Professional Documents
Culture Documents
Fraktur Depressed
Oleh:
Gandy
11-2013-066
Pembimbing:
Dr. Junior Panda Indrawan Simanungkalit, Sp.BS, M.Kes
KEPANITERAAN KLINIK
STATUS ILMU BEDAH DAN ANESTESI
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
SMF ILMU BEDAH DAN ANESTESI
RS MARDI RAHAYU
Nama
: Gandy
NIM
: 112013066
I.
IDENTITAS PASIEN
Nama
: An. M R
Tanggal lahir
: 27-05-2002
Umur
: 12 Tahun
Jenis kelamin
: Laki-laki
Status perkawinan
: Belum Menikah
Pekerjaan
: Pelajar
Pendidikan
: SD
Agama
: Islam
Alamat
No. CM
: 383093
Masuk RSMR
SUBJEKTIF
Anamnesis:
Auto anamnesis / allo anamnesis, tanggal: 1 Juni 2014 Pukul: 12.00 WIB
Dengan keluarga pasien: Ibu dan 2 Kakak perempuan OS
2|Page
Keluhan utama:
Penurunan kesadaran 11/2 Jam SMRS
Riwayat penyakit sekarang:
11/2 Jam SMRS, OS mengalami kecelakaan lalu lintas tunggal. OS ikut menumpang
truk pengangkut tanah, kemudian truk tersebut masuk jurang. Kecelakaan terjadi di desa
Kombang, RT 04, Colo. Posisi jatuh OS tidak diketahui secara pasti. Tidak ada saksi yang
melihat kejadian tersebut. Tidak ada jejas pada bagian tubuh lain OS. Muntah (-), Kejang (-),
tidak ada kelumpuhan anggota gerak. Tidak ada perdarahan dari telinga maupun hidung.
Waktu kejadian OS tidak sadar. OS tidak sempat ada episode sadar setelahnya. Kemudian OS
langsung dibawa ke UGD RSMR. OS sampai di UGD sekitar pukul 16.00 WIB. Waktu
datang OS dalam keadaan tidak sadar.
Riwayat penyakit keluarga:
Tidak ada riwayat penyakit diabetes mellitus, hipertensi, penyakit jantung koroner,
dan alergi pada keluarga pasien.
Riwayat penyakit dahulu:
III.
Penyakit terdahulu
Trauma terdahulu
Operasi
Sistem saraf
Sistem kardiovaskular
Sistem gastrointestinal
Sistem urinarius
Sistem genitalis
Sistem musculoskeletal
: tidak ada
: tidak ada
: tidak ada
: tidak ada
: tidak ada
: tidak ada
: tidak ada
: tidak ada
: tidak ada
OBJEKTIF
1.
Status Umum (Tanggal 27 Mei 2014, Pukul 16.00 WIB)
Keadaan umum
: Tampak sakit sedang
Kesadaran
: E4 M6 V4 Delirium
Tekanan darah
: 110/70 mmHg
Nadi
: 85 x/menit
Pernapasan
: 22 x/menit
Suhu
: 36,5oC
Kepala
: terdapat hematom di regio temporo-parietal-occipital dextra
Mata
: pupil isokor diameter 3mm, SI (-), CA (-)
Telinga
: normotia, darah (-), pus (-)
3|Page
Hidung
: normosepta, tidak ada deviasi, tidak ada darah, tidak ada pus,
Tenggorokan
Leher
Paru-paru
Jantung
Abdomen
Ekstremitas
Status psikikus
Cara berpikir
