Professional Documents
Culture Documents
GASTROENTERITIS AKUT
A. KONSEP DASAR PENYAKIT
1. Definisi
Gastroenteritis Akut adalah inflamasi lambung dan usus yang disebabkan oleh
berbagai bakteri, virus, dan pathogen parasitic. Gastroenteritis Akut (GEA) diartikan
sebagai buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cairan / setengah cair
(setengah padat) dengan demikian kandungan air pada tinja lebih banyak dari biasanya
berlangsung kurang dari 7 hari, terjadi secara mendadak.
Dengan kata lain Gastroenteritis adalah peradangan yang terjadi pada daerah
usus yang menyebabkan bertambahnya keenceran dan frekuensi buang air besar
(BAB) lebih dari 3 kali perhari yang dapat menyebabkan dehidrasi. Dehidrasi adalah
suatu keadaan kekurangan atau kehilangan cairan tubuh yang berlebihan. Secara klinis
Gastro Enteritis dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu:
a. Gastro Enteritis Desentriform
Disebabkan oleh antara lain: Shigella, Entamoeba Hystolitica.
b. Gastro Enteritis Koleriform
Disebabkan oleh antara lain: Vibrio, Klastrida, atau Intoksikasi makanan.
2. Etiologi
Menurut Ngastiyah (2005), faktor penyebab gastroeneteritis akut pada bayi/anak
yaitu:
a. Faktor infeksi : Bakteri ( Shigella, Shalmonella, Vibrio kholera), Virus
(Enterovirus), parasit (cacing), Kandida (Candida Albicans).
b. Faktor parentral : Infeksi dibagian tubuh lain (OMA sering terjadi pada anak-anak).
c. Faktor malabsorbsi : Karbihidrat, lemak, protein.
d. Faktor makanan : Makanan basi, beracun, terlampau banyak lemak, sayuran
dimasak kutang matang.
e. Faktor Psikologis : Rasa takut, cemas.
3. Anatomi Fisiologis pada Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai anus)
adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan,
mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran
darah serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa
proses tersebut dari tubuh.
Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan (faring), kerongkongan,
lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus. Sistem pencernaan juga meliputi
organ-organ yang terletak diluar saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung
empedu.
Keperawatan Anak Profesi Ners STIK Avicenna 2015 | 1
a. Mulut
Merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air pada
hewan. Mulut biasanya terletak di kepala dan umumnya merupakan bagian awal
dari sistem pencernaan lengkap yang berakhir di anus.
Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan. Bagian dalam dari
mulut dilapisi oleh selaput lendir. Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang
terdapat di permukaan lidah. Pengecapan relatif sederhana, terdiri dari manis,
asam, asin dan pahit. Penciuman dirasakan oleh saraf olfaktorius di hidung dan
lebih rumit, terdiri dari berbagai macam bau.
Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan di kunyah oleh gigi
belakang (molar, geraham), menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah
dicerna. Ludah dari kelenjar ludah akan membungkus bagian-bagian dari makanan
tersebut dengan enzim-enzim pencernaan dan mulai mencernanya. Ludah juga
mengandung antibodi dan enzim (misalnya lisozim), yang memecah protein dan
menyerang bakteri secara langsung. Proses menelan dimulai secara sadar dan
berlanjut secara otomatis.
b. Tenggorokan ( Faring)
Merupakan penghubung antara rongga mulut dan kerongkongan. Berasal dari
bahasa yunani yaitu Pharynk.
Didalam lengkung faring terdapat tonsil ( amandel ) yaitu kelenjar limfe yang
banyak mengandung kelenjar limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi,
disini terletak bersimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan, letaknya
dibelakang rongga mulut dan rongga hidung, didepan ruas tulang belakang. Keatas
bagian depan berhubungan dengan rongga hidung, dengan perantaraan lubang
bernama koana, keadaan tekak berhubungan dengan rongga mulut dengan
perantaraan lubang yang disebut ismus fausium.
c. Kerongkongan (Esofagus)
Kerongkongan adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang dilalui
sewaktu makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung. Makanan
berjalan melalui kerongkongan dengan menggunakan proses peristaltik.
Esofagus dibagi menjadi tiga bagian:
1) bagian superior (sebagian besar adalah otot rangka
2) bagian tengah (campuran otot rangka dan otot halus)
3) bagian inferior (terutama terdiri dari otot halus).
d. Lambung
Merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti kandang
keledai. Terdiri dari 3 bagian yaitu
1) Kardia.
2) Fundus.
3) Antrum.
Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk
cincin (sfinter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan normal, sfinter
menghalangi masuknya kembali isi lambung ke dalam kerongkongan.
