You are on page 1of 11

PENDAHULUAN

A.

Kapang dan Khamir


Kapang adalah fungi

multiseluler

yang

mempunyai

filamen,

dan

pertumbuhannya pada makanan mudah dilihat karena penampakkannya yang


berserabut seperti kapas. Pertumbuhannya mula-mula akan berwarna putih, tetapi jika
spora telah timbul akan terbentuk berbagai warna tergantung dari jenis kapang. Sifatsifat morfologi kapang baik penampakkan mikroskopik dan makroskopik digunakan
dalam identifikasi dan klasifikasi kapang (Hidayat, 2006).
Khamir mempunyai ukuran yang bervariasi dengan panjang 1-5 m sampai
20-50 m, dan lebar 1-10 m. Sel khamir mempunyai bentuk yang bermacam-macam
seperti bulat, oval, silinder, ogival yaitu bulat. Bentuk-bentuk dari sel khamir tersebut
dapat membantu dalam indentifikasi dari khamir. Ada beberapa khamir dalam
keadaan tertentu dapat mengalami dimorfisme yaitu fase khamir, bentuk sel tunggal
dan filamen, bentuk benang (Pelczar, 2007).contohnya adalah Candida albicans.
B.
Candida albicans
Merupakan golongan khamir dan merupakan jamur dimorfik karena
kemampuannya untuk tumbuh dalam dua bentuk yang berbeda yaitu sebagai sel tunas
yang akan berkembang menjadi blastospora dan menghasilkan kecambah yang akan
membentuk hifa semu. Hifa semu terbentuk ketika tunas-tunas terus tumbuh tetapi
gagal melepaskan diri, menghasilkan rantai sel-sel yang memanjang yang terjepit atau
tertarik pada septasi-septasi di antara sel. Perbedaan bentuk ini tergantung pada faktor
eksternal yang mempengaruhinya. Sel ragi (blastospora) berbentuk bulat, lonjong atau
bulat lonjong dengan ukuran 2-5 x 3-6 hingga 2-5,5 x 5-28 .
Candida albicans memperbanyak diri dengan membentuk tunas yang akan
terus memanjang membentuk hifa semu. Hifa semu terbentuk dengan banyak
kelompok blastospora berbentuk bulat atau lonjong di sekitar septum. Pada beberapa
strain, blastospora berukuran besar, berbentuk bulat atau seperti botol, dalam jumlah
sedikit. Sel ini dapat berkembang menjadi klamidospora yang berdinding tebal dan
bergaris tengah sekitar 8-12 .
Morfologi koloni C. albicans pada medium padat agar Sabouraud Dekstrosa,
umumnya berbentuk bulat dengan permukaan sedikit cembung, halus, licin dan
kadang-kadang sedikit berlipat-lipat terutama pada koloni yang telah tua. Umur
biakan mempengaruhi besar kecil koloni. Warna koloni putih kekuningan dan berbau
asam seperti aroma tape. Dalam medium cair seperti glucose yeast, ekstrak pepton, C.
Albicans tumbuh di dasar tabung.
1

Pada medium tertentu, di antaranya agar tepung jagung (corn-meal agar), agar
tajin (rice-cream agar) atau agar dengan 0,1% glukosa terbentuk klamidospora
terminal berdinding tebal dalam waktu 24-36 jam. Pada medium agar eosin metilen
biru dengan suasana CO2 tinggi, dalam waktu 24-48 jam terbentuk pertumbuhan khas
menyerupai kaki laba-laba atau pohon cemara. Pada medium yang mengandung
faktor protein, misalnya putih telur, serum atau plasma darah dalam waktu 1-2 jam
pada suhu 37C terjadi pembentukan kecambah dari blastospora (germ tube).
C. albicans dapat tumbuh pada variasi pH yang luas, tetapi pertumbuhannya
akan lebih baik pada pH antara 4,5-6,5. Jamur ini dapat tumbuh dalam perbenihan
pada suhu 28C-37C. C. albicans membutuhkan senyawa organik sebagai sumber
karbon dan sumber energi untuk pertumbuhan dan proses metabolismenya. Unsur
karbon ini dapat diperoleh dari karbohidrat. Jamur ini merupakan organisme anaerob
fakultatif yang mampu melakukan metabolisme sel, baik dalam suasana anaerob
maupun aerob. Proses peragian (fermentasi) pada C. albicans dilakukan dalam
suasana aerob dan anaerob. Karbohidrat yang tersedia dalam larutan dapat
dimanfaatkan untuk melakukan metabolisme sel dengan cara mengubah karbohidrat
menjadi CO2 dan H2O suasana aerob.
Sedangkan dalam suasana anaerob hasil fermentasi berupa asam laktat atau
etanol dan CO2. Proses akhir fermentasi anaerob menghasilkan persediaan bahan
bakar yang diperlukan untuk proses oksidasi dan pernafasan. Pada proses asimilasi,
karbohidrat dipakai oleh C. albicans sebagai sumber karbon maupun sumber energi
untuk melakukan pertumbuhan sel.
C. albicans dapat dibedakan dari spesies lain berdasarkan kemampuannya
melakukan proses fermentasi dan asimilasi. Pada kedua proses ini dibutuhkan
karbohidrat sebagai sumber karbon.
Pada proses fermentasi, jamur ini menunjukkan hasil terbentuknya gas dan asam pada
glukosa dan maltosa, terbentuknya asam pada sukrosa dan tidak terbentuknya asam
dan gas pada laktosa. Pada proses asimilasi menunjukkan adanya pertumbuhan pada
glukosa, maltosa dan sukrosa namun tidak menunjukkan pertumbuhan pada laktosa.
Candida albicans merupakan mikroorganisme yang bersifat patogen namun
khamir ini berada didalam tubyh manusia sebagai mikrobiota normal yang biasanya
berada dalam usus dan kulit. Candida albicans tidak menimbulkan penyakit karena
dikontrol keberadaannya oleh probiotik (mikroba baik) sehingga tidak menimbulkan
penyakit. Namun jika probiotik ini berkurang maka akan terjadi peningkatan
pertumbuhan Candida albicans hal inilah yang dapat menyebabkan terjadinya
2

