Professional Documents
Culture Documents
KEPANITERAAN KLINIK
: 000714
Operator
NIM
: 112080036
I.
PENDAHULUAN
2.
3.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Gigi tiruan lengkap adalah suatu penggantian gigi-gigi asli dalam suatu
lengkung dan menggabungkan bagian-bagiannya dengan penggantian
artificial. Istilah Full Denture atau Complete Denture yang artinya
suatu gigi tiruan yang menggantikan seluruh gigi pada suatu lengkung rahang,
sahingga ada istilah :
1. Upper Full Denture yaitu geligi tiruan penuh rahang atas
2. Lower Full Denture yaitu geligi tiruan penuh rahang bawah.
Indikasi pembuatan gigi tiruan lengkap adalah :
1. Individu yang seluruh gigi-giginya telah tanggal atau dicabut.
2. Individu yang masih mempunyai beberapa gigi tetapi harus
dicabut karena :
a.
Kesehatan
diperbaiki.
b.
Bila dibuatkan gigi tiruan sebagian , gigi yang masih ada akan
mengganggu keberhasilannya.
tiruan 1engkap maka vertikal dimensinya akan kembali dan physiological rest
posisinya seperti pada saat gigi asli masih ada.
Tahap awal setelah pasien dianamnesa dan diindikasi adalah pencetakan
(impression), yaitu suatu bentuk negatif dari jaringan mulut yang akan
dipakai sebagai basal seat protes. Retensi didapat dari gravitasi, adhesi, tekanan
atmosfer, dan surface tension. Faktor retensi dan stabilisasi adalah faktor yang
penting dalam keberhasilan gigi tiruan lengkap. Faktor-faktor yang mempengaruhi
retensi GTL, khususnya untuk GTL rahang atas, yaitu :
1) Faktor fisis :
a) Peripherial seal (sepanjang tepi GTL)
b) Postdam area atau posterior palatal seal (khusus pada rahang atas)
2) Adaptasi yang baik antara gigi tiruan dengan mukosa mulut
3) Luasnya permukaan basis gigi tiruan yang menempel pada mukosa (fitting
surface)
4) Residual ridge oleh karena disini tidak ada lagi gigi yang dapat
dipakai sebagai pegangan,
5) Faktor kompresibilitas jaringan lunak dan tulang dibawahnya untuk
menghindari rasa sakit dan terlepasnya gigi tiruan pada saat berfungsi.
Impression adalah suatu bentuk negatif dari jaiingan mulut yang nantinya
akan
menjadi
basal
seal
gigi
tiruan.
Impression
dibuat
untuk
Base plate adalah suatu bentuk sementara yang mewakil dasar gigi tiruan
dan digunakan untuk membuat Maxillo-Mandibular Record (MMR) yang bergura
untuk menempatkan gigi-gigi dan untuk insersi ke dalam mulut. Sedangkan bite
rim yang disebut juga tanggul gigitan dibuat diatas base plate yang telah
dihaluskan dengan menggunakan Inc delling wax. Kegunaan bite rim adalah imtuk
meletakkan gigi sebelum diganti dengan gcrylic dan mencatat maxillomancJibular relation pada pasien. Bite rim atas harus sejajar dengan garis pupil
dan bite rim hams kelihatan kira-kira 2 mm di bawal garis bibir atas dan lehernya
harus mengikuti general out line processus alveolaris.
Vertikal dimensi disebut juga tinggi gigitan, yang ,dapat dicari dengan
pengukuran jarak pupil dan sudut mulut akan sama dengan prak hidung dengan
dagu (PM=HD). Oklusi sentrik adalah oklusi yang terjadi ketika RA dan RB dalam
relasi sentrik, yaitu keadaap di mana processus condiloideus berada pada posisi
paling beiakang dari fossa glienoidea.
Seperti telah dijelaskan di atas bahwa keberhasi1an pembuatan GTL
terutama terletak dalam hal mencetak jaringan mulut. Record jaringan mulut
diperoleh dengan melakukan cetakan, yaitu :
1) Cetakan anatomis (dalam keadaan tidak berfungsi)
Sendok cetak yang dipakai adalah sendok cetak biasa (stock tray). Saat
mencetak tidak dihiraukan tertekan atau tidaknya mukosa mulut. Bahan yang
dipakai adalah alginat.
