You are on page 1of 42

STEP 7

1. Anatomi sistem reproduksi wanita


KLIK PDF
A. Anatomi dan Fisiologi Sistem Reproduksi Wanita
Anatomi fisiologi sistem reproduksi wanita dibagi menjadi 2 bagian
yaitu: alat reproduksi wanita bagian dalam yang terletak di dalam
rongga pelvis, dan alat reproduksi wanita bagian luar yang terletak di
perineum.
1. Alat genitalia wanita bagian luar

Gambar 2.1 Organ Eksterna Wanita ( Bobak, IM, 2000 )


a. Mons veneris / Mons pubis
Disebut juga gunung venus merupakan bagian yang menonjol di
bagian depan simfisis terdiri dari jaringan lemak dan sedikit jaringan
ikat setelah dewasa tertutup oleh rambut yang bentuknya segitiga.
Mons pubis mengandung banyak kelenjar sebasea (minyak) berfungsi
sebagai bantal pada waktu melakukan hubungan seks.
b. Bibir besar (Labia mayora)
Merupakan kelanjutan dari mons veneris berbentuk lonjong, panjang
labia mayora 7-8 cm, lebar 2-3 cm dan agak meruncing pada ujung
bawah.
Kedua bibir ini dibagian bawah bertemu membentuk perineum,
permukaan terdiri dari:
1

1) Bagian luar
Tertutup oleh rambut yang merupakan kelanjutan dari rambut pada
mons veneris.
2) Bagian dalam
Tanpa rambut merupakan selaput yang mengandung kelenjar sebasea
(lemak).
c. Bibir kecil (labia minora)
Merupakan lipatan kulit yang panjang, sempit, terletak dibagian dalam
bibir besar (labia mayora) tanpa rambut yang memanjang kea rah
bawah klitoris dan menyatu dengan fourchette, semantara bagian
lateral dan anterior labia biasanya mengandung pigmen, permukaan
medial labia minora sama dengan mukosa vagina yaitu merah muda
dan basah.
d. Klitoris
Merupakan bagian penting alat reproduksi luar yang bersifat erektil,
dan letaknya dekat ujung superior vulva. Organ ini mengandung
banyak pembuluh darah dan serat saraf sensoris sehingga sangat
sensitive analog dengan penis laki-laki. Fungsi utama klitoris adalah
menstimulasi dan meningkatkan ketegangan seksual.
e. Vestibulum
Merupakan alat reproduksi bagian luar yang berbentuk seperti perahu
atau lonjong, terletak di antara labia minora, klitoris dan fourchette.
Vestibulum terdiri dari muara uretra, kelenjar parauretra, vagina dan
kelenjar paravagina. Permukaan vestibulum yang tipis dan agak
berlendir mudah teriritasi oleh bahan kimia, panas, dan friksi.
f. Perinium
Merupakan daerah muskular yang ditutupi kulit antara introitus vagina
dan anus. Perinium membentuk dasar badan perinium.
g. Kelenjar Bartholin
Kelenjar penting di daerah vulva dan vagina yang bersifat rapuh dan
mudah robek. Pada saat hubungan seks pengeluaran lendir meningkat.
h. Himen (Selaput dara)
Merupakan jaringan yang menutupi lubang vagina bersifat rapuh dan
mudah robek, himen ini berlubang sehingga menjadi saluran dari lendir
yang di keluarkan uterus dan darah saat menstruasi.
i. Fourchette
Merupakan lipatan jaringan transversal yang pipih dan tipis, terletak
pada pertemuan ujung bawah labia mayoradan labia minora. Di garis
tengah berada di bawah orifisium vagina. Suatu cekungan kecil dan
fosa navikularis terletak di antara fourchette dan himen.
2. Alat genitalia wanita bagian dalam

Gambar 2.2 Organ Interna Wanita ( Bobak, IM, 2000 )


a. Vagina
Vagina adalah suatu tuba berdinding tipis yang dapat melipat dan
mampu meregang secara luas karena tonjolan serviks ke bagian atas
vagina. Panjang dinding anterior vagina hanya sekitar 9 cm, sedangkan
panjang dinding posterior 11 cm. Vagina terletak di depan rectum dan
di
belakang
kandung
kemih.
Vagina
merupakan
saluran
muskulomembraneus yang menghubungkan rahim dengan vulva.
Jaringan muskulusnya merupakan kelanjutan dari muskulus sfingter ani
dan muskulus levator ani oleh karena itu dapat dikendalikan.
Pada dinding vagina terdapat lipatan-lipatan melintang disebut rugae
dan terutama di bagian bawah. Pada puncak (ujung) vagina menonjol
serviks pada bagian uterus. Bagian servik yang menonjol ke dalam
vagina di sebut portio. Portio uteri membagi puncak vagina menjadi
empat yaitu: fornik anterior, fornik posterior, fornik dekstra, fornik
sinistra. Sel dinding vagina mengandung banyak glikogen yang
menghasilkan asam susu dengan PH 4,5. Keasaman vagina
memberikan proteksi terhadap infeksi. Fungsi utama vagina yaitu
sebagai saluran untuk mengeluarkan lendir uterus dan darah
menstruasi, alat hubungan seks dan jalan lahir pada waktu persalinan.
b. Uterus
Merupakan jaringan otot yang kuat, berdinding tebal, muskular, pipih,
cekung dan tampak seperti bola lampu / buah peer terbalik yang
terletak di pelvis minor di antara kandung kemih dan rectum. Uterus
3

normal memiliki bentuk simetris, nyeri bila ditekan, licin dan teraba
padat.
Uterus terdiri dari tiga bagian yaitu: fundus uteri yaitu bagian corpus
uteri yang terletak di atas kedua pangkal tuba fallopi, corpus uteri
merupakan bagian utama yang mengelilingi kavum uteri dan
berbentuk segitiga, dan seviks uteri yang berbentuk silinder. Dinding
belakang, dinding depan dan bagian atas tertutup peritoneum
sedangkan bagian bawahnya berhubungan dengan kandung kemih.
Untuk mempertahankan posisinya uterus disangga beberapa
ligamentum, jaringan ikat dan peritoneum. Ukuran uterus tergantung
dari usia wanita, pada anak-anak ukuran uterus sekitar 2-3 cm,
nullipara 6-8 cm, dan multipara 8-9 cm. Dinding uterus terdiri dari tiga
lapisan yaitu peritoneum, miometrium / lapisan otot, dan endometrium.
1) Peritoneum
a) Meliputi dinding rahim bagian luar
b) Menutupi bagian luar uterus
c) Merupakan penebalan yang diisi jaringan ikat dan
d) pembuluh darah limfe dan urat saraf
e) Meliputi tuba dan mencapai dinding abdomen
2) Lapisan otot
a) Lapisan luar: seperti Kapmelengkung dari fundus uteri menuju
ligamentum
b) Lapisan dalam: berasal dari osteum tuba uteri sampai osteum uteri
internum
c) Lapisan tengah: terletak di antara kedua lapisan tersebut
membentuk lapisan tebal anyaman serabut otot rahim. Lapisan tengah
ditembus oleh pembuluh darah arteri dan vena. Lengkungan serabut
otot ini membentuk angka dan sehingga saat terjadi kontraksi
pembuluh darah terjepit rapat dengan demikian perdarahan dapat
terhenti.
3) Semakin ke arah serviks otot rahim makin berkurang dan jaringan
ikatnya bertambah.
Bagian rahim yang terletak antara osteum uteri internum anatomikum
yang merupakan batas dan kavum uteri dan kanalis servikalis dengan
osteum uteri histologikum (dimana terjadi perubahan selaput lendir
kavum uteri menjadi selaput lendir serviks) disebut istmus. Istmus uteri
ini akan menjadi segmen bawah rahim dan meregang saat persalinan.
4) Kedudukan uterus dalam tulang panggul ditentukan oleh tonus otot
rahim sendiri, tonus ligamentum yang menyangga, tonus otot-otot
dasar panggul, ligamentum yang menyangga uterus adalah
ligamentum latum, ligamentum rotundum (teres uteri) ligamentum
infindibulo pelvikum (suspensorium ovarii) ligamentum kardinale
machenrod, ligamentum sacro uterinum dan ligamentum uterinum.

a) Ligamentum latum
(1) Merupakan lipatan peritoneum kanan dan kiri uterus meluas sampai
ke dinding panggul
(2) Ruang antara kedua lipatan berisi jaringan ikat longgar dan
mengandung pembuluh darah limfe dan ureter
(3) Ligamentum latum seolah-olah tergantung pada tuba fallopi
(4) Ligamentum rotundum (teres uteri)
(5) Mulai sedikit kaudal dari insersi tuba menuju kanalis inguinalis dan
mencapai labia mayus
(6) Terdiri dari otot polos dan jaringan ikat
(7) Fungsinya menahan uterus dalam posisi antefleksi
b) Ligamentum infundibulo pelvikum
(1) Terbentang dari infundibulum dan ovarium menuju dinding panggul
(2) Menggantung uterus ke dinding panggul
(3) Antara tuba fallopi dan ovarium terdapat ligamentum ovarii
proprium
c) Ligamentum kardinale machenrod
(1) Dari serviks setinggi osteum uteri internum menuju panggul
(2) Menghalangi pergerakan uterus ke kanan dan ke kiri
(3) Tempat masuknya pembuluh darah menuju uterus
d) Ligamentum sacro uterinum
Merupakan penebalan dari ligamentum kardinale machenrod menuju
os sacrum
e) Ligamentum vesika uterinum
(1) Dari uterus menuju ke kandung kemih
(2) Merupakan jaringan ikat yang agak longgar sehingga dapat
mengikuti perkembangan uterus saat hamil dan persalinan
5) Pembuluh darah uterus
a) Arteri uterina asenden yang menuju corpus uteri sepanjang dinding
lateral dan memberikan cabangnya menuju uterus dan di dasar
endometrium membentuk arteri spinalis uteri
b) Di bagian atas ada arteri ovarika untuk memberikan darah pada
tuba fallopi dan ovarium melalui ramus tubarius dan ramus ovarika.
6) Susunan saraf uterus
Kontraksi otot rahim bersifat otonom dan dikendalikan oleh saraf
simpatis dan parasimpatis melalui ganglion servikalis fronkenhouser
yang terletak pada pertemuan ligamentum sakro uterinum.
c. Tuba Fallopi
Tuba fallopi merupakan saluran ovum yang terentang antara kornu
uterine hingga suatu tempat dekat ovarium dan merupakan jalan
ovum mencapai rongga uterus. terletak di tepi atas ligamentum
latum berjalan ke arah lateral mulai dari osteum tubae internum pada
5

