Professional Documents
Culture Documents
Home
Sitemap
>>> Ovutest Scope Memudahkan Perencanaan & Penundaan Kehamilan - Alat KB Alami
Sebagai Alat Uji Masa Subur Wanita. Bagi yang ingin menunda kehamilan maka lakukan
hubungan intim pada saat masa tidak subur, Cukup Satu Alat Seumur Hidup. KLIK DETAIL
DISINI!
Alat-Alat Kontrasepsi
Posted by Alat Kontrasepsi
Berbagai usaha yang bisa dilakukan pemerintah untuk mengatasi masalah pertumbuhan
penduduk yang sudah terlalu pesat. Upaya yang dilakukan adalah untuk membuat UndangUndang tetntang perkawinan dan diberlakukannya program Keluarga Berencana. Program
ini merupakan salah satu program pemerintah yang mempunyai tujuan dalam meningkatkan
kepedulian dan juga peran serta dari masyarakat dengan melakukan suatu pendewasaan usia
perkawinan dan pengaturan kelahiran, serta pembinaan ketahanan keluarga, serta juga
peningkatan kesejahteraan keluarga untuk membantu untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia
dan juga sejahtera. Untuk mencegah terjadinya kehamilan bisa dengan menggunakan alatalat kontrasepsi.
Alat-alat kontrasepsi merupakan alat untuk usaha pencegahan dari bertemunya sel sperma dan
sel telur agar tidak mengalami suatu pembuahan. Untuk keperluan itu, biasanya kontrasepsi ini
dilakukan dengan beberapa alat dan juga cara. Misalnya adalah dengan pemakaian kondom pada
pria, diafragma pada wanita dan juga IUD (Intra uterine Device) yang berbentuk spiral pada
wanita. Dari ketiga alat-alat kontrasepsi ini mempunyai tujuan yang sama yakni mencegah
terjadinya pertemuan antara sperma dengan sel telur yang sudah matang sehingga tidak
terjadinya ovulasi atauu pembuahan.
Salah satu cara yang bisa dilakukan selain dengan menggunakan alat-alat kontrasepsi bisa juga
dengan melakukan prinsip tidak melakukan hubungan seksual pada saat istri sedang dalam masa
subur. Cara ini biasanya dikenal dengan sistem kalender. Ovulasi ini biasanya terjadi setiap
sekitar 14 2 hari sebelum hari pertama menstruasi. Ovum ini mempunyai kemampuan untuk
dibuahi sperma dalam waktu 24 jam setelah ovulasi. Masa subur biasanya terjadi sekitar 48 jam
sebelum obulasi hingga 24 jam setelah mengalami ovulasi. Sehingga, untuk mencegah terjadinya
kehamilan, hubungan intim tidak boleh dilakukan sekurang-kurangnya 3 hari sebelum dan juga
sesudah ovlasi ini terjadi. Namun, sistem dari kalender tidak efektif untuk wanita yang siklus
haid mereka tidak teratur karena tingkat kegagalan sangat tinggi.
Selain dengan cara kontrasepsi itu, untuk mencegah dari terjadinya kehamilan biasanya bisa
dilakukan juga dengan pil KB, suntik, atau juga susuk KB. Ketiga dari alat-alat kontrasepsi ini
merupakan hormon sintetik estrogen progesterone. Dan kedua hormon ini bisa
mempengaruhi sistem reproduksi pada wanita.
Posted in Alat Kontrasepsi, Jenis Alat Kontrasepsi | Tagged alat kontrasepsi, alat kontrasepsi
dalam rahim, Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR/IUD), alat kontrasepsi dalam rahim atau
IUD, alat kontrasepsi diafragma, alat kontrasepsi iud, alat kontrasepsi kb, alat kontrasepsi spiral,
alat kontrasepsi suntik, alat kontrasepsi wanita, alat kontrasepsi yang aman, Kondom, Kondom
perempuan, kondom wanita, Pil atau Tablet KB, Pil KB, Program BKKBN, Spermisida,
Sterilisasi, Suntikan KB | Leave a comment
Alat kontrasepsi penghalang pada pria adalah kondom. Kondom merupakan selubung
karet tipis yang di pasang pada penis yang ereksi dan dikeakan selama snggama untuk
mencegah penumpuukan sperma dalam vagina. Kondom tersedia secara luas dan dapat
dibeli dengan bebas di toko obat atau di apotik.
