Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
Nama
: Tirta Kurniawan
NPM
: 240110100059
Co. Ass
: 1. Farid Baraba
2. Raka Sukma Wijaya
3. Abdul Gofur
4. Gardhi D. W
BAB I
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
Tugas Elemen Mesin merupakan salah satu latihan yang baik bagi mahasiswa
agar dapat mengaplikasikan ilmu yang telah diperolehnya ke dalam bentuk suatu
analisis dari suatu peralatan. Selain untuk menambah wawasan mahasiswa, tugas
ini dapat menjadi tantangan tersendiri bagi mahasiswa dalam menguji
keseriusannya dalam menempuh pendidikannya di perguruan tinggi ini.
Analisis merupakan salah satu dari tahapan perancangan. Proses ini berujuan
untuk memperkirakan kondisi suatu alat atau mesin dengan menggunakan
pemikiran yang terstruktur dan perhitungan-perhitungan tertentu. Dengan
menganalisis kita dapat memperkirakan suatu mesin akan berjalan dengan baik
atau tidak. Jika didapat dari proses analisis bahwa suatu mesin tidak akan berjalan
dengan baik maka akan dapat ditentukan cara untuk memperbaiki kesalahan yang
terjadi, baik dengan memperbaiki mesin tersebut atau mengganti bagian yang
akan atau telah rusak, atau cara apapun yang dapat menjadikan mesin tersebut
berjalan sebagaimana mestinya.
Analisis yang dapat digunakan dalam proses perancangan bermacam-macam,
tetapi pada laporan ini akan dibahas dibahas mengenai elemen-elemen apa saja
yang berada di Mesin Pencacah Pakan Hijau, seperti puli, sabuk, gear, spi, rantai,
dan lain-lain.
2
Tujuan Praktikum
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Poros
Gandar (berputar atau diam) atau poros adalah untuk menopang bagian
mesin yang diam, berayun atau berputar, tetapi tidak menderita momen putar dan
denga demikian tegangan utamanya adalah tekukan (bending). Gandar pendek
juga disebut sebagai baut. Bagian yang berputar dalam bantalan dari gandar (dan
poros) disebut tap.
Poros (keseluruhannya berputar) adalah untuk mendukung suatu momen
putar dan mendapat tegangan puntir dan tekuk. Menurut arah memanjangnya
(longitudinal) maka dibedakan poros yang bengkok (poros engkol) terhadap poros
lurus biasa, sebagai poros pejal atau poros berlubang, keseluruhannya rata atau
dibuat mengecil. Menurut penampang melintangnya disebutkan sebagai poros
bulat dan poros profil (contohnya dengan profil alur banyak dan profil K).
Disamping itu dikenal juga poros engsel, poros teleskop, poros lentur, dan lainlain. Persyaratan khusus terhadap design dan pembuatan adalah sambunagn dari
poros dan naf serta poros dengan poros.
Pembuatan poros sampai diameter 150 mmadalah dari baja bulat (St 42, St
50, St 70 dan baja campuran) yang diputar atau ditarik.Dari lebih tebal ditempa
menjadi jauh lebih kecil. Poros beralur diakhiri dengan penggosokan, dalam hal
dikehendaki bulatan yang tepat. Tempat bantalan dan peralihan menurut
persyaratan diputar halus digosok, dipoles, dicetak dan pada pengaretan tinggi
kemudian dikeraskan.
Pemilihan bahan poros selain diarahkan menurut beban yang dikenakan dan
kekakuan bentuk yang diperlukan juga menurut kondisi pemasangannya,
contohnya pada poros rituel yang bahannya dipilih setelah untuk roda giginya.
Pada bantalan luncur maka keausan dan sifat putaran darurat memegang
perangkat, tetapi pemuaian dan nilai pukulan takikan menurun (kepekaan takikan
lebih tinggi).Design pada poros diarahkan menurut bagian tetap yang mana poros
atau gandar dihubungkan (bantalan, sil dan naf dari piringan atau roda yang
dipasang). Sebagai gambaran maka tempat sambungan yang dibuat dengan benar
yang peralihannya dibuatkan dengan baik, yaitu umumnya pada perlemahan dari
berbagai pengaruh takikan.
