Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
2013
TINJAUAN TEORI
HARGA DIRI RENDAH
A. PENGERTIAN
Harga diri adalah penilaian tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh
perilaku sesuai dengan ideal diri. ( Keliat B.A , 2002 )
Harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang
negatif, dapat secara langsung atau tidak langsung di ekspresikan.
Harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang berharga dan tidak dapat
bertanggungjawab pada kehidupannya sendiri.(Stuart dan Sundeen, 2005)
Harga diri rendah adalah penilaian negative seseorang terhadap diri dan kemampuan yang
diekspresikan secara langsung dan tidak langsung (Bawlis,2002)
Dari pengertian diatas dapat disimpulakan bahwa harga diri rendah adalah sebagai perasaan
negative terhadap diri sendiri dalam kepercayaan diri yang gagal mencapai keinginan.
a.
Harga diri adalah sifat yang diwariskan secara genetik. Pengaruh lingkungan sangat
penting dalam pengembangan harga diri. Faktor-faktor predisposisi dari pengalaman masa anakanak merupakan faktor kontribusi pada gangguan atau masalah konsep diri. Anak sangat peka
terhadap perlakuan dan respon orang tua. Penolakan orang tua menyebabkan anak memilki
ketidakpastian tentang dirinya dan hubungan dengan manusia lain. Anak merasa tidak dicintai
dan menjadi gagal mencintai dirinya dan orang lain.
Saat ia tumbuh lebih dewasa, anak tidak didorong untuk menjadi mandiri, berpikir untuk
dirinya sendiri, dan bertanggung jawab atas kebutuhan sendiri. Kontrol berlebihan dan rasa
memiliki yang berlebihan yang dilakukan oleh orang tua dapat menciptakan rasa tidak penting
dan kurangnya harga diri pada anak. Orangtua membuat anak-anak menjadi tidak masuk akal,
mengkritik keras, dan hukuman.
Tindakan orang tua yang berlebihan tersebut dapat menyebabkan frustasi awal, kalah, dan
rasa yang merusak dari ketidak mampuan dan rendah diri. Faktor lain dalam menciptakan
perasaan seperti itu mungkin putus asa, rendah diri, atau peniruan yang sangat jelas terlihat dari
saudara atau orangtua. Kegagalan dapat menghancurkan harga diri, dalam hal ini dia gagal dalam
dirinya sendiri, tidak menghasilkan rasa tidak berdaya, kegagalan yang mendalam sebagai bukti
pribadi yang tidak kompeten.
Ideal diri tidak realistik merupakan salah satu penyebab rendahnya harga diri.Individu
yang tidak mengerti maksud dan tujuan dalam hidup gagal untuk menerima tanggung jawab diri
sendiri dan gagal untuk mengembangkan potensi yang dimilki. Dia menolak dirinya bebas
berekspresi, termasuk kebenaran untuk kesalahan dan kegagalan, menjadi tidak sabaran, keras,
dan menuntut diri. Dia mengatur standar yang tidak dapat ditemukan. Kesadaran dan
pengamatan diri berpaling kepada penghinaan diri dan kekalahan diri. Hasil ini lebih lanjut
dalam hilangnya kepercayaan diri.
b. Faktor yang mempengaruhi penampilan peran
Peran yang sesuai dengan jenis kelamin sejak dulu sudah diterima oleh masyarakat,
misalnya wanita dianggap kurang mampu, kurang mandiri , kurang objektif, dan kurang rasional
dibandingkan pria. Pria dianggap kurang sensitive, kurang hangat, kurang ekpresif dibanding
wanita. Sesuai dengan standar tersebut, jika wanita atau pria berperan tidak seperti lazimnya
maka akan menimbulkan konflik didalam diri mapun hubungan sosial. Misalnya wanita yang
secara tradisional harus tinggal dirumah saja, jika ia mulai keluar rumah untuk mulai sekolah
atau bekerja akan menimbulkan masalah. Konflik peran dan peran yang tidak sesuai muncul dari
faktor biologis dan harapan masyarakat terhadap wanita atau pria.
c.