2) Cetakan fisiologis (dalam keadaan berfungsi)
Disini harus diperhatikan batas jaringan yang bergerak dan tidak bergerak dan
mukosa tidak boleh tertekan. Sendok cetak yang digunakan adalah sendok
cetak individual dari bahan sellac atau self curmg acrylic resin. Bahan cetak
yang digunakan adalah alginat, plaster (xanthano), Zn-Oxyd pasta atau rubber
base impression paste untuk rahang atas dan rahang bawah.
Kedua jenis cetakan tersebut dilakukan untuk mendapatkan hasil cetakan
seakurat mungkin, dikenal sebagai double impression.
Artikulator mounting adalah memasang bite rim rahang alas dan rahang
bawah dari mulut pasien ke pesawat artikulator bersama modelnya setelah
ditentukan dimensi vertikal maupun oklusi sentrik.
Untuk pemasangan gigi yang harus diperhatikan adalah personality
expression, umur, jenis kelamin yang nantinya akan berpengaruh dalam pemilihan
ukuran, warna dan kontur gigi. Disamping itu juga perlu diperhatikan keberadaan
over bite, over jet, curve von spee, curve monson, agar diperoleh suatu
keadaan yang diharapkan pada pembuatan gigi tiruan lengkap (GTL).
III.
LAPORAN KASUS
IDENTIFIKASI PASIEN :
Nama
: Eddy christiono, SH
TTL
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Bangsa
: Indonesia
Alamat
Pekerjaan
: Wiraswasta
Agama
: Islam
:O
Penyakit jantung
Penyakit diabetes
Haemofilia
Hepatitis
Penyakit lainnya
PEMERIKSAAN SUBYEKTIF
Motivasi
Present Illness
Past Dental History : Pasien beranggapan bahwa giginya banyak yang hilang
dikarenakan suka minum minuman keras, dulu pasien juga
merasa giginya modot (ektruksi) karena banyak karang
giginya.
Pasien dulu juga pernah sakit gigi karena giginya
berlubang, tetapi giginya lama kelamaan hancur sendiri.
Pasien telah mulai kehilangan gigi geliginya pada rahang
atas tahun 2009 dan rahang bawah tahun 2007.
Alasan utama pasien kehilangan giginya adalah ;
Gum disease : sebagian gigi sudah goyang dan avulsi,
Dental caries : sebagian gigi berlubang lalu hilang.
Pasien mulai memakai gigi palsu adalah sejak tahun
2008 (gigi tiruan sebagian lepasan) buatan tukang gigi.
Alasan utama pasien membutuhkan perawatan gigi
palsu adalah untuk, mastikasi, Mastication, Phonetics, dan
Esthetics.
Past Medical History : tidak ada riwayat renyakit sistemik
Family History
PEMERIKSAAN OBYEKTIF
GENERAL
Jasmani
: sehat
Rohani
Pemeriksaan Fisik
Tekanan darah
: 120 / 80 mm/hg
Nadi
: 80X/menit
Berat badan
: 67 Kg
Respiration rate
: 20X/menit
Temperatur
: tdl
Tinggi badan
: 167 cm
Personal history
Kebiasaan Pasien merokok 12 batang / Hari
II.
III.
IV.
V.
: U shape
: U shape
: Low well rounded
: Normognathic
: Adequate
: None
: Molar 3 kiri impaksi
: tidak ada
: Normal
: U shape
: Normal
: Normal
: Normal
Lingual frenum
: Normal
Genial tubercles
: Promitent
Tongue
VI.
VII.
Mucosa
: Normal
Size
: Normal
Gag reflex
: Normal
Palate
Vestibule
: Normal
: Normal
: Square
Face profile
: Straight
Symmetry
: Symmetrical
Facial Height
: Normal
: Normal
Color of hair
: Grey
Color of eyes
: Brown
Lips
: Averages
T.M.J
Lymph node
: Normal
Ringkasan Pemeriksaan:
Keadaan pasien dengan edentulous total dan sisa ridge rahang atas sedang dan
rahang bawah rendah disertai klicking.
Pemeriksaan Processus alveolaris :
a) Rahang Alas
b) Rahang Bawah :
Posterior kiri
: sedang
Posterior kiri
: sedang
Anterior
: sedang
Anterior
: sedang
Posterior kanan
: sedang
Diagnosis : Edentulous
Rencana Perawatan : Gigi Tiruan Lengkap (GTL)
Relief dari RA dan RB :
Rahang Atas :
1. Frenulum
labii
superior
2. Ruggae palatina
3. Frenulum buccalis
4. Tuberositas maxillae
5. Pterygomaxillaris
notch
6. Vibrating line
7. Processus alveolaris
8. Incisivus papilae
9. Median palatine
4. Frenulum lingual!s
5. Processus alveolaris
6. Mylohyoid line
IV.
