You are on page 1of 32

BUDIDAYA KENTANG

DI PACET

Disusun untuk melengkapi tugas Bahasa Indonesia


Semester Genap

Disusun Oleh :

1. Oktovia Andriani
(27)
2. Rina Agustin (31)
3. Siti Nur Romlah
(35)
4. Vivit Tri Zulkha
(37)
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MOJOKERTO
SMP NEGERI 2 MOJOSARI
2010

BUDIDAYA KENTANG
DI PACET
HALAMAN PENGESAHAN

Penyusunan Hasil Karya Ilmiah yang berjudul “BUDIDAYA KENTANG DI

PACET” selesai pada tanggal ……………………………. 2010.

Disetujui Oleh :

Guru Pembimbing Wali Kelas

RINI SULISTYAWATI MS. CHIDAJAT


NIP. 19600906 1984 03 2 003 NIP. ………………………….

Mengetahui,

Kepala SMPN 2 Mojosari

Drs. H. HARYONO
NIP. ……………………………….
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas petunjuk-Nya,

kami dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “BUDIDAYA

KENTANG DI PACET”.

Karya Tulis Ilmiah ini kami susun dengan sebaik-baiknya dan mengupayakan

agar Karya Tulis Ilmiah ini dapat menunjang dan menambah kualitas belajar maupun

wawasan siswa-siswi SMP Negeri 2 Mojosari pada khususnya dan pembaca pada

umumnya.

Karya Tulis Ilmiah dapat kami selesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak :

1. Orang tua yang telah mengizinkan dan membiayai kami dalam membuat

Karya Tulis Ilmiah

2. Drs. H. Haryono, selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Mojosari

3. Rini Sulistyawati, S.Pd., selaku guru Bahasa Indonesia atau Pembimbing

4. MS. Chidayat, selaku Wali Kelas IX E

5. Kepada semua pihak yang terlibat langsung dalam penyusunan Karya

Ilmiah ini, karena tanpa masukan dan bantuan semua pihak kami tidak

dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilimiah dengan baik

Kami mohon maaf jika Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna.

Untuk itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun kami harapkan dari para

pembaca untuk kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua Bapak atau Ibu guru atas

bimbingannya.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................

HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................

KATA PENGANTAR...........................................................................................

DAFTAR ISI.........................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1............................................................................Latar Belakang
.........................................................................................................

1.2.........................................................................Tujuan Kegiatan
.........................................................................................................

1.3...........................................................................Ruang Lingkup
.........................................................................................................

1.4....................................................................Metode Penyusunan
.........................................................................................................

BAB II ISI ATAU MATERI

2.1 Sekilas tentang Kentang................................................................

2.1.1 Klasifikasi Kentang

2.2 Varietas Kentang...........................................................................

2.2.1 Kentang Kuning...................................................................

2.2.2 Kentang Putih......................................................................

2.2.3 Kentang Merah....................................................................

2.3 Memilih dan Menyiapkan Lahan...................................................


2.3.1 Syarat Tumbuh....................................................................

2.3.2 Persiapan Lahan...................................................................

2.4 Penanaman Bibit Kentang.............................................................

2.4.1 Penyiapan Bibit...................................................................

2.4.2 Penanaman Bibit..................................................................

2.5 Pemeliharaan Tanaman Kentang...................................................

2.5.1 Pemupukan..........................................................................

2.5.2 Penyiangan..........................................................................

2.5.3 Pembubuhan........................................................................

2.5.4 Pengendalian yang lain........................................................

2.6 Hama dan Penyakit........................................................................

2.6.1 Hama dan Pengendalian......................................................

2.6.1.1 Hama Aro..............................................................

2.6.1.2 Kutu Daun.............................................................

2.6.1.3 Hama Lain.............................................................

2.6.2 Penyakit...............................................................................

2.6.2.1 Penyakit Hewan Daun...........................................

2.7 Panen.............................................................................................

2.7.1 Umur Panen.........................................................................

2.7.2 Cara Panen...........................................................................

2.8 Pasca Panen...................................................................................

2.8.1 Seleksi Mutu........................................................................

2.8.2 Seleksi Ulang.......................................................................


2.8.3 Hasil Panen .........................................................................

2.8.4 Penyiangan..........................................................................

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan....................................................................................