Perasaan hati
Tingkah laku
Ingatan
Kecerdasan
Status Neurologis
a. Kepala
1. Bentuk
: normocephali
2. Nyeri tekan
: (-)
3. Simetris
4. Pulsasi
: (+)
b. Leher
1. Sikap
: simetris
2. Pergerakan
: bebas
3. Kaku kuduk
: (-)
c. Nervus kranialis
N. I (Olfactorius)
Kanan
Kiri
Subjektif
sulit dinilai
sulit dinilai
sulit dinilai
sulit dinilai
Kanan
Kiri
Tajam penglihatan
sulit dinilai
sulit dinilai
Lapangan penglihatan
sulit dinilai
sulit dinilai
Melihat warna
sulit dinilai
sulit dinilai
Fundus okuli
tidak dilakukan
1. N. II (Optikus)
2. N. III (Okulomotorius)
Kanan
Kiri
Temporal
4|Page
*dapat bergerak
sulit dinilai
sulit dinilai
Kedudukan bulbus
normal
normal
Strabismus
tidak ada
tidak ada
Nistagmus
tidak ada
tidak ada
Exophtalmus
tidak ada
tidak ada
Pupil: Besar
3mm
3mm (simetris)
bulat
bulat
normal
normal
(+)
(+)
Refleks Konversi
(+)
(+)
Refleks konsensual
(+)
(+)
Melihat kembar
sulit dinilai
sulit dinilai
N.IV (Trokhlearis)
Kanan
Kiri
Bentuk
Pergerakan mata
Temporal
*dapat bergerak
Temporal
sulit dinilai
sulit dinilai
sulit dinilai
sulit dinilai
Kanan
Kiri
Bawah dalam
Diplopia
3. N.V (Trigeminus)
Membuka mulut
normal
normal
Menggigit
sulit dinilai
sulit dinilai
Pergerakan rahang
sulit dinilai
sulit dinilai
V1
sulit dinilai
sulit dinilai
V2
sulit dinilai
sulit dinilai
V3
sulit dinilai
sulit dinilai
Reflek kornea
(+)
(+)
Sensibilitas
4. N.VI (Abdusen)
Kanan
Kiri
Pergerakan mata
5|Page
Temporal
Temporal
sulit dinilai
sulit dinilai
Melihat kembar
sulit dinilai
sulit dinilai
Kanan
Kiri
Mengerutkan dahi
normal
normal
Menutup mata
normal
normal
Memperlihatkan gigi
normal
normal
sulit dinilai
sulit dinilai
Kanan
Kiri
Gesekan rambut
sulit dinilai
sulit dinilai
Suara berbisik
sulit dinilai
sulit dinilai
Weber
tidak dilakukan
Rinne
tidak dilakukan
Swabach
tidak dilakukan
5. N.VII (Fasialis)
6. N.VIII (Kokhlearis)
7. N.IX (Glossofaringeus)
Perasaan lidah belakang
sulit dinilai
sulit dinilai
Reflek muntah
sulit dinilai
sulit dinilai
Kanan
Kiri
Arcus pharynx
sulit dinilai
sulit dinilai
Uvula
sulit dinilai
sulit dinilai
Menelan
sulit dinilai
sulit dinilai
Fonasi
sulit dinilai
sulit dinilai
Kanan
Kiri
Mengangkat bahu
sulit dinilai
sulit dinilai
Memalingkan kepala
sulit dinilai
sulit dinilai
Kanan
Kiri
Menjulurkan lidah
sulit dinilai
sulit dinilai
Tremor lidah
sulit dinilai
sulit dinilai
Kekuatan lidah
sulit dinilai
sulit dinilai
8. N.X (Vagus)
9. N.XI (Aksesorius)
d.
b.
