Professional Documents
Culture Documents
Edema pada kehamilan dijumpai 40% edema pada hamil normal, 60% edema
dijumpai pada kehamilan denga hipertensi, 80% edema dijumpaikehamilan dengan
hipertensi dan proteinuria.
Edema terjadi karena hipoalbuminemia atau kerusakan sel endotel kapiler. Edema
yg patologik adalah edema yg nondependen pada muka dan tangan atau edema
generalisata dan disertai peningkatan BB cepat.
Sumber : Ilmu kebidanan, Sarwono Prawirohardjo.
Patogenesis
Patofisiologi preeklamsia
Pada saat ini ada 4 hipotesa yang mendasari patofisiologi dan
patogenesa dari Preeklampsia menurut Dekker G. A., Sibai B. M.,
(1998) sebagai berikut:
1. Iskemia Plasenta
Peningkatan deportasi sel tropoblast yang akan menyebabkan
kegagalan invasi ke arteri sperialis dan akan menyebabkan iskemia
pada plasenta.
1. Mal Adaptasi Imun
Terjadinya mal adaptasi imun dapat menyebabkan dangkalnya invasi
sel tropoblast pada arteri spiralis. Dan terjadinya disfungsi endothel
dipicu oleh pembentukan sitokin, enzim proteolitik, dan radikal
bebas.
3. Genetic Inprenting
Terjadinya preeklampsia dan eklampsia mungkin didasarkan pada
gen resesif tunggal atau gen dominan dengan penetrasi yang
tidaksempurna. Penetrasi mungkin tergantung pada genotip janin.
Hubungan sistem imun dengan pre eklamsia menunjukkan bahwa faktorfaktor imunologi memainkan peran penting dalam perkembangan pre
eklamsia.Keberadaan
protein
asing,
plasenta,
atau
janin
bisa
arteriola
glomerolus.Pada
beberapa
kasus,
lumen
arteriola
sedemikian sempitnya sehingga hanya dapat dilalui oleh satu sel darah
merah. Jadi jika semua arteriola dalam tubuh mengalami spasme, maka
tekanan darah akan naik, sebagai usaha untuk mengatasi kenaikan
tekanan perifer agar oksigenasi jaringan dapat dicukupi. Sedangkan
kenaikan berat badan dan edema yang disebabkan oleh penimbunan air
yang berlebihan dalam ruangan intertisial belum diketahui penyebabnya,
mungkin karena retensi air dan garam.Proteinuria dapat disebabkan oleh
spasme arteriola sehingga terjadi perubahan glomerolus.
menimbulkan
peningkatan
total
perifer
resisten
dan
selanjutnya
akan
menimbulkan
maladaptasi
plasenta.
oksigen,
sehingga
dengan
demikian
akan
menggangu
tak
jenuh
yang
menghasilkan
hiperoksidase
lemak
jenuh.
lemak.Sedangkan
pada
wanita
hamil
normal
serumnya
merupakan
multifakor
(teori
yang
menggambarkan
berbagai
teori
imunologik,
teori
iskemia
region
uteroplasenter,
teori
sehari-hari adalah teori diet dan teori yang diakui POGI. Menurut teori diet
ibu hamil, kebutuhan kalsium ibu hamil cukup tinggi untuk pembentukan
tulang dan organ lain janin, yaitu 2-2,5 g/hari. Bila terjadi kekurangan
kalsium, kalsium ibu hamil akan dikuras untuk memenuhi kebutuhan
sehingga terjadi pengeluaran kalsium dari jaringan otot. Minyak ikan
mengandung banyak asam lemak tak jenuh sehingga dapat menghindari
dan menghambat pembentukan trombokson dan mengurangi aktivitas
trombosit.Oleh karena itu, minyak ikan dapat menurunkan kejadian pre
eklamasia
eklamasia.Diduga
bahwa
minyak
ikan
mengandung
Kekurangan
dikeluarkannya
kalsium
kalsium
dari
yang
jaringan
terlalu
otot
lama
sehingga
menyebabkan
menimbulkan
2)
kalsium
dapat
terjadi
karena
masukan
yang
kurang,
yang
dianut
iskemia
region
uteroplasenter
yaitu
dengan
teori
antara antepartus,
c)
2)
Perineum menonjol
3)
Dorongan meneran
4)
Vulva membuka
Ciri-ciri kala II :
1) His terkoordinir kuat, cepat dan lebih lama, kira-kira 2-3 menit sekali.
