Professional Documents
Culture Documents
JUNI
2015
DISUSUN OLEH
Rezky F Saban
NIM
C111 10 103
PEMBIMBING
Dr. dr. A. Armyn Nurdin, M.Sc
DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU
KEDOKTERAN KOMUNITAS
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2015
PENGESAHAN
Nama
Rezky F Saban
NIM
C111 10 103
Case Report
Telah menyelesaikan tugas dalam rangka kepaniteraan klinik pada Bagian Ilmu
Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas
Hasanuddin.
Pembimbing
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................iv
DAFTAR TABEL.............................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................5
1.3 Tujuan Penelitian..................................................................................5
1.4 Manfaat Penelitian................................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Rumah sakit..........................................................................................7
2.2 Persepsi.................................................................................................
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian..................................................................................
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian................................................................
3.3 Populasi Penelitian................................................................................
3.4 Sampel Penelitian..................................................................................
3.5 Besar Sampel........................................................................................
3.6 Cara Pengumpulan Sampel...................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rumah sakit merupakan organisasi dengan kompleksitas yang sangat
tinggi. Sering kali rumah sakit diistilahkan sebagai organisasi yang padat modal,
padat sumber daya manusia, padat teknolohi, padat ilmu pengetahuan dan padat
regulasi (Salimah, 2009). Kondisi yang demikian membuat rumah sakit
membutuhkan sistem manajemen dan pelayanan yang baik untuk bisa
berkembang menjadi institusi yang memiliki daya saing dan kepekaan terhadap
kebutuhan pasien sebagai konsumen terbesar di rumah sakit. Buruknya
manajemen dan pelayanan jasa kesehatan yang diberikan rumah sakit kepada
pasien sudah sejak lama disadari dan telah mengakibatkan kerugian baik bagi
rumah sakit maupun bagi pasien. Survey membuktikan bahwa tidak setiap
konsumen yang kecewadenagn pelayanan rumah sakit dengan senang hati
menyampaikan keluhannya. Artinya, meski pasien tidak menyampaikan
keluhannya bukan berarti secara otomatis dianggap bahwa pasien puas dengan
pelayanan di rumah sakit. Temuan yang didapatlan Techincal Assistance Research
Program (TARP) di Washington, D.C. mendapati kenyataan bahwa 96%
konsumen yang tidak puas justru secara diam-diam beralih ke jasa pesaing
(Lupiyoadi & Hamdani, 2006). Itu artinya, diamnya pasien merupakan sinyal
buruk bagi rumah sakit. Karena 4% yang menyampaikan keluhan biasanya adalah
mereka yang benar-benar setia atau membutuhkan jasa rumah sakit.
Indikasi ini bermakna, setiap satu pasien yang tidak puas pada dasarnya
mewakili 25 pasien lain yang kecewa. Bila setiap hari ada 100 pasien yang
mengeluh, berarti terdapat 2.500 pasien yang kecewa. Konsumen yang kecewa
tidak hanya meninggalkan perusahaan, tetapi juga menceritakan keburukan
pelayanan yang diterima pada orang lain. Menurut penelitian, mereka yang
kecewa akan bercerita paling sedikit kepada 15 orang lainnya (Lupiyoadi &
Hamdani, 2006). Dengan asumsi 100 pasien yang kecewa, dalam satu bulan sinyal
buruk itu akan menyebar ke 37.500 orang lainnya. Hal ini akan membuat citra
buruk melekat dalam jasa pelayanan rumah sakit. Berdasarakan hal tersebut, maka
1
2007
di
lima
rumah
sakit
di
daerah
diberikan
pasien.Sepanjang
akan
kualitas
medis, maka pasien akan sangat puas dan menganggap bahwa kualitas pelayanan
yang didapatkannya sudah prima.
Kualitas pelayanan kesehatan yang prima memiliki makna bahwa kualitas
pelayananan yang diberikan dokter ataupum perawat kepada pasien melebihi
kualitas yang telah distandarkan yang bertujuan untuk mewujudkan kepuasan
pasien.Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan kata prima sebagai
pertama;sangat baik;utama(Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional,
2008).