dinding rahim. Panjang tuba fallopi 12cm diameter 3-8cm. Dinding


tuba terdiri dari tiga lapisan yaitu serosa, muskular, serta mukosa
dengan epitel bersilia.
Tuba fallopi terdiri atas :
1) Pars interstitialis (intramularis) terletak di antara otot rahim mulai
dari
osteum internum tuba.
2) Pars istmika tubae, bagian tuba yang berada di luar uterus dan
merupakan bagian yang paling sempit.
3) Pars ampuralis tubae, bagian tuba yang paling luas dan berbentuk
s.
4) Pars infindibulo tubae, bagian akhir tubae yang memiliki lumbai
yang disebut fimbriae tubae.
Fungsi tuba fallopi :
1) Sebagai jalan transportasi ovum dari ovarium sampai kavum uteri.
2) Untuk menangkap ovum yang dilepaskan saat ovulasi.
3) Sebagai saluran dari spermatozoa ovum dan hasil konsepsi.
4) Tempat terjadinya konsepsi.
5) Tempat pertumbuahn dan perkembangan hasil konsepsi sampai
mencapai bentuk blastula yang siap mengadakan implantasi.
d. Ovarium
Ovarium berfungsi dalam pembentukan dan pematangan folikel
menjadi ovum, ovulasi, sintesis, dan sekresi hormon hormon steroid.
Letak: Ovarium ke arah uterus bergantung pada ligamentum
infundibulo pelvikum dan melekat pada ligamentum latum melalui
mesovarium.
Jenis: Ada 2 bagian dari ovarium yaitu:
1) Korteks ovarii
a) Mengandung folikel primordial
b) Berbagai fase pertumbuhan folikel menuju folikel de graf
c) Terdapat corpus luteum dan albikantes
2) Medula ovarii
a) Terdapat pembuluh darah dan limfe
b) Terdapat serat saraf
e. Parametrium
Parametrium adalah jaringan ikat yang terdapat di antara ke dua
lembar ligamentum latum.
Batasan parametrium
1) Bagian atas terdapat tuba fallopi dengan mesosalping
2) Bagian depan mengandung ligamentum teres uteri
3) Bagian kaudal berhubungan dengan mesometrium.
4) Bagian belakang terdapat ligamentum ovarii
(Bobak, Jansen, dan Zalar, 2001)

Sumber : http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdlnurhendif-5401-2-babii.pdf
2. Fisiologi menstruasi
KLIK PDF DAN PDF
Siklus Menstruasi
Menstruasi adalah perdarahan periodik dari uterus yang dimulai
sekitar 14 hari setelah ovulasi secara berkala akibat terlepasnya lapisan
endometrium uterus (Bobak, 2004).
Suzannec (2001), mendeskripsikan siklus menstruasi adalah proses
kompleks yang mencakup reproduktif dan endokrin. Menurut Bobak
(2004), Siklus menstruasi merupakan rangkaian peristiwa yang secara
kompleks saling mempengaruhi dan terjadi secara simultan.
Fisiologis Siklus Menstruasi
Fungsi menstruasi normal merupakan hasil interaksi antara
hipotalamus, hipofisis, dan ovarium dengan perubahan-perubahan
terkait pada jaringan sasaran pada saluran reproduksi normal, ovarium
memainkan peranan penting dalam proses ini, karena tampaknya
bertanggung jawab dalam pengaturan perubahan-perubahan siklik
maupun lama siklus menstruasi (Bobak, 2004).
Ovarium menghasilkan hormon steroid, terutama estrogen dan
progesteron. Beberapa estrogen yang berbeda dihasilkan oleh folikel
ovarium, yang mengandung ovum yang sedang berkembang dan oleh
sel-sel yang mengelilinginya. Estrogen ovarium yang paling berpengaruh
adalah estradiol.

Estrogen bertanggung jawab terhadap perkembangan dan


pemeliharaan organ-organ reproduktif wanita dan karakteristik seksual
sekunder yang berkaitan dengan wanita dewasa. Estrogen memainkan
peranan penting dalam perkembangan payudara dan dalam perubahan
siklus bulanan dalam uterus. Progesteron juga penting dalam mengatur
perubahan yang terjadi dalam uterus selama siklus menstruasi.
Progesteron merupakan hormon yang paling penting untuk menyiapkan
endometrium yang merupakan membran mukosa yang melapisi uterus
untuk implantasi ovum yang telah dibuahi. Jika terjadi kehamilan sekresi
progesteron berperan penting terhadap plasenta
dan untuk
mempertahankan kehamilan yang normal. Sedangkan endrogen juga
dihasilkan oleh ovarium, tetapi hanya dalam jumlah kecil. Hormon
endrogen terlibat dalam perkembangan dini folikel dan juga
mempengaruhi libido wanita (Suzannec, 2001).
Menstruasi disertai ovulasi terjadi selang beberapa bulan sampai 23 tahun setelah menarche yang berlangsung sekitar umur 17-18 tahun.
Dengan memperhatikan komponen yang mengatur menstruasi dapat
dikemungkakan bahwa setiap penyimpangan system akan terjadi
penyimpangan pada patrum umun menstruasi. Pada umumnya
menstruasi akan berlangsung setiap 28 hari selama 7 hari. Lama
perdarahannya sekitas 3-5 hari dengan jumlah darah yang hilang sekitar
30-40 cc. Puncak pendarahannya hari ke-2 atau 3 hal ini dapat dilihat
dari jumlah pemakaian pembalut sekitar 2-3 buah. Diikuti fase proliferasi
sekitar 6-8 hari (Manuaba dkk, 2006).
Bagian-bagian Siklus Menstruasi
Menurut Bobak (2004), ada beberapa rangkaian dari siklus
menstruasi, yaitu:
Siklus Endomentrium

Siklus endometrium menurut Bobak (2004), terdiri dari empat


fase, yaitu :
8

a. Fase menstruasi
Pada fase ini, endometrium terlepas dari dinding uterus
dengan disertai pendarahan dan lapisan yang masih utuh hanya stratum
basale. Rata-rata fase ini berlangsung selama lima hari (rentang 3-6
hari). Pada awal fase menstruasi kadar estrogen, progesteron, LH
(Lutenizing Hormon) menurun atau pada kadar terendahnya selama
siklus dan kadar FSH (Folikel Stimulating Hormon) baru mulai meningkat.
b. Fase proliferasi
Fase proliferasi merupakan periode pertumbuhan cepat yang
berlangsung sejak sekitar hari ke-5 sampai hari ke-14 dari siklus haid,
misalnya hari ke-10 siklus 24 hari, hari ke-15 siklus 28 hari, hari ke-18
siklus 32 hari. Permukaan endometrium secara lengkap kembali normal
sekitar empat hari atau menjelang perdarahan berhenti. Dalam fase ini
endometrium tumbuh menjadi setebal 3,5 mm atau sekitar 8-10 kali
lipat dari semula, yang akan berakhir saat ovulasi. Fase proliferasi
tergantung pada stimulasi estrogen yang berasal dari folikel ovarium.
c. Fase sekresi/luteal
Fase sekresi berlangsung sejak hari ovulasi sampai sekitar tiga
hari sebelum periode menstruasi berikutnya. Pada akhir fase sekresi,
endometrium sekretorius yang matang dengan sempurna mencapai
ketebalan seperti beludru yang tebal dan halus. Endometrium menjadi
kaya dengan darah dan sekresi kelenjar.
d. Fase iskemi/premenstrual
Implantasi atau nidasi ovum yang dibuahi terjadi sekitar 7
sampai 10 hari setelah ovulasi. Apabila tidak terjadi pembuahan dan
implantasi, korpus luteum yang mensekresi estrogen dan progesteron
menyusut. Seiring penyusutan kadar estrogen dan progesteron yang
cepat, arteri spiral menjadi spasme, sehingga suplai darah ke
endometrium fungsional terhenti dan terjadi nekrosis. Lapisan fungsional
terpisah dari lapisan basal dan perdarahan menstruasi dimulai.
Siklus Ovulasi
Ovulasi
merupakan
peningkatan kadar
estrogen
yang
menghambat pengeluaran FSH, kemudian hipofise mengeluarkan LH
(lutenizing hormon). Peningkatan kadar LH merangsang pelepasan oosit
sekunder dari folikel. Folikel primer primitif berisi oosit yang tidak matur
(sel primordial). Sebelum ovulasi, satu sampai 30 folikel mulai matur
didalam ovarium dibawah pengaruh FSH dan estrogen. Lonjakan LH
sebelum terjadi ovulasi mempengaruhi folikel yang terpilih. Di dalam
folikel yang terpilih, oosit matur dan terjadi ovulasi, folikel yang kosong
memulai berformasi menjadi korpus luteum. Korpus luteum mencapai
puncak aktivitas fungsional 8 hari setelah ovulasi, dan mensekresi baik
hormon estrogen maupun progesteron. Apabila tidak terjadi implantasi,

korpus luteum berkurang dan kadar hormon menurun. Sehingga lapisan


fungsional endometrium tidak dapat bertahan dan akhirnya luruh.
Siklus Hipofisis-hipotalamus
Menjelang akhir siklus menstruasi yang normal, kadar estrogen
dan progesteron darah menurun. Kadar hormon ovarium yang rendah
dalam darah ini menstimulasi hipotalamus untuk mensekresi
gonadotropin
realising
hormone
(Gn-RH).
Sebaliknya,
Gn-RH
menstimulasi sekresi folikel stimulating hormone (FSH). FSH
menstimulasi perkembangan folikel de graaf ovarium dan produksi
estrogennya. Kadar estrogen mulai menurun dan Gn-RH hipotalamus
memicu hipofisis anterior untuk mengeluarkan lutenizing hormone (LH).
LH mencapai puncak pada sekitar hari ke-13 atau ke-14 dari siklus 28
hari. Apabila tidak terjadi fertilisasi dan implantasi ovum pada masa ini,
korpus luteum menyusut, oleh karena itu kadar estrogen dan
progesteron menurun, maka terjadi menstruasi.