Jika digunakan dnegan benar (khususnya bersama preparat spermisida). Kondom merupakan
bentuk kontrasepi yang efeisien. Alat ini merupakan penghalang fisik yang dapat
mencegah kehamilan maupun infeksi oleh mikrooganisme yang menular. Namun
demikian, kondom menggangu proses spontanitas pada senggama karena tidak bisa
dipasang sebelum penis mengalami ereksi.
Sebagian orang merasakan bahwa kondom mengurangi kepekaan. Jika penis tidak segera
dikeluarkan setelah ejakulasi, kondom dapat terlepas dan sperma di dalamnya bisa mengalir
masuk ke vagina. Faktor biaya yang mungkin pula dipertimbangkan pula. Alat kontrsepsi
penghalang pada wanita-diafragma dan cervical cap merupakan dua metode kontrasepsi
penghalang yang sering digunakan pada wanita. Diafragma berupa tutup karet berbentuk piing
kecil dengan kawat pegas di sebelah bingkai sirkulernya. Ketika dipasang, bingkai diafragma
akan berada pada forniks vagina sehingga tutup karet tersebut menutupi serviks. Cervical cap
yang tidak begitu sering digunakan, memiliki bentuk seperti alat pelindung jari dari logam yang
dipakai ketika menjahit (thinble). Besar alat ini pas pada serviks. Preparat spermisida biasanya
dianjurkan unutk digunakan bersama-sama alat kontrasepsi penghalang ini.
Kerugian pada metode alat kontrasepsi kondom untuk wanita ini adalah alanya tidak selalu
sesuai bagi setiap wanita, khsusunya jika terdapat pergeseran rahim atau dinding vaginanya
kendor. Demikian pula, setelah melahirkan atau bila terjadi penurunan atau penambahan berat
badan yang bermakna, ukuran alat tersebut harus disesuaikan kembali sehingga diperlukan
pengecekan setahun sekali.
Sebagian besar petugas kesehatan menganjurkan penggunaan kombinasi preparat kontrasepsi
kiia dengan kontrasepsi penghalang seperti diafragma atau kondom. Preparat kontrasepsi kimia
dapat dibeli tanpa resep dokter dan membantu melicinkan vagina. Namun demikian,
pemakaiannya mungkin merepotkan karena kebanyakan harus digunakan sebelum senggama dan
kadang-kadang menimbulkan reaksi seperti rasa gatal serta terbakar.
Posted in Alat Kontrasepsi, Jenis Alat Kontrasepsi | Tagged alat kontrasepsi, alat kontrasepsi
dalam rahim, alat kontrasepsi iud, alat kontrasepsi spiral, alat kontrasepsi wanita, andalan,
Kondom, kondom wanita | Leave a comment
Posted in Alat Kontrasepsi, Jenis Alat Kontrasepsi | Tagged alat kontrasepsi, alat kontrasepsi
dalam rahim, alat kontrasepsi iud, alat kontrasepsi spiral, alat kontrasepsi wanita, andalan,
Kondom, kondom wanita | Leave a comment
ukuran dan bentuk leher rahim dapat berubah pasca melahirkan. Diafragma dapat digunakan
kembali 6 minggu setelah melahirkan.
Semua kontrasepsi mempunyai angka keberhasilan yang tinggi, lebih dari 95% sepanjang ibu
menjaga kedisipilinan baik dalam mengkonsumsi atau memeriksakan ke dokter untuk kontrol.
Perlu diingat bahwa pil KB dengan dosis rendah progesteron untuk ibu menyusui, bekerja
bersama-sama dalam mencegah dalam kehamilan. Jadi bila menyusui sudah jarang, sebaiknya
jangan digunakan lagi karena tidak akan memberi perlindungan yang optimal.
Untuk mendapat pil KB, tentu pertama kali harus ke layanan kesehatan untuk dicek ada tidaknya
kontraindikasi dalam mengkonsumsinya. Biasanya pil KB utk menyusui, akan terdapat tanda di
blisternya berupa gambar payudara dan ada beberapa jenis dipasaran.
