You are on page 1of 18

1.

APA SYARAT MASALAH KESEHATAN DAPAT DIANGKAT MENJADI


MASALAH PENELITIAN ?

Feasible (kemampulaksanaan )
o Tersedia subjek penelitian
o Tersedia dana
o Tersedia waktu, alat, dan keahlian

Interesting (menarik)
o Menarik bagi peneliti

Novel (memberikan sesuatu yang baru)


o Membantah / mengkofirmasi penemuan terdahulu
o Melengkapi, mengembangkan penelitian terdahulu
o Menemukan sesuatu baru

Ethical (etis)
o Tidak bertentangan dengan etika

Relevant
o Bagi ilmu pengetahuan
o Untuk tata laksana pasien
o Untuk dasar pengetahuan

Dasar-dasar metodologi penelitian klinis, Prof. Dr. Dr. Sudigdo


Sastroasmoro, Sp.A(k), 2011
Karakteristik Masalah yang Baik
Hal yang yang penting dan perlu dikerhatikan oleh calon peneliti
setelah menemukan masalah adalah, apakah masalah yang akan
diangkat memenuhi karakteristik masalah yang baik. Ada beberapa
criteria masalah penelitian yang baik, antara lain:
1.
2.

Topik atau judul menarik


Pemecahan masalah benar-benar bermanfaat bagi orang-orang
dalam lapangan pekerjaan atau bidang tertentu.

3.

Masalah harus merupakan hal baru

4.

Masalah harus mengandung rancangan yang lebih komplek.

5.

Harus dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang diinginkan

6.

Tidak bertentangan dengan etika dengan moral


Setelah menemukan masalah dalam penelitian, peneliti dapat
merumuskan judul penelitian. Judul penelitian yang baik harus
mengandung beberapa unsur antara lain: variabel-variabel yang akan
diteliti, hubungan antara variable dan populasi sasaran

2. APA PERSYARATAN MEMBUAT LATAR BELAKANG PENELITIAN ?

Pernyataan tentang masalah penelitian serta besaran masalah


Apa yang sudah diketahui ( what is known )
Apa yang belum diketahui ( what is not known knowledge
gap)
Apa yang dapat diharap dari penelitian yang direncanakan
untuk menutup knowledge gap tersebut

Dasar-dasar metodologi penelitian klinis, Prof. Dr. Dr. Sudigdo


Sastroasmoro, Sp.A(k), 2011

3. APA PERSYARATAN MEMBUAT RUMUSAN MASALAH ? DAN


BAGAIMANA PENTINGNYA RUMUSAN MASALAH SEBAGAI
TITIK TOLAK PENELITIAN ?
Rumusan masalah

Dikemukan dalam kalimat tanya (research question) . Dengan


rumusan dalam bentuk tanya , masalah penelitian lebih terfokus ,
spesifik dan khas

Substansi

yang

dimaksud

hendaknya

bersifat

khas,

tidak

bermakna ganda

Bila

terdapat

dipetanyakan

banyak
secara

pertanyaan
terpisah

agar

penelitian,
tiap

maka

harus

pertanyaan

dapat

dijawab secara terpisah pula

Dasar-dasar metodologi penelitian klinis, Prof. Dr. Dr. Sudigdo


Sastroasmoro, Sp.A(k), 2011

Secara garis besar, merumuskan permasalahan dapat dilakukan


dengan berbagai cara. Antara lain :

1. Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai.


a. Permasalahan dibuat untuk mengetahui atau mendeskripsikan
suatu fakta, fenomena atau peristiwa hukum.
b. Permasalahan dibuat untuk mencari hubungan antara dua hal
atau dua fenomena maupun data.
c. Permasalahan dibuat dengan cara membandingkan kedua hal
atau fenomena maupun data yang ada.
2. Berdasarkan teori dasar hukum.
Untuk merumuskan masalah di bidang hukum, biasanya akan lebih
mudah apabila lebih ditujukan untuk mempermasalahkan atau
menentukan bagaimana atau mengapa subyek hukum, obyek
hukum (hak dan kewajiban), hubungan hukum, peristiwa hukum
maupun akibat hukum terhadap fakta ataupun teori yang ditemukan
pada data awal.
3. Cara lain yang lebih sederhana, yaitu dengan cara mempertemukan
antaran :
a. Das sollen dengan das sollen (teori dengan teori)
b. Das Sein dengan das sollen (fakta dengan teori)
c. Das Sein dengan das sein (fakta dengan fakta).
http://cambai.multiply.com/journal/item/18/LANGKAH_AWAL_DALA
M_PEMBUATAN_KARYA_TULIS_ILMIAH?&show_interstitial=1&u=
%2Fjournal%2Fitem