10

Gambar

1.

Siklus

menstruasi

11

Faktor-faktor yang Berperan dalam Siklus Menstruasi


Menurut Praworohardjo (1999), ada beberapa
memegang peranan dalam siklus menstruasi antara lain:
Faktor enzim

faktor

yang

Dalam fase proliferasi estrogen mempengaruhi tersimpannya


enzim-enzim hidrolitik dalam endometrium, serta merangsang
pembentukan glikogen dan asam-asam mukopolisakarida. Zat-zat yang
terakhir ini ikut berperan dalam pembangunan endometrium, khususnya
dengan pembentukan stroma di bagian bawahnya. Pada pertengahan
fase luteal sintesis mukopolisakarida terhenti, yang berakibat
mempertinggi permeabilitas pembuluh-pembuluh darah yang sudah
berkembang sejak permulaan fase proliferasi. Dengan demikian lebih
banyak zat-zat makanan mengalir ke stroma endometrium sebagai
persiapan untuk implantasi ovum apabila terjadi kehamilan. Jika
kehamilan tidak terjadi, maka dengan menurunnya kadar progesterone,
enzim-enzim hidrolitik dilepaskan, karena itu timbul gangguan dalam
metabolisme endometrium yang mengakibatkan regresi endomentrium
dan perdarahan.
Faktor vaskuler
Mulai fase proliferasi terjadi pembentukan sistem vaskularisasi
dalam lapisan fungsional endometrium. Pada pertumbuhan endometrium
ikut tumbuh pula arteri-arteri, vena-vena. Dengan regresi endometrium
timbul statis dalam vena serta saluran-saluran yang menghubungkannya
dengan arteri, dan akhirnya terjadi nekrosis dan perdarahan dengan
pembentukan hematom baik dari arteri maupun dari vena.
Faktor prostaglandin
Endometrium mengandung banyak prostaglandin E2 dan F2.
dengan desintegrasi endometrium, prostaglandin terlepas dan
menyebabkan berkontraksinya miometrium sebagai suatu faktor
untuk membatasi perdarahan pada haid.
SUMBER
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20037/4/Chapter
%20II.pdf
http://digilib.unsri.ac.id/download/PERUBAHAN%20ENDOMERIUM
%20DALAM%20SIKLUS%20MENSTRUASI.pdf

3. Mengapa muntah waktu pagi hari?


Mual pagi hari (morning sickness) umum terjadi pada triwulan
pertama. Meskipun disebut morning sickness, namun mual dan
muntah dapat terjadi kapan saja selama kehamilan. Penyebab
12

mual dan muntah ini adalah perubahan hormonal yang dapat


memicu bagian dari otak yang mengontrol mual dan muntah.
Gejala ini dialami oleh 75% wanita hamil.
Morning sickness atau mual & muntah yang terjadi selama masa
kehamilan pertama yang sebenarnya bisa terjadi terjadi kapan saja
terjadi karena peningkatan kadar hormon estrogen dan HCG serum
yang membuat motilitas gastrointestinal, terutama lambung dan
usus menjadi lebih lambat. Dan peningkatan tersebut dapat
merangsang reseptor di otak, yaitu reseptor CTZ (chemoreseptor
trigger zone) di hipotalamus untuk merangsang muntah (Sherwood,
2001).
www.scribd.com
Morning sickness dalam batas batas tertentu keadaan ini
masih fisiologis. Bila terlampau sering, dapat mengakibatkan
gangguan kesehatan dan disebut hiperemesis gravidarum.
hal ini dikarenakan meningkatnya kadar estrogen sehingga
tonus otot otot tractus digestivus menurun penurunan
motilitas usus makanan lebih lama berada di dalam usus
mudah muntah - muntah
(Ilmu Kandungan, FKUI)
Sasaran Progesteron
4. Mengapa pasien mengeluh payudara kencang, membesar dan agak
nyeri?
Nyeri atau payudara yang terasa membesar, keras, sensitif
dengan sentuhan. Tanda ini muncul dalam waktu 1-2 minggu
setelah konsepsi (pembuahan). Dalam waktu 2 minggu setelah
konsepsi, payudara seorang wanita hamil akan mengalami
perubahan untuk persiapan produksi ASI yang dipengaruhi oleh
hormon estrogen dan progesteron.
Pada awal kehamilan perempuan akan merasakan payudaranya
menjadi lebih lunak. Setelah bulan kedua payudara akan
bertambah ukurannya dan vena-vena di bawah kulit akan lebih
terlihat. Puting paysdara akan lebih besar, kehitaman, dan tegak.
Setelah bulan pertama suatu cairan berwarna kekuningan yang
disebut kolustrum dapat keluar. Kolustrum ini berasal dari kelenjarkelenjar asinus yang mulai bersekresi. Meskipun dapat dikeiuarkan,
air susu belum dapat diproduksi karena hormon prolaktin ditekan
oleh prokain inbibiting hormone. Setelah persaiinan kadar
progesteron dan estrogen akan menurun sehingga pengaruh
inhibisi progesteron terhadap alfa laktalbulmin akan hilang.
Peningkatan prolaktin akan merangsang sintesis laktose dan pada
akhirnya akan meningkatkan produksi air susu. Pada bulan yang
sama areola akan lebih besar dan kehitaman. Kelenjar
Montgomery, yaitu kelenjar sebasea dari areola, akan membesar
dan cenderung untuk menonjol keluar. Jika paludara makin
13

membesar, striae sepeni yang terlihat pada perut akan muncul.


Ukuran pa,yudara sebelum kehamilan tidak mempunyai hubungan
dengan banyaknya air susu yang akan dihasilkan.
Ilmu kebidanan
1. Progesteron (Bobak, dan Guyton, )
Progesteron yang disekresikan oleh plasenta saat kehamilan
jumlahnya lebih banyak daripada progesterone yang disekresikan
oleh korpus luteum dibulan-bulan pertama kehamilan. Fungsinya
dari hormone ini antara lain :
a. Membantu perkembangan hasil konseptus bahkan sebelum
impalantasi, karena peningkatan progesterone menyebabkan
sekresi tuba falopii dan uterus yang menyediakan nutrisi
untuk morula dan blastokista.
b. Hormone ini sel-sel desidua tumbuh dalam endometrium
sehingga berperan untuk nutrisi embrio awal.
c. Mempertahankan endometrium, mengurangi kontraksi uterus
d. Merangsang
perkembangan
alveoli
payudara
dan
metabolisme ibu.
2. Esterogen.
Plasenta menghasilkan estrogen saat kehamilan. Estrogen utama
plasenta ini yaitu estriol sedangkan ovarium menghasilkan estrogen
estradiol. Hormone ini disekresikan di minggu ke-7 kehamilan.
Hormone ini berfungsi merangsang pertumbuhan uterus dan aliran
darah uteroplasental, menyebabkan proliferasi jaringan kelenjar
payudara sehingga payudara ibu hamil menjadi besar 2x dari
ukuran sebelum hamil. Selain itu, juga merangsang miometrium.
Esterogen juga berperan pada pembesaran genitalia eksterna
wanita. Pada akhir kehamilan hormone ini meningkat pesat dan
menurunkan kadar progesterone.
3. hPL (Human Plasental Lactogen), (Bobak,)
suatu substansi sejenis hormone yang menstimulasi metabolisme
ibu dan digunakan untuk menyuplai nutrient yang dibutuhkan untuk
perkembangan janin. Hormone ini meningkatkan transportasi
glukosa
melalui
membrane
plasenta
dan
merangsang
perkembangan payudara untuk laktasi.
4. Human Chorionic Somatomammotropin (Guyton,)
Hormone ini merupakan protein yang dihasilkan oleh plasenta ketika
kehamilan berusia sekitar 5 minggu. Seiring dengan kehamilan,
kadar dari hormone ini akan meningkat. Fungsinya belum pasti
namun hormone ini berpengaruh pada ukuran payudara yang
membesar dan laktasi.
www.scribd.com
HISTOLOGI
HORMONAL
14

5. Mengapa selera makan turun, cepat lelah, sering miksi, dan sering
pilek?
Mudah lelah
Jika anda hamil, gejala yang paling umum dalam delapan
hingga sepuluh minggu pertama adalah rasa lelah. Saat hamil,
tubuh mengalami perubahan metabolisme yang signifikan.
Seluruh tubuh Anda perlu melakukan penyesuaian terhadap
proses baru bertumbuhnya janin. bagi sebagian besar wanita,
kelelahan akan pergi saat usia kehamilan 12 minggu. Gejala
ini terjadi karena memang pada wanita hamil peredaran darah
ibu terbagi dua, yaitu dengan janin, otomatis nutrisi, elektrolit,
dan komponen yang dibutuhkan ibu dalam darah terbagi
menjadi dua pula. Sebagai akibatnya suplay nutrisi dan bahan
lainnya kedalam jaringan tubuh ibu melalui darah pun
berkurang.