Trauma
Masalah khusus tentang konsep diri disebabakan oleh setiap situasi dimana individu tidak
mampu menyesuaikan. Situasi dapat mempengaruhi konsep diri dan komponennya. Situasi dan
stressor yang dapat mempengaruhi gambaran diri dan hilangnya bagian badan, tindakan operasi,
proses patologi penyakit, perubahan struktur dan fungsi tubuh, proses tumbuh kembang, dan
prosedur tindakan dan pengobatan.
b. Ketegangan peran
Ketegangan peran adalah stres yang berhubungan dengan frustasi yang dialami individu dalam
peran.
Transisi perkembangan
Transisi situasi
Transisi situasi terjadi sepanjang daur kehidupan. Transisi situasi merupakan bertambah atau
berkurangnya orang yang penting dalam kehidupan individu melalui kelahiran atau kematian
orang yang berarti, misalnya status sendiri menjadi berdua atau menjadi orang tua.
-
Transisi sehat sakit berkembang berubah dari tahap sehat ke tahap sakit. Beberapa stressor pada
tubuh dapat menyebabakan gangguan gambaran diri dan berakibat perubahan konsep diri.
Perubahan tubuh dapat mempengaruhi semua komponen konsep diri yaitu gambaran diri,
peran ,dan harga diri. Masalah konsep diri dapat dicetuskan oleh faktor psikologis, sossiologis,
atau fisiologis, namun yang lebih penting adalah persepsi klien terhadap ancaman.
perilaku.
C. MANIFESTASI KLINIK
Menurut L. J Carpenito dan Keliat , perilaku yang berhubungan dengan harga diri rendah antara
lain :
Data Subjektif:
Merasionalisasi penolakan
Data Objektif:
Produktivitas menurun
Penyalahgunaan zat
D. PSIKOPATOLOGI
Menurut Stuart (2005), berbagai faktor menunjang terjadinya perubahan dalam konsep diri
seseorang yaitu Faktor predisposisi yang merupakan faktor pendukung harga diri rendah meliputi
penolakan orang tua, harapan orang tua yang tidak relistis, kegagalan yang berulang kali, kurang
mempunyai tanggungjawab personal, ketergantungan pada orang lain dan ideal diri yang tidak
realistis. Faktor yang mempengaruhi performa peran adalah peran gender, tuuntutan peran kerja,
dan harapan peran budaya. Faktor yang mempengaruhi identitas pribadi meliputi
ketidakpercayaan orang tua, tekanan dari kelompok sebaya, dan perubahan struktur sosial.
Sedangkan faktor presipitasi munculnya harga diri rendah meliputi trauma seperti penganiayaan
seksual dan psikologis atau menyaksika kejadian yang megancam kehidupan dan ketegangan
peran beruhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan dimana individu mengalami
frustrasi.
Pada mulanya klien merasa dirinya tidak berharga lagi sehingga merasa tidak aman dalam
berhubungan dengan orang lain. Biasanya klien berasal dari lingkungan yang penuh
permasalahan, ketegangan, kecemasan dimana tidak mungkin mengembangkan kehangatan
emosional dalam hubungan yang positif dengan orang lain yang menimbulkan rasa aman. Klien
semakin tidak dapat melibatkan diri dalam situasi yang baru. Ia berusaha mendapatkan rasa aman
tetapi hidup itu sendiri begitu menyakitkan dan menyulitkan sehingga rasa aman itu tidak
tercapai. Hal ini menyebabkan ia mengembangkan rasionalisasi dan mengaburkan realitas
daripada mencari penyebab kesulitan serta menyesuaikan diri dengan kenyataan. Semakin klien
menjauhi kenyataan semakin kesulitan yang timbul dalam mengembangkan hubungan dengan
orang lain.