Yang perlu diperhatikan dalam perancangan poros ini diantaranya :
1. Gandar diam dapat ditahan jauh lebih ringan daripada poros yang berputar
yang diputar.
2. Poros dari baja kekuatan tinggi tidak sekaku seperti dari St.42 yang
semacam itu (modulus E sama), hanya kekuatan tekuk berubah-ubah atau
kekuatan torsi berubah-ubah yang lebih besar, kalau pengaruh takikan
yang tajam dihindarkan.
3. Poros berlubang denagn d1 = 0,5d beratnya hanya 75%, tetapi tahanan
momennya 94% dari poros pejal.
4. Poros berputar yang kencang berlubang kencang memerlukan kekuatan
yang baik, bantalan yang kaku dan pembentukan yang kaku.
5. Panjang konstruksi dari mesin seringkali sangat tergantung pada panjang
dari tap bantalan, naf dan sil.
Pengamanan Poros dan gandar terhadap peggeseran memanjang diperoleh
melalui peralihan poros pada tempat bantalan atau cincin pengaman. Pengaman
memanjang dari bantalan, naf, dan piringan dapat diperoleh seperti melalui
pemutaran satu sisi, melalui mur poros atau cincin pengaman, kadang-kadang
bentuk sambungan tidak meminta pengamanan memanjang (dudukan pres dan
sebagainya). Dalam penjelasan selanjutnya akan kami jabarkan secara jelas,
diantaranya :
Gambar 1 : Poros
a. Fungsi Poros
Poros dalam sebuah mesin berfungsi untuk meneruskan tenaga
bersama-sama dengan putaran. Setiap elemen mesin yang berputar, seperti
cakara tali, puli sabuk mesin, piringan kabel, tromol kabel, roda jalan dan
roda gigi, dipasang berputar terhadap poros dukung yang tetap atau
dipasang tetap pada poros dukung yang berputar. Contohnya sebuah poros
dukung yang berputar , yaitu poros roda keran berputar gerobak.
Untuk merencanakan sebuah poros, maka perlu diperhatikan hal-hal
sebagai berikut.
1. Kekuatan poros
Pada poros transmisi misalnya dapat mengalami beban puntir atau
lentur atau gabungan antara puntir dan lentur. Juga ada poros
yangmendapatkan beban tarik atau tekan, seperti poros baling-baling
kapal atau turbin.
Kelelahan tumbukan atau pengaruh konsentrasi tegangan bila
diameter poros diperkecil (poros bertangga) atau bila poros
mempunyai alur pasak harus diperhatikan. Jadi, sebuah poros harus
direncanakan cukup kuat untuk menahan beban-beban yang terjadi.
2. Kekakuan poros
Walaupun sebuah poros mempunyai kekuatan yang cukup, tetapi
jika lenturan dan defleksi puntirannya terlalu besar, maka hal ini akan
mengakibatkan ketidaktelitian (pada mesin perkakas) atau getaran dan
suara (misalnya pada turbin dan kotak roda gigi).
3. Putaran kritis
Putaran kritis terjadi jika putaran mesin dinaikkan pada suatu harga
putaran tertentu sehingga dapat terjadi getaran yang terlalu besar. Hal
ini dapat mengakibatkan kerusakan pada poros dan bagian-bagian yang
lainnya. Untuk itu, maka poros harus direncanakan sedemikian rupa
sehingga putaran kerjanya lebih rendah dari putaran kritis.
4. Korosi
Bahan-bahan tahan korosi harus dipilih untuk poros propeller dan
pompa bila terjadi kontak dengan fluida yang korosif. Demikian pula
untuk poros-poros yang terancam kavitas dan poros mesin yang sering
berhenti lama.
