Professional Documents
Culture Documents
A.
PENGERTIAN
Gastroenteritis akut adalah BAB dengan frekuensi lebih dari 3 kali sehari
dengan konsistensi tinja cair, bersifat mendadak dan berlangsung lama
dengan waktu < 2 minggu (14 hari). ( Dina Kartika Sari, Dkk. 2005).
B.
Faktor Presipitasi
a). Infeksi internal yaitu pada saluran pencernaan makanan yang merupakan
penyebab utama diare pada anak. Meliputi infeksi internal sebagai berikut:
-
Infeksi
bakteri:
Vebrio,
E.
coli,
Salmonella,
Shigella,
b). Infeksi parentral ialah infeksi diluar alat pencernaan makanan seperti : Otitis
Media Akut (OMA), tonsillitis / tonsilofaringitis, bronkopnemonia, ensefalitis,
dan sebagainya. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur
dibawah 2 tahun.
2). Faktor Malabsorbsi
-
Malabsorbsi lemak.
Malabsorbsi protein.
Faktor Predisposisi
b. Patofisiologi
Mekanisme dasar yang menyebabkan gastroenteritis akut menurut Ngastiyah,
1997 adalah:
a. Gangguan osmotic
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan
menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga usus meninggi sehingga
terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga usus
yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkan sehingga
timbul diare.
b. Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus
akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit kedalam rongga usus
dan selanjutnya timbul diare karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
c. Manifestasi klinik
Menurut Betz, Cecily L, 2002 manifestasi klinik dari gastroenteritis akut
adalah:
a) Konsistensi feses cair (diare ) dan frekuensi defekasi semakin sering .
b) Muntah ( umumnya ada, mungkin tidak ).
c) Demam ( mungkin ada mungkin tidak ).
d) Keram abdomen, tenesmus.
e) Membran mukosa kering.
f) Fontanel cekung ( bayi ).
g) Berat badan turun
Tinja cair mungkin disertai lendir dan darah. Warna tinja makin lama
berubah kehijau-hijauan karena bercampur dengan empedu.
Anus dan sekitarnya timbul lecet karena sering defekasi dan tinja
makin lama makin asam sebagai akibat banyaknya asam laktat yang
berasal dari laktosa yang tidak diabsorbsi oleh usus selama diare. Gejala
muntah dapat timbul sebelum/sesudah diare dan dapat disebabkan karena
RINGAN
Baik, sadar
SEDANG
Gelisah dan
rewel
BERAT
Lesu lunglai atau
tidak sadar.
2.
Mata
Normal
Cekung
Sangat cekung
dan kering.
3.
Air mata
Ada
Tidak ada
Tidak ada.
4.
Basah
Kering
Sangat kering.
5.
Rasa haus
Minum biasa,
tidak haus
Malas minum
atau tidak sadar.
6.
Turgor kulit
Kembali cepat
Kembali lambat
Kembali sangat
lambat.
7.
Hasil
pemeriksaan
Tanpa dehidrasi
Dehidrasi ringan
Dehidrasi berat
bila ada 1 tanda
atau lebih.
8.
Terapi
Rencana terapi A
Rencana terapi B
Rencana terapi C
d. Penatalaksanaan Medis
Menurut Prof. Sudaryat Suraatmaja dr. SpAK, 2005 penatalaksanaan
medis dari gastroenteritis adalah:
a.
Pengobatan Cairan
Penggantian cairan per oral (ORS = Oral Rehidration Solution)
Fase rehidrasi
2.
3.
Fase rumatan
b.
Terapi Dietetik
Rekomendasi dari WHO s Program for Control of Diarrheal Diseasis
tentang makanan selama diare:
1.
ASI
diteruskan
sejak
Anak
yang
telah
disapih
Anak
umur
>
bulan
Anak
disarankan
untuk
Dianjurkan
untuk
Pengobatan Kausal
Pengobatan yang tepat terhadap kausal diare diberikan setelah kita
mengetahui penyebab yang pasti. Jika kausal diare ini penyakit
parentral diberikan antibiotik sistemik. Jika tidak terdapat infeksi
Ditemukan
bakteri
Pada
pemeriksaan
Secara
klinik
e.
Pada
neonatus
jika
Pengobatan Simtomatis
RENCANA PENGOBATAN A
Digunakan untuk:
1.
2.
3.
Berikan makanan stiap 3-4 jam (6 kali sehari). Pada anak yang
masih kecil berikan makanan lebih sering dengan porsi lebih sedikit.
10
Sangat haus.
Muntah berulang-ulang.
Umur
1.
< 12 bulan
2.
1-4 tahun
100-200 ml
3.
> 5 tahun
200-300 ml
4.
Dewasa
300-400 ml
Berikan sesendok teh tiap 1-2 menit untuk anak dibawah umur 2
tahun.
11
RENCANA PENGOBATAN B
Dalam 3 jam pertama, berikan 75 ml/kg BB atau bila BB naik tidak diketahui dan
atau memudahkan dilapangan, berikan oralit paling sedikit sesuai tabel 51.3
Tabel 51.3 Jumlah oralit yang diberikan pada 3 jam pertama.
