Professional Documents
Culture Documents
STROKE ISKEMIK
PEMBIMBING :
Dr. Hastari Soekardi, Sp.S
PENYUSUN :
Charisha Nadia
03009051
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmatNya, penulis dapat menyelesaikan makalah laporan kasus dengan judul Stroke Iskemik.
Laporan kasus ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas dalam kepaniteraan klinik di
bagian Neurologi RSUP Fatmawati.
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian makalah ini, terutama kepada :
1. Dr. Hastari Soekardi, Sp.S, selaku pembimbing laporan kasus penulis
2. Seluruh dokter dan staff SMF Neurologi RSUP Fatmawati
3. Rekan-rekan kepaniteraan klinik Neurologi RSUP Fatmawati atas bantuan dan
dukungannya
Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, oleh
karena itu segala kritik dan saran guna penyempurnaan makalah ini sangat diharapkan.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, terutama dalam bidang
Neurologi.
Oktober, 2013
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Stroke adalah penyebab utama disabilitas dan penyebab ketiga kematian di Amerika Serikat.
Lebih dari 700.000 orang per tahun menderita stroke untuk pertama kalinya di Amerika
Serikat, dengan 20% nya meninggal satu tahun setelah serangan stroke. Jika hal ini terus
berlanjut, angka tersebut akan naik menjadi 1 juta orang per tahun pada tahun 2050.1
Definisi stroke menurut WHO 1986 dan PERDOSSI 1999 adalah tanda-tanda klinis yang
berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal atau global dengan gejala-gejala yang
berlangsung selama 24 jam atau lebih menyebabkan kematian, tanpa adanya penyebab lain
yang jelas selain vaskular.2
Stroke ditandai dengan menurunnya perfusi secara mendadak pada sirkulasi darah di suatu
area otak, menyebabkan penurunan fungsi neurologis. Stroke dapat diklasifikasikan menjadi
stroke iskemik atau stroke hemoragik. Stroke iskemik akut adalah stroke yang disebabkan
oleh trombosis atau emboli, dan lebih sering terjadi daripada stroke hemoragik.
BAB II
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS
No. RM
: 02160749
Nama
: Ny AS
Jenis kelamin
: Perempuan
Usia
: 46 tahun
Pendidikan
: Tamat SLTA
Agama
: Islam
Status perkawinan
: Menikah
Alamat
II. ANAMNESIS
Dilakukan autoanamnesis dan alloanamnesis pada bangsal Teratai lantai IV Selatan,
tanggal 6 Oktober 2013
Keluhan Utama : Kelemahan lengan dan tungkai kanan secara mendadak sejak 1 hari
SMRS
Riwayat Penyakit Sekarang :
Os merasakan lengan dan tungkai kanan mendadak lemas dan tidak bisa digerakkan pada
pagi subuh setelah bangun tidur. Selain itu, os mengeluhkan bicaranya menjadi pelo, dan
kesemutan pada tubuh sesisi sebelah kanan. Sebelumnya os dalam keadaan baik-baik
saja. Penurunan kesadaran, nyeri pada seluruh kepala, dan muntah disangkal. Demam dan
kejang disangkal. Saat makan dan minum os tidak tersedak. Os menyangkal adanya
3
: Compos mentis
GCS
: E4V5M6 = 15
Sikap
: Berbaring
Koperasi
: Kooperatif
Keadaan Gizi
: Cukup
Tekanan Darah
: 160/90 mmHg
Nadi
: 80 x/menit
Suhu
: 36,5oC
Pernafasan
: 20 x/menit
Keadaan Lokal
Trauma Stigmata
:-
Perdarahan perifer
KGB
Kepala
Mata
: konjungtiva anemis -/-, ptosis -/-, lagoftalmus -/-, pupil bulat isokor,
diameter 3mm/3mm, refleks cahaya langsung +/+, refleks cahaya tidak
langsung +/+
Telinga
Hidung
Mulut
Tenggorok
Leher
Pemeriksaan Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Pemeriksaan Paru
