Professional Documents
Culture Documents
1) Bagian luar
Tertutup oleh rambut yang merupakan kelanjutan dari rambut pada
mons veneris.
2) Bagian dalam
Tanpa rambut merupakan selaput yang mengandung kelenjar sebasea
(lemak).
c. Bibir kecil (labia minora)
Merupakan lipatan kulit yang panjang, sempit, terletak dibagian dalam
bibir besar (labia mayora) tanpa rambut yang memanjang kea rah
bawah klitoris dan menyatu dengan fourchette, semantara bagian
lateral dan anterior labia biasanya mengandung pigmen, permukaan
medial labia minora sama dengan mukosa vagina yaitu merah muda
dan basah.
d. Klitoris
Merupakan bagian penting alat reproduksi luar yang bersifat erektil,
dan letaknya dekat ujung superior vulva. Organ ini mengandung
banyak pembuluh darah dan serat saraf sensoris sehingga sangat
sensitive analog dengan penis laki-laki. Fungsi utama klitoris adalah
menstimulasi dan meningkatkan ketegangan seksual.
e. Vestibulum
Merupakan alat reproduksi bagian luar yang berbentuk seperti perahu
atau lonjong, terletak di antara labia minora, klitoris dan fourchette.
Vestibulum terdiri dari muara uretra, kelenjar parauretra, vagina dan
kelenjar paravagina. Permukaan vestibulum yang tipis dan agak
berlendir mudah teriritasi oleh bahan kimia, panas, dan friksi.
f. Perinium
Merupakan daerah muskular yang ditutupi kulit antara introitus vagina
dan anus. Perinium membentuk dasar badan perinium.
g. Kelenjar Bartholin
Kelenjar penting di daerah vulva dan vagina yang bersifat rapuh dan
mudah robek. Pada saat hubungan seks pengeluaran lendir meningkat.
h. Himen (Selaput dara)
Merupakan jaringan yang menutupi lubang vagina bersifat rapuh dan
mudah robek, himen ini berlubang sehingga menjadi saluran dari lendir
yang di keluarkan uterus dan darah saat menstruasi.
i. Fourchette
Merupakan lipatan jaringan transversal yang pipih dan tipis, terletak
pada pertemuan ujung bawah labia mayoradan labia minora. Di garis
tengah berada di bawah orifisium vagina. Suatu cekungan kecil dan
fosa navikularis terletak di antara fourchette dan himen.
2. Alat genitalia wanita bagian dalam
normal memiliki bentuk simetris, nyeri bila ditekan, licin dan teraba
padat.
Uterus terdiri dari tiga bagian yaitu: fundus uteri yaitu bagian corpus
uteri yang terletak di atas kedua pangkal tuba fallopi, corpus uteri
merupakan bagian utama yang mengelilingi kavum uteri dan
berbentuk segitiga, dan seviks uteri yang berbentuk silinder. Dinding
belakang, dinding depan dan bagian atas tertutup peritoneum
sedangkan bagian bawahnya berhubungan dengan kandung kemih.
Untuk mempertahankan posisinya uterus disangga beberapa
ligamentum, jaringan ikat dan peritoneum. Ukuran uterus tergantung
dari usia wanita, pada anak-anak ukuran uterus sekitar 2-3 cm,
nullipara 6-8 cm, dan multipara 8-9 cm. Dinding uterus terdiri dari tiga
lapisan yaitu peritoneum, miometrium / lapisan otot, dan endometrium.
1) Peritoneum
a) Meliputi dinding rahim bagian luar
b) Menutupi bagian luar uterus
c) Merupakan penebalan yang diisi jaringan ikat dan
d) pembuluh darah limfe dan urat saraf
e) Meliputi tuba dan mencapai dinding abdomen
2) Lapisan otot
a) Lapisan luar: seperti Kapmelengkung dari fundus uteri menuju
ligamentum
b) Lapisan dalam: berasal dari osteum tuba uteri sampai osteum uteri
internum
c) Lapisan tengah: terletak di antara kedua lapisan tersebut
membentuk lapisan tebal anyaman serabut otot rahim. Lapisan tengah
ditembus oleh pembuluh darah arteri dan vena. Lengkungan serabut
otot ini membentuk angka dan sehingga saat terjadi kontraksi
pembuluh darah terjepit rapat dengan demikian perdarahan dapat
terhenti.
