Professional Documents
Culture Documents
DAN PENGEMBANGANNYA
MENJADI SPECIES TANAMAN POKOK DI HTI
Genus Eucalyptus di dunia terdiri dari lebih 700 spesies dan 138 varietas,
dimana di luar spesies dan varietas yang sudah diketahui masih mungkin
ditemukan
genus Eucalyptus (Blakley, 1955; Johnston and Marryatt 1965; Penford and
Willis, 1961 dalam Krugman and Whitesell (?); Rockwood et al 2008, Flynn
(?); www.wikipedia.org, Heathcore, 2002, White, 1993 ). Spesies yang
termasuk kedalam genus Eucalyptus memiliki bentuk pohon dengan batang
utama yang tinggi, walaupun demikian beberapa spesies dalam genus ini
ada yang berbentuk semak berkayu (Jacobs, 1979 dalam Krugman and
Whitesell,?). Genus Eucalyptus secara umum tumbuh alami di Australia,
namun beberapa spesies tumbuh alami di Philipina, Papua New Guinea, dan
Pulau Timor di Indonesia (Hall et al dalam Krugman and Whitesell, 1963).
Genus Eucalyptus merupakan salah satu genus yang banyak dibudidayakan
dalam bentuk hutan tanaman di berbagai belahan dunia, pohonnya dapat
digunakan sebagai ornamen, sebagai pohon peneduh, konservasi tanah,
kayu pertukangan dan bubur kertas atau pulp (Chippendale et al dalam
Krugman and Whitesell (?) ; Heathcore, 2002 ; http://www.anbg.gov.au;
Turnbull, 1999) . Lebih jelasnya http://www.bracelpa.org/ mengatakan ,
Eucalyptus dapat digunakan untuk berbagai keperluan baik untuk kayu serat
untuk berbagai industri kertas, kayu pertukangan, furniture, tiang, papan,
plywood, sumber makanan seperti madu, papan partikel, minyak atsiri, dsb.
Menurut Evans (1992), Eucalyptus spp menduduki 37.5 % dari seluruh areal
hutan tanaman di daerah tropis pada tahun 1980 sedangkan menurut Ball
(1993), Brown (2000), Flynn (?) dan Varmola dan Carle (2002), Eucalyptus
sebagai salah satu hardwood species penting sebagai penyuplai kayu dunia
sampai tahun 1995 terjadi penambahan luas hutan tanaman dan luas hutan
tanaman Eucalyptus mencapai 17.7% dari total luas hutan tanaman di dunia
atau
9.9 juta hektar dari luas hutan tanaman di dunia pada tahun yang
sama seluas 56.3 juta hektar seperti terlihat pada grafik di bawah ini :
itu di daerah tropis maupun sub tropis di benua Amerika Selatan, Asia,
Afrika dan Australia ataupun di daerah temperate seperti di Amerika Utara,
Eropa, Amerika Selatan dan Australia Selatan dan menurut Turnbull (1999),
pengembangan Eucalyptus spp. sudah dimulai pada abad ke 18 dengan
diperkenalkannya Eucalyptus dari Australia di benua Eropa oleh Charles
Louis L Heritier de Brutelle, seorang botanis Perancis. Dari sejak itu,
pengembangan Eucalyptus terus meluas ke berbagai negara .
Menurut
bernama
Sir
Joseph
(http://www.wikipedia.org/).
Bank
dalam
Sedangkan
ekspedisi
menurut
James
Munishi
Cook
(2007),
terluas yaitu 7.6 juta hektar, kemudian disusul wilayah Amerika Selatan
seluas 4.5 juta hektar dan wilayah Afrika seluas 1.2 juta hektar dan sisanya
ada di wilayah Oceania seluas 0.5 juta hektar.
