You are on page 1of 26

1

LAPORAN PRAKTIKUM HIDROPONIK


BUDIDAYA SAWI

Oleh:

Devi Phina
Davin Pradana
Rizal Erwin S
Rusnaldi
Gerry andryana K
Prakoso Ari Wibowo
Jantammy R. M
Antoni Wijaya

F14100117
F14110020
F14110044
F14110045
F14110064
F14110068
F14110080
F14110084

Azmi Syahrian Zehn


Norisa Adhi Tina
Fahmi Faizal
Lois Marihot
Wahyudi Rahari
Avicienna Ul-haq M
Faturrahman N

F14110095
F14110097
F14110098
F14110101
F14110105
F14110108
F14110128

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2014

ii

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PEMBAGIAN TUGAS
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
METODOLOGI
Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Tata Letak
Rona Lingkungan
Alat dan Bahan
HASIL DAN PEMBAHASAN
SIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA

ii
ii
ii
1
2
2
3
4

9
9
10
10
13
20
21

DAFTAR TABEL
1 Pembagian Tugas Anggota Kelompok
2 Pengukuran parameter pertumbuhan dan nutrisi hidroponik

1
13

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

Ilustrasi rangkaian zig zag


Laboratorium greenhouse pengamatan
Denah tata letak budidaya hidroponik
Grafik perkembangan tinggi tanaman
Grafik perkembangan jumlah daun pada tanaman
Grafik perubahan PH pada nutrisi
Grafik Perubahan EC
Sampel nomor 7 setelah panen
Sampel nomor 8 setelah panen
Sampel nomor 3 setelah panen
Sampel nomor 9 setelah panen

4
9
9
13
14
14
14
18
18
19
19

DAFTAR LAMPIRAN
1 Data lengkap pengukuran parameter hidroponik

18

Pembagian Tugas untuk Laporan Teknologi Greenhouse dan Hidroponik


Tabel 1 Pembagian Tugas Anggota Kelompok
No. Tugas
1
Menyusun Pendahuluan
1.1 Latar belakang
1.2 Tujuan
1.3 Tinjauan Pustaka
i) Mengenai budidaya menggunakan
teknologi hidroponik khususnya
menggunakan deep flow
technique.
ii) Pembibitan sawi.
iii) Mengenai budi daya sawi
iv) Mengenai nutrisi (Larutan AB)
dan cara menurunkan dan
meningkatkan PH.
2
Metodologi (Jika memungkinkan sertakan
gambar)
2.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
2.2 Tata Letak Budidaya
2.3 Rona lingkungan (iklim, topografi,
dan ketersediaan air)
2.4 Alat dan Bahan (meliputigreenhouse
dan alat-alat yang digunakan
sepanjang praktikum)
2.5 Metode/Prosedur
i) Persiapan
Prosedur pembibitan
Pemeliharaan bibit
Pengukuran
ii) Pelakasanaan (Hidroponik)
iii) Pemeliharaan (Hidroponik)
iv) Pengukuran parameter-parameter
di hidroponik
3
Hasil, Pembahasan, Kesimpulan, Daftar
Pustaka
3.1 Kompilasi data
3.2 Pengolahan data
3.3 Pembahasan/evaluasi data
(dasar pembahasan/evaluasi didapat
dari bab-bab diatasnya, seperti
tinjauan pustaka dan metodologi,
tajam untuk menjawab tujuan)
3.4 Kesimpulan
(disusun berdasarkan pembahasan
dalam jawaban dari tujuan)
3.5 Daftar Pustaka

Penanggung Jawab
(1.1) Norisa Adhi Tina (F14110097)
(1.2) Rusnaldi
(F14110045)
(1.3.i) Fahmi Faizal
(F14110098)
(1.3.ii) Faturrahman N. (F14110128)
(1.3.iii) Prakoso A.W.
(F14110068)
(1.3.iv) Avicienna U. M. (F14110108)

(2.1) Davin Pradana


(F14110020)
(2.2) Azmi Syahrian Zehn (F14110095)
(2.3) Jantammy R.M.
(F14110080)
(2.4) Rizal Erwin S.
(F14110044)
(2.5.i) & (2.5.ii) Wahyudi R. (F14110105)
(2.5 iii) & (2.5.iv) Devi P. (F14100117)

(3.1; 3.2; 3.3) Lois Marihot (F14110101)


(3.3; 3.4; 3.5) Antoni Wijaya (F14110084)
(3.3; 3.4; 3.5) Gerry A. K.
(F14110064)

