You are on page 1of 12

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU TANAMAN PERKEBUNAN (AGH341)

PEMELIHARAAN TANAMAN KELAPA MENGHASILAKN:


PENGENDALIAN GULMA

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2B
UTAMY PRAWATI (A24070091)
R. MUHAMMAD ZAENUDIN (A24070175)
INDAH RETNOWATI (A24070179)
RIZKIANA ANGGAYUHLIN (A24070180)

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA


FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2010
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kelapa mempunyai arti yang sangat penting bagi kehidupan dan


perekonomian di Indonesia. Dapat dikatakan peranan sosialnya menempati urutan
kedua setelah padi. Luas areal pertanaman kelapa tahun 1882 ± 2 921 621 ha
dengan perincian 57 401 ha diusahakan oleh swasta, 17 610 ha oleh perusahaan
negara dan 2 846 610 oleh petani. Pada tahun 1983 luas areal tanaman kelapa
tercatat seluas 3 013 513 ha yang terdiri dari 29,4 % Tanaman Belum
Menghasilkan (TBM), 63,8% Tanaman Mengahasilkan (TM) dan 6,8% Tanaman
Tua/rusak (TT)
Sub sektor perkebunan merupakan salah satu usaha dari sektor pertanian
yang banyak menghasilkan devisa. Dalam upaya meningkatkan produksi tanaman
banyak dijumpai masalah yang menetukan keberhasilan tanaman tersebut tumbuh
dengan baik. Salah satu masalah yang penting adalah gulma. Kehadiran gulma di
antaratanaman budidaya sangat tidak diharapkan, karena gulma menyaingi
tanaman utama dalam penyerapan unsur hara, cahaya, air, dan ruang tumbuh
sehingga dapat menurunkan produktivitas.
Pertumbuhan gulma yang cepat dapat menghambat pertumbuhan dan
meracuni tanaman pokok akibat senyawa racun (zat alelopati) yang
dikeluarkannya. Oleh karena itu untuk mendaptkan hasil yang tinggi dalam usaha
tanaman perkebunan khususnya kelapa, gulma harus dikendalikan.
Untuk meningkatkan produksi baik dalam rangka mencukupi kebuthan
nasional dan untuk ekspor perlu dilakukan rehabilitasi termasuk peremajaan dan
perluasan areal. Tanaman kelapa sangat sensitif terhadap persaingan dengan
gulma terutama umur 3-4 tahun. Pertumbuhan gulma di sekitar tanaman kelapa
mempunyai beberapa pengaruh yang merugikan seperti gulma dapat menekan
pertumbuhan tanaman kelapa karena gulma menjadi pesaing bagi tanaman dalam
penyerapan unsur hara, air, cahaya, dan ruang tumbuh, menjadi inang bagi hama
dan penyakit yang dapat menyerang tanaman kelapa dan gulma dapat
menghasilkan zat yang bersifat racun terhadap tanaman (Setyamidjadja,1985).
Tujuan

Kegiatan praktikum ini bertujuan agar mahasiswa dapat melakukan


pemeliharaan tanaman meliputi sanitasi tanaman dan pengendalian gulma
bokoran. Selain itu untuk menentukan kebutuhan tenaga kerja dan waktu untuk
pemeliharaan kelapa.
TINJAUAN PUSTAKA

Asal Usul
Kelapa merupakan tanaman perkebunan/industri berupa pohon batang
lurus dari famili Palmae dan genus Cocos. Ada dua pendapat mengenai asal usul
kelapa yaitu berasal dari Amerika Selatan yang dikemukakan oleh D.F. Cook,
Van Martius Beccari dan Thor Herjerdahl teori kedua yang menyebutkan kelapa
berasal dari Asia atau Indo Pasific menurut Berry, Werth, Mearil, Mayurathan,
Lepesma, dan Pureseglove. Kata coco pertama kali digunakan oleh Vasco da
Gama, atau kelapa juga dapat disebut Nux Indica, al djanz al kindi, ganz-ganz,
nargil, narlie, tenga, temuai, coconut, dan pohon kehidupan.

Sentra Penanaman

Kelapa banyak terdapat di negara-negara Asia dan Pasifik yang


menghasilkan 5.276.000 ton (82%) produksi dunia dengan luas ± 8.875.000 ha
(1984) yang meliputi 12 negara, sedangkan sisanya oleh negara di Afrika dan
Amerika Selatan. Indonesia merupakan negara perkelapaan terluas (3.334.000 ha
tahun 1990) yang tersebar di Riau, Jateng, Jabar, Jatim, Jambi, Aceh, Sumut,
Sulut, NTT, Sulteng, Sulsel dan Maluku, tapi produksi dibawah Philipina
(2.472.000 ton dengan areal 3.112.000 ha), yaitu sebesar 2.346.000 ton.