Posted in Alat Kontrasepsi, Jenis Alat Kontrasepsi | Tagged alat kontrasepsi dalam rahim, Alat
Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR/IUD), alat kontrasepsi dalam rahim atau IUD, alat
kontrasepsi diafragma, alat kontrasepsi iud, alat kontrasepsi suntik, alat kontrasepsi wanita,
Diafragma, Pil KB | Leave a comment
Saat ini banyak sekali pilihan alat kontrasepsi. Yang sebaiknya dipertimbangkan pertama kali
adalah metode kontrasepsi non-hormonal atau tidak menggunakan hormon sebagai bahan
aktifnya. Jenis ini tidak akan menganggu proses laktasi bagi ibu yang tengah menyusui bayi.
Posted in Alat Kontrasepsi | Tagged alat kontrasepsi, alat kontrasepsi dalam rahim, Alat
Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR/IUD), alat kontrasepsi dalam rahim atau IUD, alat
kontrasepsi diafragma, alat kontrasepsi iud, alat kontrasepsi kb, alat kontrasepsi spiral, alat
kontrasepsi wanita, alat kontrasepsi yang aman, alat kontrasepsi yang paling aman, Cincin
vagina, Diafragma, KB (keluarga Berencana), Kondom, Kondom perempuan, Kontrasepsi
Hormonal | Leave a comment
Alat Kontrasepsi KB
Posted by Alat Kontrasepsi
Hampir semua pasangan suami -istri memerlukan perencanaan yang matang dari kehamilan guna
untuk membatasi jumlah anak dan menekan angka kelahiran yang semakin bertambah. Banyak
para pasangan suami-istri melakukan program keluarga berencana yang memang diharuskan.
Alasan penggunaan alat kontrasepsi bagi para pasangan suami-istri untuk menunda kehamilan,
memberi jarak antara anak pertama dengan anak kedua sampai pada tujuan yang mungkin bagi
pasangan suami-istri yang telah dikarunia banyak anak dengan menghentikan kehamilan.
Banyak alasan yang dikemukakan para pasangan suami-istri dalam menggunakan alat
kontrasepsi yang mungkin disertai adanya suatu faktor yang terlihat seperti adanya faktor
ekonomi, faktor kesiapan mental, faktor usia hingga faktor kesehatan.
Alat kontrasepsi memiliki berbagai macam jenis. Secara garis besar, alat kontrasepsi
dibagi menjadi 3 bagian yakni kontrasepsi mekanik, kontrasepsi hormonal, dan
konstrasepsi mantap. Berikut ulasan singkat dari berbagai macam atau jenis alat
kontrasepsi :
1. Kontrasepsi mekanik
Disebut mekanik, karena memiliki sifat untuk melindungi. Kontrasepsi mekanik ini bekerja
dengan cara mencegah pertemuan antara sel sperma dengan sel telur yang ada di dalam rahim.
Yang termasuk dalam kontrassepsi mekanik ini , ialah kondom dan diafragma.
a. Kondom
Kondom yang dahulu terbuat dari usus atau kulit binatang, yang jika digunakan harus direndam
terlebih dahulu, kini ada kondom yang terbuat dari bahan karet yang tipis dan elastis (lentur)
berbentuk seperti kantong. Pada dasarnya fungsi kondom hanya untuk menampung sperma agar
tidak masuk ke dalam vagina. Penggunaan kondom dinilai cukup efektif mencegah kehamilan
hingga 90 %. Bahkan penggunaan kondom untuk pencegahan kehamilan akan semakin efektif
apabila disertai penggunaan spermisida (pembunuh sperma) namun jarang sekali ditemukan
pasangan suami istri yang menggunakan spermisida. Namun kemungkinan terjadinya kehamilan
masih dapat terjadi dari survei yang dilakukan dari 100 pasangan suami-istri yang menggunakan
alat kontrasepsi ini sekitar 4 orang wanita yang terjadi kehamilan.
