Professional Documents
Culture Documents
Salah satu jaringan pengangkut pada tumbuhan adalah pembuluh tapis (floem). Pada prinsipnya
floem merupakan jaringan parenkim. Floem tersusun atas beberapa tipe sel yang berbeda yaitu
pembuluh tapis, sel pengiring, parenkim, serabut, dan sklerenkim. Floem merupakan bagian dari
kulit kayu. Unsur penyusun pembuluh floem terdiri atas dua bentuk, yaitu: sel tapis (sieve plate)
berupa sel tunggal dan bentuknya memanjang dan buluh tapis (sieve tubes) yang serupa pipa.
Dengan bentuk seperti ini pembuluh tapis dapat menyalurkan gula, asam amino serta hasil
fotosintesis lainnya dari daun ke seluruh bagian tumbuhan. Pada tumbuhan tertentu terdapat
serabut floem atau serat yang mengandung lignin. Serabut-serabut ini dapat digunakan sebagai
tali dan tekstil, misalnya rami (Boehmeria nivea), linen (Linum usitatissimum), dan jute
(Corchorus capsularis). Dalam floem terjadi translokasi fotosintat. Translokasi adalah
perpindahan bahan terlarut yang dapat terjadi di seluruh bagian tumbuhan.
Mekanisme Translokasi
Sejak lama para ahli fisiologi tumbuhan bermaksud mengukur langsung translokasi dalam
system pengangkutan dengan cara mengikuti pergerakan bahan bertanda. Mula mula
menggunakan zat warna : fluoresein bergerak dengan mudah dalam sel floem dan masih
digunakan sebagai perunut yang efektif. Virus dan herbisida juga pernah digunakan.
Penggunakan fosfor, belerang, klorin, kalsium, stronsium, rubidium, kalium, hydrogen dalam
kajian ini, namun hingga saat ini nuklida radioaktif yang paling penting.
Perunut radioaktif bisa dilacak perjalannya dengan pelacak radiasi yang disentuhkan pada batang
atau bagian lain dari tumbuhan. Metode lainnya adalah autoradiografi. Tumbuhan diletakkan
bersinggungan dengan sehelai film sinar X selama beberapa hari hingga bulan. Kemudian,film
tersebut dikembangkan dan ditemui letak radioaktivitasnya pada tanaman tersebut.
Model E. Munch di Jerman pada tahun 1926 adalah model pengangkutan floem yang dianut
sampai sekarang. Konsepnya yaitu model aliran tekanan. Menggunakan dua osmometer.
Osmometer yang dilakukan di laboratorium direndam dalam larutan. Osmometer pertama berisi
larutan yang lebih pekat daripada larutan sekitar, osmometer kedua berisi larutan kurang pekat
dari osmometer pertama dan harus lebih pekat dari medium sekelilingnya. Osmometer pertama
dialokasikan dengan daun (sebagai sumber); sedangkan osmometer kedua dialokasikan dengan
organ-organ penerima (sebagai limbung, misal buah, jaringan meristem, dan akar). Perbedaan
antara model osmometer dengan pengangkutan floem yang sesungguhnya terletak pada sumber
dan lingbungnya. Pada daun, bahan terlarut yang telah terangkut segera ditambahkan kembali
dari hasil fotosintesis (phloem loading); dan bahan terlarut yang telah sampai ke limbung akan
dikeluarkan dari pembuluh floem (phloem unloading). Dimanfaatkan untuk pertumbuhan atau
ditimbun di organ penampung, misalnya dalam bentuk pati atau lemak. Larutan perendam pada
osmometer setara dengan bagian apoplas tanaman, yakni dinding sel dan pembuluh xylem.