Professional Documents
Culture Documents
Pencitraan (imaging) trakrus urinarius merupakan pemeriksaan yang essential dalam proses
diagnosa dan terapi penyakit urologi. Dengan pemeriksaan ini didapatkan informasi
tentang
perkembangan
yang sangat pesat, cara pemeriksaan yang konvensional, yang lama, tetap mempunyai
peranan
yang penting.
Foto
polos abdomen
Pemeriksaan ini juga merupakan foto pemandu, merupakan survey primer untuk penilaian awal
adanya proses patologi di traktus urinarius atau dalam abdomen.
Pemeriksaan ini juga merupakan foto awal dari suatu urography dengan kontras. Foto polos
abdomen sering pula disebut sebagai KUB, BNO, dan BOF
merupakan singkatan dari
yang masing-masing
Foto.
Pada foto polos abdomen terdapat beberapa densitas radiography yang berbeda
- Udara berwarna hitam
- Kalsifikasi berwarna putih
- Jaringan lunak berwarna abu-abu
Side
perlu
dengan
2 foto ).
Sekeleton
: Seluruh struktur tulang harus diperihatikan secara sistematis
Soft
tissue : Diperhatikan kontur dari kedua ginjal, garis muskulus psoas dan kontur
dari buli-buli.
Stone :
Perhatikan adanya bayangan opak pada sistem traktus urinarius mulai dari
ginjal sampai buli
Kelebihan dan kekurangan foto polos abdomen:
- Peranan foto polos abdomen belakangan menjadi berkurang karena keberadaan
Ultrasonographi dan teknik imaging lain yang lebih kompleks.
- Foto polos abdomen memang bukan sarana yang ideal untuk diagnosa. Tetapi walaupun
begitu pemeriksaan ini merupakan sarana yang ekonomis untuk follow up batu saluran
Kemih opak, untuk mendeteksi benda asing yang opak dan untuk melihat posisi dari
stent dan drain.
Jerman
membuat
sistogram
melakukan
dengan
retrograde
pyelography dengan bahan kontras yang sama. Kekurangan dari bahan kontra larutan Silver ini
ialah sulit pembuatannya dan traumatis untuk ginjal.
Pada tahun 1923 Osborne dan kawan-kawan melaporkan pemeriksaan intravena urography
menggunakan larutan sodium jodide 10% sebanyak sekitar 20 gram garam yodium, visualisasi
dari kandung kemih cukup baik tetapi opasitas dari traktus urinarius bagian atas tidak cukup
jelas.
Kemajuan yang cukup berarti terjadi pada sekitar tahun 1950-an dimana berhasil dibuat larutan
kontras berjodium derivat dari 2,4-6 triiodinated dengan gugusan karboksil pada rantai 1, dengan
menghilangkan gugus karboksil dan menambahkan gugus hidroksil diperoleh suatu kontras
dengan osmolaritas rendah sehingga kurang nephrotoksik. Reaksi karena kontras media
dapat
berupa alergi, gangguan vaskular dan nephrotoksik. Angka kejadian reaksi kontras
mencapai 12% dan 3% bila menggunakan non
bersifat ringan saja dan dapatberupa nausea, vomiting, urtikaria dan edema daerah muka.
Reaksi ini biasanya teratasi dengan pemberian antihistamin. Bila terjadi bronkospasme
diberikan adrenergic agonist atau epineprine. Reaksi yang berat dapat
menimbulkan shock
1. Intravenous Pyelography
Intravenous Pyelography ( IVP ) adalah visualisasi traktus urinarius dengan menyuntikkan
kontras
mutlak
perlu
dilakukan
untuk memperjelas visualisasi pelviokaliks sistem. Makanan cair mulai dilakukan sejak
24 jam sebelum pemeriksaan kemudian diberikan laxan atau enema. Persiapan usus mutlak
dilakukan pada pasien dengan obstipasi kronis atau gangguan neurologis usus. Dehidrasi
memperbaiki visualisasi kontras tetapi meningkatkan resiko CIN. Penghentian intake cairan 68 jam sebelum pemeriksaan cukup untuk visualisasi yang optimal.
Tehnik.
Setelah pemeriksaan termasuk test alergi terhadap jodium, sebelum kontras disuntikkan dibuat
foto polos abdomen dalam posisi telentang (supine). Setelah hasil foto dinilai memenuhi syarat
dilanjutkan dengan penyuntikan kontras sebanyak 50-100ml melalui jarun 18G secara bolus atau
drip. Segera setelah itu dibuat foto, ini untuk
tomography 5 menit setelah injeksi kontras dibuat foto untuk melihat opasitas dari pelviokalik
sistem. Kompresi abdomen dapat memperjelas visualisasi system kaliks. Selanjutnya dibuat foto
15 menit dan 30 menit. Foto 30 menit dibuat dengan film besar untuk menilai seluruh ureter dan
kandung kemih berdasarkan sistography. Bila perlu dibuat sistography
dalam
posisi
oblik.