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang
dimanfaatkan daun atau bunganya sebagai bahan pangan (sayuran), baik segar
maupun diolah. Sawi mencakup beberapa spesies Brassica yang kadang-kadang
mirip satu sama lain. Di Indonesia penyebutan sawi biasanya mengacu pada sawi
hijau (Brassica rapa kelompok parachinensis, yang disebut juga sawi bakso,
caisim, atau caisin). Selain itu, terdapat pula sawi putih (Brassica rapa kelompok
pekinensis, disebut juga petsai) yang biasa dibuat sup atau diolah menjadi asinan.
Jenis lain yang kadang-kadang disebut sebagai sawi hijau adalah sesawi sayur
(untuk membedakannya dengan caisim). Kailan (Brassica oleracea kelompok
alboglabra) adalah sejenis sayuran daun lain yang agak berbeda, karena daunnya
lebih tebal dan lebih cocok menjadi bahan campuran mi goreng. Sawi sendok
(pakcoy atau bok choy) merupakan jenis sayuran daun kerabat sawi yang mulai
dikenal pula dalam dunia boga Indonesia.
Manfaat sawi sangat baik untuk menghilangkan rasa gatal di tenggorokan
pada penderita batuk. Penyembuh penyakit kepala, bahan pembersih darah,
memperbaiki fungsi ginjal, serta memperbaiki dan memperlancar pencernaan.
Sedangkan kandungan yang terdapat pada sawi adalah protein, lemak,
karbohidrat, Ca, P, Fe, Vitamin A, Vitamin B, dan Vitamin C. Sawi bukan
tanaman asli Indonesia, menurut asalnya di Asia. karena Indonesia mempunyai
kecocokan terhadap iklim, cuaca dan tanahnya sehingga dikembangkan di
Indonesia ini. Tanaman sawi dapat tumbuh baik di tempat yang berhawa panas
maupun berhawa dingin, sehingga dapat diusahakan dari dataran rendah maupun
dataran tinggi. Meskipun demikian pada kenyataannya hasil yang diperoleh lebih
baik di dataran tinggi. Daerah penanaman yang cocok adalah mulai dari
ketinggian 5 meter sampai dengan 1.200 meter di atas permukaan laut.
Namun biasanya dibudidayakan pada daerah yang mempunyai ketinggian
100 meter sampai 500 meter dpl. Tanaman sawi tahan terhadap air hujan,
sehingga dapat di tanam sepanjang tahun. Pada musim kemarau yang perlu
diperhatikan adalah penyiraman secara teratur. Berhubung dalam pertumbuhannya
tanaman ini membutuhkan hawa yang sejuk. lebih cepat tumbuh apabila ditanam
dalam suasana lembab. Akan tetapi tanaman ini juga tidak senang pada air yang
menggenang. Dengan demikian, tanaman ini cocok bila di tanam pada akhir
musim penghujan. Tanah yang cocok untuk ditanami sawi adalah tanah gembur,
banyak mengandung humus, subur, serta pembuangan airnya baik. Derajat
kemasaman (pH) tanah yang optimum untuk pertumbuhannya adalah antara pH 6
sampai pH 7.
Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Benih
yang baik akan menghasilkan tanaman yang tumbuh dengan bagus. Kebutuhan
benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi
berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras.
Warna kulit benih coklat kehitaman.
Budidaya caisim dapat dilakukan dengan cara konvensional ataupun
dengan cara organik dengan menggunakan sistem hidroponik. Budidaya

hidroponik dilakukan untuk dapat menghasilkan produk caisim yang bebas


pestisida serta fisik produk yang baik karena terlindungi dan ternaungi oleh
tutupan greenhouse. Budidaya caisim dilakukan karena merupakan salah satu
sayuran daun yang digemari pasar sehingga sampai sekarang ini terus dilakukan
perkembangan proses pembudidayaan caisim agar dihasilkan produk yang baik,
dan bermutu tinggi hingga menyebabkan naiknya nilai jual produk caisim
dipasaran. Salah satu proses pembelajaran budidaya caisim dilakukan dengan
skala kecil untuk dapat mengamati pola tumbuh caisim, kebutuhan nutrisi, dan
lingkungan optimum untuk caisim di dalam ruangan greenhouse.

Tujuan
Tujuan dilakukannya kegiatan budidaya caisim dengan sistem hidroponik
adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui proses penyemaian benih caisim menggunakan media
arang sekam.
2. Mengetahui dan memahami bagaimana budidaya caisim menggunakan
sistem hidroponik.
3. Untuk mempelajari dan memahami cara budidaya tanaman sawi
mengunakan teknik hidroponik tipe deep flow technique (DFT).
4. Untuk mengetahui kualitas dan kuantitas hasil budidaya tanaman sawi
mengunakan teknik hidroponik tipe deep flow technique (DFT).
5. Memahami proses pertumbuhan dan kebutuhan pertumbuhan caisim
mulai awal pembibitan hingga panen.

TINJAUAN PUSTAKA

Deep Flow Technique


Sistem Hidroponik Deep Flow Technique merupakan metode budidaya
tanaman hidroponik dengan meletakkan akar tanaman pada lapisan air yang
dalam. Kedalaman lapisan berkisar antara 4-6 cm. prinsip kerja system hidroponik
DFT yaitu mensirkulasikan larutan nutrisi tanaman secara terus menerus selama
24 jam. Teknik hidroponik ini dikategorikan sebagai system hidroponik tertutup.
Umumnya penerapan teknik hidroponik ini digunakan pada budidaya tanaman
daun dansayuran buah (Chadirin, 2007)
Pada teknik DFT system pipa, aliran nutrisi dengan kedalaman 2-3 cm
mengalir pada pipa PVC berdiamaeter 10 cm dan pada pipa tersebut dikletakkan
tanaman dalam pot plastic, sehingga tanaman akan menerima nutisi yang mengalir
tersebut. Pot plastic tersebut mengandung material seperti arang sekam sebagai
tumpuan akar dan bagian bawah dari material tersebut menyentuh larutan nutrisi
yang mengalir. Pipa PVC dapat dirangkai dalam satu bidang atau zig zag,
tergantung pada jenis tanaman yang dibudidayakan. Sistem rangkaian pipa zigzag
lebih memanfaatkan tempat secara efisien, namun hanya dpat dipraktikan pada
tanaman yang mempunyai dengan tinggi tanaman yang rendah. Sedangkan system
rangkaian satu bidang dapat dipraktikkan pada tanaman yang tinggi atau rendah.
(Ruaf-asia Foundation, 2010)

Gambar 1 Ilustrasi Rangkaian system zig zag pada DFT (Ruaf-asia


Foundation, 2010)
Tanaman diletakkan dalam pot plastik dan diletakkan secara tepat pada
lubang yang telah dibuat disepanjang pipa pvc. Pot plastic tersebut dilubangi
pada bagian bawah dan samping, sebagai penyerapan nutrisi. Pipa PVC dipasang
pada slop 1 inch per 30-40, untuk membuat aliran nutrisi mengalir. Aerasi nutrisi
terjadi pada saat larutan kembali ke tangki larutan (Solution Tank). (Ruaf-asia
Foundation, 2010)

