01 Nopember 2014
dr. Dedy Soedjahjono
Direktur
Anesttesiologi misalnya, dan telah dimulai sejak penderita masih
dalam persiapan pembedahan, waktu pembedahan sampai pada
perawatan pasca bedah dan sembuh.
7. Bertanggung jawab terhadap keselamatan penderita. Tanggung
jawab ini dipikul bersama dengan bagian lain, seperti bagian
Anesttesiologi misalnya, dan telah dimulai sejak penderita masih
dalam persiapan pembedahan, waktu pembedahan sampai pada
perawatan pasca bedah dan sembuh.
8. dalam persiapan pembedahan, waktu pembedahan sampai pada
perawatan pasca bedah dan sembuh. Dalam hal terjadinya
kematian, bertanggung jawab kepada kepala bagian masingmasing dan juga kepada direktur rumah sakit. Selain itu juga
secara

moril

bertanggung

jawab

kepada

keluarga

yang

ditinggalkan serta berkewajiban mengisi Surat Kematian.


9. Dalam hal terjadinya kekeliruan / kecelakaan waktu pembedahan
maupun dalam perawatan pasca bedah, bertanggung jawab kepada
kepala bagian

masing-masing

dan

direktur rumah

sakit.

Bertanggung jawab terhadap keselamatan penderita. Tanggung

KEWAJIBAN DOKTER BEDAH


DAN DOKTER ANESTESI
No. Dokumen :
01/PRW/A/11/2014

Revisi :
01

STANDART
PROSEDUR
OPERASIONAL

Halaman :
3/3

Ditetapkan
Tanggal Terbit :
01 Nopember 2014
dr. Dedy Soedjahjono
Direktur
jawab ini dipikul bersama dengan bagian lain, seperti bagian
Anesttesiologi misalnya, dimulai sejak penderita masih dalam
persiapan

pembedahan,

waktu

pembedahan

sampai

pada

perawatan pasca bedah dan sembuh.


10. Dalam hal terjadinya kematian, bertanggung jawab kepada kepala
Ikut bertanggung ajwab dalam hal kelestarian lingkungan kamar
Unit Terkait

bedah serta alat-alat yang ada didalamnya


Semua Dokter Bedah dan Dokter Anestesi.

Komite Medis.

KONSULTASI MEDIS DI KAMAR OPERASI

No. Dokumen :
01/PRW/A/11/2014
STANDART
PROSEDUR
OPERASIONAL

Revisi :
01

Halaman :
1/3

Ditetapkan
Tanggal Terbit :
01 Nopember 2014

Pengertian

dr. Dedy Soedjahjono


Direktur
Konsultasi medis di kamar operasi ialah ketetapan pelaksanaan prosedur
konsultasi medis (kasus pre operasi, intra operasi atau post operasi di
kamar operasi).

Tujuan

Sebagai pedoman dalam pelaksanaan konsultasi medis di kamar operasi.

Kebijakan

1. Direktur menetapkan kebijakan dan prosedur pelaksanaan konsultasi


medis di kamar operasi.
2. Protap ini berlaku dan dilaksanakan sejak tanggal ditetapkan sampai
dengan ada perubahan.

Prosedur

1. Prosedur pelaksanaan konsultasi medis pre operasi:


a.
Pelaksanaan Konsultasi Medis Pre Operasi dilakukan pada
pasien-pasien yang akan menjalani rawat inap atau tindakan
operasi.
b.
Dokter yang merawat pasien tersebut memberikan
pengantar yang ditulis pada lembar yang sudah di sediakan untuk
diberikan pada bagian dimana konsultasi medis tersebut ditujukan,
misalnya dokter bagian Interne ke bagian bedah atau sebaliknya.
2. Prosedur pelaksanaan konsultasi intra operasi:
Pelaksanaan konsultasi medis Intra Operasi dilakukan oleh dokter /
operator yang sedang menjalani tindakan operasi.
a. Operator meminta on loop untuk menghubungi dokter yang akan
dimintai keterangan / konsultasi melalui fasilitas komunikasi

KONSULTASI MEDIS DI KAMAR OPERASI

No. Dokumen :
01/PRW/A/11/2014
STANDART
PROSEDUR
OPERASIONAL

Revisi :
01

Halaman :
2/3

Ditetapkan
Tanggal Terbit :
01 Nopember 2014
dr. Dedy Soedjahjono
Direktur
yang tersedia (HP, Airphone Telephone).
b. Bila diperlukan dokter yang dimintai konsultasi diminta datang ke
kamar operasi.
c. Operator melaksanakan hasil/jawaban konsultasi tersebut.
3. Prosedur pelaksanaan konsultasi post operasi:
a. Pasien-pasien yang telah menjalani tindakan operasi berada
dibawah pengawasan / observasi anestesi selama waktu 24 jam
Post Operasi.
b. Petugas jaga di ruang perawatan dapat menghubungi Petugas
Anesthesi / Dokter penanggung jawab apabila ada keluhan atau
penyakit post operasi selama masa pengawasan

Unit Terkait

1. Kamar Bedah Sentral.


2. Klinik Obsgyn.
3. Klinik Anak
4. Klinik Penyakit Dalam
5. Klinik THT.
6. Klinik Gigi dan Mulut.
7. Klinik Bedah Ortopedi.
8. Klinik Mata.
9. Klinik Neurologi.
10. Klinik Kulit.

KONSULTASI MEDIS DI KAMAR OPERASI

No. Dokumen :
01/PRW/A/11/2014
STANDART
PROSEDUR
OPERASIONAL

Revisi :
0

Halaman :
3/3

Ditetapkan
Tanggal Terbit :
01 Nopember 2014
dr. Dedy Soedjahjono
Direktur

Dokumen Terkait

1. Formulir Konsultasi Medis.


2. Buku Rekam Medik.
3. Formulir Observasi Anesthesi.

PREMEDIKSI

No. Dokumen :
01/PRW/A/11/2014
STANDART
PROSEDUR
OPERASIONAL

Revisi :
01

Halaman :
1/2

Ditetapkan
Tanggal Terbit :
01 Nopember 2014

Pengertian

dr. Dedy Soedjahjono


Direktur
Premediksi ialah suatu kegiatan untuk memberikan rasa nyaman, bebas,
dari rasa takut / cemas atau stres psikhis lain dengan cara penyuluhan dan
obat-obatan.

Tujuan

Mengusahakan kondisi optimal dari pasien agar dapat menjalani


pembedahan dengan hasil sebaik-baiknya.

Kebijakan

1. Kepala Rumah Sakit menetapkan prosedur tetap tentang premediksi.


Staf kamar bedah (anaesthesi) melaksanakan prosedur yang telah
ditetapkan.
2. Kepala Rumah Sakit menetapkan prosedur tetap tentang premediksi.
Staf kamar bedah (anaesthesi) melaksanakan prosedur yang telah
ditetapkan.

Prosedur

Pasien yang akan dioperasi diberikan premediksi dengan cara karena:


1. Diberikan sedative untuk mengurangi anxietas (tidak diperlukan pada
anak yang kurang dari 2 tahun).
2. Diberikan sedative untuk mempermudah induksi anestesi.
3. Diberikan analgetik jika pasien merasa sakit preoperative atau dengan
latar belakang analgesi selama dan sesudah operasi.
4. Untuk menekan sekresi, khususnya sebelum penggunaan ketamin
(dipakai atropine yang dapat digunakan untuk aktifitas vagus dan
mencegah Bradi Cardi khususnya pada anak-anak).

PREMEDIKSI

No. Dokumen :
01/PRW/A/11/2014
STANDART
PROSEDUR
OPERASIONAL

Revisi :
01

Halaman :
2/2

Ditetapkan
Tanggal Terbit :
01 Nopember 2014
dr. Dedy Soedjahjono
Direktur
5. Untuk mengurangi risiko aspirasi isi lambung jika pengosongan
diragukan, misalnya pada kehamilan (pada kasus ini berikan antacid
peroral).
6. Obat-obat premedikasi dosis disesuaikan dengan berat badan dan
keadaan umum pasien.
7. Premedikasi diberikan secara inta vena / intra muskuler atau peroral
sebelum anestesi.