Tanda dan gejala yang muncul pada gangguan konsep diri harga diri rendah yaitu mengkritik
diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai
keinginan,gangguan dalam berhubungan, penurunan produktivitas, destruktif yang diarahkan
pada orang lain, rasa bersalah, ketegangan peran yang dirasakan, pandangan hidup yang pesimis,
adanya keluhan fisik, perasaan tidak mampu, mudah tersinggung, menarik diri secara
realitas,penyalahgunaan zat dan menarik diri secara sosial.(Stuart & Sundeen, 1998, hal.
230).melihat tanda dan gejala diatas apabila tidak ditanggulangi secara intensif akan
menimbulkan distress spiritual, perubahan proses pikir (curiga), perubahan interaksi sosial
(menarik diri) dan resiko terjadi amuk.
E. PENATALAKSANAAN
Menurut hawari (2001), terapi pada gangguan jiwa skizofrenia dewasa ini sudah
dikembangkan sehingga penderita tidak mengalami diskriminasi bahkan metodenya lebih
manusiawi daripada masa sebelumnya. Terapi yang dimaksud meliputi :
a.
Psikofarmaka
Adapun obat psikofarmaka yang ideal yaitu yang memenuhi syarat sebagai berikut :
Dosis rendah dengan efektifitas terapi dalam waktu yang cukup singkat.
Dapat menghilangkan dalam waktu yang relative singkat, baik untuk gejala positif maupun
gejala negative skizofrenia.
b.
Psikoterapi
Therapy kerja baik sekali untuk mendorong penderita bergaul lagi dengan orang lain, penderita
lain, perawat dan dokter. Maksudnya supaya ia tidak mengasingkan diri lagi karena bila ia
menarik diri ia dapat membentuk kebiasaan yang kurang baik. Dianjurkan untuk mengadakan
permainan atau latihan bersama. (Maramis,2005)
c.
d.
Therapy Modalitas
Therapi modalitas/perilaku merupakan rencana pengobatan untuk skizofrrenia yang
ditujukan pada kemampuan dan kekurangan klien. Teknik perilaku menggunakan latihan
keterampilan sosial untuk meningkatkan kemampuan sosial. Kemampuan memenuhi diri sendiri
dan latihan praktis dalam komunikasi interpersonal. Therapi kelompok bagi skizofrenia biasanya
memusatkan pada rencana dan masalah dalam hubungan kehidupan yang nyata.
Therapy aktivitas kelompok dibagi empat, yaitu therapy aktivitas kelompok stimulasi
kognitif/persepsi, theerapy aktivitas kelompok stimulasi sensori, therapi aktivitas kelompok
stimulasi realita dan therapy aktivitas kelompok sosialisasi (Keliat dan Akemat,2005). Dari
empat jenis therapy aktivitas kelompok diatas yang paling relevan dilakukan pada individu
dengan gangguan konsep diri harga diri rendah adalah therapyaktivitas kelompok stimulasi
persepsi. Therapy aktivitas kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah therapy yang mengunakan
aktivitas sebagai stimulasi dan terkait dengan pengalaman atau kehidupan untuk didiskusikan
dalam kelompok, hasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi atau alternatif
penyelesaian masalah.(Keliat dan Akemat,2005).
F. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Gangguan konsep diri; Harga diri rendah
G. FOKUS INTERVENSI
Tgl
No
Dx
DX
Keperawat
Perncanaan
an
Tujuan
Gangguan
TUM : klien
konsep
memiliki
diri
yang positif.
TUK :
1.Klien
1.klien dapat menunjukan
1.Bina
hubungan
saling
percaya
dengan
wajah menggunakan
membina
ekspresi
hubungan
bersahabat
saling
percaya
senang,
dengan
perawat
prinsip
dan terapiutik ;
Sapa
klien
kontak mata, mau
dengan ramah baik
berjabat
verbal
maupun
tangan
,mau
non verbal.
menyebutkan
- Perkenalkan diri
nama
,
mau
dengan sopan.