Kondom mudah didapat, dan harga relatif terjangkau, tidak memerlukan resep dokter. Kondom
selain berfungsi sbagai pencegah kehamilan, kondom juga dapat digunakan sebagai suatu alat
bantu dalam pencegahan penularan penyakit kelamin seksual.
b. Diafragma
Diafragma bentuknya hampir menyerupai kondom. Diafragma berbentuk seperti topi yang
menutupi mulut rahim. Diafragma terbuat dari bahan karet namun agak tebal dibanding dengan
kondom. Kondom berbahan karet tipis yang masih memiliki kemungkinan terjadinya kebocoran.
Namun berbeda dengan diafragma yang berbahan karet tebal sehingga tidak memungkinkan
terjadinya kebocoran. Diafragma ini hanya digunakan ketika ingin melakukan hubungan intim,
usai melakukan aktivitas seksual dapat dilepaskan kembali atau tetap berada pada tempatnya.
Jenis kontrasepsi yang satu ini cukup efektif dalam mencegah kehamilan yang cara kerjanya
hanya dimasukkan ke dalam vagina, untuk mencegah masuknya sperma ke dalam rahim.
c. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR/IUD)
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim atau IUD atau yang lebih dikenal sebagai alat kontrasepsi spiral.
AKDR atau IUD ini berbentuk alat kecil dan banyak variasi. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
(AKDR/IUD) atau spiral ini ada yang terbuat dari plastik seperti huruf S (Lippes Loop), tembaga
yang berbentuk seperti angka 7 (tujuh/ Copper Seven) dan huruf T (Copper T) serta ada yang
berbentuk seperti sepatu kuda (Multiload).
Dari beberapa jenis alat kontrasepsi dalam rahim atau IUD ini yang paling sering digunakan
adalah jenis Copper T dan Multiload. Kedua alat kontrasepsi tersebut dipilih karena
kenyamannya. Adapula model terbaru dari Copper T yakni Nova T yang memiliki keunggulan
karena lebih lembut.
Alat kontrasepsi Dalam Rahim ini hanya dapat dilakukan dan dipasang lelh dokter ahli atau
bidan yang sudah terlatih. Fungsi dari AKDR ini adalah mencegah kehamilan dengan mencegah
sel telur yang telah dibuahi bersarang di dalam rahim. AKDR atau IUD dapat bertahan di dalam
rahim selama 2-5 tahun dan dapat dikeluarkan kembali apabila ada keinginan untuk hamil
kembali.
Namun disarankan bagi wanita atau istri yang menggunakan Alat Kontrasepsi Dalam rahim ini
harus melakukan pemeriksaan ulang, entah 2 minggu sekali, 3 bulan sekal, 6 bulan sekali atau 1
tahun sekali setelah pemasangan alat konrasepsi ini. Penggunaan alat kontrasepsi yang dipilih
tanpa adanya bahan aktif Copper dapat digunakan hingga menjelang menopause, namun apabila
penggunaan alat kontrasepsi yang mengandung bahan aktif Copper 3-4 tahun harus diganti.
Hal yang perlu diingat alat kontrasepsi jenis ini dapat menimbulkan infeks vagina, pendarahan,
keputihan yang disebabkan dari benang pada alat kontrasepsi yang digunakan. Disarankan
apabila terdapat infeksi genetalia atau pendarahan yang tidak jelas sebaiknya jangan
menggunakan alat kontrasepsi jenis ini. Namun keuntungan dari alat kontrasepsi jenis ini adalah
dapat digunakan dalam jangka waktu yang cukup lama dan tidak mempengaruhi produksi ASI
bagi ibu atau wanita yang sedang dalam menyusui balita.
d. Spermisida
Spermisida merupakan alat kontrasepsi yang berbahan kimia yang dapat membunuh sperma.
Spermisida memiliki variasi bentuk ada yang berbentuk busa, jeli, krim, tablet vagina, tablet atau
aerosol. Penggunaan alat kontrsepsi jenis ini memang dinilai kurang efektif karena dapat
menimbulkan ketidaknyaman, ketidak puasan pasangan dalam mencapai orgasme dan
menimbulkan alergi yang tidak enak.