Kataprima
jika
digandengkan
dengan
kata
pelayanan
akan
pasien
indikator-indikator
yang
relevan, valid dan reliabel agar aspek yang benar-benar mempengaruhi tingkat
kepuasan pasien benar-benar dapat terwakili.Dalam
Kepmenpan Nomor
25
persyaratan
pelayanan,
kejelasan
petugas,
kedisiplinan
kepuasan
pasien
dan
yang
dapat
diukur
tapi juga
pasien
potong
pada
tingkat
harapan
dan
tingkat kinerja
diagram
kartesius
pasien
kesehatan.Titik potong
dan
yang didapatkan
nilai
tersebut
akan
rata-rata
dari
nilai
rata-rata
indikator
tersebut.
Dengan terbentuknya empat
kuadran
akan diketahui indikator mana yang yang harus menjadi prioritas dan didahulukan
untuk diperhatikan dan diperbaiki .Rumah Sakit Umum Daerah Daya,(RSUD)
Makassar adalah Rumah Sakit kelas B dan merupakan
Rumah
Sakit
Pemerintah
Kota
Makassar
dan
Rumah Sakit
merupakan Konversi
dari
Puskesmas Plus Daya menjadi Rumah Sakit Umum Daerah Kota makassar
Tipe
B,
dan
juga
merupakan
Pusat
Keputusan
Rujukan
Rumah sakit ini juga menjadi Rumah Sakit rujukan dari rumah sakit
kabupaten.Dalam rangka peningkatan mutu pelayanan kesehatan, Rumah Sakit
Umum Daerah Daya bertekad memberi pelayanan sesuai kebutuhan masyarakat
serta mendukung tercapainya Kota
dengan cara meningkatkan pelayanan kesehatan paripurna sesuai dengan Visi, dan
4
layanan
memiliki
Gawat Darurat/ IGD Level III. Rumah Sakit Umum Daya Makassar juga sebagai
rumah sakit rujukan baik rawat jalan maupun rawat inap, Untuk memudahkan
pasien
dalam menerima
layanan
kesehatan
secara
berkualitas,
pihak
RSUD Daya telah mengatur beberapa pelayanan yang dilewati oleh pasien, yaitu :
faktor apa yang berhubungan dengan persepsi pasien terhadap layanan kesehatan
di instalasi rawat inap Rumah Sakit Umum Daya
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1
Tujuan Umum
Untuk mengetahui persepsi pasien terhadap layanan kesehatan di instalasi
rawat inap Rumah Sakit Umum Daya
1.3.2
Tujuan Khusus
karakteristik pasien di instalasi rawat inap RSUD Daya sehingga pelayanan tenaga
medis terhadap pasien dapat ditingkatkan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Persepsi
Kamus Besar Bahasa Indonesia, persepsi merupakan suatu tanggapan atau
penerimaan langsung dari suatu serapan yaitu proses seseorang mengetahui
beberapa hal melalui panca indera (Depdiknas, 1990: 672). Persepsi secara
etimologis, persepsi berasal dari bahasa Latin perception, asal kata percipere yang
berarti menerima atau mengambil. Arti sempit persepsi merupakan cara
bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu. (Alex Sobur, 2003:
445) Menurut Adam Ibrahim seperti yang dikutip Gutomo, dkk (2009:11) yang
mengemukakan
persepsi
merupakan
suatu
proses
dimana
seseorang
c. Perhatian.
Perhatian merupakan proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi
menonjol dalam kesadaran, dimana dalam mengadakan persepsi diperlukan
perhatian. Hal itu dikarenakan juga merupakan suatu langkah pertama sebagai
suatu persiapan dalam rangka mengadakan persepsi. (Jalanuddin Rakhmat, 2007:
52) Menurut Miftah Toha (2003: 154) faktor yang mempengaruhi persepsi
seseorang terbangun dalam fikirannya dan berbeda-beda satu dengan yang lainnya
adalah sebagai berikut:
10
pasien, penyebab sakit, cara pengobatan yang akan dilakukan, perawatan yang
harus dijalani, efek samping dalam pengobatan, biaya yang harus dikeluarkan,
sistem pemeliharaan kesehatan.
11
setiap
kegiatan
yang
mempertahankan
hidupnya
(Hanum
Marimbi,
2009:54-55).