A. TAHAP KLINIS
1. KUNJUNGAN I
RENCANA PERAWATAN
a)
b)
Bahan cetak
2. KUNJUNGAN II
a) Mencoba sendok cetak individual
Stabilisasi
Relief area
Bahan cetak
: alginat
Bite rim atas anterior harus sejajar dengan garis pupil (garis yang
menghubungkan kedua pupil dan jalannya sejajar dengan garis incisal), dan
bite rim rahang atas bagian pos.terior sejajar dengan garis chamfer.
Median line dari pasien yang diambil sebagai terusan dari tengah lekuk bibir
atas untuk menentukan garis tengah yang memisahkau incisivus kanan dan
kiri.
Garis caninus, yaitu tepat pada sudut mulut dalam keadaan rimif- position.
b)
dibuat sejajar dengan garis chamfer (garis yang berjalan dan ala nasi ke tragus I
porion) dan untuk bagian anterior bite rim atas sejajar dengan garis pupil. Tinggi
bite rim atas 2 mm di bawah garis bibir atas pada waktu rest position. Alat yang
digunakan adalah occlusal guide plane.
Dilakukan pencatatan Maxillo Mandibular Relationship (MMR).
Bila dilihat dari depan, bite rim RA tampak sejajar dengan garis pupil
(dilihat dengan bantuan oklusal guide plane).
Bila bite rim RB dipasang, bite rim RA dan RB harus tertutup secara
sempuma (tidak boleh ada dan merupakan satu garis lurus).
maxilla pada suatu relasi vertikal yang ditetapkan pada posisi paling posterior. HD =
PM-2 mm. Dua millimeter diperoleh dengan cara mengurangi bite rim RB dengan
maksud sebagai freeway space. Cara menentukan relasi sentrik : yaitu dengan
menengadahkan kepala pasien sedemikian rupa sehingga peocessus condyloideus
akan tertarik ke fossa yang paling belakang karena tarikan dari otot dan menelan
ludah
berulang-ulang.
Pasien
disuruh
melakukan
gerakan
mandibula
Setelah diperoleh relasi sentrik, dilakukan fixasi dengan cara dibuat groove
berbentuk V (double V groove) pada kanan dan kiri bite rim RA bagian posterior
(daerah P1 dan Ml RA), kemudian groove diberi vaselin. Pada bite rim RB diberi
tambahan wax atau gulungan malam kecil yang telah dilunakkan di bawah double V
groove RA menyesuaikan groove RA kemudian katupkan dengan bite rim RA,
kemudian pasien disuruh menggigit kembali pada oklusi sentrik.
Incisal guide ditentukan setelah pemasangan gigi anterior atas dan bawah
dan telah memenuhi nilai estetis. Pada pemasangan gigi anterior harus diingat
high lip line, median line dan caninus line. Gigi anterior bawah menyesuaikan
yang atas.
d)
RA dan RB selesai difixir, letakkan oklusal bite rim RA pada mounting table dengan
pedoman :
garis terigah bite rim dan model RA barhimpit dengan garis tengah
mounting table.
tepi luar bite rim RA menyinggung garis incisal edge dari mounting table.
jarum horizontal incisal guide pin ujungnya menyenta tepi luar anterior
bite rim RA dan tepat pada garis tengah bite rim.
Oklusal bite rim RA difixir dengan menuang adonan gips pada bagian atas
model kerja. Mounting table dilepas dari artikulator. Selanjutnya bite rim RB
dipasang dan dipaskan dengan bite rim RA, dikareti dan kemudian difixir dengan
dituangi adonan gips plaster.
4. KUNJUNGAN IV
Dalam kunjungan ini sudah dilakukan pemasangan gigi-gigi anterior. Urutan
pemasangan gigi adalah gigi anterior RA kemudian gigi anterior RB. Penyusunan
centralis
superior.
Tepi
Incisal
nya
bidang
dengan
pada mesio-bukal
Kurva Spee
Kurva Spee
merupakan
kurva
anteroposterior
dari
3.
Kurva Monson
Merupakan perluasan dari kurva Spee dan wilson ke semua
4.
