You are on page 1of 176

KEMENTERIAN PERTANIAN

DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN


Nomor : /HK../C//2014
TENTANG
PEDOMAN TEKNIS
SEKOLAH LAPANGAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU
(SL-PTT) PADI DAN JAGUNG
TAHUN ANGGARAN 2014
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN,
Menimbang :

a.

bahwa dalam rangka ketahanan pangan


nasional untuk memenuhi kebutuhan
konsumsi maka perlu diupayakan
peningkatan produksi tanaman pangan;

b.

bahwa untuk mewujudkan peningkatan


produksi tanaman pangan terutama padi
dan jagung tahun 2014 difokuskan
melalui pendekatan SL-PTT;

c.

bahwa dalam DIPA Satuan Kerja Dinas


yang menangani Tanaman Pangan di
Provinsi dan Kabupaten/Kota Tahun
Anggaran
2014
terdapat
Kegiatan
Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia
melalui Pelaksanaan SL-PTT;

d.

bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di


atas, dipandang perlu menerbitkan
Pedoman Teknis SL-PTT Padi dan Jagung
Tahun Anggaran 2014;

Mengingat

1.

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992


tentang Sistem Budidaya Tanaman
(Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor
46, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3478);

2.

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004


tentang
Sistem
Perencanaan
Pembangunan
Nasional
(Lembaran
Negara Tahun 2004 Nomor 104,
Tambahan Lembaran Negara Nomor
4421);

3.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004


tentang
Pemerintahan
Daerah
(Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor
125, Tambahan Lembaran Negara Nomor
4437) sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008
tentang Perubahan Kedua atas UndangUndang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah Menjadi UndangUndang (Lembaran Negara Tahun 2008
Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4844);

4.

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004


tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah
Pusat
dan
Daerah
(Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor
126, Tambahan Lembaran Negara Nomor
4438);

5.

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2013


tentang Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara Tahun Anggaran 2014
(Lembaran Negara Tahun 2013 Nomor
182, Tambahan Lembaran Negara Nomor
5462);

6.

Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun


2010
tentang
Standar
Akuntansi
Pemerintah (Lembaran Negara Tahun

2010 Nomor 123, Tambahan Lembaran


Negara 5165);
7.

Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun


2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan
Fungsi
Kementerian
Negara
serta
Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi
Eselon I Kementerian Negara;

8.

Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun


2013 tentang Rencana Kerja Pemerintah
Tahun 2014;

9.

Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun


2002 tentang Pedoman Pelaksanaan
Anggaran Pendapatan Belanja Negara,
sebagamana telah diubah beberapa kali,
juncto Peraturan Presiden Nomor 53
Tahun
2010
tentang
Pedoman
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara;

10.

Keputusan Presiden Nomor 84/P/Tahun


2009 tentang Pembentukan Kabinet
Indonesia Bersatu II Periode 2009
2014;

11.

Keputusan Presiden Nomor 157/M


Tahun 2010 tentang Pengangkatan
Dalam Jabatan Struktural Eselon I di
lingkungan Kementerian Pertanian;

12.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor


134/PMK.06/2005 tentang Pedoman
Pembayaran
Dalam
Pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara;

13.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor


72/PMK.02/2013 tentang Standar Biaya
Masukan Tahun Anggaran 2014;

14.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor


156/PMK.07/2008 tentang Pedoman
Pengelolaan Dana Dekonsentrasi dan
Tugas Pembantuan juncto Peraturan
3

Menteri
Keuangan
248/PMK.07/2010;

Nomor

15.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor


81/PMK.05/2012
tentang
Belanja
Bantuan Sosial pada Kementerian
Negara/Lembaga;

16.

Peraturan Menteri Pertanian Nomor


61/Permentan/OT.140/10/2010
tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Pertanian;

17.

Peraturan Menteri Pertanian Nomor


124/Permentan/OT.140/12/2013
tentang Pelimpahan Wewenang Kepada
Gubernur Dalam Pengelolaan Kegiatan
dan
Tanggung
Jawab
Dana
Dekonsentrasi Provinsi Tahun Anggaran
2014;

18.

Peraturan Menteri Pertanian Nomor


125/Permentan/OT.140/12/2013
tentang Penugasan Kepada Gubernur
Dalam
Pengelolaan
Kegiatan
dan
Tanggung
Jawab
Dana
Tugas
Pembantuan Provinsi Tahun Anggaran
2014;

19.

Peraturan Menteri Pertanian Nomor


126/Permentan/OT.140/12/2013
tentang
Penugasan
Kepada
Bupati/Walikota
Dalam
Pengelolaan
Kegiatan dan Tanggung Jawab Dana
Tugas Pembantuan Kabupaten/Kota
Tahun Anggaran 2014;

20.

Peraturan Menteri Pertanian Nomor


129/Permentan/OT.140/12/2013
tentang Pedoman Pengelolaan Belanja
Bantuan Sosial Kementerian Pertanian
Tahun Anggaran 2014;

Memperhatikan

:
1. Daftar
Isian Pelaksanaan Anggaran
(DIPA) Induk Tahun Anggaran 2014
Satuan
Kerja
Direktorat
Jenderal
Tanaman Pangan Nomor : DIPA-018.030/AG/2014 Tanggal 5 Desember 2013.
2. Daftar
Isian Pelaksanaan Anggaran
(DIPA) Petikan Satuan Kerja Direktorat
Jenderal
Tanaman
Pangan
Tahun
Anggaran 2014
Nomor : SPDIPA018.03.1.238251/2013
Tanggal
5
Desember 2013.
M E M U T U S K A N:

Menetapkan

KESATU

: Pedoman Teknis SL-PTT Padi dan Jagung


Tahun Anggaran 2014, seperti tercantum
pada Lampiran yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Keputusan ini.

KEDUA

: Pedoman Teknis sebagaimana dimaksud


dalam diktum KESATU merupakan acuan
pelaksanaan kegiatan Pengelolaan Produksi
Tanaman Serealia Melalui Pelaksanaan SLPTT Tahun Anggaran 2014.

KETIGA

: Segala biaya yang diperlukan akibat


ditetapkannya Keputusan ini dibebankan
kepada DIPA Induk dan DIPA Petikan
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.

KEEMPAT

: Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal


ditetapkan dan berakhir pada tanggal 31
Desember 2014.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal . Januari 2014
DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN,

UDHORO KASIH ANGGORO


Nip. 19561106 198403 1 002
SALINAN Keputusan ini disampaikan kepada Yth:
1. Menteri Pertanian;
2. Wakil Menteri Pertanian;
3. Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian;
4. Inspektur Jenderal Kementerian Pertanian;
5. Gubernur Provinsi di seluruh Indonesia;
6. Bupati/Walikota di seluruh Indonesia;
7. Kepala Dinas Pertanian Provinsi yang membidangi
Tanaman Pangan di seluruh Indonesia;
8. Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota yang membidangi
Tanaman Pangan di seluruh Indonesia.

Draft
PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

Lampiran
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN
NOMOR : ......................... Tanggal ............................

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ........................................................................................

Hal
i

DAFTAR TABEL .................................................................................

iii

DAFTAR GAMBAR .............................................................................

iv

DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................

I.

PENDAHULUAN .........................................................................

A. Latar Belakang .......................................................................

B. Tujuan dan Sasaran ...............................................................

C. Pengertian-Pengertian Dalam SL-PTT ...................................

KERAGAAN, SASARAN DAN TANTANGAN SERTA PELUANG


PENINGKATAN PRODUKSI TAHUN 2014 ..................................

14

A. Keragaan Produksi .................................................................

14

B. Sasaran Produksi Tahun 2014 ...............................................

15

C. Tantangan dan Peluang Peningkatan Produksi ......................

16

II.

III. STRATEGI DAN UPAYA PENCAPAIAN PRODUKSI


TAHUN 2014 ................................................................................

19

A. Strategi...................................................................................

19

B. Upaya Pencapaian Sasaran Produksi Tahun 2014 ................

20

IV. PTT PADI DAN JAGUNG .............................................................

27

A. Prinsip-prinsip PTT .................................................................

27

B. Tahapan Penerapan PTT .......................................................

28

C. Komponen PTT Padi ..............................................................

28

D. Komponen PTT Jagung .........................................................

30

Draft
PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

E. Peran Komponen PTT ............................................................

31

F. Pemilihan Teknologi PTT .......................................................

32

G. Keuntungan Penerapan Teknologi PTT..................................

33

V. SEKOLAH LAPANGAN PTT PADI DAN JAGUNG ......................

34

A. Model Pemberdayaan Petani Melalui SL-PTT ........................

34

B. Tipe, Kriteria dan Batasan Kawasan SL-PTT .........................

37

C. Kriteria Kawasan ....................................................................

39

D. Penentuan Calon Lokasi ........................................................

48

E. Ketentuan Pelaksana SL-PTT ................................................

50

F. Persyaratan Kelompoktani Pelaksana SL-PTT .......................

50

G. Bantuan SL-PTT ....................................................................

52

H. Mekanisme Pelaksanaan SL-PTT ..........................................

56

I.

Pertemuan Kelompok SL-PTT ................................................

56

VI. PENGORGANISASIAN DAN OPERASIONAL SL-PTT ...............

57

A. Pengorganisasian SL-PTT .....................................................

57

B. Operasionalisasi SL-PTT........................................................

58

VII. PEMBIAYAAN, MEKANISME PENYALURAN BELANJA


BANTUAN SOSIAL DAN PENGADAAN ......................................

59

A. Pembiayaan ..........................................................................

59

B. Mekanisme Penyaluran Bantuan Sosial Melalui Transfer


Uang

...................................................................................

61

C. Mekanisme Pengadaan ..........................................................

71

VIII. BIMBINGAN / PEMBINAAN DAN PENDAMPINGAN ..................

73

IX. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN ...........................

75

X. PENUTUP .....................................................................................

77

LAMPIRAN .......................................................................................

79

ii

Draft
PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

DAFTAR TABEL

Hal
Tabel 1. Perkembangan Luas Panen, Produktivitas
dan Produksi Padi 2009-2013 (ARAM II BPS) ............................ 14
Tabel 2. Perkembangan Luas Panen, Produktivitas
dan Produksi Jagung 2009-2013 (ARAM II BPS) ........................ 15
Tabel 3. Persentase Kenaikan Angka Sasaran 2014
Terhadap ARAM II Tahun 2013 .................................................. 16
Tabel 4. Upaya Pencapaian Sasaran Produksi Padi
Tahun 2014................................................................................. 20
Tabel 5. Upaya Pencapaian Sasaran Produksi Jagung
Tahun 2014................................................................................. 24
Tabel 6. Komponen PTT Padi Dasar......................................................... 28
Tabel 7. Komponen PTT Padi Pilihan ....................................................... 28
Tabel 8. Tipe, Kriteria dan Orientasi Pengembangan Kawasan
Sentra Produksi Tanaman Pangan ............................................. 38
Tabel 9. Batasan Pengembangan Kawasan Padi dan Jagung
Tahun 2014................................................................................. 39
Tabel 10. Plafon Stimulan/Bantuan Saprodi SL-PTT Padi
dan Jagung Tahun 2014 ............................................................. 53

iii

Draft
PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

DAFTAR GAMBAR

Hal
Gambar 1.

Sketsa Model Pemberdayaan Petani


Melalui SL-PTT .................................................................

36

Gambar 2.

Kriteria Kawasan 1.000 Ha ...............................................

40

Gambar 3.

Laboratorium Lapangan (LL) ............................................

41

Gambar 4.

Pola SL-PTT Kawasan Pertumbuhan ...............................

43

Gambar 5.

Pola SL-PTT Kawasan Pengembangan............................

44

Gambar 6.

Pola SL-PTT Kawasan Pemantapan ................................

44

iv

Draft
PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

DAFTAR LAMPIRAN

Hal
Lampiran 1.

Sasaran Inidkatif Luas Tanam, Luas Panen,


Produktivitas dan Produksi Padi Tahun 2014 ................

69

Sasaran Inidkatif Luas Tanam, Luas Panen,


Produktivitas dan Produksi Jagungi Tahun 2014 ..........

70

Lampiran 3.

Alokasi SL-PTT Padi dan Jagung Tahun 2014..............

71

Lampiran 4.

Blangko Calon Lokasi Bantuan Sosial Budidaya


(SL-PTT/Kawasan) Tanaman Pangan

Lampiran 2.

Tahun 2014...................................................................

120

Lampiran 5.

Contoh SK Penetapan Kelompoktani ............................

123

Lampiran 6.

Rencana Usaha Kelompok (RUK).................................

126

Lampiran 7.

Surat Pernyataan Penerima dan Penggunaan


Dana Bansos ................................................................

127

Lampiran 8.

Mekanisme Pencairan Dana Bantuan SL-PTT ..............

128

Lampiran 9.

Rencana Jadwal Pelaksanaan SL-PTT Padi


Dan Jagung Tahun 2014...............................................

130

Blangko Laporan Bulanan Kecamatan


Realisasi SL-PTT Kawasan Pertumbuhan/
Pengembangan/Pemantapan .......................................

131

Blangko Laporan Bulanan Kabupaten


Realisasi SL-PTT Kawasan Pertumbuhan/
Pengembangan/Pemantapan .......................................

132

Blangko Laporan Bulanan Provinsi


Realisasi SL-PTT Kawasan Pertumbuhan/
Pengembangan/Pemantapan .......................................

133

Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten


Realisasi SL-PTT Kawasan Pertumbuhan/
Pengembangan/Pemantapan .......................................

134

Form Isian Hasil Ubinan SL-PTT Padi


/Jagung .........................................................................

135

Lampiran 10.

Lampiran 11.

Lampiran 12.

Lampiran 13.

Lampiran 14.

Draft
PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

I.
A.

PENDAHULUAN

Latar Belakang.
Pengembangan sektor tanaman pangan merupakan salah satu
strategi kunci dalam memacu pertumbuhan ekonomi pada masa
yang akan datang. Selain berperan sebagai sumber penghasil
devisa yang besar, juga merupakan sumber kehidupan bagi
sebagian besar penduduk Indonesia.
Salah satu strategi yang dilakukan dalam upaya memacu
peningkatan produksi dan produktivitas usahatani padi dan jagung
adalah dengan mengintegrasikan antar sektor dan antar wilayah
dalam pengembangan usaha pertanian.
Seiring dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk di
Indonesia, telah memunculkan kerisauan akan terjadinya keadaan
rawan pangan di masa yang akan datang. Selain itu, dengan
semakin meningkatnya tingkat pendidikan dan kesejahteraan
masyarakat terjadi pula peningkatan konsumsi per-kapita untuk
berbagai
tambahan

jenis

pangan,

ketersediaan

akibatnya
pangan

Indonesia
guna

membutuhkan

mengimbangi

laju

pertambahan penduduk yang masih cukup tinggi.


Komoditi tanaman pangan memiliki peranan pokok sebagai
pemenuh kebutuhan pangan, pakan dan industri dalam negeri
yang setiap tahunnya cenderung meningkat seiring dengan
pertambahan jumlah penduduk dan berkembangnya industri

Draft
PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

pangan dan pakan sehingga dari sisi Ketahanan Pangan Nasional


fungsinya menjadi amat penting dan strategis.
Sasaran produksi padi tahun 2014 sebesar 76.567.719 ton GKG
dan sasaran produksi jagung sebesar 20.822.599 ton PK dengan
rincian sasaran per provinsi seperti pada Lampiran 1 dan
Lampiran

2,

diupayakan

dapat

dicapai

untuk

memenuhi

kebutuhan tersebut di atas. Karena itu diperlukan upaya


peningkatan produksi yang luar biasa untuk mencapai sasaran
tersebut. Berbagai upaya peningkatan produksi dan produktivitas
telah dilaksanakan melalui Sekolah Lapangan Pengelolaan
Tanaman Terpadu (SL-PTT) sejak tahun 2008 maupun melalui
PTT atau peningkatan mutu intensifikasi pada tahun-tahun
sebelumnya.

Pelaksanaan

SL-PTT

sebagai

pendekatan

pembangunan tanaman pangan khususnya dalam mendorong


peningkatan produksi padi dan jagung nasional telah terbukti,
namun kedepan dengan tantangan yang lebih beragam maka
perlu penyempurnaan dan peningkatan kualitas.
Oleh karena itu pada tahun 2014, upaya peningkatan produksi
melalui penerapan Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman
Terpadu

(SL-PTT)

pertumbuhan,

tetap

akan

pengembangan

difokuskan
dan

melalui

pemantapan

pola

dengan

pendekatan kawasan skala luas, terintegrasi dari hulu sampai hilir,


bantuan

sebagai

instrumen

pendampingan dan pengawalan.

stimulan,

serta

dukungan

Draft
PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

Kawasan

pertumbuhan

produktivitasnya

masih

merupakan

daerah

di

produktivitas

bawah

yang

tingkat
rata-rata

wilayahnya (daerah-daerah sub-optimal) dan berpeluang untuk


ditingkatkan misalnya melalui pergantian varietas, kawasan
pengembangan merupakan daerah yang tingkat produktivitasnya
sudah mencapai rata-rata produktivitas di wilayahnya akan tetapi
belum sesuai dengan potensi hasil dan masih berpeluang untuk
ditingkatkan

misalnya

dengan

pergantian

varietas

atau

mengusahakan varietas hibrida, sedangkan kawasan pemantapan


adalah daerah yang tingkat produktivitasnya sudah di atas ratarata produktivitas wilayahnya namun masih berpeluang untuk
ditingkatkan melalui penggunaan varietas hibrida.
Luas SL-PTT Padi tahun 2014 adalah 4.625.000 ha, yang
dialokasikan pada kawasan pertumbuhan (padi pasang surut, padi
rawa lebak, padi lahan kering dan padi sawah) seluas 298.800 ha,
kawasan pengembangan (padi sawah, padi hibrida dan padi lahan
kering) seluas 592.200 ha dan luas kawasan pemantapan (padi
sawah dan padi lahan kering) seluas 3.734.000 ha. Sedangkan
SL-PTT Jagung seluas 260.000 ha, dialokasikan pada kawasan
pertumbuhan (jagung hibrida dan jagung komposit) seluas 54.700
ha, kawasan pengembangan (jagung hibrida) seluas 170.300 ha
dan kawasan pemantapan (jagung hibrida) seluas 35.000 ha.
Lebih rinci dapat dilihat pada Lampiran 3.
Dalam SL-PTT petani dapat belajar langsung di lapangan melalui
pembelajaran

dan

penghayatan
3

langsung

(mengalami),

Draft
PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

mengungkapkan, menganalisis, menyimpulkan dan menerapkan


(melakukan/mengalami kembali), menghadapi dan memecahkan
masalah-masalah terutama dalam hal teknik budidaya dengan
mengkaji bersama berdasarkan spesifik lokasi.
Melalui penerapan SL-PTT petani akan mampu mengelola
sumberdaya yang tersedia secara terpadu dalam melakukan
budidaya di lahan usahataninya berdasarkan spesifik lokasi
sehingga

petani

mengembangkan

menjadi

lebih

usahataninya

terampil

dalam

serta

rangka

mampu

peningkatan

produksi padi dan jagung. Namun demikian wilayah di luar SL-PTT


harus tetap dilakukan pembinaan, pendampingan dan pengawalan
sehingga produksi dan produktivitas tetap dapat meningkat.
Dengan fasilitasi tersebut diharapkan pelaksanaan SL-PTT
berbasis kawasan skala luas dapat terlaksana dengan baik dan
tepat sasaran sehingga dapat memberikan sumbangan terhadap
peningkatan produktivitas dan produksi tahun 2014.
Agar upaya pencapaian sasaran produksi padi dan jagung melalui
kegiatan SL-PTT tahun 2014 dapat tercapai, maka perlu untuk
menyusun Pedoman Teknis Sekolah Lapangan Pengelolaan
Tanaman Terpadu (SL-PTT) sebagai acuan bagi semua pihak
yang terkait dalam pelaksanaan kegiatan tersebut di lapangan.
Dengan adanya pedoman teknis ini, semua pihak terkait akan
berkontribusi secara positif sehingga akhirnya kegiatan ini menjadi
salah satu kegiatan yang berkontribusi terhadap pencapaian
sasaran

produksi

padi

dan
4

jagung.

Mengingat

tingginya

Draft
PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

keberagaman kondisi di masing-masing daerah dan kemampuan


adopsi inovasi, maka pedoman teknis ini diharapkan dijabarkan
oleh Dinas Pertanian Kabupaten/Kota sesuai dengan kondisi
spesifik lokasi dalam bentuk Petunjuk Teknis Pelaksanaan
Lapangan agar lebih operasional sesuai kebutuhan di lapangan
dan tidak multitafsir sedangkan Dinas Pertanian Provinsi
menjabarkan dalam bentuk Petunjuk Pelaksanaan, sehingga
kegiatan tersebut dapat dilakukan tepat waktu dan tepat sasaran.
B.

Tujuan dan Sasaran.


1. Tujuan.
a. Menyediakan acuan pelaksanaan SL-PTT padi dan jagung
melalui

pola

pertumbuhan,

pengembangan

dan

pemantapan dengan pendekatan kawasan skala luas untuk


mendukung kegiatan peningkatan produksi tahun 2014 di
Provinsi dan Kabupaten/Kota.
b. Meningkatkan koordinasi dan keterpaduan pelaksanaan SLPTT

padi

dan

jagung

melalui

pola

pertumbuhan,

pengembangan dan pemantapan dengan pendekatan


kawasan

skala

luas,

antara

Pusat,

Provinsi

dan

Kabupaten/Kota.
c. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan perubahan
sikap petani guna mempercepat penerapan komponen
teknologi PTT padi dan jagung dalam usahataninya agar

Draft
PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

replikasi/penyebarluasan teknologi ke petani sekitarnya


berjalan lebih cepat.
d. Meningkatkan produktivitas, produksi dan pendapatan serta
kesejahteraan petani padi dan jagung.
2. Sasaran.
a. Tersedianya acuan pelaksanaan SL-PTT padi dan jagung
melalui

pola

pertumbuhan,

pengembangan

dan

pemantapan dengan pendekatan kawasan skala luas untuk


mendukung kegiatan peningkatan produksi tahun 2014 di
provinsi dan kabupaten/kota.
b. Terkoordinasi dan terpadunya pelaksanaan SL-PTT padi
dan jagung melalui pola pertumbuhan, pengembangan dan
pemantapan dengan pendekatan kawasan skala luas
antara pusat, provinsi dan kabupaten/kota.
c. Meningkatnya pengetahuan, keterampilan dan sikap petani
sehingga penerapan adopsi teknologi PTT padi dan jagung
berjalan lebih cepat, dan keberlanjutan serta replikasi ke
areal yang lebih luas dapat terwujud.
d. Meningkatnya produktivitas padi inbrida sawah 0,50 ton/ha,
padi hibrida 1,0 ton/ha, padi pasang surut 0,25 ton/ha, padi
rawa lebak 0,25 ton/ha dan padi lahan kering/gogo 0,5
ton/ha pada areal SL-PTT seluas 4,625 juta ha. Untuk
jagung hibrida 1,5 ton/ha dan jagung komposit 0,5 ton/ha
pada areal SL-PTT seluas 260 ribu ha, untuk mendukung
6

Draft
PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

sasaran produksi padi tahun 2014 sebesar 76,57 juta ton


GKG dan produksi jagung sebesar 20,82 juta ton PK.

C.

Pengertian Pengertian dalam SL-PTT.


1. Pengelolaan Tanaman

Terpadu (PTT)

adalah suatu

pendekatan inovatif dalam upaya meningkatkan produktivitas


dan efisiensi usahatani melalui perbaikan sistem/pendekatan
dalam perakitan paket teknologi yang sinergis antar komponen
teknologi, dilakukan secara partisipatif oleh petani serta bersifat
spesifik

lokasi.

PTT

merupakan

inovasi

baru

untuk

memecahkan berbagai permasalahan dalam peningkatan


produktivitas padi. Teknologi intensifikasi padi bersifat spesifik
lokasi, bergantung pada masalah yang akan diatasi (demand
driven technology). Komponen teknologi PTT ditentukan
bersama-sama petani melalui analisis kebutuhan teknologi
(need

assessment).

Komponen

teknologi

PTT

dasar/compulsory adalah teknologi yang dianjurkan untuk


diterapkan di semua lokasi. Komponen teknologi PTT pilihan
adalah teknologi pilihan disesuaikan dengan kondisi, kemauan,
dan kemampuan. Komponen teknologi PTT pilihan dapat
menjadi compulsory apabila hasil KKP (Kajian Kebutuhan dan
Peluang) memprioritaskan komponen teknologi yang dimaksud
menjadi keharusan untuk pemecahan masalah utama suatu

Draft
PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

wilayah, demikian pula sebaliknya bagi komponen teknologi


dasar.
2. Kawasan adalah suatu daerah tertentu dengan ciri-ciri tertentu.
Dalam konteks pertanian kawasan yang dimaksud adalah
suatu areal (sawah, lahan kering, tadah hujan, rawa lebak,
rawa pasang surut) di lokasi tertentu tanpa memperhitungkan
batas-batas administrasi wilayah (desa/kampung), sungai,
jalan, atau batas-batas lainnya.
3. Kawasan Pertumbuhan merupakan daerah yang tingkat
produktivitasnya

masih

di

bawah

produktivitas

rata-rata

wilayahnya (daerah-daerah sub-optimal) dan berpeluang untuk


ditingkatkan misalnya melalui pergantian varietas, penerapan
teknologi usaha tani belum optimal, indeks pertanaman (IP)
belum optimal, tingkat kehilangan hasil masih tinggi.
4. Kawasan Pengembangan merupakan daerah yang tingkat
produktivitasnya sudah mencapai rata-rata produktivitas di
wilayahnya akan tetapi belum sesuai dengan potensi hasil dan
masih

berpeluang

untuk

ditingkatkan

misalnya

dengan

pergantian varietas atau mengusahakan varietas hibrida,


penerapan teknologi usaha tani sudah lebih baik dan masih
berpotensi menurun karena faktor ketidakstabilan modal usaha
tani, pemanfaatan lahan hampir optimal, tingkat kehilangan
hasil sedang tetapi mutu hasil belum optimal.
5. Kawasan Pemantapan merupakan daerah yang tingkat
produktivitasnya

sudah

di
8

atas

rata-rata

produktivitas

Draft
PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

wilayahnya namun masih berpeluang untuk ditingkatkan


melalui penggunaan varietas hibrida, penerapan teknologi
usaha tani sudah sesuai anjuran namun masih berpotensi
menurun karena faktor ketidakstabilan modal usaha tani mutu
hasil belum optimal, efisiensi usaha belum berkembang dan
optimalisasi pendapatan melalui produksi subsektor tanaman
sudah maksimal (kecuali ada introduksi teknologi baru).
6. Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman

Terpadu (SL-

PTT) adalah suatu tempat pendidikan non formal bagi petani


untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam
mengenali potensi, menyusun rencana usahatani, mengatasi
permasalahan,

mengambil

keputusan

dan

menerapkan

teknologi yang sesuai dengan kondisi sumberdaya setempat


secara

sinergis

dan

berwawasan

lingkungan

sehingga

usahataninya menjadi efisien, berproduktivitas tinggi dan


berkelanjutan. Indikator keberhasilan SL-PTT dapat dilihat dari
peningkatan pengetahuan, keterampilan dan perubahan sikap,
penerapan budidaya yang baik dan benar, peningkatan
produktivitas dan keberlanjutan serta replikasinya.
7. Laboratorium Lapangan (LL) adalah kawasan/area yang
terdapat dalam kawasan SL-PTT yang berfungsi sebagai lokasi
percontohan, temu lapang, tempat belajar dan tempat praktek
penerapan teknologi yang disusun dan diaplikasikan bersama
oleh kelompoktani/petani.

Draft
PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

8. Pemandu
Pengamat

Lapangan
Organisme

(PL)

adalah

Penyuluh

Pengganggu

Pertanian,

Tanaman

(POPT),

Pengawas Benih Tanaman (PBT) yang telah mengikuti


pelatihan SL-PTT dan berperan sebagai pendamping dan
pengawal pelaksanaan SL-PTT.
9. Pemahaman Masalah dan Peluang (PMP) atau Kajian
Kebutuhan dan Peluang (KKP) adalah tahapan pendekatan
PTT yang diawali dengan kelompoktani melakukan identifikasi
masalah di wilayah setempat dan membahas peluang
kemungkinan mengatasi masalah tersebut.
10. POSKO I - V adalah Pos Simpul Koordinasi sebagai tempat
melaksanakan

koordinasi

dalam

rangka

mendukung

kelancaran pelaksanaan SL-PTT. POSKO yang dimaksud


adalah POSKO yang telah ada misalnya POSKO P2BN.
11. Rencana Usahatani Kelompok (RUK) adalah rencana kerja
usahatani dari kelompoktani untuk satu periode musim tanam
yang disusun melalui musyawarah dan kesepakatan bersama
dalam

pengelolaan

usahatani

sehamparan

wilayah

kelompoktani yang memuat uraian kebutuhan, jenis, volume,


harga satuan dan jumlah uang yang diajukan untuk pembelian
saprodi sesuai kebutuhan di lapangan (spesifik lokasi).
12. Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan
mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan/atau limbah
organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa, berbentuk
padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan mineral
10

Draft
PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

dan/atau mikroba, yang bermanfaat untuk meningkatkan


kandungan hara dan bahan organik tanah serta memperbaiki
sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
13. Pengawalan dan Pendampingan oleh Petugas Dinas adalah
kegiatan yang dilakukan oleh petugas Dinas Pertanian Provinsi
dan Kabupaten/Kota termasuk Penyuluh, POPT, PBT, Mantri
Tani dan atau petugas lainnya sesuai dengan kebutuhan di
lapangan dalam melakukan pengawalan dan pendampingan,
guna lebih mengoptimalkan pelaksanaan kegiatan SL-PTT.
14. Pengawalan

dan

Pendampingan

oleh

Aparat

adalah

kegiatan yang dilakukan oleh TNI-AD beserta jajarannya


(Babinsa), Camat, Kades dan atau

petugas lainnya sesuai

dengan kebutuhan di lapangan dalam melakukan pengawalan


dan pendampingan, guna lebih mengoptimalkan pelaksanaan
kegiatan SL-PTT.
15. Pengawalan dan Pendampingan oleh Peneliti adalah
kegiatan yang dilakukan oleh peneliti Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian (BPTP) didukung oleh peneliti UK/UPT
Lingkup

Badan

Litbang

Pertanian

guna

meningkatkan

pemahaman dan akselerasi adopsi PTT dengan menjadi


narasumber pada pelatihan, penyebaran informasi, melakukan
uji adaptasi varietas unggul baru, demplot, dan supervisi
penerapan teknologi.
16. Pengawalan dan Pendampingan oleh Penyuluh adalah
kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh guna meningkatkan
11

Draft
PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai rekomendasi BPTP


dan secara berkala hadir di lokasi LL dan SL dalam rangka
pemberdayaan kelompoktani sekaligus memberikan bimbingan
kepada kelompok dalam penerapan teknologi. Penyuluh
diharapkan hadir pada setiap pertemuan kelompoktani di
lapangan. Pada kawasan pertumbuhan, pertemuan kelompok
minimal 8 kali selama satu musim tanam, pada kawasan
pengembangan minimal 6 kali, sedangkan pada kawasan
pemantapan minimal 4 kali selama satu musim tanam.
17. Pengawalan dan Pendampingan oleh POPT (Pengawas
Organisme

Pengganggu

pendampingan

oleh

Tanaman)

Pengawas

adalah

OPT

dalam

kegiatan
rangka

pengendalian hama terpadu.


18. Pengawalan dan Pendampingan oleh PBT (Pengawas
Benih

Tanaman)

adalah

kegiatan

pendampingan

oleh

Pengawas Benih dalam rangka pengawasan benih.


19. Wilayah Fokus adalah lokasi peningkatan produktivitas/IP di
areal/kawasan SL-PTT.
20. Wilayah

Non-Fokus

adalah

lokasi

peningkatan

produktivitas/IP di luar areal/kawasan SL-PTT.


21. Carry Over adalah sisa pertanaman kegiatan tahun berjalan
tetapi produksi tidak berkontribusi pada tahun tersebut, dan
akan berkontribusi pada tahun berikutnya.

12

Draft
PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

22. Kelompoktani adalah sejumlah petani yang tergabung dalam


satu hamparan/wilayah yang dibentuk atas dasar kesamaan
kepentingan

untuk

meningkatkan

usaha

agribisnis

dan

memudahkan pengelolaan dalam proses distribusi, baik itu


benih, pestisida, sarana produksi dan lain-lain.
23. Swadaya adalah semua upaya yang berasal dari modal petani
sendiri.
24. Benih bersubsidi adalah sejumlah tertentu benih varietas
unggul bermutu padi inbrida, padi hibrida, padi gogo/lahan
kering, jagung hibrida dan jagung komposit yang disalurkan
oleh pemerintah dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang
ditentukan oleh Pemerintah/Menteri Pertanian dan digunakan
untuk

mendukung

pelaksanaan

Program

Tanaman Pangan (SL-PTT dan Non SL-PTT).

13

Pembangunan

Draft
PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

II. KERAGAAN, SASARAN DAN TANTANGAN SERTA


PELUANG PENINGKATAN PRODUKSI TAHUN 2014
A. Keragaan Produksi.
Produksi padi dalam 5 tahun terakhir meningkat rata-rata 2,45
%/tahun, dari 64,39 juta ton GKG pada tahun 2009 menjadi 70,86
juta ton GKG pada tahun 2013 (ARAM II) sedangkan laju
peningkatan produktivitas mencapai 0,74 %/tahun dan luas panen
meningkat rata-rata 1,68 %/tahun, sebagaimana terlihat dalam
Tabel 1.
Tabel 1. Perkembangan Luas Panen, Produktivitas dan
Produksi Padi 2009-2013 (ARAM II BPS)

TAHUN

LUAS PANEN
Ha

2009

12.883.576

2010

13.253.450

2011
2012

PRODUKTIVITAS
Ku/Ha

49,99
2,87

PRODUKSI
Ton

64.398.890

50,15

0,32

66.469.394

3,22

13.203.643 (0,38)

49,80

(0,70)

65.756.904 (1,07)

13.445.524

1,83

51,36

3,13

69.056.126

5,02

2013
13.769.913
Rata-Rata

2,41
1,68

51,46

0,20
0,74

70.866.571

2,62
2,45

Produksi jagung dalam 5 tahun terakhir meningkat rata-rata 1,40


%/tahun dari 17,62 juta ton PK pada tahun 2009 menjadi 18,51 juta
ton PK pada tahun 2013 (ARAM II) sedangkan laju peningkatan
produktivitas mencapai 3,22 %/tahun dan luas panen rata-rata

14

Draft
PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

menurun sebesar 1,82 %/tahun, sebagaimana terlihat dalam Tabel


2.
Tabel 2.Perkembangan Luas Panen, Produktivitas dan Produksi
Jagung 2009-2013 (ARAM II BPS)

TAHUN

LUAS PANEN

PRODUKTIVITAS

Ha

Ku/Ha

Ton

2009

4.160.659

2010

4.131.676

(0,70)

44,36

4,70

18.327.636

3,96

2011

3.864.692

(6,46)

45,65

2,91

17.643.250

(3,73)

2012

3.957.595

2,40

48,99

7,32

19.387.022

9,88

(2,53)
-1,82

47,99

(2,04)
3,22

18.510.435

(4,52)
1,40

2013
3.857.359
Rata-Rata

42,37

PRODUKSI
17.629.748

B. Sasaran Produksi Tahun 2014


1. Padi.
Sasaran produksi padi tahun 2014 adalah 76,57 juta ton GKG
atau meningkat 6,25 % dibanding sasaran produksi tahun
sebelumnya sebesar 72,06 ton GKG. Untuk Tahun 2014,
sasaran tanam 14,82 juta ha, sasaran panen 14,31 juta ha,
sasaran produktivitas 53,50 ku/ha. Apabila dibandingkan dengan
pencapaian pada tahun 2013 (ARAM II), sasaran produksi tahun
2014 adalah 8,04 % di atas produksi 2013 (ARAM II) yaitu
sebesar 70,87 juta ton GKG, Sasaran produktivitas tahun 2014
ditetapkan sebesar 53,50 ku/ha atau meningkat 3,96 %

15

Draft
PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

dibanding produktivitas 2013 (ARAM II) yaitu sebesar 51,46


ku/ha.
2. Jagung.
Sasaran produksi jagung tahun 2014 adalah 20,82 juta ton PK
atau 12,48 % diatas produksi tahun 2013 (ARAM II) yaitu
sebesar 18,51 juta ton PK. Sasaran tanam 4,46 juta ha, sasaran
panen 4,15 juta ha dan sasaran produktivitas 50,16 ku/ha.
Tabel 3. Persentase Kenaikan Angka Sasaran 2014 Terhadap
ARAM II Tahun 2013
KOMODITAS

PADI

JAGUNG

ARAM II
2013

URAIAN

SASARAN
2014

Luas Tanam (jt Ha)

14,25

14,86

4,31

Luas Panen (jt Ha)

13,77

14,31

3,92

Produktivitas (Ku/Ha)

51,46

53,50

3,96

Produksi (jt ton GKG)

70,87

76,57

8,04

Luas Tanam (jt Ha)

3,99

4,46

11,68

Luas Panen (jt Ha)

3,86

4,15

7,51

Produktivitas (Ku/Ha)

47,99

50,16

4,52

Produksi (jt ton PK)

18,51

20,82

12,48

Sasaran produksi padi dan jagung tahun 2014, disajikan pada


Lampiran 1 dan Lampiran 2.

