You are on page 1of 5

BIOKIMIA ENZIM, SALIVA, EMPEDU

dr. Yoseph L. Samodra


2015

Tata tertib
Overview praktikum disertai dengan pretes, tidak ada susulan pretes. Nilai pretes 0-50 dapat mengikuti praktikum
sesuai jadwal dan wajib menyelesaikan tugas tambahan.
Praktikum harus dikerjakan dengan sungguh-sungguh, dan berpakaian serta bertingkah laku ilmiah dan sopan.
Setiap mahasiswa wajib membuat kerangka kerja (work plan) sebelum mengikuti praktikum.
Kerangka kerja dibuat secara skematis/bergambar, maksimal pada satu lembar kertas ukuran folio. Dikumpulkan
paling lambat 3 jam sebelum jadwal praktikum.
Toleransi keterlambatan adalah sepuluh menit. Lewat dari sepuluh menit maka mahasiswa yang bersangkutan
masih diperbolehkan mengikuti praktikum, tetapi akan mendapatkan tugas tambahan.
Laporan praktikum sementara dibuat per kelompok dikumpulkan di akhir sesi praktikum dalam bentuk tulisan tangan
di kertas folio bergaris.
Laporan akhir praktikum dibuat per kelompok, diketik, dimasukkan dalam dua versi: file .docx via email & hardcopy
dg lampiran laporan sementara. Format ada di papan pengumuman.
Batas akhir pengumpulan laporan dapat berbeda-beda antar kelompok. Tidak ada toleransi untuk keterlambatan
pengumpulan laporan. Tanpa laporan = Tanpa nilai.

Syarat overview
Untuk persiapan sebelum overview mahasiswa wajib mengerjakan soal berikut ini:
1. Pada percobaan menggunakan amilase, pada kondisi manakah terjadi reaksi pemecahan yangpaling cepat?
Berikan alasannya.
2. Tuliskan cara kerja percobaan Biuret, dan terangkan apa yang terjadi pada hasilnya.
3. Mengapa minyak bisa bercampur dengan larutan empedu?
4. Sebutkan 5 contoh zat yang dapat berperan sebagai emulgator selain empedu.
Jawaban ditulis di kertas A4 polos tanpa garis, dibuat oleh masing-masing mahasiswa, dikumpulkan saat overview,
sebagai syarat mengikuti overview.

ENZIM
Tujuan
1. Untuk mengetahui keberadaan dan mekanisme kerja enzim
2. Untuk mempelajari pengaruh suhu terhadap aktivitas enzim
3. Untuk mempelajari pengaruh pH terhadap aktivitas enzim

Enzim sangat penting dalam kehidupan karena semua reaksi metabolisme dikatalisis oleh enzim. Jika tidak ada
enzim, reaksi metabolisme sel akan terganggu. Enzim merupakan polimer biologis yang mengatalisis reaksi kimia
yang memungkinkan berlangsungnya kehidupan seperti yang kita kenal. Keberadaan dan pemeliharaan rangkaian

enzim yang lengkap dan seimbang merupakan hal yang esensial untuk menguraikan nutrisi menjadi energi dan
komponen pembangun tubuh. Enzim sendiri berasal dari protein aktif yang berperan sebagai katalisator. Enzim
memiliki bentuk yang spesifik sehingga setiap enzim hanya bekerja pada satu macam reaksi kimia. Enzim
mengandung berbagai molekul non-protein kecil dan ion logam yang ikut serta dalam katalisis atau pengikatan
substrat. Molekul atau ion tersebut adalah gugus prostetik, kofaktor, dan koenzim.
Kerja enzim juga dipengaruhi oleh substrat, suhu, keasamaan, kofaktor, dan inhibitor. Pada umumnya enzim bekerja
pada suhu tertentu saja. Apabila suhu turun, maka aktivitas akan terhenti, tetapi enzim tidak rusak. Sebaliknya pada
suhu tinggi aktivitas menurun dan enzim rusak. Enzim juga bekerja pada pH tertentu saja.