Pembibitan Sawi
Ada 2 cara pembibitan tanaman sawi. Cara pertama, benih di semai di
bedengan yang berukuran kecil 0.5 x 1 m atau luas ukuran sesuai dengan
kebutuhan bibit. Cara kedua, benih di semai di wadah plastik dengan luas ukuran
wadah sesuai kebutuhan bibit (dapat dibeli ditoko). Benih merupakan salah satu
faktor penentu keberhasilan usaha tani. Benih yang baik akan menghasilkan
tanaman yang tumbuh dengan bagus. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil.
Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat
kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik,
seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu
dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih
harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil.
Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus
memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai
benih harus berumur lebih dari 70 hari. Dan penanaman sawi yang akan dijadikan
benih terpisah dari tanaman sawi yang lain. Juga memperhatikan proses yang akan
dilakukan misalnya dengan dianginkan, tempat penyimpanan dan diharapkan
lama penggunaan benih tidak lebih dari 3 tahun.
Sebelum benih disemai, benih direndam dengan air selama 2 jam.
Selama perendaman, benih yang mengapung dipisahkan dan dibuang. Benih yang
tenggelam digunakan untuk disemai. Kemudian benih disebar secara merata diatas
bedeng persemaian dengan tanah yang telah dicampur dengan pupuk kandang
1:1, (media tanam) setebal 7 cm. Benih yang telah disebar disiram sampai
basah kemudian ditutup dengan daun pisang atau karung goni selama 2-3 hari.
Sebaiknya bedeng persemaian diberi naungan. Bila bibit sudah berumur 2-3
minggu setelah disemai, bibit tersebut sudah siap untuk ditanam. Perlakuan yang
sama pula dilakukan jika benih disemai di wadah plastik. Wadah tersebut
diteduhkan di rumah persemaian sampai bibit berumur 2-3 minggu. Bibit tersebut
sudah siap untuk ditanam.

Budidaya Sawi Konvensional Menggunakan Tanah sebagai Perbandingan


Teknik budidaya sawi secara konvensional di lahan adalah benih,
pengolahan tanah, pembibitan, penanaman, dan pemeliharaan.Tahap benih
merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Benih yang baik
akan menghasilkan tanaman yang tumbuh dengan bagus. Kebutuhan benih sawi
untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Apabila benih yang kita
gunakan dari hasil penanaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu,
misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70
hari. Penanaman sawi yang akan dijadikan benih terpisah dari tanaman sawi yang
lain lama penggunaan benih tidak lebih dari 3 tahun.
Tahap kedua adalah pengolahan tanah. Secara umum tahap ini adalah
penggemburan dan pembuatan bedengan. Tahap-tahap pengemburan yaitu
pencangkulan untuk memperbaiki struktur tanah dan sirkulasi udara serta
pemberian pupuk dasar untuk memperbaiki fisik serta kimia tanah yang akan
menambah kesuburan lahan yang akan kita gunakan. Tanah yang hendak

digemburkan harus dibersihkan dari bebatuan, rerumputan, semak atau pepohonan


yang tumbuh. Selain itu lahan harus bebas dari daerah ternaungi, karena tanaman
sawi membutuhkan cahaya matahari langsung. Sedangkan kedalaman tanah yang
dicangkul sedalam 20 sampai 40 cm. Pemberian pupuk organik sangat baik untuk
penyiapan tanah. Sebagai contoh pemberian pupuk kandang yang baik yaitu 10
ton/ha. Pupuk kandang diberikan saat penggemburan agar cepat merata dan
bercampur dengan tanah yang akan kita gunakan. Bila daerah yang mempunyai
pH terlalu rendah (asam) sebaiknya dilakukan pengapuran. Pengapuran dilakukan
jauh hari sebelum penanaman benih, yaitu kira-kira 2 sampai 4 minggu
sebelumnya. Sehingga waktu yang baik dalam melakukan penggemburan tanah
yaitu 2-4 minggu sebelum lahan hendak ditanam. Jenis kapur yang digunakan
adalah kapur kalsit (CaCO3) atau dolomit (CaMg(CO3)2).
Tahap ketiga adalah pembibitan. Kegiatan ini dapat dilakukan bersamaan
dengan pengolahan tanah untuk penanaman agar benih dapat lebih cepat
beradaptasi terhadap lingkungannya. Ukuran bedengan pembibitan adalah lebar
80-120 cm, panjang 1-3 meter, dan tinggi bedengan 20-30 cm. Dua minggu
sebelum benih ditabur ke lahan, bedengan pembibitan ditaburi dengan pupuk
kandang terlebih dahulu lalu ditambah pupuk 20 gram urea, 10 gram TSP, dan 7,5
gram KCl. Cara melakukan pembibitan adalah: benih ditabur, lalu ditutupi tanah
setebal 1-2 cm, lalu disiram dengan sprayer, kemudian diamati 3-5 hari benih
akan tumbuh, setelah berumur 3-4 minggu sejak disemaikan tanaman dipindahkan
ke bedengan.
Tahap keempat adalah penanaman. Seminggu sebelum penanaman
dilakukan, pemberian pupuk terlebih dahulu, yaitu pupuk kandang 10 ton/ha, TSP
100 kg/ha, KCl 75 kg/ha. Jarak tanam dalam bedengan adalah 40 x 40 cm, 30 x 30
cm, dan 20 x 20 cm. Bibit dipindahkan dengan hati-hati. Tahap terakhir adalah
pemeliharaan. Pemeliharaan adalah hal yang penting dalam budidaya tanaman.
Hal tersebut sangat berpengaruh terhadap hasil yang akan didapat. Hal yang perlu
diperhatikan adalah penyiraman, penjarangan, penyulaman, penyiangan, dan
pemupukan. Penjarangan dilakukan 2 minggu setelah penanaman, penyulaman
ialah tindakan penggantian tanaman ini dengan tanaman baru, biasanya
penyiangan dilakukan 1 atau 2 minggu setelah penanaman disesuaikan dengan
kondisi keberadaan gulma pada bedeng penanaman, dan pemupukan tambahan
diberikan setelah 3 minggu tanam (Margiyanto 2008).

