You are on page 1of 10

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA

ALEL GANDA

Disusun oleh:
Listya Dwi Anggarsari
Aldila Kemas Agusta
Ainun Nasikah
Nia Umi Nuzullaila
Ajeng Sulistyowati
Deliya Minianur

(13304241002)
(13304241007)
(13304241008)
(13304241017)
(13304241021)
(13304241023)

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
MARET 2015

Alel Ganda
A. TUJUAN
Mengenal salah satu sifat menusia yang ditentukan oleh pengaruh alel ganda dan
menentukan genotipnya sendiri.
B. LATAR BELAKANG
C. TINJAUAN PUSTAKA
Belum banyak yang mengetahui bahwa dalam alel itu ada yang disebut sebagai
alel ganda beserta contoh dan komponen-komponen yang terdapat didalamnya. Contoh
sederhananya adalah darah yang memberikan peranan amat penting untuk kehidupan
suatu organisme. Masyarakat luas sudah tidak asing lagi dengan kata golongan darah atau
transfusi darah atau bahkan tak heran dengan berbagai variasi warna bulu pada kelinci.
Namun pengetahuan mereka hanya sebatas itu tanpa mengetahui apa hubungannya
dengan alel ganda yang terdapat pada gen. Alel ganda bukan hanya sebatas ada pada
manusia melainkan pada hewan dan tumbuhan pun alel ganda itu ada. Tetapi ada
perbedaan antara alel ganda pada manusia, hewan, dan tumbuhan. Karena pada suatu
organisme jumlah gen jauh lebih besar daripada jumlah kromosom, maka tiap kromosom
harus mengandung banyak gen. Tempat pada kromosom dimana terdapat suatu gen
tertentu disebut lokus. Kedua alel yang mengontrol suatu sifat tertentu, terletak pada
lokus yang sama pada masing-masing kromosom yang homolog. Untuk memperagakan
kebenaran teori kromosom, kita harus mampu menghubungkan ada atau tidak adanya
suatu sifat tertentu dengan ada atau tidaknya suatu kromosom tertentu di dalam sel-sel
organisme itu. Tetapi menurut teori kromosom, kedua alel yang mengontrol pemunculan
suatu sifat tertentu itu, terletak di lokus yang sama pada dua kromosom yang homolog.
Kromosom yang homolog, secara visual tidak dapat dibedakan satu sama lain. Dengan
demikian dengan mengamati satu anggota dari pasangan itu tidaklah mungkin untuk
menyatakan apakah kromosom tersebut mengandung alel tertentu atau tidak
(Kimball,1983).
Alel adalah gen-gen yang terletak pada lokus yang sama (bersesuaian) dan
memiliki pekerjaan yang hampir sama dalam kromosom homolog. Dilihat dari pengaruh
gen pada fenotipe, alel memiliki pengaruh yang saling berlawanan dalam

mengekspresikan suatu sifat. Di dalam suatu lokus terdapat sepasang atau lebih alel. Bila
terdapat sepasang alel dalam suatu lokus maka disebut alel tunggal. Bila terdapat lebih
dari satu pasang alel dalam satu lokus, maka disebut alel ganda atau multiple allele.
Sedangkan peristiwa dimana sebuah gen dapat menyebabkan inkompatibilitas, yaitu
kegagalan tanaman untuk fertilisasi setelah menyerbuk sendiri atau persilangan. Peristiwa
inkompatibilitas ini disebabkan alel tepung sari sama dengan alel pada sel telur, sehingga
tepung sari yang terdapat pada kepala putik tidak dapat membentuk buluh tepung sari
(Muhammad, 2001). Namun, kenyataan yang sebenarnya lebih umum dijumpai adalah
bahwa pada suatu lokus tertentu dimungkinkan munculnya lebih dari hanya dua macam
alel, sehingga lokus tersebut dikatakan memiliki sederetan alel. Fenomena semacam
inilah yang disebut sebagai alel ganda. Meskipun demikian, pada individu diploid, yaitu
individu yang tiap kromosomnya terdiri atas sepasang kromosom homolog, betapapun
banyaknya alel yang ada pada suatu lokus, yang muncul hanyalah sepasang (dua buah).
Sebab timbulnya alel ganda adalah peristiwa mutasi gen. Stanfield (1983) mengatakan
Karena suatu gen dapat berubah menjadi bentuk - bentuk alternatif oleh proses mutasi,
secara teoritis di dalam suatu populasi mungkin dijumpai sejumlah besar alel (Corebima,
1997).
Pada tumbuhan, hewan dan manusia dikenal beberapa sifat keturunan yang
ditentukan oleh suatu seri alel ganda. Golongan darah ABO yang ditemukan oleh
Landsteiner pada tahun1900 dan faktor Rh yang ditemukan oleh Landsteiner bersama
Weiner pada tahun 1942 juga ditentukan alel ganda. Golongan darah ABO pada manusia
misalnya, ditentukan oleh tiga alel dalam satu gen tunggal IA, IB, dan I (Campbell, dkk.,
2010). Interaksi antara alel-alel IA, IB dan I menyebabkan terjadinya 4 fenotip golongan
darah A, B, AB, dan O (Suryo, 1984). Seperti halnya dengan golongan darah A, B, AB,
dan O, maka fakor Rh mempunyai arti penting dalam klinik. Dalam keadaan normal,
serum dan plasma darah orang tidak mengandung anti-Rh. Akan tetapi orang dapat
distimulir (dipacu) untuk membentuk anti-Rh, yaitu dengan jalan transfusi darah.
Sebelum melakukan transfusi darah alangkah lebih baik jika ada pemerikasaan terlebih
dahulu memeriksa golongan ABO, namun selain pemerikasaan golongan dilakukan
terdapat hal yang sangat penting dilakukan yaitu memperhitungkan peranan faktor Rh
(Suryo, 1984). Fenotipe golongan darah Rh diatur oleh tiga pasang gen, yang diberi kode