3.2 Kritik dan Saran.............................................................................

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................

LAMPIRAN..........................................................................................................

(Berupa Foto, Tabel).............................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kami menyusun Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Budidaya Kentang

di Pacet” karena banyaknya manfaat kentang diantaranya untuk pengganti nasi,

untuk makanan ringan dan untuk obat-obatan herbal.

Penanaman kentang sendiri sangat mudah, namun membutuhkan iklim

yang sejuk seperti di Pacet. Selain itu, tanaman kentang memiliki nilai jual yang

relatif tinggi, sehingga meningkatkan pendapatan petani.

1.2 Tujuan Kegiatan

1. Menambah ilmu pengetahuan serta wawasan

2. Meningkatkan kualitas pendidikan

3. Mengetahui budidaya kentang yang baik

1.3 Ruang Lingkup

Adanya kesulitan pada penyusunan Karya Tulis Ilmiah, maka kami

mempunyai batasan-batasan masalah pengkajian pada Karya Tulis Ilmiah ini,

antara lain :

1. Mengenal sekilas tentang kentang ?


2. Bagaimana cata memilih dan menyiapkan lahan untuk bertanam

kentang ?

3. Bagaimana cara penanaman biji kentang ?

4. Bagaimana cara pemeliharaan tanaman kentang ?

5. Bagaimana cara pengendalian hama dan penyakit ?

6. Bagaimana cara penanganan waktu panen dan pasca panen ?

1.4 Metode Penyusunan

1. Tanya Jawab

Dengan metode ini, kami bisa menanyakan masalah yang kurang jelas,

agar masalah ini bisa cepat terselesaikan. Kegiatan tanya jawab ini bisa

membantu kita untuk dapat meminta.

2. Referensi

Dengan metode ini, kami bisa tahu lebih jelas dan mengembangkan

data yang telah dapat, melalu sumber buku yang ada seperti : Budidaya

Kentang, Sediadi. Penebar : Swadaya


BAB II

ISI ATAU MATERI

2.1 Sekilas Tanaman Kentang(spacing 1,5)

Kentang mempunyai nama latin Solanum Tuberosum. Kentang merupakan

tanaman dikotil yang bersifat semusim, termasuk famili Salonaceae, dan

memiliki umbi batang yang dapat dimakan. Tanaman kentang berbentuk semar

atau herba. Batangnya berada di atas permukaan tanah, ada yang berwarna hijau,

kemerah-merahan, atau ungu tua. Warna batang ini dipengaruhi oleh umur

tanaman dan keadaan lingkungan. Pada kesuburan tanah yang baik atau lebih

kering, biasanya warna batang tanaman yang lebih tua akan lebih menyolok.

Bagian bawah batangnya bisa berkayu sedangkan batang tanaman muda tidak

berkayu sehingga tidak terlalu kuat dan mudah roboh.

2.1.1 Klasifikasi Kentang

Berikut ini klasifikasi ilmiah kentang :

Kerajaan / kindom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta / Spermatophyta

Kelas : Magnoliopsida / dicotyledonae (berkepang dua)

Sub Kelas : Asteridae

Ordo : Solanales / tubiflorae (berumbi)

Famili : Solanaceae (berbunga terompet)

Genus : Solanum (daun mahkota berletakan satu sama lain)


Seksi : Petota

Spesies : Solanom tuberosum

Nama Bunomial : Solanum tuberosum linn (Solanum Tuberosum L)

Selain nama tersebut, dikenal nama-nama daerah : Aceh : Ganang :

Karo : Gentang atau Gadung Lepar : Toba : Gastang atau Kantang. Nias :

Gowi Bolandra. Melayu : Artapel, Kembili Welanda. Sumatera Barat :

Kentang : Ubi Kentang : Basemah : Radang. Minangkabau : Kentang : Ubi

Ulando : Pelo Gadueng. Bengkulu : Ubi Welandra : Ubi Bendera.