2030 luas Eucalyptus di Asia akan mencapai 10.6 juta hektar. Asia Pacific
akan menjadi daerah yang penting dalam memproduksi kayu Eucalyptus
spp. melalui hutan tanaman (Ball, 1993)
Menurut Rockwood et al (2008), pada tahun 2000, India memiliki luas
tanaman Eucalyptus terbesar di dunia yaitu mencapai 8 juta hektar,
kemudian
disusul
negara
Brazil
dengan
luas
juta
hektar
dengan
+/- 3.500-43.000
Eucalyptus
species
di
China
didominasi
oleh
species
E.globulus,
E.simithii,
E.cloeziana,
E.maidenii,
E.salina
dan
Kebanyakan jenis Eucalyptus hybrid yang dikembangkan saat ini adalah hasil
generasi pertama ( F1) dan umumnya berasal dari seksi Maidenaria
(misalnya E.globulus dan E.nitens) , Exsertaria (misalnya E.camaldulensis
dan
E.teriticornis),
dan
Transversaria
yang
telah
dirobah
menjadi
Luas dan struktur umur hutan tanaman Eucalyptus spp. diberbagai negara tahun 1995
(FAO , 2006 dalam Rockwood et al 2008)
Sementara menurut James dan Lungo (2005), beberapa negara lain yang
juga mengembangkan Eucalyptus spp. sebagai tanaman utama di hutan
tanamannya seperti terlihat pada tabel di bawah ini :
material
genetik
baru-hybrid
adalah
jenis
E.
grandis,
berbagai industri
1. Eucalyptus urophylla
a) Nama Botani. Eucalyptus urophylla S.T. Blake. Nama urophylla berasal dari
bahasa latin ura = ekor dan phyllon = daun. Species ini memiliki bentuk
daun yang mirip dengan Eucalyptus decaisneana dan Eucalyptus alba,
bahkan beberapa orang sering keliru untuk menentukan E. urophylla karena
Penyebaran
di Indonesia. Sebaran utamanya ada di pulau Timor, Alor dan Wetar, tetapi
beberapa populasi kecil spesies ini juga ditemukan di Pulau Flores, Adonara,
Lomblen dan Pantar. Lokasi sebaran alaminya memanjang dalam jarak
sekitar 500 km antara 122 Bujur Timur hingga 127 Bujur Timur , 73010 Lintang Selatan, ketinggian 90 2200 m d.p.l. Luasnya rentang
ketinggian tempat tumbuh E.urophylla menjadikannya sebagai spesies dari
genus Eucalyptus yang memiliki rentang ketinggian tempat tumbuh yang
paling besar.
Sebagai tanaman Exotic dikembangkan di berbagai negara seperti Australia,
Brazil, Kamerun, China, Kongo, Pantai Gading, French Guiana, Gabon,
Madagaskar,
Malaysia,
Papua
New
Guinea,
Vietnam,
dsb.
yang terbentuk dari letusan gunung berapi atau perubahan bentuk dari
batuan.
h) Type vegetasi. E.urophylla merupakan spesies dominan pada hutan
pegunungan
berasosiasi
sekunder,
dengan
di
tempat
Casuarina
penyebaran
junghuhniana,
alaminya
Palaquium,
spesies
ini
Planchonella,
Manfaat/penggunaan E.urophylla. Kayu dari spesies ini, terutama yang berasal dari tanaman
muda sangat baik untuk digunakan menjadi kayu bakar dan arang. Selain itu spesies ini juga
memiliki kayu yang dapat digunakan untuk pertukangan dan bahan baku pulp karena memiliki
wood properties yang sangat baik. Berat jenis kayu dalam kondisi basah sesaat setelah
penebangan yang berasal dari tegakan di hutan alam sekitar 960 kg/m3. Walaupun demikian,
E.urophylla memiliki nilai basic density yang paling rendah jika dibandingkan dengan spesis dari
genus Eucalyptus yang lain, pada kondisi kering tanur adalah 540-570 kg/m 3 (Forestry
Compendium, CAB International dalam http://www.agroforestry.org/ )
Tekstur kayunya sedikit berserabut, tetapi mudah untuk dikerjakan (diolah),
dan menghasilkan kayu hasil pengolahan yang baik untuk dijadikan lantai
(flooring), papan, dan untuk kayu kontruksi. Di Brazil kayu dari spesies ini
sangat baik untuk digunakan sebagai bahan baku pulp, karena memiliki
wood properties yang sangat baik. Serat relatif pendek dengan panjang
sekitar 1.0 mm. Kayunya sangat bagus sebagai bahan baku produksi pulp,
dengan produksi sistem kimiawi diketahui mampu menghasilkan rendemen
pulp sebesar 49.5 %. Kayu yang berasal dari pohon yang sudah tua, sangat
bagus untuk digunakan sebagai material untuk konstruksi.
