Professional Documents
Culture Documents
BAGIAN NEUROLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2015
PENDAHULUAN
Endokarditis infektif (EI) adalah infeksi mikroba pada permukaan endotel
jantung. Infeksi biasanya paling banyak mengenai katup jantung, namun dapat
juga terjadi pada lokasi defek septal, atau korda tendinea atau endokardium
mural.1, 2
Insidensi endokarditis infektif setiap tahun diperkirakan 3 sampai 9 kasus
per 100.000 orang di Negara-negara industry. Endokarditis infektif lebih sering
terjadi pada laki-laki dibandingkan perempuan dengan rasio 2:1. Resiko
endokarditis infektif lebih tinggi terjadi pada pasien-pasien dengan katup jantung
mikrooganisme
utama
penyebab
endokarditis
penyalahguna
Efek destruksi local akibat infeksi intra kardiak. Koloni kuman pada katup
jantung dan jaringan sekitarnya dapat mengakibatkan keruasakan dan
demam, malaise, tak nafsu makan, penurunan berat badan dan lain-lain.
Respons antibody humoral dan selular terhadap infeksi mikroorganisme
dengan kerusakan jaringan akibat kompleks imun atau interaksi komplemenantibodi dengan antigen yang menetap dalam jaringan. Manifestasi klinis EI
dapat berupa: petekie, Oslers node, artritis, glomerulonephritis dan faktor
rheumatoid positif.
Demam merupakan gejala dan tanda yang paling sering ditemukan pada
EI. Demam mungkin tidak ditemukan atau minimal pada pasien usia lanjut atau
pada gagal jantung kongestif, debilitas berat, gagal ginjal kronik dan jarang pada
EI katup asli yang disebabkan stafilokokus koagulase negatif. Murmur jantung
ditemukan pada 80-85% pasien EI katup asli. Pembesaran limpa ditemukan pada
15-50% pasien dan lebih sering pada EI subakut.1,2
Petekie, merupakan manifestasi perifer tersering, dapat ditemukan pada
konjungtiva palpebral, mukosa palatal dan bukal, ekstremitas dan tidak spesifik
pada EI. Splinter atau subungual hemorrhages merupakan gambaran merah gelap,
linier atau jarang berupa flame-shaped streak pada dasar kuku atau jari, biasanya
pada bagian proksimal. Osler nodes biasanya berupa nodul subkutan kecil yang
nyeri yang terdapat pada jari atau jarang pada jari lebih proksimal dan menetap
dalam beberapa jam atau hari, dan tak patognomonis untuk EI. Lesi Janeway
berupa eritema kecil atau macula hemoragis yang tak nyeri pada tapak tangan atau
kaki dan merupakan akibat emboli septic Roth spots, perdarahan retina oval
dengan pusat yang pucat jarang ditemukan pada EI. Gejala muskuloskletal sering
ditemukan berupa arthralgia dan myalgia, jarang arthritis dan nyeri bagian
belakang yang prominen. Emboli sistemik merupakan sequellae klinis tersering
EI, dapat terjadi sampai 40% pasien dan kejadiannya cenderung menurun selama
terapi antibiotik yang efektif.1
Gejala dan tanda neurologis terjadi pada 30-40% pasien EI. Stroke
emboli merupakan manifestasi klinis tersering. Manifestasi klinis lain yaitu
perdarahan intracranial yang berasal dari rupture aneurisma mikotik, rupture arteri
karena arteritis septik, kejang dan ensefalopati.2,3
Diagnosis EI ditegakkan berdasarkan
anamnesis
yang
cermat,
pemeriksaan fisik yang teliti, pemeriksaan laboratorium antara lain: kultur darah
viridans,
19%)
dan
lokasinya
(katup
mitral
dengan
dalam waktu 48 jam pertama atau bahkan sebelum gejala lainnya muncul.