- Tanyakan nama
menjawab
salam ,klien mau lengkap dan nama
duduk
pangilan
yang
berdampingan,
dengan perawat ,
disukai klien.
- jelaskan tujuan
pertemuan
Jujur
mau
dan
mengutarakan
masalah
menepati janji.
yang - Tunjukan sikap
dihadapi.
empati
dan
menerima
klien
apa adanya.
-Beri
perhatian
dan
perhatikan
kebutuhan
dasar
klien.
2.Klien dapat 2.Klien
2.1 Diskusikan
mengidentifi
menyebutkan :
dengan klien
kasi
tentang :
- Aspek positif -Aspek positif
aspek
positif
dan
kemampuan
yang
dimiliki.
dan
klien
dimiliki klien.
-
Apek
keluarga
lingkungan.
- Kemampuan
,hindarkan
member penilaian
negative.
3.Klien dapat 3. klien mampu 2.4
Diskusikan
menilai
menyebutkan
denan
klien
kemampuan
dapat
untuk
dilaksanakan.
2.5
Diskusikan
dilaksanakan.
dilaksanakan.
kemampuan yang
dapat dilanjutkan.
4.klien dapat 4.Klien
merencanaka
n
mampu 4.1Rencanakan
kegiatan harian.
klien
aktivitas
yang
sesuai
dapat
dengan
kemampuan
kemampuan klien:
- kegiatan mandiri
-kegiatan dengan
yang
dimiliki.
dilakukan
bantuan
4.2.Tingkatkan
kegiatan
sesuai
kondisi klien.
4.3. Beri contoh
pelaksanaan
kegiatan
yang
dapat
klien
lakukan.
5.
Klien 5.Klien
dapat 5.1.
Anjurkan
dapat
melakukan
melakukan
kegiatan
kegiatan
jadwal
sesuai
dibuat.
klien
sesuai melaksanakan
yang kegiatan
yang
telah
rencana yang
direncanakan.
5.2.
Pantau
dibuat.
kegiatan
yang
dilaksanakan
klien.
5.3. Beri pujian
atas usaha usaha
yang
dilakukan
klien .
5.4.
Diskusikan
kemungkinan
pelaksanaan
kegiatan
setelah
pulang.
6.Klien dapat 6.Klien
memanfaatka
n
mampu 6.1.
memanfaatkan
system system
Beri
pendidikan
kesehatan
pendukung
yang ada.
ada di keluarga.
pada
tentang
Bantu
keluarga
memberikan
dukungan selama
klien di rawat.
6.3.
Bantu
keluarga
menyiapkan
lingkungan
rumah.
di
TINJAUAN KASUS
Nama Pengkaji
Tgl Pengkajian
A. IDENTITAS
Pasien
Nama
: Tn A
Umur
: 28 tahun
: Islam
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
Alamat
:-
: Gombong , Kebumen
Penanggung jawab
Nama
Umur
: Tn T
: 53 Tahun
: Wiraswata
: Gombong, Kebumen
B. ALASAN MASUK
C. FAKTOR PREDISPOSISI
a. Gangguan jiwa dimasa lalu
Klien mengatakan pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya karena mengamuk di rumahnya
dan menjalani pengobatan di RS Banyumas dan keluar dari RS Banyumas klien melakukan
rawat jalan dan setelah beberapa bulan klien mengatakan putus obat dank lien mengamuk lagi di
rumah dan keluarga membawa klien ke rumah sakit jiwa Magelang.
b. Pengobatan sebelumnya
Pengobatan yang dilakukan klien sebelumnya adalah belum berhasil karena masih ada gejala
yang timbul.
c.
Tumbuh Kembang
Usia sekolah
klien mengatakan dulu waktu sekolah klien memang pendiam, tidak suka bergaul dengan
temannya. Tetapi klien mengatakan keluarga klien terutama ibunya sering memotivasi klien
untuk bergaul dengan temannya
Factor Presipitasi
Klien mengatakan dirinya korban PHK
D. FISIK
a. Tanda vital
TD: 100/60 mmHg
N: 86 x/mnt
RR: 22 x/mnt
b. Ukur
TB: 170 cm
BB: 64 kg
c.