Palembang : Ubi Kumanden : Ubi Kumandur. Lampung : Kentang :

Kentang : Ubi Mandira. Sunda : Huwikumela : Huwiwelanda : Kentang.

Jawa : Kentang : Kentang Welanda : Solor : Uwe Wolade. Sulawesi Utara

Kapuune Walanda : Wowole. Madura : Kentang. Bali : Kentang. Sabrang

Jawa : Sumba : Keteki Jawa : Katabi Jawa. Flores : Siwa : Tukawawa :

Tuka Wolanda. Gorontalo : Alatape : Buol : Artape. Makasar, Bugis : Lame

Belanda : Lame-lame : Buru : Astael. Ternate : Artapel. Tidore : Artape :

Daso Tama.

Sedangkan nama asing menurut pendengaran orang Indonesia

adalah Aardappel (Belanda), Pomme de Terre (Perances), Kartoffe

(Jerman), Potato (Inggris), Irish Potato (Amerika Serikat), Patata (Spanyol),

dan nama lainnya yaitu Morello Tubereuse, Parmentiere.


2.2 Varietas Kentang

2.2.1 Kentang Kuning

1. Granola

Jenis ini merupakan varietas unggul, karena produktivitasnya

bisa mencapai 30 – 35 ton per hektar. Granola juga tahan terhadap

penyakit kentang pada umumnya. Bila varietas lain kerusakan akibat

penyakit bisa 30%, granola hanya 10%. Umur panen normal adalah 90

hari, meskipun 80 hari sudah bisa dipanen. Warna kulit dan daging

umbi kuning dan bentuknya relatif lonjong alias oval

2. Cipanas

Merupakan varietas hasil persilangan Thung 1510 dengan

Desiree. Kulit umbi dan daging umbi berwarna kuning. Mampu

berproduksi sampai 34 ton per hektar. Namun, varietas ini agak peka

terhadap Nematoda Meloidogyne Sp dan serangan layu bakteri

pseudomonas Solanacearum. Namun tahan terhadap penyakit busuk

oleh cendawan phytophthora infestans (late blight, hawar daun). Umur

panen 95 – 105 hari jadi lebih lama dibandingkan granola.

3. Cosima

Varietas ini introduksi dari Jerman, agak tahan terhadap

penyakit Phytophthora infestans dan layu bakteri Pseudomonas

Solanacearum, sedikit peka terhadap virus daun menggulung. Serta

cukup tahan terhadap Nematoda Meloidogyne Sp. Di Pengalengan dan

Lembang (Jawa Barat) Cosima lebih tahan hujan dibandingkan dengan


Catella. Umur panennya 101 hari. Daya hasilnya antara 15 – 25 ton.

Umbinya agak berpipih, kurang seragam, mata agak dalam, umbinya

enak dan pulen, tetapi kurang baik untuk digoreng.

4. Segunung

Merupakan varietas hasil persilangan kentang Thung 151 C dan

desiree. Umbi berbentuk bulat lonjong. Kulit dan daging umbi kuning.

Potensi hasilnya bisa mencapai 25 ton / hektar. Sangat baik ditanam di

daerah berdataran tinggi. Tanaman cukup tahan terhadap penyakit

busuk daun atau nawar daun atau late blight

5. Thung

Umbi berbentuk bulat gepeng. Kulitnya berwarna kuning.

Dagingnya putih kekuning-kuningan. Bobot rata-rata 55,5 gram dan

mempunyai keseragaman umbi. Tanaman peka terhadap penyakit dan

hama

6. Catella

Termasuk kentang yang umurnya genjah (pendek). Seperti

granola dimana umur 100 hari sudah bisa di panen. Umbinya bulat,

daging umbi kuning. Kandungan patinya sedang. Namun, tanaman ini

tidak tahan penyakit busuk daun.

7. Agria

Kentang introduksi dari Belanda. Umbinya besar seperti umbi

ketelah rambat. Kuning umbi kuning, daging umbi kuning tua.