Endokarditis bakteri subakut (SBE) yang disebabkan oleh S.viridans umumnya
lebih lama dengan perjalanan klinis 1-3 bulan.4
Manifestasi neurologi pada endokarditis infektif tergantung pada
komplikasi yang ditimbulkan, diantaranya:
Stroke Iskemik
Komplikasi serebrovaskular pada endokarditis infektif umum terjadi dan
stroke iskemik merupakan manifestasi neurologis yang paling sering. Hal ini
terutama disebabkan embolisasi oleh vegetasi yang tidak stabil. Infeksi S. aureus
merupakan faktor risiko untuk terjadinya komplikasi ini. Stroke iskemik paling
sering teerjadi di arteri cerebri media. Hal ini disebabkan karena arteri cerebri
media merupakan percabangan langsung dari arteri carotis interna dan akan
menerima 80% darah yang masuk pada arteri carotis interna. 5 Penelitian lain juga
menunjukkan adanya hubungan antara komplikasi emboli dengan organisme lain,
di antaranya enterococi dan E. coli. Risiko komplikasi emboli terkait dengan ada
tidaknya vegetasi dan ukuran vegetasi, meskipun beberapa penulis menunjukkan
hasil yang bertentangan. Beberapa penelitian menunjukkan insiden yang lebih
tinggi terjadi ketika melibatkan salah satu katup mitral atau katup prostetik,
sementara yang lain menunjukkan risiko emboli yang sama, terlepas dari jenis
katup yang terlibat. Faktor lain yang dikaitkan dengan embolisasi adalah tingkat
molekul adhesi yang beredar dan antibodi antifosfolipid. Kurang dari 3% pasien
mengalami stroke iskemik berulang selama perjalanan penyakit akut, dan pada
kebanyakan kasus hal ini terjadi sebelum dimulainya pengobatan antimikroba.6
Perdarahan intraserebral
Perdarahan intraserebral atau subarachnoid telah dilaporkan pada 3-7%
pasien. Biasanya perdarahan intraserebral dikaitkan dengan ruptur aneurisma
mikotik. Namun, baru-baru ini penelitian klinis pada pasien endokarditis infektif
dengan komplikasi perdarahan otak ditemukan hanya sedikit yang memiliki
mikotik aneurisma.6 Awal episode emboli bisa saja tidak bergejala, memiliki
gejala transient ataupun menunjukkan gejala infark yang sebenarnya. Infark dan
nekrosis septic menyebabkan lemahnya dinding arteri yang kemudian diikuti
kasus, hal itu terkait dengan abses otak atau peningkatan jumlah sel darah putih
pada CSF. Perlu dicatat bahwa sakit kepala persisten berat dapat menjadi gejala
rupture aneurisma mikotik dan memerlukan pencitraan kepala atau lumbal
pungsi.6
Kejang telah dilaporkan pada 1-11% pasien dengan infeksi endokarditis
dan biasanya berhubungan dengan komplikasi neurologis lainnya atau terjadi pada
pasien dengan gangguan neurologis yang sudah ada sebelumnya. 1 Dari penelitian
yang dilakukan kejang merupakan gejala kompleks yang ditemukan pada 5 dari
218
pasien
di
Massachusetts
General
Hospital.
Kejang
fokal
dapat
PENUTUP
Endokarditis infektif (EI) adalah infeksi mikroba pada permukaan
endotel jantung. Infeksi biasanya paling banyak mengenai katup jantung, namun
dapat juga terjadi pada lokasi defek septal, atau korda tendinea atau endokardium
mural. Gejala dan tanda neurologis terjadi pada 30-40% pasien endokarditis
infektif. Manifestasi neurologis pada endokarditis infektif tergantung pada
komplikasi yang ditimbulkan, diantaranya adalah stroke, perdarahan intraserebral,
meningitis, ensefalopati, maupun komplikasi serebral yang asimptomatik.
DAFTAR PUSTAKA
1. Alwi I. Endokarditis. Dalam: sudoyo AW, setiyohadi B, alwi I, simadibrata M,
setiati S, editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Jakarta:
InternaPublishing; 2009. Hal. 1702-10
2. Brusch L J. Infective Endocarditis. Medscape [online]. 2014. Available from:
http://emedicine.medscape.com/article/216650-overview
3. Hoen B, Duval X. Infective Endocarditis. The New England Journal of
Medicine. 2013; Apr; 368(15): 1425-33
4. Ahmed A. Neurological Sequealae of Infectious Endocarditis. Medscape
[online]. 2013. Available from:
http://emedicine.medscape.com/article/1165712-overview#aw2aab6b3
5. Jauch EC. Ischemic Stroke. Medscape [online]. 2015. Available from:
http://emedicine.medscape.com/article/1916852-overview
6. Weissler A, Perl L, Neuman Y, Mekori AY, Mor A. Neurologic Manifestations
as Presenting Symptoms of Endocarditis. IMAJ. 2010; Aug; 12: 472-6
7. Greenlee J, Mandell GL. Neurological Manifestations of Infective
Endocarditis: A Review. American Heart Association. 1973; Nov-Dec; 4: 958963
8. Ganiem AR. Meningitis Bakterialis Akut. Dalam: Sudewi RA, Sugianto P,
Ritarwan K, editor. Infeksi Pada Sistem Saraf. Jilid I. Surabaya: Airlangga
University Press; 2011. Hal. 1-3
9. Agamanolis DP. Infections of The Nervous System. Neuropathology An
illustrated interactive course for medical students and residents [online]. 2014.
Available from:
http://neuropathology-web.org/chapter5/chapter5aSuppurative.html
10. Bintoro AC. Abses Serebri. Dalam: Sudewi RA, Sugianto P, Ritarwan K,
editor. Infeksi Pada Sistem Saraf. Jilid I. Surabaya: Airlangga University
Press; 2011. Hal. 21-23