Keluhan Fisik
E. PSIKOSOSIAL
a. Genogram
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Pasien
: Grs Pernikahan
: Grs Keturunan
: Tinggal Serumah
b. Konsep diri
-
Identitas
Klien mengatakan dirinya adalah seorang laki-laki yang bernama Tn. A,belum mempunyai istri
dan belum juga mendapatkan kerja
-
Peran
Klien mengatakan dirinya dirumah sebagai kakak dari tiga adiknya,selama dirawat di wisma
sadewa klien merasa tidak berguna karena tidak bisa membiayai adiknya sekolah dan merasa
kurang beruntung dan merasa kesepian.
Ideal diri
Klien mengatakan ingin menjadi lebih baik dari sekarang dan ingin menjadi yang berguna bagi
semua orang dan mendapatkan kerja lagi
Harga diri
Klien merasa tidak berguna, karena tidak bisa membiayai sekolah adiknya dan membanggakan
orang tuanya
sekarang yang tidak bekerja,sehingga klien menyendiri dan tidak mau bergaul dengan temannya.
c.
Hubungan Sosial
berkomunikasi dengant eman-teman. Saat ada kegiatan klien mau bekerja dengan motivasi. Saat
di interaksi kontak mata klien kurang serta jawaban yang disampaikan klien simple dan pendek.
-
d. Spiritual
-
Kegiatan ibadah
Klien mengatakan jarang Sholat
F. STATUS MENTAL
a. Penampilan
Klien tampak rapid an berpakaian sesuai dengan pakaian teman-temanya yang ada di
bangsal,baju di kancingkan, rambut disisir.
b. Pembicaraan
Klien kooperatif saat berkomunikasi , pembicaraan klien sesuai dengan topic yang di bicarakan
dan tidak ada inisisatif untuk bertanya kepada perawat.
c.
Aktivitas motorik
Klien tampak lesu, sering menyediri dan melamun , klien melakukan kegiatan jika di motivasi
perawat.
d. Alam perasaan
Klien mengatakan sedih , karena merasa tidak berguna bagi keluarganya dan kurang
bersemangat.
e.
Afek klien
Afek klien yaitu afek datar, dimana saat diajak ngobrol klien tidak menunjukkan perubahan raut
muka atau ekspresi wajah.
f.
g. Persepsi; Halusinasi
Klien mengatakan dulu sempat klien mendengar bisikan-bisikan tapi saat klien dibawa ke Rsj
Magelang, klien mengatakan bisikan itu sudah hilang.
h. Isi pikir
Klien tidak mengalami fobia, pikiran magic atau depersonalisasi (perasaan asing terhdap diri
sendiri, orang lain dan lingkungan), klien tidak mengalami waham baik waham curiga,waham
agama, waham kebesaran, maupun waham somatic.
i.
Proses pikir
Klien tidak mengalami waham.
j.
Tingkat kesadaran
Tingkat kesadaran klien adalah bingung, klien tidak disorientasi waktu, tempat maupun orang.
k. Memori
Klien tidak mengalami gangguan daya ingat jangka panjang, pendek, maupun saat ini, karena
klien mampu menjawab tentang pertanyaan hari ini , tanggal dan tahun dan klien mengingat
kegiatan yang dilakukan kemarin yaitu seperti senam,dan lain-lain.
l.
d. Penggunaan Obat
Klien minum obat secara teratur dengan bantuan perawat
H. MEKANISME KOPING
Mekanisme koping klien inefektif, selalu mengganggap diri tidak berguna, tidak berguna bagi
keluarga dan orang lain.
I.
ASPEK MEDIS
Diagnosa Medis: F.20.3 (skizofrenia tidak terperinci)
Terapi Medis :
Efek samping: lesu, ngantuk, hipotensi, mulut kering, amenore pada wanita.
