Professional Documents
Culture Documents
dengan
tujuan
untuk
mempengaruhi
penyusunan
anggaran
dengan
komitmen sosial yang diberikan oleh pemerintah. Kebijakan patisipatif dan analisis
anggaran, ada kemungkinan digunakan untuk menganalisis dampak dan implikasi dari
alokasi anggaran, memeriksa isi teknis anggaran, meningkatkan kesadaran tentang isu-isu
yang berhubungan dengan anggaran, dan kebijakan ini ditujukan untuk melakukan
kampanye pendidikan publik untuk meningkatkan anggaran keaksaraan. Pada tingkat
lokal, kebijakan ini digunakan untuk melihat partisipasi dalam penyusunan anggaran,
upaya untuk mempublikasikan dan mendorong perdebatan seputar isi anggaran daerah
dapat melayani untuk meningkatkan pemahaman publik tentang isu-isu anggaran dan
kendala, serta mendorong keterlibatan masyarakat dalam pelaksanaan dan pengawasan.
c) Belanja Publik partisipatif atau pelacakan masukan
Kelompok
masyarakat
bersama
dengan
pemerintah,
bersama-sama
untuk
mengidentifikan kebocoran dan hambatan dalam aliran sumber daya keuangan atau input.
Kelompok ini mempekerjakan penerima manfaat pelayanan pemerintah untuk
mengumpulkan dan menyebarkan data publik pada input dan pengeluaran. Pendekatan ini
sering menggunakan triangulasi informasi yang diterima dari catatan pencairan
kementerian keuangan, perhitungan yang diserahkan oleh lembaga dan informasi yang
diperoleh dari penyelidikan independen, misalnya dengan menggunakan alat-alat sosial.
Informasi yang didapatkan tersebut, disebarluaskan melalui penggunaan media, publikasi
dan pertemuan-pertemuan publik.
d) Pemantauan kinerja dan evaluasi partisipatif
Untuk memantau pelaksanaan kinerja pelayanan publik atau proyek, dan
mengevaluasi dampaknya, memerlukan kerja sama dengan kelompok masyarakat atau
komunitas, karena mereka telah memiliki indikator sendiri untuk memantau dan
mengevaluasi dampak tersebut. Pemantauan dan pengevaluasian yang dilakukan dapat
dicapai dengan menggunakan pemantauan partisipatif dan alat evaluasi (seperti penilaian
dari masyarakat) dan ditingkat yang lebih luas, melalui penggunaan survei opini publik,
yaitu dengar pendapat publlik atau warga. Temuan-temuan yang ditemukan, disajikan
pada pertemuan tatap muka, dimana pengguna dan penyedia layanan datang bersamasama untuk membahas bukti-bukti dan mencari solusi. Atau bisa juga dengan
menyebarluaskan data-data (rapor warga) secara terbuka, yang lalu disajikan kepada
pejabat pemerintah untuk menuntut akuntabilitas, dan menuntut perubahan.
Empat metode diatas, memiliki potensi untuk menghasilkan hasil operasional yang
siginifikan (misalnya, peningkatan kinerja, dan pengenalan tindakan korektif), serta untuk
hasil proses, misalnya dari segi kelembagaan, perilaku dan relasional perubahan. Ketika
pendekatan sistem diadopsi dan adanya dukungan terhadap inisiatif akuntabilitas sosial
dengan keseluruhan tahap kebijakan publik dan siklus pengeluaran, maka akan timbul
dampak dan sinergi yang siginifikan terkait dengan akuntabilitas sosial yang ada
dimasyarakat.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan Akuntabilitas Sosial
a) Konteks dan budaya politik
Pertanggungjawaban sosial sangat ditentukan oleh kontek dan budaya politik yang
ada. Kelayakan dan keberhasilan inisiatif akuntabilitas sosial sangat tergantung pada
rezim politik yang demokratis, sistem multi partai yang diaplikasikan sesuai dengan
tempatnya, serta hak-hak politik dan sipil dijamin termasuk akses teerhadap informasi
dan kebebasan berekspresi, berserikat dan berkumpul, serta dilihat dari ada atau tidaknya
transparansi politik dan kejujuran. Faktor hukum, kelembagaan, dan sosial budaya juga
akan memiliki pengaruh penting terhadap keberhasilan kegiatan akuntabilitas sosial.
b) Akses terhadap informasi
Ketersediaan dan keandalan dokumen dan data publik, sangat penting untuk
membangun akuntabilitas sosial. Dasar kegiatan akuntabilitas sosial adalah informasi,
sedangkan untuk keberhasilan mekanisme akuntabilitas sosial dapat dilihat dari kualitas
dan aksesibilitas. Untuk mengawali akuntabilitas sosial, fokus pertama yang dilakukan
adalah melindungi undang-undang kebebasan informasi, mengatasi kurangnya kemauan
politik untuk mengungkapkan, dan atau memperkuat kapasitas teknis dari lembagalembaga politik untuk merekam, mengelola dan membuat data yang relevan.
c) Peran media
Media memegang peranan penting dalam memgembangkan akuntabilitas sosial.
Dibeberapa
negara,
media
independen
merupakan
kekuatan
utama
dalam
akuntabilitas sosial. Akuntabilitas sosial kemungkinan tidak terwujud jika warga negara,
elit politik, dan birokrat tidak memiliki inisiatif untuk bertindak. Acreman (dalam
Malena; Forster; Singh, 2004:13), menunjukkan bahwa tindakan negara unilateral
biasanya berakhir dimanipulasi, sementara aksi sosial unilateral sering berakhir dalam
represi dan kekerasan oleh negara dan bahwa hasil yang paling produktif muncul ketika
kedua belah pihak beerpartisipatif secara aktif. Dia juga menjelaskan bahwa partisipasi
bersama tersebut tidak selalu tergantung pada kesepakatan, atau kepercayaan, bahkan
konflik dan kecurigaan dapat membuat sinergi antara negara dengan masyarakat tercipta.
g) Institusionalisasi
Akuntabilatas sosial kemungkinan berhasil ketika lembaga negara difungsikan sesuai
dengan fungsinya. Inisiatif akuntabilitas sosial sering mengidentifikasikan kebutuhan
untuk melakukan perubahan kelembagaan di instansi pemerintah dan pelayanan publik.
Misalnya untuk organisasi dapat dilakukan denga jalan merubah gaya manajemen,