Tanaman tahan penyakit virus PUY, penyakit busuk daun dan umbi
juga tanam serangan nematoda serta keropeng. Varietas agria

direkomentasikan sebagai varietas yang cocok untuk keripik dan

kentang goreng.

2.2.2 Kentang Putih

1. Marita

Umbi berbentuk bulat gepeng, seragam dan bobot tanaman

ratanya 43,3 gram. Varietas yang ditanam di lembang dan Cianjur

cukup tanam penyakit. Umbinya terasa enak dan warna daging umbi

putih kekuning-kuningan

2. Diamant

Produktivitasnya tergolong tinggi. Bentuk umbi oval sampai

oval memanjang. Kulit umbi berwarna putih, daging umbi putih

kekuning-kuningan. Tanaman tahan penyakit busuk daun. Kulit umbi

dan penyakit virus A. Selain itu, tahan juga terhaap nematoda biotipe A.

2.2.3 Kentang Merah

1. Desiree

Merupakan hasil persilangan kentang Urgenta dan Depesche.

Umur panennya 100 hari, produktivitasnya tinggi. Bentuk umbi oval

bulat sampai oval, kulit umbi berwarna merah, daging umbi kuning

kemerahan. Tanaman peka terhadap penyakit busuk daun, penyakit layu

dan penyakit virus PLRV (daun menggulung)


2. Kondor

Varietas yang diintorduksi dari Belanda. Umbinya besar mirip

ubi jalar. Kulit umbi merah tetapi daging umbi kuning terang. Bentuk

umbi oval atau lonjong. Produksinya tinggi, tahan penyakit virus PVY

Penggulung daun, penyakit busuk daun dan penyakit umbi.

2.2.4 Varietas lain

1. Draga

Umbi berbentuk bulat gepeng, seragam dan warna dagingnya

seperti marifa, (putih kekuning-kuningan). Bobot umbi rata-rata 71,4

gram. Tahan penyakit tetapi peka serangan hama.

2. Cardinal dan Premiere

Cardinal memiliki produksi yang lebih rendah dibanding

premiere, tapi memiliki kadar gula yang tinggi.

3. Alpha

Varietas hasil persilangan antara varietas Paulkruger dan

Preferent.

4. Kentang Industri

Kentang ini berkadar pati tinggi contohnya :

a. Atlante, Frying Potatos

b. Pinky, Pink Skin Golden Potatos

c. Dawmore
d. Kentang Panjang

e. Kentang Bulat.

2.3 Memilih dan Menyiapkan Lahan

2.3.1 Syarat Tumbuh

Tanaman kentang tergolong jenis tanaman yang tidak bisa tumbuh

dari sembaran tempat. Oleh karena itu, jika ingin sukses dan meraih

keuntungan besar, termasuk mengurangi kerugian atau kegagalan, harus

memperhatikan yang disenangi tanaman ini. Berikut ini beberapa faktor

lingkungan yang dijadikan syarat tumbuh tanaman kentang.

1. Suhu

Kentang dapat tumbuh di daerah tropis tapi tetap saja

membutuhkan daerah berhawa dingin atau sejuk. Suhu udara ideal

untuk kentang berkisar antara 150 – 180C pada malam hari dan 24 – 30
0
C di siang hari.

2. Ketinggian

Kentang dapat tumbuh subur di tempat-tepat yang sukup tinggi.

Seperti di daerah pegunungan dengan ketinggian sekitar 500 – 3000

mdpl. Namun tempat yang ideal berkisar antara 1000 – 1300 mdpl.

Kentang yang ditanam di ketinggian kurang dari 1000 mdpl biasanya

kecil-kecil, seperti kentang yang ditanam di Batu, Malang, Jawa Timur,

yang mempunyai ketinggian sekitar 800 mdpl.


3. Curah hujan

Curah hujan juga berpengaruh terhadap tanaman kentang. Curah

hujan yang agak tepat bila besarnya kira-kira 1500 mm per tahun.

Hujan yang turun dapat secara terus-menerus sepanjang hari atau

terputus-putus pada hari tertentu saja.

