Professional Documents
Culture Documents
TUMBUH KEMBANG
STEP 1
1. Rigiditas
Kekakuan otot dan sendi. Pemeriksaannya utk mengetahui adanya
tahanan dalam gerakan pasif pd persendian.
2. Refleks postural
Refleks utk menilai keseimbangan tubuh merupakan respon efferen
( saraf motorik)thdp stimulus afferen ( otot, sendi, mata, telinga, kulit
terutama telapak kaki) yg mengontrol refleks postural trsbut kortek
serebri, serebelum, nukleus vestibular.
3. Stape gait ataxia
Adanya gangguan koordinasi anatara otot dan ssp. Berjalan lambat,
selangkah demi selangkah
4. Bradikenesia
Suatu gerakan lambat ex: jalan, duduk, kedipan mata lambat
STEP 2
1. Mengapa pasien berjalannya terganggu, dan keseimbangan juga mulai
terganggu saat berjalan atau berdiri sejak 1 bulan yg lalu?
2. Apakah ada hub riwayat stroke 1 thun yg lalu dgn keluhan pasien
sekarang?
3. Mengapa pd pasien trsebut ada gejala tremor pd satu anggota gerak
pada saat istirahat dan sulit untuk memulai gerakan serta lambat cara
berjalan?
4. Apa interpretasi dari : Bradikinesia + dan rigiditas + ?
5. Apakah ada hub riwayat sosekdgn keluhan pasien sekarang?
6. Pemeriksaan penunjang apa yg digunakan utk penegakan diagnosis
kasus tersebut?
7. Bagaimana caramelakukan dan menilai refleks postural?
8. Mengapa ditemukan stape gaiit ataxia + dan kegagalan refleks
postural+ ?
9. DD: Parkinson
STEP 3
1. Anatomi dan fisiologi dari gerak?
Jawab :
Reflek
Awalnnya adanya rangsangan serabut saraf afferent ssp serabut
saraf efferent otot dan sendi gerak
Sistem saraf neuromuskular : ada sistem ekstrapiramidal ( utk
koordinasi dan mengatur gerakan dari sistem piramidalis )
UMN ( ekstrapiramidalis dan piramidalis )
LMN ( otot )
Yg mempengaruhi d ekstrapiramidalis ( gangglia basalis, talamus,
serebelum )
Bila otak memerintahkan yg pertama k ganglia basalis
Etiologi
Idiopatik
Infeksi ex : virus
Genetik
Kelainan pd dopamin pengaturan neurotransmiter
Tidak seimbangnya antara dopamin dan kolinergik hipokinesia
( dopamin rendah , kolinergik tinggi ) begitu jg sebaliknya
Fak lingkungan terpapar bahan beracun, kafein alkohol, diet tinggi
protein
Usia penuaan dan cedera kranioserebral tpi kalau tidak ada
penyebab dari fak lain tidak terjadi
Stres
Ras kulit putih lebih banyak
Obat obatan
Penyakit vaskuler stroke
Klasifikasi
1. Pakrinson primer ada peran toxix dan genetik
o.k produksi dopamin rendah ( idiopatik )
2. P. sekunder/ akuisita setelah terpapar zat, ada ensefalitis
o.k fak luar, strok, trauma, obat
3. Sindrom parkinson plus ada gangguan neurologi
Terdiri dari, tremor, rigiditas, bradikinesia, kegagalan gerakan
postural
Patofisiologi
Substantia nigra d medula spinalis sbg pusat kontrol dan koordinasi
gerak tubuh jd sel2ny menghasilkan dopamin utuk kesimbangan
dan gerak badan, bicara
Pd parkinson ada degenerasi substantia nigra jd produksi dopamin
turun dan fungsinya yg utuk mengahasilkan geraka2 terganggu
jadinya
akan
timbuk
rigiditas,
bradikinesia,
kegagalan
gerak
postural, tremor
Ketika produksi dopamin turun sel2 otak akan mengalami
ganguan dan terjadi stres oksidatif timbul radikal bebas yg
mempercepat apoptosis
Manifestasi klinis
Gejala motorik
Tremor, rigiditas o.k penigkatan tonus otot involunter melibatkan
seluruk kel otot ( fleksoar, ekstensor ), bradikinesia kedipan mata
berkurang, mask face, gerakan cepat tdk terkontrol, stepe gait ataxia ,
mikrografia, bicara monoton
Gejala non motorik
Air ludah berlebih, keringat berlebih, hipotensi ortostatik, gangguan
kognitif thdp rangsang lambat, insomnia
Gejala umum
Dimuali dari satu sisi, tdk ada gejala neurologis lain, dan tdk ada
kelainan radiologi maupun lab, respon postural tdk dijumpai pd
awalnya.