sering buang air kecil


Karena VU pada bulan bulan pertama kehamilan tertekan
oleh uterus yg mulai membesar. Pada triwulan kedua
umumnya keluhan ini hilang oleh karena uterus yg membesar
keluar dari rongga panggul. Pada akhir triwulan gejala bisa
timbun karena janin mulai masuk ke ruang panggul dan
menekan kembali VU.
Ilmu Kebidanan, Sarwono Prawirohardjo, Sp. OG, 2006

Mudah lelah, lemas, pusing, dan pingsan adalah gejala kehamilan


yang disebabkan oleh pelebaran pembuluh darah dalam kehamilan
atau kadar gula darah yang rendah.
Sakit kepala pada umumnya muncul pada minggu ke-6 kehamilan
yang disebabkan oleh peningkatan hormon.
Konstipasi (sulit BAB) terjadi karena peningkatan hormon
progesteron yang menyebabkan kontraksi usus menjadi lebih pelan
dan makanan lebih lambat melalui saluran pencernaan.
Bercak perdarahan. Terjadi ketika telur yang sudah dibuahi
berimplantasi (melekat) ke dinding rahim sekitar 10-14 hari setelah
fertilisasi (pembuahan). Tipe perdarahan umumnya sedikit, bercak
bulat, berwarna lebih cerah dari darah haid, dan tidak berlangsung
lama.
15

6. Mengapa pasien mudah tersinggung dan mudah marah?


Perubahan mood karena pengaruh hormon.
Emosi
Kehamilan mungkin membuat merasa senang, cemas, gembira dan
kelelahan - kadang sekaligus. Ibu bisa saja senang dengan
kehamilannya atau menambah stres emosional untuk hidup Ibu.
Kekhawatiran itu wajar, biasanya ibu khawatir tentang kesehatan
bayi, penyesuaian Ibu dan tuntutan finansial membesarkan anak.
Ibu berpikir bagaimana bayi akan mempengaruhi hubungan Ibu
dengan pasangannya atau apa jenis orangtua bagaimana yang akan
diterapkan. Jika Ibu bekerja, Ibu mungkin khawatir tentang
produktivitas Ibu pada pekerjaan dan bagaimana menyeimbangkan
persaingan tuntutan dari keluarga dan karir.
www.scribd.com
Perubahan apa saja yang terjadi saat wanita hamil?
KLIK PDF
Perubahan Fisiologis Ibu Hamil
Pada masa kehamilan ada beberapa perubahan pada hampir semua
sistem organ pada maternal. Perubahan ini diawali dengan adanya sekresi
hormon dari korpus luteum dan plasenta. Efek mekanis pada pembesaran
uterus dan kompresi dari struktur sekitar uterus memegang peranan
penting pada trimester kedua dan ketiga. Perubahan fisiologis seperti ini
memiliki implikasi yang relevan bagi dokter anestesi untuk memberikan
perawatan bagi pasien hamil. Perubahan yang relevan meliputi perubahan
fungsi
hematologi,
kardiovaskular,
ventilasi,
metabolik,
dan
gastrointestinal (Santos,et.al., 2006).
Perubahan Metabolik
Sebagai akibat dari peningkatan sekresi dari berbagai macam
hormon selama masa kehamilan , termasuk tiroksin, adrenokortikal dan
hormon seks, maka laju metabolisme basal pada wanita hamil meningkat
sekitar 15 % selama mendekati masa akhir dari kehamilan. Sebagai hasil
dari peningkatan laju metabolisme basal tersebut, maka wanita hamil
sering mengalami sensasi rasa panas yang berlebihan. Selain itu,karena
adanya beban tambahan, maka pengeluaran energi untuk aktivitas otot
lebih besar daripada normal (Guyton, 2006).
Perubahan Kardiovaskular

16

Sistem kardiovaskular beradaptasi selama masa kehamilan terhadapa


beberapa perubahan yang terjadi. Meskipun perubahan sistem
kardiovaskular terlihat pada awal trimester pertama, perubahan pada
sistem kardiovaskular berlanjut ke trimester kedua dan ketiga, ketika
cardiac output meningkat kurang lebih sebanyak 40 % daripada pada
wanita yang tidak hamil. Cardiac output meningkat dari minggu kelima
kehamilan dan mencapai tingkat maksimum sekitar minggu ke-32
kehamilan, setelah itu hanya mengalami sedikit peningkatan sampai masa
persalinan, kelahiran, dan masa post partum. Sekitar 50% peningkatan
dari cardiac output telah terjadi pada masa minggu kedelapan kehamilan.
Meskipun, peningkatan dari cardiac output dikarenakan adanya
peningkatan dari volume sekuncup dan denyut jantung, faktor paling
penting adalah volume sekuncup, dimana meningkat sebanyak 20%
sampai 50% lebih banyak daripada pada wanita tidak hamil. Perubahan
denyut jantung sangat sulit untuk dihitung, tetapi diperkirakan ada
peningkatan sekitar 20% yang terlihat pada minggu keempat kehamilan.
Meskipun, angka normal dalam denyut jantung tidak berubah dalam masa
kehamilan,
adanya
terlihat
penurunan
komponen
simpatis
(Birnbach,et.al., 2009). Pada trimester kedua, kompresi aortocava oleh
pembesaran uterus menjadi penting secara progresif, mencapai titik
maksimum pada minggu ke- 36 dan 38, setelah itu dapat menurunkan
perpindahan posisi kepala fetal menuju pelvis. Penelitian mengenai
cardiac output, diukur ketika pasien berada pada posisi supine selama
minggu terakhir kehamilan, menunjukkan bahwa ada penurunan
dibandingkan pada wanita yang tidak hamil, penurunan ini tidak
diobservasi ketika pasien berada dalam posisi lateral decubitus. Sindrom
hipotensi supine, yang terjadi pada 10 % wanita hamil dikarenakan
adanya oklusi pada vena yang mengakibatkan terjadinya takikardi
maternal, hipotensi arterial, penurunan kesadaran, dan pucat. Kompresi
pada aorta yang dibawah dari posisi ini mengakibatkan penurunan perfusi
uteroplasental dan mengakibatkan terjadinya asfiksia pada fetus. Oleh
karena itu, perpindahan posisi uterus dan perpindahan posisi pelvis ke
arah lateral harus dilakukan secara rutin selama trimester kedua dan
ketiga dari kehamilan (Santos, et. al., 2006).
Naiknya posisi diafragma mengakibatkan perpindahan posisi jantung
dalam dada, sehingga terlihat adanya pembesaran jantung pada
gambaran radiologis dan deviasi aksis kiri dan perubahan gelombang T
pada elektrokardiogram (EKG). Pada pemeriksaan fisik sering ditemukan
adanya murmur sistrolik dan suara jantung satu yang terbagi-bagi. Suara
jantung tiga juga dapat terdengar. Beberapa pasien juga terlihat
mengalami efusi perikardial kecil dan asimptomatik (Morgan, 2006).
Perubahan Hematologi
Volume darah maternal mulai meningkat pada awal masa kehamilan
sebagai akibat dari perubahan osmoregulasi dan sistem renin-angiotensin,
menyebabkan terjadinya retensi sodium dan peningkatan dari total body
water menjadi 8,5 L. Pada masanya, volume darah meningkat sampai 45
% dimana volume sel darah merah hanya meningkat sampai 30%.
17

Perbedaan peningkatan ini dapat menyebabkan terjadinya anemia


fisiologis dalam kehamilan dengan hemoglobin rata rata 11.6 g/dl dan
hematokrit 35.5%. Bagaimanapun, transpor oksigen tidak terganggu oleh
anemia relatif ini, karena tubuh sang ibu memberikan kompensasi dengan
cara meningkatkan curah jantung, peningkatan PaO2, dan pergeseran ke
kanan dari kurva disosiasi oxyhemoglobin (Birnbach,et.al., 2009).
Kehamilan sering diasosiasikan dengan keadaan hiperkoagulasi yang
memberikan keuntungan dalam membatasi terjadinya kehilangan darah
saat proses persalinan. Konsentrasi fibrinogen dan faktor VII,VIII, IX,X,XII,
hanya faktor XI yang mungkin mengalami penurunan. Fibrinolisis secara
cepat dapat diobservasi kemudian pada trimester ketiga. Sebagai efek
dari anemia dilusi, leukositosis dan penurunan dari jumlah platelet
sebanyak 10 % mungkin saja terjadi selama trimester ketiga. Karena
kebutuhan fetus, anemia defisiensi folat dan zat besi mungkin saja terjadi
jika suplementasi dari zat gizi ini tidak terpenuhi. Imunitas sel ditandai
mengalami penurunan dan meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi
viral (Morgan, 2006).
Perubahan Sistem Respirasi
Adaptasi respirasi selama kehamilan dirancang untuk mengoptimalkan
oksigenasi ibu dan janin, serta memfasilitasi perpindahan produk sisa CO2
dari janin ke ibu (Norwitz,et.al., 2008).