Alat dan Bahan


1. Amilum 2 %
2. Tepung kedelai
3. Saliva yang disaring
4. Tabung reaksi
5. Waterbath
6. Kertas saring
7. Bongkahan es dalam ice box
8. Iodium
9. Fenol merah
10. Larutan HCl
11. Asam cuka
12. Larutan ureum
13. Aquades
14. Pengaduk kaca
15. Pipet ukur
16. Pipet tetes

Percobaan Amilase
1. Menyiapkan 3 seri tabung reaksi (labeli dengan A, B, C), masing-masing seri terdiri dari 4 tabung (nomor 1, 2, 3,
dan 4).
2. Memasukkan ke dalam tabung no. 1 dan 2, dengan 3 mL larutan amilum 1% matang dan setiap tabung no. 3 dan
4 dengan 3 mL larutan amilum 1% segar.
3. Memasukkan kedalam setiap tabung no. 1 dan 3 3 mL saliva saring dan tabung no. 2 dan 4 3 mL H2O.
4. Selanjutnya menambahkan pada masing-masing tabung no. 1 dan 3 1 mL HCl dan tabung no. 2 dan 4 tanpa HCl,
kemudian mengaduk dengan pengaduk kaca hingga rata.
5. Mengambil dari tiap tabung 1 tetes untuk ditetesi iodine dan dilihat serta dicatat warnanya (menit ke 0).
6. Meletakkan tabung seri A pada suhu kamar, tabung seri B pada bongkahan es dan tabung seri C pada waterbath
37C.
7. Mengamati dan mencatat perubahan warna setelah diberi iodine pada setiap seri dan nomor tabung tiap 10 menit.
Hentikan pengamatan jika sudah ada yang warnanya sama dengan warna iodine (kontrol).

Percobaan Urease
1. Menyiapkan dua buah tabung, beri label UU pada tabung 1, dan UA pada tabung 2. Tabung 1 diisi 2 cc larutan
ureum, tabung 2 diisi 2 cc aquades.
2. Menambahkan 1 tetes fenol red pada masing-masing tabung. Kemudian ditambah 2% asam cuka sampai warna
tepat kuning. Amati perubahan warna.
3. Memanaskan di waterbath bersuhu 60C selama 3-4 menit.
4. Mendinginkan kedua tabung dengan air mengalir, lalu tambahkan sedikit tepung kedelai pada tiap tabung dengan
takaran yang sama. Setelah itu, tabung dikocok, dan diamkan selama 10 menit.
5. Mengamati apa yang terlihat.

SALIVA
Tujuan
1. Untuk mengetahui sifat fisik air liur
2. Untuk mengetahui komponen biomolekul dalam air liur

Aliran saliva membantu membuang partikel-partikel yang tersisa dari makanan di mulut yang menjadi sumber nutrisi
bakteri rongga mulut. Saliva mengandung beberapa faktor yang dapat menghancurkan bakteri. Salah satunya adalah
ion tiosianat dan yang lainnya adalah beberapa enzim proteolitik terutama lisosim yang menyerang bakteri,
membantu ion tiosianat memasuki bakteri, tempat ion ini kemudian menjadi bakterisid, dan mencerna partikel-partikel
makanan, jadi membantu menghilangkan pendukung metabolisme bakteri lebih lanjut. Saliva sering mengandung
sejumlah besar antibodi protein yang dapat menghancurkan bakteri rongga mulut, termasuk beberapa yang
menyebabkan karies gigi. Pada keadaan tidak ada saliva, jaringan rongga mulut sering mengalami ulserasi dan atau
menjadi terinfeksi, dan karies gigi dapat meluas.

Alat dan Bahan


1. Saliva sebanyak 20 ml. Untuk merangsang keluar air liur, praktikan mengunyah kasa steril.
2. Larutan biuret
3. Larutan molisch
4. Asam asetat encer
5. Kertas saring
6. H2SO4 pekat
7. Tabung reaksi
8. pH meter
9. Pipet ukur
10. Pipet tetes

Cara kerja
1. pH air liur diukur dengan menggunakan pH meter dan dicatat sebagai pH awal saliva
2. Tabung reaksi disiapkan sebanyak 2 buah dan dilabeli (SA danSB), kemudian dimasukkan 2 ml saliva pada

masing-masing tabung reaksi.


3. Pada Tabung SA ditambahkan 5 tetes larutan biuret dan dicampur perlahan kemudian diamati perubahan
warnanya.
4. Tabung SB ditambahkan 5 tetes larutan Molisch dan campur perlahan kemudian ditambahkan 2 ml H2SO4 pekat
secara perlahan melalui dinding tabung, dan amati perubahannya.
5. Saringlah sisa saliva, dan masukkan 2 ml ke dalam tabung reaksi (labeli dengan SC), tambahkan 2 tetes asam
asetat encer. Campur rata dengan vortex, perhatikan endapan yang terbentuk. Sisa saliva saring dimasukkan dalam
tabung reaksi (labeli sebagai SK) yang akan dijadikan pembanding/kontrol.