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: timpani
5
Auskultasi
Punggung
Pemeriksaan Ekstremitas
Atas
Bawah
: E4V5M6 = 15
Kaku kuduk
:-
Laseque
: >700 / >700
Kerniq
Brudzinsky I
:-
Brudzinsky II
:-/-
Nervus Kranialis
N. I (Olfaktorius)
Normosmia + / +
N. II (Optikus)
Acies visus
: baik / baik
: baik / baik
Funduskopi
: tidak dilakukan
: ortoposisi + / +
Nasal
: +/+
Temporal
: +/+
Nasal atas
: +/+
6
Temporal atas
: +/+
Nasal bawah
: +/+
Temporal bawah
: +/+
Exopthalmus
:-/-
Nystagmus
:-/-
Pupil
Bentuk
: +/+
: +/+
Reflek konvergensi
: +/+
N. V (Trigeminus)
Cabang Motorik
Gerakan rahang
: baik / baik
Menggigit
: baik / baik
Cabang sensorik
Ophtalmicus
: baik / baik
Maksilaris
: baik / baik
Mandibularis
: baik / baik
Refleks
Kornea
: +/+
Jaw reflex
:-/-
N. VII (Fascialis)
Motorik
Sikap wajah
Angkat alis
: baik/baik
: baik/baik
Menyeringai
: mencong ke kiri
7
Plika nasolabialis
Rasa kecap
: baik/baik
Kesan
Sensorik
Pengecapan lidah 2/3 depan : baik
N. VIII (Vestibulocochlearis)
Vestibular
Vertigo
:-
Nistagmus
: -/-
Koklearis
: baik
: di tengah
: baik / baik
N. XI (Accesorius)
Mengangkat bahu
: baik / baik
Menoleh
: baik / baik
N.XII (Hypoglossus)
Pergerakkan lidah
: baik
Menjulurkan lidah
Atrofi
:-
Fasikulasi
:-
Tremor
:-
Kesan
Sistem Motorik
Trofi
: eutrofi
8
Tonus
: normotonus
Kekuatan otot :
Ekstremitas atas proksimal - distal
: 2222/5555
: 2222/5555
Gerakkan involunter :
Tremor
:-/-
Chorea
:-/-
Atetose
:-/-
Miokloni
:-/-
Tics
:-/-
Sistem Sensorik
Propioseptif
Getar : tidak dilakukan
Sikap : baik / baik
Eksteroseptif
Nyeri : baik / baik
Suhu : baik / baik
Raba : baik / baik
Refleks Fisiologis
Kornea
:+/+
Biceps
: +3/+2
Triceps
: +2/+2
Dinding perut : + / +
Patella
: +3/+2
Achilles
: +2/+2
Refleks Patologis
9
Hoffman Tromer
:-/-
Babinsky
:+/-
Chaddok
:+/-
Gordon
:-/-
Schaefer
:-/-
Klonus patella
:-/-
Klonus achilles
:-/-
Fungsi Serebelar
Ataxia
Tes Romberg
Disdiadokokinesia
Jari-jari
Jari-hidung
Tumit-lutut
Rebound phenomenon
Hipotoni
:-/-
Fungsi Luhur
Astereognosia
:-
Apraxia
:-
Afasia
:-
Fungsi Otonom
Miksi
: baik
Defekasi
: baik
Sekresi keringat
: baik
Keadaan Psikis
10
Intelegensia
: baik
Tanda regresi
:-
Demensia
:-
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
Pemeriksaan
Hasil
Nilai Rujukan
Hb
14,0
Hematokrit
41
33-45 %
Leukosit
9,8
5,0-10,0 ribu/uL
Trombosit
383
150-440 ribu/uL
Eritrosit
4,49
4,40-5,90 ribu/uL
VER
91,6
80,0-100,0 fl
HER
31,3
26,0-34,0 g/dL
KHER
34,1
32,0-36,0 pg
RDW
12,7
11,5-14,5 %
Basofil
0-1%
Eosinofil
1-3%
Neutrofil
76
50-70%
Limfosit
17
20-40%
Monosit
2-8%
SGOT
17
0-34 U/I
SGPT
12
0-40 U/I
2,8
<7 mg/dL
Ureum darah
13
20-40 mg/dL
Kreatinin darah
0,5
0,6-1,5 mg/dL
Hematologi
VER/KHER/HER/RDW
Hitung Jenis
Fungsi Hati
Fungsi Ginjal
11
Diabetes
Gula Darah Puasa
149
80-100 mg/dL
HbA1C
6,6
4,5-6,3 mg/dL
154
70-140 mg/dL
Trigliserida
96
<150 mg/dL
Kolesterol total
153
<200 mg/dL
Kolesterol HDL
57
34-87 mg/dL
Kolesterol LDL
77
<130 mg/dL
Natrium
141
135-147 mmol/L
Kalium
4,07
3,10-5,10 mmol/L
Klorida
103
95-108 mmol/L
Lemak
Elektrolit Darah
Foto Thoraks
12
13
CT Scan
14
VI. RESUME
Os merasakan lengan dan tungkai kanan mendadak lemas dan tidak bisa digerakkan pada
pagi subuh setelah bangun tidur. Selain itu, os mengeluhkan bicaranya menjadi pelo, dan
kesemutan pada tubuh sesisi sebelah kanan (hemiparestesi dextra). Penurunan kesadaran,
nyeri pada seluruh kepala, dan muntah disangkal. Demam dan kejang disangkal.
