Professional Documents
Culture Documents
Universitas Udayana
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
2016
BAB I
KONSEP
1.1. Ejaan
Ejaan yang disempurnakan adalah ejaan bahasa Indonesia yang berlaku sejak tahun
1972. Ejaan ini menggantikan ejaan sebelumnya, Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi.Ejaan
adalah seperangkat aturan tentang cara menuliskan bahasa dengan menggunakan huruf, Kata,
dan tanda baca sebagai sarananya. Ejaan mengatur keseluruhan caramenuliskan bahasa. Ejaan
merupakan kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasademi keteraturan dan
keseragaman bentuk, terutama dalam bahasa tulis. Keteraturan bentuk akan berimplikasi pada
ketepatan dan kejelasanmakna.
Ruang lingkup EYD mencakup lima aspek yaitu :
a) Pemakaian Huruf
Ejaan bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD) dikenal paling banyak
menggunakan huruf abjad. Sampai saat ini jumlah huruf abjad yang digunakan sebanyak 26
buah.
1. Huruf Abjad. Abjad yang digunakan dalam ejaan bahasa Indonesia terdiri atas
huruf berikut. Nama setiap huruf disertakan disebelahnya.
2. Huruf Vokal. Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri
atas huruf a, i, u, e, dan o. Contoh pemakaian huruf vokal dalam kata.
3. Huruf Konsonan. Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia
adalah huruf yang selain huruf vokal yang terdiri atas huruf-huruf b, c, d, f, g, h, j,
k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.
4. Huruf Diftong. Di dalam bahasa Indonesia terdapat diftong yang dilambangkan
dengan ai, au, dan oi.Contoh pemakaian dalam kata
5. Gabungan Huruf Konsonan. Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat gabungan
huruf yang melambangkan konsonan, yaitu : kh, ng, ny, dan sy. Masing-masing
melambangkan satu bunyi konsonan. Contoh pemakaian dalam kata
b) Penulisan Huruf
Dua hal yang harus diperhatikan dalam penulisan huruf berdasarkan EYD, yaitu:
a) Penulisan Huruf Besar (Kapital)
Kaidah penulisan huruf besar dapat digunakan dalam beberapa hal,yaitu :
A. Digunakan sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.
Misalnya :
i.
ii.
ii.
berhubungan dengan
ii.
ii.
E. Digunakan sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti
nama orang, pengganti nama orang tertentu, nama instansi, dan nama tempat.
Misalnya :
i.
ii.
Ibrahim Naki
ii.
Nofayanti
G. Digunakan sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan nama bahasa.
Misalnya :
i.
bangsa Indonesia
ii.
suku Sunda
H. Digunakan sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya,
dan peristiwa sejarah. Misalnya :
i.
ii.
I. Digunakan sebagai huruf pertama nama geografi unsur nama diri. Misalnya :
i.
ii.
J. Digunakan sebagai huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga pemerintah,
ketatanegaraan, dan nama dokumen resmi, kecuali terdapat kata penghubung.
Misalnya :
i.
Republik Indonesia
ii.
ii.
ii.
M. Digunakan sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat dan
sapaan. Misalnya :
i.
ii.
N. Digunakan sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang
terdapat pada nama badan lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta dokumen
resmi. Misalnya:
i.
Perserikatan Bangsa-Bangsa
ii.
O. Digunakan sebagai huruf pertama semua kata di dalam judul, majalah, surat kabar,
dan karangan ilmiah lainnya, kecuali kata depan dan kata penghubung. Misalnya :
i.
ii.
ii.
B. Menegaskan dan mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, dan kelompok kata.
Misalnya:
i.
ii.
c) Penulisan kata
Ada bebrapa hal yang pelru diperhatikan dalam penulisan kata, yaitu :
1) Kata Dasar. Kata dasar adalah kata yang belum mengalami perubahan
bentuk, yang ditulis sebagai suatu kesatuan. Misalnya, Dia teman baik saya.
2) Kata Turunan (Kata berimbuhan) Kaidah yang harus diikuti dalam
penulisan kata turunan, yaitu :
A. Imbuhan semuanya ditulis serangkai dengan kata dasarnya. Misalnya :
i.
Membaca
ii.
Menulis
Bertepuk tangan
ii.
Sebar luaskan.
Menandatangani
ii.
Keanekaragaman.
D. Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi,
gabungan kata itu ditulis serangkai. Misalnya :
i.