Namun masih ada beberapa wanita yang menggunakan alat kontrasepsi jenis ini. Kontrasepsi
jenis ini digunakan dengan cara sebelum melakukan hubungan seksual, alat ini dimasukkan ke
dalam vagina, dan tunggu sekitar 5-10 menit pemasangan, hubungan sekual baru dapat
dilakukan. Keefektifan alat kontrasepsi ini dinilai efektif apabila dikombinasikan dengan alat lain
seperti kondom atau diafragma.
Jenis alat kontrasepsi apapun masih memungkinkan terjadinya kehamilan. untuk alat kontrasepsi
jenis ini, menurut survei dari 100 pasanagn dalam setahun, ada 3 wanita yang haml, bahkan ada
beberapa kasus yang terjadi karena salah pemasangan atau pemakaiannya, dapat terjadi
kehamilan sampai 30 kehamilan.
2. Kontrasepsi Hormonal
Jenis kontrasepsi hormonal ini diambil dari kombinasi antara hormon estorgen dan progesteron.
Penggunaan kontrasepsi jenis ini dilakukan dalam bentuk pil, suntikan atau susuk.
Kontrasepsi hormonal ini dilakukan dengan cara menggunakan hormon progesteron dengan
mencegah pengeluaran sel telur dari indung telur dan mengentalkan cairan di leher rahim
sehingga sel sperma kesulitan untuk menembus masuk ke sel telur, membuat lapisan rahim
menjadi tipis dan hasil konsepsi tidak dapat tumbuh, serta menghambat jalannya saluran telur
sehingga sel sperma sulit bertemu dengan sel telur.
a. Pil atau Tablet
Dengan minum pil KB merupakan salah satu alat kontrasepsi yang banyak digunakan para
wanita atau istri dari sekian banyaknya alat kontrasepsi. Di Indonesia, banyak wanita yang
menggunakan PIL KB atau disuntikan sebagai alat kontrasepsi yang dinilai aman. Pil KB
memiliki berbagai macam, ada pil yang hanya mengandung hormon progesteron, adapula yang
mengandung kombinasi antara progesteron dan estrogen.
Namun penggunaan pil KB ini dinilai cukup rumit karena menggunakan sistem kalender
laykanya siklus haid (sekuensial). Dengan menggunakan sistem kalender ini mereka para wanita
dapat mengetahui batasan waktu dalam mengkonsumsi pil KB ini. Pil KB menggunakan 2 cara
yakni
- Diminum dengan menggunakan sistem 28, yang artinya pil diminum terus-menerus tanpa
berhenti (21 tablet pil kombinasi dan 7 tablet plasebo)
- Dengan sistem 22/21, yakni pil diminum terus-menerus, kemudian dihentikan selama 7-8 hari
untuk mendapatkan kesempatan menstruasi.
Namun pada beberapa wanita yang menggunakan Pil KB sebagai alat kontrasepsi ini, mengalami
siklus menstruasi dengan perbandingan. Apabila wanita mengkonsumsi pil KB dengan efek
estorgen yang tinggi akan mengalami menstruasi kurang dari 4 hari. Sedangkan dengan
menggunakan pil KB dengan kadar estrogen yang rendah akan mengalami menstruasi lebih dari
6 hari.
Efek samping dari penggunaan alat kontrasepsi ini menyebabkan seorang wanita mudah
tersinggung, mudah tegang dan stress, bertambahnya berat badan, nyeri kepala, darah menstruasi
infeksi pada pencabutan susuk yang disebabkan susuk sulit untuk dikeluarkan karena
pemasangan susuk yang terlalau dalam.
3. Kontrasepsi Mantap
Kontrasepsi mantap, jarang sekali dilakukan para pasangan suami-istri. Kalau pun dilakukan
didasari alasan yang sangat umum yakni merasa cukup dengan jumlah anak yang dimiliki.
Kontrasepsi mantap ini dilakukan dengan jalan operasi pemotongan atau memutuskan saluran
sperma pada pria yang disebut vasektomi begitu pula dengan wanita memutuskan atau
memotong saluran sel telur yang disebut dengan tubektomi. Sehingga tidak akan terjadi
kehamilan kembali atau tidak akan memiliki keturunan.