BB
( % kehilangan )
Keadaan Umum
Ringan
4-5
Sedang
6-8
Haus, sadar
Air mata
Turgor jaringan
Membran mukosa
Tekanan darah
Ada
Normal
Basah
Normal
BAK
Normal
Nadi
Normal
Mata
Fontanela anterior
Defisit cairan ( ml/ kg )
Normal
Normal
40-50
Berat
9-10
a. Dehidrasi ringan : turgor kulit menurun, takhikardi, haus Defisit cairan 5 % dari
berat badan.
b. Derajat sedang
6. Manifestasi Klinik
a. Mula-mula anak/bayi cengeng gelisah, suhu tubuh mungkin meningkat, nafsu
makan berkurang.
b. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer.
c. Warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur empedu.
d. Anus dan sekitarnya lecet karena seringnya difekasi dan tinja menjadi lebih asam
akibat banyaknya asam laktat.
e. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelas (elistitas kulit menurun),
ubun-ubun dan mata cekung membran mukosa kering dan disertai penurunan berat
badan.
f. Perubahan tanda-tanda vital, nadi dan respirasi cepat tekan darah turun, denyut
jantung cepat, pasien sangat lemas, kesadaran menurun (apatis, samnolen, sopora
komatus) sebagai akibat hipovokanik.
g. Diuresis berkurang (oliguria sampai anuria).
i. Bila terjadi asidosis metabolik klien akan tampak pucat dan pernafasan cepat dan
dalam. (Kusmaul).
7. Penatalaksanaan
a. Medis
Dasar pengobatan diare adalah:
1) Pemberian cairan, jenis cairan, cara memberikan cairan, jumlah pemberiannya.
mEg/l. Formula lengkap disebut oralit, sedangkan larutan gula garam dan
tajin disebut formula yang tidak lengkap karena banyak mengandung NaCl
dan sukrosa.
Cairan parentral
Diberikan pada klien yang mengalami dehidrasi berat, dengan rincian
sebagai berikut:
Untuk anak umur 1 bl-2 tahun berat badan 3-10 kg
o 1 jam pertama : 40 ml/kgBB/menit= 3 tts/kgBB/mnt (infus set
berukuran 1 ml=15 tts atau 13 tts/kgBB/menit (set infus 1 ml=20
tetes).
o 7 jam berikutnya : 12 ml/kgBB/menit= 3 tts/kgBB/mnt (infusset
berukuran 1 ml=15 tts atau 4 tts/kgBB/menit (set infus 1 ml=20
tetes).
o 16 jam berikutnya : 125 ml/kgBB/ oralit
Untuk anak lebih dari 2-5 tahun dengan berat badan 10-15 kg
o 1 jam pertama : 30 ml/kgBB/jam atau 8 tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts
atau 10 tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).
Untuk anak lebih dari 5-10 tahun dengan berat badan 15-25 kg
o 1 jam pertama : 20 ml/kgBB/jam atau 5 tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts
atau 7 tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).
o 7 jam berikut : 10 ml/kgBB/jam atau 2,5 tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts
atau 3 tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).
o 6 jam berikut : 105 ml/kgBB oralit per oral.
Untuk bayi baru lahir dengan berat badan 2-3 kg
o Kebutuhan cairan: 125 ml + 100 ml + 25 ml = 250 ml/kg/BB/24
jam, jenis cairan 4:1 (4 bagian glukosa 5% + 1 bagian NaHCO 3 1
%.
Kecepatan : 4 jam pertama : 25 ml/kgBB/jam atau 6 tts/kgBB/menit
(1 ml = 15 tts) 8 tts/kg/BB/mt (1mt=20 tts).
Untuk bayi berat badan lahir rendah
o Kebutuhan cairan: 250 ml/kg/BB/24 jam, jenis cairan 4:1 (4 bagian
glukosa 10% + 1 bagian NaHCO3 1 %).
2) Pengobatan dietetik
Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan berat badan
kurang dari 7 kg, jenis makanan:
Susu (ASI, susu formula yang mengandung laktosa rendah dan lemak tak
jenuh
3) Obat-obatan
Prinsip pengobatan menggantikan cairan yang hilang dengan cairan yang
mengandung elektrolit dan glukosa atau karbohidrat lain.
b. Keperawatan
Masalah klien diare yang perlu diperhatikan ialah resiko terjadinya gangguan
sirkulasi darah, kebutuhan nutrisi, resiko komplikasi, gangguan rasa aman dan
nyaman, kurangnya pengetahuan orang tua mengenai proses penyakit. Mengingat
diare sebagian besar menular, maka perlu dilakukan penataan lingkungan sehingga
tidak terjadi penularan pada klien lain.