2) Kepala janin telah masuk (turun) ruang panggul, sehingga terjadi tekanan pada otot dasar
panggul yang kemudian timbul rasa mengedan. Rasa meneran/mengedan bersamaan dengan
terjadinya kontraksi.
3) Tekanan pada rectum, membuat ibu merasa seperti mau BAB dengan tanda anus
membuka.
4)
5)
Kala II persalinan dimulai ketika pembukaan servik sudah lengkap (10 cm) dan berakhir
dengan lahirnya bayi. Kala II pada primigravida 1 -2 jam sedangkan pada multigravida
1 jam (Mochtar, 1998).
KALA III ( KALA PENGELUARAN URI/PLASENTA)
Kala III dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput
ketuban. Fisiologi Kala III persalinan :
Setelah bayi lahir, kontraksi rahim istirahat sebentar, lalu uterus teraba keras dengan fundus
uteri setinggi pusat, dan berisi plasenta yang menjadi tebal 2x sebelumnya. Lalu timbul his
pelepasan dan pengeluaran uri. Dalam waktu 5 10 menit seluruh plasenta terlepas terdorong
ke vagina dan akan lahir spontan atau dengan sedikit dorongan dari simpisis atau fundus
uteri. Berlangsung 5 30 menit setelah bayi lahir. Pengeluaran plasenta disertai dengan
pengeluaran darah kira-kira 100 200 cc (Mochtar, 1998).
Tanda lepasnya plasenta :
1) Uterus menjadi bundar
2) Uterus terdorong ke atas karena plasenta lepas ke segmen bawah rahim
3) Tali pusat bertambah panjang
4) Terjadi perdarahan (semburan darah tiba-tiba) ( Manuaba, 1998).
kalau dijumlahkan secara keseluruhan maka 11.200 gram atau sekitar 11,2 kg.
Berat badan ideal untuk ibu hamil sendiri tergantung dari IMT (Indeks Masa Tubuh) ibu
sebelum hamil. Indeks massa tubuh (IMT) adalah hubungan antara tinggi badan dan berat
badan Anda. Ada rumus tersendiri untuk menghitung IMT anda yakni:
IMT = Berat Badan (kg) / Tinggi Badan (meter) kuadrat
Prinsip dasar yang perlu Anda ingat: berat badan Anda naik perlahan dan bertahap, bukan
mendadak dan drastis. Institute of Medicine (IOM) merekomendasikan angka kenaikan berat
badan saat lahir sebagai berikut:
IMT Anda sebelum hamil termasuk kategori rendah (di bawah 18,5)
Total kenaikan berat badan: 14-20 kg.
Kenaikan trimester pertama: sekitar 2,3 kg, lalu naik 0,5 kg per minggu hingga akhir
kehamilan.
Jika Anda hamil bayi kembar, kenaikan berat badan dianjurkan 18,5-27 kg jika IMT
sebelum hamil Anda normal. Jika IMT Anda tinggi, kenaikan berat badan yang
dianjurkan 15,5-25 kg dan jika Anda tergolong obesitas sebaiknya kenaikan berat badan
saat hamil bayi kembar antara 12,5-21 kg.
http://satubidan.com/kenaikan-berat-badan-normal-saat-kehamilan/
Bahwa
pada
pada
eklampsia
permeabilitas
pembuluh
darah
henle;
Glomerulus
4)
tampak
spasme
sedikit
pembuluh
darah
membengkak
ke
glomerulus.
dengan
perubahan-
jelas
fragmen
inti
sel
terpecah-pecah.Pembengkakan
penyebabnya,
mungkin
karena
retensi
air
dan
Dan
Obstetri
Ginekologi
Social
Untuk
Profesi
Bidan.Jakarta : EGC
lemak.