j) Silvikultur jenis.
rendah, sementara itu provenance yang berasal dari tempat tumbuh dengan
ketinggia 300-1100 m d.p.l. (dataran rendah), diketahui menunjukkan
pertumbuhan yang baik jika ditanam di daerah dataran rendah. Selain itu
provenance yang berasal dari dataran rendah dengan kondisi iklim yang
kering, menunjukkan pertumbuhan yang baik jika dibudidayakan pada
kondisi iklim humid-sub humid, tropis-sub tropis dengan bulan kering 1-5
bulan, bahkan pada daerah yang mengalami musim dingin. E.urophylla
biasanya diperbanyak dengan menggunakan biji/benih. Jumlah benih per kg
mencapai 450.000 benih. Pohonnya akan mulai berbunga pada usia 2 tahun,
dan akan mulai menghasilkan biji yang banyak pada usia 4 tahun.
Persemaian spesies ini diawali dengan melakukan penaburan biji, dimana
sebelum ditabur biji tidak diberikan perlakuan apapun. Setelah disemai,
ketika semai sudah memiliki 2 pasang daun, semai akan dipindahkan ke
kontainer. Sebagai media tumbuh sangat baik digunakan media yang remah
dan berdrainase baik. Bibit akan siap ditanam di lapangan ketika mencapai
tinggi minimal 25 cm, dengan masa produksi 10-12 minggu. Selain itu
E.urophylla maupun hybrid dari E.urophylla dan E.grandis dapat diperbanyak
dengan sistem vegetatif melalui stek batang. Silvikultur intensive dengan
pengolahan tanah dan aplikasi pupuk N, P dan K sangat penting untuk
menghasilkan pertumbuhan tanaman yang baik. Spesies ini sangat sensitif
dalam bersaing dengan gulma, sehingga pada usia hingga 12 bulan
sebaiknya tanaman berada dalam kondisi bebas gulma.
E.urophylla
memiliki
lingkungannya
pertumbuhan
mendukung,
dengan
yang
kondisi
sangat
baik
lingkungan
jika
dan
kondisi
tindakan
silvikultur yang baik tegakan spesies ini mampu memiliki MAI 20-30
m3/ha/tahun. Provenance tertentu bahkan bisa menghasilkan MAI hingga 50
m3/ha/tahun. E.urophylla dengan pertumbuhan yang sangat baik terdapat di
Amerika Selatan seperti Brazil, Afrika seperti Kamerun, Congo dan Pantai
Gading. Provenance yang berasal dari dataran rendah seperti yang berasal
dari pulau Flores, Alor dan Timor biasanya memiliki pertumbuhan yang lebih
cepat (Vercoe dan House 1992).
k) Hama dan penyakit. Kanker batang yang disebabkan oleh
Cryphonectria
2. Eucalyptus pellita
a) Nama Botani. Eucalyptus pellita F. Muell. Pertama kali dipublikasikan pada
tahun 1864. Nama pellita berasal dari pellitus = Kulit Penutup, istilah ini
mengacu pada daunnya yang mepunyai lapisan epidermis.