8. Komplikasi
a. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik atau hipertonik).
b. Renjatan hipovolemik.
c. Hipokalemia (dengan gejala mekorismus, hiptoni otot, lemah, bradikardi,
perubahan pada elektro kardiagram).
d. Hipoglikemia.
e. Introleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim laktase karena
kerusakan vili mukosa, usus halus.
f. Kejang terutama pada dehidrasi hipertonik.
a. Malnutrisi energi, protein, karena selain diare dan muntah, penderita juga
mengalami kelaparan.
9. Prognosa
Penyebab gastroenteritis akut mendadak tersering adalah virus, maka tidak ada
pengobatan yang dapat menyembuhkan, karena biasanya akan sembuh dengan
sendirinya setelah beberapa hari. Diare akut dapat disembuhkan dengan pemberian
makanan seperti biasa dan minuman/cairan yang cukup saja. Mencoba untuk
menyembuhkan diare dengan obat seperti menyumbat saluran pipa yang akan keluar
menyebabkan aliran balik dan akan memperbanyak salauran tersebut.
Biodata/Identitas
Biodata anak mencakup nama, umur, jenis kelamin. Biodata orang tua perlu
dipertanyakan untuk mengetahui status sosial anak meliputi nama, umur, agama,
suku/bangsa, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, alamat.
Riwayat Keperawatan
Awal kejadian: Awalnya suhu tubuh anak meningkat, anoreksia kemudian
timbul diare.
Keluhan utama : Feses semakin cair, muntah, bila kehilangan banyak air dan
elektrolit terjadi gejala dehidrasi, berat badan menurun. Turgor kulit berkurang,
selaput lendir mulut dan bibir kering, frekwensi BAB lebih dari 4 kali dengan
konsistensi encer.
Riwayat Perkembangan
Ditanyakan kemampuan perkembangan meliputi :
-
Riwayat sosial
-
Pola nutrisi
Makanan apa saja yang disukai dan yang tidak? Bagaimana selera makan
anak? Berapa kali minum, jenis dan jumlahnya per hari?
Pola Eliminasi
-
Pola tidur/istirahat
-
Berapa jam sehari tidur? Berangkat tidur jam berapa? Bangun tidur jam
berapa? Kebiasaan sebelum tidur, bagaimana dengan tidur siang?
f. Sistem pencernaan
Mual muntah, diare >3x sehari encer mungkin bercampur lendir /darah, bising usus
meningkat, distensi abdomen, nyeri perut, perut teraba keras (kram abdomen).
g. Sistem integumen
Turgor kulit menurun, selaput mukosa dan bibir kering, kulit didaerah perianal
merah, lecet.
h. Sistem musculoskeletal
Kelemahan pada ekstremitas.
3. Diagnostik Test
a. Pemeriksaan tinja
1) Makroskopis: memeriksa bakteri atau kuman penyebab diare tanpa pewarnaan.
2) Mikroskopis: memeriksa kuman penyebab diare dengan pewarnaan dan dengan
menggunakan mikroskop mikro.
Contoh: diare yang disebabkan oleh virus atau bakteri yang tidak dapat dilihat
dengan menggunakan mikroskop biasa.
b. Berat jenis plasma untuk menentukkan deficit cairan akibat diare.
c. Pemeriksaan kadar elektrolit terutama kadar natrium, kalium, kalsium dalam serum
(terutama pada penderita diare yang disertai kejang).
d. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam-basa dalam darah (Analisa Gas Darah)
mendeteksi adanya asidosis metabolik.
e. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal.
f. Pemeriksaan Darah
g. pH darah dan cadangan dikali dan elektrolit (Natrium, Kalium, Kalsium dan
Fosfor) dalam serum untuk menentukan keseimbangan asama basa.
h. Doudenal Intubation
Untuk mengatahui jasad renik atau parasit secara kualitatif dan kuantitatif,
terutama dilakukan pada penderita diare kronik.
Faktor MalAbsorbsi
o Karbohidrat
o Lemak
o Protein
Terdapatnya zat-zat
yang tidak diserap
Tekanan osmotif
meningkat
Reabsorbsi didalam
usus besar
terganggu
Gangguan
motilitas asus
Gangguan sekresi
Sekresi air dalam elektrolit
dalam usus meningkat
Penurunan
Kesempatan usus
menyerap
makan
Merangsang usus
mengeluarkan isinya
DIARE
BAB sering dengan
konsistensi cair
dehidrasi
Kerusakan
integritas kulit
Gangguan
pemenuhan cairan
dan elektrolit
Gangguan
eliminasi BAB :
diare
mual dan
muntah
suhu tubuh
meningkat
Hipertermi
anoreksia
Nutrisi
kurang dari
kebutuhan
tubuh
D. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. Diare berhubungan dengan malabsorbsi
2. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan secara aktif
3. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan status metabolik
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan penurunan
intake cairan
E. INTERVENSI KEPERAWATAN
No.