Unit Terkait

- Unit Gawat Darurat.


- Unit Rawat Inap.

KONSULTASI MEDIS PRA OPERASI

No. Dokumen :
01/PRW/A/11/2014

Revisi :
01

Halaman :
1/2

STANDART
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit :
01 Nopember 2014

Ditetapkan

dr. Dedy Soedjahjono


Direktur
Pengertian

Konsultasi yang dilakukan oleh dokter bedah atau dokter yang merawat
kepada dokter ahli lain yang berkompeten guna mempersiapkan kondisi
pasien yang paling optimal dalam menghadapi tindakan pembedahan dan
penyulitnya maupun tindakan anestesi.

Tujuan

Menjamin pencapaian pelayanan operatif yang optimal dan aman untuk


pasien.

Kebijakan

Terciptanya kerjasama antar disiplin dalam mempersiapkan pasien


sebelum dilakukan pelayanan operatif di Kamar Operasi Rumah Sakit
Aisyiyah Siti Fatimah.

Prosedur

1. Pembedah melakukan konsultasi dengan dokter ahli lainnnya tentang


penyulit-penyulit yang memperberat kondisi pasien yang akan
dioperasi.
2. Dokter pembedah melakukan konsultasi dengan dokter anestesi untuk
menilai resiko yang dihadapi pasien terhadap operasi dan tindakan
anestesi.
3. Dokter pembedah melakukan konsultasi dengan ahli radiologi atau
ahli patologi anatomik atau ahli bedah lainnya yang berkompeten
tentang tehnik operasi dan kemungkinan kerjasama intraoperatif untuk
operasi yang terencana.

KONSULTASI MEDIS PRA OPERASI

No. Dokumen :
01/PRW/A/11/2014
STANDART
PROSEDUR
OPERASIONAL

Revisi :
01

Halaman :
1/2

Ditetapkan
Tanggal Terbit :
01 Nopember 2014
dr. Dedy Soedjahjono
Direktur

Unit Terkait

1. Radiologist
2. Ahli Patologi anatomik
3. Ahli Kebidanan/ Orthopedi/ Urologi/ Bedah lainnya

KONSULTASI MEDIS PASCA OPERASI

No. Dokumen :
01/PRW/A/11/2014

Revisi :
01

STANDART
PROSEDUR
OPERASIONAL

Halaman :
1/1

Ditetapkan
Tanggal Terbit :
01 Nopember 2014

Pengertian

dr. Dedy Soedjahjono


Direktur
Konsultasi medis pascaoperasi adalah konsultasi yang dilakukan oleh
dokter pembedah kepada dokter ahli lainnya tentang penyulit yang
bersifat bedah maupun non bedah yang timbul pada pasien pascaoperasi.

Tujuan

Memberi penjelasan kepada pasien/keluarga pasien apabila terjadi


penyulit terhadap tindakan operasi yang telah dilakukan.

Kebijakan

Terciptanya kerjasama antar disiplin di Kamar Operasi Rumah Sakit


Aisyiyah Siti Fatimah.

Prosedur

1.

Dokter/ pembedah membuat surat konsultasi kepada dokter ahli


lainnya yang berisi penyulit-penyulit yang sesuai dengan kompetensi
ahli lain yang dikonsultasikan.

2. Penanganan pasien selanjutnya dapat diambil alih oleh dokter ahli


yang dikonsultasikan maupun dapat dilakukan perawatan bersama.
Unit Terkait

SMF bedah maupun SMF nonbedah

MENCUKUR RAMBUT DAERAH OPERASI

No. Dokumen :
01/PRW/A/11/2014
STANDART
PROSEDUR
OPERASIONAL

Revisi :
01

Halaman :
1/3

Ditetapkan
Tanggal Terbit :
01 Nopember 2014

Pengertian

dr. Dedy Soedjahjono


Direktur
Mencukur rambut pada daerah yang akan dioperasi pada pasien-pasien
yang akan dilakukan operasi/tindakan tertentu sesuai dengan permintaan
dokter.

Tujuan

1.
2.

Kebijakan

1.

Prosedur

1.

Membersihkan bagian yang akan dioperasi /dilakukan tindakan


Mencegah infeksi akibat rambut yang jatuh pada luka operasi

Setiap pasien yang akan dilakukan operasi/tindakan tertentu


dilakukan pencukuran rambut
2.
Mencukur rambut daerah operasi dilakukan di ruang rawat inap
atau di ruang OK
Persiapan alat:
a. Pisau cukur, gunting rambut
b. Air dalam kom
c. Washlap, handuk, perlak/alas karet
d. Sabun, bedak
2. Pelaksanaan:
a. Perawat menjelaskan mengenai tindakan yang akan dilakukan
kepada pasien/keluarga pasien
b. Perawat mencuci tangan
c. Memperhatikan privacy pasien dengan menutup gorden

MENCUKUR RAMBUT DAERAH OPERASI

No. Dokumen :
01/PRW/A/11/2014
STANDART
PROSEDUR
OPERASIONAL

Revisi :
01

Halaman :
2/3

Ditetapkan
Tanggal Terbit :
01 Nopember 2014
dr. Dedy Soedjahjono
Direktur
3. Pelaksanaan:
d. Perawat menjelaskan mengenai tindakan yang akan dilakukan
kepada pasien/keluarga pasien
e. Perawat mencuci tangan
f. Memperhatikan privacy pasien dengan menutup gorden
g. Mengatur posisi pasien, bebaskan pakaian pada daerah yang akan
dicukur
h. Mengamati daerah yang akan dicukur apakah ada kelainan kulit
i. Rambut yang panjang digunting sebelum dicukur dan dimasukan
ke kantong plastik
j. Cara mencukur rambut :
1) Secara basah : menyabuni kulit memakai washlap dengan
arah melingkar dari dalam keluar
2) Secara kering : memberikan bedak tipis-tipis secara merata
pada daerah yang akan dicukur (bedak jangan sampai
beterbangan)
k. Melakukan pencukuran dengan cara;
1)
Meregangkan kulit dengan telunjuk dan ibu
jari tangan
2)
Mencukur searah tumbuh rambut (posisi
alat cukur membentuk sudut 45 dengan permukaan kulit),
kulit

MENCUKUR RAMBUT DAERAH OPERASI

No. Dokumen :
01/PRW/A/11/2014
STANDART
PROSEDUR
OPERASIONAL

Revisi :
01

Halaman :
3/3

Ditetapkan
Tanggal Terbit :
01 Nopember 2014
dr. Dedy Soedjahjono
Direktur

l.
m.
n.
o.
Unit Terkait

jangan sampai tersayat


3)
Membersihkan daerah yang telah dicukur
dengan sabun dan air kemudian dikeringkan (khusus daerah
abdomen umbilical dibersihkan dengan lidi kapas)
Merapikan pasien dan lingkungan pasien
Membereskan alat-alat
Perawat mencuci tangan
Mendokumentasikan pada catatan keperawatan

1. Ruang rawat inap


2. Ruang rawat jalan (Poliklinik dan UGD)
3. Ruang OK

MENGANTAR PASIEN KE RUANG OPERASI


/OK

No. Dokumen :
01/PRW/A/11/2014
STANDART
PROSEDUR
OPERASIONAL

Revisi :
01

Halaman :
1/2

Ditetapkan
Tanggal Terbit :
01 Nopember 2014

Pengertian
Tujuan
Kebijakan

Prosedur

dr. Dedy Soedjahjono


Direktur
Menyiapkan dan mengantar pasien yang akan dilakukan operasi ke ruang
operasi/OK.
Pasien segera dilakukan tindakan operasi sesuai jadwal.
1. Pasien diantar ke ruang operasi setengah jam sebelum operasi
dilakukan.
2. Surat persetujuan operasi sudah ditandatangani oleh dokter dan
pasien/keluarga pasien, dan disaksikan perawat .
1.
Persiapan alat:
a.
Tenpat tidur pasien/blankar dengan selimut
b.
Baju operasi
c.
Status pasien lengkap dengan hasil pemeriksaan penunjang
d.
Lembar serah terima pasien pre dan post operasi
2.
Pelaksanaan
a.
Menjelaskan kepada pasien/ keluarga pasien tentang tindakan
yang akan dilakukan
b.
Menyiapkan pasien dengan mengosongkan kandung kemih.
Untuk pasien yang bisa jalan dianjurkan untuk BAK di kamar
mandi. Memeriksa lembar serah terima pasien pre dan post
operasi dengan mengontrol :
1)
Catatan Medik :
Surat Ijin Operasi
Observasi tanda-tanda vital sebelum pasien diantar ke
kamar bedah
Pemeriksaan penunjang (lab, radiology, EKG, dll)