C. Tantangan dan Peluang Peningkatan Produksi.


Kendala antar sektoral dalam peningkatan produksi tanaman
pangan yang semakin kompleks karena berbagai perubahan dan
perkembangan

lingkungan

strategis

diluar

sektor

pertanian

berpengaruh dalam peningkatan produksi tanaman pangan.

16

Draft
PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

Tantangan utama yang dihadapi dalam upaya peningkatan produksi


tanaman pangan adalah : 1). Meningkatnya permintaan beras
sesuai dengan peningkatan jumlah penduduk, 2). Terbatasnya
ketersediaan beras dunia, dan 3). Kecenderungan meningkatnya
harga pangan.
Disamping tantangan, upaya peningkatan produksi tanaman juga
dihadapi oleh sejumlah permasalahan, yaitu antara lain : 1).
Dampak

Perubahan

Iklim

(DPI)

dan

serangan

organisme

pengganggu tumbuhan (OPT), 2). Rusaknya infrastruktur irigasi,


lingkungan dan semakin terbatasnya sumber air, 3). Konversi lahan
sawah, 4). Keterbatasan akses petani terhadap sumber-sumber
pembiayaan, 5). Kompetisi antar komoditas, 6). Tingginya konsumsi
beras sebagai pangan pokok sumber karbohidrat dan 7). Belum
sinerginya antar sektor dan PusatDaerah dalam menunjang
pembangunan pertanian khususnya produksi padi dan jagung.
Disamping tantangan dan permasalahan yang dihadapi dalam
upaya peningatan produksi tanaman pangan, terdapat sejumlah
peluang yang apabila dimanfaatkan dengan baik akan memberikan
kontribusi pada upaya peningkatan produksi. Peluang tersebut
antara lain : 1). Kesenjangan hasil antara potensi dan kondisi di
lapangan masih tinggi, 2). Tersedia teknologi untuk meningkatkan
produktivitas, 3). Potensi sumberdaya lahan sawah, rawa/lebak,
lahan kering (perkebunan, kehutanan) yang masih luas, 4).
Pengetahuan/Keterampilan SDM (Petani, Penyuluh/PPL, POPT,
Pengawas Benih Tanaman/PBT, dan Petugas Pertanian Lainnya)
17

Draft
PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

masih

dapat

dikembangkan,

5).

Tersedianya

potensi

pengembangan produksi berbagai pangan pilihan selain beras, 6).


Dukungan Pemerintah Daerah dan 7). Ketersediaan sumber
genetik.

18

Draft
PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

III. STRATEGI DAN UPAYA PENCAPAIAN PRODUKSI


TAHUN 2014
A. Strategi.
Strategi peningkatan produksi tanaman serealia tahun 2014 adalah
sebagai berikut:
1. Peningkatan Produktivitas.
Peningkatan produktivitas dilakukan melalui pemakaian benih
varietas unggul bermutu produktivitas tinggi termasuk benih padi
hibrida dan jagung hibrida, sistem jarak tanam jajar legowo,
pemupukan berimbang dan pemakaian pupuk organik serta
pupuk

bio-hayati,

pengelolaan

pengairan

dan

perbaikan

budidaya disertai pengawalan, pendampingan, pemantauan dan


koordinasi, dll. Strategi ini terutama dilaksanakan di wilayah
dimana perluasan areal sudah sulit dilakukan, sehingga dengan
penerapan teknologi spesifik lokasi diharapkan masih dapat
ditingkatkan produktivitasnya. Hal lain yang dapat diterapkan
adalah dengan mengurangi potensi kehilangan hasil melalui
penanganan panen dan pasca panen yang lebih baik.
2. Perluasan Areal Tanam dan Pengelolaan Lahan.
Perluasan areal dilakukan melalui upaya optimalisasi lahan
melalui upaya perbaikan seperti JITUT, JIDES, dan Tata Air
Mikro, pompanisasi dan penambahan baku lahan sawah (cetak
sawah baru), disertai konservasi lahan yang berkelanjutan serta
peningkatan indeks pertanaman, pengelolaan air irigasi, dll.
19

Draft
PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

3. Pengamanan Produksi.
Pengamanan produksi dimaksudkan untuk mengurangi dampak
perubahan iklim seperti kebanjiran dan kekeringan serta
pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT), dan
pengamanan kualitas produksi dari residu pestisida serta
mengurangi kehilangan hasil pada saat penanganan panen dan
pasca panen yang masih cukup besar.
4. Penyempurnaan Manajemen.
Manajemen yang telah ada dan berjalan saat ini perlu lebih
disempurnakan agar pelaksanaan program dapat berjalan sesuai
rencana.

Penyempurnaan

manajemen

tersebut

berupa

dukungan kebijakan dan regulasi, penyempurnaan manajemen


teknis serta penyempurnaan data dan informasi.
Dengan kegiatan penyempurnaan diharapkan pelaksanaan
peningkatan produksi tanaman pangan dapat berjalan sesuai
dengan yang diharapkan dan pada akhirnya dapat mendukung
pencapaian sasaran produksi tahun 2014 dan surplus beras 10
juta ton pada tahun 2014.
B. Upaya Pencapaian Sasaran Produksi Tahun 2014
Upaya pencapaian sasaran produksi padi dan jagung tahun 2014
adalah sebagai berikut :
1. Upaya Pencapaian Sasaran Produksi Padi Tahun 2014
Fokus Utama pencapaian sasaran produksi padi tahun 2014
adalah peningkatan produktivitas padi melalui peningkatan
20

Draft
PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

kualitas SL-PTT berbasis pola pertumbuhan, pengembangan


dan pemantapan dengan pendekatan kawasan skala luas,
terintegrasi dari hulu sampai hilir, bantuan sebagai instrument
stimulan, serta dukungan pendampingan dan pengawalan pada
areal seluas 4,625 juta ha. Sedangkan di luar fokus utama
melalui upaya peningkatan produksi lainnya pada kawasan areal
tanam seluas 9,46 juta ha, dan perluasan areal tanam seluas
734 ribu ha sebagaimana terlihat dalam Tabel 4 berikut ini :
Tabel 4. Upaya Pencapaian Sasaran Produksi Padi Tahun 2014

1. Peningkatan Produktivitas
a. Pertanaman Okt-Des 2013
b. Kegiatan SL-PTT 2013
c. Kegiatan SL-PTT 2014
d. Kegiatan SRI
e. GP3K
f. Pertanaman oleh Kadin dan Grup Solaria
g. Dukungan APBD
2. Perluasan Areal Tanam
a. Pencetakan Sawah Baru
b. Pemanfaatan Hasil Cetak Sawah 2013
c. Pengembangan Jaringan Irigasi
c. Optimasi Lahan
3 Swadaya Murni Petani (KKPE/KUR/Dukungan PPL Swadaya)

Luas Tanam
(Ha)
12.326.498
3.480.498
1.500.000
4.625.000
180.000
1.100.000
41.000
1.400.000
734.290
40.000
28.000
500.000
166.290
1.764.212

Sasaran Produksi

14.825.000

No.

Uraian

Luas Panen Produktivitas


(Ha)
(Ku/Ha)
10.304.173
55,40
3.306.473
52,11
1.425.000
55,00
2.987.750
55,44
171.000
67,00
1.045.000
65,00
38.950
51,05
1.330.000
55,00
354.488
30,76
11.400
21,93
26.600
26,32
237.500
31,10
78.988
32,50
3.652.353
50,36
14.311.014

53,50

Produksi
(Ton)
57.082.438
17.228.465
7.837.500
16.564.438
1.145.700
6.792.500
198.835
7.315.000
1.090.241
25.000
70.000
738.531
256.710
18.395.040
76.567.719

a. Fokus utama peningkatan produktivitas padi melalui SLPTT berbasis kawasan adalah upaya pencapaian sasaran
produksi padi tahun 2014 yang difokuskan pada kegiatan
peningkatan produktivitas di kawasan areal tanam SL-PTT
padi seluas 4,625 juta ha, yang terdiri dari:

21

Draft
PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

1) Kawasan Pertumbuhan seluas : 298.800 ha.


a. Padi

inbrida

sawah

seluas

72.950

ha

yang

dialokasikan di 56 Kabupaten/Kota pada 18 Provinsi.


b. Padi inbrida pasang surut seluas 94.000 ha yang
dialokasikan di 17 Kabupaten/Kota pada 8 Provinsi.
c. Padi inbrida rawa lebak seluas 26.000 ha yang
dialokasikan di 14 Kabupaten/Kota pada 5 Provinsi
d. Padi inbrida lahan kering seluas 105.850 ha yang
dialokasikan di 78 Kabupaten/Kota pada 13 Provinsi.

2) Kawasan Pengembangan seluas : 592.200 ha.


a. Padi inbrida sawah seluas seluas 284.000 ha yang
dialokasikan di 190 Kabupaten/Kota pada 27 Provinsi.
b. Padi hibrida seluas 200.000 ha yang dialokasikan di
117 Kabupaten/Kota pada 14 Provinsi.
c. Padi inbrida lahan kering seluas 108.200 ha yang
dialokasikan di 58 Kabupaten/Kota pada 9 Provinsi.

3) Kawasan Pemantapan seluas : 3.734.000 ha.


a. Padi inbrida sawah seluas 3.632.000 ha yang
dialokasikan di 345 Kabupaten/Kota pada 27 Provinsi.
b. Padi inbrida lahan kering seluas 102.000 ha yang
dialokasikan di 44 Kabupaten/Kota pada 10 Provinsi.
Alokasi SL-PTT Padi Tahun 2014, per Provinsi dan
Kabupaten/Kota, disajikan pada Lampiran 2.
22

Draft
PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

b. Upaya peningkatan produksi padi di luar wilayah fokus


Upaya peningkatan produksi dan produktivitas padi areal di
luar wilayah fokus dilakukan melalui serangkaian pembinaan,
pengawalan,

pendampingan

dan

bimbingan

yang

terkoordinasi dan terintegrasi dengan memanfaatkan benih


bersubsidi, benih non subsidi dan atau benih dari sumbersumber lain, pupuk bersubsidi (urea, ZA, SP-36/Superphos,
NPK dan pupuk organik), alsintan, SRI, Pertanaman oleh
Kadin dan Grup Solaria, GP3K, dukungan APBD, cetak
sawah

baru,

pemanfaatan

hasil

cetak

sawah

2013,

pengembangan jaringan irigasi, optimasi lahan dan swadaya


murni petani melalu KKPE/KUR/Dukungan Penyuluh/PPL
Swadaya. Areal yang dikelola dengan pola ini seluas 10,2
juta ha dengan kontribusi produksi sebesar 60 juta ton GKG.
Agar upaya ini dapat berhasil maka dukungan dari berbagai
pihak sangat diperlukan melalui dukungan dan gerakan yang
luar biasa antara lain :(1). gerakan pengolahan tanah, (2).
gerakan tanam dan panen serentak, (3). gerakan pemupukan
berimbang, (4). gerakan penerapan teknologi, (5). gerakan
pengendalian OPT, (6). gerakan penanganan panen dan
pasca panen, dan (7). gerakan lainnya dengan dukungan
dana APBN maupun APBD I dan APBD II serta dana
masyarakat dan stakeholder.
Penyuluh Pertanian/PPL, POPT dan PBT tetap harus
melakukan pengawalan dan pendampingan pada areal
23

Draft
PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

tanam di luar SL-PTT. Pada prinsipnya semua dana yang


ada dikelola oleh Dinas Pertanian dan Bakorluh/Bapeluh
ditujukan untuk meningkatkan produksi padi dan jagung baik
di areal SL-PTT maupun di luar areal SL-PTT.
Posko I P2BN di Pusat, Posko II di Provinsi, Posko III di
Kabupaten/Kota, Posko IV di Kecamatan/BPP, dan Posko V
di Desa, agar dioperasionalkan secara optimal sesuai dengan
Permentan Nomor 45 Tahun 2011 mengenai Tata Hubungan
Kerja

Antar

Pengembangan,

Kelembagaan
dan

Teknis,

Penyuluhan

Penelitian
Pertanian

dan
Dalam

Mendukung Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN).


2. Upaya Pencapaian Sasaran Produksi Jagung Tahun 2014
Fokus utama pencapaian sasaran produksi jagung tahun 2014
adalah peningkatan produktivitas melalui SL-PTT berbasis
kawasan seluas 260 ribu ha. Sedangkan di luar fokus utama
melalui upaya peningkatan produksi lainnya pada kawasan areal
tanam seluas 3,59 ha dan perluasan areal tanam seluas 603 ribu
ha, sebagaimana padaTabel 5 berikut ini :

24

Draft
PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

Tabel 5. Upaya Pencapaian Sasaran Produksi Jagung Tahun 2014


No.

Luas Tanam
(Ha)
460.000
260.000
200.000

Uraian

1 Peningkatan Produktivitas
a. SLPTT
b. Swasta
2 Perluasan Areal
a. Optimalisasi dengan Dukungan Subsidi Benih
b. Pengembangan Areal Tanam (Pemerintah Daerah)
3 Swadaya Murni Petani
Jumlah

Luas Panen Produktivitas


(Ha)
(Ku/Ha)
437.000
58,55
247.000
65,00
190.000
50,16

Produksi
(Ton PK)
2.558.540
1.605.500
953.040

603.000
500.000
103.000

572.850
475.000
97.850

50,16
50,16
50,16

2.873.416
2.382.600
490.816

3.400.354

3.141.069

49,00

15.390.643

4.463.354

4.150.919

50,16

20.822.599

a. Fokus utama peningkatan produktivitas jagung melalui


SL-PTT berbasis kawasan adalah upaya pencapaian sasaran
produksi jagung tahun 2014 yang difokuskan pada kegiatan
peningkatan produktivitas jagung di kawasan areal tanam
seluas 260 ribu ha yang terdiri dari :
1) Kawasan Pertumbuhan seluas : 54.700 ha.
a. Jagung hibrida seluas 9.000 ha yang dialokasikan di
10 Kabupaten/Kota pada 7 Provinsi.
b. Jagung komposit seluas 45.700 ha yang dialokasikan
di 64 Kabupaten/Kota pada 14 Provinsi.
2) Kawasan Pengembangan seluas : 170.300 ha.
a. Jagung hibrida seluas 170.300 ha yang dialokasikan di
139 Kabupaten/Kota pada 24 Provinsi.
3) Kawasan Pemantapan seluas : 35.000 ha.
a. Jagung hibrida seluas 35.000 ha yang dialokasikan di
29 Kabupaten/Kota pada 10 Provinsi.

25

Draft
PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

Alokasi SL-PTT Jagung Tahun 2014, per Provinsi dan


Kabupaten/Kota, disajikan pada Lampiran 2.
b. Upaya peningkatan produksi jagung di luar fokus utama
peningkatan produktivitas dan produksi dilakukan dengan
pembinaan,

pendampingan

dan

bimbingan

yang

terkoordinasi dan terintegrasi dengan memanfaatkan benih


bersubsidi, benih non subsidi dan atau benih dari sumbersumber lainnya, pupuk bersubsidi, dan swadaya murni petani
serta

stakeholders.

Upaya

ini

diperkirakan

mampu

menyumbangkan produksi pada tahun 2014 sebesar 19,22


juta ton PK dari areal tanam seluas 4,20 juta ha.
Upaya peningkatan produktivitas jagung agar dilakukan
dengan

perluasan

produktivitas

tinggi

penggunaan
disamping

benih

jagung

peningkatan

hibrida

pemupukan

berimbang. Lokasi-lokasi yang masih menggunakan varietas


lokal dan varietas komposit produktivitas rendah agar
diupayakan dapat diganti dengan jagung hibrida atau jagung
komposit produktivitas tinggi.
Upaya penggunaan benih jagung hibrida atau jagung
komposit produktivitas tinggi, antara lain dapat dilakukan
dengan : 1). mendekatkan para produsen benih jagung
hibrida atau jagung komposit produktivitas tinggi kepada para
petani, 2). memotivasi produsen benih tersebut melakukan
demonstrasi

di

lokasi-lokasi

sasaran,

3).

mendorong

kemitraan petani dengan produsen benih atau dengan


26

Draft
PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

pengusaha pakan ternak (konsumen jagung). Dengan


demikian penggunaan benih jagung hibrida diharapkan dapat
meningkat.
Upaya perluasan areal tanam jagung agar diupayakan pula
dengan peningkatan indeks pertanaman (IP) di lahan yang
masih mempunyai potensi atau perluasan pada lokasi/lahan
baru (Optimalisasi dengan dukungan subsidi benih dan
pengembangan areal tanam oleh pemerintah daerah).

27

Draft
PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

IV. PTT PADI DAN JAGUNG


Pengelolaan tanaman terpadu (PTT) merupakan inovasi baru untuk
memecahkan berbagai permasalahan dalam peningkatan produktivitas.
Teknologi intensifikasi bersifat spesifik lokasi, tergantung pada masalah
yang akan diatasi (demand driven technology). Komponen teknologi
PTT ditentukan bersama-sama petani melalui analisis kebutuhan
teknologi (need assessment).
PTT sebagai suatu pendekatan inovatif dalam upaya meningkatkan
produktivitas dan efisiensi usahatani serta sebagai suatu pendekatan
pembangunan
peningkatan

tanaman
produksi

pangan

padi

dan

khususnya
jagung

dalam

melalui

mendorong

SL-PTT

telah

dilaksanakan secara Nasional mulai tahun 2008 dan berlanjut hingga


sekarang dengan berbagai perbaikan dan penyempurnaan dari sisi
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
A. Prinsip-prinsip PTT.
1. Terpadu : PTT merupakan suatu pendekatan agar sumber daya
tanaman, tanah dan air dapat dikelola dengan sebaik-baiknya
secara terpadu.
2. Sinergis : PTT memanfaatkan teknologi pertanian terbaik,
dengan memperhatikan keterkaitan yang saling mendukung
antar komponen teknologi.
3. Spesifik lokasi : PTT memperhatikan kesesuaian teknologi
dengan

lingkungan fisik maupun sosial budaya dan ekonomi

petani setempat.
28

Draft
PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

4. Partisipatif : Petani turut berperan serta dalam memilih dan


menguji teknologi yang sesuai dengan kondisi setempat dan
kemampuan petani melalui proses pembelajaran dalam bentuk
laboratorium lapangan (LL).
B. Tahapan Penerapan PTT.
1. Langkah pertama penerapan PTT adalah pemandu lapangan
bersama petani melakukan Pemahaman Masalah dan Peluang
(PMP) atau Kajian Kebutuhan dan Peluang (KKP). Identifikasi
masalah peningkatan hasil di wilayah setempat dan membahas
peluang

mengatasi

masalah

tersebut,

berdasarkan

cara

pengelolaan tanaman, analisis iklim/curah hujan, kesuburan


tanah, luas pemilikan lahan, lingkungan sosial ekonomi.
2. Langkah kedua adalah merakit berbagai komponen teknologi
PTT berdasarkan kesepakatan kelompok untuk diterapkan di
lahan usahataninya.
3. Langkah

ketiga

adalah

penyusunan

RUK

berdasarkan

kesepakatan kelompok.
4. Langkah keempat adalah penerapan PTT.
5. Langkah kelima adalah pengembangan/replikasi PTT ke petani
lainnya.
C. Komponen PTT Padi.
Komponen dasar/compulsory dan pilihan disesuaikan spesifik
wilayah setempat yang paling tepat diterapkan. Komponen teknologi
pilihan

dapat

menjadi

compulsory
29

apabila

hasil

KKP

Draft
PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

memprioritaskan komponen teknologi dimaksud menjadi keharusan


untuk pemecahan masalah utama suatu wilayah, demikian pula
sebaliknya bagi komponen teknologi dasar. Adapun komponen PTT
padi dasar/compulsory, dikemukakan pada Tabel 6 sedangkan
komponen pilihan pada Tabel 7 berikut.
Tabel 6. Komponen PTT Padi Dasar
Padi sawah
irigasi

Padi sawah
tadah hujan

Padi rawa
lebak

Padi gogo

Varietas moderen
(VUB, PH, PTB)

Varietas moderen
(VUB, PTB)

Pergiliran varietas
(VUB, PTB)

Varietas moderen
(VUB, PTB)

Bibit bermutu dan


sehat

Benih bermutu
dan sehat

Benih bermutu dan


sehat

Bibit bermutu dan


sehat

Pengaturan cara
tanam (jajar legowo)

Pengelolaan hara
P dan K berdasar
PUTS

Pemberian bahan
organik

Pemupukan N
granul, P dan K
berdasarkan PUTS

Pemupukan
berimbang dan efisien
menggunakan BWD
dan PUTS/petak
omisi/Permentan No.
40/2007

Pemberian bahan
organik

Pemupukan
berdasar status
kesuburan tanah

Pengendalian
gulma terpadu

Konservasi tanah
dan air

PHT sesuai OPT


sasaran.

PHT sesuai OPT


sasaran.

Tabel 7. Komponen PTT Padi Pilihan


Padi sawah irigasi

Bahan organik/pupuk

kandang/amelioran**

Umur bibit
Pengolahan tanah yang
baik

Pengelolaan air optimal

(pengairan berselang)
Pupuk cair (PPC, ppk
organik, pupuk biohayati)/ZPT, pupuk
mikro)
Penanganan panen dan
pasca panen

Padi sawah
tadah hujan

Padi gogo

Pengelolaan tanaman

yang meliputi populasi


dan cara tanam
(legowo, larikan, dll)
Cara tanam dilarik
dengan populasi
tanaman tinggi
menggunakan alat
tanam row seeding
PHT sesuai OPT sasaran
Penanganan panen dan
pasca panen

Padi rawa lebak

Pengelolaan tanaman

Pengelolaan tanaman

yang meliputi populasi


dan cara tanam
(legowo, larikan, dll)
PHT sesuai OPT
setempat
Pengendalian gulma
terpadu
Pola tanam berbasis
padi gogo
Penanganan panen dan
pasca panen

yang meliputi populasi


dan cara tanam
(legowo, larikan, dll)
Umur bibit
Pengelolaan air,
pembuatan saluran/
caren keliling
Pengendalian gulma
terpadu
Penanganan panen dan
pasca panen

*: Komponen teknologi pilihan dapat menjadi compulsory apabila hasil KKP memprioritaskan
komponen teknologi yang dimaksud menjadi keharusan untuk pemecahan masalah utama suatu
wilayah, demikian pula sebaliknya bagi komponen teknologi dasar.
**: Prioritas

(Sumber : Puslitbang Tanaman Pangan, Badan Litbang 2012 dan Analisis)


30

Draft
PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

Adapun PTT padi di lahan pasang surut yaitu : 1).Penggunaan


varietas unggul adaptif, 2). Pemupukan spesifik lokasi, 3). Amelioran
(digunakan abu dan/atau kapur untuk meningkatkan pH), 4).
Pengendalian terpadu untuk hama, penyakit dan gulma dan 5).
Menggunakan alsin untuk pra dan pasca panen. Pengolahan tanah
sempurna dimaksudkan untuk pencucian racun dan meratakan
tanah.(Sumber : Puslitbang Tanaman Pangan, Badan Litbang, 2012).

D. Komponen PTT Jagung.


Komponen dasar dan pilihan disesuaikan spesifik wilayah setempat
yang paling tepat diterapkan. Komponen PTT Jagung dasar yaitu :
1). Varietas unggul baru, hibrida atau komposit, 2). Benih bermutu
dan berlabel, 3). Populasi 66.000 - 75.000 tanaman/ha dan 4).
Pemupukan berdasarkan kebutuhan tanaman dan status hara
tanah. Sedangkan komponen PTT Jagung pilihan adalah :
1). Penyiapan lahan, 2). Pemberian pupuk organik, 3). Pembuatan
saluran drainase pada lahan kering, atau saluran irigasi pada lahan
sawah, 4). Pembumbunan, 5). Pengendalian gulma secara mekanis
atau dengan herbisida kontak, 6). Pengendalian hama dan penyakit,
dan 7). Panen tepat waktu dan pengeringan segera.
Dalam rangka peningkatan Indeks Pertanaman (IP) 400 jagung,
persyaratan yang harus dipenuhi adalah : 1). Lokasi tersedia cukup
air saat diperlukan, terutama saat musim kemarau, 2). Lahan bebas
genangan air saat musin hujan, 3). Tenaga kerja cukup tersedia
setiap saat dan 4). Umur varietas yang ditanam tidak lebih 100 hari.
31

Draft
PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

E. Peran Komponen PTT.


Penggunaan benih varietas unggul bermutu akan menghasilkan
daya perkecambahan yang tinggi dan seragam, tanaman yang
sehat dengan perakaran yang baik, tanaman tumbuh lebih cepat,
tahan terhadap hama dan penyakit, berpotensi hasil tinggi dan mutu
hasil yang lebih baik.
Penanaman yang tepat waktu, serentak dan jumlah populasi yang
optimal dapat menghindari serangan hama dan penyakit, menekan
pertumbuhan gulma, terhindar dari kelebihan dan kekurangan air,
memberikan pertumbuhan tanaman yang sehat dan seragam serta
hasil yang tinggi.
Pemberian pupuk secara berimbang berdasarkan kebutuhan
tanaman dan ketersediaan hara tanah dengan prinsip tepat jumlah,
jenis, cara, dan waktu aplikasi sesuai dengan jenis tanaman akan
memberikan

pertumbuhan

yang

baik

dan

meningkatkan

kemampuan tanaman mencapai hasil tinggi.


Pemberian air pada tanaman secara efektif dan efisien sesuai
dengan kebutuhan tanaman dan kondisi tanah merupakan faktor
penting bagi pertumbuhan dan hasil tanaman yaitu air sebagai
pelarut sekaligus pengangkut hara dari tanah ke bagian tanaman.
Kebutuhan akan air disetiap stadia tanaman berbeda-beda,
pemberian air secara tepat akan meningkatkan hasil dan menekan
terjadinya stres pada tanaman yang diakibatkan karena kekurangan
dan kelebihan air.

32

Draft
PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

Perlindungan tanaman dilaksanakan untuk mengantisipasi dan


mengendalikan serangan OPT dan DPI dengan meminimalkan
kerusakan

atau

Pengendalian

penurunan

dilakukan

produksi

berdasarkan

akibat
prinsip

serangan
dan

OPT.
strategi

Pengendalian Hama Terpadu (PHT). Khususnya pengendalian


dengan pestisida merupakan pilihan terakhir bila serangan OPT
berada diatas ambang ekonomi. Penggunaan pestisida harus
memperhatikan jenis, jumlah dan cara penggunaannya sesuai
dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku sehingga tidak
menimbulkan resurjensi atau resistensi OPT atau dampak lain yang
merugikan lingkungan.
Penanganan panen dan pasca panen akan memberikan hasil
yang optimal jika panen dilakukan pada waktu dan cara yang tepat
yaitu tanaman dipanen pada masak fisiologis berdasarkan umur
tanaman, kadar air dan penampakan visual hasil sesuai dengan
diskripsi varietas. Pemanenan dilakukan dengan sistem kelompok
yang dilengkapi dengan peralatan dan mesin yang cocok sehingga
menekan kehilangan hasil. Hasil panen dikemas dalam wadah dan
disimpan ditempat penyimpanan yang aman dari OPT dan perusak
hasil lainnya sehingga mutu hasil tetap terjaga dan tidak tercecer.
F. Pemilihan Teknologi PTT.
Komponen teknologi yang dipilih dan diterapkan oleh petani dalam
melaksanakan SL-PTT adalah komponen teknologi PTT. Perakitan
komponen teknologi budidaya dilakukan dengan cara penelusuran
setiap alternatif komponen teknologi, jumlah yang mempengaruhi
33

Draft
PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

dan yang dipengaruhi. Apabila hal tersebut telah diketahui maka


antar

komponen

teknologi

dan

aspek

lingkungan

dapat

disinergiskan. Pemilihan teknologi budidaya yang optimal dapat


dilakukan dengan memaksimalkan komponen teknologi yang saling
sinergis dan meminimalkan komponen teknologi yang saling
antagonis (berlawanan) sehingga diperoleh teknik budidaya dalam
pendekatan PTT yang spesifik lokasi.
Kombinasi komponen teknologi yang digunakan pada lokasi tertentu
dapat berbeda dengan lokasi lainnya, karena beragamnya kondisi
lingkungan pertanaman. Setiap teknologi dan kombinasi teknologi
yang sedang dikembangkan pada suatu lokasi dapat berubah
sejalan dengan perkembangan ilmu dan pengalaman petani di
lokasi setempat. Untuk menetapkan paket teknologi SL-PTT yang
akan dilaksanakan di setiap unit agar dikonsultasikan dengan Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) di masingmasing wilayah.
G. Keuntungan Penerapan Teknologi PTT.
1. Meningkatkan kuantitas dan kualitas hasil usahatani
2. Efisiensi biaya usahatani dengan penggunaan teknologi yang
tepat untuk masing-masing lokasi.
3. Kesehatan lingkungan tumbuh pertanaman dan lingkungan
kehidupan secara keseluruhan akan terjaga.

34

Draft
PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

V. SEKOLAH LAPANGAN PTT PADI DAN JAGUNG


A. Model Pemberdayaan Petani Melalui SL-PTT.
SL-PTT berfungsi sebagai pusat belajar pengambilan keputusan
para petani/kelompoktani, sekaligus tempat tukar menukar informasi
dan pengalaman lapangan, pembinaan manajemen kelompok serta
sebagai percontohan bagi kawasan lainnya.
Untuk itu, melalui SL-PTT diharapkan petani/kelompok tani nantinya
akan mampu mengambil keputusan atas dasar pertimbangan teknis
dan ekonomis dalam setiap tahapan budidaya usahataninya serta
mampu

mengaplikasikan

teknologi

secara

benar

sehingga

meningkatkan produksi dan pendapatannya.


Sekolah Lapangan PTT tidak terikat dengan ruang kelas, sehingga
belajar dapat dilakukan di saung dan tempat-tempat lain yang
berdekatan dengan lahan belajar.
Dalam SL-PTT terdapat satu unit Laboratorium Lapangan (LL) yang
merupakan bagian dari kegiatan SL-PTT sebagai tempat bagi petani
anggota kelompoktani dapat melaksanakan seluruh tahapan SLPTT pada lahan tersebut. Dalam melaksanakan LL kelompoktani
dapat mengacu pada rekomendasi teknologi setempat.
SL-PTT dilaksanakan oleh kelompoktani yang sudah terbentuk dan
masih aktif. Kelompoktani yang dimaksud diupayakan kelompoktani
yang

dibentuk

berdasarkan

hamparan,

atau

lokasi

lahan

usahataninya diupayakan masih dalam satu hamparan setiap


kelompok. Hal ini perlu untuk mempermudah interaksi antar anggota
35

Draft
PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

karena mereka saling mengenal satu sama lainnya dan diharapkan


tinggal saling berdekatan sehingga bila teknologi SL-PTT sudah
diadopsi secara individu akan mudah ditiru petani lainnya.
Tiap unit SL-PTT terdiri dari petani peserta yang berasal dari satu
kelompoktani yang sama dan atau dengan kelompoktani lain
terdekat. Dalam setiap unit SL-PTT perlu ditetapkan seorang ketua
yang bertugas mengkoordinasikan aktivitas anggota kelompok,
seorang sekretaris yang bertugas sebagai pencatat kegiatan
kegiatan yang dilaksanakan pada setiap pertemuan dan seorang
bendahara yang bertugas mengurusi masalah yang berhubungan
dengan keuangan.
Untuk menjamin kelangsungan dinamika kelompok dalam kelas SLPTT, perlu diusahakan paling tidak satu orang dari kelompoktani
sebagai motivator yang mampu memberikan respon yang cepat
terhadap inovasi dan mampu mendorong anggota kelompok lainnya
dapat memberikan respon yang sama.
Peserta SL-PTT akan mengadakan pengamatan bersamasama di
petak percontohan/Laboratorium Lapangan (LL), mendiskripsikan
dan membahas temuantemuan lapangan. Pemandu Lapangan
berperan sebagai fasilitator untuk mengarahkan jalannya diskusi
kelompok.
Peserta SL-PTT wajib mengikuti setiap tahap pertanaman dan
mengaplikasikan kombinasi komponen teknologi yang sesuai
spesifik lokasi mulai dari pengolahan tanah, budidaya, penanganan
panen dan pasca panen. Pada setiap tahapan pelaksanaan, petani
36

Draft
PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

peserta diharapkan melakukan serangkaian kegiatan yang sudah


direncanakan dan dijadwalkan, baik dipetak LL maupun dilahan
usahataninya.
Sketsa model pemberdayaan petani melalui SL-PTT, seperti pada
Gambar 1 berikut ini.

37

Gambar 1. Sketsa Model Pemberdayaan Petani Melalui SL-PTT

Draft

PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

38

Draft
PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

B. Tipe, Kriteria dan Batasan Kawasan SL-PTT.


Fokus kegiatan peningkatan produktivitas tanaman serealia tahun
2014 dilaksanakan melalui peningkatan kualitas SL-PTT melalui
pola pertumbuhan, pengembangan dan pemantapan dengan
pendekatan kawasan skala luas, terintegrasi dari hulu sampai hilir,
bantuan sebagai instrumen stimulan, dukungan dan pengawalan
serta pendampingan.
Untuk itu, lokasi SL-PTT tahun 2014 tetap difokuskan kedalam 3
kawasan, yaitu kawasan pertumbuhan, kawasan pengembangan
dan kawasan pemantapan. Luas 1 (satu) kawasan untuk padi
inbrida, padi hibrida, jagung hibrida dan jagung komposit 1.000 ha
kecuali padi rawa lebak seluas 500 ha. Luas 1 (satu) kawasan
seluas 1.000 ha, untuk daerah-daerah yang dikarenakan kondisi
geografis setempat tidak memungkinkan maka luasan dapat
disesuaikan dengan kondisi di lapangan. Untuk jelasnya tipe, kriteria
dan

orientasi

pengembangan

serta

batasan

kawasan dikemukakan pada Tabel 8 dan Tabel 9.

39

pengembangan

Draft
PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

Tabel 8. Tipe, Kriteria dan Orientasi Pengembangan Kawasan


Sentra Produksi Tanaman Pangan
KRITERIA KAWASAN

TIPE KAWASAN

PERTUMBUHAN

PENGEMBANGAN

ORIENTASI PENGUATAN

PRODUKTIVITAS LEBIH RENDAH DARI RATA-RATA


WILAYAHNYA

- PENINGKATAN PRODUKTIVITAS

PEMANFAATAN LAHAN BELUM OPTIMAL

- PENINGKATAN INDEKS PERTANAMAN (IP)

TINGKAT KEHILANGAN HASIL MASIH TINGGI

- PENURUNAN TINGKAT KEHILANGAN HASIL

PRODUKTIVITAS HAMPIR SAMA DENGAN


PRODUKTIVITAS RATA-RATA WILAYAHNYA

- PENINGKATAN PRODUKTIVITAS

PEMANFAATAN LAHAN HAMPIR OPTIMAL

- PENURUNAN TINGKAT KEHILANGAN HASIL

TINGKAT KEHILANGAN HASIL SEDANG

- PENINGKATAN MUTU HASIL

MUTU HASIL BELUM OPTIMAL

PRODUKTIVITAS SUDAH LEBIH TINGGI DARI


PRODUKTIVITAS RATA-RATA WILAYAHNYA

- PENGENALAN TEKNOLOGI BARU

MUTU HASIL BELUM OPTIMAL

- PENINGKATAN MUTU HASIL

EFISIENSI USAHA BELUM BERKEMBANG

OPTIMALISASI PENDAPATAN MELALUI PRODUKSI


SUBSEKTOR TANAMAN SUDAH MAKSIMAL (KECUALI - DIVERSIFIKASI PRODUK TANAMAN PANGAN
ADA INTRODUKSI TEKNOLOGI BARU)

PEMANTAPAN

EFISIENSI USAHA MELALUI PEMANFAATAN


LIMBAH LINGKUNGAN

PENGATURAN HARGA DAN MARGIN

DIVERSIFIKASI PENDAPATAN MELALUI


SUBSEKTOR LAIN

Keterangan:
1. Pemerintah memiliki keterbatasan anggaran
2. Sasaran pembangunan yang ditargetkan adalah peningkatan produksi dan peningkatan
pendapatan.
3. Pada setiap kawasan, diperlukan dukungan setiap Eselon I mengacu target orientasi.

40

Draft
PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

Tabel 9. Batasan Pengembangan Kawasan Padi dan Jagung Tahun 2014

Komoditi

PADI

Faktor Pertimbangan
Kawasan

Baku Lahan

Jenis Lahan

1 Lahan Sawah

2 Lahan Kering

JAGUNG

Baku Lahan

Lahan Sawah/Lahan
Kering

Komponen Model 1 Kawasan

Luasan 1
Kawasan (Ha)

1 SL-PTT Padi Inbrida

1,000

2 SL-PTT Padi Inbrida Spesifik Lokasi

1,000

3 SL-PTT Padi Inbrida Peningkatan IP

1,000

4 SL-PTT Padi Inbrida Lahan Rawa


- Rawa Lebak

500

- Pasang Surut

1,000

5 SL-PTT Pengembangan Padi Hibrida

1,000

6 Demfarm Padi Hibrida

1,000

7 SL-PTT Padi Lahan Kering

1,000

1 SL-PTT Jagung Hibrida

1,000

2 SL-PTT Jagung Komposit

1,000

3 Optimasi Jagung Hibrida

1,000

Catatan :
1. Faktor pertimbangan baku lahan sangat diperhatikan
2. Alokasi jenis model kawasan agar memperhatikan tingkat produktivitas,
indeks pertanaman, dan pengembangan jaringan irigasi.
3. Apabila ada lahan yang dapat diperluas lagi maka akan dilakukan melalui
instrumen Cadangan Benih Nasional (CBN).
4. Dukungan dari Eselon 1 lain terutama Ditjen PSP, PPHP, Badan Litbang,
dan BPPSDMP diletakkan sesuai dengan kebutuhan komponen dan
permasalahan yang ada.