Peningkatan BB lebih dikarenakan peningkatan keinginan makan
yang besar, karena darah sebagian disuplai ke fetus, dan sebagian
besar faktor hormonal. Tanpa pengaturan diet antenatal,
penambahan BB ibu hamil bisa mencapai 75 pon(34 kg).
Guyton & Hall, buku ajar Fisiologi Kedokteran edisi 11
pertumbuhan
dinamakanremodelling
janin
arteri
dengan
spiralis.Pada
baik.
pre
Proses
eklamsia
ini
terjadi
janin dari lisis oleh sel natural killer (NK) ibu. HLA-G juga akan
mempermudah invasis el trofoblas kedalam jaringan desidua ibu. Pada
plasenta ibu yang mengalami pre eklamsia terjadi ekspresi penurunan
HLA-G yang akan mengakibatkan terhambatnya invasi trofoblas ke
dalam desidua. Kemungkinan terjadi Immune-Maladaptation pada pre
eklamsia.
5) Teori Genetik
Ada faktor keturunan dan familial dengan model gen tunggal. Genotype
ibu lebih menentukan terjadinya hipertensi dalam kehamilan secara
familial jika dibandingkan dengan genotype janin. Telah terbukti bahwa
ibu yang mengalami pre eklamsia, 26% anak perempuannya akan
mengalami pre eklamsia pula, sedangkan hanya 8% anak menantu
mengalami pre eklamsia.
6) Teori Defisiensi Gizi
Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa defisiensi gizi berperan
dalam
terjadinya
hipertensi
dalam
kehamilan.Penelitian
terakhir
dan
nekrorik
trofoblas
juga
meningkat.
Keadaan
ini
sulfat
merupakan
antikonvulsan
yang
efektif
dan
kerja
pengeluaranasetilkolin
magnesium
sulfat
pada
endplate.Magnesium
motor
adalah
menekan
sebagai
harus
diawasi
pada
pasien
dengan
yang
meningkat
mempertahankan
memerlukan
magnesium
pada
level
dosis
rumatanuntuk
terapetiknya.
Pasien
maka
dosis
rumatandapat
diturunkan.Pasien
dapat
pendek
dan
tidak
memerlukan
pengobatan
magnesium,
MgSO4
bersamaan
terhadap
dengannifedipin
obat
dapat
lain
adalah
jika
menyebabkan
penggunaan
hipotensi
dan
Erlangga.
Hlm:
88-89.
1)
aspartat
Ditemukan
retardasi
pertumbuhan
janin
10.
11.
12.
13.
HIPERTENSI
Adalah suatu keadaan dimana tekanan darah sistol 140 mmhg ,
diastol 90mmhg.
HDK : hipertensi dalam kehamilan penyebab kematian pada ibu
hamil setelah perdarahan dan infeksi.
Klasifikasi berdasarkan National High Blood pressure Education
Program (NHBPEP) tahun 2000:
a.Hipertensi Gestational
b.pre eklamsia
c.eklamsia
d.eklamsia super imposed pada hipertensi kronis
e.hipertensi kronis
Hipertensi Gestational adalah hipertensi yang berkaitan dengan
kehamilan yang sifatnya new onset
Cirinya :
Sering disebut hipertensi transien
Tekanan darah 140/90mmhg terjadi pertama kali dalam
kehamilan.
Tidak ada proteinuria, tetapi jika ada pertanda
memburuknya penyakit.
Tekanan darah kembali normal dalam waktu < 12 minggu
pasca kehamilan.
Disertai dengan gejala preeklamsia berat (nyeri epigastrium
atau trombositopenia)
Diagnosis akhir ditegakkan pasca persalinan
Preeklamsia
Adalah hipertensi disertai dengan vasospasme generalisata
(menyebabkan gangguan perfusi organ vital) dan aktivasi
endotelia.