Hal Penting dalam Budidaya Sawi


Dalam budidaya tanaman sawi, unsur hara (nutrisi) dan kondisi iklim
mikro merupakan hal yang sangat berpengaruh. Unsur hara yang tersedia cukup
akan diserap oleh tanaman untuk pertumbuhannya, sedangkan iklim berkaitan
dengan faktor di luar tanaman dalam mendukung pertumbuhannya. Untuk itu
harus diketahui sifat-sifat tanaman terkait dengan iklim yang sesuai dengan
pertumbuhannya. Tanaman sawi lebih sesuai jika ditanam di dataran tinggi
dengan intensitas sinar matahari yang cukup, karena selama pertumbuhannya
tanaman sawi memerlukan suhu yang rendah hingga hangat (22 - 33 C), suhu
tanah pada kisaran 7 - 28 , dan kelembaban lingkungan 75 % . Kualitas

penyinaran dengan sinar matahari merupakan faktor utama di dalam pertumbuhan


optimal tanaman sawi (Telaumbanua, Purwantana, dan Sutiarso 2014).
Sawi mulai dipanen setelah tanaman berumur 45-50 hari. Panen dilakukan
dengan cara mencabut atau memotong pangkal batang. Bila panen terlambat dapat
menyebabkan tanaman cepat berbunga. Sawi yang baru dipanen ditempatkan di
tempat yang teduh, agar tidak cepat layu. Untuk mempertahankan kesegaran
sayuran ini perlu diberi air dengan cara dipercik (Rieuwpassa 2011).
Larutan Hara
Menurut Jensen (1997), larutan hara tanaman merupakan bahan-bahanyang
diserap oleh tanaman dan berisi satu atau lebih unsur esensial yangdiperlukan oleh
tanaman. Syarat yang harus dipenuhi oleh unsur esensial sebagaihara tanaman
adalah 1) kekurangan unsur tersebut dapat menyebabkan tanamantidak dapat
melengkapi pertumbuhan vegetatif maupun generatif dalam siklushidupnya, 2)
unsur tersebut secara langsung terlibat sebagai hara tanaman.
Tanaman dapat berkembang dengan baik dalam larutan garam
nutrisisebagai pengganti tanah dimana tanaman menerima oksigen dan semua
komponenmineral penting dalam komposisi yang tidak meracuni.Terdapat 16
elemenpenting yang dibutuhkan dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Tigabelas unsur fungsional diperoleh tanaman dalam tanah antara lain nitrogen
(N),fosfor (P), kalium (K), kalsium (Ca), magnesium (Mg), dan sulfur (S).
unsurunsur tersebut diperlukan dalam jumlah banyak sehingga disebut unsur
haramakro. Unsur besi (Fe), mangan (Mn), tembaga (Cu), seng (Zn), boron
(Bo),molibdenum (Mo), dan klor (CI) digunakan dalam jumlah sedikit
sehinggadisebut unsur hara mikro. Unsur-unsur lain seperti karbon (C) dan
oksigen (0)diperoleh langsung dari udara dan hidrogen (H) diperoleh baik
langsung maupuntidak langsung dari dalam tanah (Soepardi, 1983). Menurut Resh
(1998) dalambudi daya hidroponik diperlukan 6 unsur hara makro (N, P, K, Ca,
Mg dan S) dan7 unsur hara mikro (Fe, CI, Mn, Cu, Zn, B dan Mo) untuk
mendukungpertumbuhan tanaman.
Parameter yang berpengaruh pada larutan hara untuk tanaman, salahsatunya
adalah pH. Menurut Diatloff (1999) pH merupakan kepanjangan
daripadahydrogenii (potensial hidrogen) yaitu nilai (dari 1 sampai 14) yang
menunjukkanreaksi asam atau basa dari suatu larutan. Larutan hara budi daya
hidroponik seladabiasanya dipertahankan antara pH 5.6-6.0 (Morgan 1999).
Tetapi sebagian besarbudi daya tanaman hidroponik, larutan dipertahankan
konstan pada kisaran pH 5.5-6.5 dengan menambah larutan asam atau basa
(Adam, et al., 1995). Tinggirendahnya nilai pH akan mempengaruhi ketersediaan
beberapa mineral yangdiperlukan oleh tanaman. Tingkat keasaman larutan hara
mudah berubali karenaketidakseimbangan antara anion dan kation yang diserap
oleh tanaman (Harjadi,1989). Nilai pH dan Menurut Suhardiyanto (2010), harus
diupayakan bertahan pada nilai sekitaran 5.5 6.5 menyesuaikan dengan tanaman

yang dibudidayakan. Penurunan dan peningkatan pH dapat dilakukan dengan


menambah senyawa asam basa seperti HNO3, H3PO4, atau H2SO4untuk asam
dan senyawa KOH untuk basa.
Parameter kedua yang berpengaruh pada larutan hara untuk tanaman adalah
konduktivitas listrik (EC, Electrical Conductivity) yang juga dikenalsebagai faktor
konduktivitas (CF, Conductivity factor) atau Daya Hantar Listrik(DHL) yaitu
pengukur kadar garam dalam larutan hara. Konduktivitas listrikmemberi indikasi
mengenai nutrisi yang terkandung pada larutan dan yangdiserap oleh akar.
Larutan yang kaya nutrisi akan mempunyai konduktivitas listrikyang lebih besar
daripada larutan yang mempunyai sedikit ion-ion garam. NilaiEC tergantung dari
jenis-jenis ion yang terkandung di dalam larutan nutrisi,konsentrasi ion, dan suhu
larutan (Morgan 2000b). Tingkat EC yang digunakan dalam hidroponik tanaman
daun seperti seladayang ditanam di dataran rendah adalah 0.5-2.5 mS.cm-3. Total
konsentrasi elemendalam larutan nutrisi antara 1000-1500 ppm (Morgan 1999).
Pada penelitian Nurfinayati (2004), menyatakan bahwaselada masih bisa tumbuh
baik sampai EC 1 550 S.cm-1.

METODOLOGI

Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Praktikum matakuliah Teknologi Greenhouse dan Hidroponik dilakukan
setiap 1 minggu sekali. Pengamatan pada tanaman dilakukan setiap hari. Waktu
pengamatan dimulai pada tanggal 11 November 2014 s/d bulan 16 Desember
2014.
Tempat
pengamatan
laboratorium
Greenhouse
Siswadhi
SoepardjoDepartemen Teknik Mesin dan BiosistemFakultas Teknologi Pertanian
(Gambar 2).