Penegakan diagnosis
1. Anamnesis
Apakah ada keluarga yg menderita penyakit sprti ini
Ditanyaka sering tremor
Riwayat stroke
Riwayat sosek
2. Pemeriksaan
Pf. Motorik gerakan lambat
Rigiditas
Stape gait ataxia
Stadium 1- 5
3. Pemeriksaan penunjang : CT scan, MRI
Untuk yg Ada indikasi
Parkinson sekunder PA, kadar Cu
Meriksa kadar dopamin
Penatalaksanaan
Terapi medikamentosa
Penggantian dopamin levodopa, karbidopa, amantadin ESO :
mual, muntah, konstipasi
Agonis dopamin bromocriptina, pergolitnasilate, pranipexsolite
Antikolinergik benztropin, biperiden
Penghambat monoamin oksidase selegiline
Terapi pembedahan transplantasi otak
Terapi abrasi lesi d otak
Terapi stimulasi otak dalam
Terapi rehabilitasi utk miningkatkan kualaitas hidup penderita
dgn maminimlakan kondisi ganguan tubuh dan agar tidak berlanjut
lenih parah
STEP 7
1. Anatomi dan fisiologi dari gerak?
Jawab :
Sistem Pyramidal
Sistem piramidal merupakan jalur desending yang terdiri dari serabut
yang berasal dari korteks motorik pada otak yang kemudian disalurkan
ke batang otak dan turun ke spinal cord.
Mekanisme kerja sistem piramidal
Mekanisme Kerja System Pyramidal diawali pada Korteks motorik,
impuls gerakan yang diinginkan di teruskan menuju bagian posterior
kapsula interna,kapsula interna meneruskan impuls kepada medula
oblongata, setelah mencapai medulla oblongata impuls diteruskan
menuju medula spinalis substansi kelabu, yaitu bagian integral dari
neuron motorik, respon kembali diteruskan menuju ujung-ujung akson
yaitu efektor hingga akhirnya menjadi suatu gerakan yang sadar.
Fungsi system pyramidal adalah:
1. Memulai timbulnya suatu gerakan volunteer atau suatu gerak sadar
yang bersifat halus.
2. Kontraksi otot distal, khususnya pada tangan dan jari.
Sistem ekstrapiramidal
Sistem ekstrapiramidal meupakan jalur antara corteks serebal, basal
ganglia, batang otak, spinal cord yang keluar dari traktus piramidal.
Fungsi sistem ekstrapiramidal untuk :
1. mempertahankan tonus otot
2. gerakan kasar.
3. Perencanaan suatu gerakan
2. Mengapa pasien berjalannya terganggu, dan keseimbangan juga mulai
terganggu saat berjalan atau berdiri sejak 1 bulan yg lalu?
3. Apakah ada hub riwayat stroke 1 thun yg lalu dgn keluhan pasien
sekarang?
4. Mengapa pd pasien trsebut ada gejala tremor pd satu anggota gerak
pada saat istirahat dan sulit untuk memulai gerakan serta lambat cara
berjalan?