Ciri :
Preeklamsia berat
Ciri:
mikroangiopatik.
Gross hemolisis dengan adanya hemoglobinuria atau
dehydrogenase)
Peningkatan ALT (Alanin aminotransferase ) atau AST
(aspartate aminotransferase)
Nyeri kepala atau gangguan visual persisten
Nyeri epigastrium : akibat nekrosiss hepatoseluler,
iskemia, edem hepar menyebabkan regangan kapsule
glisson.
Dan jika ada nyeri epigastrium disertai dengan
peningkatan kadar serum hepatik transaminase
indikasi terminasi kehamilan .
2.
3.
Nyeri epigastrium
Gangguan visus
4.
5.
Trombositopenia
6.
Sindroma HELLP
7.
Eklampsia
8.
Edema paru
9.
10.
EKLAMSIA
Adalah preeklamsia disertai kejang, kejang bersifat menyeluruh
dan dapat terjadi sebelum ,selama atau sesudah persalinan.
Para nullipara(seorang wanita yang belum pernah melahirkan
dengan usia kehamilan lebih dari 28 minggu / belum pernah
melahirkan janin yang mampu hidup di luar rahim) kejang kadang
dapat terjadi sampai 48 jam pasca persalinan.
SUPERIMPOSED PREEKLAMSIA
Diagnosis :
HIPERTENSI KRONIS
Ciri :
trofoblast gestational.
Terdiagnosa pertamakali setelah kehamilan 20 minggu dan
menetap sampai >12minggu pasca persalinan
Multipara
Riwayat HT pada kehamilan sebelumnya. Keadaan ini sering
pula disertai dengan
kecenderungan
Selaput ketuban tidak kuat sebagai akibat kurangnya jaringan ikat dan
vaskularisasi
Bila terjadi pembukaan serviks maka selaput ketuban sangat lemah dan
mudah pecah dengan
mengeluarkan air ketuban.
Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan pada:
Anamnesis; waktu keluar cairan, warna, bau, benda dalam cairan.
Inspeksi; cairan per vaginam.
Inspekulo; penekanan pada fundus atau bagian terendah digoyangkan,
keluar cairan dari OUE (orificium uterus externum) & terkumpul pada
fornix posterior.
Periksa dalam; cairan dlm vagina, selaput ketuban tidak ada, cairan
kering, janin mudah diraba.
Laboratorium; kertas lakmus berubah menjadi biru/ reaksi basah.
Demam bila ada infeksi.
Bila selaput ketuban sudah pecah:
Waktu selaput ketuban pecah ditentukan berdasarkan anamnesis.
Jika anamnesis tidak pasti, maka waktu selaput ketuban pecah adalah
saat MRS.
Bila pada anamnesis ketuban pecah >12 jam, maka evaluasi 2 jam. Jika
tidak ada tanda-tanda inpartu, segera terminasi kehamilan.
Komplikasi
Infeksi intra uterine.
Prolaps tali pusat.
Partus preterm.
Distosia, akibat partus kering.
Amniotik band syndrome; kelainan bawaan akibat KPD.
Penatalaksanaan:
1. KPD dgn kehamilan aterm.
Antibiotik; Ampicillin 1 gr/ 6 jam (IV, tes dulu).
Observasi suhu rektal tiap 3 jam, bila >37,6oC segera terminasi.
Bila suhu rektal tidak naik, tunggu 12 jam.Bila belum ada tanda-tanda
inpartu, segera terminasi.
Fakultas kedokteran universitas mataram 1
2. KPD dgn kehamilan preterm.
Perkiraan BBJ >1.500 gr.
Ampicillin 1 gram/ 6 jam IV, tes dulu slma 2 hari. Dilanjutkan Amoxycillin
3x500 mg/hr selama 3 hari.
Kortikosteroid utk merangsang maturasi paru, injeksi Dexametasone 19
mg IV, 2x24 jam atau Betametason 12 mg IV 2x24 jam.
