You are on page 1of 25

BAG-

PEMETAAN SITUASI TSP.004.A-


DENGAN PLANE TABLE 39
60 JAM

Penyusun :
TIM FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
EDISI 2001
KATA PENGANTAR

Modul dengan judul “Pemetaan Situasi Dengan Plane Table”


merupakan bahan ajar yang digunakan sebagai panduan praktikum
peserta diklat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk membentuk
salah satu bagian dari kompetensi Melaksanakan Pembuatan Peta
Situasi.
Modul ini mengetengahkan pengukuran detail situasi dengan cara
radial, pengukuran situasi dengan cara pemotongan ke muka, pengukuran
situasi cara poligon, yang mencakup pekerjaan pengukuran, hitungan dan
penggambaran hasil pengukuran. Hitungan dan penggambaran langsung
dilakukan di lapangan dengan posisi alat ukur Plane Table tetap
terpasang di titik pengamatan. Hasil akhir pemetaan situasi berupa peta
situasi. Modul ini terkait dengan modul lain yang membahas Pemetaan
Situasi dan Pemetaan Topografi.
Dengan modul ini peserta diklat dapat melaksanakan praktik tanpa
harus banyak dibantu oleh instruktur.

Tim Penyusun

ii
DESKRIPSI JUDUL

Modul ini terdiri dari dua kegiatan belajar, yang mencakup :


1. Pengukuran Cara Radial, 2. Pengukuran Cara Radial dan 3.
Pengukuran Cara Poligon.
Pada kegiatan belajar 1 membahas tentang teknik-teknik yang
dilakukan dalam pengukuran detail situasi dengan cara radial serta cara
penghitungan dan penggambarannya, Kegiatan belajar 2 membahas
tentang teknik pengukuran situasi dengan cara pemotongan ke muka yaitu
Plane Table didirikan pada dua titik tetap dilengkapi dengan lembar kerja,
Kegiatan belajar 3 membahas tentang pengukuran situasi dengan cara
poligon, penerapannya dan cara pengkoreksian gambar yang keliru.

iii
PETA MODUL BIDANG KEAHLIAN TEKNIK BANGUNAN
Program Keahlian : Teknik Survai dan Pemetaan
Tingkat I Tingkat II Tingkat III

BAG-TGB.001.A BAG-TSP.002.A BAG-TSP.005.A


BAG-TGB.001.A-01 BAG-TSP.002.A-33 BAG-TSP.005.A-41
BAG-TSP.005.A-42
BAG-TGB.001.A-02 BAG-TSP.002.A-34 BAG-TSP.005.A-43
BAG-TSP.005.A-44
BAG-TGB.001.A-03 BAG-TSP.002.A-35
BAG-TSP.005.A-45
BAG-TGB.001.A-04 BAG-TSP.003.A
BAG-TGB.001.A-05 BAG-TSP.003.A-36 BAG-TSP.006.A
BAG-TGB.001.A-06 BAG-TSP.006.A-46
BAG-TGB.001.A-07 BAG-TSP.003.A-37
BAG-TSP.006.A-47
BAG-TSP.001.A BAG-TSP.004.A
BAG-TSP.001.A-32 BAG-TSP.004.A-38 BAG-TSP.006.A-48

BAG-TKB.001.A BAG-TSP.004.A-39 BAG-TSP.007.A


BAG-TKB.001.A-71 BAG-TSP.007.A-49
BAG-TKB.001.A-72 BAG-TSP.004.A-40 BAG-TSP.007.A-50
BAG-TKB.001.A-73 BAG-TSP.007.A-51
BAG-TKB.001.A-74 BAG-TSP.007.A-52
BAG-TKB.001.A-75
BAG-TKB.001.A-76