Rumusan permasalahan yang baik memiliki ciriciri sebagai berikut:

1. permasalahan dirumuskan secara spesifik hanya mengenai aspek


tertentu secara jelas, kecuali peneliti memilki waktu, biaya, dan tentu saja
kemampuan secara cukup memadai
2. permasalahan penelitian harus memiliki basic empirical atau bersifat
factual problem metafisik seyogyanya tidak memiliki prioritas dalam riset
3. permasalahan prioritas perlu diorientasikan pada satu teori tertentu
sebab teori merupaka body of knowledge yang memberikan penjelasan
pada keaneka yang luas mengenai suatu fenomena.
4. permasalahan penelitian dirumuskan seyogyanya mimiliki tingkat
tingkat aktulitas yang tinggi sehingga memiliki pula academic interest dan
public interest yang cukup yang sangat tinggi bagi pengembangnya.

APA YANG DIMAKSUD DENGAN MASALAH ?

1.1 Mengidentifikasi Masalah


(1) Mengidentifikasi masalah adalah mencari masalah yang paling
relevan dan menarik untuk diteliti.
(2) Masalah dapat dicari melalui Pancaindera, yaitu pengamatan,
pendengaran, penglihatan, perasaan, dan penciuman.
(3). Permasalahan ada kalau ada kesenjangan (gap) antara das sollen
dan das sein , yaitu ada perbedaan antara apa yang seharusnya
dengan apa yang ada dalam kenyataan, antara apa yang diperlukan
dengan apa yang tersedia, antara harapan dan kenyataan. Masalah
berkaitan dengan suatu kondisi yang mengancam, mengganggu,
menghambat, menyulitkan, yang menunjukkan adanya kesenjangan
antara harapan dan kenyataan. A problem as any situation where a
gap exist between the actual and the desire d ideal state (Sekaran,
1992).
1.2 Sumber Masalah
Masalah dapat diperoleh dari sumber-sumber sebagai berikut:
(1) Bacaan, terutama bacaan yang berisi laporan penelitian
(2) Seminar, diskusi dan lain-lain pertemuan ilmiah
(3) Pernyataan pemegang otoritas
(4) Pengamatan sepintas
(5) Pengalaman pribadi
(6) Perasaan intuitif.
1.3 Memilih Masalah/Pembatasan
Dalam mengidentifikasi masalah biasanya dijumpai lebih dari satu
masalah, dan tidak semua masalah dapat/layak diteliti. Oleh sebab
itu perlu diadakan pemilihan/pembatasan masalah.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih masalah:
(1) Masalaha tersebut layak atau tidaknya untuk diteliti, tergantung
pada : * Ada/tidaknya sumbangan terhadap teori dan ada/tidaknya
teori yang relevan dengan itu , * Ada/tidaknya kegunaan untuk
pemecahan masalah-masalah praktis.
(2) Managebility,yaitu Cukup dana, cukup waktu, cukup alat, cukup
bekal kemampuan teoritis, dan cukup penguasaan metode yang
diperlukan.

4. APA PERBEDAAN MASALAH KESEHATAN DENGAN MASALAH


MASALAH PENELITIAN ?
Masalah kesehatan : masalah yg seharusnya ada dengan apa yg
ada
Masalah penelitian : bagian dari masalah kesehatan yg sebagian
atau seluruhnya dengan penelitian dan harus memiliki jawaban yg
lebih dr satu
Tidak semua masalah kesehatan bisa menjadi masalah penelitian
Masalah kesehatan seperti kejadian Demam Berdarah
-

Contoh : suatu daerah X mengalami peningkatan angka kejadian


DB

Masalah penelitian: berusaha mencari jawaban dari suatu kejadian


Contoh : apa yang menyebabkan peningkatan kejadian DB
tersebut?

. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis, Prof. Dr. Dr. Sudigdo


Sastroasmoro, Sp.A(k), 2002

5. Apa persyaratan membuat rumusan tujuan penelitian ? dan


Bagaimana pentingnya tujuan penelitian ?
Rumusan tujuan

Tujuan umum, dinyatakan secara kategoris apakah tujuan akhir


penelitian yang hendak dilaksanakan tersebut, mengacu pada
aspek yang lebih luas atau tujuan jangka panjang penelitian

Tujuan khusus, disebutkan secara jelas dan tajam hal-hal yang


akan langsung di ukur, di nilai, atau diperoleh dari penelitian.