MENGANTAR PASIEN KE RUANG OPERASI


/OK

No. Dokumen :
01/PRW/A/11/2014
STANDART
PROSEDUR
OPERASIONAL

Revisi :
01

Halaman :
2/2
Ditetapkan

Tanggal Terbit :
01 Nopember 2014
dr. Dedy Soedjahjono
Direktur
2)

Unit Terkait

Pasien
Daerah pembedahan sudah dicukur atau belum
Perhiasan sudah dilepas/belum, barang berharga
diserahkan kepada pasien/keluarga pasien
Bila memakai rambut palsu, Tanya apakah akan dilepas
di ruangan atau di ruang operasi, melepas gigi palsu
kalau ada
Pasien tetap puasa
3)
Lain-lain
Darah yang dibutuhkan sesuai pesanan
Gurita bila perlu
c.
Mengisi lembar serah terima pasien pre dan post operasi
d.
Merapihkan pasien
e.
Memberi kesempatan pada keluarga untuk berdoa lebih
dahulu
f.
Mengantar pasien ke ruang operasi dengan membawa status
pasien, hasil pemeriksaan penunjang dan darah bila ada.
g.
Serah terima dengan petugas OK dengan lengkap dan benar
h.
Mendokumentasikan pada catatan keperawatan
i.
Perawat kembali ke ruangan dan mencuci tangan
1. Ruang rawat inap
2. Ruang rawat jalan (Poliklinik dan UGD)
3. Ruang Operasi/OK

MEMAKAI JAS OPERASI


No.Dokumen :
01/PRW/A/11/2014
STANDART
PROSEDUR
OPERASIONAL

Revisi
01

Halaman
1/2

Ditetapkan
Tanggal Terbit :
01 Nopember 2014

Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur

dr. Dedy Soedjahjono


Direktur
Pemakaian jas operasi yang steril harus dipasang dengan benar.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah memakai jas operasi untuk
mendukung pelaksanaan tindakan bedah yang spesifik.
Pada waktu akan operasi, tim bedah (dokter dan perawat) wajib
memakai jas operasi steril sesuai dengan prosedur.
1. Setelah melakukan cuci tangan bedah, ambil jas operasi steril
dengan cara mengangkat ke atas secara vertical tidak boleh
menyentuh yang tidak steril
2. Cari tempat yang aman dengan menjauhi alat atau benda yang steril
maupun tidak steril
3. Cari pita leher jas operasi bagian depan, kemudian sejajarkan jas
operasi dengan bahu
4. Pegang bagian dalam jas operasi sebelah depan tepat pada garis
bahu depan dengan kedua tangan, kemudian biarkan jas operasi
terbuka sendiri. Bagian dalam jas operasi harus menghadap ke
tubuh dan bawahnya tidak menyentuh lantai
5. Dengan tangan sejajar, masukan kedua tangan ke lubang jas operasi
secara bersama
6. Pita leher dan tali pinggang diikat oleh perawat cirkuler. Sementara
tali yang ada di daerah abdomen, perawat cirkuler menyerahkan
ujung tali ke pengguna jas dengan menggunakan korentang dan tali
tersebut diikat sendiri oleh pengguna jas setelah memakai sarung

MEMAKAI JAS OPERASI


No.Dokumen :
01/PRW/A/11/2014
STANDART
PROSEDUR
OPERASIONAL

Revisi
01

Halaman
2/2
Ditetapkan

Tanggal Terbit :
01 Nopember 2014
dr. Dedy Soedjahjono
Direktur
tangan

Unit terkait

Ruang Operasi/OK

MEMAKAI SARUNG TANGAN


No.Dokumen :
01/PRW/A/11/2014
STANDART
PROSEDUR
OPERASIONAL

Tanggal Terbit :
01 Nopember 2014

Revisi
01

Halaman
1/2
Ditetapkan

dr. Dedy Soedjahjono


Direktur
Pengertian

Pemakaian sarung tangan steril yang dilakukan oleh dokter dan perawat
pada waktu akan melakukan tindakan pembedahan.

Tujuan

Untuk mencegah terjadinya kontaminasi oleh mikroorganisme


khususnya yang berasal dari tangan tim bedah terhadap lapangan dan
luka operasi.

Kebijakan

Pada waktu akan operasi, tim bedah (dokter dan perawat) wajib
memakai sarung tangan steril sesuai dengan prosedur.

Prosedur

1. Ambil sarung tangan sebelah kanan dengan memegang cuffnya yang


terlipat dengan tangan kiri yang masih terbungkus oleh cuff jas
operasi
2. Ulurkan tangan kanan ke depan dengan telapak kanan menghadap ke
atas, kemudian letakkan sarung tangan pada telapak tangan kanan
secara berlawanan arah
3. Pegang cuff sarung tangan dengan tangan kiri dan masukan jari
tangan kanan
4. Pegang bagian atas sarung tangan kanan dan bagian lengan jas
operasi yang berada di bawahnya dengan menggunakan tangan kiriu
yang masih tertutup lengan jas operasi. Kemudian tarik bagian
sarung tangan tyang berada di atas jari tangan kanan yang
diekstensikan sampai seluruhnya menutup cuff jas operasi
5. Pasangkan sarung tangan dengan cara sama pada tangan kiri
6. Bilas sarung tangan dengan NaCl 0,9 % hingga bersih dari

MEMAKAI SARUNG TANGAN


No.Dokumen :
01/PRW/A/11/2014
STANDART
PROSEDUR
OPERASIONAL

Revisi
01

Halaman
1/1
Ditetapkan

Tanggal Terbit :
01 Nopember 2014
dr. Dedy Soedjahjono
Direktur
talk/bedak

Unit terkait

Ruang operasi/OK

MENUTUP LUKA
No.Dokumen :
01/PRW/A/11/2014
STANDART
PROSEDUR
OPERASIONAL

Tanggal Terbit :
01 Nopember 2014

Revisi
01

Halaman
1/1

Ditetapkan

dr. Dedy Soedjahjono


Direktur
Pengertian

Pembalutan luka operasi secara aman dan nyaman dengan tetap


memperhatikan teknik sterilisasi.

Tujuan

Mencegah terjadinya komplikasi pada luka.

Kebijakan

Semua luka operasi harus ditutup dengan kassa steril dengan selalu
memperhatikan prinsip aseptic.

Prosedur

1. Persiapan Alat : 1 set alat ganti verban


2. Pelaksanaan :
a. Luka operasi dibersihkan dengan kassa steril lembab, kemudian
dibersihkan kembali dengan menggunakan kassa kering
b. Luka operasi ditutup dengan kassa steril
c. Luka operasi yang telah ditutup dengan kassa steril selanjutnya
difiksasi

Unit terkait

Ruang Operasi/OK

MEMASANG GURITA
No.Dokumen :
01/PRW/A/11/2014
STANDART
PROSEDUR
OPERASIONAL

Tanggal Terbit :
01 Nopember 2014

Revisi
01

Halaman
1/1

Ditetapkan

dr. Dedy Soedjahjono


Direktur
Pengertian
Tujuan

Membantu menggunakan gurita pada pasien-pasien post operasi dan


post partum.
1. Memberikan rasa nyaman
2. Membantu mempercepat penyembuhan luka
3. Mengurangi rasa sakit apabila bergerak atau batuk

Kebijakan

Hanya dilakukan pada pasien post operasi dengan kasus kebidanan

Prosedur

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

8.
9.
Unit terkait

Menyiapkan gurita
Menjelaskan pada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
Menjaga privacy pasien
Perawat mencuci tangan
Membantu pasien dalam posisi terlentang, membebaskan pakaian
pasien di daerah yang akan dipasang gurita
Memasang gurita di bawah badan sesuai kebutuhan
Mengikat tali gurita dengan kuat dan rapi, simpul tidak di atas luka.
Mengikat dengan simpul hidup, daerah diafragma jangan diikat
terlalu kuat. Untuk pasien post partum, ikatan pertama dilakukan
pada batas perabaan fundus uteri lalu ke arah bawah, kemudian ke
atas.
Merapihkan pasien dan lingkungan
Perawat mencuci tangan

Ruang Operasi/OK

MELEPAS JAS OPERASI


No.Dokumen :
01/PRW/A/11/2014
STANDART
PROSEDUR
OPERASIONAL

Revisi
01

Tanggal Terbit :
01 Nopember 2014

Halaman
1/1

Ditetapkan

dr. Dedy Soedjahjono


Direktur
Pengertian

Melepas jas operasi setelah operasi selesai.