Tremor Parkinson
Merupakan tremor kasar dengan frekuensi 3-5 Hz, pada EMG terlihat
ledakan aktifitas yang berganti-gantian (alternating) otot-otot yang
bekerja berlawanan.Tremor pada awalnya hanya mengenai otot-otot
distal asimetris. Pada penyakit Parkinson, tremor mungkin hanya satusatunya gejala (tanpa disertai akinesia, rigiditas, dan mask-like facies),
walaupun tremor dapat juga muncul belakangan setelah gejala
lainnya. Ciri khas tremor terjadi pada salah satu/kedua lengan bawah
dan sangat jarang pada kaki, rahang, bibir dan lidah, terjadi jika lengan
dalam sikap istirahat (resting tremors) dan menghilang sejenak pada
saat pindah sikap atau lengan ditopang dengan mantap.
Bentuk dari tremor Parkinson ini adalah fleksi-ekstensi, abduksiadduksi jari tangan, pronasi-supinasi lengan bawah. Pada kaki terjadi
gerakan fleksi-ekstensi lutut, pada rahang berupa gerakan membukamenutup, pada kelopak terjadi gerakan berkedip-kedip dan pada lidah
berupa gerakan keluar-masuk.
Dalam keadaan fisiologis, untuk menghasilkan gerakan motorik impuls
dari korteks harus melewati sejumlah sirkuit di ganglia basal. Proyeksi
kortikal memasuki ganglia basal melalui striatum dan keluar melalui
Globus Pallidus internus (GPi) dan Substansia Nigra pars reticularis
(SNr). Sedang Globus Palidus eksternus (GPe) dan Nukleus Subtalamik
(STN) memiliki efek eksitatorik terhadap GPi dan SNr. Dengan adanya
proyeksi dopaminergik, maka efek eksitatorik terhadap GPi dan SNr ini
dihambat melalui reseptor D1 di striata, sehingga memfasilitasi
terbentuknya gerakan motorik kortikal yang sempurna dan inhibisi
gerakan-gerakan yang tidak perlu. Pada keadaan patofisiologis
kekurangan dopamin inhibitorik menyebabkan disinhibisi efek
eksitatorik STN terhadap GPi dan SNr, akibatnya terjadi gangguan
gerakan motorik dan munculnya gerakan-gerakan yang tidak perlu
(tremor).
5. Apa interpretasi dari : Bradikinesia + dan rigiditas + ?
6. Apakah ada hub riwayat sosek dgn keluhan pasien sekarang?
7. Pemeriksaan penunjang apa yg digunakan utk penegakan diagnosis
kasus tersebut?
8. Bagaimana cara melakukan dan menilai refleks postural?
Pemeriksaan koordinasi dan gait, spt d modul saraf.
Cari dan lengkapi lagi
9. Mengapa ditemukan stape gaiit ataxia + dan kegagalan refleks
postural+ ?
10.
DD:
Parkinson
1.
definisi
Suatu kelainan fungsi otak yang disebabkan oleh proses degeneratif
progresif sehubungan dengan proses menua di sel substansia nigra
pars kompakta (SNc) dan karakteristik ditandai dengan tremor saat
istirahat, kekakuan otot dan sendi (rigiditas), kelambanan gerak dan
bicara (bradikinesia), dan instabilitas posisi tegak (postural instability)
Parkinsonism (sindrom parkinson) : suatu sindrom yang ditandai
dengan oleh tremor saat istirahat, kekakuan, bradikinesia, dan
hilangnya refleks postural akibat penurunan kadar dopamin dengan
berbagai macam sebab
(Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III. Ed.4. EGC)
2.
etiologi
Belum diketahui secara pasti
a. Faktor genetik
Ditemukan 3 gen yang menjadi penyebab gangguan
protein dan mengakibatkan protein tidak beracun
didegenerasi
di
ubiquitinproteasomal
pathway.
degenerasi ini menyebabkan peningkatan apoptosis di
meningkatan kematian sel neuron di SNc
degenerasi
tak dapat
Kegagalan
sel-sel SNc
b. Faktor lingkungan
Bahan-bahan beracun, seperti : carbon disulfide, manganese,
dan pelarut hidrokarbon
Pasca ensefalitis
Pestisida / herbisida
Terpapar pekerjaan terutama zat kimia seperti logam dan bahanbahan cat
Kafein
Alkohol
Diet tinggi protein
Merokok
Trauma kepala
Depresi dan stres
c. Umur (proses menua)
Proses menua merupakan faktor resiko yang mempermudah
terjadinya proses degenerasi di SNc. Tetapi memerlukan penyebab
lain untuk bisa menjadi penyakit parkinson.
d. Ras
guamanian parkinsonamyotropik
sklerosis dementia komplek
degenerasi sistema motorik azorean
lateral
b. metabolik sekunder
penyakit wilsons
degenerasi hepatoserebral nonwilsonian kronik
sidroma hallervorden-spatz
sindrom fahrs
c. infeksi
postencepalitis
paraencepalitis
d. toksik
ireversibel
- karbon monoksida/ karbon/ keracunan disilfida (anoksik)
- mangan
- analog meperidin (MPTP)
reversibel
- reserpine
- phenothiazine dan neuroleptik butyrophenon
mimeti (termasuk metoclopramide)
- alpha-methyldopa
e. pseudoparkinsonism
arteriosklerosis
normal pressure hydrocephalus
lesi massa (tumor, subdural hematoma)
sindroma tremor
primer / idiopatik
- penyebab tidak diketahui
- sebagian besar merupakan penyakit Parkinson
- ada peran toksi yang berasal dari lingkungan
- ada peran factor genetic, bersifat sporadis
sekunder / akuisita
- timbul setelah terpapar suatu penyakit / zat
- infeksi dan pasca infeksi otak (ensefalitis)
dan
anti
(Arif Mansjoer, dkk. 2002. Kapita Selekta Kedokteran edisi ketiga jilid 2.
Jakarta : Media Aesculapius FKUI)
6. patofisiologi
Ada 2 teori untuk menerangkan terjadinya peny. Parkinson akibat
kelainan pada ganglia basalis:
a. Teori ketidakseimbangan saraf dopaminergik dangan saraf
kolinergik
Korpus striatum selain menerima persarafan dopaminergik yang
datang dari substansia nigra, juga dipersarafi oleh saraf kolinergik
dengan asetilkolin ( AK ) sebagai neurotransmiternya, pengaruh
dari striatum terhadap fungsi motorik korteks ditentukan oleh
kegiatan kedua saraf tersebut.
Bila mana kegiatan dopaminergik meningkat dan atau kegiatan
kolinergik menurun maka pengaruh dopaminergik akan dominan
shg timbullah gejala hiperkinesia, sebaliknya jika kegiatan
dopaminergik menurun dan atau kolinergik meningkat maka
shg
timbullah
gejala
GABA
NT inhibisi.
NT semua jalur keluaran dari kelompok inti di GB kecuali STN
7. manifestasi
Umum
Gejala mulai pada satu sisi (hemiparkinsonism)
Tremor saat istirahat
Tidak didapatkan gejala neurologis lain.
Tidak dijumpai kelainan laboratorium dan radiologi
Perkembangan lambat
Respon terhadap levodopa cepat dan dramatis
Reflek postural tidka dijumpai pada awal penyakit
Khusus
Gejala motorik pada Penyakit Parkinson
1. Tremor :
Laten
Tremor saat istirahat
Tremor yang bertahan saat istirahat
Tremor saat gerak disamping adanya tremor istirahat
2. Rigiditas
pada penyakit parkinson disebabkan oleh peningkatan tonus otot
secara involunter yang dapat melibatkan seluruh kelompok otot,
yaitu otot-otot tubuh maupun anggota gerak, fleksor maupun
ekstensor.Rigiditas bukan merupakan gejala yang dirasakan pasien,
tetapi merupakan temuan di dalam pemeriksaan, yaitu adanya
tahanan dalam gerakan pasif pada persendian (fenomena roda
pedati).
3. Akinesia/Bradikinesia
Kedipan mata berkurang
Wajah seperti topeng
Hipofonia (suara kecil)
Liur menetes
Akathisia/Takhikinesia (gerakan cepat yang tak terkonirol)
Mikrografia: tulisan semakin mengecil
Klinis
3
4
5
3
-
tremor
rigiditas
bradikinesia atau
dari 4 tanda motorik :
tremor
rigiditas
bradikinesia
ketidakstabilan postural
KRITERIA DIAGNOSIS KLINIS MODIFIKASI
(Arif Mansjoer, dkk. 2002. Kapita Selekta Kedokteran edisi ketiga jilid 2.
Jakarta : Media Aesculapius FKUI)
Kriteria diagnostik (Kriteria Hughes):
Possible :
Terdapat salah satu gejala utama:
Tremor istirahat
Rigiditas
Bradikinesia
Kegagalan refleks postural
Probable
Bila terdapat kombinasi dua gejala utama (termasuk kegagalan
refleks postural) atau satu dari tiga gejala pertama yang tidak
simetris (dua dari empat tanda motorik)
Definite
Bila terdapat kombinasi tiga dari empat gejala atau dua gejala
dengan satu gejala lain yang tidak simetris (tiga tanda kardin al)
Bila semua tanda-tanda tidak jelas sebaiknya dilakukan
pemeriksaan ulangan beberapa bulan kemudian.
Tanda khusus
Meyerson's sign:
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang dilakukan bila ada indikasi, antara lain dengan
melakukan pemeriksaan:
Sumber lain:
Kriteria diagnostik (Kriteria Hughes):
Possible :
Terdapat salah satu gejala utama:
Tremor istirahat
Rigiditas
Bradikinesia
Kegagalan refleks postural
Probable
Bila terdapat kombinasi dua gejala utama (termasuk kegagalan
refleks postural) atau satu dari tiga gejala pertama yang tidak
simetris (dua dari empat tanda motorik)
Definite
Bila terdapat kombinasi tiga dari empat gejala atau dua gejala
dengan satu gejala lain yang tidak simetris (tiga tanda kardinal)
Bila semua tanda-tanda tidak jelas sebaiknya dilakukan
pemeriksaan ulangan beberapa bulan kemudian.
Tanda khusus
Meyerson's sign:
Tidak dapat mencegah mata berkedip-kedip bila daerah glabela
diketuk berulang.
Ketukan berulang (2 x/detik) pada glabela membangkitkan reaksi
berkedip-kedip (terus menerus)
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang dilakukan bila ada indikasi, antara lain dengan
melakukan pemeriksaan:
ketidakstabilan postural
Kriteria Diagnosis Modifikasi
a. Diagnosis Possible (mungkin)
Adanya salah satu gejala : tremor, rigiditas, akinesia atau
bradikinesia, gangguan refleks postural.
Tanda tanda minor yang membantu ke arah diagnosis
klinis possible : Myerson sign, menghilang atau berkurangnya
ayunan lengan, refleks menggenggam.
b. Diagnosis Probable (kemungkinan besar)
Kombinasi dari dua gejala tersebut diatas (termasuk
gangguan refleks postural), salah satu dari tiga gejala
pertama asimetris
c. Diagnosis Definite (pasti)
Setiap kombinasi 3 dari 4 gejala. Pilihan lain : setiap dua
atau
gangguan
refleks
postural,
rigiditas,
(resting
tremor,
STADIUM
9. DD
(Buku Ajar
Tremor esensial
Penyakit Bingswanger
Hidrosefalus bertekanan normal
Progresif supranuklear palsi
Degenerasi striatonigra
Depresi hipokinetik (anergik)
Parkinsonism akibat pengaruh obat-obatan.
Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III. Ed.4. EGC)
10.
penatakasanaan
Umum (Supportive)
Pendidikan (Education)
Penunjang (Support) :
Penilaian kebutuhan emosionil, rekreasi dan kegiatan kelompok,
konsultasi profesional, konseling hukum/financial, konseling
pekerjaan
Latihan fisik
Nutrisi
Medikamentosa
a. Antagonis NMDA : Amantadin 100n 300 mg per hari
b. Antikholinergik
Benztropine mesylate 1 n 8 mg per hari Biperiden 3-6 mg per hari
Chlorphenoksamine 150-400 mg per hari
Cycrimine 5-20 mg per hari
Orphenadrine 150-400 mg per hari
Procyclidine 7.5-30 mg per hari
mg
per
hari,
Pembedahan
a.
b.
c.
d.
Rehabilitasi Medik
Tujuan rehabilitasi medik adalah untuk meningkatkan kualitas hidup
penderita dan menghambat bertambah beratnya gejala penyakit serta
mengatasi masalah-masalah sebagai berikut :
Abnormalitas gerakan
Kecenderungan postur tubuh yang salah
Gejala otonom
Gangguan perawatan diri (Activity of Daily Living - ADL)
Perubahan psikologik
Terapi Medikamentosa
a. Obat yang mengganti Dopamine (Levodopa, Carbidopa)
b. Agonis Dopamine (Bromocriptine, Pergolide, Prsmipexole,
Ropinirol)
c. Antikolinergik (Benztropin, Triheksifenidil, Biperiden)
d. Penghambat Monoamin oksidase/MAO (Selegiline)
e. Amantadin
f. Penghambat Catechol 0-Methyl Transferase/COMT (Tolcapone,
Entacapone)
Terapi Pembedahan
a. Terapi ablasi lesi di otak
Termasuk dalam kategori ini adalah Thalamotomy dan
Pallidotomy. Pada prosedur ini dilakukan penghancuran di pusat
lesi di otak dengan menggunakan kauterisasi. Tidak ada
instrument apapun yang dipasang di otak setelah penghancuran
tersebut.
b. Terapi stimulasi otak dalam (deep brain stimulation, DBS)
Ditempatkan semacam elektroda pada beberapa pusat lesi di
otak yang dihubungkan dengan alat pemacunya yang dipasang
di bawah kulit dada seperti alat pemacu jantung.
c. Transplantasi otak (brain grafting)
Menggunakan graft sel otak janin atau Autologous adrenal.
Terapi Rehabilitasi
Latihan fisioterapi yang dilakukan meliputi latihan gelang bahu
dengan tongkat, latihan ekstensi truncus, latihan Frenkle untuk
berjalan dengan menapakkan kaki pada tanda tanda di lantai,
latihan isometric untuk otot kuadrisep femoris, dan otot ekstensor
panggul agar memudahkan menaiki tangga dan bangkit dari kursi.
Latihan okupasi yang memerlukan pengkajian AKS pasien,
pengkajian lingkungan tempat tinggal atau pekerjaan. Dalam
pelaksanaan latihan dipakai berbagai macam strategi, antara lain :
a. Strategi kognitif untuk menarik perhatian penuh/ konsentrasi,
bicara jelas dan tidak cepat, mampu menggunakan tanda
tanda verbal maupun visual dan hanya melakukan satu tugas
kognitif maupun motorik.
b. Strategi gerak seperti bila akan berbelok saat berjalan
gunakan tikungan yang agak lebar, jarak kedua kaki harus agak
lebar bila ingin memungut sesuatu dilantai.
c. Strategi keseimbangan melakukan AKS dengan duduk atau
berdiri dengan kedua kaki terbuka lebar dan dengan
berpeganggan pada dinding. Hindari eskalator atau pintu
berputar. Saat berjalan ditempat ramai atau lantai tidak rata
harus konsentrasi penuh jangan bicara atau melihat sekitar.
(Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III. Ed.4. EGC)