Gambar 2 Laboratorium greenhouse pengamatan, Leuwikopo

Tata Letak
U
Airoponic 2

Rakit
apung

Airoponic 1
Sistem budidaya
kelompok 1
Hydroponic kit 2

Hydroponic kit 1

Gambar 3 Denah tata letak budidaya hidroponik

10

Budidaya kelompok kami menggunakan hidroponic kit dengan sistem deep flow
nutrition. Letak dari hidroponic kit di sebelah selatan dekat dengan pintu keluar. Di dalam
greenhouse bagian selatan terdapat saluran air dan listrik. Hidroponic kit membutuhkan
asupan daya listrik untuk menggerakkan pompa sehingga letak yang dekat dengan sumber
listrik dianjurkan. Apabila terlalu jauh dapat menggunakan kabel terminal. Cahaya untuk
tanaman selalu tersedia karena bangunan greenohouse yang memanjang dari arah utara ke
selatan sedangkan arah datangnya cahaya matahari dari timur ke barat. Tanaman akan
mendapatkan cahaya yang cukup dari pagi sampai sore. Bangunan greenhouse yang
dindingnya terbuat dari kasa atau kawat akan mempermudah aliran angin untuk
menurunkan suhu di dalam greenhouse. Hidroponic kit yang terletak di tengah sebelah
belakang akan mengalami pertukaran udara dengan baik.

Rona Lingkungan
Lokasi pembangunan greenhouse terletak di Leuwikopo, Bogor. dengan
koordinat 633'52"LS
10643'31"BT. Secara umum Bogor terletak pada
ketinggian 190 sampai 330 m dari permukaan laut. Udaranya relatif sejuk dengan
suhu udara rata-rata setiap bulannya adalah 26 C dan kelembaban udaranya
kurang lebih 70%. Suhu rata-rata terendah di Bogor adalah 21,8 C, paling sering
terjadi pada Bulan Desember dan Januari. Arah mata angin dipengaruhi oleh
angin muson. Bulan Mei sampai Maret dipengaruhi angin muson barat.
Kemiringan Kota Bogor berkisar antara 015% dan sebagian kecil
daerahnya mempunyai kemiringan antara 1530%. Jenis tanah hampir di seluruh
wilayah adalah latosol coklat kemerahan dengan kedalaman efektif tanah lebih
dari 90 cm dan tekstur tanah yang halus serta bersifat agak peka terhadap erosi.
Bogor terletak pada kaki Gunung Salak dan Gunung Gede sehingga sangat kaya
akan hujan orografi. Angin laut dari Laut Jawa yang membawa banyak uap air
masuk ke pedalaman dan naik secara mendadak di wilayah Bogor sehingga uap
air langsung terkondensasi dan menjadi hujan. Hampir setiap hari turun hujan di
kota ini dalam setahun (70%).

Alat dan Bahan


Alat-alat dan bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah:
a. Greenhouse
b. EC(Electrical Conductivity
c. PH meter
d. Penggaris
e. Saluran pipa
f. Pompa
g. Gelas plastik
h. Bibit sawi
i. Arang sekam
j. Larutan nutrisi A dan B

11

Prosedur
1. Persiapan Hidroponik

Benih sawi

Pembersihan benih

Perhitungan jumlah awal benih

Persiapan media tanam

Penyebaran benih di media tanam

Peletakkaan benih di greenhouse

Penyiraman benih

Pengamatan

Peletakkan kode sampel pada bibit


Pengambilan data (tinggi, jumlah
daun dan dokumentasi)

Bibit sawi

12

2. Pelaksanaan Hidoroponik
a. Pemindahan tanaman sawi ke dalam dipflow tehnique paralon
Bibit sawi

Pembersihan perlengkapan dipflow tehnique paralon

Pengecekan Fungsional alat

Persiapan media tanam hidroponik :


1. Gelas plastik sebanyak 65-70
buah (dinding berpori)
2. Arang sekam

Pemasukan arang ke gelas media


tanam (3/4 tingginya)

Penyiraman

Penyiraman benih

Pengamatan

Peletakkan bibit sawi ke dalam


media tanam gelas

Peletakkan media tanam ke dalam


plot Dipflow Tehnique Paralon

13

Pengisian air ke dalam wadah penyedia air

Pemberian air pada pipa plot tanaman

Pengaturan kemiringan aliran air


pada pipa agar seragam

b. Pemberian larutan nutrisi

Larutan AB mix

Pemberian 100 ml larutan AB mix ke dalam wadah


larutan nutrisi

Pengaturan pH (5.5-6.5), EC (1000)

14

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil Pengukuran Parameter Pertumbuhan dan Nutrisi Hidroponik
Tinggi Rata-rata
Jumlah Daun
Electrical
Tanaman (cm)
Rata-rata
Conductivity (C)
11/11/2014
3.75
3
1013
12/11/2014
4.35
4
1212
13/11/2014
5.07
4
1247
14/11/2014
5.43
4
1276
15/11/2014
5.54
4
1037
16/11/2014
5.88
4
1108
17/11/2014
6.26
4
1127
18/11/2014
6.93
5
1389
19/11/2014
7.94
5
2017
20/11/2014
8.19
5
1023
21/11/2014
8.39
5
1145
22/11/2014
8.84
5
1042
23/11/2014
8.86
5
1174
24/11/2014
9.53
6
1176
25/11/2014
10.53
6
1190
26/11/2014
12.39
6
1183
27/11/2014
12.95
6
1197
28/11/2014
13.36
6
1171
29/11/2014
13.88
6
1189
30/11/2014
15.18
6
1160
01/12/2014
16.17
7
1162
02/12/2014
17.65
7
1158
03/12/2014
18.72
7
1154
04/12/2014
18.99
7
1144
05/12/2014
19.84
7
1166
06/12/2014
20.65
7
1189
07/12/2014
21.37
7
1136
08/12/2014
23.27
7
1100
09/12/2014
24.2
8
1073
10/12/2014
25.85
8
1046
11/12/2014
26.5
8
1046
12/12/2014
27.15
9
1046
13/12/2014
28.07
9
1105
14/12/2014
29.69
10
1164
15/12/2014
30.44
10
1084
16/12/2014
31.51
10
1004
Tabel 2Pengukuran parameter pertumbuhan dan nutrisi hidroponiksetiap hari
(data pengukuran lengkap ada pada lampiran 1)
Tanggal