Os memiliki riwayat hipertensi sejak lama, hipertensi tidak terkontrol. Os rutin
menggunakan pil KB. Os mengaku jarang berolahraga.
Ibu os menderita penyakit hipertensi dan stroke. Ayah os menderita penyakit diabetes
mellitus.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis, GCS E4M6V5, tekanan
darah 160/80 mmHg, nadi 80 x/menit, napas 20 x/menit, suhu 36,5oC. Status generalis
dalam batas normal. Status neurologis didapatkan parese N. VII dextra sentral, parese N.
XII dextra sentral, dan hemiparesis dextra.
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan GDP 149 mg/dL, GDS 154 mg/dL, HBA1C
6,6 mg/dL. Pemeriksaan foto thoraks didapatkan cor dan pulmo dalam batas normal.
Pemeriksaan CT Scan didapatkan kesan infark periventrikel lateralis bilateral dan
capsula eksterna kiri.
Diagnosis etiologis
: Stroke Iskemik
Diagnosis topis
: Subkorteks
VIII. PENATALAKSANAAN
Non-Medikamentosa :
15
Bagian kepala dan dada ditinggikan 20-30o dengan kepala dan dada pada satu
bidang
O2 3 L per menit
Medikamentosa :
Aspirin 1 x 80 mg
Cilostazol 2 x 50 mg
Mannitol 4 x 100 cc
Citicoline 2 x 1000 mg
Asam folat 2 x 1
Amlodipin 1 x 5 mg
Simvastatin 1 x 20 mg
IX. PROGNOSIS
Ad vitam
: Dubia ad bonam
16
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Stroke iskemik adalah stroke yang terjadi akibat obstruksi atau bekuan di satu atau lebih
arteri besar pada sirkulasi serebrum. Obstruksi dapat disebabkan oleh bekuan (trombus) yang
terbentuk di dalam suatu pembuluh otak atau organ distal.3
Etiologi
Terdapat beragam penyebab stroke trombotik dan embolik primer, termasuk aterosklerosis,
arteritis, keadaan hiperkoagulasi, dan penyakit jantung struktural. Namun trombosis yang
menjadi penyulit aterosklerosis merupakan penyebab pada sebagian besar kasus stroke
trombotik, dan emobolus dari pembuluh besar atau jantung merupakan penyebab tersering
stroke embolik.3
Beberapa penyebab stroke iskemik :3
Trombosis
o Aterosklerosis (tersering)
o Vaskulitis : arteritis temporalis, poliarteritis nodosa
o Robeknya arteri : karotis, vertebralis (spontan atau traumatik)
o Gangguan darah : polisitemia, hemoglobinopati (penyakit sel sabit)
Embolisme
o Sumber di jantung : fibrilasi atrium (tersering), infark miokardium, penyakit
jantung rematik, penyakit katup jantung, katup prostetik, kardiomiopati
iskemik
o Sumber tromboemboli aterosklerotik di arteri : bifurkatio karotis komunis,
arteri vertebralis distal
o Keadaan hiperkoagulasi : kontrasepsi oral, karsinoma
Vasokonstriksi
o Vasospasme serebrum setelah perdarahan subarachnoid
Terdapat empat subtipe dasar pada stroke iskemik berdasarkan penyebab : lakunar, trombosis
pembuluh besar dengan aliran pelan, embolik, dan kriptogenik.