FUNGSI
(PENELITIAN)

Dapat digunakan untuk menggambarkan tentang keadaan apa yang


di teliti
Dapat digunakan untuk menggambarkan kemampuan sumber daya
dan kemungkinan sumber daya tsb. Digunakan untuk mendukung
pengembangan apa yang diteliti

Dapat dijadikan sarana diagnosa dalam mencari sebab masalah


yang diteliti atau kegagalan yang terjadi di dalam masalah yang
diteliti
Dapat dijadikan sarana untuk menyusun kebijaksanaan dalam
menyusun strategi pengembangan system yang diteliti
Dapat melukiskan kemampuan dalam pembiayaan, peralatan,
pembekalan, ketenagaan baik secara kuantitas maupun kualitas
guna mendukung yang diteliti
(metodologi penelitian kesehatan, Soekidjo)

6. Apa pentingnya manfaat penelitian ? dan Bagaimana cara membuat


rumusan manfaat penelitian ?
Manfaat penelitian

Diuraikan manfaat apa yang di harapkan dari penelitian yang


dilakukan nanti.

Biasanya disebutkan manfaat dalam bidang akademik atau


ilmiah, pelayanan masyarakat, serta pengembangan penelitian
itu sendiri.

Manfaat :
1.

Dapat digunakan untuk menggambarkan tentang keadaan


atau situasi kesehatan individu, kelompok atau masyarakat.

2.

Dapat digunakan untuk menggambarkan kemampuan sumber


daya dan kemungkinan sumber daya tersebut, guna mendukung
pengembangan, pelayanan kesehatan yang direncanakan.

3.

Dapat dijadikan sarana diagnosis dalam mencari sebab


masalah kesehatan, atau kegagalan-kegagalan yang terjadi
dalam sistem pelayanan kesehatan.

4.

Dapat dijadikan sarana untuk menyusun kebijaksanaan dalam


menyusun strategi pengembangan sistem pelayanan kesehatan.

5.

Dapat melukiskan kemampuan dalam pembiayaan, peralatan,


pembekalan dan ketenagaan baik secara kuantitas maupun
kualitas guna mendukung sistem pelayanan kesehatan.

METODOLOGI PENELITIAN KESEHATAN. Dr. Soekidjo Notoatmodjo.


Rineka Cipta. 2005
PENGERTIAN MANFAAT PRAKTIS DAN MANFAAN TEORITIS ?
MANFAAT TEORITIS
Disebut sebagai manfaat akademis.
Yakni manfaat yang dapat membantu kita untuk lebih memahami
suatu konsep atau teori dalam suatu displin ilmu.
Konsep atau teori di sini biasanya hanya sebagaian kecil dari
konsep atau teori yang dibangun oleh banyak ilmuwan.
MANFAAT PRAKTIS
Yakni manfaat yang bersifat terapan dan dapat segera digunakan
untuk keperluan praktis, misalnya memecahkan suatu masalah,
membuat keputusan, memperbaiki suatu program yang sedang
berjalan.
Dalam manfaat praktis, peneliti juga harus bersifat praktis, langsung
pada persoalan dan spesifik.
7. Apa yang di maksud dengan ontologis , epistimiologis , axiologis ?
a. Landasan Ontologis tentang objek yang ditelaah ilmu.
Hal ini berarti tiap ilmu harus mempunyai objek telaahan
yang jelas. Dikarenakan diversifikasi ilmu terjadi atas dasar
spesifikasi objek telaahannya, maka tiap displin ilmu
mempunyai landasan ontologi yang berbeda.
b. Landasan Epistemologi cara yang digunakan untuk
mengkaji

atau menelaah

sehingga

diperolehnya

ilmu

tersebut. Secara umum metode ilmiah pada dasarnya


untuk semua disiplin ilmu, yaitu berupa proses kegiatan
induksi-deduksi-verivikasi seperti telah diuraikan diatas.
c. Landasan Aksiologi berhubungan dengan penggunaan
ilmu

tersebut

manusia.

dalam

Dengan

rangka

perkataan

memenuhi
lain,

apa

kebutuhan
yang

dapat

disumbangkan ilmu terhadap pengembangan ilmu tersebut

terhadap

pengembangan

ilmu

itu

serta

membagi

peningkatan kualitas hidup manusia.