Tujuan

Melepas jas operasi setelah operasi selesai.

Kebijakan

Tidak terjadi penyebaran infeksi.

Prosedur

1. Melepaskan sarung tangan sebelah kiri dilanjutkan sebelah kanan


2. Pita leher dan tali pinggang dilepas oleh perawat cirkuler
3. Membuka jas operasi mulai dengan melepas gaun tangan sebelah
kiri
4. Melipat jas operasi dengan bagian dalam diluar dan letakkan pada
tempat yang telah disediakan
5. Cuci tangan

Unit terkait

Ruang Operasi/OK

PERAWATAN PASIEN PASCA BEDAH


No.Dokumen :
01/PRW/A/11/2014
STANDART
PROSEDUR
OPERASIONAL

Tanggal Terbit :
01 Nopember 2014

Revisi
01

Halaman
1/2
Ditetapkan

dr. Dedy Soedjahjono


Direktur
Pengertian

Suatu tindakan perawatan yang dilakukan setelah operasi.

Tujuan

Agar pasien terhindar dari infeksi dan pasien merasa nyaman.

Kebijakan

Semua pasien post operasi harus dilakukan observasi ketat pada 2 jam
pertama.

Prosedur

1.
2.
3.
4.
5.
6.

7.

Selama 2 jam pertama, awasi tanda-tanda vital dan perdarahan


setiap 30 menit
Infus, catheter drain yang terpasang perlu diperhatikan, laporkan
bila terdapat kelainan pada produksi drain/catheter
Jaga agar saluran nafas tetap lancer
Pasien yang belum sadar jangan diberi bantal agar tidak
menyumbat saluran pernafasan
Usahakan agar pasien selalu mendapat situasi yang tenang dan
nyaman
Anjurkan pasien untuk :
a. Melakukan nafas dalam untuk mencegah komplikasi paru
akibat pembiusan
b. Bila merasakan ada lendir di tenggorokan, anjurkan klien
untuk melakukan batuk secara efektif
c. Jika pasien tidak sadar, lakukan suction dengan hati-hati
Basahi bibir pasien dengan kapas/ kassa basah bila pasien belum
diijinkan minum

PERAWATAN PASIEN PASCA BEDAH


No.Dokumen :
01/PRW/A/11/2014
STANDART
PROSEDUR
OPERASIONAL

Revisi
01

Halaman
2/2

Tanggal Terbit :
01 Nopember 2014

Ditetapkan

dr. Dedy Soedjahjono


Direktur
8.

Bila pasien sudah sadar berilah minum secara bertahap dengan


sesendok air putih
9.
Sikap tidur pasien disesuaikan dengan jenis operasi, misalnya
post tonsilektomy : tidur miring. Untuk pasien dengan spinal
anestesi, anjurkan pasien untuk tidak bangun/duduk selama 24 jam
Lakukan mobilisasi secara bertahap (miring, duduk, berdiri,
jalan untuk memulihkan fungsi pencernaan dan mencegah
dekubitus
10.
Untuk pasien post operasi dengan spinal anestesi biasanya boleh
makan,minum 1-2 jam post operasi
11.
Perawatan Luka :
a. Cegah luka terkontaminasi dengan lingkungan sekitar
b. Hindari luka terkena air
Unit terkait

Ruang Operasi/OK, Ruang rawat inap

MENJEMPUT PASIEN DARI RUANG OPERASI


No.Dokumen
01/PRW/A/11/2014
STANDART
PROSEDUR
OPERASIONAL

Tanggal Terbit:
01 Nopember 2014

Revisi
01

Halaman
1/1
Ditetapkan

dr. Dedy Soedjahjono


Direktur
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur

Menjemput pasien setelah dilakukan tindakan operasi dari Recovery


Room dan dibawa ke ruang perawatan
Agar pasien segera istirahat
Pasien boleh dijemput setelah 2 jam operasi/setelah pasien stabil
1.
Menilai keadaan pasien apakah sudah memungkinkan untuk
dibawa ke ruang perawata, cek kesadaran dan tanda vital
2.
Melakukan serah terima perawat OK dengan perawat unit rawat
inap, mengecek lembar serah terima pasien pre dan post operasi
3.
Perawat ruang rawat inap dan OK bersama-sama memeriksa dan
memperhatikan anggota anggota tubuh pasien apakah ada
komplikasi akibat pemakaian alat kamar operasi/OK
4.
Merapihkan pasien sambil melihat drain, catheter, balutan
apakah ada perdarahan atau bocor, posisi tidur pasien sesuai dengan
jenis operasi dan kebutuhan pasien
5.
Membawa pasien ke ruang perawatan
6.
Merapihkan pasien, infuse, drain, catheter, dll pada tempatnya
7.
Mengobservasi TTV
8.
Memberikan penjelasan pada pasien/keluarga tentang hal yang
boleh dan tidak boleh dilakukan pasca operasi
9.
Perawat mencuci tangan
10.
Mendokumentasikan pada catatan keperawatan : tindakan
operasi yang dilakukan, alat-alat bantu lainnya dan kelainan yang
ditemukan
11.
Melaporkan kondisi pasien kepada kepala ruangan

MENJEMPUT PASIEN DARI RUANG OPERASI


No.Dokumen
01/PRW/A/11/2014
STANDART
PROSEDUR
OPERASIONAL

Revisi
01

Halaman
1/1
Ditetapkan

Tanggal Terbit:
01 Nopember 2014
dr. Dedy Soedjahjono
Direktur

Unit terkait

Ruang Operasi/OK, Ruang rawat inap

MERENDAM INSTRUMEN SETELAH


OPERASI

No.Dokumen
01/PRW/A/11/2014
STANDART
PROSEDUR
OPERASIONAL

Tanggal Terbit:
01 Nopember 2014

Revisi
01

Halaman
1/1
Ditetapkan

dr. Dedy Soedjahjono


Direktur
Pengertian

Kegiatan merendam instrument bedah yang telah selesai operasi

Tujuan

1. Mencegah terjadinya infeksi nosokomial pada pasien lain yang


disebabkan pemakaian instrument
2. Menjaga sterilisasi instrument bedah

Kebijakan

Instrumen infeksius dipisahkan dari instrument non infeksius

Prosedur

1.