18

Konsumsi oksigen dan ventilasi semenit meningkat secara progresif selam


masa kehamilan. Volume tidal dan dalam angka yang lebih kecil, laju
pernafasan meningkat. Pada aterm konsumsi oksigen akan meningkat
sekitar 20-50% dan ventilasi semenit meningkat hingga 50%. PaCO2
menurun sekitar 28-32mm Hg. Alkalosis respiratorik dihindari melalui
mekanisme kompensasi yaitu penurunan konsentrasi plasma bikarbonat.
Hiperventilasi juga dapat meningkatkan PaO2 secara perlahan.
Peningkatan dari 2,3-difosfogliserat mengurangi efek hiperventilasi dalam
afinitas hemoglobin dengan oksigen. Tekanan parsial oksigen dimana
hemoglobin mencapai setengah saturasi ketika berikatan dengan oksigen
meningkat dari 27 ke 30 mm Hg. hubungan antara masa akhir kehamilan
dengan peningkatan curah jantung memicu perfusi jaringan (Morgan,
2006). Posisi dari diafragma terdorong ke atas akibat dari pembesaran
uterus dan umumnya diikuti pembesaran dari diameter anteroposterior
dan transversal dari cavum thorax. Mulai bulan ke lima, expiratory
reserve volume, residuak volume,dan functional residual capacity
menurun, mendekati akhir masa kehamilan menurun sebanyak 20 %
dibandingkan pada wanita yang tidak hamil. Secara umum, ditemukan
peningkatan dari inspiratory reserve volume sehingga kapasitas paru total
tidak mengalami perubahan. Pada sebagian ibu hamil, penurunan
functional residual capacity tidak menyebabkan masalah, tetapi bagi
mereka yang mengalami perubahan pada closing volume lebih awal
sebagai akibat dari merokok, obesitas, atau skoliosis dapat mengalami
hambatan jalan nafas awal dengan kehamilan lanjut yang menyebabkan
hipoksemia. Manuver tredelenburg dan posisi supin juga dapat
mengurangi hubungan abnormal antara closing volume dan functional
residual capacity. Volume residual dan functional residual capacity
kembali normal setelah proses persalinan (Santos,et.al., 2006).

19

Perubahan Sistem Renal

20

Vasodilatasi renal mengakibatkan peningkatan aliran darah renal pada


awal masa kehamilan tetapi autoregulasi tetap terjaga. Ginjal umumnya
membesar. Peningkatan dari renin dan aldosterone mengakibatkan
terjadinya retensi sodium. Aliran plasma renal dan laju filtrasi glomerulus
meningkat sebanyak 50% selama trimester pertama dan laju filtrasi
glomerulus menurun menuju ke batas normal pada trimester ketiga.
Serum kreatinin dan Blood Urea Nitrogen (BUN) mungkin menurun
menjadi 0.5-0.6 mg/dL dan 8-9mg/dL. Penurunan threshold dari tubulus
renal untuk glukosa dan asam amino umum dan sering mengakibatkan
glukosuria ringan(1-10g/dL) atau proteinuria (<300 mg/dL). Osmolalitas
plasma menurun sekitar 8-10 mOsm/kg (Morgan, 2006). 2.1.6
Perubahan pada Sistem Gastrointestinal Fungsi gastrointestinal
dalam masa kehamilan dan selama persalinan menjadi topik yang
kontroversial. Namun, dapat dipastikan bahwa traktus gastrointestinal
mengalami perubahan anatomis dan fisiologis yang meningkatkan resiko
terjadinya aspirasi yang berhubungan dengan anestesi general (Birnbach,
et.al., 2009).
Refluks gastroesofagus dan esofagitis adalah umum selama masa
kehamilan. Disposisi dari abdomen ke arah atas dan anterior memicu
ketidakmampuan dari sfingter gastroesofagus. Peningkatan kadar
progestron menurunkan tonus dari sfingter gastroesofagus, dimana
sekresi gastrin dari plasenta menyebabkan hipersekresi asam lambung.
Faktor tersebut menempatkan wanita yang akan melahirkan pada resiko
tinggi terjadinya regurgitasi dan aspirasi pulmonal. Tekanan intragaster
tetap tidak mengalami perubahan. Banyak pendapat yang menyatakan
mengenai pengosongan lambung. Beberapa penelitian melaporkan bahwa
pengosongan lambung normal bertahan sampai masa persalinan. Di
samping itu,hampir semua ibu hamil memiliki pH lambung di bawah 2.5
dan lebih dari 60% dari mereka memiliki volume lambung lebih dari 25mL.
kedua faktor tersbut telah dihubungkan memiliki resiko terhadap
terjadinya aspirasi pneumonitis berat. Opioid dan antikolinergik
menurunkan tekanan sfingter esofagus bawah, dapat memfasilitasi
terjadinya refluks gastroesofagus dan penundaan pengosongan lambung.
Efek fisiologis ini bersamaan dengan ingesti makanan terakhir sebelum

21

22

23

proses persalinan dan penundaan pengosongan lambung mengakibatkan


nyeri persalinan dan merupakan faktor predisposisi pada ibu hamil akan
terjadinya muntah dan mual (Morgan, 2006). 2.1.7 Perubahan Sistem
Saraf Pusat dan Perifer Konsentrasi alveolar minimum menurun secara
progresif selama masa kehamilan. Pada masa aterm menurun sekitar 40%
untuk semua anestesi general. Namun, konsentrasi alveolar minimum
kembali normal pada hari ketiga pasca kelahiran. Perubahan kadar
hormon maternal dan opioid endogen telah dibuktikan. Progestron yang
memiliki efek sedasi ketika diberikan dalam dosis farmakologis, meningkat
sekitar 20 kali lebih tinggi daripada normal pada masa aterm dan
kemungkinan berefek kecil dalam observasi. Peningkatan secara signifikan
kadar endorfin juga memegang peranan penting dalam masa persalinan
dan kelahiran (Morgan, 2006). Wanita hamil menunjukkan peningkatan
sensitivitas terhadap kedua jenis anestesi baik regional maupun general.
Dari awal periode pemasukan anestesi secara neuraxial, wanita hamil
membutuhkan lebih sedikit anestesi lokal daripada wanita yang tidak
hamil untuk mencapai level dermatom sensorik yang diberikan (Birnbach,
2009).
Minimum local analgesic concentration (MLAC) digunakan dalam anestesi
obstetrik untuk membandingkan potensi relatif dari anestesi lokal dan
MLAC didefinisikan sebagai median dari konsentrasi analgesik efektif
dalam 20 ml volume untuk analgesi epidural dalam periode awal
persalinan. Obstruksi dari vena cava inferior karena pembesaran uterus
mengakibatkan distensi dari vena pleksus epidural dan meningkatkan
volume darah epidural. Yang mendekati masa akhir kehamilan
menghasilkan tiga efek mayor : (1) penurunan volume cairan
serebrospinal, (2) penurunan volume potensial dari ruang epidural, (3)
peningkatan tekanan ruang epidural. Dua efek awal memicu penyebaran
sefalad dari cairan anestesi lokal selama anestesi spinal dan epidural,
dimana efek yang terakhir mungkin menjadi predisposisi dalam insidensi
Universitas Sumatera Utara

24

lebih tinggi dari punksi dural dengan anestesi epidural (Morgan, 2006).
2.1.8 Perubahan Sistem Muskoloskeletal Kenaikan kadar relaksin
selama masa kehamilan membantu persiapan kelahiran dengan
melemaskan serviks, menghambat kontraksi uterus, dan relaksasi dari
simfisis pubis dan sendi pelvik. Relaksasi ligamen menyebabkan
peningkatan risiko terjadinya cedera punggung. Kemudian dapat
berkontribusi dalam insidensi nyeri punggung dalam kehamilan (Morgan,
2006). 2.1.9 Sirkulasi Uteroplasental Sirkulasi uteroplasental normal
sangat dibutuhkan dalam perkembangan dan perawatan untuk fetus yang
sehat. Insufiensi sirkulasi uteroplasental dapat menjadi penyebab utama
dalam retardasi pertumbuhan fetal intrauterin dan ketika menjadi parah
dapat mengakibatkan kematian fetus. Integrasi dari sirkulasi bergantung
pada aliran darah uterus yang adekuat dan fungsi normal plasenta
(Morgan, 2006). Aliran darah uterin meningkat secara progresif selama
kehamilan dan mencapai nilai rata rata antara 500ml sampai 700ml di
masa aterm. Aliran darah melalui pembuluh darah uterus sangat tinggi
dan memiliki resistensi rendah. Perubahan dalam resistensi terjadi setelah
20 minggu masa gestasi. Aliran darah uterus kurang memiliki mekanisme
autoregulasi (pembuluh darah dilatasi maksimal selama masa kehamilan)
dan aliran arteri uterin sangat bergantung pada tekanan darah maternal
dan curah jantung. Hasilnya, faktor yang mempengaruhi perubahan aliran
darah melalui uterus dapat memberikan efek berbahaya pada suplai
darah fetus. Maka uterine blood flow dirumuskan sebagai berikut: UBF=
UAP-UVP UVR UBF = uterine blood flow UAP = uterine arterial pressure
UVP = uterine venous pressure
UVR = uterine vascular resistance Aliran darah uterin menurun
selama periode hipotensi maternal, dimana hal tersebut terjadi
dikarenakan hipovolemia, perdarahan, dan kompresi aortocaval, dan
blokade simpatis. Hal serupa, kontraksi uterus (kondisi yang
meningkatkan frekuensi atau durasi kontraksi uterus) dan
perubahan tonus vaskular uterus yang dapat terlihat dalam status
hipertensi
mengakibatkan
gangguan
pada
aliran
darah
(Birnbach,et.al., 2009).
SUMBER
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35224/4/Chapter
%20II.pdf

Hormon apa saja yang berhubungan dengan menstruasi dan


kehamilan?
Selama proses kehamilan terjadi terdapat hormone-hormon utama
yang membantu proses ini. ada empat macam hormone yang
disekresikan oleh plasenta saat kehamilan diantaranya HCG (Human
Chorionic Gonadotropin), hPL (hormone Plasental Lactogen),
Progesteron dan Esterogen.
1. hCG (Human Chorionic Gonadotropin),

25

2.

3.

4.

5.