-
J. ANALISA DATA
Tgl
Data Fokus
Diagnosa
25/3/201 - Ds :
Gangguan konsep
- Klien mengatakan selama dirawat di wisma
3
diri ; Harga Diri
sadewa klien merasa tidak berguna karena
Jam
tidak bisa membiayai adiknya sekolah dan Rendah
10.00
merasa kurang beruntung.
- Klien mengatakan malu dengan keadaannya
sekarang yang tidak bekerja
- Do :
Klien tampak sedih , klien tampak
menunduk ketika diajak berbincang
bincang , dan jawaban klien saat diajak
Berbincang-bincang singkat dan tidak ada
inisiatif untuk bertanya.
25/3/201 - Ds :
- saat dirawat di rumah sakit jiwa klien
3
mengatakan merasa sendiri dan ingin diam
Jam
saja tanpa mau berbagi masalah dengan
10.05
orang lain.
Isolasi sosial ;
Menarik Diri.
ttd
Do :
Klien terlihat menyendiri dan jarang
berkomunikasi
dengan
teman-temanya
sebangsal , dank lien hanya mau bekerja jika
dimotivasi perawat
K. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan Konsep Diri; Harga diri rendah
2. Isolasi social; Menarik diri
Tgl
No
Dx
Keperawatan
Perncanaan
Tujuan
Gangguan
TUM : klien
konsep diri ;
memiliki
harga diri
konsep diri
rendah
yang positif.
TUK :
1.Bina hubungan
saling percaya
1.klien dapat
1.Klien
dengan
membina
menunjukan
menggunakan
hubungan
ekspresi wajah
prinsip
saling
bersahabat
komunikasi
percaya
,menunjukan rasa
dengan
senang, dan
terapiutik ;
- Sapa klien
perawat
nama , mau
dengan sopan.
- Tanyakan nama
menjawab
pangilan yang
duduk
disukai klien.
- jelaskan tujuan
berdampingan,
dengan perawat ,
mau
pertemuan
- Jujur dan
mengutarakan
menepati janji.
- Tunjukan sikap
masalah yang
empati dan
dihadapi.
menerima klien
apa adanya.
-Beri perhatian
dan perhatikan
kebutuhan dasar
klien.
2.Klien dapat
2.Klien
2.1 Diskusikan
mengidentifi
menyebutkan :
dengan klien
- Aspek positif
tentang :
-Aspek positif
dan kemampuan
yang dimiliki
kasi aspek
positif dan
kemampuan
yang
klien yang
dimiliki.
dimiliki klien.
lingkungan.
- Kemampuan
- Apek Positif
keluarga
buat daftar
- Aspek positif
lingkungan klien.
tentang:
-Aspek positif
klien ,keluarga,
lingkungan.
- Kemampuan
yang dimiliki
klien.
2.3 Beri Pujian
yang realistis
,hindarkan
member penilaian
negative.
3.Klien dapat
3. klien mampu
2.4 Diskusikan
menilai
menyebutkan
denan klien
kemampuan
kemampuan yang
kemampuan yang
yang dimiliki
dapat
dapat
untuk
dilaksanakan.
dilaksanakan.
2.5 Diskusikan
dilaksanakan.
kemampuan yang
dapat dilanjutkan.
4.klien dapat
4.Klien mampu
4.1Rencanakan
merencanaka
rencana kegiatan
bersama klien
n kegiatan
harian.
aktivitas yang
sesuai
dapat dilakukan
dengan
kemampuan
kemampuan klien:
- kegiatan mandiri
-kegiatan dengan
yang
dimiliki.
bantuan
4.2.Tingkatkan
kegiatan sesuai
kondisi klien.
4.3. Beri contoh
pelaksanaan
kegiatan yang
dapat klien
lakukan.
5. Klien
5.Klien dapat
5.1. Anjurkan
dapat
melakukan
klien
melakukan
kegiatan sesuai
melaksanakan
kegiatan
jadwal yang
kegiatan yang
sesuai
dibuat.
telah
rencana yang
dibuat.
direncanakan.