Jenis Tanaman

Kelapa (Cocos nucifera) termasuk familia Palmae dibagi tiga: (1) Kelapa
dalam dengan varietas viridis (kelapa hijau), rubescens (kelapa merah),
Macrocorpu (kelapa kelabu), Sakarina (kelapa manis, (2) Kelapa genjah dengan
varietas Eburnea (kelapa gading), varietas regia (kelapa raja), pumila (kelapa
puyuh), pretiosa (kelapa raja malabar), dan (3) Kelapa hibrida (Suhardiono, 1993).

Syarat Pertumbuhan

Tanah yang ideal untuk penanaman kelapa adalah tanah berpasir , berabu
gunung, dan tanah berliat. dengan pH tanah 5,2 hingga 8 dan mempunyai struktur
remah sehingga perakaran dapat berkembang dengan baik. Kelapa membutuhkan
air tanah pada kondisi tersedia yaitu bila kandungan air tanah sama dengan laju
evapotranspirasirasi atau bila persediaan air ditambah curah hujan selama 1 bulan
lebih besar atau sama dengan potensi evapotranspirasi, maka air tanah cukup
tersedia. Keseimbangan air tanah dipengaruhi oleh sifat fisik tanah terutama
kandungan bahan organik dan keadaan penutup tanah. Jeluk atau kedalaman tanah
yang dikehendaki minimal 80-100 cm. Tanaman kelapa membutuhkan lahan yang
datar (0-3%). Pada lahan yang tingkat kemiringannya tinggi (3-50%) harus dibuat
teras untuk mencegah kerusakan tanah akibat erosi, mempertahankan kesuburan
tanah dan memperbaiki tanah yang mengalami erosi (Warisno, 1998).
Tanaman kelapa tumbuh baik didaerah dataran rendah dengan Ketinggian
yang optimal 0-450 m dpl. Pada ketinggian 450-1000 m dpl waktu berbuah
terlambat, produksi sedikit dan kadar minyaknya rendah. Curah hujan yang baik
untuk tanaman kelapa berkisar antara 1300-2300 mm/th. Kekeringan panjang
menyebabkan produksi berkurang 50%, sedangkan kelembapan tinggi
menyebabkan serangan penyakit jamur. Kelapa sangat peka pada suhu rendah dan
tumbuh paling baik pada suhu 20-27 derajat C. Pada suhu 15 derajat C, akan
terjadi perubahan fisiologis dan morfologis tanaman kelapa. Kelapa akan tumbuh
dengan baik pada rH bulanan rata-rata 70-80% minimum 65%. Bila rH udara
sangat rendah, evapotranspirasi tinggi, tanaman kekeringan buah jatuh lebih awal
(sebelum masak), tetapi bila rH terlalu tinggi menimbulkan hama dan penyakit
(Warisno, 1998).

Pemeliharaan Kelapa

Salah satu aspek dari pemeliharaan kelapa adalah penyiangan gulma yang
dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara manual/mekanik dan secara kimia.
Cara pengendalian gulma secara mekanis meliputi : (1) clean weeding,
pengendalian gulma secara keseluruhan pada areal pertanaman; (2) selecting
weeding, pengendalian gulma pada sekitar tanaman saja (membuat piringan); (3)
piringan digaruk dengan cangkul, rumput-rumputan dibuang kelur piringan,
interval 1 x 1 bulan; (4) stripe weeding, pengendalian gulma secara berjalur
(Suhardiono, 1993).
Pada teknik selecting weeding, penyiangan dilakukan pada piringan
selebar 1 meter pada tahun pertama, pada tahun kedua 1,5 meter, dan tahun ketiga
2 meter. Caranya menggunakan koret atau parang yang diayunkan ke arah dalam,
memotong gulma sampai batas permukaan tanah dengan interval penyiangan 4
minggu sekali pada musim hujan atau 6 minggu-2 bulan sekali pada musim
kemarau (Setyamidjaja, 1986).
Jenis-jenis gulma yang seringkali muncul di areal pertanaman kelapa
diantaranya: ilalang (Imperata cylinddrica), pertumbuhan tinggi dapat mencapai
1-2 meter, penyebaran sangat cepat melalui rhyzoma (rimpang) maupun buahnya
yang bersayap. Teki (Cyperus rotrendus), Lampuyangan (Panium repens),
Pahitan (Paspalum konjugatum), Sembung rambat (Mikania cordata); tanaman ini
mengeluarkan racun kepada tanaman lain melalui cairan akarnya yang dapat
menekan kegiatan bakteri pengikat nitrogen. Tahi ayam (Lantana camara),
Kipahit (Euphathorium odorotum); tanaman ini dapat mencapai ketinggian 4-5
meter dan berbentuk belukar (Suhardiono, 1993).
BAHAN DAN METODE

Tempat Pelaksanaan
Praktikum ini dilaksanakan di Areal Pertanaman Kelapa Menghasilkan
Kebun Percobaan Cikabayan, Institut Pertanian Bogor. Praktikum ini dimulai
pukul 07.00 – 10.00 WIB pada tanggal 29 Maret 2010.

