Professional Documents
Culture Documents
Definisi
Tonometer adalah suatu alat yang digunakan untuk pemeriksaan untuk mengetahui TIO
(Tekanan Intra Okuler) pada mata.
Indikasi
Indikasi tonometri yaitu pada penderita galukoma akut atau kronis, setiap orang berusia 35
tahun, penderita diabetes mellitus, keluarga penderita glaucoma, dan klien yang buta sebelah
mata pada klien pemeriksaan harus berkala setiap 1-2 tahun.
Prosedur Kerja
Tonometer ada 3 macam yaitu ; tonometer digital, tonometer schiotz, dan tonometer aplanasi
goldman.
1. Cara pemeriksaan menggunakan tonometer digital
- Klien diintruksikan untuk meliha kea rah bawah tanpa menutup mata
- Palpasi daerah interkalare dengan 2 telunjuk jika normal pasti terdapat fluktuasi atau
aliran
2. Cara pemeriksaan menggunakan Tonometer Schiotz
Cara pemeriksannya adalah klien berbaring tanpa bantal, kemudian matanya ditetesi
pantocain 1-2% satu kali. Instruksikan klien untuk melihat ibu jarinya yang diacungkan
didepan matanya dan letakkan tonometer di puncak kornea. Tekanan normalnya antara 10-20
mmHg atau 7/7,5-10,5/7,5.
Tonometer Schiotz
Tonometer Aplanasi
Tonometri
Tonometri adalah tehnik untuk mengukur tekanan intra okuler tekanan intra okuler. Tonometri Schiozt
memakai instrument metal yang dipegang tangan (tonometer) yang diletakan pada permukaan kornea
yang dianestesi. Hasilnya bervariasi namun cukup baik untuk mengestimasi tekanan intra okuler. Alat
pengukur tekanan lain, tonometer aplanasi dari Goldman, dihubungkan dengan lampu slit untuk
megukur tekanan intra okuler. Dianggap sebagai bentuk alat ukur tekanan intra okuler yang paling
akurat.
Pemberian pewarna fluoresen dan anestesi topical diperluakn sebelum tonometri aplanasi. tekanan
intra okuler juga dapat diukur dengan pneumotonometer, yang memberikan semprotan udara kecil ke
mata untuk mengukur tekanannya. Metoda ini terutama berguna bila tidak diinginkan kontak dengan
kornea. Mengkaji tekanan intra okuler merupakan komponen biasa pada pemeriksaan mata
komprehensif dan tekanan harus sering diukur pada pasien yang menderita glaucoma atau yang
mempunyai resiko mengalami hipertensi intra okuler. Peningkatan tekanan intra okuler merupakan
tanda cardinal pada glaucoma , penyakit yang bertanggung jawab terjadinya kebutaan pada lebih dari
seperlima kasus kebutaan di Amerika Serikat.
Penentuan umum tekanan intra okuler dapat dilakukan dengan memberikan tekanan ringan jari pada
sclera mata yang tertutup. Kedua ujung jari tengah diletakan pada kelopak mata atas yang tertutup.
Salah satu jari menekan dengan lembut kedalam sementara jari satunya lagi merasakan kerasnya
tekanan yang ditimbukan melawannya. Beberapa pemeriksa kemudian membandingkan tegangan
yang dirasakan atau dipersepsi pada mata pasien dengan tekanan matanya sendiri. BIla dilakukan
dengan baik , maneuver ini dapat member perkiraan kasar, dan memerlukan latihan. Namun, bila
memerlukan pengukuran yang akurat, perlu dilakukan tonometri. Hidrasi pasien dapat dikaji dengan
meraba tegangan intraokuler.Bola mata yang lunak merupakan tanda dehidrasi.
Tonometri
1. Pendahuluan
Tonometri adalah pengukuran tekanan intraokular (TIO). Pengukuran TIO merupakan salah satu
pemeriksaan rutin dalam pemeriksaan mata umum. Pada praktek dokter umum pemeriksaan tonometri
terutama diindikasikan pada adanya dugaan pasien menderita glaukoma misalnya keadaan akut (mata
merah, sakit, berair dan penglihatan menurun) atau kronik (mata tenang lapang penglihatan menurun
perlahan). Selain itu pengukuran TIO dilakukan untuk penjaringan kasus glaukoma atau follow up
dan pra bedah katarak.
Pengukuran tekanan intraokular dapat dilakukan dengan atau tanpa menggunakan alat. Pengukuran
TIO dengan menggunakan alat dapat dibedakan secara langsung (direct) atau tidak lagsung (indirect),
namun dalam praktek sehari-hari teknik langsung hampir tidak mungkin dikerjakan sehingga yang
dilakukan adalah tonometri secara tidak langsung. Makalah ini akan menjelaskan jenis jenis
tonometer terutama untuk skrining dan praktek umum serta faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan
intraokular.