BAG-TKB.002.A
BAG-TKB.002.A-77

BAG-TKB.002.A-78

BAG-TKB.002.A-79

BAG-TKB.002.A-80

BAG-TKB.002.A-81

BAG-TKB.003.A
BAG-TKB.003.A-82

BAG-TKB.003.A-83

BAG-TKB.003.A-84
Keterangan :
BAG : Bidang Keahlian Teknik Bangunan
TGB : Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan
TSP : Program Keahlian Teknik Survai dan Pemetaan
TKB : Program Keahlian Teknik Konstruksi Bangunan
TPK : Program Teknik Perkayuan
TPS : Program Teknik Plambing dan Sanitasi
: Modul yang dibuat

iv
PRASYARAT

Untuk melaksanakan modul Pemetaan Situasi dengan Plane Table


memerlukan kemampuan awal yang harus dimiliki peserta diklat, yaitu :
? Peserta diklat telah menguasai cara penggunaan theodolit, yang
mencakup : penyetelan alat, pembacaan benang silang pada rambu
ukur dan pembacaan sudut vertikal.
? Peserta diklat telah memahami tentang takimetri, yaitu hitungan
jarak dari data ukur pembacaan benang atas, benang bawah dan
sudut vertikal.
? Peserta diklat telah memahami pemetaan situasi, yang mencakup :
pengukuran, hitungan dan penggambaran detail situasi.
? Peserta diklat memahami cara pengukuran posisi horisontal, yang
mencakup : pengukuran poligon dan pemotongan ke muka.

v
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................ ii
DESKRIPSI JUDUL ................................................................................. iii
PETA KEDUDUKAN MODUL ................................................................ iv
PRASYARAT ............................................................................................ v
DAFTAR ISI ............................................................................................... vi
PERISTILAHAN ........................................................................................ vii
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL .................................................. viii
TUJUAN ..................................................................................................... ix
KEGIATAN BELAJAR 1
PENGUKURAN CARA RADIAL ............................................................ 1
A. Lembar Informasi ................................................................... 1
B. Lembar Kerja .......................................................................... 2
C. Lembar Latihan ....................................................................... 4
KEGIATAN BELAJAR 2
PENGUKURAN CARA PEMOTONGAN KE MUKA ........................... 5
A. Lembar Informasi ................................................................... 5
B. Lembar Kerja .......................................................................... 5
C. Lembar Latihan ....................................................................... 7
KEGIATAN BELAJAR 3
PENGUKURAN CARA POLIGON ......................................................... 8
A. Lembar Informasi ................................................................... 8
B. Lembar Kerja .......................................................................... 9
C. Lembar Latihan ....................................................................... 11
LEMBAR EVALUASI ............................................................................... 12
LEMBAR KUNCI JAWABAN .................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 16

vi
PERISTILAHAN/GLOSSARY

Azimuth : Sudut horisontal dari arah utara ke arah titik target.


Heling : Sudut vertikal dihitung dari arah horison.
Peta situasi : Peta yang menggambarkan posisi horisontal titik-titik
di lapangan.
Sudut vertikal : Sudut yang diukur dengan piringan vertikal theodolit.
Sudut zenith : Sudut vertikal dihitung dari arah zenith.
Takimetri : Pengukuran jarak dengan pembacaan benang pada
rambu ukur.
Plane Table : Alat ukur sudut yang dilengkapi dengan papan
gambar, alidade atau mistar gambar dan kompas.
Alidade : Mistar yang dipasang pada papan gambar Plane
Table untuk menggambar jarak hasil pengukuran.
Titik Detail : Titik yang digunakan untuk menggambar detail
situasi pada pemetaan situasi.

vii
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

Langkah-langkah Belajar yang Harus Ditempuh :


Kegiatan Belajar dilakukan secara beregu dengan anggota empat
orang, dengan pembagian tugas sebagai berikut :
1. Seorang pengamat sekaligus penggambar hasil pengukuran.
2. Seorang pemegang payung untuk melindungi Plane Table dari terik
matahari dan hujan.
3. Seorang pemegang rambu ukur.
4. Seorang pembantu merintis garis ukur apabila medan yang diukur
bersemak-semak, atau mengamankan jalannya pengukuran apabila
medan yang diukur banyak orang atau kendaraan lewat.
Apabila Plane Table tidak dilengkapi dengan Takimeter Swa-
Reduksi (Self Reducing Tacheometer), maka perlu lima orang dengan
tambahan satu orang pencatat dan penghitung data ukur jarak secara
takimetri.