Unit terkait

Setelah selesai digunakan, instrument bedah dibawa ke ruang


cuci dan dibilas dalam air yang mengalir untuk membersihkan
darah atau kotoran yang menempel pada instrument
2.
Setelah instrument dibilas kemudian direndam yang lamanya
tergantung dari proses operasi :
a.
Untuk kasus HbSAg positif dan kanker, alat direndam
dalam larutan savlon 3 % selama kurang lebih 12 jam kemudian
disterilkan 2 3 kali
b.
Untuk operasi kotor (feces, gangrene, abses) alat
direndam dalam larutan savlon 3 % selama 6 jam kemudian
dsterilkan 1 kali
Kamar Operasi/OK

STERILISASI RUANG OPERASI


No.Dokumen
01/PRW/A/11/2014
STANDART
PROSEDUR
OPERASIONAL

Tanggal Terbit:
01 Nopember 2014

Revisi
01

Halaman
1/1
Ditetapkan

dr. Dedy Soedjahjono


Direktur
Pengertian

Tujuan
Kebijakan
Prosedur

Unit terkait

Suatu kegiatan sterlilisasi ruangan yang dilakukan secara menyeluruh


pada setiap kamar bedah dengan menggunakan sinar ultrafiolet terutama
setelah digunakan pada kasus-kasus infeksi
Untuk menjaga dan meningkatkan sterilisasi ruang operasi
Semua alat yang ada harus disterilkan kecuali obat dan antiseptic
1. Pembersihan ruangan secara menyeluruh
a. Kegiatan pembersihan dilakukan diantara dua operasi operasi
setiap hari, pembersihan meliputi pel dan mengelap bagianbagian di kamar operasi yang kotor akibat dari tindakan operasi
b. Kegiatan pembersihan secara menyeluruh dilakukan satu kali
dalam seminggu setiap hari Sabtu
c. Kegiatan pembersihan rutin ruangan dilakukan mulai pukul
08.00 s.d 11.00 WIB
d. Setiap ada kegiatan pembersihan menyeluruh disiapkan satu
kamar operasi untuk persiapan apabila cito operasi
2. Sterilisasi ruangan dengan sinar ultraviolet
a. Setiap ruangan yang akan disterilkan dengan ultraviolet, tidak
boleh ada obat-obatan ataupun cairan antiseptic di dalamnya
b. Ruangan harus dalam keadaan tertutup dan beri keterangan
bahwa ruangan tersebut sedang dilakukan sterilisasi iltraviolet
Ruangan boleh dibuka atau digunakan kembali setelah satu jam mesin
ultraviolet dimatikan
Ruang Operasi/OK

PENUNDAAN PENAMBAHAN JADWAL


OPERASI
No.Dokumen
01/PRW/A/11/2014
STANDART
PROSEDUR
OPERASIONAL

Revisi
01

Halaman
1/1
Ditetapkan

Tanggal Terbit:
01 Nopember 2014

dr. Dedy Soedjahjono


Direktur
Pengertian

Tujuan
Kebijakan
Prosedur

Penundaan acara operasi atau pengunduran dan penambahan acara


operasi yang sudah terjadwal pada hari yang sama
Supaya jadwal operasi lebih terencana
Untuk operasi cito dan anak didahulukan
1.

Setiap pembatalan operasi apapun sebabnya harus dibuatkan


berita acara pembatalan yang ditandatangani oleh operator, anestesi
dan perawat OK
2.
Informasikan alasan penundaan operasi kepada pasien dan
keluarga
3.
Informasikan penundaan operasi kepada perawat ruangan
4.
Mengembalikan pasien beserta status dan hasil pemeriksaan
penunjang
5.
Operan dengan perawat ruangan secara lisan dan tulisan
Bila ada penambahan, kasus cito dan anak didahulukan, tetapi kalau
elektif belakangan (jam disesuaikan dengan jam yang kosong)

Unit terkait
1. Ruang Operasi/OK
2. Ruang rawat inap
Ruang rawat jalan ( Poliklinik dan UGD)

PENGGUNAAN KAMAR BEDAH DALAM


KEADAAN DISASTER
No.Dokumen
01/PRW/A/11/2014
STANDART
PROSEDUR
OPERASIONAL

Tanggal Terbit:
01 Nopember 2014

Revisi
01

Halaman
1/1
Ditetapkan

dr. Dedy Soedjahjono


Direktur
Pengertian

Disaster adalah keadaan gawat darurat yang harus segera mendapat


pertolongan dengan segera

Tujuan

Mempersiapkan kamar bedah dan sarana prasarananya agar siap pakai

Kebijakan

Pada saat disaster semua operasi elektif ditunda kecuali operasi non
elektif

Prosedur

1.
2.
3.

4.

5.
6.

Unit terkait

Kepala ruangan UGD memberi tahu kepada petugas OK bahwa


telah terjadi disaster
Petugas OK mengecek ulang disaster tersebut mengenai jumlah
dan jenis disaster
Petugas OK menghentikan semua kegiatan operasi elektif,
kecuali yang sedang berlangsung hari itu, dan akan dibicarakan hari
lain
Petugas OK menyediakan dan mencatat semua kebutuhan di
buku catatan khusus disaster untuk dijadwalkan sesuai tingkat
kegawatannya
Petugas OK menyiapkan satu atau lebih kamar operasi beserta
sarana dan prasarananya untuk disaster tersebut
Dokter anestesi, dokter bedah umum dan spesialis serta seluruh
staf kamar operasi harus stand by di ruang OK

Ruang Operasi/OK

PENGADAAN PENGGUNAAN DAN


PENGENDALIAN
LOGISTIK DI RUANG OPERASI
No.Dokumen
01/PRW/A/11/2014
STANDART
PROSEDUR
OPERASIONAL

Revisi
01

Halaman
1/1
Ditetapkan

Tanggal Terbit:
01 Nopember 2014

dr. Dedy Soedjahjono


Direktur
Pengertian

Proses pengadaan, penggunaan dan pelaporan obat-obatan


kesehatan habis pakai di ruang operasi

Tujuan

Untuk tertib administrasi pengadaan logistic di ruang operasi

Kebijakan

Semua logistic kamar operasi harus terkontrol dengan baik

Prosedur

1.

Unit terkait

dan alat

Penanggung jawab obat ruang OK mengecek setiap alkes habis


pakai dan obat-obat inventaris ruang OK
2.
Obat-obatan dan alkes habis pakai dipesan melalui instalasi
farmasi yang selanjutnya dikirim ke OK
3.
Obat-obatan dan alkes habis pakai dicek setiap hari sesuai
dengan pemakaian
4.
Setiap obat dan alkes habis pakai yang digunakan dicatat dalam
kartu pemakaian agar pemakaian terkontrol
Ruang Operasi/OK, Instalasi Farmasi

MEMBUAT LAPORAN OPERASI

No.Dokumen
01/PRW/A/11/2014
STANDART
PROSEDUR
OPERASIONAL

Revisi
01

Halaman
1/1
Ditetapkan

Tanggal Terbit:
01 Nopember 2014
dr. Dedy Soedjahjono
Direktur

Pengertian

Suatu kegiatan membuat laporan mengenai jalannya operasi, temuan, serta


kelainan-kelainan yany ada selama pembedahan.

Tujuan

Agar segala sesuatu yang mengenai operasi bisa terdokumentasi

Kebijakan

Kebijakan penulisan laporan operasi secara lengkap oleh setiap dokter


bedah dan dokter Anasthesi.

Prosedur

1.Setelah selesai operasi dokter operator membuat laporan operasi


mengenai jalannya operasi, temuan selama operasi, sistem drainage,
cara pembalutan, membuat instruksi paska bedah, diagnose paska
operasi, tanggal dan jam operasi dan selesainya yang tercantum dalam
blangko laporan operasi.
2. Dokter anasthesi menulis laporan anasthesi dalam blangko laporan
anasthesi mengenai jalannya pembiusan, obat yang digunakan,
instruksi paska pembiusan, perawatan dan
program cairan di ruangan.
3.Semua blangko laporan harus ditandatangani oleh dokter operator dan
dokter anasthesi
1. Petugas Instalasi Bedah Sentral
2. Dokter Bedah
3. Dokter Anasthesi

Unit terkait

MEMBERI RASA AMAN PADA PASIEN YANG


AKAN MENJALANI OPERASI
No.Dokumen
01/PRW/A/11/2014
STANDART
PROSEDUR
OPERASIONAL

Revisi
01

Halaman
1/1
Ditetapkan

Tanggal Terbit:
01 Nopember 2014
dr. Dedy Soedjahjono
Direktur

Pengertian

Bagian ini menerangkan tentang pasien yang akan dilakukan operasi


supaya tidak merasa canggung.

Tujuan

Pasien yang akan dilakukan operasi tidak merasa cemas / takut dan
mempunyai persiapan mental / spiritual.

Kebijakan

1. Direktur menetapkan kebijakan / prosedur memberi rasa aman pada


pasien yang akan menjalani operasi.
Staf Klinik Bedah melaksanakan prosedur yang telah ditetapkan.