b) Nama Umum. Di Australia dikenal dengan nama red mahagony.
c) Family. Myrtaceae (jambu-jambuan)
d) Gambaran Botani. E.pellita memiliki ukuran pohon medium dengan tinggi
pohon mencapai 40 m dan diameter mencapai 1 m. Memiliki batang yang
lurus hingga setengah bagian dari tinggi pohon. Pada kondisi lingkungan
yang tidak sesuai spesies ini hanya mampu mencapai tinggi 15-20 m saja.
e) Sebaran Alami. E.pellita tersebar di dua daerah utama yaitu, di daerah
Muting Papua dan Papua New Guinea serta di Queensland. Berada dalam
letak geografis 1245-1840 Lintang Selatan (Untuk daerah sebaran di
Australia) dan 730-835 Lintang Selatan (untuk daerah sebaran di Papua).
Ketinggian tempat tumbuh dari 0-800 m d.p.l. (untuk sebaran Australia) dan
30-90 m d.p.l (untuk sebaran di Papua).
f) Iklim. sepesies ini tumbuh baik pada zona iklim humid hangat, dengan suhu
maksimum di bulan kering mencapi 24-34C, dan suhu rata-rata di bulan
basah 4C-19C. Rata-rata curah hujan 1000-4000 mm/tahun.
hutan
terbuka.
Berasosiasi
dengan
E.teriticornis,
E.tessellaris,
dengan
Acacia
aulacocarpa,
A.mangium,
Laphostemon
3. Eucalyptus camaldulensis
a) Nama Botani. Eucalyptus camaldulensis
Dehnh. Nama
camaldulensis
berasal dari nama kota Camalduli, di Tuscany Italia, tempat dimana spesies
ini dibudidayakan. Spesies ini pertama kali dipublikasikan pada tahun 1832.
b) Family. Eucalyptus camaldulensis termasuk kedalam family Myrtaceae
(jambu-jambuan)
c) Nama umum. River red gum, Red gum, Murray red gum, River gum
(Australia)
d) Gambaran Botani (Botanical Features). Di Australia, E.camaldulensis ratarata mencapai tinggi pohon 20 m, bahkan ada yang mencapai tinggi 50 m,
dengan DBH mencapai 1-2 m atau lebih. Di areal terbuka dengan jumlah
tanaman yang jarang, spesies ini membentuk pohon yang pendek, dengan
batang yang gemuk dan berbonggol, serta tajuk yang lebar. Di plantation,
spesies ini mampu tumbuh hingga mencapai tinggi batang 20 m, dengan
tajuk yang tidak terlalu lebar. Kulitnya halus dan putih, abu-abu, atau
kecoklatan.
e) Sebaran Alami. E.camaldulensis tersebar luas pada berbagai lokasi, seperti
layaknya genus Eucalyptus lainnya. Terutama di daratan Australia. Tumbuh
disepanjang aliran air dan dataran rendah yang tergenang temporer. Tetapi
juga terdapat pada daerah-daerah dataran tinggi. Tersebar pada posisi
geografis 1230-38 Lintang Selatan dan ketinggian tempat tumbuh 20-700
m d.p.l.
f) Iklim. E.camaldulensis tumbuh pada berbagai kondisi iklim, dari mulai
daerah hangat hingga panas, sub-humid hingga semi-arid, dengan suhu
rata-rata pada bulan kering mencapai 24-40C, dan suhu rata-rata pada
bulan basah mencapai 3-15C. Rata-rata curah hujan tahunan adalah 250600 mm.
g) Fisiografis dan Tanah. E.camaldulensis tumbuh pada berbagai type tanah.