Perlengkapan yang Harus Dipersiapkan :


Selain peralatan yang disebutkan pada masing-masing lembar
kegiatan, perlu dipersiapkan pula :
1. Lokasi pemetaan, yaitu areal yang :
a. Ada titik-titik tetap berupa patok kayu atau patok beton yang
sudah diketahui koordinat (X,Y) atau posisinya.
b. Terdapat detail alam, misalnya : sungai dan detail buatan,
misalnya : jalan, rumah atau saluran.
2. Pada kegiatan pengukuran, perlu dipersiapkan perlengkapan pribadi
untuk menjaga keselamatan dan kesehatan kerja, seperti : sepatu,
pakaian lengan panjang, topi dan air minum.

viii
TUJUAN

1. Tujuan Akhir
Peserta diklat mampu mengukur, menghitung dan menggambar hasil
pengukuran situasi dengan Plane Table berupa peta situasi
planimetris.

2. Tujuan Antara
Peserta diklat mampu :
a. Mengukur detail situasi.
b. Menghitung data ukur situasi.
c. Menggambar hasil pengukuran situasi.

ix
KEGIATAN BELAJAR 1
PENGUKURAN CARA RADIAL

A. Lembar Informasi
Pengukuran detail situasi dengan cara radial mirip dengan
pengukuran situasi dengan theodolit. Cara ini cocok untuk pemetaan areal
yang kecil atau tidak luas. Dengan sekali berdiri pada kira-kira tengah
areal pemetaan yang dapat menjangkau semua detail yang akan
digambar, peta situasi sudah dapat dibuat.
Pengukuran detail situasi dapat dilakukan dengan :
1. Mengarahkan teropong ke titik detail dan mengukur jaraknya dari titik
tetap (titik poligon, berupa patok kayu atau beton) tempat berdiri Plane
Table.

A
B

4 3

1 2

a
4 3
b
1 2

E e
P

d c

D
C

1
Keterangan pada gambar di atas :
A, B, C, D dan E : Titik-titik detail di lapangan.
A, b, c, d dan e : Gambar titik-titik detail A, B, C, D dan E di kertas
gambar yang dipasang di atas papan gambar.
Plane Table dipasang di titik P (titik poligon). Titik-titik detail ditentukan
posisinya dengan mengarahkan teropong dan mengukur jaraknya dari
P. Jarak dari P ke titik detail dapat diukur dengan pita ukur atau dengan
cara takimetri.
2. Untuk detail yang teratur bentuknya, seperti detail buatan pada
umumnya, misalnya : jalan, saluran atau gedung, panjang dan lebarnya
diukur dengan pita ukur. Pada gambar di atas, panjang dan lebar
bangunan diukur dengan mengukur jarak dari 1 ke 2 dan dari 2 ke 3.

B. Lembar Kerja
1. Alat
a. Plane Table dengan kompas dan papan gambarnya
b. Mistar gambar
c. Statif
d. Unting -unting
e. Rambu ukur
f. Payung
2. Bahan
a. Kertas gambar
b. Pensil
c. Karet penghapus
3. Kesehatan dan Keselamatan Kerja
a. Gunakan alat sesuai dengan fungsinya.
b. Lindungi Plane Table dari terik matahari dan hujan.
c. Memutar sekrup atau klem dengan gerakan halus dan hati-hati.
d. Jangan tinggalkan Plane Table tanpa ditunggui.
e. Dirikan Plane Table di tempat yang stabil.