Bahan dan Alat

Bahan tanaman yang digunakan pada praktikum ini adalah tiga pohon
tanaman kelapa belum menghasilkan. Peralatan yang digunakan pada praktikum
ini berupa perlengkapan budidaya umum, seperti dua buah parang, dua buah
kored, dan dua buah cangkul.

Metode Kerja

Setiap kelompok pada praktikum ini mendapatkan tiga tanaman kelapa


menghasilkan untuk dilakukan pemeliharaan. Kegiatan pemeliharaan/sanitasi
tanaman terdiri dari pembersihan batang kelapa dari pelepah kering dan
membersihkan gulma yang melilit tanaman.
Pemeliharaan juga dilakukan pada piringan kelapa. Piringan dibersihkan
dari gulma. Gulma dan serasah tanaman disingkirkan dari piringan dan dibuang ke
gawangan mati.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Praktikum

Perhitungan Prestasi Kerja


Diketahui : Luas Piringan = 3.14 x 1,2 m x 1,2 m = 4,522 m2
Luas 3 Piringan = 3 x 4,522 m2 = 13,566 m2
Waktu Kerja = 18 menit = 0.3 jam
Jumlah Pekerja = 4 orang
Ditanya : Prestasi Kerja = ?
Jawab : Luas Lahan Pemeliharaan = 13,566 m2
Luas Lahan/orang = 13,566 m2 : 4 orang = 3,392 m2/orang
Prestasi kerja
Standar Orang Kerja/hari = 7 jam/HK
Prestasi Kerja (PK) = 7 jam/HK x 3,392 m2 = 79,147 m2/HK
0,3 jam
= 0,0079147 ha/HK
= 126,347 HK/ha

Pembahasan Praktikum

Kegiatan Pemeliharaan
Pada praktikum ini dilakukan pemeliharaan tanaman kelapa menghasilkan.
Pemeliharaan berupa kegiatan pembersihan tanaman dan pembabatan gulma di
areal piringan tanaman.
Kegiatan pembersihan/sanitasi tanaman dilakukan dengan melakukan
pemotongan pelepah kering dan tidak produktif serta pembersihan gulma yang
melilit tanaman. Pelepah yang kering lama-kelamaan akan menjadi busuk dan
dapat mnjadi sumbr hama dan penyakit bagi tanaman utama, sementara pelepah
yang tidak produktif lagi dapat menghambat pertumbuhan tanaman jika dibiarkan
karena bersaing dalam pemanfaatan hara sehingga kedunya harus dipotong dan
dibuang. Gulma yang melilit pada tanaman kelapa juga harus dibersihkan agar
tidak bersaing dalam pemanfaatan hara dan sarana tumbuh lainnya yang dapat
menghambat pertumbuhan kelapa.
Ada tiga kriteria dalam melakukan pengendalian gulma, yaitu W0 (piringan
dan jalan bersih dari gulma dan LCC), W1 (areal gawangan murni LCC), dan W2
(areal hanya boleh tumbuh LCC dan gulma lunak). Pembabatan/pengendalian
gulma pada praktikum ini dilakukan di areal piringan tanaman kelapa dengan
kriteria W0. Kriteria W0 digunakan pada piringan untuk mencegah persaingan
sarana tumbuh antara tanaman dan gulma serta memudahkan kegiatan pemanenan
dan pemliharaan lain seperti pemupukan. Pengendalian gulma piringan dilakukan
secara manual menggunakan cangkul, parang, dan kored. Jari-jari piringan yng
dibersihkan ± 1,2 meter sehingga luas piringan untuk setiap tanaman yang
dibersihkan ± 4,522 m2.

Kebutuhan Tenaga Kerja dan Waktu Pengendalian Gulma


Pada praktikum ini empat orang tenaga kerja (mahasiswa kelompok 2B)
mendapatkan pekerjaan membersihkan gulma pada piringan tiga tanaman kelapa
menghasilkan. Luas total piringan yang harus dibersihkan oleh empat pekerja
sekitar 13,566 m2 sehingga masing-masing pekerja mendapatkan luas lahan 3,392
m2. Total luas piringan tersebut dapat dikerjakan oleh kelompok 2B selama 18
menit sehingga prestasi kerjanya adalah 7,195 m2/HK. Melalui nilai prestasi kerja
tersebut dapat diketahui kebutuhan tenaga kerja dan waktu untuk mengendalikan
gulma piringan dalam satuan hektar. Jika prestasi kerja tersebuut dikonversi
dalam satuan hektar, prestasi kerja yang diperoleh adalah 0,0079147 ha/HK atau
126,347 HK/ha. Prestasi kerja 0,0079147 ha/HK maksudnya adalah setiap
pekerja dalam satu hari kerjanya dapat membersihkan gulma dengan luas sekitar
0.0079 hektar sehingga kebutuhan tenaga kerja untuk menyelesaikan pembersihan
gulma satu hektar dalam satu hari kerja sekitar 127 pekerja. Arti dari prestasi kerja
126,347 HK/ha, yaitu satu hektar lahan dapat dibersihkan gulmanya dalam waktu
± 127 hari kerja oleh satu pekerja.
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kegiatan pemeliharaan kelapa meliputi sanitasi tanaman, pengendalian
gulma, dan pemupukan. Sanitasi tanaman dimaksudkan untuk membersihkan
tanaman dari pelepah kering atau mati yang memungkinkan sebagai sumber hama
dan penyakit serta membersihkan tanaman dari gulma yang melilitnya yang dapat
menjadi pesaing dalam memanfaatkan sarana tumbuh. Pengendalian gulma
meliputi pengendalian piringan dan gawangan. Pengendalian gulma piringan
dimaksudkan untuk mencegah persaingan sarana tumbuh antara gulma dengan
tanaman kelapa serta memudahkan pemanenan dan kegiatan pemeliharaan
lainnya. Kebutuhan tenaga kerja dan waktu untuk menyelesaikan kegiatan
pemeliharaan berupa sanitasi tanaman dan pembersihan gulma piringan sekitar
127 pekerja/ha/hari dan 127 hari/ha/pekerja.

B. Saran
Pada praktikum ini peralatan yang digunakan goyah dan kurang tajam
sehingga menghambat pekerjaan pemeliharaan. Sebaiknya dilakukan
pemeriksaaan peralatan budidaya sebelum digunakan dan dilakukan perbaikan
jika ada kerusakan sehingga pekerjaan pemeliharaan tidak terhambat.
DAFTAR PUSTAKA

Lubis, A.U. 1992. Kelapa Sawit (Elais guineensis) di Indonesia. Pusat Penelitian
Perkebunan Marihat-Bandar Kuala. Pematang Siantar. 435 hal.

Setyamidjaja, D. 1986. Bertanam Kelapa Hibrida. Kanisius. Yoyakarta. Tanpa


halaman.

Setyamidjadja, D. 1991. Bertanam Kelapa Hibrida. Kanius. Yogyakarta. 119 hal.

Suhardiono, L. 1993. Tanaman Kelapa. Kanisius. Yogyakarta. Tanpa halaman.

Warisno. 1998. Budi Daya Kelapa Kopyor. Kanisius. Yogyakarta. Tanpa


halaman.
LAMPIRAN

LEMBAR KERJA PRAKTIKUM ILMU TANAMAN PERKEBUNAN

MATERI : PEMELIHARAAN KELAPA


LOKASI : KEBUN PERCOBAAN CIKABAYAN
HARI, TANGGAL : SENIN, 29 MARET 2010

KELOMPOK PRAKTIKUM : B REGU : 2


No. Nama NIM Tanda Tangan Keterangan
utamyPraw
1 Uramy Prawati A24070091
ati
2 R. Muhammad Zaenudin A24070175 Rdzaenudin
3 Indah Retnowati A24070179 irent89_
anggayuhli
4 Rizkiana Anggayuhlin A24070180
n

DAFTAR PEMINJAMAN DAN PENGEMBALIAN ALAT


No. Jenis Alat Jumlah Nomor Alat Pengembalian Catatan
1 Cangkul 2
2 Parang 2
3 Kored 2

HASIL KEGIATAN
1. Waktu Kerja = 18 menit = 0,3 jam
2. Perhitungan HOK = 0,3 jam x 4 orang x 1 HOK/7 jam = 0.171 HOK
3. Jawablah pertanyaan yang terdapat dalam penuntun praktikum.

Diperiksa oleh :
Pembimbing/Asisten Praktikum

You might also like