Posted in Alat Kontrasepsi, Jenis Alat Kontrasepsi | Tagged alat kontrasepsi, alat kontrasepsi
dalam rahim, Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR/IUD), alat kontrasepsi diafragma, alat
kontrasepsi iud, alat kontrasepsi kb, alat kontrasepsi spiral, alat kontrasepsi suntik, alat
kontrasepsi wanita, alat kontrasepsi yang aman, alat kontrasepsi yang paling aman, Diafragma,
Kondom, Kontrasepsi Hormonal, Kontrasepsi mekanik, Pil atau Tablet KB, Spermisida, Suntikan
KB | Leave a comment
- AKDR atau IUD ini dapat digunakan oleh semua wanita dalam usia produktfi. Akan tetapi,
tidak diperkenankan digunakan oleh wanita yang terjangkit infeksi menular pada organ
kewanitaannya.
7. AKDR atau IUD, dapat dipasang segera sesudah melahirkan atau abortus (apabila tidak terjadi
infeksi).
8. AKDR atau IUD ini dapat digunakan oleh wanita hingga masa meopause tiba.
9. Tidak mempengaruhi atau berinteraksi langsung terhadap obat-obatan.
10. Membantu mencegah kehamilan secara ektopik.
Kekurangan atau kelemahan dan atau efek samping yang terjadi dari kontrasepsi IUD :
1. Terjadi perubahan pada siklus menstruasi, membuat menstruasi menjadi lama dan banyak,
pendarahan antar menstruasi, nyeri dan sakit pada saat menstruasi datang.
2. Setelah pemasangan akan merasa sakit yang juga dapat disertai kejang selama 3-5 hari.
3. Jika sedang menstruasi, seperti terjadi pendarahan yang cukup berat yang dapat disertai
dengan anemia atau kekurangan darah.
4. Terjadi perforasi pada dinding uterus (namun sangat jarang terjadi, apabila terjadi biasanya
disebabkan oleh pemasangan yang tidak benar).
5. AKDR atau IUD ini tidak dapat mencegah dari penyakit seksual yang menular seperti
HIV/AIDS.
6. AKDR atau IUD ini tidak disarankan digunakan pada wanita yang kerap kali berganti
pasangan dan terjangkit penyakit seksual yang menular akibat infeksi.
7. Terjadi peradangan pada panggul yang terjadi usai wanita yang terinfeksi penyakit seksual
menular tetap menggunakan alat kontrasepsi jenis ini, sehingga dapat memicu infertilitas.
8. Akan mengalami sedikit rasad nyeri dan oendarahan (spotting) usai pemasangan AKDR.
Namun dapat menghilang dalam 1-2 hari.
9. Pemasangan dan pencabutan AKDR atau IUD ini hanya dapat dilakukan oleh dokter ahli atau
bidan yang terlatih.
10. Mungkin AKDR keluar dari uterus tanpa diketahui, biasnaya terjadi apabila akdr dipasang
usai melahirkan.
11. Tidak dapat mencegah kehamilan ektopik karena fungsinya hanya untuk mencegah
kehamilan normal.
12. Wanita yang menggunakan alat kontrasepsi jenis ini, diharuskan unuk memeriksa posisi dari
benang AKDR dari waktu ke waktu atau setiap 1 bulan sekali.
Selain keuntungan dan kekurangan dari pengunaan AKDR atau IUD ( Alat Kontrasepsi
Dalam Rahim ). Alat Kontrasepsi Dalam Rahim ini hanya boleh digunakan oleh :
1. Wanita yang masih dalam usia produktif
2. Dalam keadaan nulipara
3. Seorang wanita yang menginginkan atau menggunakan alat kontrasepsi jangka panjang
4. Wanita yang sedang dalam masa menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi
5. Wanita yang pasca melahirkan dan tidak menyusui
6. Setelah mengalami abortus dan tidak diketahui atau terlihat adanya infeksi
7. Tidak memiliki resiko atau tidak memiliki dari infeksi meular secara seksual
Seseorang yang tidak diperbolehkan menggunakan AKDR atau IUD (Alat Kontrasepsi
Dalam Rahim) :
