Professional Documents
Culture Documents
PENGERTIAN
DHF adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue, terutama
menyerang pada anak-anak dengan ciri-ciri : demam tinggi mendadak disertai manifestasi
perdarahan dan bertendensi menimbulkan syok (DSS) dan kematian. Penyakit ini
ditularkan lewat nyamuk Aedes aegypti, yang membawa virus dengue (anthropad borne
viruses) atau disebut arbo virus. DHF dapat menyerang semua umur tetapi terbanyak pada
anak-anak.
Epidemiologi :
Terdapat pada daerah tropis,terutama negara Asean dan Pasifik barat disebabkan
oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes,diIndonesia dikenal 2 jenis nyamuk
Aedes yaitu: Aedes Agypti dan Aedes albopictus. Insiden secara keseluruhan tidak ada
perbedaan jenis kelamin penderita DHF tetapi kematian lebih banyak pada anak
perempuan,usia antara 1- 4 tahun dan 5 – 10 tahun.
TANDA DAN GEJALA
1. Demam : demam tinggi timbul mendadak, terus menerus, berlangsung dua sampai
tujuh hari turun secara cepat.
2. Perdarahan : perdarahan disini terjadi akibat berkurangnya trombosit (trombositopeni)
serta gangguan fungsi dari trombosit sendiri akibat metamorfosis trombosit. Perdarahan
dapat terjadi di semua organ yang berupa:
• Uji torniquet positif
• Ptekie, purpura, echymosis dan perdarahan konjungtiva
• Epistaksis dan perdarahan gusi
• Hematemesis, melena
• Hematuri
3. Hepatomegali :
• Biasanya dijumpai pada awal penyakit
• Pembesaran hati tidak sejajar dengan beratnya penyakit
• Nyeri tekan pada daerah ulu hati
• Tanpa diikuti dengan ikterus
• Pembesaran ini diduga berkaitan dengan strain serotipe virus dengue
2
4. Syok : Yang dikenal dengan DSS , disebabkan oleh karena : Perdarahan dan
kebocoran plasma didaerah intravaskuler melalui kapiler yang rusak. Sedangkan tanda-
tanda syok adalah:
• Kulit dingin, lembab terutama pada ujung hidung, jari dan kaki
• Gelisah dan Sianosis disekitar mulut
• Nadi cepat, lemah , kecil sampai tidak teraba
• Tekanan darah menurun (tekanan sistolik menurun sampai 80 mmHg atau
kurang dari 80 mmHg)
• Tekanan nadi menurun (sampai 20mmHg atau kurang)
5. Trombositopeni: Jumlah trombosit dibawah 150.000 /mm3 yang biasanya terjadi pada
hari ke tiga sampai ke tujuh.
6. Hemokonsentrasi : Meningkatnya nilai hematokrit merupakan indikator kemungkinan
terjadinya syok.
7. Gejala-gejala lain :
• Anoreksi , mual muntah, sakit perut, diare atau konstipasi serta kejang.
• Penurunan kesadaran
PATOFISIOLOGI DBD/DSS
DENGUE INFECTION
Thrombocytope
Fever Hemorhagic nia
Anorexia Manifestatio Hepatomegal Ag Ab
fomiting n y complex +
complement
Incraeased Grade
Vascular I
fermeability
II
Dehydration Leakge of Hemokonsentra
Dengue plasma si
fever Hypoproteinem III
Hypopolemia ia Pleural
efution
shock Ascites IV
DIC
Anoxia
GI Bleeding
Death
Acidosis
DHF/DSS
Tahap perkembangan
Perkembangan Psikoseksual menurut (Sigmund Freud) :
Fase anal (1 – 3 tahun ): Daerah anal aktifitas,pengeluaran tinja menjadi sumber
kepuasan libido yang penting. Menunjukan keakuannya .sikap narsistik (cinta
terhadap diri sendiri) dan egoistik.Tugas utama anak : Latihan kebersihan,
perkembangan bicara dan bahasa meniru dan mengulang kata sederhana,hubungan
interrpersonal anak sangat terbatas,bermain sendiri,belum bisa bermain dengan
anak lain.