C. Kriteria Kawasan.
Luas 1 (satu) kawasan 1.000 ha diutamakan dalam 1 (satu) desa
dalam satu kecamatan dan penuhi terlebih dahulu areal dalam 1
(satu) desa dalam satu kecamatan tersebut. Namun apabila areal di
41

Draft
PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

desa tersebut belum mencukupi, maka kekurangannya dapat


ditambah/dipenuhi dari desa terdekat, dan seterusnya hingga
kawasan seluas 1.000 ha dapat terpenuhi. Apabila kawasan 1.000
ha belum dapat dipenuhi dari satu kecamatan, maka kekurangannya
dapat dipenuhi dari kecamatan terdekat, dan seterusnya hingga
kawasan

seluas

1.000

ha

terpenuhi. Untuk

lebih

jelasnya

dikemukakan padaKRITERIA
Gambar 2KAWASAN
berikut.
1.000 HA

KABUPATEN A
Kecamatan A

Kecamatan B

Desa A

1000 ha/
desa

Alt 3
Desa
1000 ha
A

Alt 1

Desa A

Desa B

800 ha
200
Alt 2 ha

Desa B

1. Alternatif 1 : 1000 ha dlm 1 Desa


2. Alternatif 2 : 1000 ha dlm beberapa Desa dalam 1 Kec
3. Alternatif 3 : 1000 ha dlm beberapa desa dalam 2 kecamatan atau lebih
Keterangan:
1. Penuhi areal dalam satu desa, bila areal belum mencukupi di desa tersebut maka kekurangannya dapat
ditambah dari desa terdekat.
2. Apabila kawasan 1.000 ha belum dapat dipenuhi dari satu kecamatan, maka kekurangannya dapat
dipenuhi dari kecamatan terdekat.
3. Transfer Bantuan Sosial (Bansos) ke Rekening Kelompoktani

Gambar 2. Kriteria Kawasan 1.000 Ha

42

Draft
PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

Pada setiap 25 ha dalam kawasan seluas 1.000 ha, dilaksanakan 1


unit Laboratorium Lapangan (LL) seluas 1 ha sehingga jumlah LL
dalam kawasan 1.000 ha sebanyak 40 unit (40 ha LL). LL
merupakan tempat pembelajaran/pertemuan petani di lapangan.
Pertemuan kelompok dilaksanakan pada areal LL dalam SL
hamparan/kawasan 25 ha. Untuk lebih jelasnya dikemukakan pada
Gambar 3 berikut.
KAWASAN = 1.000 HA
(SL = 960 HA & LL = 40 HA/40 Unit)

SL
LL

...
Keterangan :
: 1 Ha LL Laboratorium Lapang /25 Ha SL
1. Pada setiap 25 ha dalam kawasan 1.000 ha dilaksanakan 1 unit LL
seluas 1 ha, sehingga jumlah LL dalam 1000 ha terdapat sebanyak 40
unit LL (40 Ha LL).
2. Pertemuan kelompok dilaksanakan pada areal LL dalam hamparan/
kawasan 25 ha
Gambar 3. Laboratorium Lapangan (LL)

43

Draft
PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

Dalam LL dilakukan percontohan penerapan teknologi paket anjuran


secara sempurna, sebagai arena belajar para petani dan dibina,
didampingi serta dikawal oleh petugas dinas dan aparat sehingga
produktivitas yang dihasilkan sesuai sasaran dan berbeda dengan
SL maupun di luar SL.
Jenis sarana produksi dan dosis yang digunakan pada areal SL
maupun LL disesuaikan dengan kondisi spesifik lokasi dan
dicantumkan dalam Rencana Usahatani Kelompok/RUK masingmasing kelompoktani. Untuk lebih jelasnya agar dikonsultasikan
dengan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) di masingmasing daerah.
Besarnya bantuan sarana saprodi sebagai salah satu instrumen
perangsang/stimulan baik pada areal SL maupun LL disesuaikan
dengan kawasan dimana SL-PTT tersebut dialokasikan dan
disesuaikan

pula

dengan

komoditi

yang

akan

diusahakan

kelompoktani peserta SL-PTT. Bantuan sarana produksi dan


pertemuan kelompok merupakan Belanja Bantuan Sosial (BANSOS)
pada akun 573111 dan penggunaannya dengan mekanisme transfer
langsung ke rekening kelompoktani dalam bentuk uang dan sesuai
pedoman serta peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Sedangkan insentif/bantuan transport bagi petugas pendamping
(petugas dinas dan aparat) merupakan Belanja Perjalanan Dinas
pada Akun 524113 sedangkan papan nama merupakan Belanja
Barang Non Operasional Lainnya (BB-NOL) pada akun 521219 dan
kedua-duanya

diletakkan

pada
44

Satker

Dinas

Pertanian

Draft
PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

Kabupaten/Kota yang penggunaannya disesuaikan dengan kondisi


di lapangan dan sesuai dengan pedoman serta peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Seperti telah dikemukakan di atas bahwa pada setiap 25 ha SL
dalam kawasan seluas 1.000 ha, akan terdapat 1 unit Laboratorium
Lapangan (LL) seluas 1 ha sehingga jumlah LL dalam kawasan
1.000 ha terdapat sebanyak 40 unit LL (40 ha LL), berarti sisanya
seluas 960 ha berupa areal SL. Sebagai contoh, apabila satu
kelompoktani mempunyai areal 50 ha maka kelompoktani tersebut
akan mendapatkan 2 unit LL dan seterusnya. Jika areal tidak
mencukupi 25 ha, maka dapat digabung dengan kelompoktani
lainnya yang berdekatan dan lokasi pelaksanaan pertemuan
kelompoktani (LL) disepakati oleh kelompoktani tersebut.
Pola SL-PTT Padi dan Jagung pada satu kawasan dikemukakan
pada Gambar 4, 5 dan 6 berikut :

45

Draft
PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

FOKUS KEGITAN
PENAMBAHAN
PRODUKSI

SL -PTT Kawasan Pertumbuhan dengan penggunaan benih varietas


unggul bermutu pada :
1.
Padi Inbrida Sawah 72 .950 ha
2.
Padi Inbrida Pasang Surut 94 .000 ha
3.
Padi Inbrida Rawa Lebak 26 .000 ha
4.
Padi Inbrida Lahan Kering 105 .850 ha
5.
Jagung Hibrida 9.000 ha
6.
Jagung Komposit 45 .700 ha

KAWASAN PERTUMBUHAN 1.000 HA


40 UNIT SL
(1 Unit / 24 Ha)

Bantuan (disesuaikan dengan rekomendasi spesifik lokasi) :


1. Pupuk Urea
2. Pupuk NPK
3. Pupuk Organik
4. Herbisida
5. Kaptan
6. Pertemuan Kelompok

Pendampingan oleh
Penyuluh Pertanian,
Peneliti, POPT, PBT, dan
Aparat

40 Unit LL
(1 Unit/1 Ha)

Gambar 4. Pola SL-PTT Kawasan Pertumbuhan


FOKUS KEGITAN
PENAMBAHAN
PRODUKSI

SL-PTT Kawasan Pengembangan dengan penggunaan benih varietas


unggul bermutu pada :
1.
Padi Inbrida Sawah 284 .000 ha
2.
Padi Hibrida 200 .000 ha
3.
Padi Inbrida Lahan Kering 108 .200 ha
4.
Jagung Hibrida 170 .300 ha

KAWASAN PENGEMBANGAN1.000 HA
40 UNIT SL
(1 Unit / 24 Ha)

Bantuan (disesuaikan dengan rekomendasi spesifik lokasi) :


1. Pupuk Urea
2. Pupuk NPK
3. Pupuk Organik
4. Pertemuan Kelompok

Pendampingan oleh
Penyuluh Pertanian,
Peneliti, POPT, PBT, Aparat

40 Unit LL
(1 Unit/1 Ha)

Gambar 5. Pola SL-PTT Kawasan Pengembangan

46

Draft
PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

FOKUS KEGITAN
PENAMBAHAN
PRODUKSI

SL-PTT Kawasan Pemantapan dengan penggunaan benih varietas


unggul bermutu pada :
1.
Padi Inbrida Sawah 3.632 .000 ha
2.
Padi Inbrida Lahan Kering 102 .000 ha
3.
Jagung Hibrida 35 .000 ha

KAWASAN PEMANTAPAN 1.000 HA


40 UNIT SL
(1 Unit / 24 Ha)

Bantuan (disesuaikan dengan


rekomendasi spesifik lokasi) :
1. Pupuk Urea
2. Pupuk NPK
3. Pupuk Organik

Pertemuan Kelompok

Pendampingan oleh
Penyuluh Pertanian,
Peneliti, POPT, PBT, dan
Aparat

40 Unit LL
(1 Unit/1 Ha)

Gambar 6. Pola SL-PTT Kawasan Pemantapan

Kebutuhan sarana produksi dan pendukung lainnya (seperti papan


nama, bantuan transpot bagi petugas dinas dan aparat) yang tidak
difasilitasi Pemerintah Pusat maupun kekurangannya, maka
penyediaannya agar ditanggung dan diusahakan secara swadana
oleh anggota kelompoktani atau berasal dari sumber-sumber
pembiayaan

lainnya.

Hal

ini

dimaksudkan

agar

petani/kelompoktani ikut merasa memiliki sehingga mempunyai


tanggungjawab moral untuk mensukseskan SL-PTT Padi dan
Jagung dalam rangka mendukung pencapaian sasaran produksi
tahun 2014.
Selanjutnya agar kegiatan SL-PTT berbasis kawasan tersebut
berkontribusi pada produksi tahun 2014, maka pertanaman di
47

Draft
PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

areal SL-PTT diharapkan sudah dilaksanakan pada awal tahun


2014 (Akhir MH 2013/2014 sampai MK II 2014), kecuali secara
teknis

dan

kondisi

lapangan

maupun

administrasi

tidak

memungkinkan dilaksanakan, seperti halnya padi gogo/lahan


kering maka dapat dilaksanakan pada awal MH 2014/2015
(Oktober-Desember 2014). Untuk itu, sedini mungkin diambil
langkah-langkah dan disiapkan secara terencana, akurat dan
efektif melalui koordinasi dengan instansi terkait antara lain Dinas
Pengairan, BMKG, Penyedia Benih, Pupuk, Alsintan dan lain
sebagainya agar pelaksanaan tepat waktu dan sasaran.
Sebagai salah satu bentuk peningkatan kualitas SL-PTT Padi dan
Jagung di lapangan, maka pembinaan, pendampingan dan
pengawalan yang telah dilakukan pada tahun 2013 perlu lebih
ditingkatkan dengan melibatkan petugas dinas dan aparat. Untuk
itu, Dinas Pertanian Kabupaten/Kota perlu melakukan koordinasi
yang lebih intensif, sosialisasi serta sinergi kegiatan dengan
instansi terkait baik di lingkup Kementerian Pertanian, TNI-AD
(Pangdam, Dandim, Kodim, Korem, Babinsa) dan stake holders.
Pendampingan dan pengawalan dilakukan oleh Petugas Dinas
Provinsi dan Kabupaten/Kota termasuk Penyuluh/PPL, POPT,
PBT, KCD, Mantri Tani atau petugas lain sesuai kebutuhan di
masing-masing

lokasi;

dan

Aparat

(TNI-AD

beserta

jajarannya/BABINSA, Camat dan Kades atau lainnya) serta


petugas Pusat. Pengawalan SL-PTT dilakukan pula oleh para
Peneliti BPTP di masing-masing lokasi SL/LL yang penugasannya
48

Draft
PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

melalui

Surat

Keputusan

Kepala

Badan

Penelitian

dan

Pengembangan Pertanian.
Pendampingan dan pengawalan oleh petugas dinas dan aparat,
dilakukan pula pada seluruh areal tanam/panen SL-PTT termasuk
LL dan pertanaman Reguler (Non SL-PTT) melalui Gerakan
Pengembangan Kawasan Padi dan Jagung yang anggarannya
diletakkan pada Satker Dinas Pertanian Provinsi. Selanjutnya
Posko P2BN pada setiap tingkatan (Kabupaten/Kota dan Provinsi)
harus lebih diaktifkan guna melakukan koordinasi dan sinergi
dengan berbagai pihak dan instansi terkait untuk turun bersama
memantau

kondisi di lapangan,

menggerakkan

percepatan

tanam/panen serentak, pemeliharaan tanaman dan mengetahui


segala permasalahannya untuk selanjutnya diselesaikan agar
tidak menjadi penghambat dalam merealisasikan kegiatan.
Pendampingan SL-PTT oleh Pemandu Lapangan (PL) khususnya
Penyuluh Lapangan/PPL, POPT,PBT dan Peneliti mempunyai
fungsi sebagai :
1. Pemandu yang paham terhadap permasalahan, kebutuhan dan
kekuatan yang ada di lapangan dan desa.
2. Dinamisator proses latihan SL-PTT sehingga menimbulkan
ketertarikan dan lebih menghidupkan latihan.
3. Motivator yang kaya akan pengalaman dalam berolah tanam
dan dapat membantu membangkitkan kepercayaan diri para
peserta SL-PTT

49

Draft
PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

4. Konsultan bagi petani peserta SL-PTT untuk mempermudah


menentukan

langkah-langkah

selanjutnya

dalam

melaksanakan kegiatan usahataninya setelah kegiatan SL-PTT


selesai.
Dalam rangka memberikan apresiasi kepada petugas lapangan
yang

telah

melaksanakan

pembinaan,

pengawalan

dan

pendampingan SL-PTT/P2BN, maka kepada petugas tersebut


akan diberikan penghargaan berupa uang yang besarannya
disesuaikan dengan dana yang tersedia. Penghargaan diberikan
kepada 3 (tiga) orang petugas per kabupaten/kota. Untuk itu Dinas
Pertanian Kabupaten/Kota perlu merumuskan kriteria penilaian
yang disesuaikan dengan kondisi masing-masing daerah dan
mensosialisasikannya kepada para petugas tersebut.

D. Penentuan Calon Lokasi.


Pemilihan penempatan calon lokasi SL-PTT dengan prioritas
luasan

areal

sesuai

dengan

ketentuan

batasan

kawasan,

produktivitas dan indeks pertanamannya masih berpotensi untuk


ditingkatkan dan petaninya responsif terhadap teknologi.
Pemilihan letak petak LL yang berada di dalam areal SL-PTT
terpilih dengan prioritas pertimbangan terletak dibagian pinggir areal
SL-PTT sehingga berbatasan langsung dengan areal di luar SL-PTT
dengan harapan penerapan teknologi SL-PTT mudah dilihat dan
ditiru oleh petani di luar SL-PTT. Format CL dan CPCL disajikan
pada Lampiran 4.
50

Draft
PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

1. Penentuan Calon Lokasi.


a. Lokasi dapat berupa persawahan yang beririgasi, sawah
tadah

hujan,

lahan

kering

dan

pasang

surut

yang

produktivitas dan/atau indeks pertanamannya masih dapat


ditingkatkan. Prioritas pertama lokasi SL-PTT tahun anggaran
2014 adalah lokasi SL-PTT tahun anggaran 2013 disamping
memperhatikan pula ditempatkan lokasi-lokasi yang IP
(Indeks Pertanaman) masih rendah dan/atau pada lokasi
yang produktivitasnya masih rendah serta areal sawah
bukaan/cetakan baru. Oleh karena itu Dinas Pertanian
Provinsi

dan

melakukan

Dinas

Pertanian

identifikasi

Kabupaten/Kota

lokasi-lokasi

yang

harus

produktivitas

dan/atau IP-nya masih dapat ditingkatkan.


b. Diprioritaskan bukan daerah endemis hama dan penyakit,
bebas dari bencana kekeringan, kebanjiran dan sengketa.
c. Unit

SL-PTT,

diusahakan

agar

berada

dalam

satu

hamparan/kawasan yang strategis dan mudah dijangkau


petani atau disesuaikan dengan kondisi di lapangan.
d. Lokasi SL-PTT setiap 25 ha, diberi papan nama sebagai
tanda lokasi pelaksanaan SL/LL.
e. Letak Laboratorium Lapangan (LL) pada SL-PTT diutamakan
ditempatkan pada lokasi yang sering dilewati petani sehingga
mudah dijangkau dan dilihat oleh petani sekitarnya agar
dapat dicontoh dalam usahataninya.

51

Draft
PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

2. Penentuan Calon Petani/Kelompoktani SL-PTT.


a. Kelompoktani/petani yang dinamis dan bertempat tinggal
dalam satu desa/wilayah yang berdekatan dan diusulkan oleh
Kepala Desa, KCD dan atau Penyuluh Lapangan.
b. Petani yang dipilih adalah petani aktif yang memiliki lahan
ataupun penggarap/penyewa dan mau menerima teknologi
baru.
c. Bersedia mengikuti seluruh rangkaian kegiatan SL-PTT.
d. Kelompoktani SL-PTT ditetapkan dengan Surat Keputusan
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota yang membidangi
tanaman pangan, sebagaimana contoh pada Lampiran 5.

E. Ketentuan Pelaksana SL-PTT.


Ketentuan pelaksana SL-PTT sebagai berikut :
1. Lokasi SL-PTT diusahakan berada pada satu hamparan atau
kawasan, mempunyai potensi untuk ditingkatkan produktivitas
dan/atau IP-nya, serta anggota kelompoktaninya

respons

terhadap penerapan teknologi.


2. Luas satu unit SL-PTT padi dan jagung adalah 25 ha yang di
dalamnya terdapat satu unit LL seluas 1 ha.
3. Peserta tiap unit SL-PTT diupayakan para petani yang berasal
dari hamparan seluas 25 ha.
4. Memiliki Pemandu Lapangan.
52

Draft
PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

F. Persyaratan Kelompoktani Pelaksana SL-PTT.


1. Kelompoktani

tersebut

masih

aktif

dan

mempunyai

kepengurusan yang lengkap yaitu Ketua, Sekretaris dan


Bendahara.
2. Menyusun RUK sebagaimana terlihat dalam Lampiran 6.
3. Kelompoktani penerima bantuan SL-PTT ditetapkan dengan
Surat Keputusan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota.
4. Memiliki rekening yang masih berlaku/masih aktif di Bank
Pemerintah (BUMN atau BUMD/Bank Daerah) yang terdekat dan
bagi Kelompoktani yang belum memiliki, terlebih dahulu harus
membuka rekening di bank.
5. Rekening bank diutamakan berupa rekening bank setiap
kelompoktani

namun

dapat

kelompoktani

(Gapoktan).

pula

Jika

rekening

gabungan

menggunakan

rekening

gapoktan, mekanisme pengaturan antar kelompoktani agar


diatur lebih lanjut oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota.
6. Membuat surat pernyataan bersedia dan sanggup menggunakan
dana bantuan SL-PTT sesuai peruntukannya (RUK) dan
sanggup

mengembalikan

dana

apabila

tidak

sesuai

peruntukannya sebagaimana terlihat dalam Lampiran 7.


7. Bersedia menambah biaya pembelian sarana produksi dan
pendukung

lainnya,

bilamana

bantuan

Pemerintah

tersebut tidak mencukupi/kurang.


8. Bersedia mengikuti seluruh rangkaian kegiatan SL-PTT.
53

Pusat

Draft
PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

G. Bantuan SL-PTT.
Guna mendukung pelaksanaan SL-PTT padi inbrida sawah, padi
pasang surut, padi rawa lebak, padi hibrida, padi inbrida lahan
kering, jagung hibrida dan jagung komposit, sebagai stimulan
direncanakan mendapat sarana produksi (pupuk urea, pupuk NPK,
pupuk organik, kapur pertanian, herbisida), sedangkan pertemuan
kelompoktani, insentif/bantuan transport bagi petugas pendamping
(petugas dinas dan aparat) dan papan nama diberikan pada setiap
25 ha dalam kawasan 1.000 ha baik kawasan pertumbuhan,
pengembangan dan pemantapan.
Adapun plafon bantuan saprodi secara rinci sebagai berikut :
1. Areal Laboratorium Lapangan (LL) pada kawasan pertumbuhan,
pengembangan, dan pemantapan mendapatkan bantuan saprodi
(urea, NPK, pupuk organik, herbisida dan kapur pertanian).
2. Areal

SL

di

luar

LL

pada

kawasan

pertumbuhan

dan

pengembangan mendapatkan bantuan saprodi yang volume dan


jenisnya tidak sebesar pada lokasi LL. Kekurangan saprodi agar
dapat dipenuhi secara swadana.
3. Areal SL di luar LL

pada

kawasan pemantapan tidak

mendapatkan bantuan saprodi. Untuk itu saprodi pada areal


tersebut diharapkan dapat disediakan melalui swadana dan/atau
dari sumber-sumber lainnya.
Penggunaan saprodi (volume dan jenisnya) di tingkat lapangan
disesuaikan dengan kondisi di masing-masing daerah (spesifik
54

Draft
PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

lokasi) dan telah disetujui oleh Penyuluh Pertanian/PPL, Dinas


Pertanian Kabupaten/Kota dan BPTP Provinsi setempat.
Untuk lebih jelasnya, plafon stimulan/bantuan saprodi (di luar benih)
untuk pelaksanaan SL-PTT Padi dan Jagung Tahun 2014 dapat
dilihat pada Tabel 10.
Bantuan sarana produksi dan pertemuan kelompok diberikan
langsung kepada kelompoktani, melalui mekanisme transfer ke
rekening kelompoktani dalam bentuk uang, sedangkan papan nama
dan pengawalan serta pendampingan melalui Satker Dinas
Pertanian Kabupaten/Kota yang membidangi tanaman pangan.
Adapun

dosis

pemupukan

disesuaikan

dengan

rekomendasi

setempat. Apabila rekomendasi di suatu lokasi memerlukan pupuk


jenis lainnya maka bila dana mamadai dapat dibiayai dari dana yang
tersedia.
Benih yang digunakan pada pelaksanaan SL-PTT adalah benih
varietas unggul bermutu produktivitas tinggi yang bersumber dari
benih bersubsidi yang disediakan oleh Pemerintah. Apabila pada
saat dibutuhkan benih tersebut belum tersedia/tidak dapat dipenuhi
maka dapat menggunakan benih varietas unggul berproduktivitas
tinggi

melalui

sumber

pembiayaan

dari

swadaya

petani/

kelompoktani dan atau pembiayaan dari sumber-sumber lainnya.


Penggunaan benih tersebut, disetujui oleh Kepala Dinas Pertanian
Kabupaten/Kota. Selanjutnya dilaporkan kepada Kepala Dinas
Pertanian Provinsi untuk kemudian disampaikan oleh Kepala Dinas
Pertanian Provinsi kepada Direktur Jenderal Tanaman Pangan.
55

Draft
PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

Tabel 10. Plafon Stimulan/Bantuan Saprodi SL-PTT Padi


dan Jagung Tahun 2014
Uraian

No

Areal (Ha)

I Kawasan SL-PTT Padi


1 Kawasan Pertumbuhan
a. Padi inbrida sawah

b. Padi inbrida Pasang Surut

c. Padi Inbrida Rawa Lebak

d. Padi Inbrida Lahan Kering

b. Padi Hibrida

c. Padi Inbrida Lahan Kering

298.800
2.918

1.414

- Saprodi di luar benih

1.059

- Pertemuan kelompok 8 kali

SL

70.032

TOTAL

72.950

LL

3.760

1.324

- Saprodi di luar benih

1.119

- Pertemuan kelompok 8 kali


- Saprodi di luar benih

SL

90.240

TOTAL

94.000

LL

1.040

1.324

SL

24.960

829

TOTAL

26.000

LL

4.234

1.414

- Saprodi di luar benih

SL

101.616

1.059

- Pertemuan kelompok 8 kali

TOTAL

105.850

b. Padi Inbrida Lahan Kering

11.360

1.344,90

SL

272.640

762,40

TOTAL

284.000

LL

8.000

1.402,40

SL

192.000

762,40

TOTAL

200.000

LL

4.328

1.344,90

SL

103.872

762,40

TOTAL

108.200

- Saprodi di luar benih


- Pertemuan kelompok 6 kali
- Saprodi di luar benih
- Pertemuan kelompok 6 kali
- Saprodi di luar benih
- Pertemuan kelompok 6 kali

3.734.000
LL

145.280

1.276,60

SL

3.486.720

21,60

TOTAL

3.632.000

LL
SL
TOTAL

TOTAL I

- Pertemuan kelompok 8 kali

592.200
LL

3 Kawasan Pemantapan
a. Padi Inbrida Sawah

Instrumen Stimulan

LL

2 Kawasan Pengembangan
a. Padi Inbrida Sawah

Biaya (Rp
000/ha)

4.080

1.276,60

97.920

21,60

102.000
4.625.000

56

- Saprodi di luar benih


- Pertemuan kelompok 4 kali
- Saprodi di luar benih
- Pertemuan kelompok 4 kali

Draft
PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

Uraian

No

Areal (Ha)

II Kawasan SL-PTT Jagung


1 Kawasan Pertumbuhan
a. Jagung Hibrida

b. Jagung Komposit

360

1.664

SL

8.640

364

TOTAL

9.000

LL

1.828

1.664

SL

43.872

364

TOTAL

45.700

6.812

1.042

SL

163.488

257

TOTAL

170.300

- Pertemuan kelompok 8 kali


- Saprodi di luar benih
- Pertemuan kelompok 8 kali

- Saprodi di luar benih


- Pertemuan kelompok 5 kali

35.000
LL

1.400

716,60

SL

33.600

21,60

TOTAL

35.000
260.000

TOTAL II
TOTAL I + II

- Saprodi di luar benih

170.300
LL

3 Kawasan Pemantapan
a. Jagung Hibrida

Instrumen Stimulan

54.700
LL

2 Kawasan Pengembangan
a. Jagung Hibrida

Biaya (Rp
000/ha)

- Saprodi di luar benih


- Pertemuan kelompok 4 kali

4.885.000

Khusus untuk padi lahan kering/gogo, padi pasang surut dan padi
rawa lebak apabila benih varietas unggul bermutu tidak tersedia,
maka dapat menggunakan varietas unggul lokal yang telah
beradaptasi dengan baik dan ditanam oleh petani di wilayah
tersebut dan sumber pembiayaannya berasal dari swadaya petani
pelaksana SL-PTT. Penggunaan varietas tersebut disetujui oleh
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota. Selanjutnya dilaporkan
kepada

Kepala

Dinas

Pertanian

Provinsi

untuk

kemudian

disampaikan oleh Kepala Dinas Pertanian Provinsi kepada Direktur


Jenderal Tanaman Pangan.

57

Draft
PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

H. Mekanisme Pelaksanaan SL-PTT


Mekanisme pelaksanaan SL-PTT yang meliputi : persiapan,
mengorganisasian kelas, penerapan metode belajar, menciptakan
dan menghidupkan dinamika kelompok, monitoring dan evaluasi
serta pelaporan oleh pemandu lapangan berpedoman pada
Pedoman Teknis SL-PTT Padi dan Jagung Tahun 2014 atau tahun
sebelumnya sepanjang tidak bertentangan satu sama lain.
I. Pertemuan Kelompok SL-PTT.
Pertemuan kelompok dalam areal LL disesuaikan dengan kawasan
dimana SL-PTT tersebut dialokasikan. Pada kawasan pertumbuhan,
pertemuan

minimal

kali

pertemuan,

pada

kawasan

pengembangan minimal 6 kali pertemuan dan pada kawasan


pemantapan minimal 4 kali pertemuan. Oleh karena itu perlu
dijadwalkan secara periodik dengan waktu pertemuan dirundingkan
bersama petani peserta sehingga dapat dihadiri

dan tidak

mengganggu/merugikan waktu petani.


Pertemuan kelompok dilakukan oleh pelaksana SL-PTT dan
bertempat di areal LL. Peserta pertemuan adalah petani peserta
dipandu oleh Petugas Lapangan (Penyuluh Pertanian/PPL, POPT,
PBT, Peneliti dan Aparat).
Hal-hal yang lebih teknis dan operasional di lapangan agar
dapat diatur dan diuraikan dalam Petunjuk Teknis (JUKNIS) SLPTT

yang

disusun/dibuat

oleh

Kepala

Dinas

Pertanian

Kabupaten/Kota secara lebih rinci dan jelas guna menghindari


penafsiran yang berbeda-beda oleh petugas lapangan.

58

Draft
PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

VI. PENGORGANISASIAN DAN OPERASIONAL SL-PTT

A. Pengorganisasian SL-PTT.
Agar pelaksanaan SL-PTT terkoordinasi dan terpadu mulai dari
kelompoktani, kabupaten, provinsi sampai ke tingkat pusat maka
perlu dibentuk tim pengendali tingkat pusat, tim pembina tingkat
provinsi, tim pelaksana tingkat kabupaten/kota serta tim pelaksana
tingkat kecamatan.
Tim pengendali tingkat pusat, ditetapkan dengan Surat Keputusan
Direktur Jenderal Tanaman Pangan. Tim pembina tingkat provinsi
ditetapkan

dengan

Surat

Keputusan

Gubernur/Kepala

Dinas

Pertanian Provinsi yang bersangkutan. Sedangkan tim pelaksana


tingkat kabupaten/kota serta kecamatan, ditetapkan dengan Surat
Keputusan Bupati/Walikota.
Tim

pembina

tingkat

provinsi

serta

tim

pelaksana

tingkat

kabupaten/kota dan tim pelaksana kecamatan melaksanakan


kegiatan koordinasi pelaksanaan SL-PTT melalui Pos Simpul
Koordinasi

(POSKO)

mulai

dari

tingkat

desa,

kecamatan,

kabupaten/kota sampai tingkat provinsi. Posko SL-PTT dapat


memanfaatkan POSKO yang telah ada seperti POSKO P2BN
seperti diamanatkan pada Permentan Nomor 45 Tahun 2011
tentang

Tata

Hubungan

Kerja

Antar

Kelembagaan

Teknis,

Penelitian dan Pengembangan, Dan Penyuluh Pertanian Dalam


Mendukung Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN).

59

Draft
PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

B. Operasionalisasi SL-PTT.
Tim Pengendali Pusat melakukan koordinasi dan sinergisitas
program dan kegiatan antar instansi terkait untuk kelancaran
pelaksanaan SL-PTT.
Tim

Pembina

Tingkat

Provinsi

melakukan

koordinasi

dan

mengorganisir Tim Pelaksana Tingkat Kabupaten/Kota untuk dapat


melaksanakan SL-PTT sesuai sasaran. Pembinaan dilakukan mulai
sejak perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan serta evaluasi.
Tim Pelaksana Tingkat Kabupaten/Kota dan kecamatan melakukan
langsung

pelaksanaan

SL-PTT

dengan

mengorganisir

dan

menggerakkan Kepala Cabang Dinas Pertanian Kecamatan (KCD),


Penyuluh, POPT, PBT, Kepala Desa, Babinsa, Kelompoktani, dan
petani

dalam

melaksanakan

SL-PTT

sesuai

sasaran.

Pengorganisasian/gerakan dilakukan mulai sejak perencanaan,


pelaksanaan

dan

pelaporan

serta

evaluasi.

Tim

Pelaksana

Kabupaten/Kota juga melakukan administrasi kegiatan sesuai


prosedur dan peraturan perundang-undangan yang berlaku .

60

Draft
PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

VII.

PEMBIAYAAN, MEKANISME PENYALURAN BELANJA


BANTUAN SOSIAL DAN PENGADAAN

A. Pembiayaan.
Sumber pembiayaan pelaksanaan SL-PTT padi dan jagung tahun
2014 berasal dari APBN yang dialokasikan pada Belanja Bantuan
Sosial untuk pemberdayaan sosial (Akun 573111).
Adapun tujuan dari pemberian bantuan sosial tersebut adalah
sebagai upaya meningkatkan kemampuan kelompoktani padi dan
jagung dalam mengelola dan mengembangkan usahataninya secara
mandiri dan berkelanjutan.
Proses pemberdayaan difasilitasi oleh aparat Provinsi/Kabupaten/
Kota dengan menciptakan iklim

kondusif sehingga masyarakat

mampu mengenali permasalahan yang dihadapi, memecahkan


masalahnya

sendiri,

serta

mampu

mengembangkan

dan

memperkuat dirinya sendiri untuk menjadi mandiri. Pemberdayaan


merupakan proses pembelajaran yang perlu dilakukan secara
terus-menerus

guna

menggali

potensi

yang

dimiliki

oleh

masyarakat/pelaku agribisnis.
Kemandirian dapat terwujud apabila kelompok/gabungan kelompok/
lembaga

bersama

anggotanya

mampu

mengembangkan

usahataninya/kegiatannya secara musyawarah, transparan, dan


akuntabel untuk dapat mandiri dalam mengelola kelembagaan,
manajemen, dan usaha pertaniannya. Dengan demikian, fokus
pemberdayaan kelompok diarahkan untuk memotivasi anggota
61

Draft
PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

kelompok/gabungan

kelompok/lembaga

dalam

mengembangkan kelembagaan masyarakat, manajemen, dan


usaha-usaha produktif di bidang pertanian.
Proses

pemberdayaan

menumbuhkan

kelompok

kesadaran

dilakukan

kelompok/gabungan

dengan
kelompok/

lembaga dalam mengembangkan usahanya secara partisipatif.


Mengingat proses pemberdayaan memerlukan waktu yang cukup
panjang, maka kegiatan pemberdayaan perlu dirancang secara
sistematis dengan tahapan kegiatan yang jelas dan dilakukan
terus-menerus dalam kurun waktu yang cukup berdasarkan
kemampuan dan potensi usaha agribisnis masyarakat.
Pemberi bantuan sosial dalam pelaksanaan SL-PTT adalah
Kementerian Pertanian cq Direktorat Jenderal Tanaman, dengan
penerima bantuan tersebut adalah Kelompoktani. Alokasi anggaran
berupa dana Tugas Pembantuan yang diletakkan pada Satker
Dinas Pertanian Kabupaten/Kota pelaksana SL-PTT. Sedangkan
persyaratan penerima bantuan di masing-masing lokasi (penentuan
calon lokasi, penentuan calon petani/kelompoktani, dll) seperti telah
diuraikan di atas dengan persetujuan Kepala Dinas Pertanian
Kabupaten/Kota.
Adapun tata kelola pencairan dana belanja bantuan sosial tersebut
kepada kelompoktani pelaksana SL-PTT melalui transfer uang
langsung ke rekening kelompok tani atau gabungan kelompoktani,
dengan jadwal pelaksanaan penyaluran belanja bantuan sosial
tersebut disesuaikan dengan kondisi di masing-masing daerah.
62

Draft
PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

B. Mekanisme Penyaluran Bantuan Sosial Melalui Transfer Uang.


1. Mekanisme Penetapan Penerima Belanja Bantuan Sosial Melalui
Transfer Uang
1.1. Perencanaan dan Sosialisasi
Perencanaan pengelolaan dana Belanja Bantuan Sosial ini
dilaksanakan

mulai

di

tingkat

Pusat,

Provinsi

dan

Kabupaten/Kota yang mencakup pembentukan Tim Teknis,


penyusunan Juknis, rencana seleksi Calon Penerima dan
Calon Lokasi (CP/CL), penyaluran dana Belanja Bantuan
Sosial, pembinaan dan pelaporannya.
Pedoman Teknis dari Direktorat Jenderal/Badan lingkup
Kementerian Pertanian dan Petunjuk Pelaksanaan yang
diterbitkan oleh Provinsi mengacu kepada Pedoman
Pengelolaan

Belanja

Bantuan

Sosial

Kementerian

Pertanian Tahun Anggaran 2014. Juknis disusun untuk


mengatur hal-hal yang belum jelas dan belum diatur dalam
Pedoman ini, dan agar disusun secara fleksibel dengan
memperhatikan aspirasi

dan kondisi masing-masing

wilayah.
Dalam

rangka

penerapan

prinsip

pengarusutamaan

gender, maka perlu diperhatikan peran perempuan dalam


hal : (1) partisipasi, (2) akses, (3) kontrol, dan (4)
menikmati manfaat untuk jenis/output kegiatan yang
menjadi pilot projek pengurusutamaan gender.

63

Draft
PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

Sosialisasi dilakukan dalam rangka penyamaan persepsi,


membangun komitmen, transparansi, dan akuntabilitas
pelaksanaan program pembangunan pertanian. Kegiatan
sosialisasi ini juga sekaligus untuk menampung aspirasi
masyarakat melalui konsultasi publik (public consultation),
sehingga pemanfaatan Dana Belanja Bantuan Sosial
dapat lebih terarah dan bermanfaat bagi masyarakat
pertanian.
Pelaksanaan sosialisasi dilakukan secara berjenjang mulai
ditingkat pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota sampai
tingkat

desa/kelompok.

Sosialisasi

di

tingkat

desa/kelompok bertujuan untuk membangun komitmen,


transparansi pelaksanaan kegiatan, meningkatkan minat
dan motivasi masyarakat dalam pembangunan pertanian,
serta

menjelaskan

hak,

kewajiban,

sanksi,

dan

penghargaan bagi kelompok sasaran yang akan mengelola


dana Belanja Bantuan Sosial.
1.2. Kriteria Calon Penerima Dana
Kriteria calon penerima dana Belanja Bantuan Sosial
disusun sebagai dasar untuk melakukan seleksi calon
penerima dana Belanja Bantuan Sosial agar sesuai dengan
kriteria dan persyaratan yang ditentukan. Kriteria calon
penerima dana Belanja Bantuan Sosial mencakup kriteria
umum

calon

petani/kelompok

tani/gapoktan/lembaga,

kriteria calon lokasi dan kriteria teknis.