2
4. Langkah Kerja
a. Dirikan statif di salah satu titik poligon, misalnya titik P.
b. Pasang Plane Table beserta papan gambar dan mistar
gambarnya pada statif.
c. Tepatkan posisi Plane Table di atas titik P dengan bantuan unting -
unting.
d. Setel ketegakan Plane Table dan papan gambarnya dengan
memutar tiga sekrup penyetelnya, hingga nivo seimbang atau
tepat di tengah-tengah.
e. Buat garis arah utara di tepi papan gambar.
f. Letakkan kompas hingga sisi kompas berimpit dengan garis arah
utara tersebut.
g. Putar papan gambar hingga jarum kompas menunjuk arah utara-
selatan.
h. Klem sumbu putar papan gambar dikeraskan, maka papan
gambar sudah berorientasi arah utara.
i. Arahkan teropong ke rambu ukur yang didirikan tegak di titik 1.
j. Gambar garis arah ke titik 1 dengan mistar gambar.
k. Catat pembacaan benang atas (BA), benang tengah (BT) dan
benang bawah (BB).
l. Catat pembacaan sudut vertikal.
m. Hitung jarak dari P ke titik 1, dengan rumus takimetri :
Jarak = 100 (BA-BB) cos2h, atau
Jarak = 100 (BA-BB) sin2 z
dengan :
100 = konstanta pengali
h = sudut heling
z = sudut zenith
n. Gambar titik 1 pada kertas gambar dengan memasang jarak
tersebut berdasarkan skala peta yang sedang dibuat.

3
o. Langkah j, k, l, m, n dan o dikerjakan untuk titik-titik detail yang
lain. Langkah k, l dan m hanya dilakukan apabila Plane Table
tidak dilengkapi dengan Self Reducing Tacheometer.
p. Detail yang teratur, misalnya : jalan, gedung atau saluran, diukur
lebar atau panjangnya dengan pita ukur.

C. Lembar Latihan
1. Apabila pengukuran belum selesai kemudian tiba-tiba turun hujan,
apakah yang harus dilakukan pada saat akan melanjutkan kembali
pengukuran situasi ?
2. Apakah selalu perlu mencatat data ukur dengan formulir ukur ?

4
KEGIATAN BELAJAR 2
PENGUKURAN CARA PEMOTONGAN KE MUKA

A. Lembar Informasi
Pada pengukuran situasi dengan cara pemotongan kemuka, Plane
Table didirikan pada dua titik tetap, misalnya titik poligon yang berdekatan.
Posisi titik-titik detail ditentukan dengan mengukur arah dari dua titik tetap
tersebut. Perpotongan antara dua garis arah ke satu titik detail tertentu
dari dua titik tetap merupakan kedudukan titik detail tersebut.

D C

B
A

a b a b

P1 P2
Keterangan gambar di atas :
P1 dan P 2 : Titik-titik tetap
A, B, C dan D : Titik-titik detail di lapangan
a dan b : Gambar titik-titik a dan b di kertas gambar pada papan
gambar

B. Lembar Kerja
1. Alat
a. Plane Table dengan kompas dan papan gambarnya
b. Mistar gambar

5
c. Statif
d. Unting -unting
e. Rambu ukur
f. Payung
2. Bahan
a. Kertas gambar
b. Pensil
c. Karet penghapus
3. Kesehatan dan Keselamatan Kerja
a. Gunakan alat sesuai dengan fungsinya.
b. Lindungi Plane Table dari terik matahari dan hujan.
c. Memutar sekrup atau klem dengan gerakan halus dan hati-hati.
d. Jangan tinggalkan Plane Table tanpa ditunggui.
e. Dirikan Plane Table di tempat yang stabil.
4. Langkah Kerja
a. Dirikan statif di salah satu titik poligon, misalnya titik P 1.
b. Pasang Plane Table beserta papan gambar dan mistar gambarnya
pada statif.
c. Tepatkan posisi Plane Table di atas titik P 1 dengan bantuan unting-
unting.
d. Setel ketegakan Plane Table dan papan gambarnya dengan
memutar tiga sekrup penyetelnya, hingga nivo seimbang atau tepat
di tengah-tengah.
e. Buat garis arah utara di tepi papan gambar.
f. Letakkan kompas hingga sisi kompas berimpit dengan garis arah
utara tersebut.
g. Putar papan gambar hi ngga jarum kompas menunjuk arah utara-
selatan.
h. Klem sumbu putar papan gambar dikeraskan, maka papan gambar
sudah berorientasi arah utara.
i. Arahkan teropong ke rambu ukur yang didirikan tegak di titik A.

