Professional Documents
Culture Documents
Diare Akut
Stase Anak
Oleh :
Mohammad Khalif Ranroe
2006730051
Pembimbing: Dr. ommy Ariansih, Sp.A
Kepaniteraan Klinik
SMF Ilmu Kesehatan Anak
Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih
DAFTAR ISI
Daftar
Isi
BAB II FOLLOW
UP
.
BAB III KAJIAN PUSTAKA
3.1
Definisi
.
3.2
Etiologi
.
3.3 Patofisiologi
.
3.4 Tata
Laksana...........................................
.............
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
LAPORAN KASUS
Identitas
Nama
TTL
Usia
: 5 bulan
Jenis kelamin
: An.A
: Perempan
Pekerjaan
: Wiraswasta
Nama Ibu
: Ny. Y
Pekerjaan
: IRT
Alamat
Anamnesis (alloanamnesis)
Keluhan utama :
Riwayat pengobatan
Riwayat psikososial
Minum Asi
Riwayat alergi
Disangkal
Pasien lahir spontan ditolong oleh bidan. Usia kehamilan cukup bulan
sesuai masa kehamilan,dengan berat badan lahir 3100 gr, panjang
badan 48 cm
Riwayat imunisasi
Mulai mengoceh
Status gizi
Panjang badan : 66 cm
Lingkar kepala : 41 cm
Berdasarkan tabel NCHS, anak gizi baik,panjang badan dan lingkar
kepala sesuai umur.
Pemeriksaan fisik
Keadaan umum
Kesadaran
: compos mentis
Tanda vital
-suhu
: 38 C
- nadi
-pernapasan
: 40 x/menit reguler
Kepala
Bentuk
: normocephal
Mata
Hidung
Telinga
Mulut
: bibir lembab
Leher
Thorax
Paru-paru
inspeksi
auskultasi
: vesikuler
Jantung
BJ I dan BJ II normal
Kulit
Abdomen
Inspeksi
: bentuk cembung
Perkusi
: timpani
Palpasi
: tidak nyeri
Inguinal
Ekstremitas
Bawah
Pemeriksaan Darah
HEMATOLOGI
HASIL
SATUAN
NORMAL
Hemoglobin
9,40
gr%
10,1-12,9
Leukosit
9100
mm
6000-17500
basofil
0-1
eosinofil
2-4
batang
3-5
segmen
23
51-67
limfosit
66
20-40
monosit
2-6
LED
25
mm/jam
0-20
Hematokrit
29
40-54
Trombosit
726
Ribu/mm
200-400
natrium
144
Meq/L
136-145
kalium
5,5
Meq/L
3,6-5,8
klorida
103
Meq/L
96.103
Hitung jenis
Elektrolit
Resume:
Dari anamnesis didapatkan anak BAB 3x SMRS, konsistensi cair, sedikit
ampas, lendir (-), darah (-), sebelunya minum susu formula. Demam (+)
timbul mendadak, batuk (+) tapi jarang. Dari pemeriksaan fisik anak tampak
Diagnosa kerja
Rencana pemeriksaan
Pemeriksaan tinja
Penatalaksanaan
Preparat zink 10 mg
Paracetamol
Domperidon
Lactobasillus
BAB II
FOLLOW UP
S : BAB 3x konsistensi cair dengan sedikit ampas, lendir (-), darah (-),
demam (-), mual muntah (-), batuk jarang
O: suhu : 36,5C
nadi : 110 x/menit, reguler, kuat angkat
pernafasan : 44x/menit
Faeces gastro enteritis
Karakteristik faeces
A. Makroskopis
warna : kuning
konsistensi : lembek
darah : (-)
lendir : (-)
pus : (-)
busa : (-)
B. Mikroskopis
lekosit /Lpb : 1-2
- PMN : %
- MMN : %
- Eos 1/Lpb : %
eritrosit /Lpb : 0-1
- bakteri : (+)
- epitel : (+)
-
Lemak : (+)
Amylum : (+)
Jamur : (-)
Parasit : (-)
Pemeriksaan terinci
1. -PH : 5,5
-glukosa : (-)
- lemak : (+)
2.