C/c, D/d, dan E/e. Gen yang berperan adalah kode D/d. Hanya genotipe d/d yang
memberikan fenotipe Rh negatif, sedangkan genotipe D/D dan D/d memberikan fenotipe
Rh positif.
Alel dapat menunjukkan derajat dominansi dan keresesifan yang berbeda-beda
satu sama lain. Dalam persilangan ercis Mendel, keturunan F1 selalu terlihat seperti salah
satu dari kedua varietas induk sebab salah satu alel dalam satu alel tersebut menunjukkan
dominani sempurna terhadap alel yang satu lagi. Dalam situasi semacam itu, fenotipe
heterozigot dan homozigot dominan tidak dapat dibedakan.Variasi lain pada hubungan
dominansi diantara alel-alel disebut kodominansi. Dalam variasi ini, kedua alel samasama mempengaruhi fenotip dengan cara terpisah dan dapat dibedakan (Campbell, dkk.,
2010).
Selain beberapa contoh diatas, rambut pada digitalis tengah merupakan salah satu
fenotipe yang dikendalikan oleh alel ganda atau alel majemuk. Alel yang dapat
menentukan adanya rambut pada digitalis adalah sebagai berikut .
Urutan dominansi alel tersebut adalah H1 > H2 > H3 > H4 > H5. Seseorang yang
mempunyai fenotipe rambut pada semua digitalis jari, kecuali ibu jari mempunyai
kemungkinan genotipe H1H1, H1H2, H1H3, H1H4, atau H1H5. Seseorang yang
mempunyai fenotipe rambut pada digitalis jari manis, jari tengah, dan jari telunjuk
mempunyai kemungkinan genotipe H2H2, H2H3, H2H4 atau H2H5. Seseorang yang
mempunyai fenotipe rambut pada digitalis jari manis dan jari tengah mempunyai
kemungkinan genotipe H3H3, H3H4, atau H3H5. Seseorang yang mempunyai fenotipe
rambut pada digitalis jari manis saja, hanya mempunyai dua kemungkinan genotipe yaitu
H4H4 atau H4H5. Sedangkan orang yang memiliki fenotipe tidak ada rambut pada semua
digitalis jari, hanya memiliki satu genotipe saja yaitu H5H5.
D. METODE PERCOBAAN
1. Waktu dan Tempat Percobaan
Percobaan ini dilaksanakan pada hari Selasa, 2 Maret 2015 pukul 13.00-14.30
WIB. Percobaan ini bertempat di Laboratorium Zoologi Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta.

2. ALAT DAN BAHAN


a. Penggaris
b. Alat tulis
3. CARA KERJA
Membuat garis datar pada halaman kosong buku praktikum
Meletakkan tangan kanan pada kertas tersebut, dimana ujung jari
manis menyentuh garis

Membuat tanda dimana letak jari telunjuk (dibawah, diatas atau tepat
pada garis)

Menentukan bagaimana kemungkinan genotip yang dimiliki

Dengan cara yang sama, membuat juga cara ke 3 dan ke 4 pada teman
satu kelompok

E. HASIL DAN PEMBAHASAN


No
.
1.
2.
3.
4.
5.