Prosedur

2. Direktur menetapkan kebijakan / prosedur memberi rasa aman pada


pasien yang akan menjalani operasi.
Staf Klinik Bedah melaksanakan prosedur yang telah ditetapkan.

Unit terkait

1. Memberi motivasi dan dorongan mental agar pasien tidak merasa


takut / cemas sebelum dilakukan operasi.
2. Menjelaskan tentang prosedur operasi dan anesthesia sehingga pasien
paham dengan apa yang akan dilakukan.
Bimbingan mental / spiritual dilakukan oleh petugas bimbingan rohani atau
petugas KBS

Dokumen Terkait

1. Informed Concent.
2. Angket Pasien.

KEBIJAKAN MENGHILANGKAN EFEK


EMOSIONAL DAN MEMBERI RASA AMAN
PASIEN
No.Dokumen
01/PRW/A/11/2014
STANDART
PROSEDUR
OPERASIONAL

Revisi
01

Halaman
1/1
Ditetapkan

Tanggal Terbit:
01 Nopember 2014
dr. Dedy Soedjahjono
Direktur

Pengertian

Tujuan

Kebijakan

Prosedur

Unit terkait

Suatu aturan/langkah langkah yang dilakukan untuk pengaturan cakupan


pelayanan dengan meciptakan rasa aman dan nyaman pasien yang akan di
operasi
1.Membantu pasien didalam mempersiapkan mental dan spiritualnya
2 Meminimalkan/menghilangkan rasa cemas pada pasien
3.Pasien dapat mengerti dan memahami tentang prosedur pelaksanaan
operasi yang dijalaninya
4. Agar semua pasien yang akan dioperasi merasa tanang, dan aman
1. Setiap pasien dan keluarga harus mengisi inform consent
2. Setiap pasien yang akan dilakukan tindakan operasi diberi bimbingan
untuk berdoa dan membimbing pelaksanaan sholat apabila sudah masuk
waktu sholat sebelum dilakukan operasi (bila keadaan pasien
memungkinkan) oleh petugas Binroh (Bimbingan Rohani) di ruang
perawatan
3. Setiap pasien operasi harus mendapatkan premedikasi
1. Adanya SOP Inform Consent
2. Adanya juknis Inform consent
3. Adanya SOP Penyuluhan pasien pre operasi
4. Adanya SOP Prosedur pre medikasi
Instalasi Bedah Sentral

MENYIAPKAN BAHAN PEMERIKSAAN PA

No.Dokumen
01/PRW/A/11/2014
STANDART
PROSEDUR
OPERASIONAL

Revisi
01

Halaman
1/1
Ditetapkan

Tanggal Terbit:
01 Nopember 2014
dr. Dedy Soedjahjono
Direktur

Pengertian

Adalah suatu
Laboratorium.

Tujuan

1. Mencegah rusak atau hilangnya spesimen.


2. Mencegah tertukarnya spesimen antar pasien

Kebijakan
Prosedur

kegiatan

menyiapkan

bahan

untuk

pemeriksaan

1. Setiap kasus bedah yang mencurigakan perlu dilakukan pemeriksaan PA.


2. Bahan spesimen dipersiapkan oleh petugas IBS.
Persiapan :
- Format pemeriksaan PA.
- Buku ekspedisi.
- Alat tulis.
- Formalin cair / cairan fixasi PA.
- Botol / wadah PA.
1.
Format pemeriksaan PA diisi oleh petugas Instalasi Bedah Sentral
atau dokter operator dan ditandatangani oleh dokter operator.
2.
Bahan pemeriksaan dimasukkan dalam botol / wadah dan diberi
cairan formalin, untuk bahan PA yang terlalu besar diambil jaringan
secukupnya.
3.
Petugas Instalasi Bedah Sentral memberi label pada wadah PA yang
meliputi: Nama, Alamat, Umur, Tanggal, Ruangan dan nomer
regester.
4.
Petugas Instalasi Bedah Sentral menulis pada buku ekspedisi PA,

MENYIAPKAN BAHAN PEMERIKSAAN PA

No.Dokumen
01/PRW/A/11/2014
STANDART
PROSEDUR
OPERASIONAL

Revisi
01

Halaman
1/1
Ditetapkan

Tanggal Terbit:
01 Nopember 2014
dr. Dedy Soedjahjono
Direktur

Unit terkait

sekaligus membubuhi tanda tangan pada buku tersebut.


5. Petugas Instalasi Bedah Sentral memberitahukan kepada keluarga
klien bila bahan tersebut akan dilakukan pemeriksaan PA.
6. Petugas Instalasi Bedah Sentral membawa bahan ke laboratorium dan
petugas laboratorium yang menerima menandatangani dalam buku
ekspedisi PA.
Instalasi Bedah Sentral
Laboratorium

PELAKSANAAN OPERASI ELEKTIF

No.Dokumen
01/PRW/A/11/2014
STANDART
PROSEDUR
OPERASIONAL

Revisi
01

Halaman
1/1
Ditetapkan

Tanggal Terbit:
01 Nopember 2014
dr. Dedy Soedjahjono
Direktur

Pengertian
Tujuan

Suatu prosedur yang dilaksanakan setiap ada pasien yang akan dilakukan
tindakan pembedahan elektif.
1. Untuk pendataan pasien pre operasi
2. Memaksimalkan persiapan pasien pre operasi
3. Meningkatkan mutu pelayanan pembedahan di IBS

Kebijakan

Kebijakan penatalaksanaan persiapan pasien pre operasi

Prosedur

1. Petugas ruangan atau poli menulis format pendaftaran operasi dan


menyerahkan kepada petugas kamar operasi
2. Pendaftaran pasien diruang rawat inap dilaksanakan minimal 6 jam
sebelum operasi
3. Serah terima berkas pendaftaran dilakukan di kamar operasi
4. Petugas kamar operasi mengatur jadwal operasi dan memberitahukan
kepada petugas ruangan
5. Petugas kamar operasi memberitahukan kepada petugas ruangan bahwa
kamar operasi telah siap dan pasien bisa dimasukkan ke ruang persiapan
6. Petugas ruangan mengirim pasien ke kamar operasi dalam keadaan siap
operasi sesuai prosedur yang ditetapkan ( persiapan pasien operasi lengkap
sesuai ceklist yang ditetapkan dan baju pasien sudah diganti baju khusus di
ruangan ).

Unit terkait

Instalasi Bedah Sentral

PENGADAAN ALAT TULIS KANTOR DI RUANG


OPERASI

STANDART
PROSEDUR
OPERASIONAL

No.Dokumen
01/PRW/A/11/2
014

Revisi
01

Halaman
1/1
Ditetapkan

Tanggal Terbit:
01 Nopember
2014

dr. Dedy Soedjahjono


Direktur

Pengertian

Adalah penyediaan / pengendalian logistik ATK dan perabot ( alat tulis,


cetakan, blangko-blangko, dan perabot yang dibutuhkan di ruang operasi ).

Tujuan

Untuk menyediakan suplay logistik kebutuhan ATK dan perabot di ruang


operasi

Kebijakan

Di ruang operasi harus selalu tersedia alat tulis kantor (ATK) dan perabot
yang memadai baik jumlah dan mutunya untuk membantu kelancaran
operasi

Prosedur

1. Penanggung jawab logistik kamar operasi mengusulkan kebutuhan


ATK dan perabot yang diperlukan
2. Kepala perawat IBS menuliskan kebutuhan yang diusulkan oleh
penanggung jawab logistik kamar operasi dalam blangko
permintaan sesuai kebutuhan yang diajukan
3. Setelah disetujui oleh kepala IBS, blangko permintaan diserahkan
ke ka.bag. keuangan dan bila disetujui dibawa kelogistik untuk
dimintakan barangnya sesuai dengan jumlah dan jenis barang yang
disetujui.
4. Sesudah barang di proses oleh petugas logistik, petugas kamar
operasi (penanggung jawab logistik kamar operasi) membawa
barang-barang yang telah disediakan sesuai permintaan ke IBS
untuk di inventaris.
Apabila barang tersebut merupakan barang yang perlu di inventariskan

PENGADAAN ALAT TULIS KANTOR DI RUANG


OPERASI

STANDART
PROSEDUR
OPERASIONAL

No.Dokumen
01/PRW/A/11/2
014

Revisi
01

Halaman
1/1
Ditetapkan

Tanggal Terbit:
01 Nopember
2014

dr. Dedy Soedjahjono


Direktur

(alat rumah tangga) maka penaggung jawab logistik kamar operasi segera
melaporkan barang tersebut ke tim inventaris Rumah Sakit Muhammadiyah
Lamongan untuk di masukkan ke dalam data inventaris
Unit terkait

Ruang operasi
Logistik
Tim inventaris

PENGADAAN LINEN DI RUANG OPERASI

STANDART
PROSEDUR
OPERASIONAL

No.Dokumen
01/PRW/A/11/2
014

Revisi
01

Halaman
1/1
Ditetapkan

Tanggal Terbit:
01 Nopember
2014

dr. Dedy Soedjahjono


Direktur

Pengertian

Kegiatan pengadaan alat tenun / linen di ruang operasi ) untuk mencukupi


kebutuhan operasi di kamar operasi.