64

Draft
PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

a. Kriteria

umum

calon

petani/kelompok

tani/

gapoktan/lembaga penerima dana antara lain:


1) Petani yang tergabung dalam suatu kelompok usaha
harus

memiliki

nama

kelompok,

nama

ketua

kelompok dan alamat yang jelas;


2) Kelompok tani/gapoktan penerima dana bantuan
sosial yang menghadapi keterbatasan permodalan
pengembangan usaha tani yang memiliki potensi
untuk dikembangkan;
3) Kelompok tani /gapoktan yang mengalami risiko
sosial;
4) Lembaga yang berperan dalam pengembangan
usaha pertanian
b. Kriteria khusus calon lokasi penerima dana bantuan
sosial antara lain:
1) Calon lokasi tersebut layak dan/atau berpotensi
ditumbuh/ kembangkan usaha pertanian;
2) Jenis usaha tani petani (hulu, on farm, hilir) yang
akan dikembangkan disesuaikan dengan kebutuhan
dan kemampuan petani;
3) Jenis dan volume dana yang akan disalurkan
disesuaikan dengan kondisi agro-ekosistem dan
kebutuhan kelompok tani.
c. Kriteria teknis calon penerima dana Belanja Bantuan
Sosial disusun oleh masing-masing eselon-I lingkup
65

Draft
PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

Kementerian

Pertanian

sesuai

dengan

kebutuhan

masing-masing dan dituangkan ke dalam Pedoman


Teknis.
1.3. Penetapan Penerima Dana
a. Seleksi CP/CL
Seleksi

CP/CL

secara

umum

meliputi

seleksi

administrasi dan seleksi aspek teknis dengan tahapan


meliputi seleksi daftar panjang (long-list), daftar sedang
(medium-list), dan daftar pendek (short-list). Adapun
tahap seleksi CP/CL adalah seluruh usulan/proposal
yang masuk direkapitulasi menjadi daftar long-list calon
petani/calon lokasi penerima dana Belanja Bantuan
Sosial Kementerian Pertanian. Selanjutnya dari daftar
panjang (long-list) dilakukan proses seleksi administrasi.
Seleksi administrasi meliputi verifikasi nama kelompok,
nama ketua kelompok, alamat kelompok, jenis usaha
kelompok, besarnya usulan dana Belanja Bantuan
Sosial, sesuai dengan data yang terdapat di dalam
usulan/proposal.

Bagi

CP/CL

yang

lulus

seleksi

administrasi direkapitulasi ke dalam daftar sedang


(medium-list).
Berdasarkan daftar sedang (medium-list), Tim Teknis
melakukan

seleksi

aspek

teknis

dengan

cara

verifikasi/membandingkan kesesuaian antara kondisi di


lapangan dengan data usulan/proposal. Bagi CP/CL
66

Draft
PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

yang lulus seleksi teknis direkapitulasi ke dalam daftar


pendek (short-list).
b. Penerima Dana
Berdasarkan daftar pendek (short-list) CP/CL, untuk
kegiatan Tugas Pembantuan Kabupaten/Kota, maka
Tim

Teknis

mengusulkan

kepada

Kepala

Dinas/Badan/Kantor lingkup Pertanian Kabupaten/Kota


untuk ditetapkan menjadi calon penerima dana Belanja
Bantuan Sosial. Selanjutnya berdasarkan usulan Tim
Teknis

tersebut,

Bupati/Walikota

atau

Kepala

Dinas/Badan/Kantor lingkup Pertanian Kabupaten/Kota


mengesahkan Kelompok Tani Penerima dana Belanja
Bantuan Sosial.
Untuk kegiatan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan
Provinsi, proses seleksi CP/CL dilakukan oleh Tim
Teknis Provinsi dan Penetapan Penerima dana Belanja
Bantuan Sosial oleh Kepala Dinas/Badan/Kantor lingkup
Pertanian Provinsi, sedangkan untuk kegiatan Pusat,
proses seleksi CP/CL dilakukan oleh Tim Teknis Pusat
dan penetapan penerima dana Belanja Bantuan Sosial
oleh Menteri Pertanian melalui Keputusan Menteri
Pertanian atau Keputusan Direktur Jenderal/Kepala
Badan lingkup Kementerian Pertanian atas nama
Menteri Pertanian.

67

Draft
PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

Kelompok sasaran yang telah ditetapkan dengan


Keputusan tentang penetapan penerima dana Belanja
Bantuan Sosial berhak menerima dana Belanja Bantuan
Sosial. Selanjutnya kelompok sasaran penerima dana
Belanja Bantuan Sosial harus menyusun Rencana
Usaha

Kelompok

(RUK)

sebagai

dasar

untuk

penyaluran dana Belanja Bantuan Sosial.


2. Prosedur Pengajuan dan Penyaluran Dana
2.1. Pengajuan Dana
Proses

pengajuan

dana

Belanja

Bantuan

Sosial

Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2014 pada DIPA


Tugas Pembantuan Kabupaten/Kota dilakukan dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. Rencana Usaha Kelompok (RUK) disusun oleh
kelompok

tani/lembaga

disahkan/ditandatangani

ketua

terpilih

dan

kelompok/lembaga

serta dua anggota kelompok.


b. Kelompok tani/lembaga terpilih membuka rekening
tabungan

pada

Bank

Pemerintah

Terdekat

dan

memberitahukan kepada Pejabat Pembuat Komitmen


(PPK) Kabupaten/Kota.
c. Ketua kelompok tani/lembaga mengusulkan RUK
kepada PPK Kabupaten/Kota. Setelah diverifikasi oleh
Penyuluh

Pertanian/ petugas lapangan lainnya dan


68

Draft
PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

disetujui oleh Ketua Tim Teknis; dan


d. PPK meneliti

RUK dari masing -masing yan g

akan dibiayai dan

selanjutnya mengajukan

RUK

k e p a d a Kuasa Pengguna Anggaran (KPA).

2.2. Penyaluran Dana


Proses penyaluran dana Belanja Bantuan Sosial yaitu KPA
mengajukan

Surat Permintaan Pembayaran Langsung

(SPP-LS) sebagai berikut:


a. Keputusan Dirjen/Kepala Badan di tingkat pusat atau
Keputusan Bupati/Walikotaatau Kepala Dinas/Badan/
Kantor lingkup Pertanian atau pejabat yang ditunjuk
tentang Penetapan Kelompok Sasaran;
b. Rekapitulasi RUK secara umum mencantumkan:
1) Nama kelompok tani/lembaga;
2) Nama ketua kelompok tani/lembaga;
3) Nama petani anggota kelompok tani/lembaga;
4) Nomor

rekening

a.n.

petani/ketua

kelompok

tani/lembaga;
5) Nama Bank Pemerintah terdekat; dan
6) Jumlah dana dan susunan keanggotaan kelompok
tani.

69

Draft
PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

c. kuitansi harus ditandatangani oleh ketua kelompok


tani/lembaga

dan

diketahui/disetujui

oleh

PPK

Kabupaten/Kota yang bersangkutan;


d. surat

perjanjian

kelompok

kerjasama

sasaran

antara

tentang

PPK

dengan

pemanfaatan

dana

Belanja Bantuan Sosial kelompok tani;


e. atas dasar SPP-LS, Pejabat Penandatangan SPM (PPSPM)

menguji

Membayar

dan

menerbitkan

Langsung

Surat

(SPM-LS),

Perintah

selanjutnya

disampaikan SPM-LS ke KPPN setempat; dan


f. KPPN menerbitkan

Surat Perintah Pencairan Dana

(SP2D) sesuai ketentuan yang berlaku.


Untuk kegiatan Belanja Bantuan Sosial transfer uang
yang dananya ditampung pada pos Belanja Bantuan
Sosial pada DIPA Pusat dan DIPA Dekonsentrasi dan
Tugas Pembantuan Provinsi, maka pengajuan dan
penyaluran Belanja Bantuan Sosial mengikuti pola
tersebut diatas. Namun, penyebutan nama KPA dan
PPK dan lainnya disesuaikan dengan Satker tersebut
berada.

Untuk

bantuan

praktek

siswa

Sekolah

Pembangunan Pertanian (SPP), ketentuan pada huruf a,


huruf b, huruf c, dan huruf d disesuaikan dan diketahui
oleh Kepala SPP.

70

Draft
PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

3. Prosedur Pencairan dan Pemanfaatan Dana


3.1. Prosedur Pencairan Dana
Prosedur

pencairan

dana

Belanja

Bantuan

Sosial

Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2014, antara lain:


a. kelompok

tani/gapoktan/lembaga

terpilih

berhak

menerima dana Belanja Bantuan Sosial melalui transfer


ke rekening kelompok dari Bank Pemerintah;
b. kelompok

tani/gapoktan/lembaga

terpilih

berhak

menggunakan dana Belanja Bantuan Sosial tersebut


sesuai dengan RUK yang disetujui oleh PPK (di Pusat
dan Dinas/Badan/Kantor lingkup pertanian Provinsi,
maupun lingkup Pertanian Kabupaten/Kota);
c. kelompok tani/gapoktan/lembaga terpilih berhak menarik
uang yang ada di rekening bank secara bertahap sesuai
dengan tahapan pengadaan yang akan dilakukan
kelompok dan jadwal kegiatan;
d. besarnya uang pada setiap penarikan dari rekening
bank disesuaikan dengan besarnya kebutuhan belanja
yang bersangkutan;
e. proses pengadaan dilakukan dengan didahului survey
pasar, survey harga, dan mempelajari jenis/kualitas
barang yang akan dibeli;
f. proses pengadaan barang oleh kelompok tani terpilih
dilakukan

secara

transparan

dan

memperhatikan

prinsip-prinsip efisiensi dan efektivitas dari barang yang


71

Draft
PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

akan dibeli dan disaksikan oleh tokoh masyarakat atau


aparat desa setempat; dan
g. hasil dari pembelian dimanfaatkan oleh kelompok tani
terpilih dan dicatat/dibukukan menjadi aset kelompok.

3.2. Prosedur Pemanfaatan Dana


Prosedur pemanfaatan dana Belanja Bantuan Sosial
sebagai berikut:
a. seluruh

transaksi

kelompok

dibukukan

secara

sederhana;
b. bukti/kuitansi pembelian disimpan;
c. bukti serah terima hasil pembelian kepada anggota
kelompok dibukukan;
d. Ketua kelompok tani terpilih wajib membuat laporan rutin
penggunaan dana Belanja Bantuan Sosial kepada PPK;
e. seluruh aset kelompok dirawat dan dikelola dengan baik;
f. dana Belanja Bantuan Sosial digunakan untuk usaha
produktif

sehingga

diperoleh

keuntungan

yang

memadai; dan
g. sebagian dari keuntungan kelompok dimanfaatkan untuk
pemupukan modal, memperluas dan memperbesar
skala usaha, mengembangkan unit usaha pertanian
yang potensial serta memperkuat kelembagaan yang
ada.

72

Draft
PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

Mekanisme pencairan dana bantuan sosial bagi pelaksanaan


SL-PTT Tahun 2014 dapat dilihat pada Lampiran 8.
Selanjutnya, hal-hal lain yang berkaitan dengan belanja bantuan
sosial secara lebih rinci dapat dilihat pada Peraturan Menteri
Pertanian Republik Indonesia tentang Pedoman Pengelolaan
Belanja Bantuan Sosial Kementerian Pertanian Tahun Anggaran
2014.
C. Mekanisme Pengadaan
1. Dana yang telah dicairkan oleh kelompoktani dipergunakan
untuk membeli saprodi sesuai dengan kebutuhan kelompok
sebagaimana yang telah tertuang pada RUK yang telah disetujui
oleh

Ketua

Kelompoktani,

Bendahara

Kelompoktani

dan

Penyuluh/Petugas Pertanian, dengan contoh blanko disajikan


pada Lampiran 6.
2. Kelompoktani dapat membeli saprodi di kios/toko saprodi
terdekat atau di Produsen Penyalur Saprodi sesuai dengan RUK.
3. Dalam rangka pengawasan pelaksanaan bantuan SL-PTT,
Kelompoktani penerima bantuan agar melakukan hal-hal sebagai
berikut :
a. Menyimpan tanda bukti (kwitansi) pembelian saprodi.
b. Mencatat semua nomor seri label benih yang diterima.
c. Mencatat semua nomor seri karung/kantung/botol/sachet
pupuk/saprodi yang dibeli.

73

Draft
PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

d. Membuat surat pernyataan Penerimaan Dana Bantuan Sosial


SL-PTT sebagaimana terlihat dalam Lampiran 7.
e. Saprodi yang belum digunakan agar disimpan dengan baik
untuk menjaga mutu.
4. Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota bertanggung jawab
penuh terhadap penyaluran dan penggunaan Dana Bantuan
Sosial bagi pelaksanaan SL-PTT oleh petani/kelompoktani.
Sumber pembiayaan pelaksanaan SL-PTT selain berasal dari APBN
(Dana Tugas Pembantuan) dalam bentuk Belanja Bantuan Sosial,
juga didukung oleh APBN (Dana Dekonsetrasi) dan APBD maupun
dana dari pihak swasta, stakeholders yaitu antara lain sebagai
berikut :
1. Bantuan alat dan mesin pertanian antara lain traktor, mesin
pembuat pupuk organik, alsintan pascapanen melalui dana tugas
pembantuan di Dinas Pertanian Kabupaten/Kota dan dana
dekonsentrasi di Dinas Pertanian Provinsi ataupun dana APBN
sesuai dengan ketersediaan dana.
2. Bantuan pengendalian OPT melalui dana APBN pada BPTPH,
sesuai dengan ketersediaan dana.
3. Bantuan pengawalan, pendampingan, pembinaan, monitoring,
evaluasi dan pelaporan SL-PTT melalui dana tugas pembantuan
di Dinas Pertanian Kabupaten/Kota dan dana dekonsentrasi di
Dinas Pertanian Provinsi.

74

Draft
PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

4. Bantuan pendampingan SL-PTT oleh PPL, POPT dan PBT


melalui dana BOP masing-masing Institusi.
5. Bantuan pendampingan teknologi SL-PTT oleh peneliti melalui
dana APBN pada BPTP/Badan Litbang.
6. Kemitraan dengan perusahaan mitra yang bergerak dibidang
agribisnis tanaman pangan yang difasilitasi oleh Dinas Pertanian
Provinsi maupun Kabupaten/Kota setempat.

75

Draft
PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

VIII. BIMBINGAN/PEMBINAAN DAN PENDAMPINGAN


Bimbingan/pembinaan

dan

pendampingan

dilaksanakan

secara

periodik mulai dari persiapan sampai dengan panen dan berjenjang


mulai dari Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota dan Kecamatan serta Desa
seperti terlihat dalam rencana jadwal pelaksanaan pada Lampiran 9.
A. Pusat melakukan koordinasi, supervisi dan pembinaan pelaksanaan
SL-PTT di provinsi dan kabupaten/kota sesuai dengan ketersediaan
dana.
B. Provinsi

melakukan

koordinasi,

supervisi,

pembinaan

dan

pengawalan pelaksanaan SL-PTT di kabupaten/kota diharapkan


minimal 2 (dua) kali selama musim tanam sesuai dengan
ketersediaan dana.
C. Kabupaten melakukan koordinasi dan pembinaan pelaksanaan SLPTT

di

tingkat

lapangan/kelompoktani

pelaksana

SL-PTT

diharapkan minimal 4(empat) kali selama musim tanam disesuaikan


dengan ketersediaan dana. Melakukan pendampingan kelompoktani
pelaksana SL-PTT dalam menerapkan paket teknologi spesifik
lokasi dan membantu kelancaran distribusi bantuan SL-PTT dll.
D. Pengawalan dan pendampingan oleh peneliti Puslitbangtan, BB
Padi, Balitsereal, dan Lolit Tungro bersama peneliti BPTP.
Pengawalan dan pendampingan oleh peneliti diutamakan pada
kawasan pertumbuhan, pengembangan dan pemantapan yang
disesuaikan dengan kondisi di lapangan dan ketersediaan dana

76

Draft
PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

yang ada di masing-masing BPTP setempat. Pendampingan dan


pengawalan SL-PTT perlu mengedepankan teknologi spesifik lokasi
yang sinergisitas, yakni teknologi yang mengutamakan peningkatan
produktivitas dan pengurangan kehilangan hasil serta pendekatan
teknologi yang memperhatikan sub-ekosistem setempat.
Disamping melakukan pengawalan dan pendampingan, peneliti/
BPTP dapat melakukan display varietas berdampingan dengan
lokasi SL-PTT.

77

Draft
PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

IX. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN


A.

Monitoring.
Kegiatan monitoring dilaksanakan secara periodik mulai dari
persiapan sampai dengan panen oleh petugas Pusat, Provinsi dan
Kabupaten/Kota sebagaimana terlihat dalam rencana jadwal
pelaksanaan

pada

Lampiran

9.

Monitoring

meliputi

perkembangan pelaksanaan SL-PTT, hasil yang telah dicapai dll.


B.

Evaluasi.
Kegiatan evaluasi dilaksanakan oleh petugas Pusat, Provinsi dan
Kabupaten/Kota setelah seluruh rangkaian kegiatan dalam SLPTT

selesai

sebagaimana

terlihat

dalam

rencana

jadwal

pelaksanaan pada Lampiran 9. Evaluasi meliputi 1) Komponen


kegiatan pelaksanaan SL-PTT, 2) Tingkat pencapaian sasaran
areal dan hasil, 3) Kenaikan produktivitas dilokasi SL-PTT dan LL,
4) Penerapan komponen teknologi PTT dan 5). Lain-lain.
C.

Pelaporan.
Kegiatan

pelaporan

dilaksanakan

oleh

petugas

provinsi,

kabupaten/kota dan kecamatan serta desa/unit SL-PTTsecara


periodik setiap bulan. Pelaporan dilakukan secara berjenjang yaitu
dari Pemandu Lapangan ke Dinas Pertanian Kabupaten/Kota, dari
Dinas Pertanian Kabupaten/Kota ke Dinas Pertanian Provinsi dan
dari Dinas Pertanian Provinsi ke Direktorat Jenderal Tanaman
Pangan c/q Direktorat Budidaya Serealia. Laporan meliputi
pelaksanaan SL-PTT, hasil yang telah diperoleh, dll sebagaimana
78

Draft
PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

terlihat dalam format laporan (Lampiran 10, 11, 12, 13 dan 14).
Laporan akhir memuat hasil evaluasi, kesimpulan, saran serta
data dukung lainnya dll. Laporan ke pusat disampaikan ke
Direktorat Budidaya Serealia Jl. AUP No. 3 Pasar Minggu
Jakarta Selatan 12520; Telp. (021) 7806262 ; Faximile (021)
7802930 ;email. serealiapangan@yahoo.com.
Kinerja penyampaian laporan akan dijadikan salah satu dasar
penentuan anggaran Tahun 2015 sebagai penerapan azas reward
and punishment.

79

Draft
PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

X. PENUTUP
Peningkatan produktivitas padi dan jagung melalui peningkatan kualitas
SL-PTT dengan pola pertumbuhan, pengembangan dan pemantapan
melalui pendekatan kawasan skala luas, merupakan salah satu
terobosan yang diharapkan mampu memberikan kontribusi yang lebih
besar dalam pencapaian sasaran produksi padi dan jagung nasional.
SL-PTT akan berhasil meningkatkan produksi dan pendapatan petani
apabila didukung oleh semua pihak termasuk pemangku kepentingan
baik hulu, onfarm maupun hilir serta terciptanya koordinasi pelaksanaan
SL-PTT yang sinkron dan sinergis pada setiap tingkat pemerintahan
mulai dari Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan sampai tingkat
Desa.
Untuk itu diperlukan niat tulus dari seluruh stakeholders, pola gerakan
yang seiring seirama terpadu terkoordinasi terpantau mulai dari pusat
sampai lapangan, upaya dan dukungan yang luar biasa karena sasaran
yang diminta luar biasa, dari seluruh pelaku usaha, pemangku
kepentingan dan masyarakat tani, kecepatan pengambilan keputusan
dalam menyelesaikan masalah dan komitmen seluruh pemangku
kepentingan.
Peran Gubernur dan Bupati/Walikota sangat besar dalam mendukung
setiap kegiatan pembangunan tanaman pangan di daerah termasuk SLPTT dan P2BN. Untuk itu Kepala Dinas Pertanian Provinsi dan Kepala
Dinas

Kabupaten/Kota

diharapkan

berupaya

meyakinkan

Gubernur/Bupati/Walikota untuk memberi perhatian serius terhadap

80

Draft
PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

keberhasilan kegiatan pembangunan tanaman pangan terutama


pelaksanaan SL-PTT dan pencapaian produksi padi (P2BN) dan jagung
serta pengembangan serealia di wilayahnya untuk meningkatkan
produksi dan kesejahteraan petani.
Sebagai catatan penting bahwa pelaksanaan SL-PTT diharapkan
sebagai upaya untuk mencapai sasaran produksi tahun 2014 dan
surplus beras 10 juta ton, seperti pada Lampiran 1 dan Lampiran 2.

- o00o -

81

PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

Lampiran 1

SASARAN INDIKATIF LUAS TANAM, LUAS PANEN,


PRODUKTIVITAS DAN PRODUKSI PADI TAHUN 2014
No
1
2
3
4
5
6
7
8
10
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33

Provinsi
ACEH
SUMUT
SUMBAR
RIAU
KEP RIAU
JAMBI
SUMSEL
BABEL
BENGKULU
LAMPUNG
DKI JAKART A
JABAR
BANT EN
JAT ENG
DI YOGYA
JAT IM
BALI
NT B
NT T
KALBAR
KALT ENG
KALSEL
KALT IM
SULUT
GORONT ALO
SULT ENG
SULSEL
SULBAR
SULT RA
MALUKU
MALUKU UT ARA
PAPUA
PAPUA BARAT
Jumlah

Luas Tanam
(Ha)

Luas Panen
(Ha)

Provitas
(Ku/Ha)

Produksi
(Ton)

469.267
855.852
543.128
175.154
573
172.145
896.463
14.619
157.110
683.118
2.039
2.109.376
423.700
1.877.129
161.719
2.139.177
157.325
462.391
232.296
512.827
256.523
532.770
162.822
140.824
69.044
258.423
1.014.091
99.125
141.088
24.077
19.877
49.509
11.418

452.998
800.179
524.298
169.082
553
166.177
865.383
14.113
153.663
659.434
1.938
2.036.243
409.010
1.812.049
156.113
2.065.011
151.871
446.360
224.242
495.047
267.629
514.299
157.177
135.941
66.651
249.495
978.932
95.688
136.196
27.242
19.188
47.793
11.022

48,57
51,03
51,30
38,46
38,56
45,60
46,20
30,77
43,40
52,18
60,28
61,39
55,35
60,53
59,78
62,76
60,13
52,25
34,80
34,75
31,58
42,78
42,96
50,89
53,55
47,26
53,36
48,00
43,47
44,25
39,91
39,35
40,38

2.200.000
4.082.997
2.689.480
650.355
2.133
757.795
3.998.098
43.426
666.893
3.440.676
11.682
12.500.000
2.264.053
10.968.337
933.308
12.959.142
913.248
2.332.381
780.384
1.720.452
845.180
2.200.000
675.221
691.826
356.931
1.179.213
5.223.417
459.310
592.110
120.538
76.569
188.060
44.504

14.825.000

14.311.014

53,50

76.567.719

82

PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

Lampiran 2

SASARAN INDIKATIF LUAS TANAM, LUAS PANEN,


PRODUKTIVITAS DAN PRODUKSI JAGUNG TAHUN 2014
NO

PROVINSI

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33

ACEH
SUMATERA UTARA
SUMATERA BARAT
RIAU
JAMBI
SUMATERA SELATAN
BENGKULU
LAMPUNG
BABEL
KEPRI
DKI JAKARTA
JAWA BARAT
JAWA TENGAH
DI YOGYAKARTA
JAWA TIMUR
BANTEN
BALI
NTB
NTT
KALIMANTAN BARAT
KALIMANTAN TENGAH
KALIMANTAN SELATAN
KALIMANTAN TIMUR
SULAWESI UTARA
SULAWESI TENGAH
SULAWESI SELATAN
SULAWESI TENGGARA
GORONTALO
SULAWESI BARAT
MALUKU
MALUKU UTARA
PAPUA BARAT
PAPUA
INDONESIA

L. TANAM
(HA)
53.416
281.684
80.798
16.534
12.056
32.025
33.015
399.961
3.003
557
21
173.066
619.672
81.900
1.359.872
10.175
26.409
132.857
267.362
50.925
5.618
24.717
6.694
137.046
49.387
355.215
35.175
154.337
27.294
11.266
14.179
2.678
4.444
4.463.354

83

L.PANEN
PRODUKTIVITAS
(HA)
(KU/HA)
49.677
37,84
261.966
53,38
75.142
64,73
15.377
28,33
11.212
44,16
29.783
39,20
30.704
39,55
371.964
48,66
2.793
37,65
518
26,07
20
27,41
160.952
68,46
576.295
52,67
76.167
53,14
1.264.681
54,06
9.462
32,37
24.560
35,06
123.557
47,34
248.646
32,06
47.360
47,95
5.225
31,50
22.987
49,91
6.225
24,98
127.453
40,61
45.930
38,74
330.350
49,43
32.713
25,91
143.534
51,05
25.383
45,47
10.477
38,90
13.187
23,42
2.490
17,47
4.133
18,10
4.150.919
50,16

PRODUKSI
(TON)
187.960
1.398.470
486.415
43.557
49.516
116.757
121.435
1.810.046
10.516
1.349
54
1.101.943
3.035.091
404.779
6.837.495
30.631
86.100
584.933
797.097
227.099
16.458
114.722
15.548
517.556
177.911
1.632.771
84.759
732.736
115.423
40.756
30.887
4.350
7.480
20.822.599

PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

REKAPITULASI ALOKASI SL-PTT PADI DAN JAGUNG TAHUN 2014


No
I

Uraian

Areal (Ha)

Kawasan SL-PTT Padi


a. Kawasan Pertumbuhan

298.800

- Padi Inbrida Sawah

72.950

- Padi Inbrida Pasang Surut

94.000

- Padi Inbrida Rawa Lebak


- Padi Inbrida Lahan Kering
b. Kawasan Pengembangan

592.200

- Padi Inbrida Sawah

284.000

- Padi Hibrida

200.000

- Padi Inbrida Lahan Kering


c. Kawasan Pemantapan

108.200
3.734.000

- Padi Inbrida Sawah

3.632.000

- Padi Inbrida Lahan Kering


Jumlah Kawasan SL-PTT Padi
II

26.000
105.850

102.000
4.625.000

Kawasan SL-PTT Jagung


a. Kawasan Pertumbuhan

54.700

- Jagung Hibrida

9.000

- Jagung Komposit

45.700

b. Kawasan Pengembangan
- Jagung Hibrida

170.300
170.300

c. Kawasan Pemantapan

35.000

- Jagung Hibrida

35.000

Jumlah Kawasan SL-PTT Jagung

84

260.000

Lampiran 3

PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

LOKASI PELAKSANA SLPTT PADI DAN JAGUNG TAHUN 2014


SL-PTT PADI KAWASAN PERTUMBUHAN (SAPRODI)
NO.

PROVINSI & KABUPATEN/KOTA

NASIONAL

SLPTT PADI PASANG


SLPTT PADI SAWAH
SLPTT PADI LEBAK
SURUT PENINGKATAN
PENINGKATAN IP
PENINGKATAN IP
IP
(Ha)
Kab
(Ha)
Kab
(Ha)
Kab
72.950
-

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33

ACEH
SUMATERA UTARA
SUMATERA BARAT
RIAU
JAMBI
SUMATERA SELATAN
BENGKULU
LAMPUNG
DKI JAKARTA
JAWA BARAT
JAWA TENGAH
DI YOGYAKARTA
JAWA TIMUR
KALIMANTAN BARAT
KALIMANTAN TENGAH
KALIMANTAN SELATAN
KALIMANTAN TIMUR
SULAWESI UTARA
SULAWESI TENGAH
SULAWESI SELATAN
SULAWESI TENGGARA
BALI
NTB
NTT
MALUKU
PAPUA
MALUKU UTARA
BANTEN
BANGKA BELITUNG
GORONTALO
KEP.RIAU
PAPUA BARAT
SULAWESI BARAT

56

94.000

17
-

26.000
-

14
-

SLPTT PADI LAHAN


KERING
PENINGKATAN IP
(Ha)
Kab
105.850
-

78
-

TOTAL AREAL
PERTUMBUHAN

(Ha)

Kab

298.800
-

141
-

2.000
2.000

2
2

7.000
-

6
-

9.000
2.000

7
2

2.000
6.000
2.000
1.000
2.000
3.000
8.000
500
2.000
2.000
2.000
18.950
9.000
1.000
5.500
4.000

2
6
2
1
1
3
6
1
2
2
2
10
5
1
4
4

3.000
9.000
17.000
4.000
41.000
6.000
13.000
1.000
-

2
2
3
2
3
2
2
1
-

3.000
8.000
4.000
2.000
9.000
-

2
4
3
1
4
-

9.000
1.000
21.000
16.000
4.000
31.000
3.400
3.400
4.300
1.000
750
4.000

8
1
7
9
3
16
5
6
8
1
4
4

2.000
9.000
14.000
25.000
9.000
8.000
1.000
63.000
26.000
25.000
12.000
500
3.000
2.000
2.000
31.000
3.400
22.350
13.300
2.000
6.250
8.000

2
7
6
7
8
4
1
10
10
8
7
1
3
2
2
16
5
14
8
1
6
4

85

PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014


SL-PTT PADI KAWASAN
PENGEMBANGAN (SAPRODI)
NO.

PROVINSI & KABUPATEN/KOTA

NASIONAL

SLPTT PADI LAHAN


SLPTT PADI SAWAH DEMFARM PADI
KERING SPESIFIK
SPESIFIK LOKASI
HIBRIDA
LOKASI
(Ha)
Kab
(Ha)
Kab
(Ha)
Kab
284.000
-

1
2

ACEH
SUMATERA UTARA

3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33

SUMATERA BARAT
RIAU
JAMBI
SUMATERA SELATAN
BENGKULU
LAMPUNG
DKI JAKARTA
JAWA BARAT
JAWA TENGAH
DI YOGYAKARTA
JAWA TIMUR
KALIMANTAN BARAT
KALIMANTAN TENGAH
KALIMANTAN SELATAN
KALIMANTAN TIMUR
SULAWESI UTARA
SULAWESI TENGAH
SULAWESI SELATAN
SULAWESI TENGGARA
BALI
NTB
NTT
MALUKU
PAPUA
MALUKU UTARA
BANTEN
BANGKA BELITUNG
GORONTALO
KEP.RIAU
PAPUA BARAT
SULAWESI BARAT

190
-

200.000
-

117
-

108.200
-

58

SL-PTT PADI KAWASAN PEMANTAPAN


(SAPRODI)

TOTAL AREAL
PENGEMBANGAN
(SL+LL)
(Ha)

SLPTT PADI SAWAH

Kab

(Ha)

592.200

235

Kab

3.632.000
-

345
-

SLPTT PADI LAHAN


KERING
(Ha)

Kab

102.000
-

44
-

TOTAL AREAL
PEMANTAPAN
(SL+LL)
(Ha)

TOTAL PADI

Kab

3.734.000
-

(Ha)

Kab

347

4.625.000

396
-

12.000
9.000

7
9

12.000
7.000

11
7

24.000
16.000

11
11

212.000
206.000

21
22

5.000
-

1
-

217.000
206.000

21
22

250.000
224.000

21
22

10.000
6.000
6.000
39.000
6.000
10.000
12.000
7.000
4.000
42.000
4.000
7.000
6.000
3.000
6.000
2.000
37.000
6.000
3.000
5.000
10.500
13.500
7.000
4.000
7.000

6
6
6
14
6
10
12
5
4
21
3
7
5
3
6
2
14
5
3
5
11
5
6
4
5

4.000
9.000
18.000
8.000
4.000
45.000
2.000
7.000
71.000
7.000
4.000
2.000
-

3
9
14
8
3
26
2
7
15
6
4
2
-

3.000
11.000
12.000
5.000
19.800
7.000
40.000
6.000
4.400
-

2
4
5
5
10
7
16
4
5
-

13.000
17.000
18.000
43.000
6.000
19.000
35.000
15.000
8.000
87.000
6.000
7.000
25.800
3.000
20.000
2.000
148.000
12.000
3.000
12.000
14.500
13.500
9.000
8.400
7.000

6
8
8
14
6
11
15
11
4
27
5
7
11
3
8
2
18
7
3
6
12
5
6
5
5

124.000
58.000
62.000
205.000
56.000
169.000
413.000
359.000
48.000
367.000
89.000
28.000
127.000
39.000
50.000
108.000
281.000
74.000
12.000
196.000
85.500
170.000
6.000
31.500
56.000

14
10
11
13
10
13
21
29
4
28
13
10
11
10
10
8
22
10
8
10
16
5
4
6
6

4.000
14.000
11.000
12.000
25.000
16.000
3.000
5.000
5.000
2.000

4
8
7
6
1
7
3
3
4
-

124.000
58.000
62.000
209.000
56.000
183.000
424.000
371.000
73.000
383.000
89.000
28.000
127.000
39.000
50.000
111.000
281.000
74.000
12.000
201.000
85.500
175.000
6.000
31.500
58.000

14
10
11
13
10
13
21
29
4
29
13
10
11
10
10
9
22
10
8
10
16
5
4
6
6

139.000
84.000
94.000
277.000
71.000
210.000
459.000
386.000
82.000
470.000
158.000
61.000
177.800
54.000
70.500
116.000
431.000
86.000
15.000
215.000
131.000
16.900
22.350
13.300
184.000
8.000
39.900
6.250
73.000

14
10
11
15
10
13
21
29
4
29
13
13
11
11
11
9
22
11
9
10
19
8
14
8
6
4
6
6
6

86

PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014


SL-PTT JAGUNG KAWASAN
PERTUMBUHAN (SAPRODI)
NO.

PROVINSI & KABUPATEN/KOTA

SLPTT JAGUNG
HIBRIDA
(Ha)

TOTAL AREAL
PERTUMBUHAN

SLPTT JAGUNG
KOMPOSIT

Kab

(Ha)

Kab

(Ha)

Kab

SL-PTT JAGUNG
KAWASAN
PENGEMBANGAN

SL-PTT JAGUNG
KAWASAN
PEMANTAPAN

SLPTT JAGUNG
HIBRIDA

SLPTT JAGUNG
HIBRIDA

(Ha)

Kab

(Ha)

TOTAL JAGUNG

Kab

(Ha)

Kab

JUMLAH KAB
PELAKSANA
SL-PTT
Kab

NASIONAL

9.000

45.700

64

54.700

72

170.300

139

35.000

29

260.000

201

401

1
2

ACEH
SUMATERA UTARA

1.000
-

1
-

1.000
-

1
-

10.000
2.000

6
2

2.000
-

13.000
2.000

6
2

21
22

3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33

SUMATERA BARAT
RIAU
JAMBI
SUMATERA SELATAN
BENGKULU
LAMPUNG
DKI JAKARTA
JAWA BARAT
JAWA TENGAH
DI YOGYAKARTA
JAWA TIMUR
KALIMANTAN BARAT
KALIMANTAN TENGAH
KALIMANTAN SELATAN
KALIMANTAN TIMUR
SULAWESI UTARA
SULAWESI TENGAH
SULAWESI SELATAN
SULAWESI TENGGARA
BALI
NTB
NTT
MALUKU
PAPUA
MALUKU UTARA
BANTEN
BANGKA BELITUNG
GORONTALO
KEP.RIAU
PAPUA BARAT
SULAWESI BARAT

1.000
1.000
3.000
2.000
1.000
-

1
1
3
2
1
-

1.000
3.000
4.000
5.000
4.000
1.000
2.000
13.000
3.000
1.000
3.000
1.000
4.000
700
-

1
3
4
5
3
1
2
12
3
10
8
1
4
7
-

1.000
1.000
3.000
4.000
1.000
5.000
4.000
4.000
2.000
13.000
5.000
1.000
3.000
2.000
4.000
700
-

1
1
3
4
1
5
3
3
2
12
4
10
8
2
1
4
7
-

7.000
5.000
8.000
3.000
7.000
3.000
20.000
3.000
24.000
5.000
1.000
3.000
1.000
12.400
20.000
17.000
2.000
8.000
1.000
2.000
1.900
4.000

7
4
6
3
5
2
17
3
22
5
1
3
1
8
10
16
2
7
1
2
2
4

1.000
5.000
5.000
2.000
1.000
5.000
1.000
4.000
3.000
6.000
-

1
5
5
2
1
5
1
4
2
3
-

7.000
1.000
6.000
9.000
3.000
7.000
8.000
28.000
5.000
28.000
6.000
1.000
4.000
1.000
22.400
25.000
21.000
9.000
16.000
13.000
6.000
1.000
3.000
4.000
5.900
700
4.000

7
1
4
6
3
6
7
22
4
22
6
1
3
1
8
10
17
4
8
12
4
10
8
3
5
7
4

14
10
11
15
10
13
21
29
4
29
13
13
11
11
11
10
22
11
9
10
19
8
15
8
6
4
6
9
6

87

PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

SL-PTT PADI KAWASAN PERTUMBUHAN (SAPRODI)


NO. PROVINSI & KABUPATEN/KOTA

SLPTT PADI SAWAH PENINGKATAN


IP
SL(Ha)

NASIONAL

1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

ACEH
Kab. Aceh Barat
Kab. Aceh Besar
Kab. Aceh Selatan
Kab. Aceh Singkil
Kab. Aceh Tengah
Kab. Aceh Tenggara
Kab. Aceh Timur
Kab. Aceh Utara
Kab. Bireuen
Kab. Aceh Pidie
Kab. Simeuleu
Kab. Gayo Lues
Kab. Aceh Barat Daya
Kab. Aceh Jaya
Kab. Nagan Raya
Kab. Aceh Tamiang
Kab. Bener Meriah
Kab. Pidie Jaya
Kota Banda Aceh
Kota Sabang
Kota Langsa
Kota Lhokseumawe
Kota Sibulussalam
Kota Meulaboh

LL (Ha)

(Ha)

SLPTT PADI PASANG SURUT


PENINGKATAN IP

Kab SL(Ha)

LL (Ha)

(Ha)

Kab SL(Ha)

70.032

2.918

72.950

56

90.240

3.760

94.000

1.920
960
960
-

80
40
40
-

2.000
1.000
1.000
-

2
1
1
-

88

SLPTT PADI LEBAK PENINGKATAN


IP

17 24.960

LL (Ha)

(Ha)

Kab SL(Ha)

1.040

26.000

14 101.616

TOTAL AREAL
PERTUMBUHAN

SLPTT PADI LAHAN KERING


PENINGKATAN IP

6.720
960
960
1.920
960
960
960
-

LL (Ha)

(Ha)

Kab

(Ha)

Kab

4.234

105.850

78

298.800

181

280
40
40
80
40
40
40
-

7.000
1.000
1.000
2.000
1.000
1.000
1.000
-

6
1
1
1
1
1
1
-

9.000
2.000
1.000
2.000
1.000
1.000
1.000
1.000
-

7
1
1
1
1
1
1
1
-

PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

SL-PTT PADI KAWASAN PENGEMBANGAN (SAPRODI)


NO.