Tumbuh dengan baik pada tanah dengan tekstur liat yang tinggi (heavy
clay), juga tumbuh baik pada tanah alluvial dengan tekstur pasir.
h) Type vegetasi. E.camaldulensis merupakan spesies yang tumbuh di
sepanjang tepian sungai, dan di daerah kering di Australia. Pada daerahdaerah yang mendekati dataran tinggi di Australia, spesies ini berasosiasi
dengan
E.coolabab,
E.largiflorens,
E.leucoxylon,
E.microcarpa,
dan
E.melliondra.
i)
digunakan sebagai kayu bakar dan arang, bahkan di beberapa negara, kayu
E.camaldulensis
sumber energi pada pabrik besi dan baja. Spesies ini memiliki density yang
cukup baik dan kemampuan trubusan yang baik sehingga cocok digunakan
untuk penghasil kayu energi. Selain itu kayu yang berasal dari pohon yang
baik, dapat digunakan untuk furniture, karena memiliki karakter kayu yang
menarik. Spesies ini memiliki berat jenis basah kayu sebesar 500-700 kg/m 3
untuk kayu yang berasal dari tanaman muda dan 1130 kg/m 3 untuk kayu
yang berasal dari tanaman tua. Karena densitynya yang cukup tinggi maka
kayu dari spesies ini mampu menghasilkan rendemen yang tinggi jika akan
diproduksi menjadi arang atau pulp (Moura 1986).
j) Silvikultur
jenis.
E.camaldulensis
banyak
dikembangkan
dengan
menggunakan biji. Jumlah biji per kg mencapai 700.000 biji. Benih yang
baik memiliki kadar air 5-8% dan dapat dilakukan penyimpanan pada
tempat penyimpanan dengan suhu 3-5C, sehingga benih dapat terjaga
viabilitasnya dengan baik hingga beberapa tahun. Tidak ada perlakuan biji
sebelum dilakukan penaburan. Biji ditabur ditempat yang ternaungi dengan
suhu optimum 32C. Biji akan mulai berkecambah pada hari ke tujuh setelah
penaburan. Setelah itu kecambah dapat disapih kedalam kontainer. Naungan
diperlukan
selama
minggu
pertama
setelah
penyapihan.
Bibit
dapat
dari
Australian
Trees
and
http://www.proseanet.org/prohati2;
Shrub
karangan
BOSTID,
Doran
1983;
dan
Turnbull
Vozzo,
1997;
(?);
http://www.anbg.gov.au/cpbr/cdkeys/euclid3/euclidsample/html/Eucalyptus_camaldulensis_subsp._simulata.htm; http://idlbnc.idrc.ca/dspace/bitstream)
4. Eucalyptus grandis
a) Nama Botani. Eucalyptus grandis Hill ex Maiden
b) Family. Eucalyptus grandis termasuk kedalam family Myrtaceae (jambujambuan)
c) Nama umum. Rose gum, Flooded gum (Australia)
d) Gambaran Botani (Botanical Features). E.grandis (rose gum) adalah
species utama yang tumbuh di hutan primer Queensland dan New Sout
Wales Australia. Pohonnya dapat mencapai tinggi 43-55 m dan diameter
mencapai 122-183 cm. Bentuk pohonnya sangat tinggi, lurus dan batang
bebas cabang mencapai dua pertiga dari tinggi pohon. Kulitnya tipis dan
sedikit mengelupas, kulitnya bergalur vertikal dengan permukaan yang
halus, ditandai dengan salur-salur berwarna putih keperakan, abu-abu, terra
cotta, atau hijau muda. Pada ketinggian hingga 2 m dari pangkal batang,
kulit batang terlihat pecah-pecah secara vertikal.
e) Sebaran Alami. E.grandis meyebar alami pada daerah berlembah ataupun
datar yang berada pada jarak sekitar 160 km dari laut, berada di
Queensland dan New South Wales pada posisi geografis 26-30 Lintang
Selatan dan 13 Lintang Selatan.
f)
Iklim : E.grandis tumbuh alami pada daerah dengan iklim humid sub
tropis dengan rata-rata suhu minimum pada saat bulan basah adalah 210C, dan suhu rata-rata maksimum pada saat bulan kering adalah 29C.