Alel Ganda
H1
H2
H3
H4
H5

Nama
Ainun
Aldila, Listya
Nia, Ajeng, Deliya

Dari hasil praktikum yang dilaksanakan tanggal 5 Maret 2015 pada laboratorium
Zoologi didapatkan hasil dari kelompok kami, yaitu tidak ada yang memiliki alel H 1 yang
memiliki karakteristik memiliki rambut bagian digitalis tengah pada jari telunjuk,jari
tengah, jari kelingking dan jari tengah. Kemudian percobaan pada Alel H2 dimiliki oleh
Ainun dimana alel H2 yang dimiliki Ainun berkarakteristik memiliki rambut digitalis

tengah pada jari kelingking, jari manis dan jari tengah. Namun ketika kami melakukan
percobaan ternyata Ainun hanya memiliki rambut digitalis tengah pada bagian keliking
hal ini disebabkan karena rambut pada bagian digital jari yang lain sudah mengalami
kerontokan yang signifikan akibat pengaruh dari zat kimia detergen.

Pada hal ini

kemungkinan Ainun memiliki kemungkinan genotipe H2H2, H2H3, H2H4 atau H2H5.
Kemudian pada Alel H3 yang karakteristiknya memiliki rambut pada digitalis tengah jari
manis dan jari tengah. Namun dari kelompok kami tidak ada yang memiliki kemungkinan
Alel H3 tersebut. Selanjutnya pada Alel H4 yang memiliki karakteristik memiliki rambut
bagian digitalis tengah pada jari manisnya saja. Dari kelompok kami yang memiliki Alel
tersebut adalah Aldila dan Listya. Karena memang ditemukan adanya rambut bagian
digitalis tengah pada jari manis mereka. Dari Alel yang ditemui maka Aldila dan Listya
memilki kemungkinan genotipe H4H4 atau H4H5. Kemudian yang terakhir percobaan
dengan alel H5 yang berkarakteristik tidak memiliki rambut bagian digitalis tengah pada
jari manapun. Dari kelompok kami ini yang memiliki alel H 5 adalah Nia, Ajeng dan
Deliya. Hal tersebut sangat terbukti karena tidak terdapat rambut pada bagian digitalis
tengah jari manapun. Sehingga alel yang diekspresikan memiliki kemungkinan genotipe
H5H5.
Alel adalah gen-gen yang terletak pada lokus yang sama (bersesuaian) dan
memiliki pekerjaan yang hampir sama dalam kromosom homolog. Dilihat dari pengaruh
gen pada

fenotipe,

alel

memiliki pengaruh

yang

saling berlawanan dalam

mengekspresikan suatu sifat. Hal ini sangat terlihat oleh perbedaan ekspresi masingmasing individu seperti hal nya Ainun yang memilki ekspresi gen melalui Alel H 2,
kemudian Aldila dan Listya memiliki ekspresi gen melalui alel H 4 serta Ajeng, Nia dan
Deliya yang memiliki ekspresi gen melalui alel H 5. Namun pada kemungkinan genotipe
pada alel H2 adalah H2H2, H2H3, H2H4 atau H2H5, kemudian alel H 4 adalah H4H4 atau
H4H5 dan yang terakhir Alel H5 adalah H5H5. Alel-alel yang saling berpasangan tersebut
terjadi disebabkan oleh lebih dari satu pasang alel tersebut menempati satu lokus
sehingga biasa disebut Alel Ganda atau Multiple Allele. Namun, kenyataan yang
sebenarnya lebih umum dijumpai adalah bahwa pada suatu lokus tertentu dimungkinkan
munculnya lebih dari hanya dua macam alel, sehingga lokus tersebut dikatakan memiliki
sederetan alel. Meskipun demikian, pada individu diploid, yaitu individu yang tiap

kromosomnya terdiri atas sepasang kromosom homolog, betapapun banyaknya alel yang
ada pada suatu lokus, yang muncul hanyalah sepasang (dua buah).
Alel dapat menunjukkan derajat dominansi dan keresesifan yang berbeda-beda
satu sama lain. Dalam praktikum ini diketahui bahwa alel H1 lebih dominan dari pada
Alel yang lain yaitu alel H 2 ,H3 ,H4 , dan H5. Sehingga diketahui pula gen yang resesif
adalah H5 . Sehingga orang yang mempunyai rambut bagian digitalis tengah pada jari
telunjuk, jari tengah, jari manis dan jari kelingking merupakan sifat karakteristik
dominan, sedangkan seseorang yang tidak memiliki rambut bagian digitalis tengah dijari
manapun merupakan sifat karakteristik resesif.
Dari hasil perhitungan yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut:
Alel Ganda
H1
H2
H3
H4
H5