6
j. Gambar garis arah ke titik A dengan mistar gambar.
k. Langkah i dan j dikerjakan untuk titik-titik detail yang lain.
l. Detail yang teratur, misalnya : jalan, gedung atau saluran, diukur
lebar atau panjangnya dengan pita ukur.
m. Pindahkan Plane Table ke titik poligon di dekatnya, misalnya titik
P2.
n. Langkah pengukuran sebagaimana ketika Plane Table di titik P1
dilakukan.

C. Lembar Latihan
1. Apakah selalu perlu mencatat data ukur dengan formulir ukur ?
2. Apakah jarak dari titik poligon ke titik detail perlu diukur ?
3. Cara pemotongan kemuka cocok untuk titik detail yang banyak atau
sedikit jumlahnya ?

7
KEGIATAN BELAJAR 3
PENGUKURAN CARA POLIGON

A. Lembar Informasi
Pada pengukuran situasi dengan cara poligon, Plane Table
didirikan pada semua titik yang diukur secara berurutan. Pengukuran
dengan cara ini dapat dite rapkan misalnya pada :
1. Pengukuran batas bidang tanah yang sisi-sisinya lurus.
2. Pembuatan kerangka peta situasi untuk acuan pengukuran detailnya.
D

d C

a b

d d c

A b a B
Keterangan gambar di atas :
A, B, C dan D : Titik-titik tetap di lapangan
a, b, c dan d : Gambar titik-titik A, B, C dan D di kertas gambar pada
papan gambar
Posisi titik-titik di lapangan ditentukan dengan mengukur arah dan
jarak antar dua titik yang berurutan. Dengan Plane Table di titik A, arah
dan jarak ke titik B dan D diukur dan digambar pada kertas gambar yang
menempel di atas papan gambar. Plane Table di B, mengukur ke A dan C
dan Plane Table di C, mengukur ke B dan D. Akibat kekeliruan
pengukuran atau penggambaran, mungkin titik d yang digambar dari A

8
tidak berimpit dengan titik d yang digambar dari C. Kekeliruan ini disebut
kekeliruan penutup yang apabila cukup kecil, misalnya 1 mm atau 2 mm,
dapat dikoreksi secara grafis.

d c abcd : poligon sebelum dikoreksi


c’
d’ ab’c’d’ : poligon sesudah dikoreksi

b
a b’

c’ d’
b’

a b c d

Koreksi dilakukan dengan menggeser titik b, c dan d ke b’, c’ dan


d’. Arah pergeseran sejajar dengan arah kekeliruan penutup atau dd’ dan
jarak pergeseran sebanding dengan jumlah jarak dari titik awal (titik A) ke
titik yang bersangkutan, misalnya :
? Pergeseran titik b = ab/ad x dd’
? Pergeseran titik c = ac/ad x dd’
? Pergeseran titik d = ad/ad x dd’ = dd’

B. Lembar Kerja
1. Alat
a. Plane Table dengan kompas dan papan gambarnya
b. Mistar gambar
c. Statif
d. Unting -unting
e. Rambu ukur
f. Payung
2. Bahan
a. Kertas gambar

9
b. Pensil
c. Karet penghapus
3. Kesehatan dan Keselamatan Kerja
a. Gunakan alat sesuai dengan fungsinya.
b. Lindungi Plane Table dari terik matahari dan hujan.
c. Memutar sekrup atau klem dengan gerakan halus dan hati-hati.
d. Jangan tinggalkan Plane Table tanpa ditunggui.
e. Dirikan Plane Table di tempat yang stabil.
4. Langkah Kerja
a. Dirikan statif di salah satu titik poligon, misalnya titik A.
b. Pasang Plane Table beserta papan gambar dan mistar gambarnya
pada statif.
c. Tepatkan posisi Plane Table di atas titik A dengan bantuan unting-
unting.
d. Setel ketegakan Plane Table dan papan gambarnya dengan
memutar tiga sekrup penyetelnya, hingga nivo seimbang atau tepat
di tengah-tengah.
e. Buat garis arah utara di tepi papan gambar.
f. Letakkan kompas hingga sisi kompas berimpit dengan garis arah
utara tersebut.
g. Putar papan gambar hingga jarum kompas menunjuk arah utara-
selatan.
h. Klem sumbu putar papan gambar dikeraskan, maka papan gambar
sudah berorientasi arah utara.
i. Arahkan teropong ke rambu ukur yang didirikan tegak di titik B.
j. Gambar garis arah ke titik B dengan mistar gambar.
k. Catat pembacaan benang atas (BA), benang tengah (BT) dan
benang bawa h (BB).
l. Catat pembacaan sudut vertikal.
m. Hitung jarak dari P ke titik 1, dengan rumus takimetri :
Jarak = 100 (BA-BB) cos2h, atau

