Professional Documents
Culture Documents
1.
a.
b.
c.
d.
e.
2.
a.
b.
c.
e.
7.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
8. Kegagalan
Ekstraksi vacum dianggap gagal jika:
a. Kepala tidak turun pada tarikan.
b. Jika tarikan sudah tiga kali dan kepala bayi belum turun, atau tarikan sudah 30 menit,
c. Mangkok lepas pada tarikan pada tekanan maksimum.
d. Setiap aplikasi vacum harus dianggap sebagai ekstraksi vacum percobaan. Jangan lanjutkan jika
tidak terdapat penurunan kepala pada setiap tarikan.
9. Penyebab Kegagalan
a. Tenaga vacum terlalu rendah
b. Tekanan negatif dibuat terlalu cepat.
c. Selaput ketuban melekat.
d. Bagian jalan lahir terjepit.
e. Koordinasi tangan kurang baik.
f. Traksi terlalu kuat.
g. Cacat alat, dan
h. Disproporsi sefalopelvik yang sebelumnya tak diketahui.
10. Bahaya-Bahaya Tindakan Ekstraksi Vacum
a. Terhadap Ibu
1) Trauma persalinan
Robekan bibir cervic atau vagina karena terjepit kepala bayi dan cup
Robekan perineum yang lebih luas.
2) Perdarahan
Robekan jalan lahir
Atonia uteri
3) Infeksi
b. Terhadap Anak
1) Luka-luka pada kulit kepal.
2) Cephal haematoma
3) Caput succedaneum
4) Perdarahan atau kerusakan otak
5) Asfiksia
6) Trauma langsung pada bagian janin tempat cup vakum
Istirahat atau tidur meliputi gangguan pola tidur karena perubahan peran dan melaporkan
kelelahan yang berlebihan.
Personal hygiene meliputi : Pola atau frekuensi mandi, menggosok gigi, keramas, baik sebelum
dan selama dirawat serta perawatan mengganti balutan atau duk.
2. Pemeriksaan Fisik
Hal pemenuhan KDM
1) Aktivitas /istirahat
Klien melaporkan adanya kelelahan
Klien melaporkan ketidakmampuan melakukan dorongan atau tehknik relaksasi
Adanya letargi
2) Sirkulasi
Tekanan darah meningkat 5-10 mmHg diantara kontraksi atau lebih.
3) Integritas Ego
Respon emosional dimana klien mengalami kecemasan akibat persalinan yang dialami.
Klien kelihatan gelisa.
Klien kelihatan putus asa
4) Eliminasi
Adanya keinginan berdefekasi pada saat kontraksi, dosertai tekanan intra abdomen dan tekanan
uterus.
Dapat mengalami rabas vekal saat mengedan
Distensi kandung kemih
5) Nyeri atau ketidak nyamanan
Klien kelihatan meringis dan merintih akibat nyeri yang tidak terkontrol.
Timbul amnesia diantara kontraksi
Klien mengatakan nyerinya tidak mampu ia control.
6) Pernapasan
Terjadi peningkatan pernafasan.
7) Seksualitas
Cairan amnion keluar
Pembukaan belum penuh/penuh
Janin tidak maju
3. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
a. Gangguan rasa nyaman nyeri brehubungan dengan persalinan mekanik, respon fisiologis
persalinan
b. Resiko tinggih trauma fetal berhubungan dengan tindakan vakum, persalinan lama
c. Resiko tinggi trauma maternal berhubungan dengan disfungsi maternal
d. Ansietas berhubungan dengan persalinan lama, keletihan
e. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan episiotomi
f. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri.
4. Rencana Keperawatan
a.