Observasi 2x24 jam dan suhu rektal tiap 3 jam, bila belum inpartu segera
terminasi.
A.
Definisi
IUGR adalah istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan fetus atau
neonatal yang mempunyai ukuran lebih kecil daripada normal, seringkali
juga digunakan untuk mendeskripsikan intrauteri yang rusak atau
terbatas. (23)
B.
Etiologi
Retardasi pertumbuhan dapat disebabkan karena rokok, pertambahan
berat badan yang kurang pada ibu, penggunaan obat-obatan dan alkohol,
janin kembar, kelainan tali pusat atau plasenta, pre eklampsi, riwayat IUGR
sebelumnya, Malformasi uterus congenital, Penurunan oksigen
C.
Klasifikasi
1.
2.
3.
D.
Komplikasi
Janin yang mengalami keterbelakangan pertumbuhan akan cenderung
mengalami hal hal sebagai berikut:
1. Fetal distress
2. Problem neonatus (setelah lahir)
E.
Penanganan
1. Sebelum kehamilan
a.
b.
Berhenti merokok
c.
2. Antepartum
a.
b.
c.
IUGR Ultrasound
cognitive and medical problems, although for most infants the long-term
prognosis is good.
Etiology
Many different factors cause IUGR, but they may be divided into two large
categories,
based on etiology. These categories include fetoplacental factors and
maternal factors.
Within the categories of maternal and fetoplacental factors are many specific
causes
the long bones. Asymmetric IUGR refers to infants whose head and long
bones are
spared compared with their abdomen and viscera. It is now believed that
most IUGR is
a continuum from asymmetry (early stages) to symmetry (late stages).
Maternal causes of IUGR account for most uteroplacental cases. Chronic
hypertension
is the most common cause of IUGR. Moreover, the infants of hypertensive
mothers
have a three-fold increase in perinatal mortality compared with infants with
IUGR who
are born of normotensive mothers. Because of their significant risk, one
author6
the third trimester who had abnormal umbilical Doppler indices, fetal weight
and
head circumference parameters were improved compared with a placebo
group. In
a second trial,27 aspirin, given in a dosage of 150 mg per day with
dipyridamole in
a dosage of 225 mg per day and administered at 15 to 18 weeks of gestation
in
Treatment
Treatment of the mother and the growth-restricted fetus is, when possible,
dictated
by the etiology of the condition. As previously noted, many of the conditions
responsible for IUGR are not amenable to antenatal therapy.
Prenatal Management
Maternal hyperoxygenation has been evaluated in several studies, but only
limited
data prove its efficacy. In one study,25 nasal oxygen at 2.5 L per minute
administered to mothers at 27 to 28 weeks of gestation improved neonatal
blood
gas measurements but resulted in an increased incidence of hypoglycemia
and
thrombocytopenia in the infants. One report1
suggests that supplemental oxygen
may have a role in short-term prolongation of pregnancy, while steroids can
be
administered to accelerate fetal lung maturity.
Low-dose aspirin (150 mg per day) as a treatment for IUGR has been studied
over
the past several years. One study26 found that when aspirin was given to
women in
the third trimester who had abnormal umbilical Doppler indices, fetal weight
and
head circumference parameters were improved compared with a placebo
group. In
a second trial,27 aspirin, given in a dosage of 150 mg per day with
dipyridamole in
a dosage of 225 mg per day and administered at 15 to 18 weeks of gestation
in high-risk patients, resulted in a lower incidence of still-birth, placental
abruption
and
IUGR.http://academicdepartments.musc.edu/family_medicine/ResidencyPr
ogram/IUGR%20Article11.pdf
14.
a. Komplikasi
Atonia uteri
Sindroma HELLP
Ablasi retina dan
KID (koagulasi intravascular diseminata)
Gagal ginjal, edema otak
Edema paru
Gagal jantung
Syok dan
Kematian
(Kapita selekta,jilid 1 ,edisi ketiga)