PROVINSI & KABUPATEN/KOTA


SLPTT PADI SAWAH SPESIFIK LOKASI
SL(Ha)
NASIONAL

1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

ACEH
Kab. Aceh Barat
Kab. Aceh Besar
Kab. Aceh Selatan
Kab. Aceh Singkil
Kab. Aceh Tengah
Kab. Aceh Tenggara
Kab. Aceh Timur
Kab. Aceh Utara
Kab. Bireuen
Kab. Aceh Pidie
Kab. Simeuleu
Kab. Gayo Lues
Kab. Aceh Barat Daya
Kab. Aceh Jaya
Kab. Nagan Raya
Kab. Aceh Tamiang
Kab. Bener Meriah
Kab. Pidie Jaya
Kota Banda Aceh
Kota Sabang
Kota Langsa
Kota Lhokseumawe
Kota Sibulussalam
Kota Meulaboh

LL (Ha)

(Ha)

Kab

SLPTT PADI LAHAN KERING


SPESIFIK LOKASI

DEMFARM PADI HIBRIDA


SL(Ha)

LL (Ha)

272.640

11.360

284.000

190

192.000

8.000

11.520
1.920
960
1.920
1.920
1.920
960
1.920
-

480
80
40
80
80
80
40
80
-

12.000
2.000
1.000
2.000
2.000
2.000
1.000
2.000
-

7
1
1
1
1
1
1
1
-

11.520
960
960
960
960
1.920
960
960
960
960
960
960
-

480
40
40
40
40
80
40
40
40
40
40
40
-

89

(Ha)

Kab SL(Ha)

LL (Ha)

200.000 117 103.872

12.000
1.000
1.000
1.000
1.000
2.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
-

TOTAL AREAL
PENGEMBANGAN
(SL+LL)

11
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
-

Kab

4.328

108.200

(Ha)

(Ha)

Kab

58

592.200

235

24.000
1.000
3.000
1.000
2.000
4.000
3.000
3.000
1.000
2.000
3.000
1.000
-

11
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
-

PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

SL-PTT PADI KAWASAN PEMANTAPAN (SAPRODI)


NO.

PROVINSI & KABUPATEN/KOTA


SLPTT PADI SAWAH
SL(Ha)
NASIONAL

1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

TOTAL AREAL
PEMANTAPAN
(SL+LL)

ACEH
Kab. Aceh Barat
Kab. Aceh Besar
Kab. Aceh Selatan
Kab. Aceh Singkil
Kab. Aceh Tengah
Kab. Aceh Tenggara
Kab. Aceh Timur
Kab. Aceh Utara
Kab. Bireuen
Kab. Aceh Pidie
Kab. Simeuleu
Kab. Gayo Lues
Kab. Aceh Barat Daya
Kab. Aceh Jaya
Kab. Nagan Raya
Kab. Aceh Tamiang
Kab. Bener Meriah
Kab. Pidie Jaya
Kota Banda Aceh
Kota Sabang
Kota Langsa
Kota Lhokseumawe
Kota Sibulussalam
Kota Meulaboh

LL (Ha)

3.486.720 145.280

203.520
6.720
16.320
13.440
2.880
1.920
11.520
23.040
26.880
17.280
24.960
2.880
4.800
11.520
3.840
13.440
10.560
1.920
5.760
960
960
1.920
-

8.480
280
680
560
120
80
480
960
1.120
720
1.040
120
200
480
160
560
440
80
240
40
40
80
-

(Ha)

SLPTT PADI LAHAN KERING


Kab

SL(Ha)

LL (Ha)

(Ha)

Kab

(Ha)

Kab

TOTAL PADI

(Ha)

Kab

3.632.000

345

97.920

4.080

102.000

44

3.734.000

347

4.625.000

396

212.000
7.000
17.000
14.000
3.000
2.000
12.000
24.000
28.000
18.000
26.000
3.000
5.000
12.000
4.000
14.000
11.000
2.000
6.000
1.000
1.000
2.000
-

21
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
-

4.800
4.800
-

200
200
-

5.000
5.000
-

1
1
-

217.000
7.000
17.000
14.000
3.000
2.000
12.000
29.000
28.000
18.000
26.000
3.000
5.000
12.000
4.000
14.000
11.000
2.000
6.000
1.000
1.000
2.000
-

21
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
-

250.000
9.000
18.000
17.000
3.000
2.000
14.000
33.000
32.000
21.000
30.000
4.000
5.000
12.000
5.000
17.000
14.000
2.000
8.000
1.000
1.000
2.000
-

21
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
-

90

PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

SL-PTT JAGUNG KAWASAN PERTUMBUHAN (SAPRODI)


NO.

TOTAL AREAL
PERTUMBUHAN

PROVINSI & KABUPATEN/KOTA


SLPTT JAGUNG HIBRIDA
SL(Ha)
NASIONAL

8.640

LL (Ha)
360

(Ha)

SLPTT JAGUNG KOMPOSIT


Kab

9.000

SL(Ha)

10

LL (Ha)

43.872

1.828

1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

ACEH
Kab. Aceh Barat
Kab. Aceh Besar
Kab. Aceh Selatan
Kab. Aceh Singkil
Kab. Aceh Tengah
Kab. Aceh Tenggara
Kab. Aceh Timur
Kab. Aceh Utara
Kab. Bireuen
Kab. Aceh Pidie
Kab. Simeuleu
Kab. Gayo Lues
Kab. Aceh Barat Daya
Kab. Aceh Jaya
Kab. Nagan Raya
Kab. Aceh Tamiang
Kab. Bener Meriah
Kab. Pidie Jaya
Kota Banda Aceh
Kota Sabang
Kota Langsa
Kota Lhokseumawe
Kota Sibulussalam
Kota Meulaboh

960
960
-

40
40
-

1.000
1.000
-

91

(Ha)

Kab

45.700

(Ha)

Kab

64

54.700

72

1.000
1.000
-

1
1
-

1
1
-

PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

NO.

SL-PTT JAGUNG KAWASAN PENGEMBANGAN


(SAPRODI)

SL-PTT JAGUNG KAWASAN PEMANTAPAN


(SAPRODI)

SLPTT JAGUNG HIBRIDA

SLPTT JAGUNG HIBRIDA

PROVINSI & KABUPATEN/KOTA

SL(Ha)
NASIONAL

1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

JUMLAH
KAB
TOTAL JAGUNG
PELAKSAN
A SL-PTT

ACEH
Kab. Aceh Barat
Kab. Aceh Besar
Kab. Aceh Selatan
Kab. Aceh Singkil
Kab. Aceh Tengah
Kab. Aceh Tenggara
Kab. Aceh Timur
Kab. Aceh Utara
Kab. Bireuen
Kab. Aceh Pidie
Kab. Simeuleu
Kab. Gayo Lues
Kab. Aceh Barat Daya
Kab. Aceh Jaya
Kab. Nagan Raya
Kab. Aceh Tamiang
Kab. Bener Meriah
Kab. Pidie Jaya
Kota Banda Aceh
Kota Sabang
Kota Langsa
Kota Lhokseumawe
Kota Sibulussalam
Kota Meulaboh

LL (Ha)

(Ha)

Kab

SL(Ha)

LL (Ha)

(Ha)

163.488

6.812

170.300

139

33.600

1.400

35.000

9.600
2.880
1.920
1.920
960
960
960
-

400
120
80
80
40
40
40
-

10.000
3.000
2.000
2.000
1.000
1.000
1.000
-

6
1
1
1
1
1
1
-

1.920
960
960
-

80
40
40
-

2.000
1.000
1.000
-

92

Kab

(Ha)

49.428 260.000

13.000
4.000
3.000
3.000
1.000
1.000
1.000
-

Kab

Kab

201

400

6
1
1
1
1
1
1
-

21
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
-

PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

SL-PTT PADI KAWASAN PERTUMBUHAN (SAPRODI)


NO. PROVINSI & KABUPATEN/KOTA

SLPTT PADI SAWAH PENINGKATAN


IP
SL(Ha)

LL (Ha)

(Ha)

Kab

SLPTT PADI PASANG SURUT


PENINGKATAN IP
SL(Ha)

LL (Ha)

(Ha)

SLPTT PADI LEBAK PENINGKATAN


IP

Kab SL(Ha)

(Ha)

SLPTT PADI LAHAN KERING


PENINGKATAN IP

Kab SL(Ha)
-

LL (Ha)
-

(Ha)
-

Kab

(Ha)

Kab

SUMATERA UTARA

1.920

80

2.000

2.000

Kab. Asahan

Kab. Dairi

Kab. Deli Serdang

Kab. Tanah Karo

Kab. Labuhan Batu

Kab. Langkat

Kab. Mandailing Natal

Kab. Simalungun

Kab. Tapanuli Selatan

10

Kab. Tapanuli Tengah

960

40

1.000

1.000

11

Kab. Tapanuli Utara

12

Kab. Toba Samosir

13

Kab. Pakpak Barat

14

Kab. Humbang Hasundutan

15

Kab. Serdang Bedagai

16

Kab. Padang lawas

17

Kota Padang Sidempuan

18

Kab. Nias Selatan

960

40

1.000

1.000

19

Kab. Samosir

20

Kab Padang Lawas Utara

21

Kab. Labuhan Batu Utara

22

Kab. Batu Bara

93

LL (Ha)

TOTAL AREAL
PERTUMBUHAN

PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

SL-PTT PADI KAWASAN PENGEMBANGAN (SAPRODI)


NO.

PROVINSI & KABUPATEN/KOTA


SLPTT PADI SAWAH SPESIFIK LOKASI
SL(Ha)

SUMATERA UTARA

Kab. Asahan

LL (Ha)

(Ha)

Kab

9.000

SLPTT PADI LAHAN KERING


SPESIFIK LOKASI

DEMFARM PADI HIBRIDA


SL(Ha)

LL (Ha)

6.720

(Ha)

280

TOTAL AREAL
PENGEMBANGAN
(SL+LL)

Kab SL(Ha)

7.000

LL (Ha)
-

(Ha)
-

Kab
-

(Ha)

Kab

8.640

360

16.000

11

960

40

1.000

1.000

Kab. Dairi

Kab. Deli Serdang

Kab. Tanah Karo

960

40

1.000

960

40

1.000

2.000

Kab. Labuhan Batu

960

40

1.000

1.000

Kab. Langkat

960

40

1.000

960

40

1.000

2.000

Kab. Mandailing Natal

Kab. Simalungun

960

40

1.000

960

40

1.000

2.000

1
-

Kab. Tapanuli Selatan

10

Kab. Tapanuli Tengah

11

Kab. Tapanuli Utara

960

40

1.000

1.000

12

Kab. Toba Samosir

960

40

1.000

1.000

13

Kab. Pakpak Barat

14

Kab. Humbang Hasundutan

15

Kab. Serdang Bedagai

16

Kab. Padang lawas

960

40

1.000

960

40

1.000

2.000

17

Kota Padang Sidempuan

18

Kab. Nias Selatan

19

Kab. Samosir

960

40

1.000

1.000

20

Kab Padang Lawas Utara

960

40

1.000

1.000

21

Kab. Labuhan Batu Utara

22

Kab. Batu Bara

960

40

1.000

960

40

1.000

2.000

94

PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

SL-PTT PADI KAWASAN PEMANTAPAN (SAPRODI)


NO.

TOTAL AREAL
PEMANTAPAN
(SL+LL)

PROVINSI & KABUPATEN/KOTA


SLPTT PADI SAWAH
SL(Ha)

LL (Ha)

(Ha)

SLPTT PADI LAHAN KERING


Kab

SL(Ha)

LL (Ha)

(Ha)
-

(Ha)

Kab

(Ha)

Kab

SUMATERA UTARA

197.760

8.240

206.000

22

206.000

22

224.000

22

Kab. Asahan

7.680

320

8.000

8.000

9.000

Kab. Dairi

7.680

320

8.000

8.000

8.000

Kab. Deli Serdang

10.560

440

11.000

11.000

11.000

Kab. Tanah Karo

7.680

320

8.000

8.000

10.000

Kab. Labuhan Batu

9.600

400

10.000

10.000

11.000

Kab. Langkat

9.600

400

10.000

10.000

12.000

Kab. Mandailing Natal

9.600

400

10.000

10.000

10.000

Kab. Simalungun

15.360

640

16.000

16.000

18.000

Kab. Tapanuli Selatan

11.520

480

12.000

12.000

12.000

10

Kab. Tapanuli Tengah

10.560

440

11.000

11.000

12.000

11

Kab. Tapanuli Utara

9.600

400

10.000

10.000

11.000

12

Kab. Toba Samosir

9.600

400

10.000

10.000

11.000

13

Kab. Pakpak Barat

3.840

160

4.000

4.000

4.000

14

Kab. Humbang Hasundutan

960

40

1.000

1.000

1.000

15

Kab. Serdang Bedagai

9.600

400

10.000

10.000

10.000

16

Kab. Padang lawas

7.680

320

8.000

8.000

10.000

17

Kota Padang Sidempuan

4.800

200

5.000

5.000

5.000

18

Kab. Nias Selatan

16.320

680

17.000

17.000

18.000

19

Kab. Samosir

5.760

240

6.000

6.000

7.000

20

Kab Padang Lawas Utara

9.600

400

10.000

10.000

11.000

21

Kab. Labuhan Batu Utara

10.560

440

11.000

11.000

11.000

22

Kab. Batu Bara

9.600

400

10.000

10.000

12.000

95

Kab

TOTAL PADI

PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

SL-PTT JAGUNG KAWASAN PERTUMBUHAN (SAPRODI)


NO.

TOTAL AREAL
PERTUMBUHAN

PROVINSI & KABUPATEN/KOTA


SLPTT JAGUNG HIBRIDA
SL(Ha)

LL (Ha)
-

(Ha)
-

SLPTT JAGUNG KOMPOSIT


Kab

SL(Ha)

LL (Ha)

(Ha)

Kab

(Ha)

Kab

SUMATERA UTARA

Kab. Asahan

Kab. Dairi

Kab. Deli Serdang

Kab. Tanah Karo

Kab. Labuhan Batu

Kab. Langkat

Kab. Mandailing Natal

Kab. Simalungun

Kab. Tapanuli Selatan

10

Kab. Tapanuli Tengah

11

Kab. Tapanuli Utara

12

Kab. Toba Samosir

13

Kab. Pakpak Barat

14

Kab. Humbang Hasundutan

15

Kab. Serdang Bedagai

16

Kab. Padang lawas

17

Kota Padang Sidempuan

18

Kab. Nias Selatan

19

Kab. Samosir

20

Kab Padang Lawas Utara

21

Kab. Labuhan Batu Utara

22

Kab. Batu Bara

96

PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

SL-PTT JAGUNG KAWASAN PENGEMBANGAN


(SAPRODI)
NO.

SL-PTT JAGUNG KAWASAN PEMANTAPAN


(SAPRODI)
TOTAL JAGUNG

PROVINSI & KABUPATEN/KOTA


SLPTT JAGUNG HIBRIDA
SL(Ha)

LL (Ha)

1.920

(Ha)

80

SLPTT JAGUNG HIBRIDA


Kab

2.000

SL(Ha)

LL (Ha)

(Ha)

Kab
-

Kab

2.000

Kab

SUMATERA UTARA

Kab. Asahan

Kab. Dairi

Kab. Deli Serdang

960

40

1.000

1.000

Kab. Tanah Karo

Kab. Labuhan Batu

Kab. Langkat

Kab. Mandailing Natal

Kab. Simalungun

Kab. Tapanuli Selatan

10

Kab. Tapanuli Tengah

11

Kab. Tapanuli Utara

12

Kab. Toba Samosir

13

Kab. Pakpak Barat

14

Kab. Humbang Hasundutan

15

Kab. Serdang Bedagai

960

40

1.000

1.000

16

Kab. Padang lawas

17

Kota Padang Sidempuan

18

Kab. Nias Selatan

19

Kab. Samosir

20

Kab Padang Lawas Utara

21

Kab. Labuhan Batu Utara

22

Kab. Batu Bara

97

(Ha)

JUMLAH KAB
PELAKSANA
SL-PTT

22

PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

SL-PTT PADI KAWASAN PERTUMBUHAN (SAPRODI)


NO. PROVINSI & KABUPATEN/KOTA

SLPTT PADI SAWAH PENINGKATAN


IP
SL(Ha)

3 SUMATERA BARAT
1 Kab. Lima Puluh Kota
2 Kab. Agam
3 Kab. Padang Pariaman
4 Kab. Pasaman
5 Kab. Pesisir Selatan
6 Kab. Sijunjung
7 Kab. Solok
8 Kab. Tanah Datar
9 Kab. Dharmas Raya
10 Kab. Solok Selatan
11 Kab. Pasaman Barat
12 Kota Padang
13 Kota Payakumbuh
14 Kota Pariaman
4 RIAU
1 Kab. Bengkalis
2 Kab. Indragiri Hilir
3 Kab. Indragiri Hulu
4 Kab. Kampar
5 Kab. Kuantan Singingi
6 Kab. Pelalawan
7 Kab. Rokan Hilir
8 Kab. Rokan Hulu
9 Kab. Siak
10 Kab Meranti

1.920
960
960
5.760
960
960
960
960
960
960

LL (Ha)
80
40
40
240
40
40
40
40
40
40

(Ha)
2.000
1.000
1.000
6.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000

SLPTT PADI PASANG SURUT


PENINGKATAN IP

Kab SL(Ha)
2
1
1
6
1
1
1
1
1
1

2.880
1.920
960
-

LL (Ha)
120
80
40
-

(Ha)
3.000
2.000
1.000
-

98

SLPTT PADI LEBAK PENINGKATAN


IP

Kab SL(Ha) LL (Ha)


2
1
1
-

(Ha)

SLPTT PADI LAHAN KERING


PENINGKATAN IP

Kab SL(Ha) LL (Ha)


-

TOTAL AREAL
PERTUMBUHAN

(Ha)

Kab
-

(Ha)
2.000
1.000
1.000
9.000
1.000
2.000
1.000
2.000
1.000
1.000
1.000

Kab
2
1
1
7
1
1
1
1
1
1
1

PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

SL-PTT PADI KAWASAN


PENGEMBANGAN (SAPRODI)
NO. PROVINSI & KABUPATEN/KOTA

SLPTT PADI SAWAH SPESIFIK


LOKASI
SL(Ha)

3
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
4
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

SUMATERA BARAT
Kab. Lima Puluh Kota
Kab. Agam
Kab. Padang Pariaman
Kab. Pasaman
Kab. Pesisir Selatan
Kab. Sijunjung
Kab. Solok
Kab. Tanah Datar
Kab. Dharmas Raya
Kab. Solok Selatan
Kab. Pasaman Barat
Kota Padang
Kota Payakumbuh
Kota Pariaman
RIAU
Kab. Bengkalis
Kab. Indragiri Hilir
Kab. Indragiri Hulu
Kab. Kampar
Kab. Kuantan Singingi
Kab. Pelalawan
Kab. Rokan Hilir
Kab. Rokan Hulu
Kab. Siak
Kab Meranti

9.600
2.880
960
960
1.920
960
1.920
5.760
960
960
960
960
960
960
-

LL (Ha)
400
120
40
40
80
40
80
240
40
40
40
40
40
40
-

(Ha)
10.000
3.000
1.000
1.000
2.000
1.000
2.000
6.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
-

TOTAL AREAL
PENGEMBANGAN
(SL+LL)

SLPTT PADI LAHAN KERING


SPESIFIK LOKASI

Kab
6
1
1
1
1
1
1
6
1
1
1
1
1
1
-

SL(Ha)
2.880
960
1.920
10.560
4.800
5.760
-

LL (Ha)
120
40
80
440
200
240
-

99

(Ha)
3.000
1.000
2.000
11.000
5.000
6.000
-

Kab
2
1
1
4
1
1
1
1

(Ha)
13.000
3.000
1.000
1.000
2.000
2.000
4.000
17.000
1.000
1.000
6.000
1.000
1.000
6.000
1.000
-

Kab

SL-PTT PADI KAWASAN PEMANTAPAN


(SAPRODI)
TOTAL PADI
SLPTT PADI SAWAH
SL(Ha)

6
1
1
1
1
1
1
8
1
1
1
1
1
1
1
1

119.040
12.480
14.400
11.520
11.520
18.240
4.800
14.400
14.400
3.840
3.840
4.800
1.920
960
1.920
55.680
4.800
13.440
1.920
8.640
3.840
5.760
7.680
4.800
2.880
1.920

LL (Ha)
4.960
520
600
480
480
760
200
600
600
160
160
200
80
40
80
2.320
200
560
80
360
160
240
320
200
120
80

(Ha)
124.000
13.000
15.000
12.000
12.000
19.000
5.000
15.000
15.000
4.000
4.000
5.000
2.000
1.000
2.000
58.000
5.000
14.000
2.000
9.000
4.000
6.000
8.000
5.000
3.000
2.000

Kab
14
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

(Ha)
139.000
13.000
15.000
12.000
15.000
20.000
7.000
15.000
15.000
6.000
6.000
10.000
2.000
1.000
2.000
84.000
6.000
17.000
3.000
15.000
6.000
9.000
9.000
12.000
4.000
3.000

Kab
14
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

SL-PTT JAGUNG KAWASAN PERTUMBUHAN (SAPRODI)


NO.

TOTAL AREAL
PERTUMBUHAN

PROVINSI & KABUPATEN/KOTA


SLPTT JAGUNG HIBRIDA
SL(Ha)

3
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
4
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

SUMATERA BARAT
Kab. Lima Puluh Kota
Kab. Agam
Kab. Padang Pariaman
Kab. Pasaman
Kab. Pesisir Selatan
Kab. Sijunjung
Kab. Solok
Kab. Tanah Datar
Kab. Dharmas Raya
Kab. Solok Selatan
Kab. Pasaman Barat
Kota Padang
Kota Payakumbuh
Kota Pariaman
RIAU
Kab. Bengkalis
Kab. Indragiri Hilir
Kab. Indragiri Hulu
Kab. Kampar
Kab. Kuantan Singingi
Kab. Pelalawan
Kab. Rokan Hilir
Kab. Rokan Hulu
Kab. Siak
Kab Meranti

960
960
-

LL (Ha)
40
40
-

(Ha)

SLPTT JAGUNG KOMPOSIT


Kab

1.000
1.000
-

100

SL(Ha)
1
1
-

LL (Ha)
-

(Ha)

Kab
-

(Ha)
-

1.000
1.000
-

Kab
1
1
-

PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

NO.

SL-PTT JAGUNG KAWASAN PENGEMBANGAN


(SAPRODI)

SL-PTT JAGUNG KAWASAN PEMANTAPAN


(SAPRODI)

SLPTT JAGUNG HIBRIDA

SLPTT JAGUNG HIBRIDA

SL(Ha)
3
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
4
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

JUMLAH KAB
TOTAL JAGUNG PELAKSANA
SL-PTT

PROVINSI & KABUPATEN/KOTA

SUMATERA BARAT
Kab. Lima Puluh Kota
Kab. Agam
Kab. Padang Pariaman
Kab. Pasaman
Kab. Pesisir Selatan
Kab. Sijunjung
Kab. Solok
Kab. Tanah Datar
Kab. Dharmas Raya
Kab. Solok Selatan
Kab. Pasaman Barat
Kota Padang
Kota Payakumbuh
Kota Pariaman
RIAU
Kab. Bengkalis
Kab. Indragiri Hilir
Kab. Indragiri Hulu
Kab. Kampar
Kab. Kuantan Singingi
Kab. Pelalawan
Kab. Rokan Hilir
Kab. Rokan Hulu
Kab. Siak
Kab Meranti

6.720
960
960
960
960
960
960
960
-

LL (Ha)
280
40
40
40
40
40
40
40
-

(Ha)
7.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
-

Kab

SL(Ha)
7
1
1
1
1
1
1
1
-

101

LL (Ha)
-

(Ha)

Kab

(Ha)
-

7.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
-

Kab

Kab
7
1
1
1
1
1
1
1
1
1
-

14
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

SL-PTT PADI KAWASAN PERTUMBUHAN (SAPRODI)


NO. PROVINSI & KABUPATEN/KOTA

SLPTT PADI SAWAH PENINGKATAN


IP
SL(Ha)

5
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
6
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

JAMBI
Kab. Batanghari
Kab. Bungo
Kab. Kerinci
Kab. Merangin
Kab. Muaro Jambi
Kab. Sarolangun
Kab. Tanjung Jabung Barat
Kab. Tj. Jabung Timur
Kab. Tebo
Kota Jambi
Kota Sungai Penuh
SUMATERA SELATAN
Kab. Lahat
Kab. Musi Banyuasin
Kab. Musi Rawas
Kab. Muara Enim
Kab. Ogan Komering Ilir
Kab. Ogan Komering Ulu
Kab. Banyuasin
Kab. OKU Timur
Kab. OKU Selatan
Kab. Ogan Ilir
Kab. Empat lawang
Kota Palembang
Kota Prabumulih
Kota Pagar Alam
Kota Lubuk Linggau

1.920
960
960
-

LL (Ha)
80
40
40
-

(Ha)
2.000
1.000
1.000
-

SLPTT PADI PASANG SURUT


PENINGKATAN IP

Kab SL(Ha)
2
1
1
-

8.640
4.800
3.840
16.320
1.920
1.920
12.480
-

LL (Ha)
360
200
160
680
80
80
520
-

(Ha)
9.000
5.000
4.000
17.000
2.000
2.000
13.000
-

102

SLPTT PADI LEBAK PENINGKATAN


IP

Kab SL(Ha) LL (Ha)


2
1
1
3
1
1
1
-

2.880
960
1.920
7.680
4.800
1.920
480
480
-

120
40
80
320
200
80
20
20
-

(Ha)
3.000
1.000
2.000
8.000
5.000
2.000
500
500
-

Kab SL(Ha)
2
1
1
4
1
1
1
1
-

TOTAL AREAL
PERTUMBUHAN

SLPTT PADI LAHAN KERING


PENINGKATAN IP
LL (Ha)
-

(Ha)

Kab
-

(Ha)
14.000
1.000
1.000
1.000
2.000
5.000
4.000
25.000
2.000
5.000
2.000
13.000
2.000
500
500
-

Kab
6
1
1
1
1
1
1
7
1
1
1
1
1
1
1
-

PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

SL-PTT PADI KAWASAN PENGEMBANGAN (SAPRODI)


NO.

PROVINSI & KABUPATEN/KOTA


SLPTT PADI SAWAH SPESIFIK LOKASI
SL(Ha)

5
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
6
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

JAMBI
Kab. Batanghari
Kab. Bungo
Kab. Kerinci
Kab. Merangin
Kab. Muaro Jambi
Kab. Sarolangun
Kab. Tanjung Jabung Barat
Kab. Tj. Jabung Timur
Kab. Tebo
Kota Jambi
Kota Sungai Penuh
SUMATERA SELATAN
Kab. Lahat
Kab. Musi Banyuasin
Kab. Musi Rawas
Kab. Muara Enim
Kab. Ogan Komering Ilir
Kab. Ogan Komering Ulu
Kab. Banyuasin
Kab. OKU Timur
Kab. OKU Selatan
Kab. Ogan Ilir
Kab. Empat lawang
Kota Palembang
Kota Prabumulih
Kota Pagar Alam
Kota Lubuk Linggau

5.760
960
960
960
960
960
960
37.440
960
1.920
1.920
1.920
9.600
1.920
2.880
1.920
1.920
8.640
1.920
960
960

LL (Ha)
240
40
40
40
40
40
40
1.560
40
80
80
80
400
80
120
80
80
360
80
40
40

(Ha)
6.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
39.000
1.000
2.000
2.000
2.000
10.000
2.000
3.000
2.000
2.000
9.000
2.000
1.000
1.000

Kab
6
1
1
1
1
1
1
14
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

SLPTT PADI LAHAN KERING


SPESIFIK LOKASI

DEMFARM PADI HIBRIDA


SL(Ha)
3.840
960
960
1.920
-

103

LL (Ha)
160
40
40
80
-

(Ha)
4.000
1.000
1.000
2.000
-

TOTAL AREAL
PENGEMBANGAN
(SL+LL)

Kab SL(Ha)
3
1
1
1
-

11.520
2.880
1.920
2.880
1.920
1.920
-

LL (Ha)
480
120
80
120
80
80
-

(Ha)
12.000
3.000
2.000
3.000
2.000
2.000
-

Kab
5
1
1
1
1
1
-

(Ha)
18.000
3.000
3.000
4.000
1.000
3.000
1.000
1.000
2.000
43.000
1.000
2.000
2.000
2.000
10.000
3.000
4.000
4.000
2.000
9.000
2.000
1.000
1.000

Kab
8
1
1
1
1
1
1
1
1
14
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

SL-PTT PADI KAWASAN PEMANTAPAN (SAPRODI)


NO.

PROVINSI & KABUPATEN/KOTA


SLPTT PADI SAWAH
SL(Ha)

5
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
6
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

TOTAL AREAL
PEMANTAPAN
(SL+LL)

JAMBI
Kab. Batanghari
Kab. Bungo
Kab. Kerinci
Kab. Merangin
Kab. Muaro Jambi
Kab. Sarolangun
Kab. Tanjung Jabung Barat
Kab. Tj. Jabung Timur
Kab. Tebo
Kota Jambi
Kota Sungai Penuh
SUMATERA SELATAN
Kab. Lahat
Kab. Musi Banyuasin
Kab. Musi Rawas
Kab. Muara Enim
Kab. Ogan Komering Ilir
Kab. Ogan Komering Ulu
Kab. Banyuasin
Kab. OKU Timur
Kab. OKU Selatan
Kab. Ogan Ilir
Kab. Empat lawang
Kota Palembang
Kota Prabumulih
Kota Pagar Alam
Kota Lubuk Linggau

59.520
3.840
3.840
10.560
7.680
2.880
3.840
7.680
12.480
2.880
960
2.880
196.800
13.440
21.120
8.640
13.440
24.960
5.760
55.680
26.880
8.640
7.680
6.720
1.920
1.920
-

LL (Ha)
2.480
160
160
440
320
120
160
320
520
120
40
120
8.200
560
880
360
560
1.040
240
2.320
1.120
360
320
280
80
80
-

(Ha)
62.000
4.000
4.000
11.000
8.000
3.000
4.000
8.000
13.000
3.000
1.000
3.000
205.000
14.000
22.000
9.000
14.000
26.000
6.000
58.000
28.000
9.000
8.000
7.000
2.000
2.000
-

SLPTT PADI LAHAN KERING


Kab
11
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
13
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
-

104

SL(Ha)
3.840
960
960
960
960
-

LL (Ha)
160
40
40
40
40
-

(Ha)
4.000
1.000
1.000
1.000
1.000
-

Kab
4
1
1
1
1
-

(Ha)
62.000
4.000
4.000
11.000
8.000
3.000
4.000
8.000
13.000
3.000
1.000
3.000
209.000
14.000
22.000
10.000
15.000
27.000
7.000
58.000
28.000
9.000
8.000
7.000
2.000
2.000
-

Kab
11
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
13
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
-

TOTAL PADI

(Ha)
94.000
5.000
8.000
14.000
13.000
6.000
7.000
14.000
18.000
5.000
1.000
3.000
277.000
15.000
26.000
12.000
22.000
39.000
10.000
75.000
34.000
11.000
17.500
9.000
2.000
500
3.000
1.000

Kab
11
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
15
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

SL-PTT JAGUNG KAWASAN PERTUMBUHAN (SAPRODI)


NO.

TOTAL AREAL
PERTUMBUHAN

PROVINSI & KABUPATEN/KOTA


SLPTT JAGUNG HIBRIDA
SL(Ha)

5
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
6
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

JAMBI
Kab. Batanghari
Kab. Bungo
Kab. Kerinci
Kab. Merangin
Kab. Muaro Jambi
Kab. Sarolangun
Kab. Tanjung Jabung Barat
Kab. Tj. Jabung Timur
Kab. Tebo
Kota Jambi
Kota Sungai Penuh
SUMATERA SELATAN
Kab. Lahat
Kab. Musi Banyuasin
Kab. Musi Rawas
Kab. Muara Enim
Kab. Ogan Komering Ilir
Kab. Ogan Komering Ulu
Kab. Banyuasin
Kab. OKU Timur
Kab. OKU Selatan
Kab. Ogan Ilir
Kab. Empat lawang
Kota Palembang
Kota Prabumulih
Kota Pagar Alam
Kota Lubuk Linggau

LL (Ha)
-

(Ha)

SLPTT JAGUNG KOMPOSIT


Kab

105

SL(Ha)
-

960
960
-

LL (Ha)
40
40
-

(Ha)
1.000
1.000
-

Kab

(Ha)
1
1
-

1.000
1.000
-

Kab
1
1
-

PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

NO.