Hormone ini dapat diketahui melalui serum ibu hamil pada hari ke-8
sampai ke-10 setelah konsepsi, tidak lama setelah implantasi.
Fungsi dari hormone ini yaitu mempertahankan fungsi korpus
luteum ovarium, menjamin suplai estrogen dan progesteron yang
kontinu untuk mempertahankan kehamilan. Apabila, korpus luteum
berhenti berfungsi sebelum minggu ke-11 yakni saat plasenta
memproduksi estrogen dan progesteron, absorpsi spontan akna
terjadi. hCG mencapai tingkat maksimum pada hari ke-50 sampai
hari ke-70, kemudian kadarnya mulai menurun.
Progesteron (Bobak, dan Guyton, )
Progesteron yang disekresikan oleh plasenta saat kehamilan
jumlahnya lebih banyak daripada progesterone yang disekresikan
oleh korpus luteum dibulan-bulan pertama kehamilan. Fungsinya
dari hormone ini antara lain :
a. Membantu perkembangan hasil konseptus bahkan sebelum
impalantasi, karena peningkatan progesterone menyebabkan
sekresi tuba falopii dan uterus yang menyediakan nutrisi
untuk morula dan blastokista.
b. Hormone ini sel-sel desidua tumbuh dalam endometrium
sehingga berperan untuk nutrisi embrio awal.
c. Mempertahankan endometrium, mengurangi kontraksi uterus
d. Merangsang
perkembangan
alveoli
payudara
dan
metabolisme ibu.
Esterogen.
Plasenta menghasilkan estrogen saat kehamilan. Estrogen utama
plasenta ini yaitu estriol sedangkan ovarium menghasilkan estrogen
estradiol. Hormone ini disekresikan di minggu ke-7 kehamilan.
Hormone ini berfungsi merangsang pertumbuhan uterus dan aliran
darah uteroplasental, menyebabkan proliferasi jaringan kelenjar
payudara sehingga payudara ibu hamil menjadi besar 2x dari
ukuran sebelum hamil. Selain itu, juga merangsang miometrium.
Esterogen juga berperan pada pembesaran genitalia eksterna
wanita. Pada akhir kehamilan hormone ini meningkat pesat dan
menurunkan kadar progesterone.
hPL (Human Plasental Lactogen), (Bobak,)
suatu substansi sejenis hormone yang menstimulasi metabolisme
ibu dan digunakan untuk menyuplai nutrient yang dibutuhkan untuk
perkembangan janin. Hormone ini meningkatkan transportasi
glukosa
melalui
membrane
plasenta
dan
merangsang
perkembangan payudara untuk laktasi.
Human Chorionic Somatomammotropin (Guyton,)
Hormone ini merupakan protein yang dihasilkan oleh plasenta ketika
kehamilan berusia sekitar 5 minggu. Seiring dengan kehamilan,
kadar dari hormone ini akan meningkat. Fungsinya belum pasti
namun hormone ini berpengaruh pada ukuran payudara yang
membesar dan laktasi.
www.scribed.com
ENDOKRINOLOGI DALAM MASA REPRODUKSI HALAMAN 5
ENDOKRINOLOGI KEHAMILAN
26

SUMBER
:
http://digilib.unsri.ac.id/download/PERUBAHAN
%20ENDOMERIUM%20DALAM%20SIKLUS%20MENSTRUASI.pdf
http://pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/uploads/2010/05/endokrinologi_kehamilan.pdf
7. Mengapa didapat amenorrhea?
Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita hamil tidak dapat
haid lagi. Dengan diketahuinya tanggal hari pertama haid terakhir
supaya dapat ditaksir umur kehamilan dan taksiran tanggal
persalinan akan terjadi, dengan memakai rumus Neagie: HT 3
(bulan + 7).
Karena pada waktu konsepsi, terbenuk hormon HCG yang
fungsinya mempertahankan korpus luteum selama 9 -10 minggu
untuk menghasilkan hormon progesteronyang fungsinya
memperkuat dinding uterus saat implantasi zigot sehingga tidak
terjadi deskuamasi endometrium dan menstruasi pun tidak
terjadi.
(Ilmu Kandungan, FKUI)
Amenore bisa terjadi akibat kelainan di otak, kelenjar hipofisa, kelenjar
tiroid, kelenjar adrenal, ovarium (indung telur) maupun bagian dari sistem
reproduksi lainnya.
Dalam keadaan normal, hipotalamus (bagian dari otak yang terletak
diatas kelenjar hipofisa) mengirimkan sinyal kepada kelenjar hipofisa
untuk melepaskan hormon-hormon yang merangsang dilepaskannya sel
telur oleh ovarium.
Pada penyekit tertentu, pembentukan hormon hipofisa yang abnormal
bisa menyebabkan terhambatnya pelepasan sel telur dan terganggunya
serangkaian proses hormonal yang terlibat dalam terjadinya menstruasi.
Penyebab amenore primer:
1. Tertundanya menarke (menstruasi pertama)
2. Kelainan bawaan pada sistem kelamin (misalnya tidak memiliki rahim
atau vagina, adanya sekat pada vagina, serviks yang sempit, lubang
pada selaput yang menutupi vagina terlalu sempit/himen imperforata)
3. Penurunan berat badan yang drastis (akibat kemiskinan,
berlebihan, anoreksia nervosa, bulimia, dan lain lain)

diet

4. Kelainan bawaan pada sistem kelamin

27

5. Kelainan kromosom (misalnya sindroma Turner atau sindroma Swyer)


dimana sel hanya mengandung 1 kromosom X)
6. Obesitas yang ekstrim
7. Hipoglikemia
8. Disgenesis gonad
9. Hipogonadisme hipogonadotropik
10.

Sindroma feminisasi testis

11.

Hermafrodit sejati

12.

Penyakit menahun

13.

Kekurangan gizi

14.

Penyakit Cushing

15.

Fibrosis kistik

16.

Penyakit jantung bawaan (sianotik)

17.

Kraniofaringioma, tumor ovarium, tumor adrenal

18.

Hipotiroidisme

19.

Sindroma adrenogenital

20.

Sindroma Prader-Willi

21.

Penyakit ovarium polikista

22.

Hiperplasia adrenal kongenital

Penyebab amenore sekunder:


1. Kehamilan
2. Kecemasan akan kehamilan
3. Penurunan berat badan yang drastis
4. Olah raga yang berlebihan
5. Lemak tubuh kurang dari 15-17%extreme

28

6. Mengkonsumsi hormon tambahan


7. Obesitas
8. Stres emosional
9. Menopause
10. Kelainan endokrin (misalnya sindroma Cushing yang menghasilkan
sejumlah besar hormon kortisol oleh kelenjar adrenal)
11. Obat-obatan (misalnya busulfan, klorambusil, siklofosfamid, pil KB,
fenotiazid)
12.

Prosedur dilatasi dan kuretase

13. Kelainan pada rahim, seperti mola hidatidosa (tumor plasenta) dan
sindrom Asherman (pembentukan jaringan parut pada lapisan rahim
akibat infeksi atau pembedahan).
Klasifikasi amenorrhea??
AMENORE PRIMER
-

Jika menstruasi belum mulai pada umur < 18 tahun


Dialami 5 persen wanita amenore
Disebabkan oleh defek genetik seperti disgenesis gonad, yang
biasanya ciri-ciri seksual sekunder tidak berkembang. Kondisi ini
dapat disebabkan oleh kelainan duktus Muller, seperti tidak ada
uterus, agenesis vagina, septum vagina transversal, atau himen
imperforata.
Terdapat gangguan makan atau terlalu berat berolahraga.

AMENORE SEKUNDER
Jika menstruasi tidak terjadi lebih dari 70 hari.
Penyebab pada amenore sekunder adalah kehamilan, berat
badan menurun, ovarium polikistik, hipofisis tidak sensitif (pasca
penggunaan obat, hiperprolaktinemia, kegagalan ovarium
primer, sindrom asherman, hipertiroidisme)
Dasar Dasar Obstetri dan Ginekologi, Derek Llewelyn-Jones
-

8. Apa yang dimaksud dg didapatnya hiperpigmentasi linea alba?


Perubahan warna (Hiperpigmentasi) yang terjadi dikarenakan
meningkatnya kadar hormon MSH (Melanocyte Stimulating Hormon).
MSH ini mengakibatkan penumpukan pigmen melanin yang
berlebihan sehingga tidak heran menimbulkan warna lain pada kulit.
Umumnya memang muncul pada bagian payudara, aerola namun
29

perubahan ini juga muncul pada area tubuh lainnya. seperti pada
lipatan kulit, ketiak, daerah genital dan juga anal. Perubahan warna
ini sebenarnya adalah sesuatu hal yang wajar terjadi, hanya saja
dampaknya bisa membuat klien merasa tidak percaya diri, karena
efek ini mempengaruhi penampilan. Bahkan bisa dengan timbul apa
yang disebut Melasma/chloasma yaitu istilah dari mask of
pregnancy di mana bagian yang menghitam sampai meliputi bawah
pada kedua mata dan hidung sehingga menyerupai topeng. Tentu
saja hal ini sangat mengganggu ibu hamil sebagai perempuan yang
selalu ingin tampil cantik. Hal ini tidak perlu terlalu dikhawatirkan,
Karena warna kecoklatan akan hilang dengan sendirinya 3-6 bulan
pasca kelahiran. Atau sekarang-sekarang ini bisa juga dilakukan
penyinaran laser untuk mengangkat pigmen yang berlebihan itu,
tentu saja harus dilakukan setelah bayi lahir.
Ilmu Kebidanan, Sarwono Prawirohardjo, Sp. OG, 2006
Kegunaan dari peningkatan melanosit atau hanya kompensasi?
9. Mengapa didapat Hb 11gr/dl?