Antarkota
ii.
Mahaadil
c) Kata Ulang. Kata ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda (-). Jenis
jenis kata ulang yaitu :
i.
ii.
iii.
Dwilingga salin suara yaitu pengulangan variasi fonem. Misalnya = Sayur : Sayurmayur
iv.
G. Dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau
daftar.
2) Tanda koma (,). Kaidah penggunaan tanda koma (,) digunakan :
A. Antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.
B. Memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang
didahului oleh kata tetapi atau melainkan.
C. Memisahkan anak kalimat atau induk kalimat jika anak kalimat itu
mendahului induk kalimatnya.
D. Digunakan untuk memisahkan kata seperti : o, ya, wah, aduh, dan kasihan.
E. Memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
F. Dipakai diantara : (1) nama dan alamat, (2) bagian-bagian alamat, (3)
tempat dan tanggal, (4) nama dan tempat yang ditulis secara berurutan.
G. Dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan sen yang
dinyatakan dengan angka.
H. Dipakai antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk
membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga, dll.
3) Tanda Titik Tanya ( ? ). Tanda tanya dipakai pada :
A. Akhir kalimat tanya.
B. Dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang
diragukan atau kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
4) Tanda Seru ( ! ). Tanda seru dugunakan sesudah ungkapan atau pertanyaan yang
berupa
seruan
atau
perintah
yang
menggambarkan
kesungguhan,
ii.
ii.
iii.
iv.
v.
Mengapit kata atau bagian kalimat yang mempunyai arti khusus, kiasan
atau yang belum
ii.
Mengapit judul karangan, sajak, dan bab buku, apabila dipakai dalam
kalimat.
iii.
1.2. Diksi
Diksi ialah pilihan kata. Maksudnya, kita memilih kata yang tepat dan selaras untuk
menyatakan atau mengungkapkan gagasan sehingga memperoleh efek tertentu. Pilihan kata
merupakan satu unsur sangat penting, baik dalam dunia karang-mengarang maupun dalam
dunia tutur setiap hari. Ada beberapa pengertian diksi di antaranya adalah membuat pembaca
atau pendengar mengerti secara benar dan tidak salah paham terhadap apa yang disampaikan
oleh pembicara atau penulis, untuk mencapai target komunikasi yang efektif, melambangkan
gagasan yang diekspresikan secara verbal, membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat
(sangat resmi, resmi, tidak resmi) sehingga menyenangkan pendengar atau pembaca.
Diksi, dalam arti pertama, merujuk pada pemilihan kata dan gaya ekspresi oleh
penulis atau pembicara. Arti kedua, arti diksi yang lebih umum digambarkan dengan kata
seni berbicara jelas sehingga setiap kata dapat didengar dan dipahami hingga kompleksitas
dan ekstrimitas terjauhnya. Arti kedua ini membicarakan pengucapan dan intonasi, daripada
pemilihan kata dan gaya. Harimurti (1984) dalam kamus linguistic, menyatakan bahwa diksi
adalah pilhan kata dan kejelasan lafal untuk memperoleh efek tertentu dalam berbicara di
dalam karang mengarang.
Dalam KBBI (2002: 264) diksi diartikan sebagai pilihan kata yanng tepat dan selaras
dalam penggunaanya untuk menggungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu
seperti yang diharapkan. Jadi, diksi berhubungan dengan pengertian teknis dalam hal karangmengarang, hal tulis-menulis, serta tutur sapa.
Persyaratan Diksi
Ada dua persyaratan yang harus dipenuhi dalam memilih kata-kata, yaitu persyaratan
ketetapan dan kesesuaian. Tepat, artinya kata-kata yang dipilih itu dapat mengungkapkan
dengan tepat apa yang ingin diungkapkan. Di samping itu, ungkapan itu juga harus dipahami
pembaca dengan tepat, artinya tafsiran pembaca sama dengan apa yang dimaksud dengan
penulis. Untuk memenuhi persyaratan ketetapan dan kesesuaian dalam pemilihan kata, perlu
diperhatikan :
a. Kaidah kelompok kata/ frase
b. Kaidah makna kata
c. Kaidah lingkungan sosial
d. Kaidah karang-mengarang
Hal ini di jelaskan satu persatu, sebagai berikut :
a) Pilihan kata sesuai dengan kaidah kelompok kata /frase
Pilihan kata/ diksi yang sesuai dengan kaidah kelompok kata/frase, seharusnya pilihan
kata/diksi yang tepat,seksama, lazim,dan benar.