Curah hujan rata-rata tahunan 1020-1780 mm.
g) Fisiografis dan Tanah: E.grandis tumbuh pada pada daerah datar atau
lereng-lereng curam di Queensland dan New South Wales. Spesies ini
tumbuh dengan baik pada tempat-tempat yang lembab atau basah,
berdrainase baik, tanah dalam, tanah alluvial berlempung yang berasal dari
letusan gunung berapi. Spesies ini juga dapat tumbuh pada tanah dengan
tekstur liat, asalkan memiliki drainase yang baik.
h)
i) Manfaat/penggunaan.
cerah pada bagian luarnya dan merah kehitam-hitaman pada kayu bagian
tengahnya. Kayu E.grandis banyak digunakan untuk keperluan konstruksi,
kayu perkakas, plywood, panel, untuk pembuatan perahu dan tiang
pancang. Selain itu kayu dari spesies dapat dimanfaatkan sebagai bahan
baku pulp. Basic Density pada kondisi kering tanur katu E.grandis
sekitar
450 kg/m3.
j) Silvikultur jenis.
meningkatkan
pertumbuhan
tanaman.
Aplikasi
herbisida
untuk
5. Eucalyptus deglupta
a) Nama Botani. Eucalyptus deglupta Blume, Eucalyptus multiflora A. Rich. ex
A. Gray non Poir. Eucalyptus naudiniana F. Muell. Eucalyptus schlechteri
Diels.
b) Family. Eucalyptus deglupta termasuk kedalam family Myrtaceae (jambujambuan)
c) Nama umum. (English): deglupta, Mindanao, gum (Filipina) : amamanit,
bagras, banikag, Dingls (Indonesia) : aren, galang, leda
(Pidgin English)
: kamarere
d) Gambaran Botani (Botanical Features). Pohon E.deglupta dapat mencapai
tinggi 60 m-75 m, bentung batangnya lurus dan bulat dengan tinggi batang
bebas cabang mencapai 50-70 % dari seluruh tinggi pohon, dengan
diameter mencapai lebih dari 240 cm. Memiliki kulit batang yang halus,
warannya kombinasi antara kuning, coklat dan keunguanan, tetapi biasanya
berwarna hijau jika bagian luarnya terkelupas.
e) Sebaran Alami. E.deglupta tersebar alami di indonesia, Papua New Guinea
dan Philiphina. E.deglupta memerlukan sinar matahari yang banyak, di
tempat aslinya ditemukan tumbuh disepanjang sunga. Spesies ini juga
ditemukan pada daerah-daerah yang sempat terbuka akibat kegiatan
manusia ataupun bencana alam, seperti areal bekas terkena letusan gunung
berapi, dan perladangan berpindah. E. deglupta secara umum membentuk
tegakan yang murni, atau tidak berasosiasi dengan spesies lain. Walaupun
demikian pada beberapa tempat E.deglupta dengan Octomeles sumatrana,
sebagai spesies invasif pada hutan sekunder. E.deglupta adalah satu-satunya
anggota genus Eucalyptus yang dapat beradaptasi dengan baik pada hutan
hujan pegunungan dataran rendah. Spesies ini tidak dapat tumbuh dengan
baik, pada daerah kering, tetapi mampu tumbuh dengan baik pada daerah
dengan curah hujan tahunan tinggi yaitu diatas 1800 mm/tahun. Walaupun
menyukai daerah dengan curah hujan tinggi, spesies ini tidak menyukai
areal tergenang, dan sangat sensitif terhadap gangguan api. Daerah tropis
dengan
curah
hujan
tinggi,
merupakan
lokasi
yang
baik
untuk
penanaman,
bibit
harus
dijarangi,
dikurangi
frekuensi
Ringkasan
mengenai
deskripsi
E.camaldulensis,
E.deglupta,
E.grandis,