Secara fungsional, anemia didefinisikan sebagai penurunan jumlah massa


eritrosit sehingga tidak dapat memenuhi fungsi untuk membawa oksigen
dalam jumlah yang cukup ke jaringan perifer. Anemia bukan suatu
kesatuan penyakit tersendiri, tetapi gejala dari berbagai jenis penyakit
yang mendasari (Bakta, 2007).
Parameter penurunan jumlah massa eritrosit adalah kadar hemoglobin,
hematokrit, dan hitung retikulosit. Umumnya, ketiga parameter tersebut
saling bersesuaian. Kadar hematokrit dan hemoglobin adalah parameter
yang paling lazim dipakai (Bakta, 2007).
Umumnya, ibu hamil dinyatakan anemia jika kadar hemoglobin < 11,0
g/dl atau hematokrit < 33% (World Health Organization, 2008;
Abdulmuthalib, 2009).
CDC membuat nilai batas hemoglobin dan hematokrit khusus berdasarkan
trimester kehamilan (Abdulmuthalib, 2009).

30

Volume Darah

31

Volume darah ibu meningkat secara nyata selama kehamilan. Tingkat


ekspansi sangat bervariasi, di mana pada beberapa wanita hanya terjadi
peningkatan sedang dan pada wanita lain peningkatan hampir berlipat
ganda. Peningkatan volume darah disebabkan oleh meningkatnya plasma
dan eritrosit. Peningkatan plasma biasanya lebih banyak daripada eritrosit
pada sirkulasi ibu. Menurut Harstad dkk. (1992), peningkatan kadar
eritropoietin plasma ibu dan produksi tertinggi eritrosit setelah usia
gestasi 20 minggu menyebabkan hiperplasia eritroid sedang dalam
sumsum tulang belakang, dan hitung retikulosit sedikit meningkat pada
kehamilan normal. Pritchard (1965) menyatakan janin tidak berperan
penting dalam hipervolemia, sebab keadaan ini juga dapat terjadi pada
beberapa wanita dengan mola hidatidosa (Cunningham dkk., 2006).
Pada wanita normal, volume darah saat aterm meningkat kira-kira 40-45%
di atas volume saat tidak hamil. Volume darah ibu mulai meningkat pada
trimester pertama, bertambah cepat pada trimester kedua, kemudian naik
dengan kecepatan yang lebih pelan pada trimester ketiga untuk mencapai
kecepatan konstan (kondisi plateau) pada beberapa minggu akhir
kehamilan. Peningkatan progresif volume darah terjadi pada minggu ke-6
sampai ke-8, dan mencapai puncak pada minggu ke-32 sampai ke-34.
Volume darah akan kembali seperti semula pada 2-6 minggu setelah
persalinan (Cunningham dkk., 2006; Sulin, 2009).
Menurut Cunningham dkk. (2006) dan Sulin (2009), hipervolemia yang
diinduksi oleh kehamilan mempunyai beberapa fungsi penting sebagai
berikut:
1. Untuk memenuhi kebutuhan uterus yang membesar dan sistem
vaskuler yang hipertrofi.
2. Untuk melindungi ibu dan janin terhadap efek merusak dari gangguan
aliran balik vena pada posisi telentang dan berdiri tegak.
3. Untuk menjaga ibu dari efek samping kehilangan darah selama
persalinan.
2.1.2. Konsentrasi Hemoglobin dan Hematokrit
Konsentrasi hemoglobin dan hematokrit sedikit menurun selama
kehamilan normal walaupun terdapat peningkatan eritropoiesis. Jika
dibandingkan dengan peningkatan volume plasma, peningkatan volume
eritrosit sirkulasi tidak begitu banyak, sekitar 450 ml atau 33%.

32

Akibatnya, viskositas darah secara keseluruhan menurun (Cunningham


dkk., 2006).
Konsentrasi hemoglobin tertinggi terdapat pada trimester pertama,
mencapai nilai terendah pada trimester kedua, dan mulai meningkat
kembali pada trimester ketiga. Konsentrasi hemoglobin rata-rata adalah
12,73 1,14 g/dl pada trimester pertama, 11,41 1,16 g/dl pada
trimester kedua, dan 11,67 1,18 g/dl pada trimester ketiga (James dkk.,
2008).
Pada sebagian besar wanita, konsentrasi hemoglobin di bawah 11,0
g/dl, terutama di akhir kehamilan, dianggap abnormal dan biasanya
lebih berhubungan dengan defisiensi besi daripada hipervolemia
gravidarum (Sulin, 2009).
SUMBER
:
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/53251/BAB
%20II%20Tinjauan%20Pustaka.pdf
hemodelusi
10.
Mengapa pada pemeriksaan didapat tes HCG +?
HCG
(Human
Chorionic
Gonadotrophin)
Mulai diproduksi sejak usia kehamilan 3-4 minggu oleh jaringan
trofoblas (plasenta). Kadarnya makin meningkat sampai dengan
kehamilan 10-12 minggu (sampai sekitar 100.000 mU/ml), kemudian
turun pada trimester kedua (sekitar 1000 mU/ml), kemudian naik
kembali sampai akhir trimester ketiga (sekitar 10.000 mU/ml).
Berfungsi meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum
dan produksi hormon-hormon steroid terutama pada masa-masa
kehamilan awal. Mungkin juga memiliki fungsi imunologik.
Deteksi HCG pada darah atau urine dapat dijadikan sebagai tanda
kemungkinan adanya kehamilan (tes Galli Mainini, tes Pack, dsb).
11.
Diagnosis gravida!
KLIK PDF
Tanda dan gejala kehamilan
Tanda dan gejala kehamilan menurut Prawiroharjo (2008) dibagi
menjadi 3 bagian, yaitu:
1) Tanda tidak pasti kehamilan
a) Amenorea (tidak dapat haid)
Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita hamil tidak dapat
haid lagi. Dengan diketahuinya tanggal hari pertama haid terakhir
supaya dapat ditaksir umur kehamilan dan taksiran tanggal
persalinan akan terjadi, dengan memakai rumus Neagie: HT 3
(bulan + 7).
b) Mual dan muntah
33

Biasa terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan hingga akhir


triwulan pertama. Sering terjadi pada pagi hari disebut morning
sickness.
c) Mengidam (ingin makanan khusus)
Sering terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan, akan tetapi
menghilang dengan makin tuanya kehamilan.
d) Pingsan
Bila berada pada tempat-tempat ramai yang sesak dan padat.
Biasanya hilang sesudah kehamilan 16 minggu.
e) Anoreksia (tidak ada selera makan)
Hanya berlangsung pada triwulan pertama kehamilan, tetapi setelah
itu nafsu makan timbul lagi.

34

f) Mamae menjadi tegang dan membesar.


Keadaan ini disebabkan pengaruh hormon estrogen dan progesteron
yang merangsang duktus dan alveoli payudara.
g) Miksi sering
Sering buang air kecil disebabkan karena kandung kemih tertekan
oleh uterus yang mulai membesar. Gejala ini akan hilang pada
triwulan kedua kehamilan. Pada akhir kehamilan, gejala ini kembali
karena kandung kemih ditekan oleh kepala janin.
h) Konstipasi atau obstipasi
Ini terjadi karena tonus otot usus menurun yang disebabkan oleh
pengaruh hormon steroid yang dapat menyebabkan kesulitan untuk
buang air besar.
i) Pigmentasi (perubahan warna kulit)
Pada areola mamae, genital, cloasma, linea alba yang berwarna
lebih tegas, melebar dan bertambah gelap terdapat pada perut
bagian bawah.
j) Epulis
Suatu hipertrofi papilla ginggivae (gusi berdarah). Sering terjadi
pada triwulan pertama.
k) Varises (pemekaran vena-vena)
Karena pengaruh dari hormon estrogen dan progesteron terjadi
penampakan pembuluh darah vena. Penampakan pembuluh

35

darah itu terjadi disekitar genetalia eksterna, kaki dan betis, dan
payudara.
2) Tanda kemungkinan kehamilan
a) Perut membesar
Setelah kehamilan 14 minggu, rahim dapat diraba dari luar dan
mulai pembesaran perut.
b) Uterus membesar
Terjadi perubahan dalam bentuk, besar, dan konsistensi dari rahim.
Pada pemeriksaan dalam dapat diraba bahwa uterus membesar dan
bentuknya makin lama makin bundar.
c) Tanda Hegar
Konsistensi rahim dalam kehamilan berubah menjadi lunak,
terutama daerah ismus. Pada minggu-minggu pertama ismus uteri
mengalami hipertrofi seperti korpus uteri. Hipertrofi ismus pada
triwulan pertama mengakibatkan ismus menjadi panjang dan lebih
lunak.
d) Tanda Chadwick
Perubahan warna menjadi kebiruan atau keunguan pada vulva,
vagina, dan serviks. Perubahan warna ini disebabkan oleh pengaruh
hormon estrogen.
e) Tanda Piscaseck
Uterus mengalami pembesaran, kadangkadang pembesaran tidak
rata tetapi di daerah telur bernidasi lebih cepat 12

36

tumbuhnya. Hal ini menyebabkan uterus membesar ke salah satu


jurusan hingga menonjol jelas ke jurusan pembesaran.
f) Tanda Braxton-Hicks
Bila uterus dirangsang mudah berkontraksi. Tanda khas untuk uterus
dalam masa hamil. Pada keadaan uterus yang membesar tetapi
tidak ada kehamilan misalnya pada mioma uteri, tanda BraxtonHicks tidak ditemukan.
g) Teraba ballotemen
Merupakan fenomena bandul atau pantulan balik. Ini adalah tanda
adanya janin di dalam uterus.
h) Reaksi kehamilan positif
Cara khas yang dipakai dengan menentukan adanya human
chorionic gonadotropin pada kehamilan muda adalah air kencing
pertama pada pagi hari. Dengan tes ini dapat membantu
menentukan diagnosa kehamilan sedini mungkin.
3) Tanda pasti kehamilan
a) Gerakan janin yang dapat dilihat, dirasa atau diraba, juga bagianbagian janin.
b) Denyut jantung janin
1) Didengar dengan stetoskop-monoral Laennec
2) Dicatat dan didengar dengan alat doppler
3) Dicatat dengan feto-elektro kardiogram
4) Dilihat pada ultrasonograf.