5. Bahan poros
Bahan untuk poros mesin umum biasanya terbuat dari baja karbon
konstruksi mesin, sedangkan untuk pembuatan poros yang dipakai
untuk meneruskan putaran tinggi dan beban berat umumnya dibuat
dari baja paduan dengan pengerasan kulit yang sangat tahan terhadap
keausan. Beberapa diantaranya adalah baja khrom nikel, baja khrom,
dan baja khrom molybdenum.
b. Macam Macam Poros
Poros
sebagai
penerus
daya
diklasifikasikan
menurut
1. Bantalan luncur, dimana terjadi gerakan luncur antara poros dan bantalan
karena permukaan poros ditumpu oleh permukaan bantalan dengan lapisan
pelumas.
Berikut ini akan kami jabarkan dari berbagai jenis bantalan diatas
sebagai berikut :
3. Bantalan Luncur, menurut bentuk dan letak bagian poros yang ditumpu
bantalan. Salah satunya adalah bantalan luncur.
Adapun macam macam bantalan luncur adalah sebagai berikut:
a. Bantalan radial, dapat berbentuk silinder, elips, dan lain-lain.
b. Bantalan aksial, dapat berbentuk engsel kerah Michel, dan lainlain.
c. Bantalan khusus, bantalan ini lebih ke bentuk bola.
Bahan untuk bantalan luncur harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
a. Mempunyai kekuatan cukup.
b. Dapat menyesuaikan diri terhadap lenturan poros yang tidak
terlalu besar.
c. Mempunyai sifat anti las.
d. Sangat tahan karat.
e. Dapat membenamkan debu yang terbenam dalam bantalan.
f. Ditinjau dari segi ekonomi.
g. Tidak terlalu terpengaruh oleh temperatur.
d. Bantalan Aksial
4. Bantalan aksial, digunakan untuk menahan gaya aksial. Adapun
macamnya, yaitu bantalan telapak dan bantalan kerah. Pada bantalan
telapak, tekanan yang diberikan oleh bidang telapak poros kepada bidang
bantalan semakin besar untuk titik yang semakin dekat dengan pusat.
5.
Bantalan Gelinding
Keuntungan dari bantalan ini mempunyai gesekan yang sangat kecil
dibandingkan dengan bantalan luncur. Macam macam bantalan gelinding
Harga 5,6 ini diambil untuk bahan SF dengan kekuatan yang dijamin dan 6,0
untuk bahan S-C dengan pengaruh masa dan baja paduan. Faktor ini dinyatakan
dengan . Selanjutnya perlu ditinjau apakah poros tersebut akan diberi alur pasak
atau dibuat bertangga karena pengaruh konsentrasi tegangan cukup besar.
Pengaruh kekasaran permukaan juga harus diperhatikan. Untuk memasukan
pengaruh ini kedalam perhitungan perlu diambil faktor yang dinyatakan dalam
yang besarnya 1,3 sampai 3,0 (Sularso dan Kiyokatsu suga, 1994: 8).
Pada Pembebanan yang berubah ubah (fluctuating loads),Pada berbagai
sumber bacaan tentang poros pembebanan tetap (constant loads) telah banyak
dibahas mengenai yang terjadi pada poros dan ternyata pembebanan semacam ini
divariasikan apapun akan tetap konstan sehingga pembebanan seperti apapun
tidak menjadi masalah, dengan asumsi masih dibawah tegangan luluhnya (yield).
Dan dari segi lain pada kenyataannya bahwa poros akan mengalami pembebanan
puntir dan pembebanan lentur yang berubah-ubah. Dengan mempertimbangkan
jenis beban, sifat beban, dll. yang terjadi pada poros maka ASME (American
Society of Mechanical Engineers) menganjurkan dalam perhitungan untuk
menentukan diameter poros yang dapat diterima (aman) perlu memperhitungkan
pengaruh kelelahan karena beban berulang.
f. Perancangan Bahan Poros
Pada perancangan bahan poros ini terdapat perlakuan panas.