Fase oedipal/falik (3 – 5 tahun) : melakukan rangan autoerotic,bermain dengan
anak berjenis kelamin berbeda,anak pasca oedipal berkelompok dengan
sejenis.Pada fase ini anak sering mengalami oedipus komplek bagi anak lelaki dan
elektra komplek bagi anak perempuan.
Fase Laten (5 – 12 tahun) : Anak memasuki masa pubertas,memasuki periode
integrasi,fase tenang,dorongan libido mereda sementara,erotik zona berkurang,anak
tertarik dengan peer group (kelompok sebaya).
dan warna (BBK),melatih anak mencuci tangan dan kaki serta mengeringkan
sendiri(BM).
• Anak umur 3-4 tahun :
Perkembangan anak : berjalan jinjit(GK),Menggunting dan membuat buku
cerita dng gambar(GK),mengenal bentuk dan warna(BBK),mengenal sopan
santun,berterima kasih dan mencium tangan (BM).
• Anak umur 4-5 tahun :
Perkembangan anak : Melompat dengan satu kaki(GK),dpt mengancing
baju(GH),bercerita sederhana(BBK),mencuci tangan sendiri(BM).
Stimulasi dini : Biarkan anak melakukan permainan ketangkasan dan
kelincahan(GK),bantu belajar menggambar(GH),mengerti satu dan separuh dng
cara membagi kue/kertas(BBK),latih untuk mandiri,mis.bermain
ketetangga(BM).
• Anak umur 5 – 6 tahun :
Perkembangan anak : menangkap bola kasti pada jarak satu
meter(GK),membuat gambar segi empat(GH),mengenal angka dan huruf
Serta berhitung(BBK),berpakaian sendiri tanpa dibantu(BM).
Stimulasi dini : melakukan permainan,mis.kasti (GK),membuat sesuatu dari
lilin/tanah liat(GH),melatih untuk mengenal waktu,hari,minggu dan bulan
(BBK),bercakap-cakap bergaul dengan teman sebaya.
PENGKAJIAN
I. Identitas
Umur, sering terjadi pada anak-anak umur 1 – 4 tahun dan 5 – 10 tahun, tidak terrdapat
perbedaan jenis kelamin tetapi kematian lebih sering terjadi pada anak perempuan,
lingkungan tempat tinggal pasien merupakan endemic DHF dan sering terjadi pada
musin hujan
II.Riwayat Keperawatan
1. Keluhan utama : demam tinggi dan mendadak, perdarahan (bintik-bintik merah pada
ekstremitas atas, dada dan mimisan/perdarahan gusi), kadang-kadang disertai dengan
penurunan kesadaran serta kejang.
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Badan panas tinggi secara mendadak dalam waktu 2 – 7 hari, terdapat bintik merah
pada ektremitas,dada,selaput mukosa mulut kering,mimisan,gusi ber darah,berak
darah, pembesaran hepar, kadang disertai kejang dan penurunanan kesadaran
3. Riwayat penyakit dahulu
Pernah menderita DHF untuk pertama kali pada usia lebih dari 1 tahun merupakan
faktor utama patogenesis penyakit ini,malnutrisi.
7
Pemeriksaan fisik :
Nyeri pada sendi, otot,punggung dan kepala;kulit terasa panas, wajah
tampak merah dapat disertai tanda kesakitan,pegal seluruh tubuh derajat 1 dan
2 sedangkan derajat 3 dan 4 pasien mengalami parese atau kekakuan bahkan
kelumpuhan.
.IV. Data Penunjang
• Hematokrit
Normal :PCV/Hm= 3 X Hb
• Trombositopenia menurun atau kurang dari 100.000/mm3
• Masa perdarahan dan protombin memanjang
• Lekopeni kadang-kadang lekositosis ringan
Prioritas masalah Keperawatan :
1. Mencegah terjadinya hipopolemik syok
2. Intik nutrisi yang adekuat.
3. Mencegah komplikasi, perdarahan dan infeksi.
4. Imformasi tentang proses penyakit
5. Cemas
Penatalaksanaan
Pengobatan DHF hanya bersifat simtomatis dan suportif, yaitu :
9
1. Pemberian cairan yang cukup, diberikan untuk mengurangi rasa haus dan dehidrasi
akibat demam tinggi, anoreksia, dan muntah,pasien perlu diberikan minum sebanyak
mungkin (1 – 2 liter dalam 24 jam) berupa air teh dengan gula,sirup atau susu dapat
pula diberi oralit.