4. Angin

Angin ternyata juga berpengaruh terhadap kentang. Angin yang

terlalu kencang kurang baik untuk tumbuhan berumbi. Pasalnya angin

keras bisa merusak tanaman, dapat mempercepat penularan penyakit

dan vektor penyebar bibit penyakit mudah terbawa keman-mana.

2.3.2 Persiapan lahan

Lahan untuk bertanam kentang harus tanah yang gembur atau

sedikit mengandung pasir agar mudah diserapi air dan mengandung humus

yang tinggi.

1. Penggemburan

Tanah untuk penanaman kentang pada umumnya dibajak

terlebih dahulu, yang kemudian setelah beberapa hari siap untuk

dicangkuli agar tanah menjadi remah dan gembur. Setelah beberapa hari

tanah kembali dibajak dan dicangkuli. Jadi tanah untuk kentang

memerlukan dua kali pembajakan dan pencangkulan.


2. Membuat Guludan

Guludan secara definitif adalah tanah yang permukaannya

ditinggikan. Pekerjaan meninggikan permukaan itu dilakukan sambil

menggemburkan tanah ( disekitar tanaman ) dengan maksud agar erasi

udara dalam tanah menjadi baik.

3. Pupuk Dasar

Pupuk dasar adalah pupuk yang diberikan sebelum penanaman

dilakukan. Pupuk ini bisa berupa pupuk organik. Untuk jenis pupuk

kandang misalnya berasal dari sapi atau domba. Begitu ula pupuk

kompos bisa berasal dari tanaman jagung, rumput, atau sampah

dedaunan. Selain pupuk organik, pupuk dasar juga berupa anorganik

(pupuk buatan).

4. Jarak dan Lubang tanam

Kalau bibitnya seukuran telur bebek, jarak tanamnya 35 cm. jika

bibitnya seukuran telur ayam, jaraknya 25 cm. Sedangkan ukuran

guludannya antara 75 cm – 80 cm atau lebih idealnya minimal 100 cm

untuk dua barisan. Kemudian untuk tinggi guludan sedalam bajakan

( 30 – 40 cm ) atau sedalam cangkulan ( 20 – 30 cm ). Lubang tanaman

posisinya “pas di tengah-tengah” guludan.


catatan :

o = Tanaman
(a) dan (c) = Guludan
b = Jarak antar guludan
untuk saluran got
(d) = Jarak tanaman /
lubang tanaman dari
pingiran gluduan
(e) = Jarak antar barisan
tanaman

2.4 Penanaman Bibit Kentang

2.4.1 Penyiapan Bibit

Bibit kentang adalah bagian tanaman berupa umbi dan bukan biji

botani. Umbi yang akan ditanam perlu diseleksi dulu, dipilih yang sehat

dan berasal dari tanaman yang bebas hama dan penyakit.

1. Pembenihan Kentang

Jika ukuran kentang 30 – 60 gram tunasnya akan keluar sekitar

3 bulan 7 hari setelah disimpan digudang yang terang sedangkan bibit

ukuran 10 – 30 gram keluar tunasnya sekitar 4 bulan. Namun, benih

yang baik digunakan untuk pembibitan seukuran telur ayam sampai

telur bebek dengan bobot antara 30 – 80 gram. Benih yang siap tanam

jika panjang tunas antara 2 – 3 cm dan jumlahnya 3 – 5 tunas.


2.4.2 Penanaman Bibit

Penanaman dilakukan seminggu setelah lahan disiapkan, berikut

langkah-langkah penanaman kentang sebagai berikut :

1. Lubang tanam disiapkan dengan kedalaman seukuran bibit atau

kira-kira 7,5 – 10 cm. Lubang tanam jangan terlalu dalam karena dapat

menurunkan bobot produksi.

2. Setelah itu, bibit ditanam. Bibit yang ditanam harus sudah

tumbuh tunasnya sekitar 2 – 3 cm. Bibit ditanam dengan posisi tunas

yang tumbuhnya paling baik menghadap ke atas.

3. Kemudian, bibit ditimbun hingga batas mata tunas ( tunas yang

tumbuh berada di atas permukaan ).