10
Jarak = 100 (BA-BB) sin2 z
dengan :
100 = konstanta pengali
h = sudut heling
z = sudut zenith
n. Gambar titik B pada kertas gambar dengan memasang jarak
tersebut berdasarkan skala peta yang sedang dibuat.
o. Langkah i, j, k, l, m dan n dikerjakan untuk titik D. Langkah k, l dan
m hanya dilakukan apabila Plane Table tidak dilengkapi dengan
Takimeter Swa-Reduksi (Self Reducing Tacheometer).
p. Plane Table dipindahkan ke titik B.
q. Langkah i hingga o dikerjakan untuk mengukur titik A dan C.
r. Plane Table dipindahkan ke titik C.
s. Langkah i hingga o dikerjakan untuk mengukur titik B dan D.

C. Lembar Latihan
1. Bila peta situasi dibuat dengan skala 1 : 200, kekeliruan pada gambar
1 mm, berapa meterkah kekeliruan di lapangan ?
2. Bila peta situasi dibuat dengan skala 1 : 200, kekeliruan pengukuran
1 m, berapa milimeterkah kekeliruan pada peta ?
3. Bagaimanakah pengukuran dilakukan apabila antara dua titik bidang
tanah yang dipetakan tidak saling tampak ?
4. Apakah jarak antar titik boleh diukur dengan pita ukur ?

11
LEMBAR EVALUASI

Tes Tertulis
1. Apakah kelebihan pemetaan situasi dengan Plane Table dibanding
dengan theodolit ?
2. Apakah kekurangan pemetaan situasi dengan Plane Table dibanding
dengan theodolit ?
3. Dalam keadaan bagaimana pemetaan situasi dengan Plane Table
lebih cocok dibanding dengan theodolit ?
4. Dalam keadaan bagaimana pemetaan situasi dengan Plane Table
kurang cocok dibanding dengan theodolit ?
5. Apakah jarak hasil ukur dengan Plane Table selalu harus dihitung dari
data ukur ?

Tes Perbuatan
1. Menyetel Plane Table di atas titik tetap hingga siap untuk pengukuran.
2. Menggambar garis arah teropong dan jarak hasil pengukuran pada
kertas gambar Plane Table.
3. Menggambar garis yang menghubungkan titik-titik yang bersesuaian,
misalnya : batas bidang tanah atau tepi gedung, hasil pengukuran
dengan Plane Table.
4. Mengoreksi poligon hasil pengukuran dengan Plane Table.

12
LEMBAR KUNCI JAWABAN

Jawaban Lembar Latihan Kegiatan Belajar 1


1. Apabila pengukuran situasi terpaksa dihentikan karena turun hujan
atau karena hari sudah senja, maka pada pengukuran lanjutannya
posisi papan gambar perlu disetel seperti pada kedudukan saat
pengukuran sebelumnya (bobot skor 50).
2. Tidak selalu perlu mencatat data ukur dengan formulir ukur.
Pencatatan tidak perlu apabila Plane Table dilengkapi dengan
Takimeter Swa-Reduksi, sehingga jarak langsung dapat dibaca dan
digambar. Sudut arah atau sudut horisontal tidak perlu dicatat, karena
arah langsung digambar di atas papan gambar dengan mistar gambar
atau alidade (bobot skor 50).