5.2. Pantau
kegiatan yang
dilaksanakan
klien.
5.3. Beri pujian
atas usaha usaha
yang dilakukan
klien .
5.4. Diskusikan
kemungkinan
pelaksanaan
kegiatan setelah
pulang.
6.Klien dapat
6.Klien mampu
6.1. Beri
memanfaatka
memanfaatkan
pendidikan
n system
system
kesehatan pada
pendukung
pendukung yang
keluarga tentang
yang ada.
ada di keluarga.
Jam
Kegiatan
Evaluasi
25-3-2013
07.0
0
08.0
26-3-2013
27-3-2013
M
M
M
M
B
M
B
M
B
0
08.3
0
09.0
0
10.0
0
11.00
12.0
0
13.0
0
13.3
0
14.0
0
Keterangan:
: mandiri
: bantuan
N. EVALUASI KEPERAWATAN
Tgl/
Dx Kep
Implementasi
Evaluasi
jam
25/0 HDR
SP1
3/13
1. Mengidentifikasi kemampuan S :
dan
aspek
positif
yang
- Klien mengatakan
dimiliki klien.
2. Memantau pasien menilai mengatakan bisa
kemampuan
pasien
sesuai
pasien.
Menganjurkan pasien untuk
memasukan ke dalam jadwal
harian.
O:
-Klien
mendemonstrasikan
menyapu lantai dengan
bantuan , dengan
motivasi, dengan wajah
senang dan tanpa paksan
-klien memasukan ke
dalam jadwal harian.
Ttd
P:
Ulangi intervensi SP 1
Bimbing klien untuk
melakukan kegiatan
sesuai jadwal
07.00 menyapu ruang
tidur
08.00menyapu ruang
makan
13.00 menyapu ruang
makan
26/3 HDR
SP1
/13
1. Mengidentifikasi kemampuan S :
-Klien mengatakan sudah
dan aspek positif yang
bisa menyapu dengan
dimiliki klien.
2. Memantau pasien menilai benar dan bersih
kemampuan
pasien
yang
O:
masih dapat digunakan .
-Klien
3. Membantu pasien memilih
mendemonstrasikan
kegiatan yang akan dilatih
menyapu ruang tidur dan
sesuai dengan kemampuan
ruang mkan dengan
pasien.
benar, senang dan wajah
4.
Melatih pasien sesuai
tanpa paksaan perawat.
kemampuan yang dipilih
- Klien memasukan ke
5.
Memberikan pujian yang
27/3 HDR
1. Mengevaluasi jadwal harian
SP1, SP2
/13
pasien.
2. Melatih kemampuan kedua.
3. Menganjurkan pasien
memasukan dalam jadwal
harian.
S:
-Klien mengatakan sudah
bisa menyapu lantai
dengan benar, bersih dan
tidak terpaksa.
- Klien mengatakan
belum bisa mengepel
dengan benar dan
sempurna
O:
- Klien menyapu ruang
P:
Ulangi intervensi SP2
Bimbing klien untuk
melakukan kegiatan
sesuai jadwal
07.00 menyapu ruang
tidur
08.00menyapu ruang
makan
08.30 mengepel ruang
makan
13.00 menyapu ruang
makan
13.30 mengepel ruang
makan
PEMBAHASAN
A. Kesesuaian anatara kasus dengan teori baik data focus ,masalah keperawatan yang
muncul maupun implementasi yang dilakukan untuk mengatasi diagnose keperawatan dan
mencari pemecahanya.