Perlakuan panas adalah proses pada saat bahan dipanaskan hingga suhu
tertentu dan selanjutnya didinginkan dengan cara tertentu pula. Tujuannya
adalah untuk mendapatkan sifat-sifat yang lebih baik dan yang diinginkan
sesuai dengan batas-batas kemampuannya. Sifat yang berhubungan dengan
maksud dan tujuan perlakuan panas tersebut meliputi:
1. Meningkatnya kekuatan dan kekerasannya.
2. Mengurangi tegangan.
3. Melunakkan .
4. Mengembalikan pada kondisi normal akibat pengaruh pengerjaan
sebelumnya.
5. Menghaluskan butir kristal yang akan berpengaruh terhadap keuletan
bahan.
ini dilakukan dengan mengubah tenaga listrik menjadi magnet yang disebut
sebagai elektro magnet. Sebagaimana kita ketahui bahwa kutub-kutub dari magnet
yang senama akan tolak-menolak dan kutub-kutub tidak senama, tarik-menarik.
Maka kita dapat memperoleh gerakan jika kita menempatkan sebuah magnet pada
sebuah poros yang dapat berputar, dan magnet yang lain pada suatu kedudukan
yang tetap.
2.3 Bantalan
Bantalan adalah elemen mesin yang menumpu beban poros. Sehingga
putaran bantalan dapat diklasifikasikan sebagai berikut: atau getaran bolak
baliknya dapat berlangsung secara halus. Bantalan harus cukup kokoh untuk
memungkinkan poros serta elemen mesin lainnya bekerja dengan baik. Jika
bantalan tidak berfungsi dengan baik maka prestasi seluruh sistem akan menurun
atau tak dapat bekerja dengan semestinya.
Umur dari suatu bantalan sebelum mencapai keausan yaitu jangka selama
masih berfungsi bantalan tersebut dengan teliti sesuai dengan penggunaannya.
Misalnya kurang atau tidak sesuai sehinga dapat berkarat dan akhirnya bantalan
tersebut longgar. Tetapi bilamana kita dapat menjamin pelumasan itu dengan baik
dan melindungi terhadap kotoran atau debu maka kita dapat memastikan bahwa
service life kita ketahui dari fatique life saja.
Gambar 7 : Bearing
Bantalan dapat diklasifikasikan sebagi berikut:
1. Atas dasar gerakan bantalan terhadap poros
a. Bantalan luncur.
Pada bantalan ini terjadi gesekan luncur antara poros dan bantalan
karena permukaan poros ditumpu oleh permukaan bantalan dengan
perantara lapisan pelumas.
b. Bantalan gelinding.
Pada bantalan ini terjadi gesekan gelinding antara bagian yang
berputar dengan yang diam melalui elemen gelinding seperti bola (peluru),
rol atau rol jarum, dan rol bulat.
2. Atas dasar arah beban terhadap poros
a. Bantalan radial. Arah beban yang ditumpu bantalan ini adalah tegak lurus
sumbu poros.
b. Bantalan aksial. Arah beban bantalan ini sejajar dengan sumbu poros.
c. Bantalan gelinding khusus. Bantalan ini menumpu beban yang arahnya
sejajar dan tegak lurus sumbu poros.
2.4 Puli dan Belt (sabuk)
Puli dan belt merupakan jenis-jenis elemen tranmisi daya fleksibel yang
utama. Berbeda dengan roda gigi, yang relatif memerlukan jarak antara sumbu
yang relatif dekat dan teliti. Puli dan belt dapat meneruskan daya antara poros
terpisah jauh. Jarak antara sumbunya terlebih lagi dapat diatur (adjustable ).
Pada umumnya belt digunakan dimana kecepatan putar / rotasi relatif tiggi.
Seperti pada reduksi kecepatan tingkat pertama dari suatu motor atau mesin
penggerak. Kecepatan linier sabuk biasanya berkisar antara 2500 sampai 7000
rpm (1-20 atau maksimum 25 m/s) dengan daya maksimum sampai 500 kw. Pada
kecepatan rendah tegangan pada sabuk tertentu. Pada kecepatan lebih tinggi, efekefek dinamik seperti gaya-gaya centrifugal. Cambukan belt dan vibrasi
mengurangi efektifitas transmisi dan umur belt. Kecepatan sebesar 400 rpm
umumnya dinyatakan ideal untuk penggunaan belt.