1)
2)
3)
4)
5)
Gangguan rasa nyaman nyeri brehubungan dengan persalinan mekanik, respon fisiologis
persalinan
Kriteria hasil : klien mengatakan dapat beradaptasi dengan nyeri yang dirasakan
Intervensi :
Kaji kebutuhan klien terhadap sentuhan fisik selama kontraksi
Rasional : sentuhan dapat bertindak sebagai destruksi, memberikan dukungan untuk tenaga dan
dorongan serta dapat membantu mempertahankan penurunan nyeri
Pantau frekuensi, durasi dan intensitas kontraksi uterus
Rasional : mendeteksi kemajuan dan mengamati respon uterus normal
Informasikan klien awitan kontraksi
Rasional : klien dapat tidur dan atau mengalami amnesia parsial diantara kontraksi ini dapat
merusak kemampuannya untuk mengenali kontraksi saat kontraksi mulai dan dapat berdampak
negative pada kontrolnya
Beri lingkungan yang tenang dengan ventilasi adekuat, lampu redup, dan tidak petugas yang
tidak dibutuhkan
Rasional : lingkungan yang aman menimbulkan, memberi kesempatan optimal untuk istirahat
dan relaksasi diantara kontraksi
Tinjau ulang/berikan intruksi dalam tehknik pernafasan sederhana
Rasional : mendorong relaksasi dan memberi klien cara mengatasi dan mengontrol tingkat
ketidaknyamanan.
b. Resiko tinggi trauma fetal berhubungan dengan tindakan vakum, persalinan lama
Kriteria hasil : Menunjukkan DJJ dalam batas normal, variabilitas baik, tidak ada deselarasi.
Intervensi :
1) Kaji DJJ secara manual atau elektrik, perhatikan variabilitas, perubahan periodic dan frekuensi
dasar. Periksa DJJ diantara kontraksi dengan menggunakan doptone. Jumlahkan selama 10
menit, istirahat selama 5 menit dan jumlahkan lagi selama 10 menit. Lanjutkan pola ini
sepanjang kontraksi sampai pertengahan diantaranya dan setelah kontraksi
Rasional : Mendeteksi respon abnormal, seperti variabilitas yang dilebih-lebihkan, bradikardia
dan takikardia, yang mungkin disebabkan oleh stress, hipoksia, asidosis, atau sepsis
2) Perhatikan tekanan uterus selama istirahat dan fase kontraksi melalui kateter tekanan intrauterus
bila tersedia
Rasional : tekanan istirahat lebih besar dari 30 mm Hg atau tekanan kontraksi lebih dari 50 mm
Hg menurunkan atau mengganggu oksigenasi dalam ruang intravilos.
3) Identifikasi factor-faktor maternal seperti dehidrasi , asidosis, ansietas, atau sindrom vena kava.
Rasional: Kadang-kadang prosedur sederhana (seperti membalikkan klien keposisi rekumben
lateral) meningkatkan sirkulasi darah dan oksigen ke uterus dan plansenta serta dapat mencegah
atau memperbaiki hipoksia janin.
4) Perhatikan frekuensi kontraksi uterus. Beri tahu dokter bila frekuensi 2 menit atau kurang.
Rasional: kontraksi yang terjadi setiap 2 menit atau kurang tidak memungkinkan oksigenasi
adekuat dari ruang intravilos.
5) Kaji malposisi dengan menggunakan maneuver Leopold dan temuan pemeriksaan internal
(lokasi fontanel dan satura cranial). Tinjau ulang hasil ultrasonografi.
Rasional: Menentukan pembaringan janin, posisi , dan presentasi dapat mengidentifikasi factorfaktor yang memperberat disfungsional persalinan.
6) Pantau penurunan janin pada jalan lahir dalam hubungannya dengan kolumna vertebralis iskial.
Rasional: Penurunan yang kurang dari 1 cm/jam untuk primipari atau kurang dari 2 cm/jam
untuk multipara, dapat menandakan CPD atau malposisi.
7) Atur pemindahan pada lingkungan perawatan akut bila malposisi dideteksi pada klien PKA.
Rasional: Resiko cedera atau kematian janin/neonatal meningkat dengan melahirkan per vagina
bila presentasi selain verteks.
8) Siapkan untuk metode melahirkan yang paling layak bila janin pada presentasi kening,kening
dan dagu.
Rasional: Presentasi ini meningkatkan risiko CPD, karena diameter lebih besar dari tengkorak
janin masuk ke pelvis (11 cm pada kening atau presentasi wajah, 13 cm pada presentasi dagu.
c.
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
3)
4)
5)
6)
7)
e.
1)
2)
3)
4)
5)