c. Pergerakan kolumna
: sulit dinilai
d. Sensibilitas
Kanan
Kiri
Taktil
sulit dinilai
sulit dinilai
Nyeri
sulit dinilai
sulit dinilai
Suhu
sulit dinilai
sulit dinilai
Diskriminasi
sulit dinilai
sulit dinilai
: +/+
: +/+
: +/+
Refleks
Kanan
Kiri
Pergerakan
sulit dinilai
sulit dinilai
Kekuatan
sulit dinilai
sulit dinilai
Tonus
normotonus
normotonus
Atrofi
normotrofi
normotrofi
19 cm
19 cm
15,5 cm
15 cm
Taktil
sulit dinilai
sulit dinilai
Nyeri
sulit dinilai
sulit dinilai
Suhu
sulit dinilai
sulit dinilai
Diskriminasi
sulit dinilai
sulit dinilai
Biceps
++
++
Triceps
++
++
Radius
++
++
Ulna
++
++
Tromner-Hoffman
(-)
(-)
Kanan
Kiri
Pergerakan
sulit dinilai
sulit dinilai
Kekuatan
sulit dinilai
sulit dinilai
b. Sensibilitas
c. Refleks
7|Page
Tonus
normotonus
normotonus
Atrofi
normotrofi
normotrofi
28 cm
28 cm
22 cm
21 cm
Taktil
sulit dinilai
sulit dinilai
Nyeri
sulit dinilai
sulit dinilai
Suhu
sulit dinilai
sulit dinilai
Diskriminasi
sulit dinilai
sulit dinilai
Patella
++
++
Achilles
++
++
Babinski
Chaddock
Rossolimo
Mendel-Bechterev
Schaefer
Oppenheim
Gonda
Gordon
b. Sensibilitas
c. Refleks
Cara berjalan
: sulit dinilai
Tes Romberg
: sulit dinilai
Disdiadokokinesia
: sulit dinilai
Ataksia
: sulit dinilai
Dismetria
: sulit dinilai
5. Gerakan-gerakan abnormal
Tremor
: tidak ada
Miokloni
: tidak ada
Khorea
: tidak ada
Fasikulasi
: tidak ada
6. Alat vegetatif
Miksi
: sulit dinilai
8|Page
b.
Defekasi
: sulit dinilai
Ereksi
: sulit dinilai
Status Lokalis
IV.
DIAGNOSIS KERJA
CKS
o Suspect fraktur depressed
o Suspect fraktur linier
o Suspect subgaleal hematom
o Suspect kontusio serebri
o Suspect fraktur basis cranii
V.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan CT-Scan Brain Non Kontras (Tanggal 28 Mei 2014)
9|Page
10 | P a g e
Klinis:
Sulci, fisura sylvii dan sisterna relative obliterasi
11 | P a g e
Tampak lesi hiperdens di temporo-parietal kanan dan juga mengisi fissure sylvii
kanan
Hematoma subgaleal temporo parietal occipital kanan
Kesan:
Cenderung EDH temporal kanan (DD// SDH temporo-parietal kanan) dengan PSA
Edema serebri dan peningkatan TIK
Fraktur linier impresi Os temporal parietal kanan dan fraktur linier Os occipital
kanan
Hematoma subgaleal temporo parietal occipital kanan
11,70
39,11
0,60
0,30
85,00
8,10
5,3
0,6
80,70
27,50
34,10
34,30
297
4,25
12,50
52,70
9,20
5/7
A/+
2.00
5,30
46,6
16,2
289
40,8
1.00
g/dl
Ribu
%
%
%
%
%
%
fL
Pg
%
%
Ribu
Juta
%
fL
Mikro m3
Mm/jam
10,58-15,6
4,5-13,5
1-5
0-1
50-70
25-50
1-6
1-4
80-100
26-34
32-36
40-52
156-408
4,4-5,9
11,5-14,5
25-65
6,8-10
0-10
Menit
Menit
Detik
Detik
Mg/dl
Mg/dl
Mg/dl
1-3
2-6
27-42
11-15
75-110
15-36
0,9-1,3
12 | P a g e
Natrium
Kalium
VI.
136,5
3,13
Mmol/l
Mmol/l
132-145
3,5-5
RESUME
OS anak laki-laki usia 12 tahun mengalami KLL terjatuh ke jurang 1 1/2 jam SMRS.
Posisi jatuh OS tidak diketahui secara pasti. Waktu kejadian dan datang ke UGD OS dalam
keadaan tidak sadar. Muntah (-), kejang (-), tidak ada kelumpuhan anggota gerak badan, tidak
ada perdarahan dari hidung maupun telinga.
VII.
DIAGNOSIS PASTI
1.
2.
VIII. PENATALAKSANAAN
Terapi operatif:
Craniotomy reposisi
Terapi medikamentosa:
IX.
X.