Transmisi dengan belt dapat dikelompokan atas tiga kelompok yaitu belt rata
yang dipasang pada puli silinder dan meneruskan momen puntir (torsi) antara dua
poros yang jarak sumbunya sampai 10 m dengan perbandingan putaran 1/1 6/1.
Yang kedua belt dengan penampang trapesium yang juga disebut dengan sabuk V
yang meneruskan torsi antara dua poros dengan jarak sumbu mencapai 5 m
dengan perbandingan putaran 1/1 7/1 yang ketiga sabuk dengan gigi yang
digerakan dengan sproket pada jarak antara sumbu poros dapat sampai 2 m
dengan penerus putaran secara tepat dengan perbandingan 1/1 6/1. (G. Niemann,
1994).
Simbol / standar puli dan sabuk
a. Industri : Konstruksi berat, A, B, C, D, E, 3V,5V, 8V. Konstruksi
ringan, 2L, 3L, 4L, 5L.
b. Pertanian : HA, HB,HC, HE, HD.
c. Otomotif : 0,38 inchi, 11 / 16 inchi, 1 inchi.
a. Puli
Puli pada mesin berfungsi sebagai penerus putaran dan daya dari
motor melalui sabuk ke poros dan sebagai roda gila untuk menyimpan
tenaga agar poros tetap berputar apabila mendapat beban. Konstruksi puli
terbuat dari besi tuang atau baja dan bisa juga dari kayu, tetapi puli kayu
sudah tidak banyak digunakan lagi karena tidak efektif. Untuk konstruksi
ringan ditetapkan puli dari aluminium.
Gambar 8 : Pulley
Ada beberapa jenis puli diantaranya :
a. Puli datar, puli datar biasanya dibuat dari besi tuang dan ada juga yang
dari baja.
b. Puli Mahkota, puli ini lebih efektif dari pada puli datar, karena
memiliki sudut ketirusan yang bermacam-macam dengan batas
maksimum 1/8 inchi dalam 1 feetnya
c. Puli Alur V, puli jenis alur V ini sering digunakan untuk mesin industri
umum karena murah dan mudah didapat.
b. Belt (sabuk)
Transmisi dengan elemen mesin yang luwes dapat digolongkan
atas transmisi sabuk, transmisi rantai dan transmisi kabel atau puli.
Gambar 9 : Belt
Transmisi sabuk dibagi atas tiga kelompok, yaitu :
a. Sabuk Rata
Sabuk ini dipasang pada puli silinder dan meneruskan momen
antara dua poros. Jaraknya dapat mencapai 10 meter dengan
perbandingan putaran 1:1 sampai 6:1. Sabuk rata biasanya digunakan
untuk mesin-mesin penggilingan padi, mesin press, mesin tempa dan
lain-lain. Bahan yang digunakan pada sabuk ini biasanya terbuat dari
kulit, kain, plastik atau campuran antara plastik dan kain.
b. Sabuk V
Sabuk ini mempunyai penampang trapesium sama kaki. Sabuk V
dipasang pada puli dengan alur dan meneruskan momen antar dua
poros yang jaraknya dapat mencapai 5 meter dengan perbandingan 1:1
sampai 7:1. Sabuk ini biasanya berbahan karet dan permukaannya
diperkuat dengan pintalan kain, sedang dibagian dalam dari sabuk
diberi serat-serat kain.
c. Sabuk Bergigi (Sabuk Gilir)
Sabuk bergigi digerakan dengan sproket pada jarak pusat mencapai
2 meter dan meneruskan putaran secara tepat dengan perbandingan 1:1
sampai 6:1. Sabuk ini digunakan secara luas dalam industri mesin
jahit, komputer, mesin fotokopi dan sebagainya
Sebagian besar transmisi sabuk menggunakan sabuk V karena kemudahan
dalam penanganan dan harganya murah.