4. Tunas yang tumbuh di atas permukaan tanah disemprot dengan

pestisida untuk mencegah serangan hama dan penyakit. Dosis pestisida

yang digunakan petani per satu hektar 400 – 600 liter larutan.

2.5 Pemeliharaan Tanaman Kentang (Tolong jangan sampai pisah dengan yang

diatas)

2.5.1 Pemupukan

Yang perlu dicatat bahwa ada yang memberikan pupuk urea, ZA,

TSP, KCL, NPK, dan pupuk-pupuk lainnya dilakukan 20 hari sekali,

dengan pertimbangan sebagai berikut :

1. Setelah tanaman berumur 20 – 30 hari sejak bibit ditanam, mulai

ada pembentukan umbi dan pada umur ini tanaman diberi pupuk NPK.
2. Umur 40 – 50 hari, tanaman diberi pupuk yang kandungan HP-

nya tinggi.

3. Umur 60 hari, tanaman diberi pupuk yang kandungan PK-nya

tinggi.

4. Umur 90 – 100 hari, tanaman diberi pupuk yang kandungan HP-

nya tinggi.

Tabel Jenis dan Takaran Pupuk

Waktu Pupuk Pupuk Anorganik


Pemupukan Organik Urea TSP/SP-36 KU ZA
Kilogram per hektar
1. pup 20.000 225 300 100 150
uk Dasar
(rata-rata) 0 0 0 0 0
2. Sus 0 55 - 220 0 50 0
ulan I
3. Sus
ulan II (35-
42 HST)
Catatan : HST = Hari setelah tanam; Sumber: Vademikum Agribisnis sayuran.
Direktorat Bina Produksi Holtikultura, Direktorat Jendral Tanaman Pangan dan
Holtikultura, Departemen Pertanian RI.Jakarta.1998.
a. Saat
pengelolahan /
pembuatan guludan /
a. campur merata : 200 200 75 0
Pupuk Dasar 5000 – 10000
( rata-rata ) b. Seming
gu sebelum tanam : 5000 100 250 150 100
b. Susulan I - 10000
(21 HST) 0 150 0 75
c. Susulan II
(45 HST) 0
Catatan : (*) HST=hari setelah tanam; Sumber: Petani kentang di Pangalengan;
(*) takaran yang lebih lengkap dapat diliat pada lampiran. Adanya variasi
pemberian itu karena kondisi tanah berbeda, seperti kesuburan tanah, PH tanah
dan struktur tanahnya.

2.5.2 Penyiangan

Penyiangan atau pembersihan rumput dan gulma dilakukan pada

saat pemupukan susulan I ( 20-an HST ) dan susulan II ( 40-an HST ) atau

pada saat tanaman berumur sekitar 30 hari dan 50 hari. Penyiangan tidak

hanya memberantas gulma saja, tetapi juga membetulkan saluran air.

2.5.3 Pembubunan

Pembubunan dilakukan bersama dengan penyiangan. Pembubunan

dilakukan dengan mempertinggi permukaan tanah di sekitar tanaman agar

lebih tinggi dari tanah disekelilingnya. Tujuannya agar perakaran tanaman

akan menjadi lebih baik, menghindarkan umbi kentang dari sinar matahari

sehingga racun sosalin yang ada dalam umbi kentang yang membahayakan

kesehatan, tidak akan muncul. Racun ini akan timbul bila umbi terkena

sinar matahari.

2.5.4 Pengendalian Yang Lain

Pengendalian yang lain ikut berperan dalam produktivitasnya dan

kualitas umbi adalah sebagai berikut :


 Pada umur 25 – 30 hari, tanaman kentang mulai mengeluarkan

bunga. Oleh karena itu, sebelum mekar, bunga segera dibuang agar

umbi tidak tumbuh kecil-kecil.

 Penyiraman tidak boleh terlampau banyak air berlebih bisa

menghentikan pertumbuhan umbi. Jadi penyiramannya cukup membuat

permukaan tanah basah.