SL-PTT JAGUNG KAWASAN PENGEMBANGAN


(SAPRODI)

SL-PTT JAGUNG KAWASAN PEMANTAPAN


(SAPRODI)

SLPTT JAGUNG HIBRIDA

SLPTT JAGUNG HIBRIDA

PROVINSI & KABUPATEN/KOTA

SL(Ha)
5
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
6
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

JUMLAH KAB
TOTAL JAGUNG PELAKSANA
SL-PTT

JAMBI
Kab. Batanghari
Kab. Bungo
Kab. Kerinci
Kab. Merangin
Kab. Muaro Jambi
Kab. Sarolangun
Kab. Tanjung Jabung Barat
Kab. Tj. Jabung Timur
Kab. Tebo
Kota Jambi
Kota Sungai Penuh
SUMATERA SELATAN
Kab. Lahat
Kab. Musi Banyuasin
Kab. Musi Rawas
Kab. Muara Enim
Kab. Ogan Komering Ilir
Kab. Ogan Komering Ulu
Kab. Banyuasin
Kab. OKU Timur
Kab. OKU Selatan
Kab. Ogan Ilir
Kab. Empat lawang
Kota Palembang
Kota Prabumulih
Kota Pagar Alam
Kota Lubuk Linggau

4.800
960
960
1.920
960
7.680
960
960
960
960
2.880
960
-

LL (Ha)
200
40
40
80
40
320
40
40
40
40
120
40
-

(Ha)
5.000
1.000
1.000
2.000
1.000
8.000
1.000
1.000
1.000
1.000
3.000
1.000
-

Kab

SL(Ha)
4
1
1
1
1
6
1
1
1
1
1
1
-

106

960
960
-

LL (Ha)
40
40
-

(Ha)
1.000
1.000
-

Kab

(Ha)
1
1
-

6.000
1.000
1.000
3.000
1.000
9.000
1.000
2.000
1.000
1.000
3.000
1.000
-

Kab

Kab
4
1
1
1
1
6
1
1
1
1
1
1
-

11
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
15
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

SL-PTT PADI KAWASAN PERTUMBUHAN (SAPRODI)


NO. PROVINSI & KABUPATEN/KOTA

SLPTT PADI SAWAH PENINGKATAN


IP
SL(Ha)

7 BENGKULU
1 Kab. Bengkulu Selatan
2 Kab. Bengkulu Utara
3 Kab. Rejang Lebong
4 Kab. Kaur
5 Kab. Seluma
6 Kab. Muko-muko
7 Kab. Lebong
8 Kab. Kepahiang
9 Kab Bengkulu Tengah
10 Kota Bengkulu
8 LAMPUNG
1 Kab. Lampung Barat
2 Kab. Lampung Selatan
3 Kab. Lampung Tengah
4 Kab. Lampung Utara
5 Kab. Lampung Timur
6 Kab. Tanggamus
7 Kab. Tulang Bawang
8 Kab. Way Kanan
9 Kab. Pesawaran
10 Kab. Mesuji
11 Kab. Pringsewu
12 Kab. Tulangbawang Barat
13 Kab. Pesisir Barat

LL (Ha)
-

(Ha)
-

SLPTT PADI PASANG SURUT


PENINGKATAN IP

Kab SL(Ha)
-

3.840
960
2.880
-

LL (Ha)
160
40
120
-

(Ha)
4.000
1.000
3.000
-

107

SLPTT PADI LEBAK PENINGKATAN


IP

Kab SL(Ha) LL (Ha)


2 3.840
960
- 1.920
1
960
1
-

160
40
80
40
-

(Ha)
4.000
1.000
2.000
1.000
-

SLPTT PADI LAHAN KERING


PENINGKATAN IP

Kab SL(Ha) LL (Ha)


3
1
1
1
-

TOTAL AREAL
PERTUMBUHAN

8.640
960
960
960
960
960
960
960
1.920
-

360
40
40
40
40
40
40
40
80
-

(Ha)
9.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
2.000
-

Kab
8
1
1
1
1
1
1
1
1
-

(Ha)
9.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
2.000
8.000
1.000
2.000
2.000
3.000
-

Kab
8
1
1
1
1
1
1
1
1
4
1
1
1
1
-

PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

SL-PTT PADI KAWASAN PENGEMBANGAN (SAPRODI)


NO. PROVINSI & KABUPATEN/KOTA
SLPTT PADI SAWAH SPESIFIK LOKASI
SL(Ha)
7
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
8
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

BENGKULU
Kab. Bengkulu Selatan
Kab. Bengkulu Utara
Kab. Rejang Lebong
Kab. Kaur
Kab. Seluma
Kab. Muko-muko
Kab. Lebong
Kab. Kepahiang
Kab Bengkulu Tengah
Kota Bengkulu
LAMPUNG
Kab. Lampung Barat
Kab. Lampung Selatan
Kab. Lampung Tengah
Kab. Lampung Utara
Kab. Lampung Timur
Kab. Tanggamus
Kab. Tulang Bawang
Kab. Way Kanan
Kab. Pesawaran
Kab. Mesuji
Kab. Pringsewu
Kab. Tulangbawang Barat
Kab. Pesisir Barat

5.760
960
960
960
960
960
960
9.600
960
960
960
960
960
960
960
960
960
960
-

LL (Ha)
240
40
40
40
40
40
40
400
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
-

(Ha)
6.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
10.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
-

Kab
6
1
1
1
1
1
1
10
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
-

SLPTT PADI LAHAN KERING


SPESIFIK LOKASI

DEMFARM PADI HIBRIDA


SL(Ha)
8.640
960
960
960
960
960
960
960
960
960
-

108

LL (Ha)
360
40
40
40
40
40
40
40
40
40
-

(Ha)
9.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
-

TOTAL AREAL
PENGEMBANGAN
(SL+LL)

Kab SL(Ha)
9
1
1
1
1
1
1
1
1
1
-

LL (Ha)
-

(Ha)

Kab
-

(Ha)
6.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
19.000
1.000
2.000
2.000
2.000
2.000
2.000
1.000
2.000
2.000
2.000
1.000
-

Kab
6
1
1
1
1
1
1
11
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
-

PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

SL-PTT PADI KAWASAN PEMANTAPAN (SAPRODI)


NO.

PROVINSI & KABUPATEN/KOTA


SLPTT PADI SAWAH
SL(Ha)

7
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
8
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

TOTAL AREAL
PEMANTAPAN
(SL+LL)

BENGKULU
Kab. Bengkulu Selatan
Kab. Bengkulu Utara
Kab. Rejang Lebong
Kab. Kaur
Kab. Seluma
Kab. Muko-muko
Kab. Lebong
Kab. Kepahiang
Kab Bengkulu Tengah
Kota Bengkulu
LAMPUNG
Kab. Lampung Barat
Kab. Lampung Selatan
Kab. Lampung Tengah
Kab. Lampung Utara
Kab. Lampung Timur
Kab. Tanggamus
Kab. Tulang Bawang
Kab. Way Kanan
Kab. Pesawaran
Kab. Mesuji
Kab. Pringsewu
Kab. Tulangbawang Barat
Kab. Pesisir Barat

53.760
5.760
7.680
6.720
5.760
8.640
4.800
6.720
1.920
3.840
1.920
162.240
6.720
21.120
24.000
12.480
17.280
12.480
13.440
8.640
10.560
12.480
11.520
5.760
5.760

LL (Ha)
2.240
240
320
280
240
360
200
280
80
160
80
6.760
280
880
1.000
520
720
520
560
360
440
520
480
240
240

(Ha)
56.000
6.000
8.000
7.000
6.000
9.000
5.000
7.000
2.000
4.000
2.000
169.000
7.000
22.000
25.000
13.000
18.000
13.000
14.000
9.000
11.000
13.000
12.000
6.000
6.000

SLPTT PADI LAHAN KERING


Kab
10
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
13
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

109

SL(Ha)
13.440
1.920
2.880
960
960
960
2.880
1.920
960

LL (Ha)
560
80
120
40
40
40
120
80
40

(Ha)
14.000
2.000
3.000
1.000
1.000
1.000
3.000
2.000
1.000

Kab
8
1
1
1
1
1
1
1
1

(Ha)
56.000
6.000
8.000
7.000
6.000
9.000
5.000
7.000
2.000
4.000
2.000
183.000
7.000
24.000
28.000
14.000
19.000
14.000
14.000
12.000
13.000
13.000
12.000
6.000
7.000

Kab
10
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
13
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

TOTAL PADI

(Ha)
71.000
7.000
10.000
9.000
7.000
11.000
7.000
9.000
3.000
6.000
2.000
210.000
8.000
26.000
31.000
16.000
23.000
16.000
17.000
14.000
15.000
18.000
12.000
7.000
7.000

Kab
10
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
13
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

SL-PTT JAGUNG KAWASAN PERTUMBUHAN (SAPRODI)


NO.

TOTAL AREAL
PERTUMBUHAN

PROVINSI & KABUPATEN/KOTA


SLPTT JAGUNG HIBRIDA
SL(Ha)

7
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
8
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

BENGKULU
Kab. Bengkulu Selatan
Kab. Bengkulu Utara
Kab. Rejang Lebong
Kab. Kaur
Kab. Seluma
Kab. Muko-muko
Kab. Lebong
Kab. Kepahiang
Kab Bengkulu Tengah
Kota Bengkulu
LAMPUNG
Kab. Lampung Barat
Kab. Lampung Selatan
Kab. Lampung Tengah
Kab. Lampung Utara
Kab. Lampung Timur
Kab. Tanggamus
Kab. Tulang Bawang
Kab. Way Kanan
Kab. Pesawaran
Kab. Mesuji
Kab. Pringsewu
Kab. Tulangbawang Barat
Kab. Pesisir Barat

LL (Ha)
-

(Ha)

SLPTT JAGUNG KOMPOSIT


Kab

110

SL(Ha)
-

LL (Ha)
-

(Ha)

Kab
-

(Ha)
-

Kab
-

PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

NO.

SL-PTT JAGUNG KAWASAN PENGEMBANGAN


(SAPRODI)

SL-PTT JAGUNG KAWASAN PEMANTAPAN


(SAPRODI)

SLPTT JAGUNG HIBRIDA

SLPTT JAGUNG HIBRIDA

PROVINSI & KABUPATEN/KOTA

SL(Ha)
7
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
8
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

JUMLAH KAB
TOTAL JAGUNG PELAKSANA
SL-PTT

BENGKULU
Kab. Bengkulu Selatan
Kab. Bengkulu Utara
Kab. Rejang Lebong
Kab. Kaur
Kab. Seluma
Kab. Muko-muko
Kab. Lebong
Kab. Kepahiang
Kab Bengkulu Tengah
Kota Bengkulu
LAMPUNG
Kab. Lampung Barat
Kab. Lampung Selatan
Kab. Lampung Tengah
Kab. Lampung Utara
Kab. Lampung Timur
Kab. Tanggamus
Kab. Tulang Bawang
Kab. Way Kanan
Kab. Pesawaran
Kab. Mesuji
Kab. Pringsewu
Kab. Tulangbawang Barat
Kab. Pesisir Barat

2.880
960
960
960
6.720
960
1.920
960
1.920
960
-

LL (Ha)
120
40
40
40
280
40
80
40
80
40
-

(Ha)
3.000
1.000
1.000
1.000
7.000
1.000
2.000
1.000
2.000
1.000
-

Kab

SL(Ha)
3
1
1
1
5
1
1
1
1
1
-

111

LL (Ha)
-

(Ha)

Kab

(Ha)
-

3.000
1.000
1.000
1.000
7.000
1.000
2.000
1.000
2.000
1.000
-

Kab

Kab
3
1
1
1
6
1
1
1
1
1
1
-

10
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
13
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

SL-PTT PADI KAWASAN


PERTUMBUHAN (SAPRODI)
NO. PROVINSI & KABUPATEN/KOTA

10
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
12
1
2
3
4

JAWA BARAT
Kab. Bandung
Kab. Bekasi
Kab. Bogor
Kab. Ciamis
Kab. Cianjur
Kab. Cirebon
Kab. Garut
Kab. Indramayu
Kab. Karawang
Kab. Kuningan
Kab. Majalengka
Kab. Purwakarta
Kab. Subang
Kab. Sukabumi
Kab. Sumedang
Kab. Tasikmalaya
Kota Banjar
Kab. Bandung Barat
Kota Tasikmalaya
Kota Bandung
Kota Sukabumi
DI YOGYAKARTA
Kab. Bantul
Kab. Gunung Kidul
Kab. Kulon Progo
Kab. Sleman

SL-PTT PADI KAWASAN PENGEMBANGAN (SAPRODI)

SLPTT PADI LAHAN KERING


PENINGKATAN IP
SL(Ha)

LL (Ha)

960
960
-

40
40
-

(Ha)
1.000
1.000
-

SLPTT PADI SAWAH SPESIFIK LOKASI

Kab

SL(Ha)

LL (Ha)

1
1
-

11.520
960
960
960
960
960
960
960
960
960
960
960
960
3.840
960
960
960
960

480
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
160
40
40
40
40

(Ha)
12.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
4.000
1.000
1.000
1.000
1.000

112

Kab
12
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
4
1
1
1
1

SLPTT PADI LAHAN KERING


SPESIFIK LOKASI

DEMFARM PADI HIBRIDA


SL(Ha)
17.280
960
960
960
2.880
960
960
960
960
1.920
1.920
1.920
960
960
3.840
960
1.920
960

LL (Ha)
720
40
40
40
120
40
40
40
40
80
80
80
40
40
160
40
80
40

(Ha)
18.000
1.000
1.000
1.000
3.000
1.000
1.000
1.000
1.000
2.000
2.000
2.000
1.000
1.000
4.000
1.000
2.000
1.000

Kab SL(Ha)
14
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
3
1
1
1

4.800
960
960
960
960
960
-

LL (Ha)
200
40
40
40
40
40
-

(Ha)
5.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
-

Kab
5
1
1
1
1
1
-

PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

NO.

(Ha)
10
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
12
1
2
3
4

SL-PTT PADI KAWASAN PEMANTAPAN (SAPRODI)

TOTAL AREAL
PENGEMBANGAN
PROVINSI & KABUPATEN/KOTA
(SL+LL)

JAWA BARAT
Kab. Bandung
Kab. Bekasi
Kab. Bogor
Kab. Ciamis
Kab. Cianjur
Kab. Cirebon
Kab. Garut
Kab. Indramayu
Kab. Karawang
Kab. Kuningan
Kab. Majalengka
Kab. Purwakarta
Kab. Subang
Kab. Sukabumi
Kab. Sumedang
Kab. Tasikmalaya
Kota Banjar
Kab. Bandung Barat
Kota Tasikmalaya
Kota Bandung
Kota Sukabumi
DI YOGYAKARTA
Kab. Bantul
Kab. Gunung Kidul
Kab. Kulon Progo
Kab. Sleman

35.000
1.000
2.000
3.000
5.000
1.000
1.000
2.000
1.000
3.000
2.000
3.000
4.000
3.000
2.000
2.000
8.000
2.000
3.000
1.000
2.000

Kab
15
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
4
1
1
1
1

SLPTT PADI SAWAH


SL(Ha)

LL (Ha)

(Ha)

396.480
24.000
19.200
8.640
22.080
25.920
20.160
24.000
41.280
36.480
17.280
21.120
13.440
31.680
26.880
21.120
24.000
1.920
12.480
2.880
960
960
46.080
12.480
4.800
8.640
20.160

16.520
1.000
800
360
920
1.080
840
1.000
1.720
1.520
720
880
560
1.320
1.120
880
1.000
80
520
120
40
40
1.920
520
200
360
840

413.000
25.000
20.000
9.000
23.000
27.000
21.000
25.000
43.000
38.000
18.000
22.000
14.000
33.000
28.000
22.000
25.000
2.000
13.000
3.000
1.000
1.000
48.000
13.000
5.000
9.000
21.000

113

TOTAL AREAL
PEMANTAPAN
(SL+LL)

SLPTT PADI LAHAN KERING


Kab
21
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
4
1
1
1
1

SL(Ha)
10.560
960
960
1.920
2.880
960
1.920
960
24.000
24.000
-

LL (Ha)
440
40
40
80
120
40
80
40
1.000
1.000
-

(Ha)
11.000
1.000
1.000
2.000
3.000
1.000
2.000
1.000
25.000
25.000
-

Kab
7
1
1
1
1
1
1
1
1
1
-

(Ha)
424.000
26.000
20.000
9.000
24.000
29.000
21.000
28.000
44.000
38.000
18.000
22.000
14.000
33.000
30.000
22.000
26.000
2.000
13.000
3.000
1.000
1.000
73.000
13.000
30.000
9.000
21.000

Kab
21
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
4
1
1
1
1

TOTAL PADI

(Ha)
459.000
27.000
20.000
11.000
27.000
34.000
21.000
29.000
45.000
40.000
19.000
25.000
16.000
36.000
34.000
25.000
28.000
2.000
15.000
3.000
1.000
1.000
82.000
15.000
34.000
10.000
23.000

Kab
21
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
4
1
1
1
1

PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

NO.

SL-PTT JAGUNG KAWASAN PENGEMBANGAN


(SAPRODI)

SL-PTT JAGUNG KAWASAN PEMANTAPAN


(SAPRODI)

SLPTT JAGUNG HIBRIDA

SLPTT JAGUNG HIBRIDA

SL(Ha)
10
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
12
1
2
3
4

JUMLAH KAB
TOTAL JAGUNG PELAKSANA
SL-PTT

PROVINSI & KABUPATEN/KOTA

JAWA BARAT
Kab. Bandung
Kab. Bekasi
Kab. Bogor
Kab. Ciamis
Kab. Cianjur
Kab. Cirebon
Kab. Garut
Kab. Indramayu
Kab. Karawang
Kab. Kuningan
Kab. Majalengka
Kab. Purwakarta
Kab. Subang
Kab. Sukabumi
Kab. Sumedang
Kab. Tasikmalaya
Kota Banjar
Kab. Bandung Barat
Kota Tasikmalaya
Kota Bandung
Kota Sukabumi
DI YOGYAKARTA
Kab. Bantul
Kab. Gunung Kidul
Kab. Kulon Progo
Kab. Sleman

2.880
960
1.920
2.880
960
960
960

LL (Ha)
120
40
80
120
40
40
40

(Ha)
3.000
1.000
2.000
3.000
1.000
1.000
1.000

Kab

SL(Ha)
2
1
1
3
1
1
1

114

4.800
960
960
960
960
960
1.920
960
960
-

LL (Ha)
200
40
40
40
40
40
80
40
40
-

(Ha)
5.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
2.000
1.000
1.000
-

Kab

(Ha)
5
1
1
1
1
1
2
1
1
-

8.000
1.000
1.000
1.000
1.000
2.000
1.000
1.000
5.000
2.000
1.000
1.000
1.000

Kab

Kab
7
1
1
1
1
1
1
1
4
1
1
1
1

21
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
4
1
1
1
1

PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

SL-PTT PADI KAWASAN PENGEMBANGAN (SAPRODI)


NO.

PROVINSI & KABUPATEN/KOTA


SLPTT PADI SAWAH SPESIFIK LOKASI
SL(Ha)

11
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29

JAWA TENGAH
Kab. Banjarnegara
Kab. Banyumas
Kab. Batang
Kab. Blora
Kab. Boyolali
Kab. Brebes
Kab. Cilacap
Kab. Demak
Kab. Grobogan
Kab. Jepara
Kab. Karanganyar
Kab. Kebumen
Kab. Kendal
Kab. Klaten
Kab. Kudus
Kab. Magelang
Kab. Pati
Kab. Pekalongan
Kab. Pemalang
Kab. Purbalingga
Kab. Purworejo
Kab. Rembang
Kab. Semarang
Kab. Sragen
Kab. Sukoharjo
Kab. Tegal
Kab. Temanggung
Kab. Wonogiri
Kab. Wonosobo

6.720
1.920
960
1.920
960
960
-

LL (Ha)
280
80
40
80
40
40
-

(Ha)
7.000
2.000
1.000
2.000
1.000
1.000
-

Kab
5
1
1
1
1
1
-

SLPTT PADI LAHAN KERING


SPESIFIK LOKASI

DEMFARM PADI HIBRIDA


SL(Ha)
7.680
960
960
960
960
960
960
960
960
-

115

LL (Ha)
320
40
40
40
40
40
40
40
40
-

(Ha)
8.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
-

TOTAL AREAL
PENGEMBANGAN
(SL+LL)

Kab SL(Ha)
8
1
1
1
1
1
1
1
1
-

LL (Ha)
-

(Ha)

Kab
-

(Ha)
15.000
1.000
3.000
1.000
3.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
-

Kab
11
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
-

PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

SL-PTT PADI KAWASAN PEMANTAPAN (SAPRODI)


NO.

PROVINSI & KABUPATEN/KOTA


SLPTT PADI SAWAH
SL(Ha)

11
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29

TOTAL AREAL
PEMANTAPAN
(SL+LL)

JAWA TENGAH
Kab. Banjarnegara
Kab. Banyumas
Kab. Batang
Kab. Blora
Kab. Boyolali
Kab. Brebes
Kab. Cilacap
Kab. Demak
Kab. Grobogan
Kab. Jepara
Kab. Karanganyar
Kab. Kebumen
Kab. Kendal
Kab. Klaten
Kab. Kudus
Kab. Magelang
Kab. Pati
Kab. Pekalongan
Kab. Pemalang
Kab. Purbalingga
Kab. Purworejo
Kab. Rembang
Kab. Semarang
Kab. Sragen
Kab. Sukoharjo
Kab. Tegal
Kab. Temanggung
Kab. Wonogiri
Kab. Wonosobo

344.640
10.560
11.520
5.760
9.600
11.520
17.280
20.160
14.400
17.280
8.640
9.600
17.280
12.480
12.480
10.560
13.440
14.400
11.520
13.440
7.680
14.400
7.680
6.720
14.400
11.520
6.720
11.520
14.400
7.680

LL (Ha)
14.360
440
480
240
400
480
720
840
600
720
360
400
720
520
520
440
560
600
480
560
320
600
320
280
600
480
280
480
600
320

(Ha)
359.000
11.000
12.000
6.000
10.000
12.000
18.000
21.000
15.000
18.000
9.000
10.000
18.000
13.000
13.000
11.000
14.000
15.000
12.000
14.000
8.000
15.000
8.000
7.000
15.000
12.000
7.000
12.000
15.000
8.000

JAJAR LEGOWO
Kab
29
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

(Ha)

Kab
-

116

SLPTT PADI LAHAN KERING


SL(Ha)

11.520
1.920
1.920
1.920
1.920
1.920
1.920
-

LL (Ha)
480
80
80
80
80
80
80
-

(Ha)
12.000
2.000
2.000
2.000
2.000
2.000
2.000
-

Kab
6
1
1
1
1
1
1
-

(Ha)
371.000
13.000
12.000
6.000
12.000
12.000
18.000
23.000
15.000
20.000
9.000
10.000
20.000
13.000
13.000
11.000
14.000
15.000
12.000
14.000
8.000
15.000
8.000
7.000
15.000
12.000
7.000
12.000
17.000
8.000

Kab
29
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

TOTAL PADI

(Ha)
386.000
14.000
12.000
6.000
15.000
12.000
19.000
26.000
15.000
21.000
9.000
11.000
20.000
13.000
13.000
11.000
14.000
16.000
12.000
15.000
8.000
15.000
9.000
8.000
15.000
12.000
7.000
13.000
17.000
8.000

Kab
29
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

SL-PTT JAGUNG KAWASAN


PERTUMBUHAN (SAPRODI)

SL-PTT JAGUNG KAWASAN PENGEMBANGAN SL-PTT JAGUNG KAWASAN PEMANTAPAN


(SAPRODI)
(SAPRODI)
TOTAL JAGUNG

NO. PROVINSI & KABUPATEN/KOTA


SLPTT JAGUNG KOMPOSIT
SL(Ha)
11
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29

JAWA TENGAH
Kab. Banjarnegara
Kab. Banyumas
Kab. Batang
Kab. Blora
Kab. Boyolali
Kab. Brebes
Kab. Cilacap
Kab. Demak
Kab. Grobogan
Kab. Jepara
Kab. Karanganyar
Kab. Kebumen
Kab. Kendal
Kab. Klaten
Kab. Kudus
Kab. Magelang
Kab. Pati
Kab. Pekalongan
Kab. Pemalang
Kab. Purbalingga
Kab. Purworejo
Kab. Rembang
Kab. Semarang
Kab. Sragen
Kab. Sukoharjo
Kab. Tegal
Kab. Temanggung
Kab. Wonogiri
Kab. Wonosobo

2.880
960
960
960

LL (Ha)
120
40
40
40

(Ha)
3.000
1.000
1.000
1.000

SLPTT JAGUNG HIBRIDA


Kab

SL(Ha)
3
1
1
1

19.200
960
960
960
960
1.920
960
3.840
960
960
960
960
960
960
960
960
960
-

LL (Ha)
800
40
40
40
40
80
40
160
40
40
40
40
40
40
40
40
40
-

(Ha)
20.000
1.000
1.000
1.000
1.000
2.000
1.000
4.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
-

117

SLPTT JAGUNG HIBRIDA


Kab
17
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

SL(Ha)
4.800
960
960
960
960
960
-

LL (Ha)
200
40
40
40
40
40
-

(Ha)
5.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
-

Kab
5
1
1
1
1
1
-

(Ha)
28.000
1.000
1.000
1.000
1.000
2.000
1.000
1.000
5.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
2.000
1.000

Kab
22
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

JUMLAH KAB
PELAKSANA
SL-PTT
Kab
29
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

SL-PTT PADI KAWASAN PENGEMBANGAN (SAPRODI)


NO.

SLPTT PADI SAWAH SPESIFIK LOKASI


SL(Ha)
13
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29

TOTAL AREAL
PENGEMBANGAN
(SL+LL)

PROVINSI & KABUPATEN/KOTA

JAWA TIMUR
Kab. Bangkalan
Kab. Banyuwangi
Kab. Blitar
Kab. Bojonegoro
Kab. Bondowoso
Kab. Gresik
Kab. Jember
Kab. Jombang
Kab. Kediri
Kab. Lamongan
Kab. Lumajang
Kab. Madiun
Kab. Magetan
Kab. Malang
Kab. Mojokerto
Kab. Nganjuk
Kab. Ngawi
Kab. Pacitan
Kab. Pamekasan
Kab. Pasuruan
Kab. Ponorogo
Kab. Probolinggo
Kab. Sampang
Kab. Sidoarjo
Kab. Situbondo
Kab. Sumenep
Kab. Trenggalek
Kab. Tuban
Kab. Tulungagung

40.320
960
2.880
960
2.880
1.920
1.920
1.920
1.920
2.880
960
2.880
960
1.920
2.880
2.880
960
960
960
960
3.840
1.920

LL (Ha)
1.680
40
120
40
120
80
80
80
80
120
40
120
40
80
120
120
40
40
40
40
160
80

(Ha)

Kab

42.000
1.000
3.000
1.000
3.000
2.000
2.000
2.000
2.000
3.000
1.000
3.000
1.000
2.000
3.000
3.000
1.000
1.000
1.000
1.000
4.000
2.000

118

21
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

DEMFARM PADI HIBRIDA


SL(Ha)
43.200
960
2.880
1.920
4.800
960
960
2.880
960
3.840
1.920
1.920
960
1.920
960
1.920
960
2.880
960
1.920
960
960
960
960
960
960
960

LL (Ha)
1.800
40
120
80
200
40
40
120
40
160
80
80
40
80
40
80
40
120
40
80
40
40
40
40
40
40
40

(Ha)
45.000
1.000
3.000
2.000
5.000
1.000
1.000
3.000
1.000
4.000
2.000
2.000
1.000
2.000
1.000
2.000
1.000
3.000
1.000
2.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000

Kab
26
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

(Ha)
87.000
2.000
6.000
3.000
8.000
3.000
3.000
5.000
3.000
7.000
3.000
5.000
2.000
2.000
3.000
5.000
3.000
1.000
4.000
2.000
2.000
1.000
1.000
2.000
1.000
2.000
5.000
3.000

Kab
27
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

SL-PTT PADI KAWASAN PEMANTAPAN (SAPRODI)


NO.

SLPTT PADI SAWAH


SL(Ha)
13
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29

TOTAL AREAL
PEMANTAPAN
(SL+LL)

PROVINSI & KABUPATEN/KOTA

JAWA TIMUR
Kab. Bangkalan
Kab. Banyuwangi
Kab. Blitar
Kab. Bojonegoro
Kab. Bondowoso
Kab. Gresik
Kab. Jember
Kab. Jombang
Kab. Kediri
Kab. Lamongan
Kab. Lumajang
Kab. Madiun
Kab. Magetan
Kab. Malang
Kab. Mojokerto
Kab. Nganjuk
Kab. Ngawi
Kab. Pacitan
Kab. Pamekasan
Kab. Pasuruan
Kab. Ponorogo
Kab. Probolinggo
Kab. Sampang
Kab. Sidoarjo
Kab. Situbondo
Kab. Sumenep
Kab. Trenggalek
Kab. Tuban
Kab. Tulungagung

352.320
12.480
17.280
11.520
24.960
10.560
8.640
22.080
9.600
8.640
31.680
12.480
11.520
9.600
14.400
9.600
14.400
16.320
9.600
15.360
11.520
14.400
11.520
4.800
4.800
5.760
5.760
14.400
8.640

LL (Ha)
14.680
520
720
480
1.040
440
360
920
400
360
1.320
520
480
400
600
400
600
680
400
640
480
600
480
200
200
240
240
600
360

(Ha)
367.000
13.000
18.000
12.000
26.000
11.000
9.000
23.000
10.000
9.000
33.000
13.000
12.000
10.000
15.000
10.000
15.000
17.000
10.000
16.000
12.000
15.000
12.000
5.000
5.000
6.000
6.000
15.000
9.000

SLPTT PADI LAHAN KERING


Kab
28
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

119

SL(Ha)
15.360
960
960
960
960
7.680
1.920
1.920
-

LL (Ha)
640
40
40
40
40
320
80
80
-

(Ha)
16.000
1.000
1.000
1.000
1.000
8.000
2.000
2.000
-

Kab
7
1
1
1
1
1
1
1
-

(Ha)
383.000
13.000
18.000
12.000
27.000
11.000
9.000
23.000
10.000
9.000
34.000
13.000
12.000
10.000
16.000
10.000
16.000
17.000
8.000
12.000
16.000
12.000
15.000
14.000
5.000
5.000
6.000
6.000
15.000
9.000

Kab
29
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

TOTAL PADI

(Ha)
470.000
15.000
24.000
15.000
35.000
14.000
12.000
28.000
10.000
12.000
41.000
16.000
17.000
12.000
18.000
13.000
21.000
20.000
8.000
13.000
20.000
14.000
17.000
15.000
6.000
7.000
7.000
8.000
20.000
12.000

Kab
29
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

SL-PTT JAGUNG KAWASAN


PERTUMBUHAN (SAPRODI)
NO.

SL-PTT JAGUNG KAWASAN PENGEMBANGAN


(SAPRODI)
TOTAL JAGUNG

PROVINSI & KABUPATEN/KOTA


SLPTT JAGUNG KOMPOSIT
SL(Ha)

13
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29

JAWA TIMUR
Kab. Bangkalan
Kab. Banyuwangi
Kab. Blitar
Kab. Bojonegoro
Kab. Bondowoso
Kab. Gresik
Kab. Jember
Kab. Jombang
Kab. Kediri
Kab. Lamongan
Kab. Lumajang
Kab. Madiun
Kab. Magetan
Kab. Malang
Kab. Mojokerto
Kab. Nganjuk
Kab. Ngawi
Kab. Pacitan
Kab. Pamekasan
Kab. Pasuruan
Kab. Ponorogo
Kab. Probolinggo
Kab. Sampang
Kab. Sidoarjo
Kab. Situbondo
Kab. Sumenep
Kab. Trenggalek
Kab. Tuban
Kab. Tulungagung

3.840
960
960
960
960
-

LL (Ha)
160
40
40
40
40
-

(Ha)
4.000
1.000
1.000
1.000
1.000
-

SLPTT JAGUNG HIBRIDA


Kab

SL(Ha)
4
1
1
1
1
-

120

23.040
960
960
960
960
960
960
960
960
960
960
960
960
960
960
960
960
1.920
960
1.920
960
960
960

LL (Ha)
960
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
80
40
80
40
40
40

(Ha)
24.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
2.000
1.000
2.000
1.000
1.000
1.000

Kab
22
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

(Ha)
28.000
2.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
2.000
1.000
1.000
1.000
3.000
1.000
3.000
1.000
1.000
1.000

Kab
22
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

JUMLAH KAB
PELAKSANA
SL-PTT
Kab
29
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

SL-PTT PADI KAWASAN PERTUMBUHAN (SAPRODI)


NO. PROVINSI & KABUPATEN/KOTA

SLPTT PADI SAWAH PENINGKATAN


IP
SL(Ha)

14
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

KALIMANTAN BARAT
Kab. Bengkayang
Kab. Landak
Kab. Kapuas Hulu
Kab. Ketapang
Kab. Pontianak
Kab. Sambas
Kab. Sanggau
Kab. Sintang
Kab. Melawi
Kab. Sekadau
Kab. Kubu Raya
Kab. Kayong Utara
Kota Pontianak
Kota Singkawang
KALIMANTAN TENGAH
Kab. Barito Selatan
Kab. Barito Utara
Kab. Kapuas
Kab. Kotawaringin Barat
Kab. Kotawaringin Timur
Kab. Katingan
Kab. Seruyan
Kab. Sukamara
Kab. Lamandau
Kab. Pulang Pisau
Kab. Murung Raya
Kab. Barito Timur
Kab. Gunung Mas
Kota Palangka Raya

960
960
1.920
1.920
-

LL (Ha)
40
40
80
80
-

(Ha)
1.000
1.000
2.000
2.000
-

SLPTT PADI PASANG SURUT


PENINGKATAN IP

Kab

SL(Ha)

LL (Ha)

1
1
1
1
-

39.360
19.200
19.200
960
5.760
2.880
2.880
-

1.640
800
800
40
240
120
120
-

(Ha)
41.000
20.000
20.000
1.000
6.000
3.000
3.000
-

121

SLPTT PADI LEBAK PENINGKATAN


IP

Kab SL(Ha)
3
1
1
1
2
1
1
-

1.920
1.920
-

LL (Ha)
80
80
-

(Ha)
2.000
2.000
-

SLPTT PADI LAHAN KERING


PENINGKATAN IP

Kab SL(Ha)
1
1
-

TOTAL AREAL
PERTUMBUHAN

20.160
3.840
2.880
2.880
1.920
3.840
2.880
1.920
15.360
1.920
2.880
2.880
960
960
960
2.880
960
960
-

LL (Ha)
840
160
120
120
80
160
120
80
640
80
120
120
40
40
40
120
40
40
-

(Ha)
21.000
4.000
3.000
3.000
2.000
4.000
3.000
2.000
16.000
2.000
3.000
3.000
1.000
1.000
1.000
3.000
1.000
1.000
-

Kab
7
1
1
1
1
1
1
1
9
1
1
1
1
1
1
1
1
1
-

(Ha)
63.000
4.000
3.000
3.000
2.000
20.000
5.000
3.000
2.000
20.000
1.000
26.000
2.000
2.000
8.000
3.000
1.000
1.000
1.000
6.000
1.000
1.000
-

Kab
10
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
-

PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

SL-PTT PADI KAWASAN PENGEMBANGAN (SAPRODI)


NO.

PROVINSI & KABUPATEN/KOTA


SLPTT PADI SAWAH SPESIFIK LOKASI

14
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

TOTAL AREAL
PENGEMBANGAN
(SL+LL)

KALIMANTAN BARAT
Kab. Bengkayang
Kab. Landak
Kab. Kapuas Hulu
Kab. Ketapang
Kab. Pontianak
Kab. Sambas
Kab. Sanggau
Kab. Sintang
Kab. Melawi
Kab. Sekadau
Kab. Kubu Raya
Kab. Kayong Utara
Kota Pontianak
Kota Singkawang
KALIMANTAN TENGAH
Kab. Barito Selatan
Kab. Barito Utara
Kab. Kapuas
Kab. Kotawaringin Barat
Kab. Kotawaringin Timur
Kab. Katingan
Kab. Seruyan
Kab. Sukamara
Kab. Lamandau
Kab. Pulang Pisau
Kab. Murung Raya
Kab. Barito Timur
Kab. Gunung Mas
Kota Palangka Raya

SL(Ha)

LL (Ha)

3.840
960
960
1.920
6.720
960
960
960
960
960
960
960
-

160
40
40
80
280
40
40
40
40
40
40
40
-

(Ha)
4.000
1.000
1.000
2.000
7.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
-

Kab

DEMFARM PADI HIBRIDA


SL(Ha)

3
1
1
1
7
1
1
1
1
1
1
1
-

1.920
960
960
-

LL (Ha)
80
40
40
-

122

(Ha)
2.000
1.000
1.000
-

Kab
2
1
1
-

(Ha)
6.000
1.000
1.000
2.000
1.000
1.000
7.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
-

Kab

SL-PTT PADI KAWASAN PEMANTAPAN


(SAPRODI)
TOTAL PADI
SLPTT PADI SAWAH
SL(Ha)

5
1
1
1
1
1
7
1
1
1
1
1
1
1
-

85.440
12.480
12.480
2.880
10.560
4.800
15.360
3.840
8.640
2.880
960
3.840
4.800
1.920
26.880
2.880
1.920
1.920
2.880
960
5.760
960
7.680
960
960
-

LL (Ha)
3.560
520
520
120
440
200
640
160
360
120
40
160
200
80
1.120
120
80
80
120
40
240
40
320
40
40
-

(Ha)
89.000
13.000
13.000
3.000
11.000
5.000
16.000
4.000
9.000
3.000
1.000
4.000
5.000
2.000
28.000
3.000
2.000
2.000
3.000
1.000
6.000
1.000
8.000
1.000
1.000
-

Kab
13
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
-

(Ha)
158.000
17.000
17.000
6.000
13.000
6.000
36.000
9.000
12.000
5.000
3.000
25.000
6.000
3.000
61.000
5.000
4.000
11.000
4.000
2.000
10.000
3.000
1.000
1.000
15.000
1.000
2.000
2.000
-

Kab
13
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
13
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
-

PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

SL-PTT JAGUNG KAWASAN


PERTUMBUHAN (SAPRODI)
NO.

SL-PTT JAGUNG KAWASAN PENGEMBANGAN


(SAPRODI)
TOTAL JAGUNG

PROVINSI & KABUPATEN/KOTA


SLPTT JAGUNG HIBRIDA
SL(Ha)

14
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

KALIMANTAN BARAT
Kab. Bengkayang
Kab. Landak
Kab. Kapuas Hulu
Kab. Ketapang
Kab. Pontianak
Kab. Sambas
Kab. Sanggau
Kab. Sintang
Kab. Melawi
Kab. Sekadau
Kab. Kubu Raya
Kab. Kayong Utara
Kota Pontianak
Kota Singkawang
KALIMANTAN TENGAH
Kab. Barito Selatan
Kab. Barito Utara
Kab. Kapuas
Kab. Kotawaringin Barat
Kab. Kotawaringin Timur
Kab. Katingan
Kab. Seruyan
Kab. Sukamara
Kab. Lamandau
Kab. Pulang Pisau
Kab. Murung Raya
Kab. Barito Timur
Kab. Gunung Mas
Kota Palangka Raya

960
960
-

LL (Ha)
40
40
-

(Ha)
1.000
1.000
-

SLPTT JAGUNG HIBRIDA


Kab

SL(Ha)

1
1
-

123

4.800
960
960
960
960
960
960
960
-

LL (Ha)
200
40
40
40
40
40
40
40
-

(Ha)
5.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
-

Kab

(Ha)
5
1
1
1
1
1
1
1
-

6.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
-

Kab

JUMLAH KAB
PELAKSANA
SL-PTT
Kab

6
1
1
1
1
1
1
1
1
-

13
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
13
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
-

PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

SL-PTT PADI KAWASAN PERTUMBUHAN (SAPRODI)


NO.