penyakit. Selain itu, penurunan sistem imun juga dapat meningkatkan resiko
peningkatan pertumbuhan dari Candida albicans. Contohnya pada penderita HIV,
Candida albicans menjadi salah satu mikroba yang menyebabkan penyakit candidiasis
pada penderita HIV karena melemahknya sitem imun.
Candida albicans dapat mencemari sediaan kosmetik seperti krim karena pada krim
terdapat kandungan air. Air diketahui sebagai tempat yang rentan ditumbuhi mikroba.
Selain itu pH yang rendah pada sediaan krim juga bisa menjadi tempat subur
pertumbuhan jamur. Kondisi lingkungan saat produksi juga dapat menyebabkan
terjadinya cemaran kapang maupun khamir seperti Candida albicans.

METODE KERJA
Uji Jumlah Kapang dan Khamir

Persiapan Bahan
3

Produk yang berupa cream yang akan diuji disimpan pada suhu ruang, tidak
diinkubasi, didinginkan atau dibekukan sebelum dan sesudah analisis.
Bahan dan peralatan steril serta teknik aseptik digunakan untuk menyiapkan
contoh. Untuk penyiapan suspensi awal, waktu antara selesainya penyiapan
suspensi awal dan waktu inokulasi tidak boleh lebih dari 45 menit, kecuali
dinyatakan lain dalam dokumen atau protokol yang berlaku.
Penyiapan suspensi awal
Suspensi awal disiapkan dari contoh, minimal 1 g atau 1 mL dari
campuran homogen produk yang diuji.
Suspensi awal biasanya dibuat dengan pengenceran 1:10. Volume
pengencer atau media pengkaya mungkin diperlukan lebih banyak jika pada
pengenceran 1:10 tingkat kontaminasi masih tinggi dan/atau efek antimikroba
masih ada.
a. Produk cream yang dapat bercampur dengan air
Contoh dari produk dipindahkan ke dalam sejumlah volume tertentu
pengencer penetral atau pengencer.
b. Produk yang tidak dapat bercampur dengan air
Contoh dari produk dipindahkan ke dalam wadah yang berisi sejumlah
tertentu

bahan

peningkat

kelarutan

(misal

larutan

polisorbat

80),

didispersikan dan ditambah sejumlah volume tertentu pengencer penetral


atau pengencer, media pengkaya, tergantung metode yang digunakan.
Pembuatan media PDA
a.
Ditimbang PDA 7,8 gram pada timbangan digital, masukkan dalam
erlenmeyer
b.
Dilarutkan dengan aquades, lalu cukupkan volumenya sampai tanda batas
c.
Dipanaskan diatas hotplate sambil diaduk hingga homogen dan berubah warna
menjadi bening
Inkubasi pada suhu 25C selama 5 hari
Hitung angka lempeng total kapang dan khamir.
Skema