PH
7.3
7.5
7.6
7.2
8
7.5
7.4
7.5
7
7.1
7.4
7.4
7.3
7
7.2
6
6.9
7.3
6.8
6.9
7
6.9
7
7.4
7.2
6.9
6.9
7.66
7.68
7.7
7.605
7.51
7.65
7.79
7.595
7.4

15/12/2014

13/12/2014

11/12/2014

09/12/2014

07/12/2014

05/12/2014

03/12/2014

01/12/2014

29/11/2014

27/11/2014

25/11/2014

23/11/2014

21/11/2014

19/11/2014

17/11/2014

15/11/2014

13/11/2014

11/11/2014

15/12/2014

13/12/2014

11/12/2014

09/12/2014

07/12/2014

05/12/2014

03/12/2014

01/12/2014

29/11/2014

27/11/2014

25/11/2014

23/11/2014

21/11/2014

19/11/2014

17/11/2014

15/11/2014

13/11/2014

11/11/2014

15/12/2014

13/12/2014

11/12/2014

09/12/2014

07/12/2014

05/12/2014

03/12/2014

01/12/2014

29/11/2014

27/11/2014

25/11/2014

23/11/2014

21/11/2014

19/11/2014

17/11/2014

15/11/2014

13/11/2014

11/11/2014

15

35
30
25
20
15
10
5
0

Gambar 4 Grafik perkembangan tinggi tanaman hidroponik setiap hari


12

10

Gambar 5 Grafik perkembangan jumlah daun tanaman di hidroponik setiap hari

2500

2000

1500

1000

500

Gambar 6 Grafik perubahan PH pada nutrisi pada hidroponik setiap hari

16

2500
2000
1500
1000
500

15/12/2014

13/12/2014

11/12/2014

09/12/2014

07/12/2014

05/12/2014

03/12/2014

01/12/2014

29/11/2014

27/11/2014

25/11/2014

23/11/2014

21/11/2014

19/11/2014

17/11/2014

15/11/2014

13/11/2014

11/11/2014

Gambar 7 Grafik perubahan EC pada nutrisi hidropinik setiap hari


Tabel 2 Bobot semua sampel tanaman setelah dipanen
No.
Sampel
1
2
3
4
5
6
7
8

Bobot Tanaman dan


Gelas
32.18
8.1
55.75
38.05
25.95
17.55
84.83
38.17

39.65

10

13.4

Bobot
Gelas
2.92
2.93
2.96
2.76
2.83
2.77
2.79
2.77
(tidak pakai
gelas)
2.75

Bobot
Tanaman
29.26
5.17
52.79
35.29
23.12
14.78
82.04
35.4
39.65
10.65

Tabel 3 Bobot semua tanaman setelah dipanen


Parameter
Bobot Bahan + Nampan
Bobot Nampan
Bobot Bahan

nilai(g)
3280
820
2460

17

PEMBAHASAN
Berdasarkan Gambar 4, terlihat pertumbuhan tanaman yang memiliki tren
meningkat secara linier. Namun pada data pengamatan tanggal 20 November
2014, grafik jatuh pada titik nol karena tidak ada pengukuran pada hari tersebut.
Hal yang sama juga ditunjukan pada Gambar 5 dimana jumlah rata-rata daun
cenderung meningkat mendekati angka 6. Pada Gambar 6, nilai pH larutan nutrisi
mayoritas di atas nilai 7 sehingga larutan terlalu basa. Hal ini masih di atas nilai
pH optimum yang yang berkisar antara5.5 6.5 (Suhardiyanto 2010). Pada
Gambar 7 terjadi peningkatan EC yang mencapai nilai 2017 pada hari Kamis
tanggal 19 November 2014 karena penambahan larutan AB yang mencapai 1 liter.
Pertumbuhan sawi yang meningkat setiap hari bisa disebabkan oleh
ketersediaan larutan nutrisi yang selalu mengalir, suhu lingkungan yang berada
dalam kisaran suhu yang rendah hingga hangat (26 0C) sesuai dengan
Telaumbanua, Purwantana, dan Sutiarso (2014), dan kelembaban udara yang
cukup (70 %) tinggi pada rona lingkungan. Nilai EC yang didapat pada
pengamatan berada di atas 1 000 S.cm-1 . Hal ini masih sesuai dengan literatur
yang dikemukakan Morgan (1999) dimana nilai ideal berkisar antara 1 000
sampai 1 500 S.cm-1.
Perubahan nilai EC yang bisa meningkat disebabkan karena jumlah larutan
garam terlarut meningkat seiring penyerapan hara oleh tanaman. Jumlah ion yang
diserap bergantung kebutuhan unsur oleh tanaman yang dibudidayakan. Pada
tanaman yang dibudidayakan untuk diambil daunnya, unsur K untuk
perkembangan daun menjadi yang utama, sehingga pada larutan nutrisi yang ada
dalam tangki, jumlah ion K akan bekurang. Jumlah air yang ada dalam tangki
nutrisi juga mengalami pengurangan karena ada air yang terserap oleh tanaman.
Jumlah potasium berpengaruh pada jumlah daun yang setiap hari
meningkat karena salah satu fungsi potasium adalah perannya pada pertumbuhan
daun. Bila dilihat pada Lampiran 1, sebaran pertumbuhan pada sampel tidak
merata terlihat dari tinggi tanaman yang berbeda jauh, misalnya pada sampel
nomor 2 dengan nomor 3.
Proses pemanenan dilakukan pada umur 36 hst yaitu pada tanggal 16
Desember 2014. Berdasarkan Tabel 3, distribusi sebaran massa sampel pada
talang yang berada di atas memiliki bobot yang besar misalnya sampel 7, 8, 3, dan
9. Namun ada juga individu yang posisinya berada di talang bagian atas tetapi
bobotnya tidak terlalu besar seperti pada sampel 6. Nilai bobot sawi secara
keseluruhan 3280 g. Bila bobot total tersebut dibagi total individu saat panen yang
berjumlah 63 buah maka bobot rata-rata per individu sebesar 52 g per individu.
Nilai ini masih lebih kecil dari potensi bobot maksimum sawi yang mencapai 400
g per individu (Soenaryono 1983). Hal ini disebabkan karena sawi dipanen lebih
cepat yaitu baru 36 hst sedangkan umur panen sawi adalah 45-50 tergantun
varietasnya. Faktor lain yang mempengaruhi adalah kandungan dalam larutan
nutrisi yang tidak diukur menganai kandungan ion yang mendukung pertumbuhan
vegetatif dari tanaman sawi dan hanya mengukur nilai EC saja.
Kekerdilan yang terjadi pada beberapa sampel tanaman juga disebabkan
oleh distribusi ketinggian dari air larutan yang berpengaruh pada pertumbuhan

18

akar pada awal penanaman. Beberapa sampel pada minggu ke 3 masih memiliki
akar yang belum mampu menjangkau air karena ketinggian air pada beberapa
tingkatan talang tidak terlalu tinggi sesuai literatur yaitu sekitar 6 cm. Gambar
mengenai keadaan beberapa sampel tanaman saat panen bisa dilihat pada Gambar
8,9,10, dan 11.