(Metode Penelitian Kesehatan, Dr. Soekidjo Notoatmojo)

8. Sikap sikap apa saja yang seharusnya dimiliki oleh peneliti ?


Kriteria seorang peneliti
Kompeten
-

Menguasai dan mampu melakukan penelitian

Bidang Ilmu sesuai dengan bidang penelitian

Obyektif
-

Tidak mencampuradukkan pendapat sendiri dengan kenyataan

Jujur
-

Tidak memaksakan unsur subyektifitas ke dalam fakta

Faktual
-

Bekerja berdasarkan fakta

Terbuka
-

Bersedia menerima masukan dari orang lain

Bersedia diuji kebenaran hasil penelitiannya oleh orang lain

Cara berpikir dan sikap untuk seorang peneliti


1) Skeptik
Adalah upaya untuk selalu menanyakan bukti-bukti atau fakta-fakta
terhadap setiap pernyataan.
2) Analitik
Adalah kegiatan untuk selalu menimbang-nimbang setiap permasalahan yang dihadapinya, mana yang relevan, mana yang
menjadi masalah utama dan sebagainya.
3) Kritik
Adalah

berupaya

untuk

mengembangkan

kemampuan

menimbangnya selalu obyektif. Untuk ini maka dituntut agar data


dan pola berpikimya selalu logis.
Watik

Pratiknya.

2003.

Dasar-Dasar

Metodologi

Penelitian

Kedokteran & Kesehatan.


(1)Sikap ingin tahu, yaitu memiliki sikap bertanya atau selalu
penasaran terhadap sesuatu yang gelap, yang tidak wajar, dan
kesenjangan.

(2) Skeptik, yaitu bersikap ragu terhadap pernyataan-pernyataan


yang belum kuat dasar pembuktiannya.
(3) Kritis, yaitu cakap dalam menunjukkan batas-batas soal, mampu
menunjukkan perbedaan-perbedaan (divergensi) dan persamaanpersamaan (konvergensi), serta cakap menempatkan pengertianpengertian yang tepat.
(4) Objektif, yaitu mementingkan objektivitas (tidak memihak).
(5) Fre from etique, bahwa ilmu itu monologis, yaitu menilai apa
yang benar dan apa yang salah, tetapi harus memperhatikan apa
yang baik dan apa yang buruk bagi kemanusiaan.
http://file.upi.edu/Direktori/FPEB/PRODI._MANAJEMEN_FPEB/1960060
21986011-SURYANA/FILE__7.pdf
9. Bagaimana perinsip deduktif ?
Metode deduktif
Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal
yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagianbagiannya yang khusus.
Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya
perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus)
dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif
sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.
1. Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif menggunakan bentuk bernalar deduksi. Deduksi yang
berasal dari kata de dan ducere, yang berarti proses penyimpulan
pengetahuan khusus dari pengetahuan yang lebih umum atau universal.
Perihal khusus tersebut secara implisit terkandung dalam yang lebih
umum. Maka, deduksi merupakan proses berpikir dari pengetahuan
universal ke singular atau individual.
Penalaran deduktif adalah cara berpikir dengan berdasarkan suatu
pernyataan dasar untuk menarik kesimpulan. Pernyataan tersebut
merupakan premis, sedangkan kesimpulan merupakan implikasi
pernyataan dasar tersebut. Artinya, apa yang dikemukakan dalam
kesimpulan sudah tersirat dalam premisnya. Jadi, proses deduksi

sebenarnya tidak menghasilkan suatu konsep baru, melainkan pernyataan


atau kesimpulan yang muncul sebagai konsistensi premis-premisnya.
Contoh klasik dari penalaran deduktif:

Semua manusia pasti mati (premis mayor)

Sokrates adalah manusia. (premis minor)

Sokrates pasti mati. (kesimpulan)

Penalaran deduktif tergantung pada premisnya. Artinya, premis yang


salah mungkin akan membawa kita kepada hasil yang salah dan premis
yang tidak tepat juga akan menghasilkan kesimpulan yang tidak tepat.
Alternatif dari penalaran deduktif adalah penalaran induktif
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/09/tugas-1-penalarandeduktif-dan-induktif/
10.

Bagaimana prinsip induktif ?

Metode induktif
Metode induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan
bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan
difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum
diteliti. Bentuk dari metode induktif adalah generalisasi dan analogi.
2. Penalaran Induktif
Penalaran induktif adalah proses berpikir untuk menarik kesimpulan
berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan atas faktafakta yang bersifat khusus. Prosesnya disebut induksi.
Penalaran induktif dapat berbentuk generalisasi, analogi, atau hubungan
sebab akibat. Generalisasi adalah proses berpikir berdasarkan hasil
pengamatan atas sejumlah gejala dan fakta dengan sifat-sifat tertentu
mengenai semua atau sebagian dari gejala serupa itu. Analogi merupakan
cara menarik kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan terhadap
sejumlah gejala khusus yang bersamaan. Hubungan sebab akibat ialah
hubungan ketergantungan antara gejala-gejala yang mengikuti pola sebab
akibat, akibat sebab, dan akibat-akibat.
contoh penalaran induktif adalah :
kerbau punya mata. anjing punya mata. kucing punya mata
:. setiap hewan punya mata

11.
a)

Bagaimana cara berfikir sistematis ?