Setelahitu dibuat lagi foto miksi. Foto-foto yang lain tergantung masing-masing kasus. Bila
terdapat indikasi bersaing antara pencitraan traktus urinarius dan traktus digestivus maka IVP
dikerjakan lebih dulu.
perlu
sampai
pelviokaliks
system dan diikuti penyuntikan kontras. Indikasi Retrogad pyelography adalah bila dengan
pemeriksaan lain yang kurang invasive misalnya IVP informasi tentang ureter belum cukup.
Selain itu RPG seringkali dilakukan sebagai bagian awal dari ureteroskopi dan perkutaneus
nephrolitotripsi.
4. Sistourethrography
Sistourethrography adalah pencitraan dengan kontras untuk evaluasi traktus urinarius bagian
bawah. Sistourethrography terdiri dari 3 macam pemeriksaan:
a. Sistographystatic.
b. Sistography voiding
c. Urethrography retrogade
a. Sistographystatic
Indikasi
Dimulai dengan membuat foto polos abdomen, kemudian melaui kateter dimasukkan sebanyak
200-400 ml kontras dan dibuat foto posisi AP dan oblique. Sebaiknya pengisian kontras
dimonitor dengan fluoroskopi. Setelah itu dibuat foto post drainage.
b. Sistography voiding
Sering pula disebut sebagai voiding cystourethrography ( VCUG ) atau mictie cystourethrograpy
(MCUG)
Indikasi
Untuk melakukan evaluasi vesiko urethra secaran anatomi dan fungsional. Ini biasanya
dilakukan pada anak-anak dengan ISK berulang untuk mencari causaprimernya seperti:
VUR,
c. Urethrography Retrogade
Indikasi
: untuk evaluasi urethra, misalnya untuk evaluasi urethra striktur atau rupture
urethra
Tehnik
kemudian sebanyak 50ml kontras dimasukkan pelan-pelan. Foto dibuat dalam posisi obligue
dengan penis diregangkan secukupnya sehingga sudut penoskrotal hilang, dapat pula dikerjakan
dengan bantuan klem Broadney.
5. Loopography
Loopography adalah pencitraan dengan kontras pada pasien dengan urinary conduit. Kontras
melalui
Indikasi untuk melakukan evaluasi terhadap conduit urine khususnya bila ada masalah.
6. ULTRASONOGRAPHY (USG)
USG yaitu pencitraan dengan menggunakan gelombang high frequency USG traktus urogenital
sangat sering digunakan dalam proses diagnosa dan terapi penyakit urologi. Beberapa kelebihan
dari pemeriksaan ini adalah tidak invasive, tidak menimbulkan nyeri, tanpa radiasi, memberikan
gambaran anatomik yang cukup akurat, alat mudah didapat
murah.
Kekurangan dari pemeriksaan USG adalah operator dan alat dependent, tidak memberi
informasi fungsi ginjal, tidak bisa untuk deteksi non delated
window. Tranducer
yang
biasa digunakan
ureter,
memerlukan
acoustic
antara 3,5-5 MHz. Untuk pencitraan organ yang superfisial misalnya testis/intrascrotal
diperlukan frekuensi yang lebih tinggi. Tranduser menghasilkan gelombang suara ultra
ditransmisikan ke dalam tubuh, oleh tubuh tergantung jaringannya, gelombang
dan
mengalami
receiver
didalam
c. USG Buli-buli :
Pemeriksaan USG buli-buli biasanya dikerjakan bersama dengan USG Ginjal dan disebut USG
Urologi. Indikasi dari pemeriksaan ini adanya lesi intravesika, misalnya tumor buli-buli, batu
buli-buli, ureterocele, pembesaran prostat, khususnya yang intravesika, batu diuereter ostia atau
bladder
lain.
neck, bekuan darah intravesika, pengukuran sisa urin, kapasitas buli dan lainTranduser atau
dan
tidak
terlalu penuh.
d. USG Prostat
transrectal.
Dengan
pemeriksaan ini volume dapat diukur dengan mengkalkulasikan panjang, lebar dan tinggi. Alat
USG generasi terakhir dapat menghitung volume prostat secara langsung. Bila terdapat area
hipoechoic sangat dicurigai adanya Ca Prostat. Ektensi dari Ca Prostat juga dapat diketahui
dengan pemeriksaan USG ini.
e. USG Scrotum :
Pemeriksaan
ini
merupakan
procedure
of
lokasinya
superfisial
patologi
intrascrota.