PROVINSI & KABUPATEN/KOTA

SLPTT PADI SAWAH PENINGKATAN


IP
SL(Ha)

16
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
17
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

KALIMANTAN SELATAN
Kab. Banjar
Kab. Barito Kuala
Kab. Hulu Sungai Selatan
Kab. Hulu Sungai Tengah
Kab. Hulu Sungai Utara
Kab. Kota Baru
Kab. Tabalong
Kab. Tanah Laut
Kab. Tapin
Kab. Balangan
Kab. Tanah Bumbu
Kota Banjarmasin
Hulu Sungai Timur
Kota Banjar Baru
Kab Tala
KALIMANTAN TIMUR
Kab. Berau
Kab. Bulungan
Kab. Kutai Barat
Kab. Kutai Timur
Kab. Malinau
Kab. Nunukan
Kab. Pasir
Kab. Penajem Paser Utr
Kab. Kutai Kertanegera
Kota Balikpapan
Kota Bontang
Kota Samarinda
Kota Tarakan
Kab. Tana Tidung
Kab. Tenggarong

2.880
960
960
960
7.680
1.920
960
960
960
1.920
960
-

LL (Ha)
120
40
40
40
320
80
40
40
40
80
40
-

(Ha)
3.000
1.000
1.000
1.000
8.000
2.000
1.000
1.000
1.000
2.000
1.000
-

SLPTT PADI PASANG SURUT


PENINGKATAN IP

Kab

SL(Ha)

LL (Ha)

3
1
1
1
6
1
1
1
1
1
1
-

12.480
9.600
2.880
-

520
400
120
-

(Ha)
13.000
10.000
3.000
-

124

SLPTT PADI LEBAK PENINGKATAN


IP

Kab SL(Ha)
2
1
1
-

8.640
4.800
960
960
1.920
-

LL (Ha)
360
200
40
40
80
-

(Ha)
9.000
5.000
1.000
1.000
2.000
-

Kab SL(Ha)
4
1
1
1
1
-

TOTAL AREAL
PERTUMBUHAN

SLPTT PADI LAHAN KERING


PENINGKATAN IP

3.840
1.920
1.920
-

LL (Ha)
160
80
80
-

(Ha)
4.000
2.000
2.000
-

Kab
3
1
1
1
-

(Ha)
25.000
1.000
10.000
6.000
1.000
1.000
2.000
3.000
1.000
12.000
2.000
1.000
3.000
2.000
1.000
2.000
1.000
-

Kab
8
1
1
1
1
1
1
1
1
7
1
1
1
1
1
1
1
-

PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

SL-PTT PADI KAWASAN PENGEMBANGAN (SAPRODI)


NO. PROVINSI & KABUPATEN/KOTA

16
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
17
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

KALIMANTAN SELATAN
Kab. Banjar
Kab. Barito Kuala
Kab. Hulu Sungai Selatan
Kab. Hulu Sungai Tengah
Kab. Hulu Sungai Utara
Kab. Kota Baru
Kab. Tabalong
Kab. Tanah Laut
Kab. Tapin
Kab. Balangan
Kab. Tanah Bumbu
Kota Banjarmasin
Hulu Sungai Timur
Kota Banjar Baru
Kab Tala
KALIMANTAN TIMUR
Kab. Berau
Kab. Bulungan
Kab. Kutai Barat
Kab. Kutai Timur
Kab. Malinau
Kab. Nunukan
Kab. Pasir
Kab. Penajem Paser Utr
Kab. Kutai Kertanegera
Kota Balikpapan
Kota Bontang
Kota Samarinda
Kota Tarakan
Kab. Tana Tidung
Kab. Tenggarong

SLPTT PADI SAWAH SPESIFIK


LOKASI
SL(Ha)

LL (Ha)

5.760
960
960
960
1.920
960
2.880
960
960
960
-

240
40
40
40
80
40
120
40
40
40
-

(Ha)
6.000
1.000
1.000
1.000
2.000
1.000
3.000
1.000
1.000
1.000
-

TOTAL AREAL
PENGEMBANGAN
(SL+LL)

SLPTT PADI LAHAN KERING


SPESIFIK LOKASI

Kab

SL(Ha)

LL (Ha)

5
1
1
1
1
1
3
1
1
1
-

19.008
3.840
768
2.880
768
4.224
1.920
960
960
768
1.920
-

792
160
32
120
32
176
80
40
40
32
80
-

(Ha)

Kab

19.800
4.000
800
3.000
800
4.400
2.000
1.000
1.000
800
2.000
-

10
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
-

125

(Ha)
25.800
4.000
800
3.000
1.800
1.000
4.400
3.000
3.000
2.000
800
2.000
3.000
1.000
1.000
1.000
-

Kab
11
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
3
1
1
1
-

SL-PTT PADI KAWASAN PEMANTAPAN


(SAPRODI)
SLPTT PADI SAWAH
SL(Ha)
121.920
13.440
10.560
14.400
15.360
8.640
8.640
12.480
9.600
13.440
8.640
6.720
37.440
960
7.680
960
4.800
2.880
1.920
3.840
2.880
10.560
960
-

LL (Ha)
5.080
560
440
600
640
360
360
520
400
560
360
280
1.560
40
320
40
200
120
80
160
120
440
40
-

(Ha)
127.000
14.000
11.000
15.000
16.000
9.000
9.000
13.000
10.000
14.000
9.000
7.000
39.000
1.000
8.000
1.000
5.000
3.000
2.000
4.000
3.000
11.000
1.000
-

Kab
11
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
-

TOTAL AREAL
PEMANTAPAN
(SL+LL)
(Ha)
127.000
14.000
11.000
15.000
16.000
9.000
9.000
13.000
10.000
14.000
9.000
7.000
39.000
1.000
8.000
1.000
5.000
3.000
2.000
4.000
3.000
11.000
1.000
-

Kab
11
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
-

TOTAL PADI

(Ha)
177.800
19.000
21.800
24.000
18.800
11.000
13.400
18.000
13.000
19.000
9.800
10.000
54.000
4.000
9.000
4.000
7.000
4.000
2.000
4.000
3.000
14.000
2.000
1.000
-

Kab
11
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
11
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
-

PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014


SL-PTT JAGUNG KAWASAN PENGEMBANGAN
(SAPRODI)
NO.

SL-PTT JAGUNG KAWASAN PEMANTAPAN


(SAPRODI)

PROVINSI & KABUPATEN/KOTA


SLPTT JAGUNG HIBRIDA
SL(Ha)

16
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
17
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

KALIMANTAN SELATAN
Kab. Banjar
Kab. Barito Kuala
Kab. Hulu Sungai Selatan
Kab. Hulu Sungai Tengah
Kab. Hulu Sungai Utara
Kab. Kota Baru
Kab. Tabalong
Kab. Tanah Laut
Kab. Tapin
Kab. Balangan
Kab. Tanah Bumbu
Kota Banjarmasin
Hulu Sungai Timur
Kota Banjar Baru
Kab Tala
KALIMANTAN TIMUR
Kab. Berau
Kab. Bulungan
Kab. Kutai Barat
Kab. Kutai Timur
Kab. Malinau
Kab. Nunukan
Kab. Pasir
Kab. Penajem Paser Utr
Kab. Kutai Kertanegera
Kota Balikpapan
Kota Bontang
Kota Samarinda
Kota Tarakan
Kab. Tana Tidung
Kab. Tenggarong

2.880
960
960
960
960
960
-

LL (Ha)
120
40
40
40
40
40
-

(Ha)
3.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
-

SLPTT JAGUNG HIBRIDA


Kab

SL(Ha)
3
1
1
1
1
1
-

960
960
-

126

LL (Ha)
40
40
-

(Ha)
1.000
1.000
-

Kab
1
1
-

TOTAL AREAL
PEMANTAPAN
JAGUNG
(Ha)
1.000
1.000
-

TOTAL JAGUNG

Kab
1
1
-

(Ha)
4.000
1.000
1.000
2.000
1.000
1.000
-

Kab

JUMLAH KAB
PELAKSANA
SL-PTT
Kab

3
1
1
1
1
1
-

11
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
11
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
-

PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

SL-PTT PADI KAWASAN PERTUMBUHAN (SAPRODI)


NO.

PROVINSI & KABUPATEN/KOTA

SLPTT PADI SAWAH PENINGKATAN


IP
SL(Ha)

18
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
19
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
21
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

SULAWESI UTARA
Kab. Bolaang Mangondow
Kab. Minahasa
Kab. Kep. Talaud
Kab. Minahasa Selatan
Kota Tomohon
Kab. Minahasa Utara
Kab. Minahasa Tenggara
Kab. Bolmong Utara
Kab. Bolmang Selatan
Kab. Bolmang Timur
Kota Kotamobagu
SULAWESI TENGAH
Kab. Banggai
Kab. Buol
Kab. Toli-Toli
Kab. Donggala
Kab. Morowali
Kab. Poso
Kab. Parigi Moutong
Kab. Tojo Una-Una
Kab. Sigi
Kota Palu
SULAWESI TENGGARA
Kab. Buton
Kab. Konawe
Kab. Kolaka
Kab. Muna
Kab. Konawe Selatan
Kab. Bombana
Kab. Kolaka Utara
Kab. Konawe Utara
Kab. Buton Utara
Kota Bau-Bau
Kota Kendari

480
480
1.920
960
960
-

LL (Ha)
20
20
80
40
40
-

(Ha)
500
500
2.000
1.000
1.000
-

127

Kab
1
1
2
1
1
-

TOTAL AREAL
PERTUMBUHAN

SLPTT PADI PASANG SURUT


PENINGKATAN IP
SL(Ha)
960
960
-

LL (Ha)
40
40
-

(Ha)
1.000
1.000
-

Kab
1
1
-

(Ha)
500
500
3.000
1.000
1.000
1.000
-

Kab
1
1
3
1
1
1
-

PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

SL-PTT PADI KAWASAN PENGEMBANGAN (SAPRODI)


NO.

PROVINSI & KABUPATEN/KOTA

SLPTT PADI SAWAH SPESIFIK


LOKASI
SL(Ha)

18
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
19
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
21
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

SULAWESI UTARA
Kab. Bolaang Mangondow
Kab. Minahasa
Kab. Kep. Talaud
Kab. Minahasa Selatan
Kota Tomohon
Kab. Minahasa Utara
Kab. Minahasa Tenggara
Kab. Bolmong Utara
Kab. Bolmang Selatan
Kab. Bolmang Timur
Kota Kotamobagu
SULAWESI TENGAH
Kab. Banggai
Kab. Buol
Kab. Toli-Toli
Kab. Donggala
Kab. Morowali
Kab. Poso
Kab. Parigi Moutong
Kab. Tojo Una-Una
Kab. Sigi
Kota Palu
SULAWESI TENGGARA
Kab. Buton
Kab. Konawe
Kab. Kolaka
Kab. Muna
Kab. Konawe Selatan
Kab. Bombana
Kab. Kolaka Utara
Kab. Konawe Utara
Kab. Buton Utara
Kota Bau-Bau
Kota Kendari

5.760
960
960
960
960
960
960
1.920
960
960
5.760
1.920
960
960
960
960
-

LL (Ha)
240
40
40
40
40
40
40
80
40
40
240
80
40
40
40
40
-

(Ha)
6.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
2.000
1.000
1.000
6.000
2.000
1.000
1.000
1.000
1.000
-

SLPTT PADI LAHAN KERING


SPESIFIK LOKASI

DEMFARM PADI HIBRIDA

Kab
6
1
1
1
1
1
1
2
1
1
5
1
1
1
1
1
-

SL(Ha)
6.720
960
960
960
960
960
960
960
-

128

LL (Ha)
280
40
40
40
40
40
40
40
-

(Ha)
7.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
-

TOTAL AREAL
PENGEMBANGAN
(SL+LL)

Kab

SL(Ha)

LL (Ha)

7
1
1
1
1
1
1
1
-

6.720
960
960
960
960
960
960
960
5.760
960
1.920
1.920
960
-

280
40
40
40
40
40
40
40
240
40
80
80
40
-

(Ha)
7.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
6.000
1.000
2.000
2.000
1.000
-

Kab
7
1
1
1
1
1
1
1
4
1
1
1
1
-

(Ha)
20.000
3.000
3.000
3.000
2.000
3.000
3.000
2.000
1.000
2.000
1.000
1.000
12.000
1.000
2.000
1.000
2.000
3.000
2.000
1.000
-

Kab
8
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
7
1
1
1
1
1
1
1
-

PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

SL-PTT PADI KAWASAN PEMANTAPAN (SAPRODI)


NO.

SLPTT PADI SAWAH


SL(Ha)
18
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
19
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
21
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

TOTAL AREAL
PEMANTAPAN
(SL+LL)

PROVINSI & KABUPATEN/KOTA

SULAWESI UTARA
Kab. Bolaang Mangondow
Kab. Minahasa
Kab. Kep. Talaud
Kab. Minahasa Selatan
Kota Tomohon
Kab. Minahasa Utara
Kab. Minahasa Tenggara
Kab. Bolmong Utara
Kab. Bolmang Selatan
Kab. Bolmang Timur
Kota Kotamobagu
SULAWESI TENGAH
Kab. Banggai
Kab. Buol
Kab. Toli-Toli
Kab. Donggala
Kab. Morowali
Kab. Poso
Kab. Parigi Moutong
Kab. Tojo Una-Una
Kab. Sigi
Kota Palu
SULAWESI TENGGARA
Kab. Buton
Kab. Konawe
Kab. Kolaka
Kab. Muna
Kab. Konawe Selatan
Kab. Bombana
Kab. Kolaka Utara
Kab. Konawe Utara
Kab. Buton Utara
Kota Bau-Bau
Kota Kendari

48.000
16.320
7.680
3.840
960
4.800
1.920
5.760
1.920
1.920
2.880
103.680
18.240
4.800
8.640
8.640
5.760
10.560
24.960
22.080
71.040
960
23.040
18.240
960
18.240
3.360
1.920
1.920
1.440
960

LL (Ha)
2.000
680
320
160
40
200
80
240
80
80
120
4.320
760
200
360
360
240
440
1.040
920
2.960
40
960
760
40
760
140
80
80
60
40

(Ha)
50.000
17.000
8.000
4.000
1.000
5.000
2.000
6.000
2.000
2.000
3.000
108.000
19.000
5.000
9.000
9.000
6.000
11.000
26.000
23.000
74.000
1.000
24.000
19.000
1.000
19.000
3.500
2.000
2.000
1.500
1.000

SLPTT PADI LAHAN KERING


Kab
10
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
8
1
1
1
1
1
1
1
1
10
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

129

SL(Ha)
2.880
960
960
960
-

LL (Ha)
120
40
40
40
-

(Ha)
3.000
1.000
1.000
1.000
-

Kab
3
1
1
1
-

(Ha)
50.000
17.000
8.000
4.000
1.000
5.000
2.000
6.000
2.000
2.000
3.000
111.000
19.000
6.000
9.000
9.000
6.000
11.000
26.000
1.000
24.000
74.000
1.000
24.000
19.000
1.000
19.000
3.500
2.000
2.000
1.500
1.000

Kab
10
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

TOTAL PADI

(Ha)
70.500
20.000
11.000
500
7.000
1.000
7.000
5.000
9.000
4.000
3.000
3.000
116.000
20.000
7.000
10.000
10.000
6.000
11.000
27.000
1.000
24.000
86.000
2.000
26.000
20.000
3.000
22.000
5.500
2.000
2.000
1.000
1.500
1.000

Kab
11
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
1
1
1
1
1
1
1
1
1
11
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

SL-PTT JAGUNG KAWASAN PERTUMBUHAN (SAPRODI)


NO.

TOTAL AREAL
PERTUMBUHAN

PROVINSI & KABUPATEN/KOTA


SLPTT JAGUNG HIBRIDA
SL(Ha)

18
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
19
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
21
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

SULAWESI UTARA
Kab. Bolaang Mangondow
Kab. Minahasa
Kab. Kep. Talaud
Kab. Minahasa Selatan
Kota Tomohon
Kab. Minahasa Utara
Kab. Minahasa Tenggara
Kab. Bolmong Utara
Kab. Bolmang Selatan
Kab. Bolmang Timur
Kota Kotamobagu
SULAWESI TENGAH
Kab. Banggai
Kab. Buol
Kab. Toli-Toli
Kab. Donggala
Kab. Morowali
Kab. Poso
Kab. Parigi Moutong
Kab. Tojo Una-Una
Kab. Sigi
Kota Palu
SULAWESI TENGGARA
Kab. Buton
Kab. Konawe
Kab. Kolaka
Kab. Muna
Kab. Konawe Selatan
Kab. Bombana
Kab. Kolaka Utara
Kab. Konawe Utara
Kab. Buton Utara
Kota Bau-Bau
Kota Kendari

2.880
960
960
960
-

LL (Ha)
120
40
40
40
-

(Ha)

SLPTT JAGUNG KOMPOSIT


Kab

3.000
1.000
1.000
1.000
-

130

3
1
1
1
-

SL(Ha)
4.800
960
960
960
960
960
3.840
960
960
1.920
960
960
-

LL (Ha)
200
40
40
40
40
40
160
40
40
80
40
40
-

(Ha)
5.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
4.000
1.000
1.000
2.000
1.000
1.000
-

Kab

(Ha)
5
1
1
1
1
1
3
1
1
1
1
1
-

5.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
4.000
1.000
1.000
2.000
4.000
1.000
2.000
1.000
-

Kab
5
1
1
1
1
1
3
1
1
1
3
1
1
1
-

PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014


SL-PTT JAGUNG KAWASAN PENGEMBANGAN
(SAPRODI)
NO.

SL-PTT JAGUNG KAWASAN PEMANTAPAN


(SAPRODI)
TOTAL JAGUNG

PROVINSI & KABUPATEN/KOTA


SLPTT JAGUNG HIBRIDA
SL(Ha)

18
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
19
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
21
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

SULAWESI UTARA
Kab. Bolaang Mangondow
Kab. Minahasa
Kab. Kep. Talaud
Kab. Minahasa Selatan
Kota Tomohon
Kab. Minahasa Utara
Kab. Minahasa Tenggara
Kab. Bolmong Utara
Kab. Bolmang Selatan
Kab. Bolmang Timur
Kota Kotamobagu
SULAWESI TENGAH
Kab. Banggai
Kab. Buol
Kab. Toli-Toli
Kab. Donggala
Kab. Morowali
Kab. Poso
Kab. Parigi Moutong
Kab. Tojo Una-Una
Kab. Sigi
Kota Palu
SULAWESI TENGGARA
Kab. Buton
Kab. Konawe
Kab. Kolaka
Kab. Muna
Kab. Konawe Selatan
Kab. Bombana
Kab. Kolaka Utara
Kab. Konawe Utara
Kab. Buton Utara
Kota Bau-Bau
Kota Kendari

11.904
1.920
1.920
480
2.784
960
1.920
960
960
19.200
960
960
960
2.880
960
2.880
2.880
1.920
3.840
960
1.920
960
960
-

LL (Ha)
496
80
80
20
116
40
80
40
40
800
40
40
40
120
40
120
120
80
160
40
80
40
40
-

(Ha)
12.400
2.000
2.000
500
2.900
1.000
2.000
1.000
1.000
20.000
1.000
1.000
1.000
3.000
1.000
3.000
3.000
2.000
4.000
1.000
2.000
1.000
1.000
-

SLPTT JAGUNG HIBRIDA


Kab
8
1
1
1
1
1
1
1
1
10
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
-

131

SL(Ha)
4.800
960
960
960
960
960
960
960
2.880
960
1.920
-

LL (Ha)
200
40
40
40
40
40
40
40
120
40
80
-

(Ha)
5.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
3.000
1.000
2.000
-

Kab
5
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
-

(Ha)
22.400
4.000
4.000
500
4.900
1.000
3.000
2.000
3.000
25.000
2.000
1.000
1.000
4.000
1.000
3.000
3.000
3.000
6.000
1.000
9.000
2.000
4.000
2.000
1.000
-

Kab
8
1
1
1
1
1
1
1
1
10
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
4
1
1
1
1
-

JUMLAH KAB
PELAKSANA
SL-PTT
Kab
11
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
11
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

SL-PTT PADI KAWASAN


PERTUMBUHAN (SAPRODI)
NO.

PROVINSI & KABUPATEN/KOTA

SLPTT PADI SAWAH PENINGKATAN


IP
SL(Ha)

20
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

SULAWESI SELATAN
Kab. Bantaeng
Kab. Barru
Kab. Bone
Kab. Bulukumba
Kab. Enrekang
Kab. Gowa
Kab. Jeneponto
Kab. Luwu
Kab. Luwu Utara
Kab. Maros
Kab. Pangkep
Kab. Pinrang
Kab. Kep. Selayar
Kab. Sidenreng Rappang
Kab. Sinjai
Kab. Soppeng
Kab. Takalar
Kab. Tana Toraja
Kab. Wajo
Kota Palopo
Kab. Luwu Timur
Kab. Toraja Utara
Kota Pare-Pare
Kota Makassar

SL-PTT PADI KAWASAN PENGEMBANGAN (SAPRODI)

1.920
960
960
-

LL (Ha)
80
40
40
-

(Ha)
2.000
1.000
1.000
-

SLPTT PADI SAWAH SPESIFIK


LOKASI

Kab

SL(Ha)

LL (Ha)

2
1
1
-

35.520
960
2.880
1.920
960
960
1.920
960
6.720
9.600
1.920
1.920
960
2.880
960
-

1.480
40
120
80
40
40
80
40
280
400
80
80
40
120
40
-

132

(Ha)
37.000
1.000
3.000
2.000
1.000
1.000
2.000
1.000
7.000
10.000
2.000
2.000
1.000
3.000
1.000
-

DEMFARM PADI HIBRIDA

Kab
14
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
-

SL(Ha)
68.160
960
3.840
1.920
1.920
1.920
3.840
1.920
14.400
14.400
1.920
9.600
3.840
960
5.760
960
-

LL (Ha)
2.840
40
160
80
80
80
160
80
600
600
80
400
160
40
240
40
-

(Ha)
71.000
1.000
4.000
2.000
2.000
2.000
4.000
2.000
15.000
15.000
2.000
10.000
4.000
1.000
6.000
1.000
-

Kab
15
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
-

PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

SL-PTT PADI KAWASAN


PENGEMBANGAN (SAPRODI)
NO.

20
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

PROVINSI & KABUPATEN/KOTA

SULAWESI SELATAN
Kab. Bantaeng
Kab. Barru
Kab. Bone
Kab. Bulukumba
Kab. Enrekang
Kab. Gowa
Kab. Jeneponto
Kab. Luwu
Kab. Luwu Utara
Kab. Maros
Kab. Pangkep
Kab. Pinrang
Kab. Kep. Selayar
Kab. Sidenreng Rappang
Kab. Sinjai
Kab. Soppeng
Kab. Takalar
Kab. Tana Toraja
Kab. Wajo
Kota Palopo
Kab. Luwu Timur
Kab. Toraja Utara
Kota Pare-Pare
Kota Makassar

TOTAL AREAL
PENGEMBANGAN
(SL+LL)

SLPTT PADI LAHAN KERING


SPESIFIK LOKASI
SL(Ha)

LL (Ha)

38.400
1.920
3.840
1.920
2.880
1.920
1.920
2.880
1.920
2.880
960
3.840
1.920
2.880
2.880
960
1.920
960
-

1.600
80
160
80
120
80
80
120
80
120
40
160
80
120
120
40
80
40
-

(Ha)
40.000
2.000
4.000
2.000
3.000
2.000
2.000
3.000
2.000
3.000
1.000
4.000
2.000
3.000
3.000
1.000
2.000
1.000
-

Kab
16
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
-

(Ha)
148.000
4.000
11.000
6.000
6.000
2.000
5.000
9.000
5.000
25.000
1.000
29.000
6.000
15.000
8.000
2.000
11.000
1.000
2.000
-

133

Kab
18
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
-

SL-PTT PADI KAWASAN PEMANTAPAN


(SAPRODI)
TOTAL PADI
SLPTT PADI SAWAH
SL(Ha)

LL (Ha)

(Ha)

269.760
4.800
4.800
28.800
14.400
4.800
14.400
3.840
14.400
17.280
17.280
10.560
28.800
1.920
31.680
4.800
17.280
8.640
2.880
16.320
2.880
14.400
4.800
-

11.240
200
200
1.200
600
200
600
160
600
720
720
440
1.200
80
1.320
200
720
360
120
680
120
600
200
-

281.000
5.000
5.000
30.000
15.000
5.000
15.000
4.000
15.000
18.000
18.000
11.000
30.000
2.000
33.000
5.000
18.000
9.000
3.000
17.000
3.000
15.000
5.000
-

Kab
22
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
-

(Ha)
431.000
5.000
9.000
41.000
21.000
5.000
21.000
6.000
20.000
18.000
27.000
16.000
56.000
3.000
63.000
11.000
33.000
17.000
5.000
28.000
3.000
16.000
7.000
-

Kab
22
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
-

PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

SL-PTT JAGUNG KAWASAN PENGEMBANGAN


(SAPRODI)
NO.

SL-PTT JAGUNG KAWASAN PEMANTAPAN


(SAPRODI)
TOTAL JAGUNG

PROVINSI & KABUPATEN/KOTA


SLPTT JAGUNG HIBRIDA
SL(Ha)

20
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

SULAWESI SELATAN
Kab. Bantaeng
Kab. Barru
Kab. Bone
Kab. Bulukumba
Kab. Enrekang
Kab. Gowa
Kab. Jeneponto
Kab. Luwu
Kab. Luwu Utara
Kab. Maros
Kab. Pangkep
Kab. Pinrang
Kab. Kep. Selayar
Kab. Sidenreng Rappang
Kab. Sinjai
Kab. Soppeng
Kab. Takalar
Kab. Tana Toraja
Kab. Wajo
Kota Palopo
Kab. Luwu Timur
Kab. Toraja Utara
Kota Pare-Pare
Kota Makassar

16.320
960
960
960
960
960
960
960
960
960
960
960
960
1.920
960
960
960
-

LL (Ha)
680
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
80
40
40
40
-

(Ha)
17.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
2.000
1.000
1.000
1.000
-

SLPTT JAGUNG HIBRIDA


Kab
16
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
-

134

SL(Ha)
3.840
960
960
960
960
-

LL (Ha)
160
40
40
40
40
-

(Ha)
4.000
1.000
1.000
1.000
1.000
-

Kab
4
1
1
1
1
-

(Ha)
21.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
2.000
1.000
2.000
1.000
1.000
1.000
3.000
1.000
1.000
1.000
-

Kab
17
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
-

JUMLAH KAB
PELAKSANA
SL-PTT
Kab
22
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
-

PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

SL-PTT PADI KAWASAN PERTUMBUHAN (SAPRODI)


NO.

PROVINSI & KABUPATEN/KOTA

SLPTT PADI SAWAH PENINGKATAN


IP
SL(Ha)

22
1
2
3
4
5
6
7
8
9
23
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
25
1
2
3
4
5
6
7
8

BALI
Kab. Badung
Kab. Bangli
Kab. Buleleng
Kab. Gianyar
Kab. Jembrana
Kab. Karangasem
Kab. Klungkung
Kab. Tabanan
Kota Denpasar
NTB
Kab. Bima
Kab. Dompu
Kab. Lombok Barat
Kab. Lombok Tengah
Kab. Lombok Timur
Kab. Sumbawa
Kota Bima
Kab. Sumbawa Barat
Kab. Lombok Utara
Kota Mataram
MALUKU
Kab. MTB
Kab. Maluku Tengah
Kab. Maluku Tenggara
Kab. Pulau Buru
Kab. Seram Bag Barat
Kab. Seram Bag Timur
Kab. Buru Selatan
Kab. Maluku Barat Daya

1.920
960
960
-

LL (Ha)
80
40
40
-

(Ha)
2.000
1.000
1.000
-

135

TOTAL AREAL
PERTUMBUHAN

SLPTT PADI LAHAN KERING


PENINGKATAN IP

Kab

SL(Ha)

LL (Ha)

2
1
1
-

3.264
1.152
192
768
384
768

136
48
8
32
16
32

(Ha)
3.400
1.200
200
800
400
800

Kab
5
1
1
1
1
1

(Ha)
2.000
1.000
1.000
3.400
1.200
200
800
400
800

Kab
2
1
1
5
1
1
1
1
1

PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

SL-PTT PADI KAWASAN PENGEMBANGAN (SAPRODI)


NO.

PROVINSI & KABUPATEN/KOTA

SLPTT PADI SAWAH SPESIFIK


LOKASI
SL(Ha)

22
1
2
3
4
5
6
7
8
9
23
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
25
1
2
3
4
5
6
7
8

BALI
Kab. Badung
Kab. Bangli
Kab. Buleleng
Kab. Gianyar
Kab. Jembrana
Kab. Karangasem
Kab. Klungkung
Kab. Tabanan
Kota Denpasar
NTB
Kab. Bima
Kab. Dompu
Kab. Lombok Barat
Kab. Lombok Tengah
Kab. Lombok Timur
Kab. Sumbawa
Kota Bima
Kab. Sumbawa Barat
Kab. Lombok Utara
Kota Mataram
MALUKU
Kab. MTB
Kab. Maluku Tengah
Kab. Maluku Tenggara
Kab. Pulau Buru
Kab. Seram Bag Barat
Kab. Seram Bag Timur
Kab. Buru Selatan
Kab. Maluku Barat Daya

2.880
960
960
960
4.800
960
960
960
960
960
12.960
4.800
5.760
960
960
480
-

LL (Ha)
120
40
40
40
200
40
40
40
40
40
540
200
240
40
40
20
-

(Ha)

DEMFARM PADI HIBRIDA

Kab

3.000
1.000
1.000
1.000
5.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
13.500
5.000
6.000
1.000
1.000
500
-

136

TOTAL AREAL
PENGEMBANGAN
(SL+LL)

3
1
1
1
5
1
1
1
1
1
5
1
1
1
1
1
-

SL(Ha)
6.720
960
960
960
960
1.920
960
-

LL (Ha)
280
40
40
40
40
80
40
-

(Ha)
7.000
1.000
1.000
1.000
1.000
2.000
1.000
-

Kab
6
1
1
1
1
1
1
-

(Ha)
3.000
1.000
1.000
1.000
12.000
2.000
2.000
2.000
2.000
3.000
1.000
13.500
5.000
6.000
1.000
1.000
500
-

Kab
3
1
1
1
6
1
1
1
1
1
1
5
1
1
1
1
1
-

PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

SL-PTT PADI KAWASAN PEMANTAPAN (SAPRODI)


NO.

PROVINSI & KABUPATEN/KOTA


SLPTT PADI SAWAH
SL(Ha)

22
1
2
3
4
5
6
7
8
9
23
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
25
1
2
3
4
5
6
7
8

TOTAL AREAL
PEMANTAPAN
(SL+LL)

BALI
Kab. Badung
Kab. Bangli
Kab. Buleleng
Kab. Gianyar
Kab. Jembrana
Kab. Karangasem
Kab. Klungkung
Kab. Tabanan
Kota Denpasar
NTB
Kab. Bima
Kab. Dompu
Kab. Lombok Barat
Kab. Lombok Tengah
Kab. Lombok Timur
Kab. Sumbawa
Kota Bima
Kab. Sumbawa Barat
Kab. Lombok Utara
Kota Mataram
MALUKU
Kab. MTB
Kab. Maluku Tengah
Kab. Maluku Tenggara
Kab. Pulau Buru
Kab. Seram Bag Barat
Kab. Seram Bag Timur
Kab. Buru Selatan
Kab. Maluku Barat Daya

11.520
960
960
1.920
960
960
1.920
2.880
960
188.160
28.800
23.040
21.120
34.560
23.040
33.600
1.920
9.600
10.560
1.920
-

LL (Ha)
480
40
40
80
40
40
80
120
40
7.840
1.200
960
880
1.440
960
1.400
80
400
440
80
-

(Ha)
12.000
1.000
1.000
2.000
1.000
1.000
2.000
3.000
1.000
196.000
30.000
24.000
22.000
36.000
24.000
35.000
2.000
10.000
11.000
2.000
-

SLPTT PADI LAHAN KERING


Kab
8
1
1
1
1
1
1
1
1
10
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
-

137

SL(Ha)
4.800
1.920
960
1.920
-

LL (Ha)
200
80
40
80
-

(Ha)
5.000
2.000
1.000
2.000
-

Kab
3
1
1
1
-

(Ha)
12.000
1.000
1.000
2.000
1.000
1.000
2.000
3.000
1.000
201.000
32.000
25.000
22.000
36.000
24.000
37.000
2.000
10.000
11.000
2.000
-

Kab
8
1
1
1
1
1
1
1
1
10
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
-

TOTAL PADI

(Ha)
15.000
2.000
1.000
2.000
2.000
1.000
2.000
1.000
3.000
1.000
215.000
34.000
27.000
24.000
38.000
28.000
39.000
2.000
10.000
11.000
2.000
16.900
1.200
5.200
800
6.000
1.000
1.400
500
800

Kab
9
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
8
1
1
1
1
1
1
1
1

PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

SL-PTT JAGUNG KAWASAN PERTUMBUHAN (SAPRODI)


NO.

TOTAL AREAL
PERTUMBUHAN

PROVINSI & KABUPATEN/KOTA


SLPTT JAGUNG HIBRIDA
SL(Ha)

22
1
2
3
4
5
6
7
8
9
23
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
25
1
2
3
4
5
6
7
8

BALI
Kab. Badung
Kab. Bangli
Kab. Buleleng
Kab. Gianyar
Kab. Jembrana
Kab. Karangasem
Kab. Klungkung
Kab. Tabanan
Kota Denpasar
NTB
Kab. Bima
Kab. Dompu
Kab. Lombok Barat
Kab. Lombok Tengah
Kab. Lombok Timur
Kab. Sumbawa
Kota Bima
Kab. Sumbawa Barat
Kab. Lombok Utara
Kota Mataram
MALUKU
Kab. MTB
Kab. Maluku Tengah
Kab. Maluku Tenggara
Kab. Pulau Buru
Kab. Seram Bag Barat
Kab. Seram Bag Timur
Kab. Buru Selatan
Kab. Maluku Barat Daya

1.920
960
960

LL (Ha)
80
40
40

(Ha)

SLPTT JAGUNG KOMPOSIT


Kab

2.000
1.000
1.000

138

2
1
1

SL(Ha)
1.920
960
960
2.880
960
960
960

LL (Ha)
80
40
40
120
40
40
40

(Ha)
2.000
1.000
1.000
3.000
1.000
1.000
1.000

Kab

(Ha)
2
1
1
3
1
1
1

2.000
1.000
1.000
5.000
1.000
1.000
1.000
2.000

Kab
2
1
1
4
1
1
1
1

PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

NO.