P : terapi dilanjutkan
S : BAB 3x konsistensi kental, demam (-), mual muntah (-), batuk (-)
O : suhu : 36 C
nadi : 110 x / menit, reguler kuat angkat
pernafasan : 40 x / menit
P : terapi dilanjutkan
BAB III
KAJIAN PUSTAKA
Diare akut
A) Definisi
1. Diare adalah buang .air besar (defikasi) -dengan tinja berbentuk -cairan
atau setengah cairan,
sehingga kandungan air pada tinja lebih banyak dari keadaan normal, yaitu
100 - 200 ml sekali
defikasi (Hendarwanto, 1999)
2. Diare adalah defikasi encer lebih dari 3 kali sehari tanpa/ dengan darah/
lendir di dalam tinja
(WHO, 1980)
3. Diare adalah keadaan frekuensi buang air bssar lebih dari 4 kali pada bayi
dan lebih dari 3 kali pada
anak dengan konsistensi faeces encer, dapat berwama hijau atau bercampur
lendir dan darah
(Ngastiah, 1999)
B) Etiologi
1. Faktor infeksi
a. Infeksi enteral (infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan
penyebab utama diare)
Infeksi bakteri : vibrio, E. coli, salmondla, shigella, campylo
bacter,yersinia, aeromonas, dan sebagainya
Infeksi virus : enterovirus, adenovirus, rotavirus, astrovirus, dan lain-lain
Infeksi parasit : cacing (ascaris), protozoa (entamoeba histolytica,giardia
lamblia,tricomonas
hominis dan jamur (candida albicans)
b. Infeksi parenteral (infeksi diluar alat pencernaan) seperti:
OMA (Otitis Media Alat), tonsilitis, tonsilofaringitis, brankopneumoma,
ensefalitis, dan
sebagainya (sering terjadi pada bayi dan umur dibawah 2 tahun)
2. Faktor Malabsorpsi
a. Malabsorbsi karbohidrat
- Disakarida ; intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa
- Monosakarida: intoleransi glukosa, fruktosadan galaktosa
b. Molabsorbsi lemak
c. Molabsorbsi protein
3. Faktor makanan
Makanan besi, beracun, alergi terhadap makanan
4. Lain-lain
a. Imunodefisiensi
b. Gangguan psikologis (cemas dan takut)
c. Faktor-faktor langsung:
- KKP (Kurang Kalori Protein)
- Kesehatan pribadi dan lingkungan
- Sosioekonomi
C) Manifistasi klinis
Mula-mula anak cengeng, gelisah, suhu tubuh naik, nafsu makan berkurang
kemudian timbul diare.Tinja mungkin disertai lendir dan darah. Warna tinja
makin lama berubah kehijauan karena bercampur dengan empedu, Daerah
anus dan sekitarnya timbul luka lecet karena sering deflkasi dan tinja yang
asam akibat laktosa yang tidak diabsorbsi usus selama diare. Gejala muntah
dapat timbul sebelum atau selama diare dan dapat disebabkan karena
lambung turut meradang atau akibat gangguan keseimbangan asam basa
dan elektrolit. Bila kehilangan cairan terus berlangsung tanpa pergantian
yang memadai gejala dehidrasi mulai tampak yaitu : BB turun, turgor kulit
berkurang, mata dan ubun-ubun cekung (bayi), selaput lender bibir dan
mulut, serta kulit kering. Bila berdasarkan terus berlanjut, akan terjadi
renjatan hypovolemik dengan gejala takikardi, denyut jantung menjadi
cepat, nadi lemah dan tidak teraba, tekanan daran turun, pasien tampak
lemah dan kesadaran menurun, karena kurang cairan, deuresis berkurang
(oliguria-anuria). Bila terjadi asidosis metabolik pasien akan tampak pucat,
nafas cepat dan dalam (pemafasan kusmaul).
D) Patofisiologi
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbul diare :
1. Gangguan osmotik
Adanya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan
tekanan osmotik dalam
lumen usus naik sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam
lumen usus. Isi rongga
usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkannya
sehingga timbullah diare.
2. Gangguan sekresi
Akibat-rangsangan-tertentu-(toksin)..pada dinding usus akan terjadi
peningkatan sekresi air dan elektrolit kedalam lumen usus dan selanjutnya
timbul diare karena kenaikan isi lumen usus.
3. Gangguan motilitas usus
Hiperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan usus untuk
menyerap makanan, sehingga timbul diare- Sebaliknya bila peristaltik usus
menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan, selanjutnya dapat
timbul diare pula.
Sebagai akibat diare akan terjadi:
1. Kehilangan air dan elektrolit (terjadi dehidrasi) yang mengakibatkan
gangguan keseimbangan asam basa (asidosis metabolik, hipokalemia)
2. Gangguan gizi
Selama sakit sering terjadi gangguan gizi dengan akibat penurunan berat
badan dalam waktu yang singkat oleh karena:
- Makanan sering dihentikan oleh orangtua karena takut diare/muntah
bertambah hebat
- Orang tua hanya memberikan air teh saja
Langkah
Lihat /
Baik, sadar
Gelisah
Letargi, tidak
Inspeksi :
Normal
Layu / cekung
sadar
Minum biasa,
Haus, minum
Layu / cekung
tidak terlihat
dengan sangat
Minum dengan
haus
rakus
lemas/ tidak
Keadaan
umum
Mata
Derajat
mampu minum
haus
Raba / palpasi :
Cubitan
Kembali
Kembali
Kembali
dengan cepat
dengan lambat
dengan sangat
lambat
pada kulit
TENTUKAN :
Tidak terdapat
Bila terdapat
Bila terdapat
TATALAKSANA :
tanda-tanda
2 / lebih tanda
2 / lebih tanda
dehidrasi
pada kategori B
pada kategori C
Dehidrasi
Dehidrasi berat
Rencana terapi
ringan sedang
Timbang pasien
Timbang pasien
bila
Gunakan
memungkinkan
rencana terapi
Gunakan
rencana terapi
B
RENCANA TERAPI A
Bawa / rujuk ke sarana kesehatan bila diare tak membaik atau ada
tanda dehidrasi atau masalah lainnya
RENCANA TERAPI B
Umur
Berat
< 4 bln
< 5 kg
badan
4-11
12-23
24
5 14
bln
bln
thn
thn
5 7,9
1115,9
16-29,9
kg
10,9
kg
kg
800-
1200-
2200-
1200
2200
4000
Jumla
200-
400-
kg
600-
h (ml)
400
600
800
15 thn
30 kg
Malabsorpsi glukosa
RENCANA TERAPI C
Berikan larutan Ringer laktat@ diteruskan KAEN 3B
USIA
PEMBERIAN I
KEMUDIAN
30 ml/kg BB dalam
70 ml/kg BB dalam
1 jam *
5 jam
jam *
2 jam
Reevaluasi 6 jam (bayi) atau 3 jam (anak) pilih rencana terapi A, B atau C
Daftar Pustaka
Buediarso, Aswhita, Halimun dan Suharyonc,. (1999). Gastroenterologi-Anak
Praktis, Balai Penerbitan FKUI, Jakarta.