Organ intrascrotal
karena itu
probe yang
digunakan
adalh
yang
high
frequency
7,5-10 MHz ).
Pemeriksaan
flow
aliran )
darah intrascrotal
dan
tidak
adanya flow
pada
Color Doppler
ultrasound
dapat menilai
misalnya
refluks
kongesti
pada
mengalami
dan
varicocele
torsio
testis yang
dengan
f.
USG
Urethra
USG
pada
urethra pria
luasnya
panjangnya
stiktur dan
jaringan
fibros.
7.
COMPUTED TOMOGRAPHY
Belakangan
ini
peranan
CT
SCAN (CT
Scan
Scan)
makin
luas,
makin penting
dan
Pemeriksaan ini
ginjal dan
urolithiasis.
sangat
berguna
untuk pencitraan
pemeriksaan
adrenal
IVP
hasil
CT
Scan
memberikan
evaluasi
Dibandingkan
visualisasi
yand
lebih
baikparenkim ginjal
CT
Scan
juga
mengalami
dari
alat
yang
konvensioanl
adalah Multislices
CT
Scan. Pemeriksaan
dengan kontras.
Kontras
dan
organ sekitarnya.
Teknologi
alat
kontinyu,
dimulai
perkembangan dan
perbaikan
yang
kemudian
helical/spiral CT
CT
dikerjakan
Scan
dan
terakhir
dapat
tanpa kontrasataupun
diberikan
untuk memberikan
dapat
peroral
opasitas
pada
mudah dibedakan
evaluasi
Kontras
dengan
traktus urinarius
intravena
tetapi mempersulit
seperti
pada
pemeriksaan IVP.
a.
CT
Scan
Ginjal :
urolithiasis.
Pencitraan
fase
kontras (
dan
ginjal dengan
CT
Scan
terdiri dari
unenhanced
fase
kortio medular,
fase
dapat diketahui
adanya
phase ),
fase
keadaan
parenkim,
kalsifikasi
kortikomedular,
pra
kontras
vaskular
30
dan
kontur dari
masuk ke
menjadi
memasuki
akan
fase
ini
medulaseratus detik
nephrographik
pyelumdisebut sebagai
dimana
nephrogram
menilai
ginjal.
fase
pyelographik. Pada
yang
berwarna
foto
CT
Scan
tampak
lemak perirenal
gelap. Kapsul
ginjal
bisa
homogen
pada
tiap
fase.
Vena
di
posteroinferior(
dari
parenkim.
renalis kiri
a.
Parenkim
berjalan
Mesenterica
di
superior.
di
posterolateral
kava
di
posterior
dari
Struktur
yang
berada disekitar
Renalis.
setelah kontras
kontrastelah
dengan
dari
fase
sangat baik
dibedakan
caudal )
ginjal. Fase
sangat
ginjal dikelilingi
tidak
nephrogenic
detik
Bila
yaitu
fase
urolithiasis,
jelas. Pada
fase,
pra
pyelographik. Pada
dimasukkan
beberapa
duodenum,
inferior
colon
dan
anterior
Vena
renalis kiri
aorta
dan
renalis kanan
lebih
kecil
berada
berada
dan
berada
ascenden,
kandung
empedu,
dan
caput pancreas.
Ginjal kiri
berada
dekat kauda
pancreas,
lien
dan
colon descenden.
b.
CT
Scan
Adrenal
Lesi
di
kelenjar
:
adrenal
seringkali
terdeteksi
patologi
yang
secara
insidental
sehingga
sering disebut insidentaloma. Keadaan
adalah keganasan
adenoma
baik
primer maupun
Bila
densitas
Unit
HU
fase
pra
kontrasdicurigai
dari
20
HU
suatu metastase.
metastase
dan
fungsional
adenoma.
Bila
memberi
gambar
Hounsfield
densitas
Pencitraan
dengan MRI
lebh
CT
Scan.
c.
CT
Scan
Kandung
Seni
Hasil
Scanning
kandung
seni
sangat tergantung
pada
volume
pengembangan
kandung
seni.
Kandung
seni
yang
kosong
banyak
memberi
seminalis
informasi
karena kolaps.
CT
Scan
Prostat dan
CT
Scan
jarang digunakan
Vesikula
untuk pencitraan
kelenjar
MRI
memberikan
gambaran
lebih
d.
CT
Scan
IVP
CT
Scan
dengan
yang
prostat dan
baik.
:
kontras
merupakan
alternatif
dari
baik
tidak
seminalis.
TRUS dan
Setelah fase
lebih
mungkin
dari
vesikula
adrenal
seperti
pheokromositoma.
pada
dapat mengenai
IVP.
pyelogram
CT
dari
Scan
IVP
ini
dapat memberikan
yang
kuat
untuk menggunakan CT
Angiography :
gambaran
yang
jelas
ureter.