o Stroke lakunar
Infark lakunar terjadi karena penyakit pembuluh halus hipertensif dan menyebabkan
sindrom stroke yang biasanya muncul dalam beberapa jam atau kadang-kadang lebih
lama. Infark lakunar merupakan infark yang terjadi setelah oklusi aterotrombotik atau
hialin lipid salah satu dari cabang-cabang penetrans sirkulus Willisi, arteri serebri
media, atau arteria vertebralis dan basilaris. Masing-masing cabang ini sangat halus
dan menembus jauh ke dalam substansia grissea dan alba serebrum batang otak.
Cabang-cabang ini rentan terhadap trombosis dari penyakit aterotrombotik atau akibat
terjadinya penebalan lipohialinotik. Trombosis yang terjadi di dalam pembuluhpembuluh ini menyebabkan daerah-daerah infark yang kecil, lunak, dan disebut
lakuna. Gejala-gejala mungkin sangat berat, walaupun terisolasi dan berbatas tegas,
bergantung pada kedalaman pembuluh yang terkena menembus jaringan sebelum
mengalami trombosis.
Terdapat empat sindrom lakunar yang sering dijumpai : hemiparesis motorik murni
akibat infark kapsula interna posterior, hemiparesis motorik murni akibat infark pars
anterior kapsula interna, stroke sensorik murni akibat infark talamus, dan hemiparesis
ataksik atau disartria serta gerakan tangan atau lengan yang canggung akibat infark
pons basal. Sampai saat ini sudah teridentifikasi lebih dari 30 sindrom lakunar, dan
patologi intravaskular biasanya adalah lipohialinosis atau mikroateroma dengan
bekuan di dalam lumen vaskuler. Perubahan-perubahan pada pembuluh ini hampir
selalu disebabkan oleh disfungsi endotel karena penyakit hipertensi persisten.3
o Stroke trombotik
Sebagian besar dari stroke ini terjadi saat tidur, saat pasien relatif mengalami
dehidrasi dan dinamika sirkulasi menurun. Gejala dan tanda yang terjadi akibat stroke
iskemik bergantung pada lokasi sumbatan dan tingkat aliran kolateral jaringan otak
yang terkena. Stroke ini sering berkaitan dengan lesi aterosklerotik yang
menyebabkan penyempitan atau stenosis di arteria karotis intena, atau yang lebih
jarang di pangkal arteri serebri media atau di taut arteria vertebralis dan basilaris.
Tidak seperti trombosis arteria koronaria, yang oklusi pembuluhnya cenderung terjadi
mendadak dan total, trombosis pembuluh otak cenderung memiliki awitan bertahap,
bahkan berkembang dalam beberapa hari. Pola ini menyebabkan timbulnya istilah
18
dan evaluasi klinis yang ekstensif. Mungkin kausa tersebut tetap tidak jelas selama
beberapa bulan atau tahun, ketika kemudian muncul kembali gejala serupa yang
kausanya diketahui. Namun, sebagian besar stroke yang kausanya tidak jelas terjadi
pada pasien yang profil klinisnya tidak dapat dibedakan dari mereka yang mengidap
aterotrombosis.3
Faktor Resiko
Faktor resiko untuk terjadinya stroke iskemik dibagi menjadi faktor resiko Nonmodifiable
dan modifiable.2
Faktor resiko Nonmodifiable, yaitu :
o Usia
o Ras
o Jenis kelamin
o Etnis
o Genetik/keturunan
Faktor resiko modifiable, yaitu :
o Hipertensi
o Diabetes mellitus
o Penyakit jantung : fibrilasi atrium, penyakit katup jantung, dll
o Hiperkolesterolemia
o Transient Ischemic Attack (TIA) : defisit neurologis sementara tanpa bukti adanya
lesi iskemik pada gambaran radiologi.
o Stenosis karotis
o Hiperhomosisteinemia
o Alkohol, merokok, obat-obatan, obesitas, inaktivitas
o Penggunaan kontrasepsi oral
20
Gejala klinis utama yang berkaitan dengan insufisiensi arteri ke otak mungkin berkaitan
dengan pengelompokan gejala dan tanda berikut yang tercantum dibawah ini dan disebut
sindrom neovaskular.