2. Antipiretik, seperti golongan acetaminofen (paracetamol),jangan berikan sembarang
golongan salisilat karena dapat menyebabkan perdarahan.
3. Surface cooling
4. Antikonvulsan, bila pasien kejang dapat diberikan :
Diazepam (Valium)
Fenobarbital (luminal)
10
Diagnosa Keperawatan :
2. Gangguan pemenuhan kebutuhan Kebutuhan nutrisi pasien ter- 1. Mengkaji keluhan mual, sakit me- Untuk menetapkan cara mengatasi-
nutrisi; kurang dari kebutuhan se- penuhi; pasien mampu meng- nelan & muntah yang dialami oleh nya.
hubungan dengan mual, muntah, habiskan makanan sesuai de- pasien.
anoreksia & sakit saat menelan. ngan porsi yang diberikan/di- 2.Mengkaji cara/bagaimana makanan Cara menghidangkan makanan d-
butuhkan. dihidangkan. pat mempengaruhi nafsu makan
pasien.
3.Memberikan makanan yang mudah Membantu mengurangi kelelahan
ditelan seperti: bubur, tim & dihi- pasien & meningkatkan asupan
dangkan saat masih hangat. makanan karena mudah ditelan.
4.Memberikan makanan dalam porsi Untuk menghindari mual &
kecil & frekuensi sering. muntah.
5. Menjelaskan manfaat makanan/ Meningkatkan pengetahuan pasien
nutrisi bagi pasien terutama saat tentang nutrisi sehingga motivasi
pasien sakit. untuk makan meningkat.
6. Memberikan umpan balik positif Memotivasi & meningkatkan se-
saat pasien mau berusaha mengha- mangat pasien.
biskan makanannya.
7.Mencatat jumlah/porsi makanan Untuk mengetahui pemenuhan
yang dihabiskan oleh pasien se- nutrisi pasien.
tiap hari.
8. Memberikan nutrisi parenteral Nutrisi parenteral sangat bermanfa-
(kolaborasi dengan dokter). at/dibutuhkan pasien terutama jika
intake per oral sangat kurang. Je-
nis & jumlah pemberian nutrisi
parenteral merupakan wewenang
dokter.
9. Memberikan obat-obat antasida Obat antasida (anti emetik) mem-
(anti emetik) sesuai program bantu pasien mengurangi rasa mual
dokter. & muntah. Dengan pemberian obat
12
3. Kurangnya pengetahuan tentang Pengetahuan pasien/keluarga 1. Mengkaji tingkat pengetahuan pa- Untuk memberikan informasi pada
proses penyakit, diet, perawatan & tentang proses penyakit, diet, sien/keluarga tentang penyakit pasien/keluarga, perawat perlu me-
obat-obatan pasien sehubungan de- perawatan & obat-obatan bagi DHF. ngetahui sejauh mana informasi
ngan kurangnya informasi. penderita DHF meningkat serta atau pengetahuan tentang penyakit
pasien/keluarga mampu mence- yang diketahui pasien serta kebe-
ritakannya kembali. naran in-formasi yang telah dida-
patkan sebelumnya.
2.Mengkaji latar belakang pendidikan Agar perawat dapat memberikan
pasien/keluarga. penjelasan sesuai dengan tingkat
pendidikan mereka sehingga penje-
lasan dapat dipahami & tujuan
yang direncanakan tercapai.
3. Menjelaskan tentang proses penya- Agar informasi dapat diterima de-
kit, diet, perawatan & obat-obatan ngan mudah & tepat sehingga tidak
pada pasien dengan bahasa & ka- menimbulkan kesalah pahaman.
ta-kata yang mudah dimengerti/
dipahami.
4. Menjelaskan semua prosedur yang Dengan mengetahui prosedur atau
akan dilakukan & manfaat nya tindakan yang akan dialami, pasien
bagi pasien. akan lebih kooperatif & kecema-
annya menurun.