 Kalau menanam kentang pada musim kemarau. Dalam satu

periode / musim tanam, penyiraman dilakukan 16 kali atau 20 hari

sebelum panen, penyiraman harus dihentikan.

 Dilakukan penyemprotan terhadap tanaman secara merata

keseluruhan bagian tanaman sampai bagian tanaman yang disebelah

bawah.

2.6 Hama dan Penyakit

2.6.1 Hama dan Pengendalian

2.6.1.1 Hama Aro

Nama lainnya laneng, laler atau uler batik. Hama ini sejenis

lalat daun.

1. Gejala

Daun berlubang-lubang kecil. Setelah telur menetas akan

menyorok ke dalam daun bahkan sampai ke tulang daun.

Biasanya datang saat berumur 20 – 35 hari dan berlanjut.


2. Pengendalian

• Menanam bibit yang sehat.

• Menanam tanaman perangkap yang bunganya berwana

kuning. Ditanam dua minggu sebelum HST.

• Daun / bagian tanaman kentang yang sudah diserang

diambil dan dibakar.

• Dilakukan penyemprotan insektisida setelah tanaman

berumur 30 – 40 hari.

2.6.1.2 Kutu Daun (Aphididax)

1. Gejala

Daun yang diserang akan keriput, berkerut-kerut karena

cairannya dihisap. Tanaman tumbuh kerdil, warna daunnya

kekuning-kuningan dan terpuntir dan menggulung, kemudian

layu dan akhirnya tanaman tidak hanya terhambat

pertumbuhannya melainkan bisa juga mati.

2. Pengendalian

• Membakar bagian tanaman yang diserang.

• Memasang kain kasa di lahan pertanaman kentang.

• Memesang perangkat air berwarna kuning.

2.6.1.3 Hama lain


1. Ulat Penggulung daun

Gejalanya warna daun menjadi merah tua. Daun-daun

menggulung dan berisi larva. Cara pengendaliannya sebagai

berikut :

• Hindari penanaman kentang pada musim kemarau.

• Hindari keretakan tanah karena larva akan merusak

umbi.

• Sering melakukan pembubunan.

2. Ulat Tanah

Gejalanya daun tanaman yang diserang tampak terbelah-

belah. Batang dan tangkai karena dipotong dan dikerat……….?.

Cara pengendalian sebagai berikut :

• Melakukan pengelolahan tanah yang dalam.

• Mehilangkan rumput atau tanaman lain.

• Hindari pula lahan pertanaman kentang dari tanaman

inang.

3. Ulat Bawang

Gejala yang terjadi daunnya berlubang-lubang, daun

tanaman berongga, tampak ada alur berwarna putih.

4. Ulat Jengkal

Menyerang buah dan memakan daun. Dan cara

pengendalian sebagai berikut :


• Hindarkan tanaman kentang dari tanaman inang.

• Sering melakukan pembubunan.

5. Epilachma SP

Mulai menyerang dengan membuat semacam jendela

pada permukaan daun. Cara pengendalian sebagai berikut :

• Hindari penanaman kentang pada musim kemarau.

• Hindari keretakan tanah.

• Sering melakukan pembubunan.

6. Anjing Tanah

Membuat umbi yang sudah tua berlubang-lubang dan

lalu busuk. Cara pengendaliannya sebagai berikut :

• Membumbun tanah disekitar tanaman.

• Menyirami tanah disekitar tanaman.

2.6.2 Penyakit

2.6.1 Penyakit Hawar Daun

Gejalanya daun berbercak-bercak kecil berwarna hijau kelabu

dan agak basah, lalu berubah menjadi coklat sampai hitam. Dan cara

pengendalian sebagai berikut :

• Membuang dan membakar

tanaman yang sakit.

• Mengatur waktu tanam.


• Lahan yang sudah pernah

tercemar penyakit selama beberapa kali musim agar tidak

ditanami.

2.6.2 Penyakit Layu

1. Layu Bakteri

Gejalanya berawal dari bakteri yang masuk ke dalam

tanaman melalui akar yang terluka dan menyerang umbi. Berikut

cara pengendaliannya :

• Membuang tanaman yang

sudah terinfeksi dan membakarnya.