PROGNOSIS
Ad Vitam
Ad Fungsionam
Ad Sanationam
: dubia ad bonam
: dubia ad bonam
: dubia ad bonam
Dilakukan tindakan anestesi dan desinfeksi dengan saflon, alcohol, dan betadine
Insisi base skull
13 | P a g e
XI.
FOLLOW UP
Tanggal
: 2 Juni 2014
Pukul
: 14.45 WIB
: kesadaran
: E4 M6 V5 CM
Tekanan darah
: 100/60 mmHg
Nadi
: 84 x/menit
Pernapasan
: 20 x/menit
Suhu
: 36,3oC
Tanggal
Pukul
: 3 Juni 2014
: 15.15 WIB
: kesadaran
: CM E4 M6 V5 (Obey commands)
Tekanan darah
: 110/80 mmHg
Nadi
: 96 x/menit
Pernapasan
: 20 x/menit
Suhu
: 36,5oC
Mata
Tanggal
Pukul
: 4 Juni 2014
: 15.00 WIB
: kesadaran
: CM E4 M6 V5
14 | P a g e
Tekanan darah
: 120/80 mmHg
Nadi
: 86 x/menit
Pernapasan
: 20 x/menit
Suhu
: 36,0oC
Tanggal
: 5 Juni 2014
Pukul
: 16.00
OS sudah dipulangkan
PEMBAHASAN
FRAKTUR DEPRESSED
Definisi
Fraktur tengkorak adalah rusaknya kontinuitas tulang tengkorak disebabkan oleh
trauma. Hal ini dapat terjadi dengan atau tanpa kerusakan otak. Adanya fraktur tengkorak
biasanya dapat menimbulkan dampak tekanan yang kuat. Fraktur tengkorak diklasifikasikan
terbuka atau tertutup. Bila fraktur terbuka maka dura rusak, dan fraktur tertutup keadaan dura
tidak rusak.1
Fraktur Tulang Kepala
Fraktur tulang kepala merupakan hasil dari trauma tumpul atau penetrasi. Fraktur
tulang kepala dapat dikategorikan menjadi fraktur linier dan fraktur depressed. Fraktur
depressed merupakan fraktur yang terdapat pada tulang kepala dimana fragmen fraktur
terdesak ke arah otak. Fraktur depressed biasanya merupakan dari gaya yang terlokalisir pada
satu tempat di kepala. Ketika gaya tersebut cukup besar, atau terkonsentrasi pada daerah
15 | P a g e
Fraktur pada vertex akan lebih terlihat pada X-ray, namun kriteria standar untuk diagnosis
fraktur pada tulang kepala adalah dengan menggunakan CT-scan. Pemeriksaan MRI
digunakan apabila ada kecurigaan kelainan pada ligamen atau pembuluh darah.3
Klasifikasi
Klasifikasi fraktur tulang tengkorak dapat dilakukan berdasarkan:3
1.
radiolusen.
Diastase
Fraktur yang terjadi pada sutura, sehingga terjadi pemisahan sutura cranial. Fraktur
besarnya
energy
yang
membentur
kepala
(energy
kinetic
objek), kedua ditentukan oleh Arah benturan, ketiga ditentukan oleh bentuk
tiga dimensi (geometris) objek yang membentur, keempat ditentukan oleh
lokasi anatomis tulang tengkorak tempat benturan terjadi, dan kelima
ditentukan oleh perbandingan antara besar energi dan luasnya daerah benturan,
semakin besar nilai perbandingan ini akan cenderung menyebabkan fraktur
depressed.3
Pendapat ini didukung oleh beberapa hal antara lain:
a.
Fraktur pada tabula interna biasanya lebih luas dari pada fraktur tabula
eksterna diatasnya.
b.
c.
dapat bersifat protektif, yaitu dengan menyebabkan individu menjauhi suatu rangsangan yang
berbahaya, atau tidak memiliki fungsi, seperti pada nyeri kronik. Nyeri dirasakan apabila
reseptor-reseptor nyeri spesifik teraktivasi. Nyeri dijelaskan secara subjektif dan objektif
berdasarkan lama (durasi), kecepatan sensasi, dan letak.1
Fraktur kubah cranial menyebabkan bengkak pada sekitar fraktur, dan karena ini
diagnosis yang akurat tidak dapat ditetapkan tanpa pemeriksaan dengan sinar x.