5.Memberikan kesempatan pada pa- Mengurangi kecemasan & memo-
ien/keluarga untuk menanyakan tivasi pasien untuk kooperatif se-
hal-hal yang ingin diketahui sehu- lama masa perawatan atau penyem-
ungan dengan penyakit yang di- buhan.
alami pasien.
6. Menggunakan leaflet atau gambar Gambar-gambar atau media cetak
dalam memberikan penjelasan seperti leaflet dapat membantu me-
(jika ada/memungkinkan). ngingat penjelasan yang telah dibe-
13
4. Potensial terjadinya perdarahan -Tidak terjadi tanda-tanda perda- 1. Memonitor tanda-tanda penurunan Penurunan jumlah trombosit meru-
lebih lanjut sehubungan dengan rahan lebih lanjut (secara kli- trombosit yang disertai dengan pakan tanda-tanda adanya keboco-
trombositopenia. nis). tanda-tanda klinis. ran pembuluh darah yang pada ta-
-Jumlah trombosit meningkat. hap tertentu dapat menimbulkan
tanda-tanda klinis berupa perdara-
han (nyata) seperti epistaksis, peti-
kiae, dll.
2.Memberikan penjelasan tentang Agar pasien/keluarga mengetahui
pengaruh trombositopenia pada hal-hal yang mungkin terjadi pada
pasien. pasien & dapat membantu mengan-
tisipasi terjadinya perdarahan ka-
rena trombositopenia.
3. Memonitor jumlah trombosit se- Dengan jumlah trombosit yang di
tiap hari. pantau setiap hari, dapat di ketahui
tingkat kebocoran pembuluh darah
& kemungkinan perdarahan yang
dapat dialami pasien.
4.Menganjurkan pasien untuk banyak Aktivitas pasien yang tidak terkon-
istirahat. trol dapat menyebabkan terjadinya
perdarahan.
5.Memberikanpenjelasan pada pasien Keterlibatan keluarga dengan se-
/keluarga untuk segera melapor gera melaporkan terjadinya perda-
jika ada tanda-tanda perdarahan rahan (nyata) akan membantu pa-
lebih lanjut seperti: hematemesis, sien mendapatkan penanganan se-
melena, epistaksis. dini mungkin.
6. Menjelaskan obat-obat yang dibe- Dengan mengetahui obat-obatan
rikan & manfaatnya serta akibat- yang diminum & manfaatnya, ma-
nya bagi pasien. ka pasien akan termotivasi untuk
mau minum obat sesuai dosis atau
jumlah yang diberikan.
7.Mengantisipasi/mencegah terjadi-
14
6. Gangguan rasa nyaman: nyeri sehu- -Rasa nyaman pasien terpenuhi. 1. Mengkaji tingkat nyeri yang di ala- Untuk mengetahui berapa berat
bungan dengan mekanisme patolo- -Nyeri berkurang atau hilang. mi pasien dengan memberi ren- nyeri yang dialami pasien.
gis (proses penyakit). tang nyeri (0-10), biarkan pasien
menentukan tingkat nyeri yang di
alaminya, tetapkan tipe nyeri yang
dialami pasien, respons pasien
terhadap nyeri yang dialami.
2. Mengkaji faktor-faktor yang mem-
Reaksi pasien terhadap nyeri dapat
pengaruhi reaksi pasien terhadap
dipengaruhi oleh berba-gai faktor,
nyeri (budaya, pendidikan, dll).
dengan mengetahui faktor-faktor
tersebut maka perawat dapat mela-
kukan intervensi yang sesuai de-
ngan masalah klien. Respon in-
dividu ter-hadap nyeri sangat ber-
beda atau bervariasi, sehingga pe-
rawat perlu mengkaji lebih lanjut
menghindari kesalahan persepsi
terhadap kondisi yang dialami pa-
sien. Misalnya pasien yang berteri-
ak karena nyeri belum tentu me-
ngalami nyeri yang lebih hebat dari
pasien lain yang menutup mata,
menggigit bibir atau berpegangan
erat.