Umur
< 1 tahun
Jumlah oralit 300 ml
1-5 tahun
600 ml
> 5 tahun
1.200 ml
Dewasa
2.400 ml
Untuk bayi < 6 bulan yang tidak mendapatkan ASI, berikan juga 100-200
ml air masak selama masa ini.
12
Bila kelopak anak bengkak, hentikan pemberian oralit dan berikan air
masak atau ASI. Beri oralit sesuai rencana A bila bengkak telah hilang.
Setelah 3-4 jam, nilai kembali anak menggunakan bagan penilaian, kemudian
pilih rencana A, B atau c untuk melanjutkan pengobatan.
Bila tidak ada dehidrasi, ganti ke rencana A. Bila dehidrasi telah hilang,
anak biasanya kencing dan lelah kemudian mengantuk dan tidur.
Berikan bungkus oralit untuk rehidrasi dan untuk 2 hari lagi seperti
dijelaskan dalam rencana A.
13
Jenis cairan/cara
RL
Pemberian
Intervena
Waktu Pemberian
kg.bb
30 ml
1 jam
40 ml
2 jam berikutnya
dilanjutkan
dengan
RL
intervena
(bila sudah
dilanjutkan
dengan
memungkinkan)
oralit
40 ml
3 jam berikutnya
sonde
RL intervena
100 ml
jam
pasien
dengan
renjatan
berikan
secepat
mungkin
sampai
14
RENCANA PENGOBATAN C
Pengobatan dehidrasi berat
Mulai dari sini
Ya
intravena
dengan rencana B
Ya
jam pertama
memasang sonde
1. Mulailah rehidrasi ringan
lambung
Tidak
Ya
Tidak
Dosis pemberian cairan
intervena : 1 jam pertama :
30ml/kg bb. 2 jam berikutnya :
40ml/kg bb
Dosis pemberian cairan per
sonde lambung : 20ml/kg
bb/jam
15
C.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
2.
Perubahan
nutrisi
kurang
dari
kebutuhan
tubuh
Resiko
tinggi
infeksi
berhubungan
dengan
5.
2.
3.
16
4.
5.
6.
17
D.
FOKUS INTERVENSI
Minum kuat
NO
1.
Beri
INTERVENSI
Larutan Rehidrasi
Oral Untuk
(LRO)
2.
RASIONAL
rehidrasi dan penggantian
Beri LRO, sedikit tapi sering, Karena muntah, kecuali jika muntah
khususnya bila anak muntah.
3.
4.
18
5.
Setelah
rehidrasi,
berikan
6.
bebas
laktosa
atau
8.
mengevaluasi
keefektifan
intervensi.
9.
Mengkaji dehidrasi.
10.
11.
19
Tujuan:
Pasien
mengkonsumsi
nutrisi
yang
adekuat
untuk
NO
1.
INTERVENSI
RASIONAL
Setelah rehidrasi, instruksikan ibu Membantu mengurangi kehebatan dan
menyusui
untuk
pemberian ASI.
2.
Hindari pemberian diet dengan Karena diet ini rendah dalam energi
pisang, beras, apel, dan anggur dan protein, terlalu tinggi dalam
atau teh kental.
3.
Observasi
dan
catat
respons Mengkaji
5.
Instruksikan
keluarga
toleransi
pemberian
makanan.
dalam Meningkatkan
kepatuhan
pemberian diet.
program terapeutik.
Merangsang
terhadap
meningkatkan
nafsu
makan.
6.
Anjurkan
memberikan
8.
20
INTERVENSI
RASIONAL
Isolasi substanti tubuh atau praktik Mencegah penyebaran infeksi.
pengendali infeksi rumah sakit,
termasuk pembuangan feses dan
pencucian yang tepat.
3.
Mempertahankan
pencucian Mengurangi
resiko
penyebaran
infeksi.
4.
mikroorganisme
21
pertumbuhan
INTERVENSI
Ganti popok/celana bila basah.
RASIONAL
Menjaga agar kulit tetap bersih dan
kering.
2.
Bersihkan
bokong
perlahan Karena
diare
fesesnya
sangat
Beri salep pelindung pada kulit Melindungi kulit dari iritasi dan
yang sangat teriritasi.
4.
memudahkan penyembuhan.
dijual
bebas
mengandung alcohol.
5.
adanya
infeksi,
seperti
kandida.
6.
22
INTERVENSI
RASIONAL
Dorong kunjungan dan partisipasi Mencegah stress yang berhubungan
keluarga
dalam
3.
Beri
stimulasi
sensoris
stress
dan
pertumbuhan
dan
5.
mekanisme
kepada
anak
23
INTERVENSI
RASIONAL
Kaji tingkat pemahaman orang tua. Mencegah stress yang berhubungan
dengan perpisahan.
2.
3.
dan
stress
cuci
tangan
pertumbuhan
dan
menghindari kontaminasi.
4.
5.
Jelaskan
tentang
penyakit, Memantapkan
mekanisme
kepada
anak
24