Fraktur dasar tengkorak cenderung melintas sinus paranasal pada tulang frontal atau
lokasi tengah telinga tulang temporal, juga sering menimbulkan hemoragi dari hidung, faring,
atau telinga dan darah terlihat dibawah konjungtiva. Suatu area ekimosis, atau memar
mungkin terlihat diatas mastoid (tanda battle). Fraktur dasar tengkorak dicurigai ketika CSS
keuar dari telinga (othorea cairan serebrospinal) dan hidung (rhinorea serebrospinal).
Keluarnya cairan CSS merupakan masalah yang serius karena dapat menyebabkan infeksi
seperti meningitis, jika organisme masuk kedalam isi cranial melalui hidung, telinga atau
sinus melalui robekan pada dura.1
Penatalaksanaan
Fraktur depressed yang terjadi pada anak tanpa kelainan neurologis akan sembuh
dengan baik dan tidak memerlukan tindakan operasi. Pengobatan terhadap kejang dianjurkan
apabila kemungkinan terjadinya kejang besar. Pada fraktur terbuka, apabila terkontaminasi,
diperlukan pemberian antibiotic berspektrum luas dan tetanus toksoid.2
Balita dan anak dengan fraktur depressed terbuka memerlukan intervensi bedah
(craniotomy). Kebanyakan dokter bedah syaraf akan mengelevasi fraktur apabila segmen
cekung lebih dari 5 mm dibandingkan dengan tulang yang disekitarnya. Indikasi lain operasi
pada anak adalah ketika terdapat penetrasi dari dura, defek kosmetik yang persisten dan
terdapatnya defisit neurologis fokal. Indikasi untuk dilakukannya elevasi yang segera adalah
ketika terdapat kontaminasi yang masif, ataupun terdapatnya hematoma. Pada dewasa,
indikasi dilakukannya elevasi adalah ketika segmen lebih cekung dari 8-10 mm (atau
melebihi ketebalan dari tulang), terdapat defisit neurologis, perembasan CSF, dan pada
fraktur terbuka.2
Craniotomy adalah potongan yang dilakukan pada kranium. Saat operasi dibuat suatu
flap yang memungkinkan akses ke dura di bawahnya. Selain untuk melakukan elevasi pada
segmen tulang yang terkena, craniotomy juga dilakukan untuk mengevakuasi hematoma,
mengeluarkan benda asing dari dalam tulang kepala dan menutup bolongan pada basis crani
19 | P a g e
sedang dan berat, pemeriksaan CT-Scan mutlak harus dilakukan. Penderita juga harus
dilakukan perawatan di rumah sakit dan observasi ketat pada tanda-tanda vital, dan
pemeriksaan neurologis secara periodik, terutama GCS, bentuk dan ukuran pupil, gejalagejala peningkatan intrakranial.6
Observasi dilakukan sampai GCS mencapai 15 dilakukan dalam 24-48 jam. Observasi
ideal dilakukan tiap 30 menit pada jam pertama, lalu tiap jam pada 6 jam kedua, tiap 2 jam
pada 12 jam berikutnya. Lalu observasi tiap 4 jam hingga pasien sadar. Indikasi dilakukan
tindakan operatif pada cedera kepala ditegakan berdasarkan kondisi klinis pasien, temuan
CT-scan atau pemeriksaan radiologi, dan temuan gejala-gejala pasca trauma. Tujuan utama
20 | P a g e
Daftar Pustaka
1.
2.
3.
4.
5.
6.
BYjEgMAK&ved=0CAYQ_AUoAQ&biw=1366&bih=643#q=fracture+depressed
Winn H R. Youmans neurological surgery, fifth edition. USA: Saunders;2004
Sjamsuhidajat R. Buku ajar ilmu bedah, edisi kedua. Jakarta: EGC;2012
21 | P a g e