Gambar 8 Sampel nomor 8 setelah panen

Gambar 9 Sampel nomor 7 setelah panen

19

Gambar 10 Sampel nomor 5 setelah panen

Gambar 11 Sampel nomor 9 setelah panen

20

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan
Sistem hidroponik deep flow technique merupakan salah satu teknik
hidroponik yang menggunakan aliran air pada akar. Kualitas dan kuantitas
tanaman pada sistem hidroponik ini dipengaruhi oleh banyak faktor seperti
kelembaban udara, suhu lingkungan, keberadaan larutan nutrisi, ketersedian
kandungan larutan nutrisi (nilai EC), pH larutan nutrisi, dan sebagainya. Nilai EC,
suhu lingkungan dan kelembaban pada pengamatan sudah sesuai literatur. Nilai
pH pada pengamatan belum sesuai dengan literatur. Bobot per individu saat panen
sawi pada praktikum ini belum memenuhi standar literatur yang ditetapkan karena
faktor panen yang terlalu cepat, larutan nutrisi, dan tinggi aliran pada awal tanam.

Saran
Perlu adanya pembagian jadwal yang lebih ketat mengenai pengamatan
dan perbaikan infrastruktur pendukung dalam pengamatan. Perlu penambahan
bahan kimia pada larutan nutrisi untuk menurunkan pH. Perlu kalibrasi penentuan
tinggi dari media tanam dan aliran yang sesuai dengan pemanjangan akar pada
awal masa tanam.

21

DAFTAR PUSTAKA
Adam CR., Bamford, KM and Early, KM. 1995. Principle of Horticulture.
Butterworth Heinemang. London. 278 p.
Chadirin, Y. 2007. Teknologi Greenhouse dan Hidroponik. Diktat Kuliah
Departemen Teknik Pertanian, IPB.
Diatloff E. 1998. pH-what does it really mean? Practical hydroponics
&Greenhouse-International Trade Directory 1998-1999:148-151.
Harjad, SS. 1990. Dasar-dasar Hortikultura. Departemen Budidaya Pertanian.
IPB. Bogor. hal506
Jensen M. H. 1997. Hydroponics. Hort.Science 32(6) :1018- 1020.
Morgan L. 1999. Hydroponic Lettuce Production. Casper Publ. Pty Ltd.
Narrabeen. lllp.
Morgan, L. 2000b. The pH Factor In Hydroponics, p.47-51. In Amy Knutson
(ed). The Best of The Growing Edge. New Moon Publ. Inc. Corvallis.
Nurfinayati. 2004. Pemanfaatan berulang larutan nutrisi pada budidaya selada
(Lactuca sativa L.) dengan Teknologi Hidroponik Sistem Terapung (THST).
Skripsi. Departemen Budidaya Pertanian. IPB.
Resh HM. 1998. Hydroponic Food Production. Woodbridge Press Publ. Co.
Santa Barbara. 527p.
Ruaf-asia Foundation, 2010. Hydroponics. Departement of Agriculture, Ministry
of Agriculture
Priyowidodo,
Titis.
2014.
Cara
Budidaya
Caisim
Organik.
http://alamtani.com/budidaya-caisim-organik.html [tanggal unduh 23
November 2014)
Rieuwpassa, Alexander J. Teknologi budidaya sawi [internet]. [diunduh tahun
2014 nov 24]. Tersedia pada:
http://maluku.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php?option=com_content&
view=article&id=289:teknologi-budidaya-sawi&catid=15:benih
Maspary. 2014. Cara tepat menanam sawi dan caisim [Internet]. [diunduh tahun
2014 nov 24]. Tersedia pada:
http://www.gerbangpertanian.com/2014/09/cara-tepat-menanam-sawi-dancaisim.html
Edi S dan Bobohoe J. 2010. Budidaya Tanaman Sayuran. Jambi: Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian (BPTP) Jambi.
Margiyanto E. 2008. Budidaya Tanaman Sawi.
http://zuldesains.wordpress.com/2008/01/11/budidaya-tanaman-sawi/
[terhubung berkala].
Rieuwpassa AJ. 2011. Teknologi Budidaya Sawi.
http://maluku.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php?option=com_content&
view=article&id=289:teknologi-budidaya-sawi&catid=15:benih
[terhubung berkala].
Soenaryono H. 1989. Budidaya Brassica (Kubis) Terpenting di Indonesia . Hal
371-400 dalam Harjadi S S (Ed). Dasar-dasar Hortikulutra. Jurusan
Budidaya Pertanian. Bogor (ID) : Fakultas Pertanian IPB.