3. Memberikan posisi yang nyaman, Untuk mengurangi rasa nyeri.
16
DAFTAR PUSTAKA
I. IDENTITAS KLIEN
Nama : An. S
Jenis kelamin : Perempuan
Tgl. Lahir : 02 Mei 1997
Umur : 5 Tahun
Anak ke : III (tiga)
Nama Ayah : Alh.Tn. A.H
Nama Ibu : Ny. S
Pendidikan ayah : SLTA
Pendidikan Ibu : SLTA
Pekerjaan : Swasta
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Banjar/Indonesia
Alamat : Jl. Gundi II,No.33 Surabaya
Diagnosa Medis : DHF Grade III
Tgl. MRS : 6 Agustus 2001, Jam 03.00 Wib
Sumber Informasi : Ibu klien dan status rekam medik
II. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Keluhan utama : Panas tinggi secara mendadak disertai mimisan
2. Riwayat penyakit sekarang : Panas tinggi disertai mimisan
2x,jumlah sedikit,nyeri kepala dan perut sejak 2 hari yang lalu,mual-
muntah menurut ibu klien 2 x ± 100 cc warna kemerahan,makan
minum sulit Cengeng dan rewel.
3. Riwayat penyakit dahulu : 3 hari sebelum MRS klien panas dan
dibawa kedokter praktek turun sebentar kemudian panas lagi. Klien
tidak ada riwayat penyakit panas,kejang,jantung/HT,paru atau DM,
Hanya sakit batuk pilek biasa .
4. Riwayat penyakit keluarga : Kakak tertua sewaktu berumur 5
tahun pernah terkena DHF.Beberapa minggu yang lalu kakak nomor
dua menderita sakit typhus abdominalis dan dirawat dirumah sakit,
ke-luarga tidak ada yang menderita penyakit jantung/HT,paru atau
DM.
21
mulut kering, nyeri tekan pada ulu hati/perut bagian atas mual dan
muntah 1 x sedikit ± 30 cc hepatomegali 2 – 3 cm,bising usus 17
x/mnt,Umbilikus menonjol,BAB= 1x agak encer warna coklat tua,bau
menusuk.
f. Sistem tulang-otot-integumen : Klien merintih badannya sakit,badan
panas,wajah kemerahan,pergerakan baik dapat menggerakan
ekstrimitas atas dan bawah sendiri tanpa bantuan,masih lemah.
g. Sistem reproduksi : saat ini klien berada pada fase oedipal/falik
dimana klien dekat dengan ibu dan kakak tertuanya,tidak mau
mengalah dengan adiknya,vagina labia mayora menutupi labia minora,
infeksi pada saluran kemih menunggu hasil laboratorium,klinis belum
nampak.
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium,tgl. 6 – 8 – 2001 Tgl. 7 – 8 - 2001
Hb : 14,8 g/dl 15,8 g/dl
Leukosit : 4,7 x 109/L 4,1 x 109/L
Trombosit : 108 x 109/L 155 x 109/L
Hematokrit : 0,44 % Urine : sedimen :
Elektrolit : Kalium= 3,85 meq/L Leucosit : + 0 -1
Natrium= 132 meq/L epitel : + 1 -2
Calsium= 110 meq/L
Eo/Baso/Batang/leg/lim
-/ - / 1 / 41 / 58
Radiologi, tgl. 6 – 8 – 2001
Co : Ukuran dan bentuk normal
Pulmo: Tak tampak infiltra,tak tampak kelainan kedua sinus phrenicocostalis
tajam.
V. Terapi/pengobatan :
Tgl. 6 – 8 – 2001 :
RLD5 48 cc/jam
Minum manis cukup
Vitamin BC/C 3 x 1 bungkus/hari
Antasida syrup 3 x 1 cth
Diit TKTP 1300 Kcal + 35 gram protein
Nasi 3 x 1/hari
Susu 3 x 200 cc
23
ANALISA DATA
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko terjadi syok hipovolemik berhubungan dengan perdarahan hebat/ekstravasasi.
2. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit (viremia).
3. Gangguan rasa nyaman : Nyeri berhubungan dengan mekanisme patologis (proses
penya-kit)
4. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
mual,muntah,anoreksia & sakit saat menelan.