1. Arteria karotis interna (sirkulasi anterior : gejala biasanya unilateral).
Lokasi tersering lesi adalah bifurkasio arteria karotis komunis ke dalam arteria karotis
interna dan eksterna. Cabang-cabang arteri karotis interna adalah arteria oftalmika,
arteria komunikans posterior, arteria koroidalis anterior, arteri serebri anterior, dan
arteria serebri media.
o Dapat terjadi kebutaan satu mata (episodik dan disebut Amaurosis Fugaks),
akibat insufisiensi arteria retinalis
o Gejala sensorik dan motorik di ekstremitas kontralateral karena insufisiensi
arteria serebri media
o Lesi dapat terjadi di daerah antara arteria serebri anterior dan media atau
arteria serebri media. Gejala mula-mula timbul di ekstremitas atas (misalnya
tangan lemah, baal) dan mungkin mengenai wajah (kelumpuhan tipe
supranukleus). Apabila lesi di hemisfer dominan, maka terjadi afasia ekspresif
karena keterlibatan daerah bicara motorik Broca.3
2. Arteria serebri media (tersering)
o Hemiparesis atau monoparesis kontralateral (biasanya mengenai lengan)
o Kadang-kadang hemianopsia (kebutaan) kontralateral
o Afasia global (apabila hemisfer dominan terkena) : gangguan semua fungsi
yang berkaitan dengan bicara dan komunikasi
o Disfasia3
3. Arteria serebri anterior (kebingungan adalah gejala utama)
o Kelumpuhan kontralateral yang lebih besar di tungkai : lengan proksimal juga
mungkin terkena; gerakan volunter tungkai yang bersangkutan terganggu
o Defisit sensorik kontralateral
o Demensia, gerakan menggenggam, refleks patologis (disfungsi lobus
frontalis)3
4. Sistem vertebro-basiler (sirkulasi posterior : manifestasi biasanya bilateral)
o Kelumpuhan di satu sampai keempat ekstremitas
o Meningkatnya refleks tendon
o Ataksia
21
Diagnosis
Diagnosis serangan stroke ditegakkan berdasarkan temuan klinis. CT Scan kepala tanpa
kontras merupakan pemeriksaan baku emas untuk perdarahan otak. Bila tidak memungkinkan
dilakukan CT Scan, maka dapat menggunakan algoritma skor Gajah Mada, Djunaedi, atau
Siriraj. Pungsi lumbal dapat dilakukan bila ada indikasi khusus. MRI dilakukan untuk
menentukan lesi patologik stroke lebih tajam. Neurosonografi dilakukan untuk mendeteksi
stenosis pembuluh darah ekstrakranial dan intrakranial dalam membantu evaluasi diagnostik,
etiologik terapi, dan prognostik.2
22
Penatalaksanaan
Prinsip dasar penatalaksanaan stroke akut adalah upaya memulihkan tekanan perifer otak,
mencegah kematian sel otak, mengoptimalkan metabolisme, dan mencegah terjadinya proses
patologis yang mengiringi serangan otak tersebut.2
Untuk penatalaksanaan stroke iskemik akut adalah sebagai berikut.
Asetosal (ASA) dosis kecil 50-100 mg dapat diberikan dalam 48 jam pertama bila
sudah dibuktikan tidak didapatkan perdarahan transformasi atau perdarahan.
23
DAFTAR PUSTAKA
1. Jauch EC. Ischemic stroke. Available at : emedicine.medscape.com/article/1916852overview. Accessed on : October 13th, 2013.
2. PERDOSSI. Updates in neuroemergencies II. Jakarta : Balai penerbit FKUI ; 2004.
3. Hartwig MS. Penyakit serebrovaskular. In : Price SA, Wilson LM, editors.
Patofisiologi : konsep klinis proses-proses penyakit. 6th ed. Jakarta : Penerbit buku
kedokteran EGC ; 2003.
24