Identifikasi Candida albicans


1. Sampel berupa krim dibuat suspensi dengan bantuan pengencer (misalnya polisorbat 80) dan
didispersikan.
2. Pipet 1 ml suspensi krim kemudian ditambahkan 9 ml broth pengkayaan yaitu Eugon LT 100
broth kemudian diinkubasi pada suhu 32,5C - 35C selama 20 jam tapi tidak lebih dari 72
jam.
3. Isolasi: Biakan pada broth pengkayaan diambil sebanyak 1 ose kemudian digoreskan pada
media Sobouraud dextrose chloramphenicol agar (SDCA) untuk mendapatkan koloni yang
terisolasi. Inkubasi cawan Petri suhu 32,5C - 35C selama 24-48 jam
4. Setelah inkubasi dilihat apakah terdapat Candida albicans dengan melihat karakteristiknya
yaitu berwarna putih sampai krem, tekstur seperti krim dan tidak rata permukannya(convex)
5. Jika ada dilanjutkan dengan langkah identifikasi lanjutan yaitu dengan memproduksi germ
tube dengan menambahkan 1 ml serum (horse serum) pada tabung reaksi kemudian
suspensikan sebagian kecil koloni yang dicurigai sebagai Candida albicans kedalam tabung
reaksi tersebut. Inkubasi dalam waterbath, pada suhu 37C-38C, selama 1,5 jam sampai 2
ja,, atau dalam incubator pada suhu 37C-39C.
6. Letakkan setetes suspensi pada kaca preparat tutup dengan cover glass, amati secara
mikroskopis apakah terdapat produksi germ tube.
7. Setelah terbentuk germ tube koloni tersebut dilanjutkan dengan pengamatan hifa, pseudohifa
dan klamidiospora menggunakan media corn meal agar (CMA)

8. Ambil sebagian kecil koloni yang dicurigai adalah Candida albicans dan digoreskan pada
media corn meal agar (CMA) menggunakan metode streak plate dangan membagi cawan
petri menjadi 4 sektor. Dibuat uji kontrol dengan Candida albicans pembanding pada salah
satu sektor media CMA. Diinkubasi pada suhu 32,5 C-35 C sampa 24 jam.
9. Setelah 24 jam, tutup cawan dibuka tanpa membuka kaca penutup biakan, selanjutnya
diamati langsung di bawah mikroskop menggunakan lensa obyektif pembesaran 10, 40 dan
1000 kali.
10. Candida albicans menghasilkan klamidiospora yang besar tebal yang bisa terlihat secara
terminal maupun lateral.
Skema

PEMBAHASAN
Uji Jumlah Kapang Dan Khamir
6

Untuk mengidentifikasi adanya kapang dan kamir pada sediaan krim, digunakan
perhitungan Angka Lempeng Total. Karbohidrat yang tinggi merupakan subtrat yang baik
bagi pertumbuhan kapang dan khamir. Maka harus dipilih media yang cocok dan sesuai untuk
pertumbuhan kapang dan khamir, media yang digunakan pada uji Angka Kapang dan Khamir
adalah PDA ( potato dexstrose agar ) dimana PDA mempunyai kandungan : Ekstrak air
kentang, Dextrose, Agar, Air Steril, Asam Tartrat.
PDA digunakan untuk menumbuhkan atau mengidentifikasi khamir dan kapang. Dapat
juga digunakan untuk enumerasi khamir dan kapang dalam suatu sampel atau produk
kosmetik. PDA mengandung sumber karbohidrat dalam jumlah cukup yaitu terdiri dari 20%
ekstrak kentang dan 2% glukosa sehingga baik untuk pertumbuhan kapang dan khamir tetapi
kurang baik untuk pertumbuhan bakteri.
PDA mengandung ekstrak dari kentang yang mengandung karbohidrat yang tinggi
dimana meruapakan nutrisi yang mendorong jamur dan kapang untuk bertumbuh dengan
pesat. tetapi tidak terlalu dibutuhkan oleh khamir, sehingga diperlukan substrat yang lain
yang dibutuhkan oleh khamir yaitu gula ( Dextrose ) yang akan difermentasikan menjadi
karbon sebagai sumber energi. Asam tartrat steril yang ditambahkan ke dalam agar
merupakan pengatur pH sehingga pH PDA menjadi 5,5-6,5 Hal ini dimaksudkan agar untuk
menghambat bakteri bakteri karena jika kearah netral sampai basa akan memungkinkan
bakteri ikut tumbuh, dengan hal ini hanya akan didapat kultur kapang dan khamir.
Sampel krim yang sudah dilakukan pengenceran hingga 10