Tujuan

1. Untuk mendapatkan linen yang baik serta jumlah yang cukup.


2. Kebutuhan linen untuk operasi tercukupi.
3. Memudahkan pemantauan dan kerusakan linen secepat mungkin
sehingga membantu kelancaran operasi.

Kebijakan

Di Ruang operasi harus selalu tersedia alat tenun / linen dalam jumlah yang
cukup dan selalu siap pakai pada saat ada pelaksanaan operasi di kamar
operasi

Prosedur

1. Pendataan linen dilakukan oleh penanggung jawab logistik kamar


operasi.
2. Kepala perawat Instalasi Bedah Sentral menganalisis dan membuat
memo pengajuan kebutuhan linen di kamar operasi kepada Direktur
untuk dimintakan rekomendasi.
3. Hasil rekomendasi di informasikan kebagian tim inventaris dan logistik.
4. Bagian logistik memproses hasil rekomondasi dari Direktur.
5. Apabila linen sudah tersedia, bagian logistik segera menginformasikan
ke Instalasi Bedah Sentral untuk segera menganfra (mengambil).
6. Petugas IBS mengambil barang di logistik dan dicocokkan dengan
jumlah permintaan dan menginformasikan kepada tim inventaris untuk
mengecek dan memasukkan kedalam data inventaris.
7. Apabila sudah cocok, linen dibawa ke Instalasi Bedah Sentral untuk

PENGADAAN LINEN DI RUANG OPERASI

STANDART
PROSEDUR
OPERASIONAL

No.Dokumen
01/PRW/A/11/2
014

Revisi
01

Halaman
1/1
Ditetapkan

Tanggal Terbit:
01 Nopember
2014

dr. Dedy Soedjahjono


Direktur

diiventaris dan dipakai sebagaimana mestinya.


Unit terkait

Ruang operasi
Logistik dan Tim Inventaris

PEMELIHARAAN PERALATAN DI RUANG


OPERASI

STANDART
PROSEDUR
OPERASIONAL

No.Dokumen
01/PRW/A/11/2
014

Revisi
01

Halaman
1/1
Ditetapkan

Tanggal Terbit:
01 Nopember
2014

dr. Dedy Soedjahjono


Direktur

Pengertian

Adalah pemeliharaan peralatan merupakan hal penting dalam proses


kelanjutan tindakan pembedahan, maka dari itu, pemeliharaan peralatan
harus dilakukan secara rutin agar peralatan yang ada dapat terpelihara
dengan baik.

Tujuan

1. Peralatan yang ada di kamar operasi dapat terpelihara dengan baik dan
siap pakai.
2. Mengetahui kerusakan peralatan di kamar operasi sedini mungkin.
3. Mengusulkan pengadaan peralatan pengganti

Kebijakan

Semua peralatan yang ada di Instalasi Bedah Sentral harus dipelihara


dengan baik dari segi jumlah, mutu serta diusahakan dapat bertahan lama
untuk mendukung kegiatan pembedahan.

Prosedur

1. Peralatan / Instrumen siap pakai.


a. Setelah alat digunakan, rendam dalam larutan desinfektan kurang
lebih 15 menit.
b. Setelah alat-alat direndam lalu dicuci, bila perlu untuk alat alat yang
bergaris disikat agar kotoran yang menempel dapat mudah
dibersihkan.
c. Bilas peralatan dengan air bersih yang mengalir.
d. Setelah bersih, alat dilap dan dikeringkan.
e. Kemas dalam bak instrumen dan bungkus dengan duk rangkap dua.
f. Alat alat yang runcing dan tajam harus dijaga dan dilindungi agar
tidak mudah patah/ tumpul.

PEMELIHARAAN PERALATAN DI RUANG


OPERASI

STANDART
PROSEDUR
OPERASIONAL

No.Dokumen
01/PRW/A/11/2
014

Revisi
01

Halaman
1/1
Ditetapkan

Tanggal Terbit:
01 Nopember
2014

dr. Dedy Soedjahjono


Direktur

g. Alat-alat yang berat/ besar di letakkan di bagian bawah.


h. Setelah alat terbungkus, beri tanda / indikator dan catat tnggal,
bulan dan tahun penyeterilan.
i. Setelah steril simpan dalam lemari instrumen.
2. Peralatan kedokteran ( Suction, Alat diatermi, meja operasi ).
a. Setelah dipakai bersihkan alat tersebut dari darah, lendir maupun
kotoran lain yang melekat.
b. Untuk stik cauther setelah dibersihkan langsung ditempatkan pada
tempat/ toples steril yang di dalamnya berisi tab. Formalin.
c. Simpan alat alat tersebut pada tempat yang aman agar selalu siap
pakai.
3.Peralatan-peralatan yang ada lainnya ( AC, Lampu operasi ).
a. Bersihkan peralatan tersebut dari debu, darah dan kotoran lain setiap
hari.
b. Bekerja sama dengan bag. IPS untuk pemeliharaan peralatan berkala.
Unit terkait

Instalasi Bedah Sentral


Instalasi Pemeliharaan Sarana.

PENGECEKAN ALAT DI RUANG OPERASI

STANDART
PROSEDUR
OPERASIONAL

No.Dokumen
01/PRW/A/11/2
014

Revisi
01

Halaman
1/1
Ditetapkan

Tanggal Terbit:
01 Nopember
2014

dr. Dedy Soedjahjono


Direktur

Pengertian

Suatu tindakan untuk melakukan pengecekan alat-alat instrumen sehingga


alat dalam kondisi siap pakai untuk membantu kelancaran tindakan
pembedahan.

Tujuan

1.
2.
3.
4.

Kebijakan

Setiap alat yang digunakan untuk operasi harus dicek jumlah dan
kondisinya sebelum dan sesudah operasi.

Prosedur

1. Setiap membuka alat yang akan digunakan untuk pembedahan perawat


intrumen harus mengetahui tentang jumlah dan kondisi peralatan yang
akan digunakan.
2. Setelah selesai pembedahan perawat instrumen bertanggung jawab
penuh atas jumlah dan kondisi peralatan yang digunakan sesuai dengan
sebelum pembedahan.
3. Yakinkan peralatan tetap utuh baru kemudian diset dan disterilkan lagi.

Unit terkait

Instalasi Bedah Sentral

Kehilangan peralatan dapat diketahui sedini mungkin.


Alat dalam kondisi utuh dan siap pakai.
Membantu kelancaran pembedahan.
Membuang peralatan yang tidak dapat dipakai lagi / yang sudah
kedaluwarsa

PENGATURAN KERJA SAMA DISIPLIN ANTAR


KAMAR OPERASI

STANDART
PROSEDUR
OPERASIONAL

No.Dokumen
01/PRW/A/11/2
014

Revisi
01

Halaman
1/1
Ditetapkan

Tanggal Terbit:
01 Nopember
2014

dr. Dedy Soedjahjono


Direktur

Pengertian

Pengaturan kerjasama antar disiplin di kamar operasi ialah prosedur yang


menerangkan langkah-langkah / tata cara dalam pelaksanaan pertemuan
berkala antar disiplin di kamar operasi bedah.