Jawaban Lembar Latihan Kegiatan Belajar 2


1. Tidak perlu mencatat data ukur dengan formulir ukur. Pada
pengukuran cara pemotongan ke muka, yang diukur hanyalah arah.
Sudut arah atau sudut horisontal tidak perlu dicatat, karena arah
langsung digambar di atas papan gambar dengan mistar gambar atau
alidade (bobot skor 40).
2. Jarak tidak perlu diukur, karena penentuan posisi dengan cara
pemotongan kemuka berdasarkan perpotongan dari dua arah yang
berbeda (bobot skor 30).
3. Cara pemotongan ke muka cocok untuk titik detail yang jumlahnya
sedikit (bobot skor 30).

Jawaban Lembar Latihan Kegiatan Belajar 3


1. Besar kekeliruan di lapangan = 200 x 1 mm = 200 mm atau 0,1 meter
(bobot skor 25).

13
2. Kekeliruan pada peta = 1 meter : 200 = 1000 mm : 200 = 5 mm (bobot
skor 25).
3. Apabila antar dua titik tidak saling tampak, maka perlu dipasang titik
bantu yang dapat mengamat ke dua titik tersebut. Selanjutnya titik
bantu diukur seperti titik-titik yang lain (bobot skor 25).
4. Jarak antar titik boleh diukur dengan pita ukur. Apabila medan
pengukuran cukup datar atau landai, pengukuran jarak dengan pita
ukur akan lebih menguntungkan (bobot skor 25).

Jawaban Lembar Evaluasi

Jawaban Tes Tertulis


1. Kelebihan pemetaan situasi dengan Plane Table adalah peta
langsung digambar di lapangan, sehingga kalau ada kekeliruan atau
kekurangan pengukuran langsung dapat diatasi (bobot skor 20).
2. Kelemahan pemetaan situasi dengan Plane Table adalah pekerjaan
lapangan menjadi lebih lama, karena penggambaran peta dikerjakan
langsung di lapangan, tidak di studio (bobot skor 20).
3. Pemetaan situasi dengan Plane Table cocok untuk pemetaan areal
kecil atau sedikit titik detail (bobot skor 20).
4. Pemetaan situasi dengan Plane Table tidak cocok untuk pemetaan
areal yang luas atau banyak titik detail, terutama detail alam seperti :
sungai (bobot skor 20).
5. Jarak hasil ukur dengan Plane Table tidak perlu dihitung apabila
dilengkapi dengan Takimeter Swa -Reduksi, sehingga jarak langsung
dapat dibaca dan digambar (bobot skor 20).

Jawaban Tes Perbuatan


1. Dicek apakah :
a. Unting -unting tepat ke arah titik poligon di bawahnya (bobot skor
10)

14
b. Nivo sudah seimbang (bobot skor 10)
c. Papan gambar sudah terorientasi ke arah utara-selatan (bobot skor
10)
d. Alidade sudah sejajar arah teropong (bobot skor 10)
2. Dicek apakah garis arah dan jarak yang digambar sudah sesuai
dengan hasil pengukuran (bobot skor 20).
3. Dicek apakah semua titik yang bersesuaian sudah dihubungkan
(bobot skor 20).
4. Dicek apakah poligon sudah terkoreksi dengan benar baik arah
maupun besar koreksinya (bobot skor 20).

Syarat Minimal Kelulusan


Peserta diklat dinyatakan lulus, jika memperoleh skor 70.

15
DAFTAR PUSTAKA

Brinker, Russel C., Paul R. Wolf dan Djoko Walijatun. 2000. Dasar-dasar
Pengukuran Tanah (Surveying). Edisi Ketujuh. Cetakan ke-4.
Jakarta : Penerbit Erlangga.

Frick, Heinz. 1985. Ilmu dan Alat Ukur Tanah. Yogyakarta : Penerbit
Kanisius.

Sosrodarsono, Suyono, Masayoshi Takasaki dan M. Yusuf Gayo. 1997.


Pengukuran Topografi dan Teknik Pemetaan. Cetakan ke-4.
Jakarta : Pradyna Paramita.

Wongsotjitro, Soetomo. 2001. Ilmu Ukur Tanah. Cetakan ke-16.


Yogyakarta : Penerbit Kanisius.

16

You might also like