5. Ketidak efektifan pola pernapasan berhubungan dengan penurunan ekspansi paru.
25
3 Gangguan rasa nya- Nyeri berkurang dlm 1. Berikan terapi pengobatan sesuai program. 1. Obat analgesik dpt menghentikan nyeri dng
6/8/01 man : Nyeri berhu- waktu 4 x 24 jam. segera.
bungan dengan me- 2. Kaji tingkat nyeri yg dialami klien dengan skala 0 – 2. U/ mengetahui seberapa berat keluhan klien &
kanisme patologis Kriteria hasil : 10,intensitas,respon klien dan lamanya serta lokasi nyeri efek terapi yg di berikan sebe-lumnya.
(proses penyakit). - Klien tdk lagi 3. Dng memberikan aktivitas lain klien dpt
me-ngeluh kesakitan. 3. Berikan suasana gembira, alihkan perhatian klien deng- melupakan sakit/nyeri yg dialaminya.
- Klien rileks & an melihat buku/majalah anak-anak. 4. Dpt berhubungan dng org yg terdekat bisa
te-nang, tidur 8 – 10 4. Berikan kesempatan pd. Klien u/ berkomunikasi dng membuat klien merasa aman, gembira &
jam. org terdekat bahagia shg dpt melupakan sakit/ nyeri yg
dialaminya.
4 Gangguan peme- Nutrisi terpenuhi dlm 1. Pasang sonde u/ memberikan nutrisi parenteral. 1. Nutrisi parenteral sgt bermanfaat/dibu-
6/8/01 nuhan kebutuhan 4 X 24 jam tuhkan klien ter utama jika intake per-oralnya
nutrisi : kurang sgt kurang.
dari kebutuhan Kriteria hasil : 2. Bujuk klien agar mau makan & minum. 2. Akan sgt membantu bila klien mau ma-
berhubungan de- -Nafsu makan kx. kan/minum tanpa menggunakan sonde.
ngan mual, mun- meningkat, diit di 3. Kaji keluhan mual,muntah, sakit saat menelan. 3. U/menetapkan cara mengatasi
tah,anoreksia & habiskan. kebutuhan nutrisi.
sakit saat mene- -Kx.tdk lemah. 4. Berikan makanan yg mudah ditelan seperti bubur,tim 4. Membantu mengurangi kelelahan klien
lan. dan susu. & membantu meningkatkan asupan maka-
5. Memberikan makan porsi kecil dan sering. nan.
5. U/menghindari mual & muntah.
5 Ketidak efektifan Pola napas efek-tif 1. Berikan O2 2 – 4 liter/mnt. 1. Oksigen yg diberikan sebagai
8/8/01 pola pernapasan dalam 2 X 24 jam. maintenan-ce sebelum penyebab sesak napas
berhubungan de- diketa-hui scr pasti.
ngan penurunan Kriteria hasil : 2. Obsevasi terhadap pernapasan cuping hidung, retraksi 2. U/mengetahui sedini mungkin adanya
ekspansi paru. - Kx.memperlihat- kan atau sianosis. sesak napas shg dpt dilakukan tin-dak
frekuensi perna-pasan secepat mungkin
yg efektip & 3. Tetap bersama klien & latih u/ bernapas perlahan-lahan 3. Memberikan rasa aman kepada klg &
mengalami pertuka- berna pas lebih efektif. klien serta mengajarkan klien untuk ber-
ran gas pada paru. napas scr efektif.
- Diketahuinya fak-tor 4. Lakukan pemeriksaan GDA & lainnya. 4. U/mengetahui penyebab sesak napas
penyebab keti- shg dpt dilakukan tindakan yg tepat.
dakefektifan pola
napas. 5. Berikan terapi sesuai program. 5. Terapi pengobatan diperlukan/diindi-
27
09.05
09.15
2 7/8/01 S: Ibu klien menga takan tubuh anak nya panas sudah
07.30 Memberikan kompres dingin pada turun.
dahi,axilla & lipat paha. O: Suhu= 37,20c, mukosa mulut ke-ring,klien kehaus-an.
Memberikan paraceta-mol 160 mg A: Masalah belum teratasi seluruhnya
07.35 (puyer) P: Terukan renca-na intervensi 1,2,4 5
10.05
Suhu : 390c, TD= 110/70 mmHg,Nadi= Hg,Nadi= 132 x/ mnt,RR=64 x/mnt pernapasan cu-ping
124 x/mnt, RR= 44 x/mnt,perdarahan ti- hidung,retraksi intercostalis servical
dak ada,akral hangat. A: Masalah teratasi sebagian timbul masalah pola napas.