Usia
Rata-rata tekanan intraokular meningkat dengan bertambahnya usia. Hal tersebut kemungkinan terkait
dengan peningkatan tekanan darah dan nadi serta obesitas.
-
Jenis kelamin
Satu penelitian mendapatkan bahwa tekanan intraokular lebih tinggi pada wanita namun hal ini belum
dapat dibuktikan oleh penelitian lain.
-
Ras
Pada penelitian di Amerika didapati bahwa tekanan intraokular lebih tinggi pada orang kulit hitam
dibandingkan kulit putih.
Keturunan
Variasi diurnal
Tekanan intraokular orang normal bervariasi dalam satu hari berkisar antara 3 6 mmHg, namun
pasien glaukoma dapat mencapai kisaran 30 mmHg bahkan 50 mmHg. Tekanan tertinggi biasanya
pada waktu pertengahan pagi (jam 7 9) sedangkan yang terendah pada akhir malam atau awal pagi.
-
Variasi musim
Pada satu penelitian didapatkan bahwa TIO pada musim dingin lebih tinggi dibandingkan musim lain.
Hal ini kemungkinan terkait dengan jumlah waktu terang dan perubahan tekanan atmosfer.
-
Tekanan darah
Perubahan besar tekanan darah selalu diiringi perubahan tekanan intraokular. Besarnya fluktuasi TIO
berhubungan dengan tingginya tekanan arterial dan okular. Beberapa penelitian lain juga
mendapatkan bahwa TIO terkait dengan denyut nadi dan kosentrasi hemoglobin.
-
Obesitas
Posisi tubuh
Tekanan intraokular meningkat kira-kira 6 mmHg pada perubahan posisi duduk ke berbaring
-
Olah raga
Olah raga dapat segera menurunkan TIO. Hal ini diduga karena asidosis dan perubahan osmolalitas
serum.
-
Neural
Satu penelitian mendapatkan bahwa pelepasan katekolamin, agonis adrenergik dan adenosin
monofosfat siklik dapat menurunkan TIO.
Hormonal
Beberapa hormon diketahui mempengaruhi TIO. Hormon tersebut antara lain: glukokortikoid,
progesteron, estrogen, growth hormone, tiroksin, aldosteron, vasopressin, danmelanocyte-stimulating
hormone.
-
Obat-obatan
Beberapa golongan obat-obatan dapat mempengaruhi TIO. Jenis obat yang dapat menurunkan TIO
antara lain: obat-obatan untuk anestesi umum, b blocker, alkohol dan mariyuana. Jenis obat yang
dapat meningkatkan TIO antara lain: kortikosteroid dan obat-obat golongan sikloplegik.
3. Okular
-
Kelainan refraksi
Beberapa penelitian mendapatkan bahwa TIO yang lebih tinggi dijumpai pada penderita miopia. TIO
juga berhubungan dengan bola mata yang panjang.
-
Pergerakan mata
Jika mata bergerak melawan resistensi mekanik, TIO dapat segera meningkat.
-
Penutupan kelopak
Penutupan kelopak mata dengan sekuat tenaga dapat meningkatkan TIO antara 10 90 mmHg.
-
Inflamasi
Tekanan intraokular pada mata yang mengalami inflamasi biasanya menurun karena produksi cairan
akuos menurun, namun bila terjadi hambatan pengeluaran akuos akibat peradangan yang terjadi maka
TIO dapat meningkat.
-
Operasi
Tekanan intraokular pasca operasi akan menurun pada kebanyakan kasus, namun pada keadaan
tertentu dapat meningkat akibat hambatan pengeluaran akuos oleh inflamasi atau proses pada operasi
tersebut.
2. Jenis Tonometer
Tonometri indirect terbagi atas 2 kelompok besar yaitu indentasi dan aplanasi. Pengukuran tekanan
intraokular pada tonometri indentasi didasarkan atas besarnya deformasi atau indentasi terhadap bola
mata. Prototipe tonometer indentasi adalah tonometer Schiftz. Tonometri aplanasi menggunakan
hukum Imbert-Fick yaitu besar tekanan intraokular sama dengan jumlah energi yang digunakan untuk
mendatarkan permukaan sferik dibagi area yang terdatarkan (aplanasi). Jenis tonometri aplanasi
antara lain tonometer aplanasi Goldmann, Perkins, Draeger, pneumatik, noncontact, Tono-pen, dan
lain-lain.
2.
3.
4.
5.
beban tonometer dapat ditambah menjadi 7,5; 10 atau 15 gr pada TIO yang lebih tinggi. Semakin
besar indentasi kornea semakin besar skala yang terbaca, artinya semakin rendah TIO. Demikian pula
sebaliknya, semakin kecil indentasi kornea akan semakin kecil skala yang terbaca, artinya semakin
tinggi TIO.