1. Sedang dalam masa kehamilan
2. Terjadi pendarahan pada vagina yang tidak diketahui
3. Menderita infeksi pada organ vital ( misalnya vaginitis, servisitis)
4. Adanya kelainan uterus yang tidak normal atau tumor jinak pada rahim yang dapat
mempengaruhi kavum uteri
5. Terindeksi adanya penyakit trofoblas yang ganas
6. Diketahui terinfeksi penyakit TBC pelvik
7. Adanya kanker yang berada di organ kewanitaan
8. Ukuran rongga rahim yang kurang dari 5 cm.
Posted in Alat Kontrasepsi | Tagged alat kontrasepsi, alat kontrasepsi dalam rahim, alat
kontrasepsi dalam rahim atau IUD, alat kontrasepsi diafragma, alat kontrasepsi iud, alat
kontrasepsi kb, alat kontrasepsi spiral, alat kontrasepsi suntik, alat kontrasepsi wanita, alat
kontrasepsi yang aman, alat kontrasepsi yang paling aman, KB (keluarga Berencana), Program
BKKBN | Leave a comment
Alat kontrasepsi memiliki banyak ragam dan jenis. Salah satunya adalah dengan menggunakan
pil KB yang banyak mengandung beberapa komponen hormon estrogen dan progesteron. Pil KB
merupakan alat kontrasepsi yang dinilai beberapa wanita sebagai alat kontrasepsi yang cukup
aman, harga terjangkau dan ekonomis. Alat kontrasepsi yang menggunakan pil dinilai cukup
efektif dalam mencegah ovulasi (pembuhaan) dan mengentalkan lendir serviks sehingga sel
sperma tidak dapat mencapai uterus.
Pil KB yang dinilai cukup efektif yang memberikan jaminan perlindungan 100 % dengan catatan
harus rutin diminum selama 21 hari dan dihentikan selama 7 hari. Akan tetapi, pemilihan alat
kontrasepsi dengan menggunakan pil menimbulkan efek samping seperti sakit kepala, rasa mual,
timbul jerawat dan kenaikan berat badan.
2. Cincin vagina
Alat kontarsepsi yang menggunakan cincin vagina memang cukup fleksibel. Cincin vagina yang
hanya berdiameter sekitar 5 cm dengan cara memasukkan cincin vagina dengan menekan kedua
tepi secara bersamaan dan kemudian dikeluarkan setelah 3 minggu. Setelah cincin vagina
dikeluarkan, maka wanita akan mengalami siklus haid. Cincin vagina bekerja dengan cara
melepaskan hormon estrogen dan progesteron secara langsung ke dinding vagina.
Namun cincin vagina ini hanya digunakan selama 1 bulan untuk mencegah terjadinya
pembuahan (fertilisasi) dan biasanya digunakan oleh wanita yang tidak cocok menggunakan pil
KB sebagai alat kontrasepsi yang menimbulkan efek samping seperti pusing, rasa mual, dsb.
Cincin vagina memiliki efek samping seperti infeksi vagina yang dapat sembuh dalam beberapa
bulan. Cincin vagina ini hanya didapatkan dengan menggunakan resep dokter.
3. Spon
Spon merupakan sejenis alat berbentuk busa yang cara kerja dengan cara dimasukkan ke dalam
vagina beberapa jam sebelum melakukan hubungan intim, dan biarkan didalam vagina selama 30
jam sesudah berhubungan. Spon yang dimasukkan ke dalam vagina bekerja dengan cara
melepaskan zat pembunuh sperma (spermicide) saat berada dalam kondisi lembab karena air, dan
ditempatkan diatas serviks.
Dampak buruknya dengan menggunakan spon sebagai alat kontrasepsi adalah tidak dapat
mencegah penyakit seksual yang menular. Tak hanya itu spon ini dapat menyebabkan iritasi
vagina dan membuat pengguna alat kontrasepsi jenis spon menjadi rentan terhadap mikroba.
4. Kondom perempuan
Alat kontrasepsi lainnya selain pil KB dan jenis kontrasepsi lainnya. Alat kontrasepsi lainnya
dengan menggunakan kondom yang khusus dibuat untuk para wanita. Kondom yang dirancang
khusus wanita ini berbentuk seperti kantung plastik panjang dengan cincin pada kedua ujungnya.