Jadi
dapat
13
c. Kesehatan Lingkungan
Pelayanan ini bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan dalam
rangka mencapai kualitas hidup optimal melalui kesehatan lingkungan dan
pelestarian lingkungan yang dinamis serta membangkitkan semangat masyarakat
dalam upaya kesehatan lingkungan.
14
i. Kesehatan Sekolah
Melalui usaha kesehatan sekolah diharapakan dapat ditingkatkan derajat
kesehatan dan kemampuan untuk hidup sehat dari anak sekolah.
j. Kesehatan Jiwa
Tugas pokok kesehatan ini adalah mencegah meningkatkan angka
penderita berbagai gangguan jiwa.
k. Kesehatan Gigi dan Mulut
Pelayanan kesehatan gigi biasanya lebih terfokus pada anak-anak.
l. Rawat inap
Kegiatannya adalah melaksanakan pelayanan rutin penyuluhan dalam
rangka pengamatan kejadian penyakit. Pelayanan rawat inap adalah suatu
kelompok pelayanan kesehatan yang terdapat di rumah sakit yang merupakan
gabungan dari beberapa fungsi pelayanan. Kategori pasien yang masuk rawat inap
adalah pasien yang perlu perawatan intensif atau observasi ketat karena
penyakitnya. Jadi rawat inap adalah pelayanan pasien yang perlu menginap
dengan cara menempati tempat tidur untuk keperluan observasi, diagnosa dan
terapi bagi individu dengan keadaan medis, bedah, kebidanan, penyakit kronis
atau rehabilitasi medik atau pelayanan medik lainnya dan memerlukan
pengawasan dokter dan perawat serta petugas medik lainnya secara intensif setiap
hari. Perawatan intensif merupakan pelayanan rawat inap secara intensif terhadap
pasien yang memerlukan perawatan medik dan pengawasan berkelanjutan.
Perawatan intensif dilakukan di ruang perawatan intensif, ruangan yang memiliki
sarana penunjang untuk memantau keadaan pasien secara terus menerus.
Pelayanan rawat inap juga menyediakan perawatan isolasi, merupakan pelayanan
rawat inap secara terpisah yang diberikan terhadap pasien yang memerlukan
15
16
17
Rumah sakit ini memiliki misi yaitu kesehatan militer dan persiapan perang.
Rumah sakit militer merupakan ujung tombak kemajuan pelayanan kesehatan
militer.
a. Fungsi layanan ekstramural, yaitu kegiatan yang dilakukan di luar rumah sakit
yang menyelenggarakannya, dapat dilakukan di luar batas kegiatan tersebut.
18
19
Pelayanan administrasi
KERANGKA
KONSEP
Pelayanan
farmasi
Persepsi pasien
20
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif yaitu rancangan penelitian
sederhana yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui persepsi pasien rawat
inap terhadap layanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Daya, Kota
Makassar, dengan pendekatan cross sectional.
B. Lokasi Penelitian
Lokasi Penelitian adalah Poliklinik Rumah Sakit Umum Daerah Daya, Kota
Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah pasien rawat inap yang berkunjung dan
mendapat pelayanan kesehatan di Poliklinik Rumah Sakit Umum Daerah Daya
1. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah pasien rawat inap yang berkunjung dan
mendapat pelayanan kesehatan di Poliklinik Rumah Sakit Umum Daerah Daya
saat periode penelitian.
3. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah berupa kuisioner yang dipergunakan untuk
pengumpulan data.
F. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif
1. Definisi Opersional
Definisi operasional sebagai batasan-batasan dalam penelitian ini adalah :
a. Pelayanan administrasi yaitu penilaian pasien terhadap sistem prosedur
pengurusan data administrasi
Alat ukur
: kuesioner
Cara ukur
kelengkapan
perangkat administrasi,
22
kuesioner
Cara ukur : dengan mengambil data dari kuesioner yang diisi sendiri oleh
responden yang meliputi bagaimana penilaian pasien
terhadap tersedianya obat di rumah sakit, kemudahan untuk
mendapatkan obat yang sesuai resep, informasi mengenai
obat.
c. Pelayanan petugas kesehatan adalah tanggapan pasien mengenai sikap dan
perilaku tenaga kesehatan dalam melayani pasien
Alat ukur : kuesioner
Cara ukur : dengan mengambil data dari kuesioner yang diisi sendiri oleh
responden penilaian pasien mencakup proses pemeriksaan
yang dilakukan oleh dokter dan pelayanan perawat, petugas
memberikan informasi mengenai penyakit, ramah dalam
memberikan pelayanan.