22

Soepardi G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Jurusan Tanah.Fakultas Pertanian. IPB.
Bogor.
Suhardiyanto H. 2010. Teknologi Hidroponik untuk Budidaya Tanaman. Bogor :
IPB Press.
Telaumbanua M, Purwantana B, dan Sutiarso L. 2014. Rancang Bangun Aktuator
Pengendali Iklim Mikro di Dalam Greenhouse untuk Pertumbuhan
Tanaman Sawi. Jurnal Agritech 34:2(213-222).
https://earth.google.com/
Pemerintah Kota Bogor[tahun tidak diketahui].Letak geografis[internet].[diunduh
2014
nov
24].
Tersedia
pada:
http://kotabogor.go.id/index.php/page/detail/9/letak-geografi

23

LAMPIRAN
Lampiran 1 Data lengkap pengukuran paratemer tumbuh tanaman dan nutrisi hidroponik
1

Tanggal
T
11/11/2014
12/11/2014
13/11/2014
14/11/2014
15/11/2014
16/11/2014
17/11/2014
18/11/2014
19/11/2014
20/11/2014
21/11/2014
22/11/2014
23/11/2014
24/11/2014
25/11/2014
26/11/2014
27/11/2014
28/11/2014
29/11/2014
30/11/2014
01/12/2014
02/12/2014
03/12/2014

5
5.5
6.7
6.7
6.7
7
7.3
7.4
9
9.1
9.1
10
10.1
10.3
11
11.5
12
12
13
17
18.3
18.6
19

2
n
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
5
5
6
6
6
5
5
5
5
5
5
5

t
3.5
4
4
4.5
4.6
5
5.6
7
7.2
7.2
7.3
7.5
7.8
7.8
8
8.1
8.1
8.2
8.2
8.2
8.1
9.4
10.7

3
n
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
5
5
5
5
5
5
4
4
4
4
5

t
4.5
5.6
6.5
6.6
6.6
7
8
8.4
10.3
11
11.2
12
10.9
12
14.7
16.8
18
18.2
18.5
19.5
20
22.3
22.4

4
n
3
4
4
4
4
4
4
5
5
5
5
5
6
6
6
7
7
7
7
7
8
8
8

t
2
3
3.4
3.7
3.8
4
4.5
5.8
6.3
6.4
6.5
7
7.1
7.2
7.5
9.9
10
11
12
14.4
15.7
17
18.2

5
n
3
4
4
4
4
4
4
5
5
5
5
5
5
6
6
6
7
7
7
8
8
8
9

t
4.5
6
6.6
8
8
9
9.3
9.4
9.7
9.7
9.7
9.8
9.8
9.8
10
10.3
10.4
11
11
11.3
12
13.2
13.5

6
n
2
3
3
3
4
4
4
5
5
5
5
6
6
6
6
7
7
8
8
8
8
8
8

t
3
3.4
4
4.2
4.4
4.6
4.6
4.9
5
5.3
5.6
6
6.3
9.8
10.1
12.5
12.1
13
13.5
15.5
17
18
23.7

7
n
3
4
4
3
3
4
4
4
4
5
5
5
4
4
5
5
5
6
6
5
5
5
8

t
3
3
4.2
4.4
4.8
5
5.5
6
7.2
7.35
7.5
8
9.5
10
13
16.5
17.9
18.6
19.5
20.5
21.1
23.5
24

8
n
3
4
4
4
4
4
4
5
5
5
5
5
5
6
7
7
7
6
6
6
7
7
8

t
3.2
4
4.5
5
5.3
5.7
5.8
7
9
9.1
9.2
10
11
12
13
14
15.6
16
17
18.6
20
21.5
22

9
n
3
4
4
4
4
4
4
4
5
5
5
6
6
6
6
7
7
7
7
7
8
8
8

t
2.8
3
3.8
4
4
4.2
4.5
5.6
7.2
8.25
9.3
9.5
7.4
7.5
9
14.5
15.4
15.6
16
16.5
17
20.5
21

10
n
4
5
5
4
4
5
5
5
5
6
6
6
6
6
7
7
8
8
8
8
8
7
7

t
6
6
7
7.2
7.2
7.3
7.5
7.8
8.5
8.5
8.5
8.6
8.7
8.9
9
9.8
10
10
10.1
10.3
12.5
12.5
12.7

EC
n
3
4
4
4
4
4
4
4
5
5
5
6
6
6
6
6
4
4
4
5
5
5
5

1013
1212
1247
1276
1037
1108
1127
1389
2017
1023
1145
1042
1174
1176
1190
1183
1197
1171
1189
1160
1162
1158
1154

PH
7.3
7.5
7.6
7.2
8
7.5
7.4
7.5
7
7.1
7.4
7.4
7.3
7
7.2
6
6.9
7.3
6.8
6.9
7
6.9
7

24
04/12/2014
05/12/2014
06/12/2014
07/12/2014
08/12/2014
09/12/2014
10/12/2014
11/12/2014
12/12/2014
13/12/2014
14/12/2014
15/12/2014
16/12/2014

21
22
23
24.5
26.5
25
26.5
26.5
26.5
29
30.3
32
34

4
4
4
7
7
8
8
8
8
9
9
9
9

11
11
11
11
13
14
15.5
15.8
16
17
19.8
19.8
19.8

Keterangan:
t
= tinggi tanaman (cm)
n
= jumlah daun

5
5
6
6
6
7
7
7
7
8
8
8
8

22.7 8
23.5 8
24.5 7
24.5 7
28.2 7
29 7
31 7
32 7
34 8
35 8
38 12
39 12
39.7 12

19
21
22
23.5
24
25
25.5
25.5
26
27.5
29
29.5
31

9
9
7
7
8
8
9
9
9
10
10
11
11

14
15
16
16.7
18.4
20
22
23
23.5
23.7
26
26
26.8

8
8
8
7
7
8
9
9
9
11
11
11
11

19
20.5
22
23
24.5
25
27
29
29.5
29.5
29.6
29.6
29.6

8
8
6
6
6
6
6
7
7
7
9
9
9

25 8
26 8
27.5 7
28.5 7
32.5 7
33 9
35 11
35 11
11
36 11
37.5 11
39 11
42.2 11

24
25
25.5
26
27
29
30
31
31.5
32
33.7
34
35

8
8
8
8
9
10
10
10
10
11
11
11
11

21.5
21.7
22
22.5
23.2
25
27
28
29.5
30
31
33
34

7
8
8
7
7
7
8
8
8
8
9
9
9

12.7 6
12.7 6
13 7
13.5 7
15.4 7
17 7
19 7
19.2 8
19.5 8
21 8
22 10
22.5 10
23 10

1144
1166
1189
1136
1100
1073
1046
1046
1046
1105
1164
1084
1004

7.4
7.2
6.9
6.9
7.66
7.68
7.7
7.605
7.51
7.65
7.79
7.595
7.4

You might also like