Tujuan

Sebagai pedoman dalam pelaksanaan, pertemuan berkala antar disiplin di


kamar operasi bedah rumah sakit xxx

Kebijakan

Direktur RS menetapkan kebijakan dan prosedur pelaksanaan pertemuan


berkala antar disiplin di Kamar Operasi setiap 1 bulan sekali.

Prosedur

Unit terkait

a.

Kepala kamar operasi menentukan jadwal pertemuan berkala.

b.

Kepala kamar operasi menginformasikan waktu pertemuan


berkala.

c.

Kepala kamar operasi mengundang unit terkait sehari sebelum


pertemuan.

d.

Kepala kamar operasi memimpin rapat pertemuan berkala pada


hari yang ditentukan.

Kamar Operasi.
Poliklinik Spesialis.

Dokumen terkait

1. Jadwal pertemuan berkala antar disiplin di Kamar Operasi.


2. Formulir Undangan Pertemuan Berkala.

PELAKSANAAN RAPAT RUTIN DI RUANG


OPERASI

STANDART
PROSEDUR
OPERASIONAL

No.Dokumen
01/PRW/A/11/2
014

Revisi
01

Halaman
1/1
Ditetapkan

Tanggal Terbit:
01 Nopember
2014

dr. Dedy Soedjahjono


Direktur

Pengertian

Rapat rutin merupakan program pelaksanaan / pertemuan bersama staf


kamar operasi yang dilakukan satu minggu sekali secara rutin.

Tujuan

1. Membahas permasalahan yang ada di kamar operasi.


2. Untuk melaksanakan evaluasi kegiatan.
3. Untuk merencanakan kegiatan selanjutnya.

Kebijakan

1. Kepala kamar operasi membuat dan menetapkan prosedur untuk


pelaksanaan rapat.
2. Kepala ruangan dan staf melaksanakan pertemuan sesuai dengan jadwal
yang sudah di rencanakan.
3. Kebijakan ini berlaku dan dilaksanakan sejak tanggal ditetapkan sampai
dengan ada perubahan.

Prosedur

1.
2.
3.
4.
5.

Unit terkait

Kamar Operasi.

Dokumen Terkait

1.
2.
3.

Menentukan jadwal dan tempat rapat.


Membuat surat undangan rapat.
Menyebarkan undangan rapat kepada staf kamar operasi.
Semua anggota yang menerima undangan wajib hadir pada waktunya.
Rapat dilaksanakan pada tempat dan waktu yang ditentukan.

Surat Undangan.
Jadwal.
Notulen Rapat.

ON CALL (SIAP PANGGIL) PETUGAS DI


RUANG OPERASI

STANDART
PROSEDUR
OPERASIONAL

No.Dokumen
01/PRW/A/11/2
014

Revisi
01

Halaman
1/1
Ditetapkan

Tanggal Terbit:
01 Nopember
2014

dr. Dedy Soedjahjono


Direktur

Pengertian

Adalah memanggil tenaga / petugas kamar operasi sewaktu-waktu bila


diperlukan.

Tujuan

1. Memperlancar jalannya kegiatan operasi di Instalasi Bedah Sentral.


2. Agar kekurangan tenaga bisa terpenuhi.

Kebijakan

Petugas Instalasi bedah Sentral harus selalu siap 24 jam

Prosedur

1.

Unit terkait

Kamar Operasi
Petugas Front office
Satpam

Bila Instalasi Bedah Sentral kekurangan tenaga ( bila ada operasi


dobel ) maka memanggil petugas on call saat itu juga dengan melihat
jadwal dinas yang kebetulan hari itu libur.
2. Untuk petugas on call yang mempunyai alat komunikasi, hubungi
petugas Front office / Satpam untuk menghubungkan dengan yang
bersangkutan, atau enanggung jawab shift langsung menghubungi yang
bersangkutan
3. Petugas on call yang telah menerima informasi langsung datang ke
Instalasi Bedah Sentral untuk membantu operasi. Bila petugas on call
tidak sanggup diusahakan mencari pengganti petugas on call yang
lain.

DRAPPING PADA PASIEN YANG AKAN


DILAKUKAN PEMBEDAHAN

STANDART
PROSEDUR
OPERASIONAL

No.Dokumen
01/PRW/A/11/2
014

Revisi
01

Halaman
1/1
Ditetapkan

Tanggal Terbit:
01 Nopember
2014

dr. Dedy Soedjahjono


Direktur

Pengertian

Drapping adalah suatu prosedur menutup pasien yang sudah berada diatas
meja operasi dengan menggunakan alat tenun steril

Tujuan

Memberi batas tegas daerah steril pada daerah pembedahan setelah kulit
didesinfeksi

Kebijakan

Semua petugas kamar operasi harus melakukan sesuai prosedur yang ada

Prosedur

Prinsip Drapping :
1. Harus dilaksanakan dengan teliti dan hati hati
2. Perawat instrumen (Scrub Nurse)harus memahami dengan tepat
prosedur drapping
3. Drape / doek yang terpasang tidak boleh dipindah pindahkan,
sampai operasi berakhir, dan harus dijaga sterilitasnya
4. Pakailah duk klem pada setiap sudut daerah sayatan agar alat tenun
tidak mudah bergeser
5. Tim bedah yang memakai baju steril harus selalu menghadap
tempat yang sudah tertutup alat tenun steril
6. Perawat Sirculer (circulating Nurse) harus berdiri menghadap
scrub nurse
untuk mengingatkan jangan sampai drapping
terkontaminasi
7. Bila alat tenun steril terkontaminasi harus diganti

8. Sekitar lantai tidak boleh ada genangan air

DRAPPING PADA PASIEN YANG AKAN


DILAKUKAN PEMBEDAHAN

STANDART
PROSEDUR
OPERASIONAL

No.Dokumen
01/PRW/A/11/2
014

Revisi
01

Halaman
1/1
Ditetapkan

Tanggal Terbit:
01 Nopember
2014

dr. Dedy Soedjahjono


Direktur

9. Hindari mengibas alat tenun steril terlalu tinggi sehingga dapat


menyentuh lampu operasi / alat alat lain
10. Lindungilah sarung tangan dengan cara meletakkan tangan dibawah
lipatan pada saat drapping, hindari menyentuh kulit pasien
11. Jika pemasangan alat tenun steril sudah selesai dan ada yang jatuh
dibawah batas pinggang jangan diambil
12. Jika ragu ragu terhadap sterilitas alat tenun, maka alat tenun
tersebut harus dinyatakan sudah terkontaminasi
Unit terkait

Kamar Operasi

PEMBERSIHAN KAMAR OPERASI

No.Dokumen
01/PRW/A/11/2014
STANDART
PROSEDUR
OPERASIONAL

Revisi
01

Halaman
1/1
Ditetapkan

Tanggal Terbit:
01 Nopember 2014
dr. Dedy Soedjahjono
Direktur

Pengertian

Kegiatan pembersihan Kamar Operasi setelah tindakan / tidak ada tindakan


agar kebersihan dan kesterilan tetap terjaga.

Tujuan

Untuk menjaga kebersihan dan sterilitas Kamar Operasi .

Kebijakan

Setiap kali selesai operasi diharuskan dilakukan pembersihan Kamar


Operasi.

Prosedur

1. Setelah Operasi selesai, alat alat dibersihkan dan ditata dengan rapi.
2. Kamar Operasi dibersihkan oleh tenaga kebersihan dibantu oleh
petugas kamar operasi.
3. Lantai kamar operasi dipel dengan larutan Lisol / larutan pembersih
lantai.
4. Kamar Operasi dilakukan penyinaran Ultra Violet bila tidak ada
acara berikutnya, ( atau langsung dilakukan Ultra Violet setelah
dipergunakan operasi dengan kasus infeksi atau kasus kasus operasi
yang kotor ).

Unit terkait

5. Dilakukan Fogging / pengkabutan dengan anti septik.


Petugas kamar operasi

No.Dokumen
01/PRW/A/11/2014
STANDART
PROSEDUR
OPERASIONAL

Revisi
01

Halaman
2/2
Ditetapkan

Tanggal Terbit:
01 Nopember 2014
dr. Dedy Soedjahjono
Direktur

You might also like