1. Tepat
Contohnya :
Makna kata lihat dengan kata pandang biasanya bersinonim, tetapi kelompok kata
pandangan mata tidak dapat digantikan dengan lihatan mata.
2. Seksama
Contohnya :
Kata besar, agung, akbar, raya, dan tinggi termasuk kata-kata yang bersinonim. Kita
biasanya
mengatakan hari
besar,
tetapi
kita
tidak
pernah
mengatakan hari agung, hari akbar ataupun hari tinggi. Begitu pula dengan kata jaksa
agung tidak dapat digantikan dengan jaksa besar ataupun jaksa raya, atau pun jaksa
tinggi karena kata tersebut tidak seksama.
3. Lazim
Lazim adalah kata itu sudah menjadi milik bahasa Indonesia. Kata yang tidak lazim
dalam bahasa Indonesia apabila dipergunakan sangatlah akan membingungkan
pengertian saja.
Contohnya :
Kata makan dan santap bersinonim. Akan tetapi tidak dapat mengatakan Anjing
bersantap sebagai sinonim anjing makan. Kemudian kata santapan rohani tidak dapat
pula
digantikan
dengan makanan
rohani.
Kedua
kata
ini
mungkin
tepat
pengelompokannya, tetapi tidak seksama serta tidak lazim dari sudut makna dan
pemakain-nya.
b) Pilihan kata sesuai dengan kaidah makna kata.
A. Berdasarkan bentuk maknanya, makna dibedakan atas dua macam yaitu:
1. Makna Leksikal adalah makna kamus atau makna yang terdapat di dalam kamus.
Makna ini dimiliki oleh kata dasar. Contoh : makan, tidur, ibu, adik, buku
2. Makna Gramatikal adalah makna yang dimiliki kata setelah mengalami proses
gramatikal, seperti proses afiksasi (pengimbuhan), reduplikasi (pengulangan), dan
komposisi (pemajemukan).
Contoh :
Proses afiksasi awalan me- pada kata dasar kotor ; Adik mengotori lantai itu.
Proses reduplikasi pada kata kacang ; Kacang-kacangan merupakan salah satu
sumber protein nabati.
Proses komposisi pada kata rumah sakit bersalin ; Ia bekerja di rumah sakit
bersalin
B. Berdasarkan sifatnya, makna dibedakan atas dua macam:
1. Makna Denotasi adalah makna kata yang sesuai dengan hasil observasi panca
indra dan tidak menimbulkan penafsiran lain. Makna denotasi disebut juga sebagai
makna sebenarnya.
Contoh :
Kepala : organ tubuh yang letaknya paling atas
Besi : logam yang sangat keras
2. Makna konotasi adalah makna kata yang tidak sesuai dengan hasil observasi
pancaindra dan menimbulkan penafsiran lain. Makna konotasi disebut juga sebagai
makna kias atau makna kontekstual.
Contoh :
Ibu kota : pusat pemerintahan
Ibu jari : jari yang paling besar atau jempol
Jamban : kamar kecil
C. Berdasarkan wujudnya, makna dibedakan atas :
1. Makna referensial adalah makna kata yang mempunyai rujukan yang konkret.
Contoh :
meja, baju, membaca, menulis
2. Makna inferensial adalah makna kata yang tidak mempunyai rujukan yang
konkret.
Contoh :
baik, indah, sedih, gembira
D. Berdasarkan cakupan maknanya, perubahan makna dibedakan atas.
1. Meluas, cakupan makna sekarang lebih luas daripada sebelumnya.
Misalnya:
Kata
Berlayar
Dulu
sekarang
Mengarungi laut dengan memakai Mengarungi lautan dengan alat
kapal layar
Putera-puteri Dipakai untuk sebutan anak-anak
2.
apa saja
Sebutan untuk semua anak
raja
laki-laki dan perempuan
Menyempit, cakupan makna sekarang lebih sempit dari pada makna dahulu
Kata
Sekarang
Madrasah
Dulu
Sebutan untuk semua orang
Sekarang
Gelar untuk orang yang
cendikiawan
Sekolah
tinggi
Sekolah yang mempelajari
Hiponim
Menengok,menatap, melirik,menjenguk,melotot
Melati, Anggrek, Sedap Malam
Januari,Februari, Maret
Ayam, Burung, kambing
Pilihan kata akan memberikan imformasi sesuai dengan apa yang dikehendaki. Pilihan
kata dengan kaidah mengarang memiliki kelompok kata yang berpasangan tetap,
pilihan kata langsung dan pilihan kata yang dekat dengar pembaca.