Jumlah
0
1
0
2
3
6

Persentase
0%
16,7 %
0%
33,3 %
50 %
100%

Perhitungan:
H1 = 0 / 100 x 6 = 0
H2 = 16,7 / 100 x 6 = 1,002
H3 = 0 / 100 x 0 = 0
H4 = 33,3 / 100 x 6 = 1,998
H5 = 50 / 100 x 6 = 3

Diperoleh (o)
Diharapkan (e)
Deviasi (d)
d2

H1
0
0
0
0

H2
1
1,002
0,002
0,000004

H3
0
0
0
0

H4
2
1,998
-0,002
0,000004

H5
3
3
0
0

Test

(Chi-Square Test)

d2
X =
e
2

X 2=

X =

0+ 0,000004+0+ 0,000004+0
0+1,002+0+1,998+ 3

0,000008
6

X 2=0,018 x 1010

dk (derajat bebas) = n 1 = 5 1 = 4
p = 0,01
0,018 x 1010 >0,01
Dengan nilai kemungkinannya yang lebih besar dari 0,05, maka data yang diperoleh
dari percobaan tersebut dapat dikatakan baik dan tidak dipengaruhi oleh faktor
lingkungan.
Data hasil pengamatan menunjukkan bahwa seri alel ganda H5 mendominasi
dibandingkan dengan seri alel ganda pada tipe lainnya. Jadi, dapat dilihat urutan
dominansinya adalah sebagai berikut.
H5>H2>H4>H3>H1
Berdasarkan data yang telah dilakukan perhitungannya, didapatkan bahwa pada
percobaan mengenai rambut yang berada pada digitalis tengah jari tangan tidak
dipengaruhi oleh adanya faktor lingkungan atau faktor luar. Hal tersebut dapat dilihat dari
hasil perhitungan dengan menggunakan perhitungan chi square yang diperoleh angka

0,018 x 1010

sebesar

dengan nilai deviasi sebesar 4. Hasil tersebut memberikan arti

bahwa data yang diperoleh pada percobaan tersebut baik dan tidak dipengaruhi faktor
luar, dengan batas ambangnya sebesar 0,01.
F. KESIMPULAN
Berdasarkan tinjauan pustaka dan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa
salah satu sifat manusia yang ditentukan oleh pengaruh alel ganda adalah rambut pada
digitalis tengah yang merupakan salah satu fenotipe yang dikendalikan oleh alel ganda.
Alel yang dapat menentukan adanya rambut pada digitalis adalah sebagai berikut .
Urutan dominansi alel tersebut adalah H1 > H2 > H3 > H4 > H5. Seseorang yang
mempunyai fenotipe rambut pada semua digitalis jari, kecuali ibu jari mempunyai
kemungkinan genotipe H1H1, H1H2, H1H3, H1H4, atau H1H5. Seseorang yang
mempunyai fenotipe rambut pada digitalis jari manis, jari tengah, dan jari telunjuk
mempunyai kemungkinan genotipe H2H2, H2H3, H2H4 atau H2H5. Seseorang yang
mempunyai fenotipe rambut pada digitalis jari manis dan jari tengah mempunyai
kemungkinan genotipe H3H3, H3H4, atau H3H5. Seseorang yang mempunyai fenotipe
rambut pada digitalis jari manis saja, hanya mempunyai dua kemungkinan genotipe yaitu
H4H4 atau H4H5. Sedangkan orang yang memiliki fenotipe tidak ada rambut pada semua
digitalis jari, hanya memiliki satu genotipe saja yaitu H5H5.

DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N.A., Reece, J.B., Mitchell, L.G., 2010. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 1. Jakarta :
Erlangga
Corebima, AD. 1997.Genetika Mendel. Surabaya: Airlangga University Press.
Kimball, J.W., Tjitrosomo, S.S., Sugiri, N., 1983. Biologi Jilid 1 Edisi Kelima. Jakarta :
Erlangga.
Muhammad. 2001. Genetika I . Jakarta: CV. INFOMEDIKA.

Suryo, H. 1984. Genetika Manusia. Yogyakarta : UGM Press.


Suryo. 1984. Genetika Strata 1. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

You might also like