Jarak yang jauh antara dua buah poros sering tidak memungkinkan transmisi
langsung dengan roda gigi. Dengan demikian, cara transmisi putaran atau daya
yang lain dapat diterapkan, dimana sebuah sabuk luwes atau rantai dibelitkan
sekeliling puli atau sproket pada poros.
Transmisi sabuk V hanya dapat menghubungkan poros-poros dengan arah
putaran yang sama. Karena sabuk V biasanya dipakai untuk menurunkan putaran.
Dalam pemilihan sabuk V sangat dipengaruhi oleh putaran (n) dan daya (kW)
yang ditransmisikan.
Pada pasangan puli dan sabuk V, terjadi kontak atau persinggungan antara
puli dan sabuk. Persinggungan atau kontak yang terjadi antara puli dan sabuk
membentuk sebuah sudut yang dinamakan sudut kontak .
pasak plana
pasak rata
pasak benam
pasak singgung
Yang umumnya berpenampang segi empat yang sering dipakai adalah pasak
benam karna dapat meneruskan momen yang besar.
a. Manfaat
Kopling digunakan dalam permesinan untuk berbagai tujuan:
1. Untuk menghubungkan dua unit poros yang dibuat secara terpisah, seperti
poros motor dengan roda atau poros generator dengan mesin. Kopling
mampu memisahkan dan menyambung dua poros untuk kebutuhan
perbaikan dan penggantian komponen.
2. Untuk mendapatkan fleksibilitas mekanis, terutama pada dua poros yang
tidak berada pada satu aksis.
3. Untuk mengurangi shock load dari satu poros ke poros yang lain.
4. Untuk menghindari beban kerja berlebih.
5. Untuk mengurangi karakteristik getaran dari dua poros yang berputar.
Mengenai
mekanisme
atau
peralatan
koplingnya
tidak
terdapat
perlengkapan
handel
dan
sebagai
penggantinya
pada
kopling atomatis ini terdapat alat khusus yang bekerja secara otomatis
pula, yakni:
1. Otomatis
kopling,
yang
terdapat
pada
kopling
tengah,
untuk
Kopling ganda terdiri dari kopling primer yang bekerja berdasarkan gaya
sentrifugal dan kopling sekunder yang bekerja secara konvensional atau disebut
juga garpu kopling (shift clutch).
Spur
Spur adalah roda gigi yang paling sederhana, yang terdiri dari silinder atau
piringan dengan gigi-gigi yang terbentuk secara radial. Ujung dari gigigiginya lurus dan tersusun paralel terhadap aksis rotasi. Roda gigi ini
hanya bisa dihubungkan secara paralel.
pasangan
roda
gigi
cacing,
batangnya
selalu
bisa
menggerakkan roda gigi spur. Jarang sekali ada spur yang mampu
menggerakkan roda gigi cacing. Sehingga bisa dikatakan bahwa pasangan
roda gigi cacing merupakan transmisi satu arah.
mekanisme
transmisi
torsi
yang
berbeda;
torsi
Roda gigi jenis ini digunakan untuk mengubah rasio putaran poros secara
aksial, bukan paralel. Kombinasi dari beberapa roda gigi episiklik dengan
mekanisme penghentian pergerakan roda gigi internal menghasilkan rasio
yang dapat berubah-ubah. Mekanisme ini digunakan dalam kendaraan
dengan transmisi otomatis.
semi-otomatis
merupakan
tranmisi
yang
perpindahan
gigi
BAB III
3.1 Hasil
3.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini yaitu, pengenalan elemen mesin pencacah pakan
hijau. Dimana mesin ini terdiri dari berbagai komponen, diantaranya motor listrik,
puli, gear terdiri dari gear besar dan kecil, bearing, bantalan, pin, poros, sabuk puli
(belt), rantai, sprocket, hopper, pencacah, dan silinder penggiling.