37

c) Terlihat tulang-tulang janin dalam foto-rontgen


SUMBER : http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdlrikadewi-5413-3-babii.pdf
12.
13.

Apa saja yang termasuk pemeriksaan ANC?


Tujuan ANC, waktu ANC

KLIK PDF DAN PDF


Beberapa pengertian antenatal care adalah:
a. Antenatal care ialah untuk mencegah adanya komplikasi obstetri
bila mungkin dan memastikan bahwa komplikasi dideteksi sedini
mungkin serta ditangani secara memadai (Saifuddin, dkk., 2000). b.
Pelayanan antenatal merupakan salah satu kegiatan dari program
kesehatan ibu dan anak, pelayanan ini bisa dilaksanakan oleh bidan
di Universitas Sumatera Utara poliklinik, BPS (Balai Pengobatan
Swasta), dan Rumah Sakit (Mufdlilah, 2009).
tujuan umum: menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu
dua anak selama dalam kehamilan,persalinan dan nifas,sehingga
didapatkan ibu dan anak yang sehat
tujuan khusus:
1. mengenali dan menangani penyulit2 yang mungkin dijumpai
dalam kehamilan,persalinan dan nifas
2. mengenali dan mengobati penyakit2 yang mungkin diderita
sedini mungkin
3. menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan anak
4. memberikan nasihat2 tentang cara hidup sehari2 dan
keluarga berencana,kehamilan,persalinan,nifas dan laktasi
(sinopsis obstetri,Prof.Dr.Rustam mochar,MPH)
Tujuan perawatan antenatal adatah mengusahakan agar:
-

Ibu sampai pada akhir kehamilanan sama sehatnya atau lebih


sehat daripada sebelum hamil.
Setiap problem fisik situ psikologikik yang tirnbul semasa
kehamilan dapat dideteksi dan diobati.
Setiap komplikasi kehamilan dapat dicegah atau dideteksi secara
dini dan diberi penatalaksaan secara adekuat.
Ibu dapat melahirkan anak yang sehat.
Ibu mempunyai kesempatan membahas kecemasan dan
ketakutannya tentang kehamilan.
Ibu diberitahu tentang setiap tindak, alasan dilakukan tindakan
tersebut dan hasil yang mungkin dicapai.
38

Pasangan dipersiapkan untuk kelahiran dan membesarkan anak,


termasuk mendapatkan informasi mengenai diet, perawatan anak
dan keluarga berencana.
(Dasar Dasar Obstetri dan Ginekologi edisi 6, Derek
Llewelyn-Jones)
Kegiatan ANC??
Pemeriksaan dikerjakan tiap 4 minggu jika segala sesuatu normal
sampai kehamilan 28 minggu. Sesudah ini, pemeriksaan diadakan tiap
2 minggu, dan sesudah 36 minggu tiap minggu. Pada tiap pemeriksaan
harus diperhatikan ibu dan janinnya.( Hanifa Wiknjosastro 1992)
1. Kapan
Pemeriksaan
pertama
dilakukan
ketika
haidnya
terlambat
sekurang2nya 1 bln
Pemeriksaan selanjutnya tiap 4 minggu sampai kehamilan 28 minggu
Sesudah 28 minggu dilakukan tiap 2 minggu sekali
Sesudah 36 minggu dilakukan tiap 1 minggu sekali
Kadar Hb diperiksa lg pd kehamilan 28 minggu
Imunisasi pencacaran ulang dilakukan sblm usia kehamilan 20
minggu
Perawatan gigi dilakukan sec teratur
(Hanifa W.2007.Ilmu Kebidanan.Jakarta : YBP-SP)
2. Prosedur
Pemeriksaan pertama
Ketika haidnya terlambat sekurang2nya 1 bln
Penentuan tgl perkiraan partus dgn rumus Naegele : hari + 7, bln
3, & thn + 1
Merasakan gerakan janin : pd primigravida gerakan janin dirasakan
pd kehamilan 18 minggu & pd multigravida dirasakan pd 16
minggu
Perasaan nausea hilang pd kehamilan 12-14 minggu
Tekanan darah, nadi, suhu, pernafasan, jantung, paru2, & seluruh
abdomen hrs diperiksa & dicatat
Mammae hrs terpelihara dgn baik, papilla mammae sebaiknya
dibersihkan sec teratur & diberi minyak spy kulit tetap lemas
Jika kehamilan msh muda, maka px ginekologi diperlukan : vulva,
vagina, & porsio
Px lab yg perlu dilakukan : gol.darah, faktor Rhesus, reaksi
Wasserman, Kahn, & serologic, kadar Hb, glukosa, dll
Batas tekanan darah : 130/90 (memerlukan kewaspadaan)
Perhatikan adanya edema pd mata, kaki, & tangan
Pemeriksaan obstetric
Yg lazim dipakai adalah cara palpasi menurut Leopold :
39

Leopold I : utk menentukan tinggi fundus uteri, penentuan bgn


janin mana yg terletak pd fundus uteri
Leopold II : penentuan batas samping uterus & letak punggung
janin yg membujur dr atas ke bawah menghubungkan bokong dgn
kepala, penentuan letak lintang kepala janin
Leopold III : penentuan bgn apa yg terletak di sebelah bawah
Leopold IV : penentuan bgn janin yg terletak di sebelah bawah,
penentuan brp bgn kepala yg tlh masuk ke dlm pintu atas panggul,
mendengar bunyi jantung di tempat tertentu
Penentuan letak janin dlm uterus. Idealnya adalah dlm presentasi
kepala & dgn sikap badan fleksi (dgn dagunya dekat pd dadanya
sedangkan badannya membongkok)
Pemeriksaan dalam utk penilaian jalan lahir stlh wanita kencing &
BAB : adakah penyempitan dinding vagina, apakah porsio lunak &
servix sdh mulai mendatar, sdh adakah pembukaan servix,
penentuan turunnya kepala ke rongga panggul, perabaan
promontorium berapa panjang konjugata diagonal, perabaan
lekungan sacrum, dll
Koitus
Koitus ditunda sampai kehamilan 16 minggu
Koitus diperbolehkan pd masa kehamilan jika dilakukan dgn hati2
Pd akhir kehamilan, jika kepala sdh masuk ked lm rongga pelvis,
koitus dihentikan krn dpt menimbulkan rasa sakit & perdarahan
Kebersihan & pakaian
Baju hendaknya yg longgar & mudah dipakai
Jika tlh sering hamil, maka pemakaian setagen utk memnunjang
otot2 perut
Sepatu & alas kaki dgn tumit tinggi sebaiknya jgn dipakai, krn
tempat titik berat wanita hamil berubah shg mudah tergelincir &
jatuh
Diet & pengawasan BB
Kekurangan makanan dpt menyebabkan anemia, abortus, partus
prematurus, inersia uteri, hemoragia postpartum, sepsis uteri, dll
Makan sec berlebihan mengakibatkan komplikasi pre-eklampsia,
bayi yg terlalu besar, dll
Kenaikan BB wanita hamil rata2 6,5-16 kg
Bila BB naik dianjurkan utk mengurangi makanan yg mengandung
KH
Bila BB tetap saja/menurun dianjurkan utk mengkonsumsi
makanan yg byk mengandung protein & zat besi
Bila terdapat edema kaki dianjurkan tdk memakan makanan yg
mengandung garam atau yg kaya ion Na & Cl
Perawatan gigi
Tindakan penambalan gigi & pencabutan gigi mrpkn kontraindikasi.
Bila tjd kerusakan gigi dpt mengakibatkan komplikasi spt nefritis,
septicemia, sepsis puerperalis oleh krn infeksi rongga mulut pulpitis
yg tlh menahun.
Imunisasi
40

Boleh dilakukan vaksinansi ulangan thd cacar, kolera, & tifus.


Pencacaran pertama dilakukan sblm usia kehamilan 20 minggu. Utk
melindungi janin yg akan lahir thd tetanus neonatonum dianjurkan
utk diberikan toxoid tetanus.
Merokok
Wanita yg terlalu byk merokok dpt melahirkan bayi yg lbh kecil, atau
mdh mengalami abortus & partus prematurus.
Pemberian obat
Jgn memberi obat pd triwulan I & II kehamilan krn obat yg teratogenik
(thalidomide) dpt menimbulkan kelainan organic pd janin & obat
golongan lain yg menimbulkan his shg tjd abortus atau partus
prematurus.
Wanita pekerja
Wanita hamil boleh bekerja, tp jgn terlalu berat
Lakukan istirahat sebanyak mungkin
Segera ke dokter bila : tjd perdarahan per vaginam, rasa sakit di
perut, suhu bdn nai tinggi, berkeringat byk, penglihatan
berkurang/berkunang, kencing sedikit, keluar cairan dr vagina
Pd minggu2 terakhir kehamilan, tanda2 permulaan persalinan
mulai timbul : his akan mulai timbul, mula2 lemah, lamanya tiap 15
detik dgn jarak 15-30 menit, his akan makin kuat & sering diikuti
dgn keluar lendir bersemu darah
(Hanifa W.2007.Ilmu Kebidanan.Jakarta : YBP-SP)
Jadwal imunisasi TT
Tabel
2.1: Waktu
jadwal
kunjungan
imunisasi
TT
Jenis
imunisasi
TT1
TT2
4
minggu
setelah TT1
TT3
6
bulan
setelah TT2
TT4
1
tahun
setelah TT3
TT5
1
tahun
setelah TT4

Lama
perlindunga
n

%
perlindunga
n

Kunjungan antenatal ke-1


3 tahun
80%
5 tahun

95%

10 tahun

99%

25
tahun/seum
ur hidup

99%

SUMBER : http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdlrikadewi-5413-3-babii.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20037/4/Chapter
%20II.pdf
41

14.

Faktor-faktor yang mempengaruhi fertilitas

42

You might also like