3) Semakin ke arah serviks otot rahim makin berkurang dan jaringan
ikatnya bertambah.
Bagian rahim yang terletak antara osteum uteri internum anatomikum
yang merupakan batas dan kavum uteri dan kanalis servikalis dengan
osteum uteri histologikum (dimana terjadi perubahan selaput lendir
kavum uteri menjadi selaput lendir serviks) disebut istmus. Istmus uteri
ini akan menjadi segmen bawah rahim dan meregang saat persalinan.
4) Kedudukan uterus dalam tulang panggul ditentukan oleh tonus otot
rahim sendiri, tonus ligamentum yang menyangga, tonus otot-otot
dasar panggul, ligamentum yang menyangga uterus adalah
ligamentum latum, ligamentum rotundum (teres uteri) ligamentum
infindibulo pelvikum (suspensorium ovarii) ligamentum kardinale
machenrod, ligamentum sacro uterinum dan ligamentum uterinum.
a) Ligamentum latum
(1) Merupakan lipatan peritoneum kanan dan kiri uterus meluas sampai
ke dinding panggul
(2) Ruang antara kedua lipatan berisi jaringan ikat longgar dan
mengandung pembuluh darah limfe dan ureter
(3) Ligamentum latum seolah-olah tergantung pada tuba fallopi
(4) Ligamentum rotundum (teres uteri)
(5) Mulai sedikit kaudal dari insersi tuba menuju kanalis inguinalis dan
mencapai labia mayus
(6) Terdiri dari otot polos dan jaringan ikat
(7) Fungsinya menahan uterus dalam posisi antefleksi
b) Ligamentum infundibulo pelvikum
(1) Terbentang dari infundibulum dan ovarium menuju dinding panggul
(2) Menggantung uterus ke dinding panggul
(3) Antara tuba fallopi dan ovarium terdapat ligamentum ovarii
proprium
c) Ligamentum kardinale machenrod
(1) Dari serviks setinggi osteum uteri internum menuju panggul
(2) Menghalangi pergerakan uterus ke kanan dan ke kiri
(3) Tempat masuknya pembuluh darah menuju uterus
d) Ligamentum sacro uterinum
Merupakan penebalan dari ligamentum kardinale machenrod menuju
os sacrum
e) Ligamentum vesika uterinum
(1) Dari uterus menuju ke kandung kemih
(2) Merupakan jaringan ikat yang agak longgar sehingga dapat
mengikuti perkembangan uterus saat hamil dan persalinan
5) Pembuluh darah uterus
a) Arteri uterina asenden yang menuju corpus uteri sepanjang dinding
lateral dan memberikan cabangnya menuju uterus dan di dasar
endometrium membentuk arteri spinalis uteri
b) Di bagian atas ada arteri ovarika untuk memberikan darah pada
tuba fallopi dan ovarium melalui ramus tubarius dan ramus ovarika.
6) Susunan saraf uterus
Kontraksi otot rahim bersifat otonom dan dikendalikan oleh saraf
simpatis dan parasimpatis melalui ganglion servikalis fronkenhouser
yang terletak pada pertemuan ligamentum sakro uterinum.
c. Tuba Fallopi
Tuba fallopi merupakan saluran ovum yang terentang antara kornu
uterine hingga suatu tempat dekat ovarium dan merupakan jalan
ovum mencapai rongga uterus. terletak di tepi atas ligamentum
latum berjalan ke arah lateral mulai dari osteum tubae internum pada
5
Sumber : http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdlnurhendif-5401-2-babii.pdf
2. Fisiologi menstruasi
KLIK PDF DAN PDF
Siklus Menstruasi
Menstruasi adalah perdarahan periodik dari uterus yang dimulai
sekitar 14 hari setelah ovulasi secara berkala akibat terlepasnya lapisan
endometrium uterus (Bobak, 2004).
Suzannec (2001), mendeskripsikan siklus menstruasi adalah proses
kompleks yang mencakup reproduktif dan endokrin. Menurut Bobak
(2004), Siklus menstruasi merupakan rangkaian peristiwa yang secara
kompleks saling mempengaruhi dan terjadi secara simultan.
Fisiologis Siklus Menstruasi
Fungsi menstruasi normal merupakan hasil interaksi antara
hipotalamus, hipofisis, dan ovarium dengan perubahan-perubahan
terkait pada jaringan sasaran pada saluran reproduksi normal, ovarium
memainkan peranan penting dalam proses ini, karena tampaknya
bertanggung jawab dalam pengaturan perubahan-perubahan siklik
maupun lama siklus menstruasi (Bobak, 2004).
Ovarium menghasilkan hormon steroid, terutama estrogen dan
progesteron. Beberapa estrogen yang berbeda dihasilkan oleh folikel
ovarium, yang mengandung ovum yang sedang berkembang dan oleh
sel-sel yang mengelilinginya. Estrogen ovarium yang paling berpengaruh
adalah estradiol.
a. Fase menstruasi
Pada fase ini, endometrium terlepas dari dinding uterus
dengan disertai pendarahan dan lapisan yang masih utuh hanya stratum
basale. Rata-rata fase ini berlangsung selama lima hari (rentang 3-6
hari). Pada awal fase menstruasi kadar estrogen, progesteron, LH
(Lutenizing Hormon) menurun atau pada kadar terendahnya selama
siklus dan kadar FSH (Folikel Stimulating Hormon) baru mulai meningkat.
b. Fase proliferasi
Fase proliferasi merupakan periode pertumbuhan cepat yang
berlangsung sejak sekitar hari ke-5 sampai hari ke-14 dari siklus haid,
misalnya hari ke-10 siklus 24 hari, hari ke-15 siklus 28 hari, hari ke-18
siklus 32 hari. Permukaan endometrium secara lengkap kembali normal
sekitar empat hari atau menjelang perdarahan berhenti. Dalam fase ini
endometrium tumbuh menjadi setebal 3,5 mm atau sekitar 8-10 kali
lipat dari semula, yang akan berakhir saat ovulasi. Fase proliferasi
tergantung pada stimulasi estrogen yang berasal dari folikel ovarium.
c. Fase sekresi/luteal
Fase sekresi berlangsung sejak hari ovulasi sampai sekitar tiga
hari sebelum periode menstruasi berikutnya. Pada akhir fase sekresi,
endometrium sekretorius yang matang dengan sempurna mencapai
ketebalan seperti beludru yang tebal dan halus. Endometrium menjadi
kaya dengan darah dan sekresi kelenjar.
d. Fase iskemi/premenstrual
Implantasi atau nidasi ovum yang dibuahi terjadi sekitar 7
sampai 10 hari setelah ovulasi. Apabila tidak terjadi pembuahan dan
implantasi, korpus luteum yang mensekresi estrogen dan progesteron
menyusut. Seiring penyusutan kadar estrogen dan progesteron yang
cepat, arteri spiral menjadi spasme, sehingga suplai darah ke
endometrium fungsional terhenti dan terjadi nekrosis. Lapisan fungsional
terpisah dari lapisan basal dan perdarahan menstruasi dimulai.
Siklus Ovulasi
Ovulasi
merupakan
peningkatan kadar
estrogen
yang
menghambat pengeluaran FSH, kemudian hipofise mengeluarkan LH
(lutenizing hormon). Peningkatan kadar LH merangsang pelepasan oosit
sekunder dari folikel. Folikel primer primitif berisi oosit yang tidak matur
(sel primordial). Sebelum ovulasi, satu sampai 30 folikel mulai matur
didalam ovarium dibawah pengaruh FSH dan estrogen. Lonjakan LH
sebelum terjadi ovulasi mempengaruhi folikel yang terpilih. Di dalam
folikel yang terpilih, oosit matur dan terjadi ovulasi, folikel yang kosong
memulai berformasi menjadi korpus luteum. Korpus luteum mencapai
puncak aktivitas fungsional 8 hari setelah ovulasi, dan mensekresi baik
hormon estrogen maupun progesteron. Apabila tidak terjadi implantasi,
10
Gambar
1.
Siklus
menstruasi
11
faktor
yang
5. Mengapa selera makan turun, cepat lelah, sering miksi, dan sering
pilek?
Mudah lelah
Jika anda hamil, gejala yang paling umum dalam delapan
hingga sepuluh minggu pertama adalah rasa lelah. Saat hamil,
tubuh mengalami perubahan metabolisme yang signifikan.
Seluruh tubuh Anda perlu melakukan penyesuaian terhadap
proses baru bertumbuhnya janin. bagi sebagian besar wanita,
kelelahan akan pergi saat usia kehamilan 12 minggu. Gejala
ini terjadi karena memang pada wanita hamil peredaran darah
ibu terbagi dua, yaitu dengan janin, otomatis nutrisi, elektrolit,
dan komponen yang dibutuhkan ibu dalam darah terbagi
menjadi dua pula. Sebagai akibatnya suplay nutrisi dan bahan
lainnya kedalam jaringan tubuh ibu melalui darah pun
berkurang.
16
18
19
20
21
22
23
24
lebih tinggi dari punksi dural dengan anestesi epidural (Morgan, 2006).
2.1.8 Perubahan Sistem Muskoloskeletal Kenaikan kadar relaksin
selama masa kehamilan membantu persiapan kelahiran dengan
melemaskan serviks, menghambat kontraksi uterus, dan relaksasi dari
simfisis pubis dan sendi pelvik. Relaksasi ligamen menyebabkan
peningkatan risiko terjadinya cedera punggung. Kemudian dapat
berkontribusi dalam insidensi nyeri punggung dalam kehamilan (Morgan,
2006). 2.1.9 Sirkulasi Uteroplasental Sirkulasi uteroplasental normal
sangat dibutuhkan dalam perkembangan dan perawatan untuk fetus yang
sehat. Insufiensi sirkulasi uteroplasental dapat menjadi penyebab utama
dalam retardasi pertumbuhan fetal intrauterin dan ketika menjadi parah
dapat mengakibatkan kematian fetus. Integrasi dari sirkulasi bergantung
pada aliran darah uterus yang adekuat dan fungsi normal plasenta
(Morgan, 2006). Aliran darah uterin meningkat secara progresif selama
kehamilan dan mencapai nilai rata rata antara 500ml sampai 700ml di
masa aterm. Aliran darah melalui pembuluh darah uterus sangat tinggi
dan memiliki resistensi rendah. Perubahan dalam resistensi terjadi setelah
20 minggu masa gestasi. Aliran darah uterus kurang memiliki mekanisme
autoregulasi (pembuluh darah dilatasi maksimal selama masa kehamilan)
dan aliran arteri uterin sangat bergantung pada tekanan darah maternal
dan curah jantung. Hasilnya, faktor yang mempengaruhi perubahan aliran
darah melalui uterus dapat memberikan efek berbahaya pada suplai
darah fetus. Maka uterine blood flow dirumuskan sebagai berikut: UBF=
UAP-UVP UVR UBF = uterine blood flow UAP = uterine arterial pressure
UVP = uterine venous pressure
UVR = uterine vascular resistance Aliran darah uterin menurun
selama periode hipotensi maternal, dimana hal tersebut terjadi
dikarenakan hipovolemia, perdarahan, dan kompresi aortocaval, dan
blokade simpatis. Hal serupa, kontraksi uterus (kondisi yang
meningkatkan frekuensi atau durasi kontraksi uterus) dan
perubahan tonus vaskular uterus yang dapat terlihat dalam status
hipertensi
mengakibatkan
gangguan
pada
aliran
darah
(Birnbach,et.al., 2009).
SUMBER
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35224/4/Chapter
%20II.pdf
25
2.
3.
4.
5.
Hormone ini dapat diketahui melalui serum ibu hamil pada hari ke-8
sampai ke-10 setelah konsepsi, tidak lama setelah implantasi.
Fungsi dari hormone ini yaitu mempertahankan fungsi korpus
luteum ovarium, menjamin suplai estrogen dan progesteron yang
kontinu untuk mempertahankan kehamilan. Apabila, korpus luteum
berhenti berfungsi sebelum minggu ke-11 yakni saat plasenta
memproduksi estrogen dan progesteron, absorpsi spontan akna
terjadi. hCG mencapai tingkat maksimum pada hari ke-50 sampai
hari ke-70, kemudian kadarnya mulai menurun.
Progesteron (Bobak, dan Guyton, )
Progesteron yang disekresikan oleh plasenta saat kehamilan
jumlahnya lebih banyak daripada progesterone yang disekresikan
oleh korpus luteum dibulan-bulan pertama kehamilan. Fungsinya
dari hormone ini antara lain :
a. Membantu perkembangan hasil konseptus bahkan sebelum
impalantasi, karena peningkatan progesterone menyebabkan
sekresi tuba falopii dan uterus yang menyediakan nutrisi
untuk morula dan blastokista.
b. Hormone ini sel-sel desidua tumbuh dalam endometrium
sehingga berperan untuk nutrisi embrio awal.
c. Mempertahankan endometrium, mengurangi kontraksi uterus
d. Merangsang
perkembangan
alveoli
payudara
dan
metabolisme ibu.
Esterogen.
Plasenta menghasilkan estrogen saat kehamilan. Estrogen utama
plasenta ini yaitu estriol sedangkan ovarium menghasilkan estrogen
estradiol. Hormone ini disekresikan di minggu ke-7 kehamilan.
Hormone ini berfungsi merangsang pertumbuhan uterus dan aliran
darah uteroplasental, menyebabkan proliferasi jaringan kelenjar
payudara sehingga payudara ibu hamil menjadi besar 2x dari
ukuran sebelum hamil. Selain itu, juga merangsang miometrium.
Esterogen juga berperan pada pembesaran genitalia eksterna
wanita. Pada akhir kehamilan hormone ini meningkat pesat dan
menurunkan kadar progesterone.
hPL (Human Plasental Lactogen), (Bobak,)
suatu substansi sejenis hormone yang menstimulasi metabolisme
ibu dan digunakan untuk menyuplai nutrient yang dibutuhkan untuk
perkembangan janin. Hormone ini meningkatkan transportasi
glukosa
melalui
membrane
plasenta
dan
merangsang
perkembangan payudara untuk laktasi.
Human Chorionic Somatomammotropin (Guyton,)
Hormone ini merupakan protein yang dihasilkan oleh plasenta ketika
kehamilan berusia sekitar 5 minggu. Seiring dengan kehamilan,
kadar dari hormone ini akan meningkat. Fungsinya belum pasti
namun hormone ini berpengaruh pada ukuran payudara yang
membesar dan laktasi.
www.scribed.com
ENDOKRINOLOGI DALAM MASA REPRODUKSI HALAMAN 5
ENDOKRINOLOGI KEHAMILAN
26
SUMBER
:
http://digilib.unsri.ac.id/download/PERUBAHAN
%20ENDOMERIUM%20DALAM%20SIKLUS%20MENSTRUASI.pdf
http://pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/uploads/2010/05/endokrinologi_kehamilan.pdf
7. Mengapa didapat amenorrhea?
Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita hamil tidak dapat
haid lagi. Dengan diketahuinya tanggal hari pertama haid terakhir
supaya dapat ditaksir umur kehamilan dan taksiran tanggal
persalinan akan terjadi, dengan memakai rumus Neagie: HT 3
(bulan + 7).
Karena pada waktu konsepsi, terbenuk hormon HCG yang
fungsinya mempertahankan korpus luteum selama 9 -10 minggu
untuk menghasilkan hormon progesteronyang fungsinya
memperkuat dinding uterus saat implantasi zigot sehingga tidak
terjadi deskuamasi endometrium dan menstruasi pun tidak
terjadi.
(Ilmu Kandungan, FKUI)
Amenore bisa terjadi akibat kelainan di otak, kelenjar hipofisa, kelenjar
tiroid, kelenjar adrenal, ovarium (indung telur) maupun bagian dari sistem
reproduksi lainnya.
Dalam keadaan normal, hipotalamus (bagian dari otak yang terletak
diatas kelenjar hipofisa) mengirimkan sinyal kepada kelenjar hipofisa
untuk melepaskan hormon-hormon yang merangsang dilepaskannya sel
telur oleh ovarium.
Pada penyekit tertentu, pembentukan hormon hipofisa yang abnormal
bisa menyebabkan terhambatnya pelepasan sel telur dan terganggunya
serangkaian proses hormonal yang terlibat dalam terjadinya menstruasi.
Penyebab amenore primer:
1. Tertundanya menarke (menstruasi pertama)
2. Kelainan bawaan pada sistem kelamin (misalnya tidak memiliki rahim
atau vagina, adanya sekat pada vagina, serviks yang sempit, lubang
pada selaput yang menutupi vagina terlalu sempit/himen imperforata)
3. Penurunan berat badan yang drastis (akibat kemiskinan,
berlebihan, anoreksia nervosa, bulimia, dan lain lain)
diet
27
11.
Hermafrodit sejati
12.
Penyakit menahun
13.
Kekurangan gizi
14.
Penyakit Cushing
15.
Fibrosis kistik
16.
17.
18.
Hipotiroidisme
19.
Sindroma adrenogenital
20.
Sindroma Prader-Willi
21.
22.
28
13. Kelainan pada rahim, seperti mola hidatidosa (tumor plasenta) dan
sindrom Asherman (pembentukan jaringan parut pada lapisan rahim
akibat infeksi atau pembedahan).
Klasifikasi amenorrhea??
AMENORE PRIMER
-
AMENORE SEKUNDER
Jika menstruasi tidak terjadi lebih dari 70 hari.
Penyebab pada amenore sekunder adalah kehamilan, berat
badan menurun, ovarium polikistik, hipofisis tidak sensitif (pasca
penggunaan obat, hiperprolaktinemia, kegagalan ovarium
primer, sindrom asherman, hipertiroidisme)
Dasar Dasar Obstetri dan Ginekologi, Derek Llewelyn-Jones
-
perubahan ini juga muncul pada area tubuh lainnya. seperti pada
lipatan kulit, ketiak, daerah genital dan juga anal. Perubahan warna
ini sebenarnya adalah sesuatu hal yang wajar terjadi, hanya saja
dampaknya bisa membuat klien merasa tidak percaya diri, karena
efek ini mempengaruhi penampilan. Bahkan bisa dengan timbul apa
yang disebut Melasma/chloasma yaitu istilah dari mask of
pregnancy di mana bagian yang menghitam sampai meliputi bawah
pada kedua mata dan hidung sehingga menyerupai topeng. Tentu
saja hal ini sangat mengganggu ibu hamil sebagai perempuan yang
selalu ingin tampil cantik. Hal ini tidak perlu terlalu dikhawatirkan,
Karena warna kecoklatan akan hilang dengan sendirinya 3-6 bulan
pasca kelahiran. Atau sekarang-sekarang ini bisa juga dilakukan
penyinaran laser untuk mengangkat pigmen yang berlebihan itu,
tentu saja harus dilakukan setelah bayi lahir.
Ilmu Kebidanan, Sarwono Prawirohardjo, Sp. OG, 2006
Kegunaan dari peningkatan melanosit atau hanya kompensasi?
9. Mengapa didapat Hb 11gr/dl?
30
Volume Darah
31
32
34
35
darah itu terjadi disekitar genetalia eksterna, kaki dan betis, dan
payudara.
2) Tanda kemungkinan kehamilan
a) Perut membesar
Setelah kehamilan 14 minggu, rahim dapat diraba dari luar dan
mulai pembesaran perut.
b) Uterus membesar
Terjadi perubahan dalam bentuk, besar, dan konsistensi dari rahim.
Pada pemeriksaan dalam dapat diraba bahwa uterus membesar dan
bentuknya makin lama makin bundar.
c) Tanda Hegar
Konsistensi rahim dalam kehamilan berubah menjadi lunak,
terutama daerah ismus. Pada minggu-minggu pertama ismus uteri
mengalami hipertrofi seperti korpus uteri. Hipertrofi ismus pada
triwulan pertama mengakibatkan ismus menjadi panjang dan lebih
lunak.
d) Tanda Chadwick
Perubahan warna menjadi kebiruan atau keunguan pada vulva,
vagina, dan serviks. Perubahan warna ini disebabkan oleh pengaruh
hormon estrogen.
e) Tanda Piscaseck
Uterus mengalami pembesaran, kadangkadang pembesaran tidak
rata tetapi di daerah telur bernidasi lebih cepat 12
36
37
Lama
perlindunga
n
%
perlindunga
n
95%
10 tahun
99%
25
tahun/seum
ur hidup
99%
SUMBER : http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdlrikadewi-5413-3-babii.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20037/4/Chapter
%20II.pdf
41
14.
42