Dari komponen-komponen tersebut memiliki fungsinya masing-masing. Puli
dimesin ini berfungsi sebagai penyalur tenaga agar dapat mencacah dan
menggiling pakan hijau, dua gear yang berbeda memiliki cara kerja yang berbeda
pula yang saling melengkapi yaitu, yang besar berputar dengan lambat tetapi
memiliki beban yang besar sedangkan yang kecil berputar dengan cepat tetapi
memiliki beban yang besar. Gear yang lebih bagus mekanisme kerjanya
dibandingkan dengan gear yang lainnya adalah gear yang jika bergerak pada
kecepatan
tinggi
maupun
kecepatan
rendah
tidak
akan
terjadi
slip.
Bearing berfungsi untuk menjaga kerenggangan dari pada poros, agar pada saat
unit mulai bekerja komponen yang ada di dalam transmisi tidak terjadi kejutan,
sehingga transmisi bisa bekerja dengan halus.
Belt dimesin ini berfungsi untuk mentransmisikan daya dari poros yang satu
keporos yang lainnya melalui puli yang berputar dengan kecepatan sama atau
berbeda. Ada dua silinder yang berputar ke dalam berfungsi untuk menggiling
terlebih dahulu yang masuk dari hopper kemudian pakan hijau tersebut dicacah,
disini desain gear disesuaikan dengan kedua fungsi mesin pencacah pakan hijau
tersebut.
Rantai pada mesin pencacah ini berfungsi sebagai penggerak gear yang
dihubungkan pada alat penggiling dari mesin pencacah tersebut. Pada rantai ini
terdapat sprocket, sprocket ini berfungsi sebagai penggerak dari rantai. Rantai
pada mesin ini dibutuhkan karena rantai merupakan alat yang mengurangi slip
pada saat bergerak dan rantai juga sangat kuat akan kinerja dari silinder
penggiling yang membutuhkan tenaga agar dapat menghancurkan dari pakan
hijau.
Mekanisme dari mesin pakan hijau ini adalah pertama pakan hijau atau
sampah dari tumbuhan dimasukan ke dalam hopper, kemudian diberikan tekanan
sedikit agar pakan hijau masuk kedalam silinder penggiling. Sistem dari
penggiling ini menggunakan pegas, jadi setiap pemasukan pakan hijau silinder ini
mengikuti banyaknya pakan hijau yang masuk sehingga silinder ini berfungsi
sebagai penekan dan menggiling. Setelah masuk dari silinder penggiling, pakan
hijau tersebut masuk kedalam baling-baling. Baling-baling ini berfungsi sebagai
mencacah dari hasil penggilingan, agar hasil dari pakan hijau tersebut tidak padat
dan hasilnya pun bisa digunakan sebagai pupuk organik.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
1. Mesin Pencacah Pakan Hijau bekerja menggunakan motor listrik yang
berfungsi sebagai motor penggerak dari sistem mesin tersebut.
2. Mesin ini terdiri dari berbagai komponen, diantaranya motor listrik, puli,
gear terdiri dari gear besar dan kecil, bearing, bantalan, pin, poros, sabuk
puli (belt), rantai, sprocket, hopper, pencacah, dan silinder penggiling.
4.2 Saran
1. Praktikan harus lebih memahami lagi komponen-komponen yang ada di
dalam mesin.
2. Sebaiknya saat praktikum mesin dijalankan agar praktikan lebih
memahami prinsip kerja dari mesin tersebut.
3. Sebelumnya praktikan harus memahami materi agar mudah pada saat
praktikum pengenalan mesin ini berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA
Gusmau..2009..Sistem.kopling.cara.kerjanya..http://gusmau.wordpress.com/2009/
12/24/sistem-kopling-cara-kerjanya/ (Diakses pada tanggal 20 September
2012, pukul 20:00 WIB).
Wikipedia. 2012. Kopling. http://id.wikipedia.org/wiki/Kopling (Diakses pada
tanggal 23 September 2012, pukul 20:13 WIB).
Novyanto, Okasatria. 2007. Sabuk Belt dan
Pulley.
Available
at: