Professional Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2B
UTAMY PRAWATI (A24070091)
R. MUHAMMAD ZAENUDIN (A24070175)
INDAH RETNOWATI (A24070179)
RIZKIANA ANGGAYUHLIN (A24070180)
Latar Belakang
Asal Usul
Kelapa merupakan tanaman perkebunan/industri berupa pohon batang
lurus dari famili Palmae dan genus Cocos. Ada dua pendapat mengenai asal usul
kelapa yaitu berasal dari Amerika Selatan yang dikemukakan oleh D.F. Cook,
Van Martius Beccari dan Thor Herjerdahl teori kedua yang menyebutkan kelapa
berasal dari Asia atau Indo Pasific menurut Berry, Werth, Mearil, Mayurathan,
Lepesma, dan Pureseglove. Kata coco pertama kali digunakan oleh Vasco da
Gama, atau kelapa juga dapat disebut Nux Indica, al djanz al kindi, ganz-ganz,
nargil, narlie, tenga, temuai, coconut, dan pohon kehidupan.
Sentra Penanaman
Jenis Tanaman
Kelapa (Cocos nucifera) termasuk familia Palmae dibagi tiga: (1) Kelapa
dalam dengan varietas viridis (kelapa hijau), rubescens (kelapa merah),
Macrocorpu (kelapa kelabu), Sakarina (kelapa manis, (2) Kelapa genjah dengan
varietas Eburnea (kelapa gading), varietas regia (kelapa raja), pumila (kelapa
puyuh), pretiosa (kelapa raja malabar), dan (3) Kelapa hibrida (Suhardiono, 1993).
Syarat Pertumbuhan
Tanah yang ideal untuk penanaman kelapa adalah tanah berpasir , berabu
gunung, dan tanah berliat. dengan pH tanah 5,2 hingga 8 dan mempunyai struktur
remah sehingga perakaran dapat berkembang dengan baik. Kelapa membutuhkan
air tanah pada kondisi tersedia yaitu bila kandungan air tanah sama dengan laju
evapotranspirasirasi atau bila persediaan air ditambah curah hujan selama 1 bulan
lebih besar atau sama dengan potensi evapotranspirasi, maka air tanah cukup
tersedia. Keseimbangan air tanah dipengaruhi oleh sifat fisik tanah terutama
kandungan bahan organik dan keadaan penutup tanah. Jeluk atau kedalaman tanah
yang dikehendaki minimal 80-100 cm. Tanaman kelapa membutuhkan lahan yang
datar (0-3%). Pada lahan yang tingkat kemiringannya tinggi (3-50%) harus dibuat
teras untuk mencegah kerusakan tanah akibat erosi, mempertahankan kesuburan
tanah dan memperbaiki tanah yang mengalami erosi (Warisno, 1998).
Tanaman kelapa tumbuh baik didaerah dataran rendah dengan Ketinggian
yang optimal 0-450 m dpl. Pada ketinggian 450-1000 m dpl waktu berbuah
terlambat, produksi sedikit dan kadar minyaknya rendah. Curah hujan yang baik
untuk tanaman kelapa berkisar antara 1300-2300 mm/th. Kekeringan panjang
menyebabkan produksi berkurang 50%, sedangkan kelembapan tinggi
menyebabkan serangan penyakit jamur. Kelapa sangat peka pada suhu rendah dan
tumbuh paling baik pada suhu 20-27 derajat C. Pada suhu 15 derajat C, akan
terjadi perubahan fisiologis dan morfologis tanaman kelapa. Kelapa akan tumbuh
dengan baik pada rH bulanan rata-rata 70-80% minimum 65%. Bila rH udara
sangat rendah, evapotranspirasi tinggi, tanaman kekeringan buah jatuh lebih awal
(sebelum masak), tetapi bila rH terlalu tinggi menimbulkan hama dan penyakit
(Warisno, 1998).
Pemeliharaan Kelapa
Salah satu aspek dari pemeliharaan kelapa adalah penyiangan gulma yang
dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara manual/mekanik dan secara kimia.
Cara pengendalian gulma secara mekanis meliputi : (1) clean weeding,
pengendalian gulma secara keseluruhan pada areal pertanaman; (2) selecting
weeding, pengendalian gulma pada sekitar tanaman saja (membuat piringan); (3)
piringan digaruk dengan cangkul, rumput-rumputan dibuang kelur piringan,
interval 1 x 1 bulan; (4) stripe weeding, pengendalian gulma secara berjalur
(Suhardiono, 1993).
Pada teknik selecting weeding, penyiangan dilakukan pada piringan
selebar 1 meter pada tahun pertama, pada tahun kedua 1,5 meter, dan tahun ketiga
2 meter. Caranya menggunakan koret atau parang yang diayunkan ke arah dalam,
memotong gulma sampai batas permukaan tanah dengan interval penyiangan 4
minggu sekali pada musim hujan atau 6 minggu-2 bulan sekali pada musim
kemarau (Setyamidjaja, 1986).
Jenis-jenis gulma yang seringkali muncul di areal pertanaman kelapa
diantaranya: ilalang (Imperata cylinddrica), pertumbuhan tinggi dapat mencapai
1-2 meter, penyebaran sangat cepat melalui rhyzoma (rimpang) maupun buahnya
yang bersayap. Teki (Cyperus rotrendus), Lampuyangan (Panium repens),
Pahitan (Paspalum konjugatum), Sembung rambat (Mikania cordata); tanaman ini
mengeluarkan racun kepada tanaman lain melalui cairan akarnya yang dapat
menekan kegiatan bakteri pengikat nitrogen. Tahi ayam (Lantana camara),
Kipahit (Euphathorium odorotum); tanaman ini dapat mencapai ketinggian 4-5
meter dan berbentuk belukar (Suhardiono, 1993).
BAHAN DAN METODE
Tempat Pelaksanaan
Praktikum ini dilaksanakan di Areal Pertanaman Kelapa Menghasilkan
Kebun Percobaan Cikabayan, Institut Pertanian Bogor. Praktikum ini dimulai
pukul 07.00 – 10.00 WIB pada tanggal 29 Maret 2010.
Bahan tanaman yang digunakan pada praktikum ini adalah tiga pohon
tanaman kelapa belum menghasilkan. Peralatan yang digunakan pada praktikum
ini berupa perlengkapan budidaya umum, seperti dua buah parang, dua buah
kored, dan dua buah cangkul.
Metode Kerja
Hasil Praktikum
Pembahasan Praktikum
Kegiatan Pemeliharaan
Pada praktikum ini dilakukan pemeliharaan tanaman kelapa menghasilkan.
Pemeliharaan berupa kegiatan pembersihan tanaman dan pembabatan gulma di
areal piringan tanaman.
Kegiatan pembersihan/sanitasi tanaman dilakukan dengan melakukan
pemotongan pelepah kering dan tidak produktif serta pembersihan gulma yang
melilit tanaman. Pelepah yang kering lama-kelamaan akan menjadi busuk dan
dapat mnjadi sumbr hama dan penyakit bagi tanaman utama, sementara pelepah
yang tidak produktif lagi dapat menghambat pertumbuhan tanaman jika dibiarkan
karena bersaing dalam pemanfaatan hara sehingga kedunya harus dipotong dan
dibuang. Gulma yang melilit pada tanaman kelapa juga harus dibersihkan agar
tidak bersaing dalam pemanfaatan hara dan sarana tumbuh lainnya yang dapat
menghambat pertumbuhan kelapa.
Ada tiga kriteria dalam melakukan pengendalian gulma, yaitu W0 (piringan
dan jalan bersih dari gulma dan LCC), W1 (areal gawangan murni LCC), dan W2
(areal hanya boleh tumbuh LCC dan gulma lunak). Pembabatan/pengendalian
gulma pada praktikum ini dilakukan di areal piringan tanaman kelapa dengan
kriteria W0. Kriteria W0 digunakan pada piringan untuk mencegah persaingan
sarana tumbuh antara tanaman dan gulma serta memudahkan kegiatan pemanenan
dan pemliharaan lain seperti pemupukan. Pengendalian gulma piringan dilakukan
secara manual menggunakan cangkul, parang, dan kored. Jari-jari piringan yng
dibersihkan ± 1,2 meter sehingga luas piringan untuk setiap tanaman yang
dibersihkan ± 4,522 m2.
A. Kesimpulan
Kegiatan pemeliharaan kelapa meliputi sanitasi tanaman, pengendalian
gulma, dan pemupukan. Sanitasi tanaman dimaksudkan untuk membersihkan
tanaman dari pelepah kering atau mati yang memungkinkan sebagai sumber hama
dan penyakit serta membersihkan tanaman dari gulma yang melilitnya yang dapat
menjadi pesaing dalam memanfaatkan sarana tumbuh. Pengendalian gulma
meliputi pengendalian piringan dan gawangan. Pengendalian gulma piringan
dimaksudkan untuk mencegah persaingan sarana tumbuh antara gulma dengan
tanaman kelapa serta memudahkan pemanenan dan kegiatan pemeliharaan
lainnya. Kebutuhan tenaga kerja dan waktu untuk menyelesaikan kegiatan
pemeliharaan berupa sanitasi tanaman dan pembersihan gulma piringan sekitar
127 pekerja/ha/hari dan 127 hari/ha/pekerja.
B. Saran
Pada praktikum ini peralatan yang digunakan goyah dan kurang tajam
sehingga menghambat pekerjaan pemeliharaan. Sebaiknya dilakukan
pemeriksaaan peralatan budidaya sebelum digunakan dan dilakukan perbaikan
jika ada kerusakan sehingga pekerjaan pemeliharaan tidak terhambat.
DAFTAR PUSTAKA
Lubis, A.U. 1992. Kelapa Sawit (Elais guineensis) di Indonesia. Pusat Penelitian
Perkebunan Marihat-Bandar Kuala. Pematang Siantar. 435 hal.
HASIL KEGIATAN
1. Waktu Kerja = 18 menit = 0,3 jam
2. Perhitungan HOK = 0,3 jam x 4 orang x 1 HOK/7 jam = 0.171 HOK
3. Jawablah pertanyaan yang terdapat dalam penuntun praktikum.
Diperiksa oleh :
Pembimbing/Asisten Praktikum