2. Kriteria Objektif
Dalam melakukan penelitian terhadap persepsi pasien rawat inap, yaitu :
pelayanan adminstrasi, pelayanan farmasi, pelayanan petugas kesehatan
didasarkan
atas
nilai
rata-rata
jawaban
responden,
kemudian
dengan
23
1 = Kurang
Berikut ini kriteria mutu pelayan administrasi dan pelayanan petugas kesehatan
yang merujuk pada skala Likert (Sugiono, 2000) dimana jawaban itu digolongkan
dalam dua kategori (K) yaitu :
Skor tertinggi jawaban responden (X) = jumlah pertanyaan x skor jawaban
tertinggi
=7x3
= 21 (100%)
Skor terendah jawaban responden (Y) = jumlah pertanyaan x skor jawaban
terndah
=7x1
= 21 ( 33,3%)
Range (R) = X-Y
= 100% - 33,3 % =66,67%
Interval (I) = R : Y
= 66,67% : 3
= 22,22 %
Jadi kriterianya :
1. Baik jika jawaban responden berada pada indeks 77,8%-100% dengan jumlah
nilai 17-21
2. Cukup jika jawaban responden berada pada indeks 55,6%-77,8 dengan jumlah
nilai 11-16
3. Kurang jika jawaban responden berada pada indeks < 55,5% dengan jumlah
nilai < 11
Adapun nilai tiap jawaban untuk pelayanan farmasi adalah sebagai berikut :
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang
Berikut ini kriteria pelayanan merujuk pada skala Likert (Sugiono, 2000)
dimana jawaban itu digolongkan dalam dua kategori (K) yaitu :
24
G. Pengumpulan Data
Dalam penelitian dipergunakan data primer, yang mana data ini diperoleh
melalui wawancara langsung kepada responden dengan menggunakan kuesioner
secara terstruktur dan sistematis disertai pengamatan langsung.
H. Analisis Data
25
Data yang telah diolah akan disajikan dalam bentuk tabel untuk menggambarkan
persepsi layanan pada pasien rawat inap disertai dengan penjelasan. Setelah data
terkumpul, maka analisa data dilakukan melalui pengolahan data deskriptif. Data
demografi dan hasil kuesioner disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi
dan persentase. Sedangkan data hasil kuesioner terlebih dahulu akan diolah
dengan langkah-langkah sebagai berikut: (1) Editing, memeriksa kembali
kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan. (2) Coding, pemberian kode
numerik (angka) terhadap data. (3) Entry data, memasukkan data yang telah
dikumpulkan ke dalam tabel atau database komputer, kemudian membuat
distribusi frekuensi. (4) Kemudian data dianalisis, lalu disajikan dalam bentuk
tabel distribusi frekuensi.
26
DAFTAR PUSTAKA
Agung
Kurniawan.
2005.
Transformasi
Pelayanan
Publik.
Yogyakarta:
Pembaharuan.
Gidden, Anthony. 1986. Kapitalisme dan Teori Sosial Modern: Suatu Analisis
terhadap Karya Tulis Marx, Durkheim dan Max Weber. Jakarta: UI Press.
27
J. Dwi Narwoko. 2004. Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan. Jakarta: Kencana.
Johnson, Doyle Paul. 1986. Teori Sosiologi Klasik dan Modern. Jakarta:
Gramedia.
Mitchell, Ducan. 1996. Sosiologi Suatu Analisa Sistem Sosial. Jakarta: Bina
Aksara.
Moenir
A,S.
1998.
Pendekatan
Manusiawi
dan
Organisasi
Terhadap
Tri Gutomo dan Etty Padmiati. 2009. Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia:
Pelayanan Sosial Lanjut Usia dalam Keluarga. Salatiga: Widya Sari Press
29