Merasakan adanya suatu masalah atau kesulitan dan masalah atau

kesulitan ini mendorong perlunya pemecahan.


b) Merumusakan dan atau membatasi masalah atau kesulitan tersebut.
Di dalam hali ini diperlukan observasi untuk mengumpulkan fakta
fakta yang berhubungan dengan dengan masalah itu.
c) Mencoba mengajukan pemecahan masalah/kesulitan tersebut dalam
bentuk hipotesis hipotesis. Hipotesis hipotesis ini adalah
merupakan pernyataan yang didasarkan pada suatu pemikiran atau
generalisasi untuk menjelaksan fakta tentang penyebab ,asalah
tersebut.
d) Menemukan

alasan

alasan

dan

akibat

dari

hipotesis

yang

dirumuskan secara deduktif.


e) Menguji hipotesis hipotesis yang di ajukan dengan berdasarkan
fakta fakta yang di kumpulkan melalui penyelidikan atau
penelitian. Hasil pembuktian hipotesis ini bisa menguatkan hipotesis
dalam arti hipotesis di terima,dan dapat pula memperlemah
hipotesis dalam arti hipotesis di tolak. Dari langkah terakhir ini
selanjutnya akan dirumuskan pemecahan ,asalah yang telah di
rumuskan.
Sumber

Metodelogi

Penelitian

Kesehatan;dr.Soekidjo

Notoatmodjo
12.
13.
14.

Bagaimana pendekatan berfikir ilmiah ?


Bagaimana pendekatan berfikir non ilmiah ?
Apa saja jenis jenis penelitian ?

Singarimbun, M., Effendi, S., 1995, Metode Penelitian Survai, LP3ES,


Jakarta
15.

Apa saja isi dari bab 1 dan penjelasan nya ?

1.
Pendahuluan

Latar belakang

Rumusan masalah harus berupa kalimat tanya

Hipotesis

Tujuan kita melakukan penelitian

Manfaat

1. Bab I Pendahuluan

a. Latar Belakang

Latar

belakang

berisi:

kebijakan

umum/teori

umum,

penjelasan spesifik/teori

spesifik, dampak kalau permasalahan dibiarkan, data


penelitian sejenis, data

daerah lain, data lapangan/ rasa keingintahuan peneliti


sebagai masalah, dan

penegasan judul.

b. Perumusan Masalah

Perumusan masalah menunjukkan inti pokok permasalahan


dan variabel yang

diteliti. Perumusan masalah juga merupakan pertanyaan


penelitian yang perlu

dijawab dalam penelitian. Perumusan masalah hendaknya


spesifik, singkat, jelas,

disusun dalam kalimat pertanyaan. Perumusan masalah


dapat dirinci dalam sub

bab masalah dan sub masalah. Sub bab masalah ditulis


dalam satu kalimat

pertanyaan yang bersifat umum, sedangkan sub masalah


ditulis secara rinci.

Banyaknya sub masalah berkisar dua sampai dengan lima.

c. Tujuan

Tujuan penelitian merupakan kegiatan yang akan dicapai


pada penelitian. Tujuan

penelitian dapat dirinci menjadi sub bab tujuan umum dan


sub bab tujuan khusus.

Tujuan disebutkan secara spesifik yang ingin dicapai.


Tujuan dirumuskan dalam

kalimat pernyataan, tidak ada kata tanya. Tujuan umum


merupakan tujuan global

yang akan dicapai penelitian, sedangkan tujuan khusus


merupakan tujuan yang

akan dijalani atau kegiatan yang akan dilakukan pada


penelitian. Banyaknya

tujuan khusus berkisar antara dua sampai dengan lima,


identik dengan banyaknya

sub masalah.

d. Manfaat

Manfaat penelitian dapat berupa manfaat teoritis maupun


manfaat praktis. Manfaat

teoritis misalnya untuk pengembangan ilmu pengetahuan,


sedangkan manfaat

praktis misalnya untuk mengatasi masalah kehidupan


sehari-hari bagi masyarakat,

masukan bagi pengambil kebijakan.

e. Ruang Lingkup

Ruang lingkup berguna untuk membatasi materi penelitian,


memperjelas

spesifikasi materi penelitian. Pada ruang lingkup cukup


diungkapkan ruang

lingkup materi.

http://id.scribd.com/doc/23200475/Pedoman-Pembuatan-KTI

You might also like