Diagnosis
Kperawatan
Nursing Outcomes
Classification (NOC)
Rasional
1.
Diare
berhubungan
dengan
malabsorbsi
(NIC)
1. Observasi tandatanda vital
Bowel elimination
Fliud balance
Hydration
Electrolyte and acid
2. Ajarkan pasien
base balance
untuk
Kriteria hasil :
menggunakan obat
Feses berbentuk
anti diare
Menjaga rectal dari
3. Instruksikan
iritasi
keluarga untuk
Tidak mengalami
mencatat warna,
diare
jumlah, dan
Mempertahankan
frekuensi keluaran
turgor kulit
feses
4. Evaluasi intake
makanan masuk
2.
Defisit volume
cairan
berhubungan
dengan
kehilangan
cairan secara
aktif
Fluid balance
Hydration
Ntritional status
:food and fluid
intake
Kriteria hasil :
Mempertahankan
urine output sesuai
dengan umur
Tanda tanda vital
dalam batas normal
Tidak ada tanda
tanda dehidrasi
Turgor kulit bai
3.
Resiko
kerusakan
integritas kulit
berhubungan
1.Bradikardi, demam
dapat menunjukkan
respon terhadap
kehilangan cairan.
2.Untuk pertolongan
pertama jika diare
timbul kembali.
3.Untuk mengetahui
tingkat dehidrasi anak.
4.Memberikan informasi
tentang keseimbangan
cairan serta
merupakan pedoman
dalam penggantian
cairan.
5. Observasi turgor
5.Mengetahui
adanya
kulit secara rutin
kehilangan cairan
6. Ukur BB tiap hari
berlebihan.
6.Indikator cairan dan
7. Atur tetesan infus
status nutrisi.
sesuai indikasi
7.Mempertahankan
8. Kolaborasi :
penggantian cairan
Berikan obat sesuai 8.
Menurunkan
indikasi
kehilangan cairan dari
usus.
1. Pertahankan intake 1. Memberikan
dan output cairan
informasi tentang
keseimbangan cairan
serta merupakan
pedoman dalam
penggantian cairan.
2. Monitor tanda2. Bradikardi, demam
tanda vital
dapat menunjukkan
respon terhadap
kehilangan cairan.
3. Kolaborasi
pemberian cairan 3. Mempertahankan
penggantian cairan.
IV
4. Motivasi keluarga
untuk membantu 4. Agar tidak terjadi
malnutrisi pada anak.
pasien makan.
1. Anjurkan pasien
1. Untuk membantu
menggunakan
meningkatkan
pakaian loggar
kehilangan panas jika
anak demam.
dengan
perubahan
status
metabolik
4.
integritas kulit
2. Jaga kebersihan
2. Agar tidak terjadi
Tidak ada lesi kulit
dan kelembapan
infeksi.
Perfusi jaringan baik
kulit
Tidak ada
3. Monitor mobilisasi 3. Untuk mencegah
kelemahan pada anak.
hypertermi
dan aktivitas
pasien
4. Agar tidak terjadi
4. Monitor status
kekurangan nutrisi
nutrisi pasien
yang berlebih.
Ketidak
Nutritional status
1. Monitor turgor
1. Mengetahui adanya
seimbangan
kulit
kehilangan cairan
Nutritional status :
nutrisi kurang
berlebihan.
food and fluid intake
2.
Monitor
mual
dan
2. Untuk mengetahui
dari kebutuhan Nutritional status :
muntah
output oral.
berhubungan
nutrient intake
3. Monitor
3.
Untuk mengetahui
dengan
Weight control
pertumbuhan dan
keseimbangan umur
penurunan
Kriteria hasil :
perkembangan
dan perteumbuhan
intake cairan
Berat badan ideal
serta perkembangan
sesuai dengan tinggi
pada anak.
badan
4. Monitor pucat,
4. Untuk mengetahui
Mampu
kemerahan pada
status nutrisi anak.
mengidentifikasi
konjungtiva
5. Monitor
kebutuhan nutrisi
5. Untuk meningkatkan
Tidak ada penurunan
lingkungan saat
nafsu makan anak.
berat badan yang
makan
6. Monitor kalori dan 6. Mengawasi masukan
berarti
intake nutrisi
kalori atau kualitas
konsumsi makanan