Contoh :
Terdiri dari, terdiri dalam, terdiri atas
Ditemani oleh, ditemani dari, ditemani dengan
Ia menelpon kekasihnya (pilihan kata langsung), Ia memanggil kekasihnya
melalui telepon (pilihan kata yang panjang dan berbelit-belit)
Tidak semua pendengar/pembaca mengerti singkatan balita, KISS, dan
kelompencir.
Pilihan Kata dan Penggunaanya
1. Kata dari dan daripada
Contoh :
Kertas itu terbuat dari kayu jati (keterangan asal)
Peristiwa itu timbul dari peristiwa seminggu yang lalu (keterangan sebab)
Buku itu ditulis dari pengalamanya selama di Jerman (menyatakan alasan)
2. Kata pada dan kepada
Contoh :
Buku catatan saya ada pada Astuti (pengantar keterangan)
Saya ketemu dengan dia pada suatu sore hari. (keterangan waktu)
3. Kata di dan ke
Contoh :
Atik sedang berada di luar kota (fungsi kata depan di)
Di saat usianya suadah lanjut, orang itu semakin malas belajar (keterangan waktu)
4. Kata dan dan dengan
Contoh :
-
penulis serta dapat diterima maksudnya atau arti serta tujuannya seperti yang di maksud
penulis atau pembicara. Kalimat efektif juga merupakan kalimat yang padat, singkat, jelas,
lengkap, dan dapat menyampaikan informasi secara tepat.
Jelas : berarti mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca.
Singkat : berarti hemat dalam pemakaian atau pemilihan kata-kata.
Tepat : berarti sesuai dengan kaidah bahasa yang berlaku.
4. Penekanan
Penekanan merupakan perlakuan khusus pada kata tertentu dalam kalimat sehingga
berpengaruh terhadap makna kalimat secara keseluruhan. Kalimat yang dipentingkan
harus diberi penekanan.
Ada beberapa cara penekanan dalam kalimat:
- Mengubah posisi dalam kalimat, yakni dengan cara meletakkan bagian yang penting
di depan kalimat.
Contoh :
1. Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain
2. Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini.
- Menggunakan partikel; penekanan bagian kalimat dapat menggunakan partikel lah,
-pun, dan kah.
Contoh :
1. Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu.
2. Kami pun turut dalam kegiatan itu.
3. Bisakah dia menyelesaikannya?
- Menggunakan repetisi, yakni dengan mengulang-ulang kata yang dianggap penting.
Contoh :
Dalam membina hubungan antara suami istri, antara guru dan murid, antara orang tua
dan anak, antara pemerintah dan rakyat, diperlukan adanya komunikasi dan sikap
saling memahami antara satu dan lainnya.
- Menggunakan pertentangan, yakni menggunakan kata yang bertentangan atau
berlawanan makna/maksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan.
Contoh :
1. Anak itu tidak malas, tetapi rajin.
2. Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial, tetapi total dan menyeluruh.
5.Kevariasian
Untuk menghindari kebosanan dan keletihan saat membaca, diperlukan variasi dalam
teks. Ada kalimat yang dimulai dengan subyek, predikat atau keterangan. Ada kalimat
yang pendek dan panjang.
a). Cara memulai
Subyek pada awal kalimat.
Dengan adanya subyek pada awal kalimat, maka kalimat-kalimat akan berubah
nadanya.
1) Untuk menyatakan kepastian digunakan kata: pasti, pernah, tentu, sering, jarang,
kerapkali, dan sebagainya.
2) Untuk menyatakan ketidakpastian digunakan : mungkin, barangkali, kira-kira,
rasanya, tampaknya, dan sebagainya.
3) Untuk
menyatakan
kesungguhan
digunakan:
sebenarnya,
sesungguhnya,
makna yang tidak logis, bentuk kata yang tidak sejajar, menggunakan subjek ganda, bentuk
jamak yang di ulang, penggunaan kata depan yang tidak perlu, salah nalar, pengaruh bahasa
daerah atau bahasa asing, dan kontaminasi atau keracunan. Berikut ini mari kita bahas satu
per satu mengenai penyebab kalimat menjadi tidak efektif :
1. Makna tidak logis
Contoh:
- Saya saling bertatapan (tidak efektif).