Indikasi
Scan
IVP
adalah untuk
mengevaluasi
hematuri.
e.
CT
Scan
CT
Scan
Angiography merupakan
pencitraan
vaskulatur
cara
non
invasive
untuk melakukan
langsung
arteri renalis.
arterial.
Dengan
Kontras
disuntikkan
dibuat Scan
pada
fase
tulang dan
soft
helical/spiral
atau
MS
Scan
bayangan
sehingga
hanya
tampakvaskuler
ginjal.
Indikasi
CT
anomali
vaskulaar
penyebab
8.
Magnetic
MRI
adalah pencitraan
Resonance
gelombang
magnet.
radiasi, tidak
perlu
kontrassehingga
UPJ
Stenosis
dan
hipertensi
Imaging
MRI
renal.
tomographik berdasarkan
perubahan/perbedaan
Pemeriksaa
alat
dengan
ini
tidak
perlu
insufisiensi
Gambar
yang
pencitraan
jaringan
lebih
Scan.
lunak (
baik
soft
dibanding
tissue ).
CT
dihasilkan
jauh
Beberapa
kelebihan
MRI
dibanding
CT
Scan
yang
baik
untuk jaringan
lebih
adalah :
1. Memberikan
gambar
2. Tidak
ada
radiasi.
3. Tidak
terhalang
oleh
Kekurangan
dari
MRI
adalah :
1. Tidak
bisa
untuk evaluasi
urolithiasis.
2. Tidak
bisa
dilaksanakan bila
lunak.
fungsi ginjal.
atau
adanya metal
lain
dari
tubuhnya.
3. Biaya
pemeriksaan mahal.
4.
9.
SCINTIGRAPHY
Pencitraan
dengan
fisiologi
dan
NUKLIR
radionuklir
dapat dipakai
untuk mengetahui
ginjal. Penggunaan
Sinar X
anatomi
pemeriksaan ini
minimal
DENGAN
dari
jauh
fungsi,
pada
lebih
bila
lain
yang
menggunakan sinar
Radionuklir
yang
disuntikkan
akan
dideteksi
dihitung
oleh
X.
gamma kamera
sehingga
dan
pada
diolah oleh
penderita
dan
complex
digital workstation
yang
digunakan
bisa
diinterpretasikan.
Ada
beberapa
:
1. I
131
bahan radionuklir
yaitu
131
orthoiodohippurate.
Ini
bahan yang
pertama
kali
dipakai
dan
dan
obstruksi.
Half
lifenya
8
hari
karena itu
2. Techmetium
digantikan
oleh
99
m
dengan half
life
jam
dan
memberikan
gambar
yang
lebih
bagus. Techmentium 99
m
ini
dikombinasikan
a. Diethylene Triamine
dengan senyawa
protein,
Pentacitic
DPTA )
Acid
yaitu
baik
untuk
mengevaluasi
fungsi ginjal dan
obstruksi.
b. Mercaptoacetyltriglycine (
MAG 3
99
m
TcMAG3
untuk mengetahui
bahan ini
baik
Renal Function
Diuretic
c.
Dimercatosuccinic
scintigraphy
Acid
DMSA )
bahan ini
dengan parenkim
ginjal karena itu,
baik
terikat
mengetahui
scarring
pada
10
Diuretic
Scintigraphy :
Untuk mengetahui
dilakukan
pyolephritis
kronis.
beberapa
atau
bukan dapat
pemeriksaan yaitu
IVP,
Whitaker
foto
cara
test,
Retrogade
pyelography dengan wash out
ini
scintigraphy
dan
diuretic
Diuretic
paling tidak
invasive.
SetelahDPTA ata
MAG 3
disuntikkan
bahan
secara bolus
dan
tracer telah
diuretic
dan
mencapai
collecting
system
disuntikkan
kurva
diamati.
7.
Positron
Emmision
tomography
PET
scanning
prinsipnya
oleh
seni
pernah dilaporkan.
scanning
pengambilan fluorodeoxyglocose
scanning
tumot kandung
keganasan
lymphadenopathy
lebih
Penggunaan
scanning
PET
FDG
besar
daripada
staging pada
lesi
primer kandung
seni.
PET
untuk
evaluasi
nodul pada
pembuluh
lympe retroperitoneal
dan
kelainan
gambaran
radiography
paska chemoterapi
diketahui
pada
manfaatnya
tetapi belum
penggunaan
PET
scanning
maupun
ini
penggunaannya
secara rutin
CT
untuk mendeteksi
adanya nodul secara mikrokopi.Saat
staging Ca
pada
prostat tidak
dianjurkan.