SL-PTT JAGUNG KAWASAN


PENGEMBANGAN (SAPRODI)

SL-PTT JAGUNG KAWASAN PEMANTAPAN


(SAPRODI)

SLPTT JAGUNG HIBRIDA

SLPTT JAGUNG HIBRIDA

PROVINSI & KABUPATEN/KOTA

SL(Ha)
22
1
2
3
4
5
6
7
8
9
23
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
25
1
2
3
4
5
6
7
8

BALI
Kab. Badung
Kab. Bangli
Kab. Buleleng
Kab. Gianyar
Kab. Jembrana
Kab. Karangasem
Kab. Klungkung
Kab. Tabanan
Kota Denpasar
NTB
Kab. Bima
Kab. Dompu
Kab. Lombok Barat
Kab. Lombok Tengah
Kab. Lombok Timur
Kab. Sumbawa
Kota Bima
Kab. Sumbawa Barat
Kab. Lombok Utara
Kota Mataram
MALUKU
Kab. MTB
Kab. Maluku Tengah
Kab. Maluku Tenggara
Kab. Pulau Buru
Kab. Seram Bag Barat
Kab. Seram Bag Timur
Kab. Buru Selatan
Kab. Maluku Barat Daya

7.680
960
960
960
960
1.920
960
960
960
960
-

LL (Ha)
320
40
40
40
40
80
40
40
40
40
-

(Ha)
8.000
1.000
1.000
1.000
1.000
2.000
1.000
1.000
1.000
1.000
-

Kab
7
1
1
1
1
1
1
1
1
1
-

SL(Ha)
5.760
2.880
1.920
960
-

139

LL (Ha)
240
120
80
40
-

(Ha)
6.000
3.000
2.000
1.000
-

Kab
3
1
1
1
-

TOTAL AREAL
PEMANTAPAN
JAGUNG
(Ha)
6.000
3.000
2.000
1.000
-

JUMLAH KAB
PELAKSANA
SL-PTT

TOTAL
JAGUNG

Kab
3
1
1
1
-

(Ha)
16.000
2.000
5.000
1.000
1.000
2.000
3.000
1.000
1.000
6.000
2.000
1.000
1.000
2.000

Kab
8
1
1
1
1
1
1
1
1
4
1
1
1
1

Kab
9
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
8
1
1
1
1
1
1
1
1

PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

SL-PTT PADI KAWASAN


PERTUMBUHAN (SAPRODI)
NO. PROVINSI & KABUPATEN/KOTA

24
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21

NTT
Kab. Belu
Kab. Ende
Kab. Flores Timur
Kab. Kupang
Kab. Lembata
Kab. Manggarai
Kab. Ngada
Kab. Sikka
Kab. Sumba Barat
Kab. Sumba Timur
Kab. Timor Tengah Selatan
Kab. Timor Tengah Utara
Kab. Rote-Ndao
Kab. Manggarai Barat
Kab. Alor
Kab. Nagekeo
Kab. Sumba Tengah
Kab. Sumba Barat Daya
Kab. Manggarai Timur
Kab. Sabu Raijua
Kota Kupang

SL-PTT PADI KAWASAN PENGEMBANGAN (SAPRODI)


TOTAL AREAL
PERTUMBUHAN

SLPTT PADI LAHAN KERING


PENINGKATAN IP
SL(Ha)

LL (Ha)

29.760
960
3.840
1.920
1.920
1.920
960
960
1.920
1.920
1.920
960
960
2.880
960
4.800
960
-

1.240
40
160
80
80
80
40
40
80
80
80
40
40
120
40
200
40
-

(Ha)
31.000
1.000
4.000
2.000
2.000
2.000
1.000
1.000
2.000
2.000
2.000
1.000
1.000
3.000
1.000
5.000
1.000
-

Kab
16
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
-

(Ha)

SLPTT PADI SAWAH SPESIFIK


LOKASI

Kab

SL(Ha)

LL (Ha)

16
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
-

10.080
960
960
960
960
960
960
480
1.440
960
480
960
-

420
40
40
40
40
40
40
20
60
40
20
40
-

31.000
1.000
4.000
2.000
2.000
2.000
1.000
1.000
2.000
2.000
2.000
1.000
1.000
3.000
1.000
5.000
1.000
-

140

(Ha)
10.500
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
500
1.500
1.000
500
1.000
-

DEMFARM PADI HIBRIDA

Kab
11
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
-

SL(Ha)
3.840
960
960
960
960
-

LL (Ha)
160
40
40
40
40
-

(Ha)
4.000
1.000
1.000
1.000
1.000
-

Kab
4
1
1
1
1
-

PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

NO. PROVINSI & KABUPATEN/KOTA

TOTAL AREAL
PENGEMBANGAN
(SL+LL)
(Ha)

24 NTT
1 Kab. Belu
2 Kab. Ende
3 Kab. Flores Timur
4 Kab. Kupang
5 Kab. Lembata
6 Kab. Manggarai
7 Kab. Ngada
8 Kab. Sikka
9 Kab. Sumba Barat
10 Kab. Sumba Timur
11 Kab. Timor Tengah Selatan
12 Kab. Timor Tengah Utara
13 Kab. Rote-Ndao
14 Kab. Manggarai Barat
15 Kab. Alor
16 Kab. Nagekeo
17 Kab. Sumba Tengah
18 Kab. Sumba Barat Daya
19 Kab. Manggarai Timur
20 Kab. Sabu Raijua
21 Kota Kupang

14.500
1.000
1.000
1.000
2.000
1.000
1.000
1.000
1.500
1.500
1.000
1.500
1.000
-

Kab
12
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
-

SL-PTT PADI KAWASAN PEMANTAPAN


(SAPRODI)

SL-PTT JAGUNG KAWASAN


PERTUMBUHAN (SAPRODI)

JUMLAH KAB
PELAKSANA
SL-PTT

TOTAL PADI
SLPTT PADI SAWAH
SL(Ha)
82.080
5.760
2.880
4.800
7.680
4.800
3.840
5.280
5.760
2.880
2.880
4.800
6.240
5.760
5.760
5.280
7.680
-

LL (Ha)
3.420
240
120
200
320
200
160
220
240
120
120
200
260
240
240
220
320
-

(Ha)
85.500
6.000
3.000
5.000
8.000
5.000
4.000
5.500
6.000
3.000
3.000
5.000
6.500
6.000
6.000
5.500
8.000
-

141

SLPTT JAGUNG KOMPOSIT


Kab
16
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
-

(Ha)
131.000
7.000
4.000
4.000
8.000
2.000
11.000
8.000
5.000
8.500
9.000
3.000
6.000
6.000
9.000
3.000
7.500
8.000
12.000
10.000
-

Kab
19
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
-

SL(Ha)
12.480
960
960
960
960
960
960
1.920
960
960
960
960
960
-

LL (Ha)
520
40
40
40
40
40
40
80
40
40
40
40
40
-

(Ha)
13.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
2.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
-

Kab

Kab

12
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
-

19
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
-

PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

SL-PTT JAGUNG KAWASAN


PERTUMBUHAN (SAPRODI)

SL-PTT PADI KAWASAN PERTUMBUHAN (SAPRODI)


NO. PROVINSI & KABUPATEN/KOTA

SLPTT PADI SAWAH PENINGKATAN


IP
SL(Ha)

26
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29

PAPUA
Kab. Biak Numford
Kab. Jayapura
Kab. Jayawijaya
Kab. Merauke
Kab. Mimika
Kab. Nabire
Kab. Paniai
Kab. Puncak Jaya
Kab. Kep Yapen Waropen
Kota Jayapura
Kab. Sarmi
Kab. Keerom
Kab. Yahukimo
Kab. Pegunungan Bintang
Kab. Tolikara
Kab. Boven Digoel
Kab. Mappi
Kab. Asmat
Kab. Waropen
Kab. Supiori
Kab Deiyai
Kab. Dogiyai
Kab.Intan Jaya
Kab. Lanny Jaya
Kab. Membramo Raya
Kab. Membramo Tengah
Kab. Nduga
Kab. Puncak
Kab. Yalimo

18.192
720
288
14.784
192
864
480
192
288
96
288
-

LL (Ha)
758
30
12
616
8
36
20
8
12
4
12
-

(Ha)
18.950
750
300
15.400
200
900
500
200
300
100
300
-

SLPTT PADI LAHAN KERING


PENINGKATAN IP

Kab SL(Ha)
10
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
-

3.264
2.496
96
96
384
96
96
-

LL (Ha)
136
104
4
4
16
4
4
-

(Ha)
3.400
2.600
100
100
400
100
100
-

142

JUMLAH KAB
PELAKSANA
SL-PTT

TOTAL
JAGUNG

TOTAL PADI
SLPTT JAGUNG KOMPOSIT

Kab
6
1
1
1
1
1
1
-

(Ha)
22.350
750
300
18.000
200
900
100
100
500
200
700
100
100
100
300
-

Kab
14
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
-

SL(Ha)
960
96
96
96
96
96
96
96
96
96
96
-

LL (Ha)
40
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
-

(Ha)
1.000
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
-

Kab

(Ha)

10
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
-

1.000
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
-

Kab
10
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
-

Kab
15
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
-

PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

SL-PTT PADI KAWASAN PERTUMBUHAN (SAPRODI)


NO.

PROVINSI & KABUPATEN/KOTA

SLPTT PADI SAWAH PENINGKATAN


IP
SL(Ha)

27
1
2
3
4
5
6
7
8
28
1
2
3
4
5
6
29
1
2
3
4
30
1
2
3
4
5
6

MALUKU UTARA
Kab. Halmahera Tengah
Kab. Halmahera Barat
Kab. Halmahera Timur
Kab. Kepulauan Sula
Kab. Halmahera Selatan
Kab. Halmahera Utara
Kab. Pulau Morotai
Kota Tidore Kepulauan
BANTEN
Kab. Lebak
Kab. Pandeglang
Kab. Serang
Kab. Tangerang
Kota Cilegon
Kota Serang
BANGKA BELITUNG
Kab. Bangka
Kab. Bangka Selatan
Kab. Blitung Timur
Kab. Bangka Barat
GORONTALO
Kab. Boalemo
Kab. Gorontalo
Kab. Pohuwato
Kab. Bone Bolango
Kab. Gorontalo utara
Kota Gorontalo

8.640
960
960
4.800
960
960
960
960
-

LL (Ha)
360
40
40
200
40
40
40
40
-

(Ha)
9.000
1.000
1.000
5.000
1.000
1.000
1.000
1.000
-

143

TOTAL AREAL
PERTUMBUHAN

SLPTT PADI LAHAN KERING


PENINGKATAN IP

Kab

SL(Ha)

LL (Ha)

5
1
1
1
1
1
1
1
-

4.128
384
576
384
288
960
960
384
192
960
960
-

172
16
24
16
12
40
40
16
8
40
40
-

(Ha)
4.300
400
600
400
300
1.000
1.000
400
200
1.000
1.000
-

Kab
8
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
-

(Ha)
13.300
1.400
1.600
5.400
300
2.000
2.000
400
200
2.000
2.000
-

Kab
8
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
-

PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

SL-PTT PADI KAWASAN PENGEMBANGAN (SAPRODI)


NO.

27
1
2
3
4
5
6
7
8
28
1
2
3
4
5
6
29
1
2
3
4
30
1
2
3
4
5
6

PROVINSI & KABUPATEN/KOTA

MALUKU UTARA
Kab. Halmahera Tengah
Kab. Halmahera Barat
Kab. Halmahera Timur
Kab. Kepulauan Sula
Kab. Halmahera Selatan
Kab. Halmahera Utara
Kab. Pulau Morotai
Kota Tidore Kepulauan
BANTEN
Kab. Lebak
Kab. Pandeglang
Kab. Serang
Kab. Tangerang
Kota Cilegon
Kota Serang
BANGKA BELITUNG
Kab. Bangka
Kab. Bangka Selatan
Kab. Blitung Timur
Kab. Bangka Barat
GORONTALO
Kab. Boalemo
Kab. Gorontalo
Kab. Pohuwato
Kab. Bone Bolango
Kab. Gorontalo utara
Kota Gorontalo

SLPTT PADI SAWAH SPESIFIK


LOKASI
SL(Ha)

LL (Ha)

6.720
1.920
960
960
960
960
960
3.840
960
960
960
960
-

280
80
40
40
40
40
40
160
40
40
40
40
-

(Ha)
7.000
2.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
4.000
1.000
1.000
1.000
1.000
-

SLPTT PADI LAHAN KERING


SPESIFIK LOKASI

DEMFARM PADI HIBRIDA

Kab
6
1
1
1
1
1
1
4
1
1
1
1
-

SL(Ha)
1.920
960
960
-

144

LL (Ha)
80
40
40
-

(Ha)
2.000
1.000
1.000
-

TOTAL AREAL
PENGEMBANGAN
(SL+LL)

Kab SL(Ha)
2
1
1
-

4.224
384
1.536
384
192
1.728
-

LL (Ha)
176
16
64
16
8
72
-

(Ha)
4.400
400
1.600
400
200
1.800
-

Kab
5
1
1
1
1
1
-

(Ha)
9.000
3.000
2.000
1.000
1.000
1.000
1.000
8.400
400
2.600
1.400
1.200
2.800
-

Kab
6
1
1
1
1
1
1
5
1
1
1
1
1
-

PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

SL-PTT PADI KAWASAN PEMANTAPAN (SAPRODI)


NO.

SLPTT PADI SAWAH


SL(Ha)
27
1
2
3
4
5
6
7
8
28
1
2
3
4
5
6
29
1
2
3
4
30
1
2
3
4
5
6

TOTAL AREAL
PEMANTAPAN
(SL+LL)

PROVINSI & KABUPATEN/KOTA

MALUKU UTARA
Kab. Halmahera Tengah
Kab. Halmahera Barat
Kab. Halmahera Timur
Kab. Kepulauan Sula
Kab. Halmahera Selatan
Kab. Halmahera Utara
Kab. Pulau Morotai
Kota Tidore Kepulauan
BANTEN
Kab. Lebak
Kab. Pandeglang
Kab. Serang
Kab. Tangerang
Kota Cilegon
Kota Serang
BANGKA BELITUNG
Kab. Bangka
Kab. Bangka Selatan
Kab. Blitung Timur
Kab. Bangka Barat
GORONTALO
Kab. Boalemo
Kab. Gorontalo
Kab. Pohuwato
Kab. Bone Bolango
Kab. Gorontalo utara
Kota Gorontalo

163.200
46.080
53.760
39.360
20.160
3.840
5.760
960
2.880
960
960
30.240
4.608
14.400
1.920
1.440
6.912
960

LL (Ha)
6.800
1.920
2.240
1.640
840
160
240
40
120
40
40
1.260
192
600
80
60
288
40

(Ha)
170.000
48.000
56.000
41.000
21.000
4.000
6.000
1.000
3.000
1.000
1.000
31.500
4.800
15.000
2.000
1.500
7.200
1.000

SLPTT PADI LAHAN KERING


Kab
5
1
1
1
1
1
4
1
1
1
1
6
1
1
1
1
1
1

145

SL(Ha)
4.800
1.920
1.920
960
-

LL (Ha)
200
80
80
40
-

(Ha)
5.000
2.000
2.000
1.000
-

Kab
4
1
1
1
1
-

(Ha)
175.000
50.000
58.000
42.000
21.000
4.000
6.000
1.000
3.000
1.000
1.000
31.500
4.800
15.000
2.000
1.500
7.200
1.000

Kab
5
1
1
1
1
1
4
1
1
1
1
6
1
1
1
1
1
1

TOTAL PADI

(Ha)
13.300
1.400
1.600
5.400
300
2.000
2.000
400
200
184.000
53.000
60.000
43.000
22.000
1.000
5.000
8.000
1.000
5.000
1.000
1.000
39.900
5.200
17.600
3.400
2.700
10.000
1.000

Kab
8
1
1
1
1
1
1
1
1
6
1
1
1
1
1
1
4
1
1
1
1
6
1
1
1
1
1
1

PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

SL-PTT JAGUNG KAWASAN


PENGEMBANGAN (SAPRODI)

SL-PTT JAGUNG KAWASAN PERTUMBUHAN (SAPRODI)

SLPTT JAGUNG HIBRIDA


SL(Ha)
27
1
2
3
4
5
6
7
8
28
1
2
3
4
5
6
29
1
2
3
4
30
1
2
3
4
5
6

MALUKU UTARA
Kab. Halmahera Tengah
Kab. Halmahera Barat
Kab. Halmahera Timur
Kab. Kepulauan Sula
Kab. Halmahera Selatan
Kab. Halmahera Utara
Kab. Pulau Morotai
Kota Tidore Kepulauan
BANTEN
Kab. Lebak
Kab. Pandeglang
Kab. Serang
Kab. Tangerang
Kota Cilegon
Kota Serang
BANGKA BELITUNG
Kab. Bangka
Kab. Bangka Selatan
Kab. Blitung Timur
Kab. Bangka Barat
GORONTALO
Kab. Boalemo
Kab. Gorontalo
Kab. Pohuwato
Kab. Bone Bolango
Kab. Gorontalo utara
Kota Gorontalo

960
960
-

LL (Ha)
40
40
-

(Ha)
1.000
1.000
-

SLPTT JAGUNG KOMPOSIT


Kab
1
1
1
1
-

SL(Ha)
2.880
240
336
384
384
384
336
336
480
960
960
3.840
960
960
960
960
-

LL (Ha)
120
10
14
16
16
16
14
14
20
40
40
160
40
40
40
40
-

146

(Ha)
3.000
250
350
400
400
400
350
350
500
1.000
1.000
4.000
1.000
1.000
1.000
1.000
-

JUMLAH KAB
PELAKSANA
SL-PTT

TOTAL
JAGUNG

NO. PROVINSI & KABUPATEN/KOTA


SLPTT JAGUNG HIBRIDA
Kab

SL(Ha)
8
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
4
1
1
1
1
-

1.920
960
960
1.824
864
960
-

LL (Ha)
80
40
40
76
36
40
-

(Ha)
2.000
1.000
1.000
1.900
900
1.000
-

Kab
2
1
1
2
1
1
-

(Ha)
3.000
250
350
400
400
400
350
350
500
4.000
2.000
1.000
1.000
5.900
1.000
1.000
900
1.000
2.000
-

Kab
8
1
1
1
1
1
1
1
1
3
1
1
1
5
1
1
1
1
1
-

Kab
8
1
1
1
1
1
1
1
1
6
1
1
1
1
1
1
4
1
1
1
1
6
1
1
1
1
1
1

PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

SL-PTT PADI KAWASAN PERTUMBUHAN (SAPRODI)


NO.

PROVINSI & KABUPATEN/KOTA

SLPTT PADI SAWAH PENINGKATAN


IP
SL(Ha)

32
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
33
1
2
3
4
5
6

PAPUA BARAT
Kab. Sorong
Kab. Manokwari
Kab. Fak-Fak
Kab. Raja Ampat
Kab. Teluk Bintuni
Kab. Teluk Wondama
Kab. Kaimana
Kab. Sorong Selatan
Kota Sorong
Kab. Maybrat
Kab Tambrauw
SULAWESI BARAT
Kab. Mamuju
Kab. Majene
Kab. Mamasa
Kab. Mamuju Utara
Kab. Polewali Mandar
Kab. Mamuju Tengah

5.280
2.016
2.016
960
288
3.840
960
960
960
960

LL (Ha)
220
84
84
40
12
160
40
40
40
40

(Ha)
5.500
2.100
2.100
1.000
300
4.000
1.000
1.000
1.000
1.000

TOTAL AREAL
PERTUMBUHAN

SLPTT PADI LAHAN KERING


PENINGKATAN IP

Kab

SL(Ha)

LL (Ha)

4
1
1
1
1
4
1
1
1
1

720
192
96
192
240
3.840
960
960
960
960
-

30
8
4
8
10
160
40
40
40
40
-

147

(Ha)
750
200
100
200
250
4.000
1.000
1.000
1.000
1.000
-

Kab
4
1
1
1
1
4
1
1
1
1
-

(Ha)
6.250
2.100
2.300
1.100
300
200
250
8.000
2.000
2.000
2.000
1.000
1.000

Kab
6
1
1
1
1
1
1
4
1
1
1
1
-

SL-PTT PADI KAWASAN


PENGEMBANGAN (SAPRODI)
SLPTT PADI SAWAH SPESIFIK
LOKASI
SL(Ha)
6.720
1.920
960
960
1.920
960

LL (Ha)
280
80
40
40
80
40

(Ha)
7.000
2.000
1.000
1.000
2.000
1.000

Kab
5
1
1
1
1
1

PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

SL-PTT PADI KAWASAN PEMANTAPAN (SAPRODI)


NO.

SLPTT PADI SAWAH


SL(Ha)
32
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
33
1
2
3
4
5
6

TOTAL AREAL
PEMANTAPAN
(SL+LL)

PROVINSI & KABUPATEN/KOTA

PAPUA BARAT
Kab. Sorong
Kab. Manokwari
Kab. Fak-Fak
Kab. Raja Ampat
Kab. Teluk Bintuni
Kab. Teluk Wondama
Kab. Kaimana
Kab. Sorong Selatan
Kota Sorong
Kab. Maybrat
Kab Tambrauw
SULAWESI BARAT
Kab. Mamuju
Kab. Majene
Kab. Mamasa
Kab. Mamuju Utara
Kab. Polewali Mandar
Kab. Mamuju Tengah

53.760
13.440
960
10.560
3.840
14.400
10.560

LL (Ha)
2.240
560
40
440
160
600
440

(Ha)
56.000
14.000
1.000
11.000
4.000
15.000
11.000

SLPTT PADI LAHAN KERING


Kab
6
1
1
1
1
1
1

148

SL(Ha)
1.920
960
960
-

LL (Ha)
80
40
40
-

(Ha)
2.000
1.000
1.000
-

Kab
-

(Ha)
58.000
14.000
2.000
12.000
4.000
15.000
11.000

Kab
6
1
1
1
1
1
1

TOTAL PADI

(Ha)
6.250
2.100
2.300
1.100
300
200
250
73.000
18.000
2.000
15.000
7.000
18.000
13.000

Kab
6
1
1
1
1
1
1
6
1
1
1
1
1
1

PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

NO.

SL-PTT JAGUNG KAWASAN


PERTUMBUHAN (SAPRODI)

SL-PTT JAGUNG KAWASAN


PENGEMBANGAN (SAPRODI)

SLPTT JAGUNG KOMPOSIT

SLPTT JAGUNG HIBRIDA

SL(Ha)
32
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
33
1
2
3
4
5
6

PAPUA BARAT
Kab. Sorong
Kab. Manokwari
Kab. Fak-Fak
Kab. Raja Ampat
Kab. Teluk Bintuni
Kab. Teluk Wondama
Kab. Kaimana
Kab. Sorong Selatan
Kota Sorong
Kab. Maybrat
Kab Tambrauw
SULAWESI BARAT
Kab. Mamuju
Kab. Majene
Kab. Mamasa
Kab. Mamuju Utara
Kab. Polewali Mandar
Kab. Mamuju Tengah

672
96
96
96
96
96
96
96
-

LL (Ha)
28
4
4
4
4
4
4
4
-

(Ha)
700
100
100
100
100
100
100
100
-

Kab

SL(Ha)
7
1
1
1
1
1
1
1
-

149

3.840
960
960
960
960

LL (Ha)
160
40
40
40
40

(Ha)
4.000
1.000
1.000
1.000
1.000

JUMLAH KAB
PELAKSANA
SL-PTT

TOTAL
JAGUNG

PROVINSI & KABUPATEN/KOTA

Kab
4
1
1
1
1

(Ha)
700
100
100
100
100
100
100
100
4.000
1.000
1.000
1.000
1.000

Kab
7
1
1
1
1
1
1
1
4
1
1
1
1

Kab
9
1
1
1
1
1
1
1
1
1
6
1
1
1
1
1
1

PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

Lampiran 4

BLANKO CALON LOKASI BANTUAN SOSIAL BUDIDAYA (SL-PTT/KAWASAN)


TANAMAN PANGAN TAHUN 2014
KABUPATEN
PROVINSI

:
:

KOMODITI

: Padi Inbrida/Padi Hibrida/Padi Lahan Kering/Jagung Hibrida/Jagung Komposit/Kedelai *)

SASARAN

:
Peningkatan Produktivitas

Perluasan Areal Potensi


Lahan Non Tanaman Pangan

Peningkatan Indeks Pertanaman


No

Kecamatan/Desa

Luasan
(Ha)

Produktivitas Awal
(Ku/Ha)

1 KEC ....................
Ds. ......................
Ds. ......................
Ds. ......................
Ds. ......................
Ds. ......................

Target Peningkatan
Produktivitas (Ku/Ha)

Keterangan
SL-PTT Kawasan .................

2 KEC ....................
Ds. ......................
Ds. ......................
Ds. ......................
Ds. ......................
Ds. ......................
3 Dst

Ket :

Jumlah
*). Pilih salah satu

2013
................., ........................... 2012
Kepala Dinas Pertanian .....................

................................................................
Nip. ..........................................................

150

PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

DAFTAR CALON PETANI DAN CALON LOKASI


PENERIMA BANSOS SL-PTT TAHUN 2014
Nama Poktan / Gapoktan

Jumlah Anggota Kelompok

Desa

Kecamatan

Kabupaten

Kawasan

Komoditi

No.

Nama Petani

Luas Areal (ha) Kebutuhan Benih (kg)

Varietas

1
2
3
4
5
dst
Jumlah
Mengetahui

Ketua Kelompoktani

KCD/Penyuluh
Nama .

Nama .

151

Jadwal Tanam

PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

DATA CALON PETANI DAN CALON LOKASI (CP/CL)


PELAKSANA KEGIATAN SL-PTT PADI DAN JAGUNG TAHUN 2014
(Sesuai format field BPS )
Kabupaten
Kegiatan
Komoditas

No
(1)

:
: SL-PTT Padi / Jagung
: Padi Inbrida Sawah/ Padi Inbrida Pasang Surut/ Padi Inbrida Rawa Lebak/ Padi Inbrida Lahan Kering/ Padi Hibrida/Jagung Komposit/ Jagung Hibrida

Kode
Kode
Kabupate
Kode
Kode
Kelurahan/
Provinsi
Kecamatan
Provinsi
Kabupaten
n
Kecamatan
Kelurahan/Desa
Desa
(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

Nama
Kelompok
Tani
(10)

Rencana Tanam
Nama Ketua Nama
Alamat perJenis
Kelompok Petani Petani (Desa, RT,
Tanaman Luas (Ha) Bulan,Th
Tani
*)
RW) *)
(11)

(12)

(13)

(14)

(15)

4
dst..
Ket : 1. Tanda *) Diisi dengan nama anggota kelompok tani pelaksana SL-PTT kolom (12) dan alamat rumah tangga petani kolom (13)
2. Mengingat CPCL SL-PTT 2013 sudah sangat mendesak waktunya kolom (12) nama petani dapat diisi dengan
jumlah anggota kel.tani pelaksana, sedangkan kolom (13) tidak perlu diisi
3. Untuk CPCL SL-PTT 2014 diisi lengkap sesuai format BPS diatas.
4. Data CPCL SL-PTT Padi dan Jagung dikirim ke Email serealiapangan@yahoo.com, petugas yang dapat
di hubungi Sdr.Indra Rochmadi HP.081398878797 dan Asmawati HP.085211124336/08568767436
untuk data kedelai dikirim ke Email akabi@gmail.com.

Ditetapkan, Tgl.... Bln.... Tahun 2014


Kepala Dinas Pertanian Kabupaten ......,

Nama
NIP

152

(16)

PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

Lampiran 5

SURAT KEPUTUSAN
KEPALA DINAS PERTANIAN KABUPATEN/KOTA
NOMOR : .............................................2014
TENTANG
PENETAPAN KELOMPOKTANI PENERIMA DANA BANTUAN SOSIAL
(BANSOS) SL-PTT
............................................................)*
TAHUN ANGGARAN 2014
KEPALA DINAS PERTANIAN KABUPATEN/KOTA
Menimbang

a. Bahwa ketahanan pangan nasional perlu terus


diupayakan melalui peningkatan produksi untuk
menjamin kecukupan pangan yang semakin
meningkat seiring dengan peningkatan jumlah
penduduk.
b. Bahwa peningkatan produksi padi dan jagung
tahun 2014 difokuskan pada peningkatan
produktivitas melalui penerapan teknologi dalam
SL-PTT.
c.

Bahwa pelaksanaan SL-PTT padi dan jagung untuk


peningkatan
produksi,
produktivitas
dan
pendapatan petani perlu ditetapkan kelompoktani
penerima Bansos SL-PTT tahun 2014.

d. Bahwa sebagaimana dimaksud dalam huruf a, b


dan c perlu ditetapkan Kelompoktani Penerima
Bantuan SL-PTT Padi dan Jagung Tahun Anggaran
2014.
Mengingat

1. Undang Undang Nomor .............. Tahun


............. tentang ................;
2. Surat Keputusan .......... Nomor .............. Tahun
............. tentang ................;
3. Peraturan Daerah Kabupaten / Kota Nomor
.............. Tahun ............. tentang ................;
4. dst
153

PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

Memperhatikan

1. DIPA Dinas Pertanian Kabupaten / Kota Nomor


.............. Tanggal ............. Bulan ................
Tahun ............
2. Pedoman Teknis Sekolah Lapangan Pengelolaan
Tanaman Terpadu (SL-PTT) Padi, Jagung Tahun
2014.

MEMUTUSKAN

Menetapkan

PERTAMA

Penetapan Kelompoktani penerima bantuan SLPTT ....................................................*) tahun


anggaran 2014 sebagaimana tercantum dalam
Lampiran Keputusan ini.

KEDUA

Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan


dan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan
dalam penetapan ini maka akan diadakan
perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di :...............................
Pada Tanggal : ................................
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten /
Kota
..........................................
NIP. .....................................

Tembusan :
1. Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian RI di
Jakarta
2. Bupati / Walikota di ..............
3. Kepala Dinas Pertanian Provinsi di ................
4. dst.
*) disesuaikan dengan komoditi (SL-PTT padi inbrida, padi hibrida,padi
lahan kering, jagung hibrida dan jagung komposit)
**) disesuaikan dengan sumber bantuan

154

PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

Lampiran Surat Keputusan Kepala Dinas Kabupaten/Kota Penetapan Kelompoktani


Penerima Dana Bansos untuk SL, LL dan Dana Pertemuan Kelompok SL-PTT Tahun 2014

No

Nama Kelompok Tani/


Gapoktan

Nama Ketua

Alamat
Desa

Kecamatan

Nomor Rekening

Jumlah
(Rp.)

2
3
4
dst
Jumlah

Ditetapkan,Tgl.Bln.Tahun 2014
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota ,

Nama
NIP

155

Alamat Bank
Cabang, Unit

PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

Lampiran 6
Rencana Usaha Kelompok (RUK)
Pelaksana SL-PTT Tahun 2014

Nama Kelompok Tani

Alamat Kelompok Tani

Luas Lahan

Jumlah Anggota Kelompok

Rincian Kebutuhan Kel.

Komoditi

Varietas

No

Nama Kelompok Tani/ Gapoktan

Jenis

Volume (Kg)

Harga Satuan (Rp.)

Jumlah (Rp)

1
2
3
dst
Jumlah
Mengetahui,
Penyuluh/Petugas Pertanian

Nama
NIP

................,................
Bendaraha Kelompok,

Ketua Kelompok,

Nama

Nama

156

PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

Lampiran 7

SURAT PERNYATAAN
PENERIMAAN BANSOS DAN PENGGUNAAN BANSOS

Yang bertandatangan dibawah ini adalah nama : .. selaku


Ketua Kelompoktani .......................... Desa . Kecamatan
.. Kabupaten dengan ini menyatakan bahwa
dana yang kami terima sebesar Rpdan akan kami gunakan :
a. Untuk pembelian saprodi SL-PTT
b. Biaya pertemuan Kelompoktani
c. Bersedia dan sanggup untuk melaksanakan penanaman,
pemeliharaan sampai panen di areal SL-PTT dan sanggup
mengembalikan dana apabila tidak sesuai peruntukannya.
Demikian Surat Pernyataan ini kami buat untuk dipergunakan
sebagaimana mestinya .
............................... 2014
Ketua Kelompoktani

Mengetahui
Petugas Lapangan

Materai 6.000

(......................................)

(.....................................)

157

PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

Lampiran 8

MEKANISME PENCAIRAN DANA BANTUAN SL-PTT


POLA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) TA. 2014

Pembentukan Tim
Teknis Kab/Kota

Menyusun Juknis dan


Kriteria Seleksi CP/CL
KPA/PPK

SPM-LS

SPP-LS

KPPN

Seleksi Tahap-I Administrasi

Seleksi Tahap-II Penilaian


Proposal/Usulan Kelompoktani
Menyusun RUK
didampingi PPL
& diverifikasi
Tim Teknis Kab/Kota

SP2D

Forum Musyawarah &


Berita Acara CP/CL
Penetapan Kelompoktani
Kelompok
Sasaran

Bank
terdekat
Membuka Rekening di Bank

Pencairan dana dari rekening melalui


persetujuan Kepala Dinas Pertanian
Kabupaten/Kota setelah diverifikasi oleh Tim
Teknis/Tim Verifikasi Kabupaten/Kota

158

PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

Lampiran 9

RENCANA PELAKSANAAN SL-PTT PADI DAN JAGUNG TAHUN 2014


NO
1
2
3
4
5

6
7
8
9

10
11
12
13

KEGIATAN

BULAN
JAN

FEB

MAR

APR

Penyusunan Juklak dan Juknis


Pembentukan Tim Teknis
Sosialisasi
CP/CL
Penyusunan dan Pengiriman RUK,
Rekening Poktan/Gapoktan ke Kabupaten/
Kota, Provinsi, dan Pusat
Proses Administrasi Keuangan
Penyerapan dan Penyaluran Dana
Bansos ke Rekening Kelompok
Pelatihan PL II
Pelaksanaan
1. Tanam
2. Pemeliharaan
3. Panen
Pembinaan
Monitoring
Evaluasi
Pelaporan

159

MEI

JUN

JUL

AGUST

SEP

OKT

NOP

DES

PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

Lampiran 10
BLANGKO LAPORAN BULANAN KECAMATAN
REALISASI SL-PTT KAWASAN PERTUMBUHAN / PENGEMBANGAN / PEMANTAPAN
PADI INBRIDA SAWAH/ PADI INBRIDA PASANG SURUT / PADI INBRIDA RAWA LEBAK / PADI HIBRIDA
PADI LAHAN KERING / JAGUNG KOMPOSIT / JAGUNG HIBRIDA
TAHUN 2014
KECAMATAN :
BULAN

Desa

Poktan

Luas
Areal
(Ha)

(2)

Jumlah

No
(1)

Jumlah
SL-PTT
( Unit )

Realisasi Tanam

Realisasi Panen

(Ha)

(%)

Luas
(Ha)

Provitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

Dilaksanakan
MH 13/14
(Ha)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

(11)

50

45

90,00

30

75,00

225

100

95

95,00

80

81,25

650

150

140

93,33

110

79,55

875

10

3
4

dst
Jumlah

., tgl,, bulan,.., tahun


Petugas Penyuluh Pertanian /
Kepala Cabang Dinas Pertanian
Nama
NIP

160

Keterangan
(12)

PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

Lampiran 11
BLANGKO LAPORAN BULANAN KABUPATEN
REALISASI SL-PTT KAWASAN PERTUMBUHAN / PENGEMBANGAN / PEMANTAPAN
PADI INBRIDA SAWAH/ PADI INBRIDA PASANG SURUT / PADI INBRIDA RAWA LEBAK / PADI HIBRIDA
PADI LAHAN KERING / JAGUNG KOMPOSIT / JAGUNG HIBRIDA
TAHUN 2014
KABUPATEN :
BULAN

:
Jumlah

No

Desa

Poktan

Luas
Areal
(Ha)

Kecamatan

SK
Penetapan
CPCL
(Ha)

Pengajuan Ke Bank

Realisasi Tanam

Realisasi Panen

Proses
(Ha)

Cair
(Ha)

(Ha)

(%)

Luas
(Ha)

Provitas
(ku/ha)

(11)

(12)

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

50

50

50

50

50

100,00

50

50

50

50

50

50

100,00

50

Dilaksanakan
Produksi MH 13/14 Keterangan
(Ha)
(ton)
(13)

(14)

80,00

80

80,00

80

dst
Jumlah

., tgl,, bulan,.., tahun


Tim Teknis Tingkat Kabupaten/Kota /
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota

Nama

161

(15)

PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

Lampiran 12
BLANGKO LAPORAN BULANAN PROVINSI
REALISASI SL-PTT KAWASAN PERTUMBUHAN / PENGEMBANGAN / PEMANTAPAN
PADI INBRIDA SAWAH/ PADI INBRIDA PASANG SURUT / PADI INBRIDA RAWA LEBAK / PADI HIBRIDA
PADI LAHAN KERING / JAGUNG KOMPOSIT / JAGUNG HIBRIDA
TAHUN 2014

PROVINSI :
BULAN
:

(3)

(4)

(5)

(6)

SK
Penetapan
CPCL
(Ha)
(7)

(8)

(9)

(10)

(14)

(15)

200

200

200

200

195

97,50

100

75,00

750

10

250

250

250

250

245

98,00

150

80,00

1200

17

18

450

450

450

450

440

97,78

250

78,00

1950

10

No

Jumlah

Kabupaten

(1)

(2)

Kecamatan

Desa

Poktan

Luas
Areal
(Ha)

Pengajuan Ke Bank
Proses
(Ha)

Realisasi Tanam

Cair
(Ha)

(Ha)

Realisasi Panen

(%)

Luas
(Ha)

Provitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

(11)

(12)

(13)

Dilaksanakan
MH 13/14 Keterangan
(Ha)

3
4
5

dst
Jumlah

., tgl,, bulan,.., tahun


Tim Teknis Tingkat Provinsi
Kepala Dinas Pertanian Provinsi

Nama
NIP

162

(16)

PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

Lampiran 13
BLANGKO LAPORAN AKHIR PROVINSI/KABUPATEN
REALISASI SL-PTT KAWASAN PERTUMBUHAN / PENGEMBANGAN / PEMANTAPAN
PADI INBRIDA SAWAH/ PADI INBRIDA PASANG SURUT / PADI INBRIDA RAWA LEBAK / PADI HIBRIDA
PADI LAHAN KERING / JAGUNG KOMPOSIT / JAGUNG HIBRIDA

TAHUN 2014
PROV/KAB :
BULAN :
SK
Penetapan
CPCL
Luas Area
(Ha)
(Ha)

Realisasi Tanam

Target
No

Kab/Kec
Unit

(1)

(2)

Realisasi Panen

Unit

(Ha)

(%)

Bulan
Tanam

(11)

(12)

Luas
(Ha)

Provitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

(13)

(14)

(15)

Provitas
Provitas Provitas
Tidak
Non SL
dalam LL Sebelum pada MT Dilaksana
(ku/Ha) SL (ku/Ha) yang sama kan (Ha)
(ku/Ha)
(16)
(17)
(18)
(19)

(3)

(4)

(7)

(9)

(10)

200

200

195

97,50 Mar, Apr, Mei 100

75,00

750

80,00

70,00

70,00

250

250

245

98,00 Apr, Jun

150

80,00

1200

85,00

73,00

70,00

17

450

450

440

97,78

250

78,00

1950

82,50

71,50

70,00

3
4
5

dst
Jumlah

., tgl,, bulan,.., tahun


Tim Teknis Tingkat Provinsi/
Kepala Dinas Pertanian Provinsi/Kabupten

Nama
NIP
163

Ket

(20)

PEDNIS SL-PTT PADI DAN JAGUNG 2014

Lampiran 14
FORM ISIAN
HASIL UBINAN SL-PTT PADI / JAGUNG
Kabupten
Kawasan
Komoditas

No

Nama Petani

:
: PERTUMBUHAN / PENGEMBANGAN / PEMANTAPAN
: PADI INBRIDA SAWAH/ PADI INBRIDA PASANG SURUT / PADI INBRIDA RAWA LEBAK / PADI HIBRIDA /
PADI LAHAN KERING / JAGUNG KOMPOSIT / JAGUNG HIBRIDA
Nama
KelompokTani

Alamat
Desa

Kecamatan

Jumlah
Ubinan
(Unit)

Tanggal
Ubinan

Petugas Ubinan
Nama

Hasil Ubinan (Ku/Ha GKG)

NIP

LL

Non LL / SL

Varietas

., tgl,, bulan,.., tahun


Kepala Dinas Pertanian Kabupten

Nama
NIP

164

You might also like