- Kami saling bertatapan (efektif).
2. Bentuk kata tidak sejajar
Contoh:
- Kiki menonton film itu karena diketahui bahwa film tersebut bagus (tidak efektif ).
- Kiki menonton film itu karena mengetahui bahwa film tersebut bagus (efektif ).
3. Menggunakan subjek ganda
Contoh:
- Novel itu saya sudah baca (tidak efektif).
- Saya sudah membaca novel itu (efektif).
4. Bentuk jamak yang diulang
Contoh:
- Para hadirin dimohon berdiri (tidak efektif).
- Hadirin kami mohon berdiri (efektif).
5. Penggunaan kata depan yang tidak perlu
Contoh:
- Kepada siswa kelas VII-A dimohon berkumpul di aula (tidak efektif).
- Siswa kelas VII-A dimohon berkumpul di aula (efektif).
6. Salah nalar
Contoh:
- Waktu dan tempat kami persilahkan (tidak efektif).
- Bapak penceramah, saya persilakan untuk naik ke podium (efektif).
- Mobil Pak Ivan mau dijual (tidak efektif).
- Mobil Pak Ivan akan dijual (efektif).
7. Pengaruh bahasa daerah atau bahasa asing
Contoh:
- Para tamu undangan sudah pada hadir (tidak efektif).
- Tamu undangan sudah hadir (efektif).
8. Kontaminasi/keracunan
Contoh:
- Nilai ulangan bahasa Inggris Aldi sangat baik sekali (tidak efektif).
- Nilai ulangan bahasa Inggris Aldi baik sekali (efektif).
- Nilai ulangan bahasa Inggris Aldi sangat baik (efektif).
BAB II
PEMBAHASAN
Proses ini ditargetkan segera rampung, karena Kementerian BUMN telah menyelesaikan
penyusunan Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) sebagai dasar hukum.
"PGN nantinya menjadi bagian dari Pertamina. Mau bagaimana caranya, pokoknya jadi
bagian Pertamina. Holdingnya Pertamina," kata Rini di Jakarta beberapa waktu lalu.
Dalam konsep holding energi, lini bisnis akan disatukan. PGN yang memiliki lini usaha di
bidang perdagangan dan infrastruktur gas akan digabungkan dengan anak usaha Pertamina,
PT Pertagas. Syaratnya, PGN telah berada di bawah Pertamina atau payung holding BUMN
energi.
"Pertagas masuk ke PGN, sehingga PGN jadi lebih besar lagi itu, inbreng," ujar Rini.
Rencana akuisisi PGN oleh Pertamina sudah jauh hari muncul, sebelum pemerintahan Joko
Widodo (Jokowi). Saat Dahlan Iskan menjabat Menteri BUMN di era Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono, Pertamina melalui Pertagas diminta mengakuisisi PGN.
Alasannya, kedua BUMN ini kerap 'bentrok' dalam berbisnis, karena memiliki lini usaha
sejenis. Namun, rencana ini batal. Program akuisisi ini dibatalkan oleh Dahlan, dengan alasan
kedua BUMN tersebut telah harmonis, meskipun ada suara-suara penolakan, khususnya dari
parlemen.
Kini, rencana itu muncul lagi namun dengan 'seragam' berbeda yakni program holding sektor
energi. Rini, Menteri BUMN era Kabinet Kerja Jokowi, mengaku Peratura Pemerintah (PP)
pembentukan holding holding sektor energi segera terbit.
"Sudah tahap final, PP-nya sedang diproses di Kemenkum HAM, dalam waktu 1 bulan bisa
masuk," sebutnya
"Nanti kita juga harus melaporkan ini tentunya ke DPR. Tapi prosesnya sedang berjalan
semua. Pada dasarnya itu tadi, kajiannya sudah selesai sudah di Menkeu. Kemarin bicara ke
Kemenkeu yang akan selesai Pertamina dan ada beberapa yang selesai lagi. Nantinya
tentunya akan kita laporkan," jelas Rini.
Dalam draft Rancangan PP tentang Holding BUMN Energi yang diperoleh detikFinance,
terlihat langkah yang akan ditempuh Pertamina sebagai calon induk BUMN energi.