EMPEDU
Tujuan
1. Untuk mempelajari keberadaan pigmen empedu
2. Untuk mempelajari keberadaan asam empedu
3. Untuk membuktikan empedu bersifat sebagai emulgator

Empedu mempunyai peran penting dalam pencernaan dan absorpsi lemak karena asam empedu melakukan dua hal
yaitu mengemulsi partikel-partikel lemak yang besar menjadi banyak partikel kecil kemudian membantu absorpsi
produk akhir lemak yang telah dicerna melalui membran mukosa intestinal dan mengekskresi beberapa produk
buangan dari darah meliputi bilirubin dan kelebihan kolesterol.
Pigmen pigmen empedu sebagian besar merupakan hasil katabolisme hemoglobin yang berasal dari
penghancuran sel sel darah merah oleh sistem retikuloendotelial. Pigmen empedu yang utama adalah biliverdin
yang berwarna hijau dan bilirubin yang berwarna jingga/kuning coklat. Oksidasi pigmen empedu oleh berbagai
pereaksi akan menghasilkan suatu turunan berwarna, misalnya mesobiliverdin (hijau hingga ungu), mesobilirubin
(kuning), mesobilisianin (hijau hingga ungu).
Di dalam empedu juga terdapatasam-asam empedu terutama sebagai garamnya, merupakan turunan senyawa
aromatik kompleks. Asam empedu dengan furfural (dihasilkan dari dehidrasi karbohidrat oleh asam sulfat pekat) akan
berkondensasi membentuk senyawa kompleks berwarna.Garam-garam empedu mempunyai fungsi sebagai
deterjen pada partikel lemak dalam makanan. Hal ini mengurangi tegangan permukaan partikel dan memungkinkan
agitasi untuk memecahkan gelembung lemak menjadi gelembung yang sangat kecil, proses ini disebut emulsifikasi.
Alat dan Bahan
1. Larutan empedu encer
2. Larutan sukrosa 5%
3. Larutan asam nitrat (HNO3) pekat
4. Larutan asam sulfat (H2SO4) pekat
5. Minyak
6. Aquades
7. Tabung reaksi
8. Pipet ukur
9. Pipet tetes

Percobaan Gmelin
1. Menyiapkan tabung reaksi, labeli dengan EG, kemudian masukkan 3 mL HNO3 pekat ke dalam tabung reaksi.
2. Memiringkan tabung reaksi, lalu dengan pipet alirkan secara hati-hati 3 mL larutan empedu encer melalui dinding
tabung sehingga kedua larutan tersebut tidak bercampur.
3. Memerhatikan warna-warna yang terbentuk pada perbatasan antara kedua cairan.

Percobaan Pettenkofer
1. Menyiapkan tabung reaksi, labeli dengan EP, kemudian masukkan 5 mL larutan empedu encer ke dalam tabung
reaksi
2. Menambahkan 5 tetes larutan sukrosa.
3. Memiringkan tabung reaksi, lalu alirkan dengan hati-hati 3 mL asam sulfat pekat melalui dinding tabung sehingga
terbentuk 2 lapisan cairan. Perhatikan cincin yang terbentuk pada perbatasan antara kedua lapisan.

Percobaan Emulgator
1. Menyiapkan tabung reaksi sebanyak 2 buah dan dilabeli EA dan EB. Pada tabung EA dimasukkan 3 mL larutan
empedu encer, dan pada tabung EB dimasukkan 3 mL aquades.
2. Menambahkan pada masing-masing tabung 1 tetes minyak.
3. Mengocok kedua tabung dan mengamati perubahan yang terjadi.

Bacaan Lanjutan
1. Murray RK, Bender DA, Botham KM, Kennelly PJ, Rodwell VW, Weil PA. Harpers Illustrated Biochemistry, 28th
Edition. McGraw-Hill; 2009. ISBN 978-0-07-162591-3.
2. Baynes JW, Dominiczak MH. Medical Biochemistry , 4th Edition. Elsevier; 2014. ISBN 978-1-4557-4580-7.
3. Cheaib Z, Lussi A. Role of amylase, mucin, IgA and albumin on salivary protein buffering capacity: A pilot study. J.
Biosci. 2013;38(2):1-7.
4. Upadhyay L. Urease inhibitors: A review. Indian Journal of Biotechnology. 2012;11:381-388.
5. Abdelrazik M, Baghdadi H, Alali K. Functional biochemistry and microbiology of human Saliva. International Journal
of Academic and Scientific Research. 2013;1(1):52-59.
6. Reshetnyak V. Physiological and molecular biochemical mechanisms of bile formation. World J Gastroenterol.
2013;19(42):7341-7360.
7. Russell D. Fifty years of advances in bile acid synthesis and metabolism. Journal of Lipid Research.
2009;50:S120S125.

You might also like