Mengambil specimen urine u/ periksaan P: Teruskan renca na intervensi
UL & kultur
08.05 Menjelaskan prosedur pemeriksaan
radiologi thorak foto
09.35
2 8/8/01 S: Ibu mengatakan badan anaknya ma sih panas
07.20 Memberikan kompres dingin. O:Suhu= 380c,mukosa mulut ke-ring, badan panas
Mengingat ibu mem-berikan klien minum A: Masalah belum teratasi seluruhnya
07.30 yg manis bila tdk mau air putih
Memberikan puyer pa-racetamol 160 mg.
08.00
3 8/8/01 S: Klien masih merintih kesakitan & memegang perut
08.15 Mengalihkan perhati-an klien terhadap bagian atas.
nyeri dng mengajak melihat gambar di O: Klien masih cengeng,gelisah,-nyeri tekan epigastrium.
buku cerita. A: Masalah belum teratasi selu-ruhnya.
Mengkaji tingkat nyeri klien dng skala 4, P: Teruskan rencana interrvensi 1,2,3
32
08.20
4 8/8/01 S: Ibu klien mengatakan klien be lum mau makan tapi diit
07.40 Memberikan susu per-sonde 100 cc. personde dihabiskan/diberikan.
Menanyakan apakah klien masih mual O: Diit diberikan tiap 2 jam, habis masih menolak bila
07.55 mun tah & sakit menelan. diberikan makan/minumperoral,mukosa mu-lut
Menanyakan apakah klien masih tdk mau kering,mual ada,muntah tdk ada.
makan & minum ? masih tdk mau. A: Masalah teratasi sebagian
08.30 Membujuk klien u/ makan & minum yg P: Tetap teruskan rencana inter-vensi 1,2,3,4.
manis serta mendo-rong ibu u/ terus men-
cobanya.
09.18
1 9/9/01 S: -
07.15 Mengobservasi TTV : O: Perdarahan tdk ada,muntah tdk ada, akral
Suhu : 370c, TD= 110/70 mmHg,Nadi= hangat,keringat dingin, TD= 110/70 mmHg,Nadi= 128 x/
124 x/mnt, RR= 56 x/mnt,perdarahan mnt,RR= 48 x/mnt.
tidak ada,akral hangat. A: Masalah teratasi
Mengambil specimen darah u/ periksaan P: Tetap teruskan rencana inter-vensi,klien tetap perlu
DL, widal & gaal kultur observasi ketat.
09.20 Menjelaskan penyebab terjadinya sesak
napas pada klien.
08.15
07.30 Mengingat ibu mem-berikan klien minum O: Suhu=36,80c,badan hangat,keri ngatan,demam hari ke 8.
yg manis bila tdk mau air putih A: Masalah belum teratasi semua
Menganti pakaian,alas tempat tidur klien P: Tetap teruskan rencana inter-vensi
yg basah o/ keringat.
08.00 Mengingatkan ibu ag-ar tetap
memperhati-kan peningkatan suhu tubuh
anaknya
08.40
11.15
4 9/9/01 S; Ibu mengatakan anak masih belum mau makan
11.30 Memberikan susu per-sonde 100 cc. minum,lewat sonde diberikan.
Menanyakan apakah klien masih mual O: Diit sonde habis,makan/minim peroral masih tdk
11.45 mun tah & sakit menelan. mau/menolak,-mual-muntah tdk ada.
12.40
5 9/9/01 S: Ibu mengatakan anaknya masih terlihat sesak.
08.10 Memberikan O2 2 liter/mnt O:RR= 54 x/mnt,Nadi= 132 x/mnt pernapasan cuping
Menganjurkan klien u/bernapas scr perla- hidung,retraksi intercostalis servikal.
09.35 han-lahan A: Masalah belum teratasi
08.15
4 10/8/01 S; Ibu mengatakan anak masih belum mau makan
37
10.45
13.20
EVALUASI AKHIR
Diagnosa keperawatan No.1,2 dan 3 teratasi walau masih perlu observasi karena ada komplikasi Bronkho pneumoni dan efusi pleural,klien masih dirawat