Pada bagian ujung yang terbuka merupakan jalan masuk penis, sedangkan ujung yang tertutup
yang dibuat khusus untuk menahan alat vital pria masuk ke dalam area serviks.
Saran untuk beberapa wanita yang ingin menggunakan kondom sebagai salah satu alat
kontrasepsi yang dinilai efektif. Dengan cara menggunakannya, tekan pinggiran salah satu cincin
secara bersamaan dan masukkan sejauh mungkin ke dalam vagina dan bagian cincin lainnya
dibiarkan tergantung di luar tubuh.
5. Diafragma
Selain kondom yang digunakan sebagai alat kontrasepsi. Diafragama juga menjadi salah satu
jenis alat kontrasepsi yang berbentuk tudung/mangkuk yang terbuat dari karet dan bersifat
fleksibel. Diafragma ini dibuat dalam berbagai ukuran sehingga dapat dipilih yang paling pas
dengan tubuh. Selain dapat mencegah kehamilan, diafragma juga sangat efektif dalam mencegah
resiko kanker rahim.
Jika ingin menggunakan diafragma, lakukan hal yang berikut ini :
- Lapisi diafragma dengan zat pembunuh sperma, lipat setengah dan dorong masuk ke dalam
vagina hingga menutupi serviks (leher rahim). Biarkan diafragma berada di dalam vagina selama
kurang lebih 6 jam setelah melakukan aktivitas seksual bersama pasangan. Lalu keluarkan
diafragma kurang lebih 24 jam untuk mencegah resiko dari infeksi kandung kemih.
6. Sterilisasi
Jenis kontrasepsi berikutnya adalah sterilisasi. Jarang sekali ditemui seorang wanita melakukan
atau memilih alat kontrasepsi jenis ini. Meskipun ada sebagaian wanita yang mungkin
menggunakan alat kontrasepsi ini dengan alasan telah memiliki banyak anak, faktor ekonomi dll.
Alat kontrasepsi jenis satu ini merupakan alat pencegahan kehamilan yang bersifat permanen.
Sterilisasi ini dikenal dengan istilah tubektomi yang bekerja dengan cara memotong atau
menutup saluran telur yang terentang dari ujung atas rahim sampai kandung telur, sehingga
membuat wanita tak dapat hamil lagi.
Metode ini tak hanya dapat dilakukan oleh wanita, namun pria pun dapat melakukannya jika
pada pria disebut dengan vasektomi dengan cara mengikat atau memotong saluran sperma
sehingga pria tidak dapat membuahkan sel telur atau dengan kata lain tidak dapat menghamili.
Posted in Jenis Alat Kontrasepsi | Tagged alat kontrasepsi, alat kontrasepsi dalam rahim, alat
kontrasepsi diafragma, alat kontrasepsi iud, alat kontrasepsi kb, alat kontrasepsi spiral, alat
kontrasepsi suntik, alat kontrasepsi wanita, alat kontrasepsi yang aman, alat kontrasepsi yang
paling aman, Cincin vagina, Kondom perempuan, Pil KB, Sterilisasi | Leave a comment
Recent Posts
o Alat-Alat Kontrasepsi
o Alat Kontrasepsi Wanita
o Alat Kontrasepsi Kondom
o Alat Kontrasepsi Paling Aman
o Alat Kontrasepsi Untuk Ibu Menyusui
o Alat Kontrasepsi Yang Aman
o Alat Kontrasepsi KB
o Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
o Jenis Jenis Alat Kontrasepsi
Alat Kontrasepsi - Jenis-Jenis Alat Konstasepsi, Keuntungan dan Efek Sampingnya
HulaToo Ads
Trust Rating
Not Yet Rated
alatkontrasepsi.org
Related Searches
?
Grand Seasons Hotel Kuala Lumpur
Petronas Twin Towers
Berjaya Times Square
Visit Kuala Lumpur
KL Hotels
Kuala Lumpur City Centre
Berjaya Redang Beach Resort
HulaToo
HulaToo Ads