• Lahan pertanaman kentang

harus jauh dari pertanaman pisang, tomat, cabai, dan kacang-

kacangan.

• Lahan harus mempunyai

drainase yang baik.

• Layu Fusarium
Penyakit ini masuk melalui luka atau jaringan bercak.

Lama kelamaan umbi menjadi kering keriput, bertepung dan

keras. Cara pengendalian sebagai berikut :

• Gudang penyimpanan bebas

dari penyakit sebelum digunakan.

• Melukakan penyairan tanaman

yang bukan tanaman terung-terungan.

2.7 Panen

2.7.1 Umur Panen

Untuk menanam umbi, untuk benih atau bibit dibutuhkan umurnya

70 – 75 HST. Hal-hal yang perlu diperhatikan.

1. Tanaman bagian atas ( daun dan

batang ) mengering / menguning secara merata. Tapi belum bisa

dipanen. Untuk itu tanaman dibiarkan dulu sampai bagian atas tanaman

menjadi kering semuanya. Lama proses pengeringan sekitar 7 – 15 hari

( sejak tanaman mulai mengering ). Atau pada umur 70 – 85 HST,

tanaman dipangkas tapi umbi kentang tetap dibiarkan di dalam tanah.


2. Dilakukan penyemprotan pestisida

setelah pemangkasan tapi dengan tujuan umbi kentang digunakan

untuk bibit.

3. Tapi kalau dengan tujuan untuk

dikonsumsi. Setelah dipangkas, lalu ditutup tanah lagi agar tidak

terkena sinar matahari.

2.7.2 Cara Panen

Pemanenan bisa menggunakan garu atau skrop, cangkul. Tanah

disekitar umbi digemburkan secara hati-hati agar tidak melukai umbi.

Setelah guludan roboh umbi diangkat dan diangin-anginkan agar kulit umbi

menjadi kering dan kotoran tanah akan terlepas.

2.8 Pasca Panen

2.8.1 Seleksi Mutu

Jika dibutuhkan untuk bibit umbi haruslah yang sehat, bermutu

super, mempunyai 3 – 5 mata tunas, dan bobotnya 80 – 100 gram atau

sebesar telur ayam, banyaknya mata tunas dapat menentukan jumlah

rumputan tanaman. Tapi jika untuk konsumsi kentang yang umbinya

kuning, permukaannya halus, penampakannya cerah, serta bermata dangkal.


2.8.2 Seleksi Ulang

Kentang diangin-anginkandi ruangan terbuka cukup 2 hari atau

paling lam 5 – 7 hari, biasanya kentang yang diserang hama akan tampak

diperiode ini.

2.8.3 Hasil Panen

Secara nasional dalam kisaran 82,00 – 160,38 Kw/hektar. Tapi

secara statistik perolehan 72,00 – 230,00 Kw/hektar

2.8.4 Penyimpanan

Kentang konsumsi dimasukkan dalam kantong-kantong plastik.

Untuk kentang bibit dimasukkan ke dalam keranjang-keranjang bambu

kemudian gudang dilapisi plastik atau diberi ganjal kayu sebelum

dimasukkan ke kantong atau keranjang, umbi kentang harus bersih dari

tanah.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “BUDIDAYA

KENTANG DI PACET” ini kami memaparkan cara pembudidayaan kentang

dengan baik dan lengkap dan dengan menggunakan bahasa yang mudah
dimengerti oleh pembaca sehingga pembaca dengan mudah mengerti isi yang

telah kami paparkan.

Demikian Karya Tulis Ilmiah yang kami buat sehingga dapat memberi

pengetahuan yang kami peroleh agar dapat bermanfaat bagi pembaca pada

umumnya. Kami mohon maaf atas segala kekurangan dalam menyusun Karya

Tulis Ilmiah kami.

3.2 Kritik dan Saran


DAFTAR PUSTAKA

Setiadi, 2009. Budidaya Kentang. Jakarta : Penebar Swadaya

Petugas Pertanian. Klinik Agrobisnis

You might also like