Namun, RPP tersebut justru berbunyi menyatakan soal Penyertaan Modal Negara (PMN) ke
dalam modal perusahaan Pertamina, bukan program holding energi.
Sumber
http://finance.detik.com/read/2016/05/26/074513/3218009/1034/rencana-
pertamina-caplok-pgn-dibalut-program-holding-bumn-energi
No. Kesalahan
Perbaikan
1.
Menteri Badan Usaha Menteri Badan
Milik Negara (BUMN), Milik
Rini
Negara
(BUMN), bahasa
adalah
asing
yang
menyebut PT Pertamina PT
Pertamina
Analisis
Usaha Kata holding
holding
energi.
menjadi
sektor holding
Pertamina
akan akan
mencaplok
atau mengakuisisi
energi. menguasai
karena
menguasai
PT Perusahaan
mencaplok
sektor
Selanjutnya, Selanjutnya,
mengakuisisi
(Persero) Kata
atau untuk
subjek
sebuah
PT instansi pemerintah.
Gas
Negara
Tbk (PGN).
Proses ini ditargetkan Proses
ini
rampung
Kementerian
telah
Peraturan
3.
sehinnga
diganti
karena baku,
Peraturan rampung
sebagai
koma
setelah
dihilangkan
menjadi
kalimat
jauh
hari
padu.
hukum
Rencana akuisisi PGN Rencana akuisisi PGN oleh Kata
hari
muncul, sebelum
pemerintahan Joko
pemerintahan hemat.
Widodo
(Jokowi). setelah
Tanda
kata
koma
muncul
Dahlan
Dahlan
Iskan dihapus
Menteri BUMN
di
era
Presiden
Bambang Susilo
Bambang
PGN.
Alasannya,
BUMN
Pertamina
diminta
4.
kedua Hal
ini
ini
dalam dalam
berbisnis,
karena bidang
memiliki
karena,
'bentrok'
lini
berbisnis
yang
akuisisi
ini
oleh
batal.
bentrok
diganti
ini karena
memiliki
Dahlan usaha
sejenis
menjadi
menjabat
Susilo
agar
Dahlan,
dengan kedua
BUMN
lini
menjadi
bidang
yang
Dahlan
Iskan
ada
penolakan,
khususnya
5.
muncul
lagi
dengan
dengan
diganti
dari
parlemen.
Kini,
rencana
Kata
alasan
karena
menganggap
sehingga
menjadi padu.
itu Kini, rencana itu muncul Kata seragam diganti
namun lagi
namun
'seragam' tampilan
yang
program
berbeda Kata
holding
ditulis
holding miring.
holding sektor energi. sektor energi. Rini, Menteri Kata mengaku diganti
Rini, Menteri BUMN BUMN era Kabinet Kerja menjadi
era
Kabinet
Jokowi,
Peratura
(PP)
Kerja Jokowi,
menyatakan
holding
menyebutkan, Kata
Rini
sebaiknya
melaporkan ini kepada ini kepada DPR. Namun di ia untuk menghemat kata.
DPR. Namun Rini di lain sisi ia sedang memiliki Perlu ditambahkan kata
lain
sisi
sedang hubungan
yang
memiliki
kurang
harmonis pasca
putusan
II.
Dalam draft Rancangan Dalam
PP
tentang
BUMN
Rancangan
Energi
yang Energi
dihilangkan
ditempuh ditempuh
dan
calon
induk sama
dengan
rancangan.
tersebut Kata
kata
berbunyi
menyatakan
Penyertaan
Negara
kata
untuk
(PMN)
dalam
perusahaan
ke perusahaan
modal bukan
Pertamina, energi
Pertamina, menyatakan
program
holding bersinonim
kata
yang
dengan
berbunyi .
energi
DAFTAR PUSTAKA
http://finance.detik.com/read/2016/05/26/074513/3218009/1034/rencana-pertamina-caplokpgn-dibalut-program-holding-bumn-energi
http://meitadwicipta.blogspot.co.id/2014/10/penggunaan-ejaan-yang-disempurnakaneyd.html
http://imstuff-it.blogspot.co.id/2014/10/kalimat-efektif.html
http://meitadwicipta.blogspot.co.id/2014/10/penggunaan-ejaan-yang-disempurnakaneyd.html
http://rezkiiqkye.blogspot.co.id/2013/01/makalah-diksi-pemilihan-kata.html