Faktor faktor yang dapat menjadi sumber kesalahan dalam pemeriksaan tonometer Schiftz adalah
rigiditas okular, perubahan volume darah, ketebalan kornea dan efek Moses yang ditemukan pada
tekanan mata yang rendah. Pada rigiditas okular yang rendah tonometer Schiftz tidak dapat digunakan
demikian juga pada penderita dengan infeksi mata, pasca operasi dan alergi terhadap obat anestesi.
Tonometer Schiftz dapat juga digunakan untuk skrining massal, namun karena dalam pengukuran
sering didapati TIO lebih rendah dari semestinya dan memiliki variasi yang cukup besar, maka nilai
tonometer Schiftz dapat dipercaya bila TIO > 25 mmHg. Selain itu, nilai yang didapat juga harus
disesuaikan dengan usia, karena dalam satu penelitian didapatkan adanya perbedaan hasil antara usia
50 dan 60 tahun.
Teknik pengukuran TIO dengan tonometer Schiftz secara ringkas sebagai berikut:
1.
Pemeriksa menjelaskan teknik pemeriksaan dan penggunaan anestesi topikal sehingga tidak
akan terasa sakit.
2.
Pasien berbaring dan difiksasi pada target di atas misalnya lampu atau tanda di langit-langit
atau dapat pula meminta pasien untuk mengangkat tangannya lalu ibu jari dijadikan sebagai titik
fiksasi.
3.
4.
Kalibrasi tonometer pada plat yang sudah tersedia lalu bersihkan tonometer tip dengan kapas
alkohol dan keringkan di udara.
5.
Pemeriksa membuka mata pasien tanpa menekan bola mata lalu tonometer diletakkan di atas
kornea. Tonometer harus sejajar dengan apeks kornea. Selain itu pemeriksa harus hati-hati tidak
menekan bola mata dengan tonometer.
6.
Nilai TIO yang terukur jika skala terbaca antara 0,25 unit. Jika fluktuasi skala lebih besar
maka nilai pengukuran yang diambil adalah nilai tengah skala. Jika skala yang terbaca kurang
dari 3 maka digunakan beban yang lebih berat.
7.
8.
TIO dengan palpasi hanya bersifat kualitatif. Meskipun demikian cara palpasi masih bermanfaat pada
keadaan yang tidak memungkinkan penggunaan alat, misalnya konjungtivitis atau infeksi kornea.
Pada keadaan tertentu pengukuran dengan palpasi masih memberikan hasil memuaskan misalnya TIO
sangat tinggi pada glaukoma akut atau absolut dan sangat rendah seperti pada ablasio retina.
Pengukuran TIO dengan palpasi sebagai berikut:
1.
2.
3.
Kedua jari telunjuk pemeriksa diletakkan di kelopak mata atas tepat di bawah rima orbita lalu
ditekan hingga permukaan sklera terasa.
4.
Satu jari telunjuk sebagai fiksasi dan telunjuk lainnya ditekan, bergantian hingga keadaan
tekanan bola mata dapat dirabarasakan.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Southeast Asia glaucoma interest group. Asia Pasific guidelines for glaucoma
Stamper RL. Diagnosis and therapy of the glaucomas. 7th ed. Mosby Inc: St Louis; 1999. p.
65-79.
3.
Rhee DJ. Color atlas and synopsis of clinical ophthalmology: Glaucoma. Mc Graw-Hill:
Philadelphia; 2003. p. 15-23
2.
4.
5.
Supiandi E, Haroen M. Glaukoma: Cara pemeriksaan dan jenis glaukoma. Penerbit FKUI:
Jakarta; 1986. p. 7-12.
6.
7.
8.
Shields MB. Textbook of glaucoma. William & Wilkins: Baltimore; 1998. p. 46-65.
Harvey B. Examination of intraocular pressure. In:Doshi S, Harvey W, eds. Investigative
techniques and ocular examination.Butterworth Heineman: Spain; 2003. p.61-7.
KERATOMETER
Keratometer adalah alat tes mata digunakan dalam optalmologi dan optometri
untuk mengukur kelengkungan dan refleksi dari permukaan anterior
kornea.kadang-kadang juga disebut sebuah ophthalmometer, terutama
digunakan untuk mendiagnosa adanya Silindris dan untuk menentukan tingkat
pengobatan danastigmatisme. Astigmatisma adalah kondisi mata di mana
kornea atau lensa cacat dan dapat menyebabkan masalah penglihatan.
Peralatan yang modern menggunakan sensor optik dan teknologi komputerisasi
untuk mengukur perbandingan dan kontras kornea terhadap nilai yang telah
ditentukan. Nilai yang ditentukan disebut nilai keratometric dan memungkinkan
para profesional perawatan mata untuk menentukan adanya dan derajat
astigmatisme.Ada dua jenis astigmatisms: yang paling umum adalah cacat