Pelaksanaan pengkajian mengacu pada teori, akan tetapi juga di sesuaikan dengan kondisi
klien saat dikaji. Pada saat dilakukan pengkajian klien cukup terbuka dan sudah terjalin
hubungan saling percaya antara klien dengan penulis sehingga mempermudahkan dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan. Data yang di dapat pada saat pengkajian pada Tn A diperoleh
Tn A mengatakan tidak berguna karena tidak bisa membiayai adik-adiknya dan keluarganya,
klien mengatakan kurang beruntung dan malu dengan keadaannya yang tidak bekerja, klien
mengatakan tidak ada minat dalam berhubungan dengan orang lain, klien selalu menganggap diri
negative, tidak berguna bagi orang lain, kontak mata klien kurang, afek klien datar, klien
menyendiri, tidak mau bergaul, dengan teman-temannya, konsentrasi klien kurang.
Dari data yang terkumpul kemudian dilakukan analisa dan identifikasi masalah yang
dihadapi oleh klien yang merupakan data fokus dan selanjutnya dirumuskan diagnosa atau
masalah keperawatan.
1. Gangguan konsep diri ; harga diri rendah
Harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang berharga dan tidak dapat
bertanggungjawab pada kehidupannya sendiri
2. Isolasi Sosial; Menarik diri
B. Kekuatan dan kemudahan yang ditemukan selama pemberian asuhan keperawatan
Kekuatan selama pemeberian asuhan keperawatan perawat harus memiliki pengetahuan
terlebih dahulu tentang masalah keperawatan harga diri rendah dan supaya bisa mempraktekan
antara teori dengan yang ada dilapangan .Pada masalah keperawatan utama harga diri rendah,
intervensi yang dilakukan adalah SP1 (Strategi Pelaksanaan 1) pada pasien dengan Harga Diri
Rendah yaitu diskusikan sejumlah kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien, bimbing
klien untuk menilai kegiatan yang sesuai dan dapat di fasilitasi di RS, bimbing klien untuk
memilih satu kegiatan yang mampu dilakukan saat ini, demonstrasikan kegiatan yang dipilih;
menyapu lantai, dan motivasi klien untuk melakukannya, bantu klien menjadwalkan kegiatan
positif dalam jadwal kegiatan harian. Setelah SP 1 tercapai dilanjutkan dengan SP2 yaitu
bimbing dan bantu klien untuk memilih kegiatan positif yang dipilih berikutnya; mengepel
lantai. Untuk hari kedua tujuan tercapai karena klien sudah mampu melakukan SP1 (menyapu
lantai) dengan optimal. Hari ketiga dilanjutkan SP2 untuk HDR dan SP1 masih dipertahankan
dimana tujuan belum tercapai karena SP2 (mengepel lantai) belum bisa dilakukan dengan
optimal.
Dari hasil evaluasi kemudahan yang ditemukan selama pemberian asuhan keperawatan
adalah pasien yang kooperatif dan mau mengikuti implementasi yang diberikan perawat dengan
penuh konsentrasi, kelemahan atau kesulitan dalam mengatasi diagnose keperawatan terutama
saat implementasi yaitu pasien harus dimotivasi untuk melakukan implementasi yang dianjurkan.
IMPLIKASI KEPERAWATAN
A. KESIMPULAN
1.
Harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang berharga dan tidak dapat
bertanggungjawab pada kehidupannya sendiri.
2.
B. SARAN
Diharapkan bagi perawat agar meningkatkan keterampilan dalam memberikan praktik asuhan
keperawatannya, serta pengetahuannya pada pasien dengan Harga Diri Rendah, sehingga dapat
memberikan asuhan keperawatan yang maksimal dan dapat menjadi edukator bagi klien maupun
keluarganya.
2.
Bagi Mahasiswa
Diharapkan bagi mahasiswa dengan adanya makalah ini dapat membantu dalam dalam
pembuatan asuhan keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, L. 2008. Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktik Klinis (terjemahan). EGC. Jakarta
Dalami,W. 2009. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Jiwa. Tiras Info Medika: Jakarta.
FKUI dan WHO. 2006. Modul Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. (MPKP Jiwa). FKUI&WHO
Mubarak, W. 2008. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia Teori dan Aplikasi Dalam Praktik. EGC.
Jakarta