-3

, dipipet sebanyak 1 ml

dan dikulturkan dalam media PDA yang sudah memadat dan diinkubasi selama 5 hari. Suhu
25oC merupakan suhu optimum dalam pertumbuhan kapang dan khamir. Dan selama kapang
dan khamir dapat terus bertumbuh sampai hari ke lima.
Koloni kapang yang tumbuh ditandai dengan buram, dapat berwarna warni dan berbulu.
Sedangkan koloni khamir yang tumbuh berwarna putih dan licin(berbau asam). Kemudian
dilakukan pengamatan di bawah mikroskop untuk dapat mengidentifikasi lebih jelas jenisjenis kapang atau khamir.
Identifikasi Candida albicans
Pada pengujian adanya jamur candida albicans setelah ditumbuhkan di PDA diambil yang sebagian
kecil koloni yang merupakan khamir kemudian dilakukan pengkayaan menggunakan media Eugon LT 100
broth. Pada broth ini terdapat bahan bahan dengan berbagai macam fungsi. Glukosa berfungsi sebagai sumber
7

energi dan sebagai sumber bahan untuk fermentasi dari Candida albicans dan pepton sebagai penyedia
nitrogen. Tujuan pengkayaan ini untuk meningkatkan pertumbuhan candida albicans untuk identifikasi lebih
lanjut. Kemudian setelah pengkayaan dilakukan penumbuhan pada media agar saboraud dextrose
chloramphenicol agar. Pada media Saboraud agar yang diinkubasi pada suhu kamar, akan terbentuk koloni
creamy yang memilki bau. Media saboraud terbuat dari dekstrosa, pepton, kloramfenikol dan
agar.
Agar berfungsi sebagai pemadat. Pepton sebagai penyedia nitrogen, vitamin, dan
asam amino untuk memacu pertumbuhan koloni. Dekstrosa berfungsi sebagai sumber energi
untuk

pertumbuhan

koloni.

Selain

itu

sifat

Candida

albicans

yaitu

mampu

memfermentasikan gula, sehingga hasil fermentasi berupa asam dan gas akan terlihat dengan
munculnya bau seperti tape. Kloramfenikol yang merupakan antibiotik berfungsi agar
mikroorganisme lain yang mungkin ada seperti bakteri tidak ikut tumbuh.

Gambar Candida albicans pada media saboraud


Media saboaraud agar harus memiliki pH yang terkontrol. pH saboraud yang terlalu asam
maupun basa dapat menghambat pertumbuhan germ tube dan pseudohifa. Kemudian pada
identifikasi lanjutan candida albicans pada saboraud disuspensikan dengan horse serum yang
bertujuan untuk merangsang pembentukan germ tube yang merupakan bakal dari pesudohifa.
Setelah itu dilakukan inokulasi pada media CMA. Corn meal agar merupakan media
yang mengandung sedikit oksigen dan nutrisi sehingga mampu merangsang pembentukan
klamidiospora yang merupakan bentuk pertahanan dari Candida albicans selain itu juga untu melihat
blastospora dan psudohifa.
Corn meal agar merupakan medium berwarna biru untuk melihat adanya
pseudohifaa t a u k l a m i d o s p o r a Ter d i r i d a r i Infusion from corn meal 50,0 g, Agar 15,0
g, Polisorbat 80 10,0 g, Air 1000 mL.
Penambahan serum dan inokulasi pada CMA merupakan tahap penting untuk
mengidentifikasi adanya germ tube dan klamidiospora yang merupakan ciri spesifik yang
8

hanya ada pada Candida albicans karena mikroorganisme lain tidak memiliki ciri yang sama
saat ditumbuhkan pada media ini (selective media).

KESIMPULAN
1. Untuk uji jumlah kontaminan kapang dan khamir digunakan media PDA
2. Untuk mengidentifikasi apakah terdapat Candida albicans digunakan media selektif yaitu Saboraud
Chloramphenicol Dextrose Agar(SCDA) dan Corn Meal Agar.
3. Ciri khusus Candida albicans adalah adanya klamidospora dan blastospora.
4. Candida albicans dapat memfermentasi glukosa sehingga memiliki bau seperti tape.
9

DAFTAR PUSTAKA
Badan Pengawas Obat dan Makanan Indonesia. Metode Analisis Kosmetika.2011.
Gandjar, Indrawati. Mikologi: Dasar dan Terapan.2006.Yayasan Obat Indonesia :
Jakarta.
Kabara, J.J. Cosmetic and Drug Preservation.1984.Cosmetic Sciences and
Technology Series: USA.

10

Nakamoto, Sachiko. Germ Tube Formation of Candida albicans in Corn Meal Broth
Using the Non-Slip Slide Glass Incubation Method. 1998.Yonago Acta medica:Japan
Syrian Arab Republic Ministry of Industry Syrian Arab Organization for
Standardization and Metrology (identical adoption of ISO 21148: 2005).Cosmetics
Microbiology: Detection of Candida albicans. 2013.
Tortora, Gerard. J, 2013. Microbiology : An Introduction 11th edition. Pearson
Education : Illinois,USA.

11

You might also like