1.
Oklusi
2.
3.
Retensi
Di cek dengan menggerak-gerakkan pipi dan bibir, protesa lepas
atau tidak.
1.
Oklusi
Di cek balancing side, working side serta ada tidaknya prematur kontak.
Apabila oklusinya terganggu, dilakukan grinding atau penambahan. Gangguan
diketahui dengan kertas artikulasi yang diletakkan pada oklusi, kemudian pasien
disuruh menggerakkan gigi seperti mengunyah.
2.
Stabilisasi
Di cek saat mulut berfungsi, tidak boleh mengganggu mastikasi,
penelanan, bicara, ekspresi wajah dan sebagainya. Apabila sudah tidak ada
gangguan, maka protesa dapat dipolis.
Instruksi untuk pemeliharaan protesa
1) Protesa direndam dalam air sewaktu dilepas
2) Protesa dijaga kebersihannya
3) Protesa dijaga agar tidak mudah lepas
Diberikan instruksi kepada pasien untuk. beradaptasi der gan
protesa tersebut sampai biasa; Malam hari ketika tidur, protesa dilepas agar
jaringan otot-otot dibawahnya dapat beristirahat; Pasien membersihkan
protesanya setiap kali sehabis makan; Apabila ada rasa sakit, gangguan
bicara, protesa tidak stabil, pasien dianjurkan untuk segera kembali ke
klinik; dan Kontrol sesuai dengan waktu yang telah ditentukan guna
pengecekan lebih lanjut dan bila nantinya tidak ada gangguan, pasien bisa terus
memakainya.
7. KUNJUNGAN VII
Setelah pemasangan GTL selama 1 minggu, pasien datang untuk kontrol.
Yang perlu diperhatikan pada saat kontrol :
a)Pemeriksaan subyektif: Ditanyakan apakah ada keluhan atau tidak,
ditanyakan apakah ada gangguan atau tidak, dan ditanyakan apakah ada
rasa sakit.
b)
B. TAHAP LABORATORIS
1. Flasking
Adalah suatu proses penanaman model dan trial denture malam
dalam suatu flask/cuvet untuk membuat sectional mold. Mold bagian
bawah dibuat dengan menanam model dalam gips dan bagian atas dibuat
dari 2 adukan stone yang terpisah di atas denture malam.
2. Packing
Adalah proses mencampur monomer dan polimer resin akrilik.
Memiliki 2 metode, yaitu :
1. Dry method, mencampur monomer dan polimer langsung dalam
mold.
2. Wet method, mencampur monomer dan polimer di luar mold, bila
sudah mencapai dough stage baru dimasukkan ke dalam mold.
3. Processing/curing
Adalah polimerisasi antara monomer yang bereaksi dengan
polimernya bila dipanaskan atau ditambah zat kimia lainnya.
Polimerisasi ada 2 cara, yaitu :
1. Secara thermis yang disebut heat curing.
2. Secara khemis, penambahan zat kimia di sebut self-curing
Pemberian panas dapat secara :
1. Dry heat dipanaskan dengan udara kering
2. Vapour heat dipanaskan dengan uap panas
3. Water heat dipanaskan dengan air panas
4. Deflasking
Adalah melepaskan geligi tiruan resin akrilik dari flask/cuvet dan
bahan tanamnya, tetapi tidak boleh lepas dari model rahangnya supaya
geligi tiruan dapat diremounting di artikulator kembali.
6. Insersi
cek oklusi
remounting
7. Kontrol, lakukan :
pemeriksaan subyektif
pemeriksaan obyektif
final remounting
Tahap Laboratoris
V.
PROGNOSA
Dosen pembimbing
DAFTAR PUSTAKA
Basker., R. M., Davenport, J.C. and Tomlin, H. R., 1996, Perawatan Prostodontik
bagi Pasien Tak Bergigi ( terj.), Edisi III, EGC, Jakarta.
Itjingningsih, W. H., 1996, Geligi Tiruan Lengkap Lepas, Cetakan III, EGC, Jakarta,
Soelarko, R. M. dan Wachiajati, H., 1980, Diktat Prostodosia Full Denture, FKG
Unpad, Bandung.
Swenson, M. G., 1960, Complete Denture, 5 th ed., C. V. Mosby Co., Saint Louis.
: Rosi Prajuritama
: 112080036
Tahapan
Nilai
Paraf
Dosen
Paraf
DGM